Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Pengantar

advertisement
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Pengantar
Keluarga adalah lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah. Di dalam keluarga awal
pertumbuhan umat Allah terjadi, baik pertumbuhan jasmani maupun pertumbuhan rohani.
Keluarga bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting
bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota
keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap
keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila
setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat.
Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa juga
terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga adalah salah
satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga Kristen, untuk
melengkapi pertumbuhan alamiahnya.
“Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga” merupakan tema Masa Perayaan
Hidup Berkeluarga tahun 2013 ini. Melalui tema ini diharapkan keluarga-keluarga Kristen di
GKSBS pada tahun ini dapat: pertama “Menyadari pentingnya menjadi keluarga yang diberkati
dan memberkati,” kedua “Menjadikan keluarga sebagai sekolah iman bagi setiap anggotanya,”
ketiga “Menemukan buah-buah perjuangan iman dari beberapa keluarga yang ada dalam
Alkitab dan dari keluarganya sendiri,” keempat “Menjaga agar Firman Tuhan tidak hilang dalam
keluarganya.” Keempat sub tema tersebut akan dibahas dan dihayati dalam keempat minggu
dengan berbagai kegiatan yang akan kita lakukan, seperti Ibadah Minggu, renungan keluarga,
PA Kelompok, sarasehan, dan aktivitas mingguan. Diakhiri dengan ibadah penutup yang
mengusung sub tema “Menjadi Keluarga Yang Melayani Tuhan”.
Tema dan sub tema tersebut hendaknya diletakkan di bawah terang tema besar Sinode
GKSBS “Berapa Banyak Roti Yang Ada Padamu, Cobalah Periksa!” dan sub tema “Panggilan
persaudaraan untuk hidup berbagi dan bermartabat dalam rumah bersama.” Adapun jadwal
MPHB tahun ini diatur sebagai berikut:
Tanggal
Kegiatan
Keterangan
Minggu,
6 Okt 2013
Selasa,
8 Okt 2013
Kamis,
10 Okt 2013
Jumat,
11 Okt 2013
Sabtu/ Minggu
12/13 Okt 3
Minggu,
13 Okt 2013
Selasa,
15 Okt 2013
Kamis,
17 Okt 2013
Sabtu/Minggu
19-20 Okt 13
Minggu,
20 Okt 2013
Selasa,
22 Okt 2013
Kamis,
24 Okt 2013
Ibadah Pembukaan MPHB
Materi menggunakan bahan khotbah pembukaan MPHB
Renungan keluarga
Pemahaman Alkitab (PA)
Materi menggunakan bahan
renungan 1 MPHB.
Materi menggunakan panduan PA 1 MPHB
Sarasehan
Materi menggunakan bahan sarasehan MPHB
Aktivitas 1
Aktivitas Anak: Pesona Kreasi Anak
Ibadah Minggu
Renungan keluarga
Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu
15 Oktober 2013
Materi menggunakan bahan renungan 2 MPHB
Pemahaman Alkitab (PA)
Materi menggunakan panduan PA 2 MPHB
Aktivitas 2
Aktivitas Pemuda Remaja: Talk Show
Ibadah Minggu
Renungan keluarga
Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu
20 Oktober 2013
Materi menggunakan bahan renungan 3 MPHB
Pemahaman Alkitab (PA)
Materi menggunakan panduan PA 3 MPHB
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -1-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Sabtu/Minggu
26/27 Okt 11
Minggu,
27 Okt 2013
Selasa,
29 Okt 2013
Kamis,
31 Okt 2013
Sabtu/Minggu
2/3 Nov 13
Minggu,
3 Nov 2013
Minggu,
3 Nov 2013
Aktivitas 3
Aktivitas untuk Bapak/Ibu (Pasutri|)
Ibadah Minggu
Pemahaman Alkitab (PA)
Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu
27 Oktober 2013
Materi menggunakan bahan
renungan 4 MPHB
Materi menggunakan panduan PA 4 MPHB
Aktivitas 4
Aktivitas untuk keluarga
Ibadah Penutupan
Materi khotbah
Penutupan MPHB
Perjamuan Kasih
Renungan keluarga
Aktivitas 5
menggunakan
bahan
khotbah
Persembahan Syukur MPHB 2013, kami mengusulkan agar:
1. Pada Ibadah Pembukaan, didakan persembahan khusus. Hasil persembahan tersebut dapat
digunakan oleh Jemaat untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan pelaksanaan MPHB 2013.
2. Pada Ibadah Penutupan, dihimpun persembahan khusus dan hasil persembahan ini dikirim ke
Sinode GKSBS untuk biaya penerbitan-penerbitan materi pelayanan di Sinode GKSBS.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis, yang terdiri dari Pdt. Em. Slamet Raharjo
(Klasis Kota Bumi), Pdt. Kardinah Isa Anggraeni (Klasis Metro), Pdt. Joko Nawanto (Klasis Tulang
Bawang), Pdt. A.T. Hariyanto (Klasis Bandarjaya), Pdt. Karel Eka Putra Barus (Klasis Pugung Raharjo) dan
Sdr. Dede Suprapto (mahasiswa STT Bandung). Mereka ber-enam mewakili generasi yang berbeda,
mulai dari mahasiswa theology, pendeta yunior, pendeta senior sampai pendeta emeritus.
Kiranya seluruh jemaat se Sinode GKSBS berkenan menggunakan bahan MPHB 2013 ini sebagai
upaya bersama merekayasa pertumbuhan keluarga, pertumbuhan jemaat dan pertumbuhan tubuh
Kristus, mencapai cita-cita bersama sebagaimana tertuang dalam Tema Sinode GKSBS 2010-2015.
Selamat Merayakan Hidup Berkeluarga demi kemuliaan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Metro, Agustus 2013
Majelis Pekerja Sinode GKSBS
Pdt. Christya Prihanto Poetro, M.Th.
Sekretaris
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -2-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Daftar Isi
1.
Pengantar
1
2.
Dartar Isi
3
3.
Kotbah Pembukaan MPHB 2013
4
4.
Sarasehan
6
5.
Renungan Keluarga 1
8
6.
Pemahaman Alkitab (PA) 1
9
7.
Panduan Aktifitas Anak
10
8.
Kotbah Minggu 2
11
9.
Renungan Keluarga 2
14
10. Pemahaman Alkitab (PA) 2
16
11. Panduan Kegiatan Pemuda Remaja
17
12. Kotbah Minggu 3
18
13. Renungan Keluarga 3
20
14. Pemahaman Akitab (PA) 3
21
15. Panduan Kegiatan Bapak dan Ibu
22
16. Kotbah Minggu 4
23
17. Renungan Keluarga 4
26
18. Pemahaman Alkitab (PA) 4
28
19. Panduan Kegiatan Keluarga
29
20. Kotbah Penutupan MPHB 2013
30
***
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -3-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
KHOTBAH PEMBUKAAN
Minggu, 06 Oktober 2013
KELUARGA YANG DIBERKATI DAN MEMBERKATI
Bacaan: Mazmur 133
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Dalam acara resepsi pernikahan sering ada ular-ular atau petuah kepada pengantin
agar menjalani pernikahan seperti mimi amituno. Mimi adalah sejenis binatang kecil yang
hidup di air; mituno artinya kawin. Mimi yang sedang kawin itu terus nempel kemana pun
pergi. Maksud dari petuah tersebut ialah supaya pengantin menjadi suami-isteri yang
rukun, tak terpisahkan sampai hari tua. Suami-isteri yang rukun sampai hari tua tentunya
menjadi cita-cita setiap pasangan muda-mudi yang hendak membangun rumah tangga. Itu
juga menjadi keinginan kedua orang tua, juga menjadi harapan sanak saudara, temanteman, tetangga dan masyarakat. Alangkah indah dan bahagia rumah tangga yang rukun.
Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus
Pada bulan Oktober ini keluarga-keluarga GKSBS diajak kembali menghayati hidup
berkeluarga. Minggu ini, kita menghayatinya dibawah terang firman Allah melalui
mazmur 133. Pemazmur mengawali syair ini dengan kata-kata: “Sungguh, alangkah
baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Kata diam
bukan berarti diam tidak bergerak, melainkan tinggal bersama. Ini harapan pemazmur dan
fakta yang dilihatnya. Saudara-saudara yang tinggal bersama dengan rukun itu adalah baik
dan indah. Ia menghargai, memuji keluarga yang hidup dengan rukun. Kerukunan antar
saudara-saudara laki-laki dalam keluarga Israel zaman dulu sangat penting, karena dengan
hidup rukun dapat saling bekerjasama mengerjakan tanah pertanian merereka sehingga
keluarga dapat memproduksi hasil pertanian yang baik. Itulah baiknya saudara-saudara
yang tinggal bersama dengan rukun. Kerukunan keluarga itu dilihat indah oleh siapapun
yang menyaksikannya.
Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Pemazmur mengkiaskan kerukunan keluarga dengan dua gambaran yaitu: Pertama,
dilukiskan seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut Harun dan ke leher
jubahnya. Ini mengingatkan tentang penobatan Harun sebagai imam besar; ia diurapi
dengan minyak urapan yang wangi oleh Musa (Imamat 8:12). Harun diurapi dengan
minyak khusus tahbisan untuk memperlihatkan bahwa Allah telah memilih Harun menjadi
imam besar. Aroma wangi minyak urapan yang meleleh hingga kejanggut panjang Harun
dan leher jubahnya tentulah semerbak ke sekeliling. Demikianlah, semerbak harum
mewangi keluarga yang rukun. Orang lain yang melihatnya senang, dan memujinya.
Kedua, kerukunan dilukiskan seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion. Sesungguhnya gunung Hermon ada di Palestina utara, jauh dari
tanah Yehuda di mana ada gunung-gunung Sion. Mungkinkah embun gunung Hermon
yang jauh di utara menetes ke gunung-gunung Sion yang berada jauh di selatan? Pada
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -4-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
kenyataannya pasti tidak mungkin. Tetapi Daud memberikan gambaran tersebut untuk
menjelaskan bahwa berkat Allah itu melimpah ruah, yang mengalir kemana-mana.
Demikianlah berkat TUHAN yang diberikan kepada keluarga yang rukun. Ya, keluarga
yang hidup rukun akan diberkati TUHAN dan menjadi saluran berkat bagi keluargakeluarga lain. Itulah kabar gembira yang diberitakan pemazmur. Persaudaraan yang
rukun itu baik dan indah serta diberkati TUHAN.
Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Bagaimana dengan keluarga kita masing-masing? Sudahkah terwujud keluarga yang
rukun? Jika sudah rukun, puji TUHAN! Tetapi jika masih ada yang hidup dalam
perselisihan, pertengkaran antara suami-isteri, antara anak-anak, antara menantu dengan
mertua, wah…mari prihatin dan bertobat. Pertengkaran dalam keluarga, pertengkaran
antar saudara bukan bagai minyak wangi yang beraroma harum, melainkan seperti minyak
jelantah yang berbau tengik. Orang lain yang melihatnya tidak suka dan akan mencibir,
mencemooh.
Dewasa ini kerukunan seperti menjadi barang yang mahal; karena orang mudah
tersinggung, mementingkan diri sendiri, golongan sendiri maka kata mufakat untuk
kerukunan sulit terwujud; yang terjadi adalah tawuran antar pelajar/mahasiswa, antar
warga desa, antar oknum anggota DPR, bahkan perkelahian antar oknum aparat kemanan.
Karena itu masyarakat, bangsa dan negri kita masih jauh dari rasa aman apa lagi adil dan
makmur. Negara RI yang oleh Ki Dalang sering disebut sebagai negara yang subur
makmur tata titi, tentren kerta tur raharjo mana wujudnya? Semua itu hanya mimpi. Kita
memang masih terus bermimpi menuju keluarga, masyarakat, bangsa yang rukun aman dan
damai yang diberkati TUHAN.
Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus
Dalam situasi masyarakat yang masih jauh dari rasa aman tenteram, rukun dan
damai kita tidak boleh pesimis ataupun patah semangat! Justru dalam situasi yang
demikian kita sebagai manusia baru yang telah dirukunkan dengan Allah oleh penebusan
Tuhan Yesus Kristus harus termotivasi, tergerak untuk dengan sungguh mewujudkan
kerukunan itu. Dari mana memulai? Ya dari diri masing-masing, dari keluarga kita
masing-masing. Keluarga Kristen sebagai “jemaat terkecil” terpanggil untuk menabur,
menyemai, menumbuh-kembangkan jiwa dan semangat persaudaraan yang rukun. Namun
kerukunan persaudaraan bukan tujuan, melainkan sebagai syarat atau kondisi untuk
mengalirnya berkat TUHAN yang bukan untuk dinikmati sendiri. Berkat TUHAN yang
kita terima juga harus dibagi untuk kehidupan bersama yang lebih luas agar terwujud
syalom (damai sejahtera) sebagai bukti kehadiran Kerajaan Allah.
Mulai dari keluarga kita masing-masing kita taburkan, kita tanamkan, kita
tumbuhkembangkan iman yang berbuah perbuatan nyata untuk terus membangun GKSBS
sebagai Rumah Bersama dalam Persaudaraan yang berbagi. Selamat memulai Masa
Penghayatan Hidup Berkeluarga. TUHAN memberkati. Amin. [SR]
AYAT DAN NYANYIAN LITURGI
Ny.Persiapan
Ayat Pembimbing
Ny. Pujian
Hukum Kasih
Ny. Pengakuan dosa
Berita anugrah
Ny. Peneguhan
Ny. Menyambut firman
Ny. Merespon firman
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PKJ.6:1-3
Mazmur 128:1-6
KJ. 16:1-4
Matius 22:37-40
PKJ. 151:1-3
Efesus 2:4-8
KJ.392: 1-3
PKJ.15
PKJ. 286:1-3
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -5-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Ayat Persembahan
Ny. Persembahan
Ny. Penutupan
: Amsal 3:9-10
: PKJ. 148:1 dsc.
: KJ. 249:1-3
***
BAHAN SARASEHAN
IMAN DIBENTUK DAN DIDEWASAKAN DALAM KELUARGA (ID4K)
A. Pendahuluan
Iman dibentuk dan didewasakan dalam keluarga. Di dalam keluarga awal pertumbuhan
umat Allah terjadi, baik pertumbuhan jasmani maupun pertumbuhan rohani. Keluarga
bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi
pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota
keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila
setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang
kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus
yang kuat. Bila keluarga-keluarga bertumbuh, jemaat (gereja) akan bertumbuh, bila jemaat
(gereja) bertumbuh maka tubuh Kristus akan bertumbuh.
Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa
juga terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga
adalah salah satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga
Kristen, untuk melengkapi pertumbuhan alamiahnya.
Sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga dimaksudkan sebagai ajang, wadah atau
sarana bagi jemaat untuk “urun rembuk”, sumbang saran, curah pendapat, serta berbagi
pengalaman, pemikiran, serta masukan bagi terwujudnya pembentukan dan pendewasaan
iman melalalui keluarga. Dan sarana bagi gereja untuk mendapat masukan berharga bagi
program pembangunan keluarga di masa yang akan datang.
B. Pentingnya Keluarga
Keluarga adalah ‘institusi’ pertama yang didirikan Allah. Sebelum Allah mendirikan
lembaga-lembaga yang ada dimuka bumi ini (termasuk gereja), terlebih dahulu Allah
mendirikan lembaga yang bernama keluarga (Kej.2:18-25). Allah menciptakan Adam dan
Hawa serta mempersatukan keduanya menjadi sebuah keluarga. Didalam institusi pertama
dan utama inilah, iman disemaikan, agar tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
Keluarga Kristen di dunia merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah.
Perhatikan penetapan Allah pada Kej.12:3. Melalui berkat Allah kepada Abraham
sekeluarga, seluruh bumi akan diberkati. Dalam sebuah keluarga anak-anak merupakan
bagian dari Perjanian Allah (Kej.1:28; Ul.4:9-10; 6: 7-9; Yos.24:15). Anak-anak merupakan
pernyataan berkat Allah (Maz.127:3-5; 1Sam.1:10-11). Anak-anak adalah milik pusaka dari
pada Tuhan (Maz.127:3). Anak adalah mahkota orang tua (Ams.17:6). Menurut Tuhan
Yesus, anak-kecil adalah model untuk menerima kerajaan Sorga (Mat.18:1-4). Tuhan
Yesus merindukan kehadiran anak-anak (yang oleh murid-murid dianggap pengganggu)
dan memberkati mereka (Mk.10:13-16); serta menyembuhkan mereka (Luk.9:37-43).
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -6-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Keluarga Kristen di dunia merupakan miniatur keluarga Allah. Itulah sebabnya
keberhasilan kita membangun keluarga Kristen dengan benar, pada saat yang sama
merupakan kesaksian akan keluarga Allah di dunia ini. Sebaliknya, jika kita gagal
membangun keluarga, maka sebagai anak-anak Allah, kita juga telah gagal menunjukkan
keindahan keluarga Allah. Dalam relasinya dengan umat, Allah menggambarkan dirinya
sebagai bapa dan ibu, sedangkan kita adalah anak-anakNya (Ef.3:14-15; Maz.103:13;
Yes.66:13).
C. Pembentukan dan Pendewasaan Iman.
Sesungguhnya, pembentukan dan pendewasaan iman dimulai ditengah-tangah
keluarga. Anak-anak hendaknya diajar dan didorong untuk menerapkan semua nilai-nilai
luhur sebagaimana diajarkan oleh firman Tuhan, dan menjauhkan segala hal yang dilarang
Tuhan. Contoh, anak yang mampu mentaati otoritas orang tua, akan mampu mentaati
otoritas guru di sekolah. Demikian sebaliknya. Anak yang belajar mengasihi dan
menyangkali diri di rumah, akan menjadi modal yang baik dalam pergaulannya.
