Ringkasan Eksekutif Berdasarkan kontrak kerjasama antara PT. Erna Djuliawati dengan Indonesian Resources Institute yang mewakili sebuah kelompok kerja yang melakukan revisi toolkit HCVF versi Indonesia tentang High Conservation Value Forest (HCVF). Pada bulan September 2007 telah dilakukan kegiatan identifikasi nilai konservasi tinggi (NKT) terhadap kawasan hutan alam produksi seluas 184.206 ha milik PT. Erna Djuliawati yang terletak di Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan, Propinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengindentifikasi dan menganalisa kawasan hutan bernilai konservasi tinggi di areal PT. Erna Djuliawati ,dengan memperhatikan aspek fisik kawasan, keanekaragaman hayati, ekologi dan sosial budaya, serta menetapkan sebaran nilai-nilai konservasinya; diharapkan dari kegiatan ini menghasilkan data dasar untuk pemetaan kawasan yang menunjukkan prioritas kawasan yang bernilai konservasi tinggi dan dapat memberikan rekomendasi yang diharapkan menjadi dasar dalam pengelolaan, dan monitoring kawasan NKT yang telah teridentifikasi. Identifikasi dan analisis kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi pada areal PT.Erna Djuliawati dilakukan dengan merujuk pada Toolkit HCVF/KBKT versi Indonesia baru versi tahun 2007 yang dikembangkan oleh sebuah konsorsium yang dikoordinatori oleh The Indonesian Resources Institute. Dari hasil observasi lapangan dan analisis yang telah dilakukan,di dalam areal PT.Erna Djuliawati terdapat 3 kelompok kawasan hutan yang dikategorikan dengan ; 1) kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi (KBKT); 2) kawasan hutan berpotensial memiliki nilai konservasi tinggi (potensial KBKT); 3) kawasan hutan yang tidak memiliki nilai konservasi tinggi (non KBKT). Untuk kategori kawasan yang bernilai konservasi tinggi, PT. Erna Djuliawati merupakan bagian dari landskap yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses dan dinamika ekologi secara alami , juga merupakan bagian dari landskap yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus (berkesinambungan) , serta merupakan bagian dari landskap yang berisi populasi spesies alami yang mampu bertahan hidup dan memiliki habitat bagi spesies yang jarang atau langka. Kondisi ini menjadikan posisi unit manajemen memegang peranan yang cukup penting secara landskap,sehingga dalam pengelolaan hutannya perlu memperhatikan aspek lingkungan, menekan kerusakan hutan/ekosistem/habitat bagi keberadaan tumbuhan dan satwaliar yang dilindungi. Penggunaan sistem Reduce Impact Logging (RIL) yang akurat dan benar perlu dilakukan mulai dari proses perencanaan, survey potensi, perencanaan penebangan, penebangan (pembukaan jalan utama, penyaradan, pengangkutan) dan monitoringnya di semua kegiatan yang seperti tercantum dalam sistem silvikultur yang digunakan saat ini. PT.Erna Djuliawati merupakan bagian intrinsik dari suatu landskap penting sebagai pemasok kebutuhan air bersih dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir, penting untuk pengendalian erosi dan sedimentasi dan kegiatan ekowisata. Kondisi ini menjadikan posisi unit manajemen penting sebagai pengatur tata air dan pengendali erosi serta banjir, sehingga perlu penggunaan sistem yang akurat dan berdampak lingkungan yang rendah (reduce impact logging) dalam pengelolaan hutannya. Secara budaya areal PT.Erna Djuliawati mempunyai fungsi yang tidak tergantikan dalam membentuk identitas budaya khas komunitas lokal, ini dikarenakan hampir sebagaian besar dari masyarakat yang ada di dalam dan sekitar kawasan mempunyai keterkaitan budaya dengan hutan yang x ada di dalam areal ini, hal tersebut ditunjukan dengan penemuan situs-situs, tempat keramat dan pemujaan serta hutan adat yang terdapat didalam areal PT.Erna Djuliawati. Untuk kategori kawasan hutan berpotensial memiliki nilai konservasi tinggi areal PT.Erna Djuliawati memiliki potensi yang cukup besar sebagai kawasan bernilai konservasi tinggi yang secara landskap atau bagian kecil dari landskap (ekosistem) merupakan bagian intrinsik dari fungsi yang tidak tergantikan sebagai sumber penghidupan bagi komunitas lokal. Untuk kategori bukan merupakan kawasan bernilai konservasi tinggi PT.Erna Djuliawati bukan merupakan bagian dari landskap yang menyediakan fungsi pendukung bagi kawasan/areal yang dilindungi, tidak memiliki ekosistem yang jarang atau langka, dan tidak memiliki habitat tempat hidup sekumpulan spesies dalam jumlah yang signifikan atau habitat penting yang digunakan secara temporer. Di dalam areal PT.Erna Djuliawati juga tidak ketemukan ekosistem hutan berawan, ekosistem riparian, kawasan Karst, lahan Basah (lahan gambut, hutan rawa gambut, hutan rawa, danau). Dan secara budaya areal PT.Erna Djuliawati bukan merupakan bagian intrinsik dari suatu landskap yang memiliki fungsi penting untuk identitas budaya tradisional/khas komunitas lokal Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka dibawah ini diberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan panduan bagi PT. Erna Djuliawati dalam membuat rencana pengelolaan. 1. Penyusunan RKPH untuk semua kegiatan pengelolaan kawasan areal PT.Erna Djuliawati harus berdasarkan prinsip-prinsip HCVF/KBKT. 2. Untuk kawasan-kawasan didalam areal PT.Erna Djuliawati yang jelas teridentifikasi sebagai kawasan KBKT perlu adanya sistem dan rencana pengelolaan yang tepat dan berpegang pada prinsip kehati-hatian yang dapat menjamin keberlangsungan fungsi kawasan-kawasan tersebut sebagai kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi/lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi. 3. Untuk kawasan-kawasan didalam areal PT.Erna Djuliawati yang berpotensi sebagai kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi, seperti ekowisata dan kawasan yang mempunyai fungsi penting sebagai sumber penghidupan bagi komunitas lokal. Dalam pengelolaannya harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan tetap diperlakukan sama seperti wilayah yang mempunyai nilai konservasi tinggi. 4. Untuk kawasan-kawasan didalam areal PT.Erna Djuliawati yang teridentifikasi sebagai kawasan bukan KBKT, pengelolaannya harus menggunakan sistem yang ramah lingkungan dan menekan tingkat kerusakan ekosistem/habitat. Kawasan-kawasan ini tidak dapat dipisahkan dengan wilayah lainnya karena terdapat dalam suatu landskap yang penting dan terkait satu-sama lainnya dengan kawasan yang mempunyai nilai konservasi tinggi. xi