Sebaliknya, anak yang egois dan selalu menang sendiri, akan mengalami kesulitan di
masyarakat.
Pembentukan iman anak dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Faktor keluarga. Keberadaan anak ditengah-tengah keluarga besarnya akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan imannya. Pola pendidikan, kebiasaan-kebiasaan, serta
keteladanan empat kakek/nenek, dua orang tua, bibi dan paman, saudara sepupu, dll.
turut ambil bagian dalam mewarnai pertumbuhan iman.
2. Faktor sekolah. Sistim pendidikan yang diterapkan, nilai-nilai yang diajarkan, kebiasaankebiasaan yang dibangun, serta pola dan gaya hidup yang diteladankan di sekolah ikut
membentuk dan mendewasakan iman.
3. Faktor lingkungan. Jenis, tempat dan teman bermain anak-anak, juga turut andil bagi
kedewasaan iman.
Keluarga-keluarga Kristen merupakan tempat yang efektif bagi persemaian,
pertumbuhan dan pendewasaan iman, karena sebagian besar waktu anak-anak berada
dalam keluarga. Dalam pembentukan dan pendewasaan iman, dari generasi ke generasi
senantiasa mengalami tantangan yang beragam. Tantangan-tantangan tersebut antara lain
adalah: kemajuan IPTEK, terutama dibidang tehnologi komunikasi seperti internet, Ipad,
HP, TV, dll. Pergaulan bebas, trend (kecenderungan) individualis, materialis, dll.
D. Penutup
Bagaimanakah peran keluarga dan gereja dalam pembentukan dan pendewasaan
iman? Bagaimanakah cara melakukan peran-peran itu? Melalui sarasehan Masa
Perayaan Hidup Berkeluarga ini diharapkan kita dapat menemukan peran keluarga dan
gereja dalam pembentukan dan pendewasaan iman, serta termotivasi untuk melakukan
peran-peran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. [Ath].
***
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -7-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
BAHAN RENUNGAN KELUARGA 1
KELUARGA YANG BERBAHAGIA
Bacaan: Mazmur 128:1-6
Kebahagiaan! Hidup bahagia! Siapa yang tidak menginginkan? Semua orang
menginginkan dan mengusahakan. Keluarga kita juga merindukan kebahagiaan. Tetapi,
apakah itu bahagia? Bagaimana kebahagiaan itu bisa terwujud? Menurut W.J.S
Purwodarminto dalam Kamus Bahasa Indonesia yang ia susun, bahagia atau kebahagiaan
adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (lepas dari segala yang menyusahkan).
Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); kemujuran;
keuntungan. Jadi, kebahagiaan terletak pada rasa, pada hati.
Kebanyakan orang mencari kebahagiaan dengan mendahulukan materi;
mengumpulkan harta benda yang banyak. Dengan itu dikiranya dapat menyenangkan,
menenteramkan hidupnya. Memang tak dapat dipungkiri bahwa dengan harta benda yang
banyak manusia dapat bersenang-senang, dapat mencukupi keperluan hidupnya. Karena
itu ungkapan time is money dijadikan motivasi untuk memperoleh kekayaan dengan
menggunakan waktu demi uang yang melimpah. Sah-sah saja mengumpulkan uang atau
harta yang banyak untuk kesenangan hidup. Tetapi menjadi keliru ketika itu semua
berpusat pada diri sendiri.
Pemazmur memberikan nasihat yang berbeda bagaimana kita dapat bahagia. Yang
harus didahulukan adalah takut akan TUHAN, hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya
Ini berarti mengakui TUHAN sebagai Raja yang memerintahnya, yang melindunginya,
yang memberikan kesejahteraan. Dengan kata lain, bukan dirinya sendiri yang menjadi
pusat, melainkan TUHAN. Bukan mencari harta benda sebanyak-banyaknya yang
didahulukan, tetapi mendahulukan mencari Kerajaan Allah. Berkat TUHAN akan
diberikan kepada siapa yang takut akan TUHAN. Berkat-Nya atas orang yang takut
kepada-Nya dilukiskan pemazmur dengan kata-kata: memakan hasil jerih payah tanganmu;
isterinya akan menjadi pohon anggur yang tumbuh subur di dalam rumahmu (di pekarangan
rumah); anak-anaknya seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu.
Pohon zaitun
menghasilkan minyak yang mahal harganya, ini adalah lambang kemakmuran.
Pemazmur menegaskan nasihatnya, bahwa orang laki-laki yang takut akan TUHAN
sungguh akan diberkati. Ini berarti bahwa laki-laki sebagai kepala rumah tangga harus
takut akan TUHAN; menjadi teladan bagi seisi keluarga. Tentulah juga perempuan sebagai
isteri juga harus takut akan TUHAN. Baik suami maupun isteri harus menjadi pemimpin,
pendidik, dan teladan bagi anak-anak untuk hidup dengan takut akan TUHAN. Bagi orang
yang takut akan TUHAN, mengakui-Nya sebagai Raja atas hidupnya, bersandar kepada
kasih dan kuasa-Nya pasti memperoleh kebahagiaan pemberian TUHAN. Amin. [SR]
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -8-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
***
PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 1
Bacaan Alkitab: Rut 3
Thema: Iman Aktif Dalam Perbuatan
Pembukaan.
1. Pemandu menyampaikan salam dan mengucapkan terima kasih kepada tuan atau
nyonya rumah karena berkenan menyediakan tempat untuk berPA bersama.
2. Pemandu menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada segenap peserta PA
yang menggunakan waktu yang Tuhan berikan untuk hadir dalam PA.
3. Doa Pembukaan: Pemandu meminta kesediaan tuan atau nyonya rumah untuk
memimpin doa pembukaan.
4. Pemandu mengajak menyanyi bersama dari KJ/PKJ.
Pembacaan Alkitab:
Rut 3 dibaca secara berbalasan antara pemimpin dan peserta PA.
Pembacaan Pengantar Perikop.
Kisah mengenai Rut yang terjadi dalam periode Hakim-hakim (kira-kira 1250 – 1050
sM) memberikan gambaran sekilas mengenai kehidupan manusia biasa. Kita melihat
pergumulan eksistensi manusia biasa, adat istiadat, suka-duka dan imannya kepada Allah
serta kasih dan kemurahannya kepada sesama manusia.
Dalam bagian ini, kita berjumpa dengan tiga orang (Naomi, Rut dan Boas) yang
menyatakan imannya dalam perbuatan. Mereka adalah orang-orang beriman yang telah
menerima/merasakan kasih dan pemeliharaan Allah secara nyata dalam hidupnya, dan
karena itu mereka mau menyatakan kasih dan kemurahannya kepada sesamanya.
Pertanyaan PA:
1. Apakah yang Naomi prihatinkan dari Rut? Apa jawaban Rut terhadap saran Naomi?
2. Tindakan apakah yang dilakukan Boas untuk menolong Rut? Menurut saudara, apakah
tindakan yang dilakukan Boas itu didasarkan atas persyaratan hukum atau hanya atas
kemauan dan kemurahan hati?
3. Boas menunjukkan imannya melalui kasih dan kemurahan hatinya kepada Rut.
Evaluasilah diri saudara, Apakah selama ini saudara sudah menunjukkan iman saudara
dengan menolong sesama yang membutuhkan? Apakah saudara melakukan semua itu
sekedar menenuhi tuntutan hukum Allah atau atas kemauan dan kemurahan hati
saudara?
4. Hal apakah yang dapat saudara dan gereja saudara lakukan untuk menunjukkan
kemurahan hati kepada orang-orang yang membutuhkan?
5. Melalui peristiwa ini, bagaimana saudara memahami cara Allah menunjukkan kasih
Karunia dan pemeliharaannya kepada Rut? Dengan cara apakah selama ini Allah
menunjukkan kasih karunia dan pemeliharaannya kepada saudara pribadi? Sharingkan!
Persembahan
1. Pemandu mengajak peserta PA untuk memberi persembahan dengan menyanyi bersama
dari KJ. 403 “Hujan Berkat Kan Tercurah”
2. Doa Syafaat (Pemandu menghimpun pokok-pokok doa dan doa syafaat dipimpin oleh
beberapa orang peserta)
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -9-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Penutup
 Nyanyian Penutup dari KJ/PKJ
 Bila masih ada waktu, peserta dapat berlatih sebuah lagu baru dari KJ/PKJ.
 PA selesai dilanjutkan dengan kebiasaan setempat.
[ATH]
PANDUAN AKTIVITAS ANAK
Acara
PESONA KREASI ANAK
1. Tujuan
a. Mengembangkan kreativitas anak dalam berkreasi.
b. Melatih anak mengungkapkan kasihnya kepada keluarga (orang tua, kakek-nenek
atau anggota keluarga lainnya)
2. Peserta: Anak, didampingi oleh para pelayan ibadah anak.
3. Waktu: Kegiatan dilaksanakan setelah ibadah anak, atau bisa juga dilakukan sebagai
salah satu aktivitas dalam ibadah anak.
4. Proses kegiatan:
a. Anak diminta untuk mengungkapkan kasihnya kepada orang tua atau kakek nenek
secara kreatif. Misalnya puisi, lagu, lukisan/gambar, pantun, kalimat pujian,
pembatas alkitab, hiasan dinding, dll yang dibuatnya sendiri, atau berbagai bentuk
kerajinan tangan dan keterampilan lainnya.
b. Bila membutuhkan alat tulis dan bahan-bahan lainnya dapat dibicarakan dengan
orang tua anak mengenai tehnis pengadaan dan biayanya.
c. Bila tidak selesai dalam satu pertemuan hari minggu, bisa dilanjutkan pada hari
minggu berikutnya, atau dikerjakan dirumah masig-masing.
d. Pada ibadah penutupan MPHB, majelis memberi kesempatan kepada setiap anak
(bila memungkinkan/bila tidak dipilih secara acak beberapa peserta saja)
menunjukkan/menyampaikan hasil kreativitasnya kepada orang tua, kakek nenek
atau anggota keluarga lainnya.
***
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -10-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
KOTBAH MINGGU II
Minggu, 13 Oktober 2014
KELUARGA ADALAH “SEKOLAH IMAN”
Bacaan: Amsal 1: 8-18
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,
Ketika seorang anak tumbuh menjadi seorang yang cerdas, berprestasi dan beriman,
biasanya orang lain mempertanyakan siapa orang tuanya, (anaknya siapa sih? ), bagaimana
perhatian terhadap anaknya, mengapa anaknya bisa menjadi baik seperti itu, bagaimana
keadaan keluarganya, dst. Dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita bisa mengetahui
dan kadang memang tidak bisa dipungkiri, bahwa baik-buruknya seorang anak dalam
pertumbuhannya, pertama-tama sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga ataupun orang tua
yang mendidiknya.
Keluarga adalah lembaga yang paling kecil dalam lingkungan kita, keluarga yang
terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu sebagai orang dewasa yang mempunyai banyak
pengalaman dan hikmat, ditambah dengan anak-anaknya yang masih muda, lugu dan
kurang pengalaman dibandingkan orang tuanya, sehingga perlu dibina. Karena keluarga
adalah lembaga yang paling kecil maka hubungan antara anggota keluarga sangat dekat,
baik antara suami istri maupun antara orang tua dengan anaknya. Untuk itu dalam
keluarga inilah pertama kalinya seorang anak menerima didikan dan ajaran serta pengaruh
dari orang tuanya.
Anak dididik dan diajar melalui sebuah komunikasi. Komunikasi tidak hanya
terbatas pada perkataan dan nasihat yang didengar, tetapi juga melalui sikap dan perbuatan
orang tua yang dapat dilihat oleh anak. Dari sini sebenaranya kita juga bisa memahami
bahwa keluarga juga menjadi tempat untuk belajar bersama, baik yang berkaitan dengan
iman, ataupun norma-norma kehidupan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dalam perikop bacaan kita saat ini, kita juga bisa memahami keberadaan orang tua
yang menginginkan anaknya untuk menjadi baik, yaitu dengan cara memberi nasihat. Ada
beberapa nasihat yang dapat kita cermati dari perikop ini, yaitu:
1. Pertama, nasihat orang tua kepada anaknya, supaya anaknya mau mendengar didikan
ayahnya dan tidak menyia-nyiakan ajaran ibunya. Untuk bisa memahami dan mengerti
nasihat ataupun didikan orang tua yang pertama kali harus dilakukan adalah mau
mendengar dan memperhatikan, tanpa mau mendengar dan memperhatikan maka apa
yang menjadi ajaran dan didikan orang tua akan menjadi sia-sia, sehingga tidak ada
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -11-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
yang bisa ditangkap dan dimengerti, serta juga tidak akan dipraktekan dalam kehidupan.
Mengerti saja tidak, apalagi mau melakukannya, sehingga yang penting ketika ada
didikan dan ajaran dari orang tua pertama kali yang harus dilakukan adalah mau
mendengarkan dan memperhatikan. Seorang siswa yang diajar tetapi tidak mau
mendengarkan pasti ia akan menjadi seorang siswa yang bodoh karena tidak tahu apaapa.
Dalam kehidupan ini, pada umumnya orang tua akan mewariskan hikmat kepada
generasi yang lebih muda, secara khusus orang tua kepada anaknya dengar cara
mendidik dan mengajar. Ketika sang anak mau mendengar didikan dan ajaran, dalam
Amsal ini digambarkan akan menerima karangan bunga yang indah yang diletakan
dikepala dan juga dikalungkan dileher, hal ini tidak bisa diartikan secara harafiah, tetapi
harus diartikan secara simbolis, yang artinya ketika mau mendengar dan melakukan
ajaran orang tua, maka gaya hidup seseorang dapat dilihat oleh semua orang, yaitu gaya
hidup yang bijaksana yang seindah kalung dan seindah hiasan di kepala. Menjadi orang
yang bermartabat dan terhormat, karena dipandang baik oleh orang lain.
2. Nasihat kedua berisi agar anak tidak mengikuti bujukan orang berdosa dan mengikuti
jejak mereka: yaitu orang yang berpaling dari Tuhan, atau orang yang tidak mau
menaati ajaran Tuhan. Ayat11-14 berisi sebuah contoh bujukan orang berdosa yang
merencanakan dan mengajak berbuat jahat, yaitu mengambil barang orang benar
dengan cara merampok (mencuri) yang akhirnya juga menimbulkan perbuatan dosa
lainnya yaitu membunuh.
3. Sedangkan ayat 15-18 berisi peringatan, supaya anak tidak mengkuti tingkah laku orang
berdosa, karena setiap perbuatan-perbuatan orang berdosa yang memasang jerat,
sebenarnya mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri
(ayat 15-18), dalam arti mereka akan menerima ganjaran yaitu penghukuman. Sehingga
perbuatan seperti itu tidak perlu diikuti karena akan merugikan dirinya sendiri.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Belajar dari Amsal bahwa ada tanggung jawab orang tua ataupun keluarga dalam
memperlengkapi anak-anaknya supaya dipandang baik dan tidak melakukan kejahatan dan
mengikuti tingkah laku orang berdosa.
Ketika kita merenungakn kehidupan saat ini, terutama kehidupan keluarga-keluarga
yang ada di negeri ini, banyak orang tua yang lupa mendidik anak-anaknya dengan baik,
sibuk dengan pekerjaan dengan alasan masalah ekonomi, sehingga dalam mendidik anak
tidak ada waktu lagi, digantikan oleh TELEVISI dan diserahkan kepada sekolah ataupun
gereja. Mereka lupa bahwa keluargalah yang sebenarnya paling pertama dan utama dalam
pembentukan dan pendewasaan iman dalam anggota keluarga tersebut, termasuk di
dalamnya adalah anak-anak. Padahal dalam era jaman sekarang ini tantangan dan cobaan
hidup semakin besar, pengaruh lingkungan di luar keluarga juga semakin kuat, godaan
iman terhadap anak kita juga semakin hebat. Dari masalah pergaulan bebas, narkoba serta
menjurus kepada tindakan kriminal. Banyak anak-anak muda yang kehilangan masa
depannya karena kurang bimbingan dari orang tuanya yang menjadikan imannya kurang
kuat, sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Contoh: banyak pernikahan
dini akibat pergaulan bebas, hamil disebelum menikah, sehingga studinya terpaksa harus
berhenti karena sebentar lagi akan mempunyai bayi. Study dan masa depannya yang baik
menjadi hilang.
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -12-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Di satu sisi, ada juga orang tua yang sungguh-sungguh memperhatikan dan
mendidik anak-anaknya, tetapi yang terjadi tidak sedikit anak muda yang tidak mau
mendengarkan nasihat dan didikan dari orang tuanya. Hidup menurut keinginannya
sendiri, sehingga banyak yang kehilangan dan tidak mempunyai arah yang jelas. Dengan
menganggap orang tua kuno, kolot, ketinggalan jaman, merasa lebih pandai, karena tingkat
pendidikan lebih tinggi, sehingga nasihat berlalu begitu saja.
Jemaat yang di kasihi Tuhan,
Demikian juga sebaliknya, ketika kita meletakan keluarga sebagai sekolah iman,
maka orang tuapun juga harus mau belajar dari anak, seperti Tuhan Yesus yang
menggunakan anak untuk mengajar para muridnya. Belajar tentang ketulusannya, dan
kepolosannya. Ketika anak berpendapat terkadang sebagai orang tua sulit untuk bisa
menerimanya karena merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi dan gengsi, misalnya
anaknya berkata kepada ibunya, supaya tidak ngomongin orang, mungkin seorang ibu akan
berkata: ”kamu masih kecil tahu apa!” atau ketika seorang ayah diajak anaknya untuk pergi
ke beribadah ke gereja, karena anaknya seorang yang rajin berangkat sekolah minggu,
terkadang dianggap angin lalu. Padahal tidak semua pendapat anak itu tidak bermutu, dan
tidak semua orang tua hidup benar dihadapan anak mereka. Untuk itu kadang diperlukan
sebuah sikap kerendahan hati untuk mau mendengarkan pendapat anak dalam rangka
membagun kehidupan yang baik.
Mungkin ada yang bertanya, bukankah dikitab Amsal tidak ada perintah, bahwa
orang tua harus mendengarkan anak? Situasi jaman telah berubah, dulu pada saat Amsal
ditulis, komunikasi cenderung satu arah, karena budaya patriakal (bapak sebagai pemegang
otoritas tertinggi) sangat kuat, sehingga tidak bisa diganggu gugat, tetapi Jaman sekarang,
komunikasi bisa dilakukan dari dua arah dan musyawarah lebih mudah, sehingga
kesempatan anak berpendapat dan memberi masukan lebih terbuka.dan selama itu baik dan
membangun mengapa tidak.
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Dalam keluarga sebagai lembaga terkecil seharusnya setiap anggotanya menyadari
akan fungsinya. Salah satunya fungsi pendidikan iman atau sekolah iman. Setiap pribadi
dapat menempatkan diri sebagai pelaku pembelajaran. Anak harus belajar mendengar dari
orang tua demikian pula orang tua juga harus mau mendengarkan anaknya dalam rangka
perubahan kearah yang lebih baik. Semua harus menjadi pelaku pembelajaran dan yang
menjadi materi utama pembelajaran dalam kelaurga kita adalah Firman Tuhan Yesus
menjadi Guru Agung. Ketika proses ini dapat berjalan, maka secara otomatis keluarga
akan menjadi sekolah iman, yang membekali setiap pribadi yang tinggal di dalamnya untuk
menjadi orang-orang yang beriman secara dewasa, memahami dan melakukan Firman
Tuhan, sehingga dalam kehidupan anggota keluarganya senantiasa berjalan dalam terang
Tuhan yang menuntun pada damai sejahtera. Oleh karena itu, jadikanlah keluarga kita
sebagai tempat yang pertama dan utama bagi pembentukan dan pendewasaan iman kita,.
Tuhan memberkati. [JN]
AYAT DAN NYANYIAN LITURGI
Nats pembimbing : Amsal 22:6
Berita Anugrah
: Efesus 5: 21-33
Persembahan
: amsal 3:9-10
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -13-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Nyanyian
Persiapan
Pujian
Peneguhan
Respon
Persembahan
Penutup
: PKJ 13
: PKJ 04
: PKJ 286
: PKJ 288
: PKJ 289
: PKJ 287
***
RENUNGAN KELUARGA 2
IMAN DIDEWASAKAN DALAM KELUARGA
Bacaan: II Timotius 1:5
a. Nyanyian Pembuka KJ. 454 Indahnya saat yang teduh.
b. Doa Pembukaan
c. Nyanyian KJ. 50a sabdamu abadi
d. Pembacaan Alkitab: II Timotius 1:5
e. Renungan
”Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam
nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu”.
Timotius adalah anak rohani rasul Paulus, yang menjadi teman sepelayanannya.
Timotius dipanggil Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan, secara khusus di jemaat yang
ada Efesus. Sebagai pelayanan iman Timotius sudah teruji. Iman pada diri Timotius yang
berakar, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, tidak menjadi terjadi secara otomatis,
tetapi melalui sebuah proses pembentukan di dalam sebuah keluarga. Mengingat neneknya
Lois dan ibunya Euinike yang sudah mempunyai iman kepada Yesus, tentu saja mereka
juga mulai menanamkan imannya kepada Timotius mulai dari sejak kecil. Dengan
mengenalkannya kitab suci, mendidik dan mengajar seturut dengan ajaran Tuhan, yang
akhirnya Timotius menjadi seorang yang beriman secara dewasa.
Iman seseorang biasanya dibentuk dan diproses pertama kalinya oleh keluarga.
Keluarga yang di dalamnya terdiri dari anggota keluarga yang mempunyai ikatan lahir dan
batin serta emosi, sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya. Bagaimana
keluarga itu berproses dalam membentuk iman anggotanya, sangat mempengaruhi akan
seperti apa iman anggota keluarga itu ke depan. Seperti yang terjadi pada diri Lois yang
telah memiliki iman, iman itu “ditularkan” kepada anaknya Eunike, begitu juga dengan
Eunike “menularkannya” kepada Timotius anaknya, sehingga Timotius menjadi seorang
beriman secara dewasa. Proses “menularkan” iman dapat dilakukan dengan cara mengajar,
mendidik sesuai dengan ajaran Tuhan.
Bagaimana dengan keluarga kita selama ini? Apakah kita sungguh-sungguh
menyadari bahwa keluarga kita adalah tempat yang pertama dan utama dalam proses
pembentukan dan pendewasaan iman? Sehingga di dalam keluarga kita senantiasa ada
proses penanaman iman dan perawatan iman, yang semuanya itu dapat dilakukan dengan
belajar bersama, mendengar Firman Tuhan, mencari kehendak Tuhan dan semakin
mengenal Tuhan. Ketika itu sudah terjadi di dalam keluarga kita, pasti dalam kehidupan
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -14-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
iman setiap anggota keluarganya sudah berproses pada kedewasaan, bahkan ada yang
sudah menjadi dewasa. Sehingga di dalam keluarga itu ada kemuliaan Tuhan melalui sikap
dan perbuatan yang baik.
Bagi kita yang belum menyadarinya, yang hanya menyerahkan masalah iman
kepada gereja saja, mari kita kembali, bahwa masalah iman setiap anggota keluarga, yang
bertanggung jawab pertama kalinya adalah keluarga. Oleh karena itu, mari kita jadikan
keluarga kita menjadi Sekolah iman, menjadikan keluarga sebagai tempat pembentukan dan
pendewasaan iman. Tuhan memberkati. Amin
A. Cerita inspiratif Bruder Roger
Bruder Roger adalah seorang pendiri komunitas Taize.
Ia memahami kekristenan dari ibunya dan dibesarkan dalam tradisi
kekristenan. Sejak kecil ia ingin mendirikan sebuah komunitas orangorang Kristen yang bisa saling menerima satu sama lain, saling
menguatkan dan saling berbagi penuh kasih. Karena ia prihatin pada
waktu itu, gereja-gereja kurang akrab satu dengan yang lain, di satu
pihak perang dunia II yang menyebabkan banyak orang yang menderita.
Keinginan itu semakin kuat ketika hidup bersama neneknya. Akhirnya
ia berhasil mendirikan komunitas Taize seperti yang dicita-citakan.
Kembali pengaruh dari nenek dan ibunya membentuk seseorang
mempunyai spiritualitas
B. Nyanyian respon PKJ 286
C. Doa syafaat: (mendata permohonan doa, bila ada pergumulan yang perlu didoakan)



Untuk Firman yang sudah direnungkan supaya dimampukan untuk melakukannya.
Untuk keluarga dan anggota keluarga supaya diberkati dan menjadi berkat.
Doa penutup
D. Nyanyian Penutup PKJ 289
[JN]
***
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -15-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 2
Bahan Alkitab: Galatia 6:1-5
A. Pembukaan:
1. Pemandu PA membuka PA dengan mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang
ditempati PA dan mempersilahkan keluarga untuk memberi kata sambutan.
2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan.
3. Pemandu PA memimpin doa pembukaan
4. Pujian masuk Firman
B. Pembacaan Firman
Pemandu PA dapat mengajak peserta PA untuk membaca perikop secara bergantian.
C. Pengantar
Orang-orang Galatia dikenal sebagai orang-orang yang blak-blakan, gegabah, suka
berubah-ubah atau labil, sehingga akan gampang dipengaruhi. Latar belakang inilah yang
kemudian membuat jemaat Galatia menjadi jemaat yang lekas berbalik dari Injil
keselamatan, sehingga membuat Paulus berkata-kata dengan nada yang keras, sehingga
muncul satu kesan kalau Paulus sedang memarahi jemaat Galatia. Latar belakang ini
jugalah yang membuat Paulus kembali menegaskan tentang kehidupan sebagai orang
percaya yang hidup oleh, dari, dan untuk iman, iman yang bukan diperoleh dengan satu hal
yang hanya indah dalam berkata-kata saja sehingga mereka terpesona (Galatia 3:1), tetapi
lebih dari pada itu semua, yaitu yang diperoleh dari kasih Allah sendiri, anugerah Allah
melalui penyaliban Yesus Kristus, untuk inilah maka sebagai orang yang sudah percaya,
hidup oleh iman, sehingga tidak ada lagi perhambaan.
Hidup merdeka ini tercermin dalam keseharian yang senantiasa menuruti keinginan
roh, bukan keinginan daging, sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan roh.
Kehidupan seperti ini merupakan ciri hidup seorang yang dipimpin oleh roh. Tentu saja hal
ini terjadi di dalam diri seseorang, dan menjadi awal bagi seseorang itu untuk dapat
menjalani kehidupan bersama dengan orang percaya lainnya dalam komunitas, atau gereja.
Sehingga Paulus menuliskan apa yang perlu dilakukan dalam hidup berkomunitas itu, dan
hal ini nyata dari pasal 6.
D. Pertanyaan untuk diskusi
1. Bagaimanakah tanggungjawab orang beriman terhadap sesamanya? Bagaimana
tanggungjawab ini dilakukan?
2. Siapakah yang Paulus maksud dengan “kamu yang rohani”?
3. Jika ada orang yang lebih muda menegor kita, apakah orang itu dapat disebut “yang
rohani”? Bagaimana kita menyikapinya?
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -16-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
4. Menurut Saudara, apakah tegoran itu dapat menumbuhkan Iman? Mengapa?
E. Penutup
Menyanyikan KJ/PKJ
Doa yafaat dan Penutup
[DS]
***
PANDUAN KEGIATAN PEMUDA REMAJA
Acara:
TALK SHOW KELUARGA YANG SUKSES
Tujuan:
1. Membangun kesehatian dikalangan pemuda remaja.
2. Pemuda remaja memahami langkah-langkah meraih sukses.
A. Tugas Majelis Pekerja Klasis
1. Mengangkat panitia talk show keluarga yang sukses, dengan menunjuk pengurus
pemuda klasis sebagai pelaksana kegiatan, hal ini bisa dibantu jemaat setempat.
2. Bila jarak antara gereja satu dengan yang lainnya sangat jauh, MPK dapat membagi
kegiatan tersebut dalam beberapa kelompok, gabungan jemaat yang terdekat.
3. Menyerahkan anggaran kepada panitia untuk dikelola sehingga dapat terlaksana
acara talk show, MPK dapat memberi wewenang kepada panitia untuk penggalian
dana apabila dari MPK ada keterbatasan dana.
4. Bila dipandang perlu, MPK dapat menyempurnakan/menyerderhanakan uraian
tugas panitia (poin c), selanjutnya menyerahkan uraian tugas kepada panitia untuk
dilaksanakan.
5. Mempersiapkan kata sambutan dalam acara tersebut dengan memperhatikan tema.
B. Tugas Pokok Panitia.
1. Melaksanakan mandat dari MPK, yaitu menyelenggarakan talk show.
2. Jika dipandang perlu dapat menyempurnakan/menyederhanakan uraian tugas
panitia (poin 3)
3. Menerima dana dari MPK dan mengelolanya, dan atau menggalang dana yang
diperlukan dalam rangka terselenggaranya acara tersebut.
4. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan kepada MPK, dengan memberi
tembusan kepada majelis jemaat Se-klasis.
C. Uraian Tugas Panitia.
1. Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan, seperti: tempat
kegiatan, perlengkapan acara (Sound system, Alat Music, LCD), konsumsi.
2. Menghubungi pembicara atau panelis.
3. Mempersiapkan para pelayan, baik MC, Pemusik, Penerima tamu dan Moderator.
4. Mempersiapkan liturgy dan lagu yang akan dipakai dalam acara tersebut.
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -17-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
D. Peserta.
1. Peserta adalah pemuda remaja GKSBS se-Klasis, atau jika terlalu banyak dan jarak
yang berjauhan bisa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan menggabung gereja
terdekat.
2. Majelis pendamping pemuda remaja se-klasis.
E. Panelis.
1. Sangat baik bila Talk Show ini menampilkan seorang panelis, yang sudah punya cucu,
yang berhasil mensukseskan anak-anaknya. Sukses mendidik keluarganya di dalam
iman kepada Tuhan Yesus, demikian juga sukses menyekolahkan anak-anaknya
sampai kuliah, apalagi panelis ini dari keluarga yang pas-pasan.
2. Kemudian seorang pendeta yang dapat mengupas dari sisi iman Kristen.
VI. Muatan Acara.
Muatan acara Talk Show berkaitan dengan kesuksesan keluarga dalam membangun
iman, dan kehidupan. Tips-tips yang perlu diketahui untuk memperoleh kesuksesan. [JN]
KHOTBAH MINGGU KE-3
Minggu, 20 Oktober 2013
BUAH PERJUANGAN IMAN SEBUAH KELUARGA
Bacaan: II Timotius 3 : 10 – 17
Tujuan:
Orangtua dalam keluarga maupun jemaat bertumbuh menjadi sosok yang mampu memberi
teladan dan penyemangat bagi generasi muda.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Kita semua rindu melihat anak-anak muda gereja bertumbuh menjadi generasi yang
tangguh, ulet, bersemangat menghadapi berbagai terpaan kehidupan. Lalu, bagaimana
caranya kita bisa mencetak generasi yang demikian? Seringkali kita berharap anak-anak
kita berhasil, sukses dalam rumah tangga, karir dan pelayanan tapi kita hanya sebatas pada
harap, tidak bertindak apa-apa bahkan seringkali sikap kita sebagai orangtua dalam
menghadapi pergumulan anak-anak kita justru mematahkan semangat mereka. Contohnya
Ketika anak kita bermasalah di sekolah, karena nilainya jelek, sering tidak hadir di kelas
tanpa izin pada hal pamitnya dari rumah berangkat ke sekolah, lalu kita dipanggil ke ruang
kepala sekolah karena hal ini. Biasanya, meledak-ledaklah amarah kita. Kadang-kadang
kata-kata kita tidak terkontrol lagi. Padahal anak-anak ini berharap dipahami keadaannya,
inginnya diajak bicara dari hati ke hati. Tanpa kita sadari kita telah membuat anak kita
semakin terpuruk dan merasa ditolak. Kita akan belajar dari pengalaman Rasul Paulus
mencetak Generasi Muda yang tangguh, melalui bacaan kita hari ini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Surat II Timotius ini ditulis oleh Rasul Paulus sewaktu berada dalam penjara. Ia
mengirimkan surat ini kepada Timotius. Surat ini bertema Surat Penggembalaan yang
menguatkan Timotius dalam menghadapi tantangan pelayanan yang berat karena
munculnya guru-guru palsu yang mengajarkan sesuatu yang berbeda dengan Injil yang
diwartakan oleh Timotius maupun Paulus. Pengajar-pengajar sesat ini menaruh perhatian
pada dongeng dan silsilah-silsilah serta soal-soal yang dicari-cari. Pengajaran yang
demikian membuat orang melakukan perbuatan yang tidak suci, menjauhi hal-hal yang
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -18-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
wajar dalam hidup sehari-hari dan menggunakan agama untuk mencari keuntungan
duniawi. Diantara pengajar-pengajar itu banyak yang berasal dari keturunan Yahudi.
Saudara-saudara,
Kepada Timotius yang masih muda, Paulus memberi nasehat agar tetap bertekun
dalam pelayanan sekalipun menghadapi banyak tantangan dan penganiayaan. Paulus
memuji Timotius sebab telah mengambil tindakan yang benar dengan meneladan pada
sikap hidup Paulus dalam pelayanan, yaitu: ajaran, cara hidup, pendirian, iman, kesabaran,
kasih, ketekunannya. Timotius adalah saksi mata saat Paulus menderita penganiayaan di
Antiokhia, Ikonium dan di Listra sebab Timotius berasal dari Listra. Paulus mendidik
Timotius untuk selalu mengingat dan menghargai orang lain yang telah mengajarkan Kitab
Suci kepadanya dan berpegang erat kepada Firman Tuhan, sebab Firman Tuhan itu hidup,
Firman itu memberi semangat, mendidik orang akan hal-hal yang baik sehingga orang yang
mendengarnya dan melakukannya diperpengkapi dengan perbuatan yang baik, yang
membangun orang lain dan bukan merusakkannya. Firman Tuhan itu adalah jawaban
yang menguatkan manusia dalam menghadapi tantangan karena Firman Tuhan itu
menyatakan kebenaran yang patut diikuti.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Kalau kita jadi Timotius, saat banyak masalah kita hadapi dan tiba-tiba ada orang
yang datang dan memberi kekuatan dengan menyampaikan kata-kata berkat yang
menenangkan dan memotivasi perasaan kita untuk terus maju, tidak menyerah, tekun, kuat,
maka pasti semangat hidup kita dipulihkan. Timotius pasti sangat diberkati dengan surat
Paulus ini. Apalagi kalau dia mengingat betapa kasih dan perhatian Paulus untuknya
sangat besar, sekalipun Paulus menderita di dalam penjara, hidupnya serba dibatasi, dia
masih mengingat kepada Timotius yang berjuang melanjutkan pelayanannya. Visi
pelayanannya tidak mati sekalipun tubuhnya terkungkung tembok penjara. Karena itu,
tidak heran jika Timotius bertumbuh sebagai orang muda yang giat melakukan pelayanan.
Saudara-saudara,
Kita dan anak-anak kita juga berhadapan dengan banyaknya ajaran dunia ini. Kalau
tidak memiliki dasar iman yang kuat, maka kita tidak akan mampu melalui kehidupan ini
dengan baik. Kalau kita dan anak-anak kita menginginkan keberhasilan melalui gejolak
kehidupan maka kita harus kembali kepada Firman Tuhan. Tantangan yang dihadapi
anak-anak semakin berat, mungkin bentuknya saja yang berbeda dengan apa yang dihadapi
Timotius dan yang kita hadapi. Misalnya: masalah pendidikan, kesempatan kerja,
pasangan hidup, persaingan usaha. Kekuatan kita menghadapi pergumulan kuncinya
hanyalah satu: kembali kepada Firman Tuhan dan melakukannya. Dialah kunci
kemenangan kita. Mari memotivasi diri dan anak-anak kita untuk tekun dan setia
menggumuli Sabda Tuhan dan menaruh peduli dengan cara memperdengarkannya kepada
orang lain. Kita jadikan hidup kita teladan yang terbuka bagi generasi muda. Suasana
saling menyemangati itu kita tumbuhkan dalam keluarga kita sehingga suasana rumah kita
dipulihkan. Suasana saling menyemangati dan menghargai ditumbuhkan di gereja, antar
sesama pelayan, maupun warga jemaat terhadap pelayan, supaya nama Tuhan
dipermuliakan. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin. [KIA]
AYAT DAN NYANYIAN LITURGI
Nats pembimbing : Kejadian 2:18-25
Berita Anugrah
: Kolose 3:18-22
Persembahan
: Mazmur 96:8
Nyanyian
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -19-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Persiapan
Pujian
Peneguhan
Respon
Persembahan
Penutup
: KJ 240a:1-3
: KJ 345:1-3
: KJ 50a:1
: KJ 318:1,2
: KJ 367:1-4
: KJ 416
***
RENUNGAN KELUARGA 3
PENTINGNYA MENCERITAKAN ISI KITAB SUCI PADA ANAK
Bacaan: II Timotius 4 : 14 – 15
Saat Penginjil Thomas dari Amerika memasuki daratan Korea, ia langsung
dibunuh. Alkitabnya dibawa oleh seorang pemabuk ke sebuah kedai minuman dan
dtinggalkan disana. Oleh pemilik kedai, Alkitab tersebut dijadikan “wall paper” disobek
halaman demi halaman dan ditempel di seluruh dinding kedai. Setiap orang yang minum
di kedai itu membacanya dan terkesan karena isinya lalu berusaha tahu lebih banyak
tentang Firman Tuhan itu, dari kisah itulah Korea mengenal kekristenan.
Di China, pada tahun-tahun terakhir ini ada banyak orang yang secara sembunyisembunyi membaca Alkitab dengan resiko yang sangat tinggi bila ketahuan oleh pihak yang
berwenang, mereka akan dibunuh atau disiksa karena di sana agama Kristen tidak diijinkan
untuk berkembang.
Bagaimana dengan kita di sini? Kita tidak pernah mendapat larangan atau
hambatan dalam membaca Alkitab, kita tidak pernah dilarang untuk beribadah kepada
Tuhan. Keadaan ini bukannya membuat kita bertekun memahami Firman Tuhan tetapi
sebaliknya malah melupakan Tuhan.
Firman Tuhan yang menjadi bacaan kita hari ini menegaskan betapa pentingnya
peran nenek dan ibu (orangtua) dalam keluarga menceritakan tentang Firman Tuhan dalam
kehidupan anak-anaknya, sebab Firman Tuhan itu mengajarkan tentang hikmat dan
kebenaran yang menuntun setiap orang untuk mengalami keselamatan dalam Tuhan.
Firman Tuhan itu berfungsi untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran dan ujungnya memperlengkapi orang untuk
melakukan perbuatan baik. Intinya, Kitab Suci atau yang lebih kita kenal sehari–hari
Alkitab menuntun orang kepada Tuhan Yesus dan mendorong mereka melakukan
perbuatan baik. Jika sejak dini anak-anak diperkenalkan kepada Tuhan, Sang Kebenaran,
maka ketika mereka dewasa, mereka tidak akan menyimpang dari jalan itu (Amsal 22:6),
ketika mereka diperhadapkan dengan berbagai masalah mereka akan kuat dan tidak
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -20-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
gampang jatuh sebab Tuhan adalah pelindungnya. Tuhan memampukannya membuat
pertimbangan dan keputusan yang bijak. Dengan Firman Tuhan anak anak di dibentuk
menjadi generasi yang tangguh.
Mewartakan Firman Tuhan kepada generasi yang lebih muda merupakan tugas
panggilan generasi orangtua, supaya nama Tuhan dipermuliakan di sepanjang kehidupan
kita.
Pokok-pokok Doa:
Para orangtua menyadari perannya untuk menyiapkan generasi muda menjadi generasi
yang tangguh dengan cara mewariskan kebenaran Firman Tuhan.
[KIA]
***
PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 3
Bahan Alkitab: Roma 5: 1-5
A. Pembukaan:
1. Sambutan dari Tuan Rumah
2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan dari KJ/PKJ
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk doa pembukaan
4. Pujian masuk Firman dari KJ/PKJ
B. Pembacaan Firman
Pemandu PA mengajak peserta PA untuk membaca perikop secara bergiliran.
C. Pengantar:
Kitab ini ditulis oleh Paulus ketika ia berada di Korintus, meskipun mereka bukan
hasil dari pemberitaan langsung Paulus. Dari data yang ada orang-orang percaya di Roma
lahir dari pemberitaan orang-orang yang hadir pada saat Pentakosta dan pulang kembali ke
Roma. Namun demikian, hal ini tidak menjadi masalah bagi Paulus, sudah menjadi tugas
dan kewajibannya memperlengkapi jemaat di dalam pemahamannya tentang Iman Kristen,
sehingga dalam penulisannya ia memasukan hampir semua pengajaran tentang kekristenan.
Yang menarik dari penulisan ini ialah gaya penulisannya, yang seolah-olah ia sedang
berbicara kepada jemaat di Roma secara hadap-hadapan, yang juga menandakan kalau
Paulus tahu jika ia berkata seperti ini, maka kira-kira jemaat akan bertanya seperti ini. Hal
ini menjadi menarik sebab dengan cara seperti itu, maka jemaat tidak lagi dibingungkan
dengan apa yang penulis maksudkan dengan tulisannya terhadap jemaat.
Di awal penulisannya, Paulus menekankan tentang siapa manusia di hadapan Allah,
manusia yang fasik, lalim, tidak ada manusia yang mencari Allah, dan manusia yang
berdosa. Sehingga layak mendapatkan hukuman kekal Allah. Namun karena kebaikan
Allah, maka Ia memilih orang-orang yang diselamatkan. Orang-orang inilah yang
dibenarkan oleh karena iman, sehingga apa yang salah yang diperbuat manusia bukan lagi
hal yang salah di mata Allah, sebab sudah dibenarkan, namun bukan berarti manusia
menjadi terus menerus melakukan pelanggaran di hadapan Allah biar semakin nyata kasih
Allah itu, tetapi semakin melakukan apa yang Allah kehendaki di dalam dirinya.
Pasal 5 ini menuliskan tentang kehidupan setelah mendapatkan keselamatan kekal
dalam pembenaran yang Allah lakukan bagi orang percaya. Dan pembenaran ini juga yang
membuat kita menjadi orang-orang yang didamaikan dengan Allah. Namun ada hal-hal
yang akan kita lakukan setelah menerima pendamaian ini, sampai datang waktunya kita
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -21-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
menerima kemuliaan Allah yaitu ketika Allah memanggil kita kelak. Hal ini menjadi
penting, sebab akan ada banyak hal yang akan terjadi dalam menunggu hari kedatangan
Tuhan yang kedua itu. Ada hal yang baik dan ada hal yang buruk, yang selalu mengancam
kehidupan Kristen mereka.
D. Diskusi :
1. Apa hubungan antara penderitaan dan harapan pada ayat3-5? Bagaimana umat
Allah memiliki pengharapan?
2. Apakah yang Paulus maksud dengan “kesengsaraan” dalam perikop ini? Apakah
kesengsaraan jasmani atau kesengsaraan rohani? Jelaskan?
3. Apakah setiap kesengsaraan itu akan membawa kepada pengenalan akan Allah?
4. Apa manfaat dari pengalaman iman atau pengenalan akan Allah itu bagi kehidupan
Bapak/Ibu, baik untuk pribadi atau diri sendiri ataupun juga bagi keluarga?
E. Penutup
a. Doa penutup.
b. Pujian penutup dan mengumpulkan persembahan, dari KJ/PKJ.
c. Doa persembahan dan doa syafaat yang diakhirii dengan Doa Bapa Kami.
[DS]
PANDUAN KEGIATAN BAPAK & IBU
Untuk menumbuhkan kebersamaan antara suami isteri ditawarkan kegiatan sebagai
berikut :
1. Lomba Cerita Alkitab kepada anak-anak (antar keluarga/antar kelompok PA)
2. Lomba Cerdas cermat Alkitab (antar keluarga / antar kelompok PA)
3. Lomba Memasak (antar keluarga/antar kelompok PA)
4. Lomba Menyanyi (antar keluarga/antar kelompok PA)
5. Lomba yel-yel semboyan hidup keluarga sejahtera di dalam Tuhan.
6. Sepeda Santai
7. Jalan sehat
8. Menanam pohon
9. Masing-masing keluarga menyiapkan aksi sosial untuk keluarga lain yang memerlukan
dan melakukan kunjungan untuk menyerahkannya.
Catatan:
 Kegiatan di atas bisa di pilih salah satu atau beberapa kegiatan, dengan mempertimbangkan
situasi dan kondisi masing-masing jemaat.
 Untuk mengapresiasi pemenang lomba, majelis jemaat dapat menyediakan hadiah-hadiah sesuai
dengan kemampuannya.
[KIA]
***
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -22-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
KHOTBAH MINGGU KE-4
Minggu, 27 Oktober 2013
MENGHORMATI TUHAN MELALUI IBADAH
Bacaan: 1 Sam. 2: 11-26
Tujuan:
Warga jemaat menghormati Tuhan melalui ibadah yang mereka lakukan.
Syalom... Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Dalam perikop ini kita dapat melihat tentang dua perbedaan karakter keluarga dalam
kaitannya dengan ibadah. Antara keluarga Elkana dan keluarga Eli. Karakter yang baik
terlihat dalam kehidupan ibadah keluarga Elkana, sedangkan karakter yang buruk terlihat
dalam keluarga Eli. Kisah tentang kedua keluarga ini terjalin sepanjang seluruh perikop
yang menjadi perenungan kita minggu ini.
Dalam teks yang menjadi perenungan kita minggu ini dijelaskan bahwa Hofni dan
Pinehas adalah anak imam Eli. Keduanya memegang jabatan sebagai imam [1 Samuel 1:3b
Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.] Namun,
perbuatan yang mereka lakukan tidak mengindahkan Tuhan dan batas hak para imam [1
12
Samuel 2:12-13
Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak
mengindahkan TUHAN, 13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu... ].
Adapun perbuatan yang dilakukan anak-anak Eli dijelaskan pada ayat 13-16 yaitu,
setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, mereka mengambil korban
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -23-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
tersebut untuk mereka sendiri. Jika tidak diberikan apa yang diminta, mereka mengancam
akan mengambil dengan kekerasan.
Dalam ayat 17, dicatat bahwa dosa mereka sangat besar karena memandang rendah
korban untuk Tuhan. [1 Samuel 2:17 17 dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang
muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan.] Kata
“korban” yang dipakai dalam ayat 17 dalam bahasa Ibrani adalah minHat. minHat adalah
korban sajian (bnd. Im.2:1-16; 5:11-12), untuk mengungkapkan rasa syukur atas kehidupan
yang sudah didapatkan. Jika dikaitkan dengan makna kata korban disini dengan apa yang
dilakukan anak-anak Eli, maka bisa dikatakan apa yang mereka lakukan merupakan sebuah
gambaran kehidupan yang tidak menghormati Tuhan.
Selain hal tersebut itu, mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan yang
melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (ayat 22).
Meskipun Eli kemudian
mengingatkan tetapi Hofni dan Pinehas tidak mendengarkannya. Memang sedikit
menyedihkan bila teguran Eli yang tidak didengarkan oleh anak-anaknya.
Tetapi sepertinya mengapa tidak didengarkan, karena Imam Eli sendiri juga tidak
menghormati Tuhan. Dapat kita baca dalam, 1 Samuel 2:29 “Mengapa engkau memandang
dengan loba (serakah) kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah
Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil
kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?”
Kemudian jika kita baca lagi dalam 1 Samuel 3:13, dijelaskan dalam ayat tersebut
bahwa Tuhan marah, karena Eli tidak memarahi anak-anaknya. Artinya, Eli sendiri kurang
tegas dalam mendidik anak-anaknya. Timbul kesan, Imam Eli memanjakan anak-anaknya.
[1 Samuel 3:13-15 13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum
keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya
telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! 14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada
keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan
korban sajian untuk selamanya."]
Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Demikianlah kehidupan keluarga Imam Eli. Nah…, Sekarang mari kita lihat
kehidupan keluarga Elkana yang mempunyai anak bernama Samuel. Meskipun Samuel
masih anak-anak namun ia sudah menjadi pelayan Tuhan (11 dan 18). Pelayan disini
adalah pelayan ibadah di Bait Allah. [1 Samuel 2:11 “Lalu pulanglah Elkana ke Rama tetapi
anak itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan imam Eli.” 1 Samuel 2:18 “Adapun
Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju
efod dari kain lenan. 19 Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu
kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan
tahunan.”] Hal ini jugalah yang menjadi sebab mengapa Samuel memakai baju efod, yang
dibuatkan oleh ibunya. Khususnya, ketika ayah dan ibunya mempersembahkan korban
sembelihan tahunan.
Baju efod adalah sebuah jubah sederhana (II Samuel 6:14) yang hanya dipakai oleh
para imam, orang Lewi, hakim dan tokoh terkemuka ketika ada upacaraupacara religius. Melihat kehidupan keluarga Elkana dimana Samuel
diserahkan sebagai pelayan Tuhan dan orang tua yang taat beribadah hal
tersebut membuat Tuhan kemudian memberkati mereka. Hana yang
adalah istri dari Elkana mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki
dan dua anak perempuan lagi (21).
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, demikianlah
dua gambaran kehidupan keluarga yang terdapat dalam perikop kita saat
ini. Lalu apa maknanya untuk kita sekarang? Saya pribadi mengajak kita
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -24-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
untuk merenungkan kembali tentang bagaimana sikap dua keluarga diatas dalam
menghormati Tuhan. Keluarga Eli yang kurang menghormati kehidupan peribadahan dan
keluarga Elkana yang menghormati dan taat akan ibadah. Cerita tentang dua keluarga
diatas menjadi cermin kita untuk melihat kehidupan keluarga kita saat ini, khususnya
makna ibadah dalam kehidupan keluarga kita.
Tidak dapat disangkal bahwa sampai saat ini, ibadah memegang peranan yang
penting dalam semua agama. Tanpa ibadah, suatu agama akan kehilangan hakekatnya.
Melalui ibadah manusia mengadakan hubungan dengan yang ilahi dan mewujudkan dalam
kehidupan dengan sesama. Sederhananya, ibadah menjadi ciri dimana manusia hidup
dalam relasi yang benar dengan Allah dan dengan sesamanya.
Tetapi dalam kenyataan hidup, rupanya ada kecenderungan bahwa ibadah itu
dipahami secara sempit, bahkan dapat dikatakan mengalami kemerosotan nilai dan
berakibat pada kemerosotan moral.
Maksud sempit adalah, ibadah hanya dipahami secara ritual atau upacara-upacara
keagamaan yang kadang-kadang hanya menjadi formalitas belaka. Ibadah hanya berlaku
dalam wilayah tempat-tempat suci tertentu, tidak mencakupi wilayah kehidupan seharihari. Atau kebalikannya ibadah hanya dimengerti sebagai perkara-perkara rohani saja,
terpisah dari perkara-perkara jasmani. Ibadah yang dipahami dengan sempit ini mirip
dengan bagaimana kehidupan keluarga imam Eli.
Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Ibadah adalah suatu ‘bakti’ dan persembahan kepada Allah. Persembahan yang
dinaikkan bukan sekedar untuk kepuasan batin dan ritual tetapi juga persembahan yang
dihaturkan dari tengah pergumulan kehidupan sesehari yang nyata. Manusia dipanggil oleh
Allah dan Allah dimuliakan oleh manusia, keduanya merupakan inti dalam ibadah. Ibadah
yang sejati tidak hanya terbatas pada ritual-ritual keagamaan. Atau sebatas misalnya pergi
ke gereja, ikut persekutuan ini dan itu. Betul, semua itu adalah ibadah. Namun tidak
hanya sebatas itu. Ibadah yang sejati juga menyangkut kehidupan sehari-hari, kapan saja
dan di mana saja. Ibadah dan kehidupan sehari-hari bukanlah sebuah pilihan, melainkan
dua tindakan yang harus dilakukan secara bersama-sama. Prinsipnya, Bukan Ibadah atau
Kerja melainkan ibadah dan Kerja! Dan jangan lupa...yang terpenting adalah Allah
menjadi pusat dalam ibadah kita.
Bagaimana membangun kehidupan Ibadah yang demikian, khususnya dalam
keluarga?
Pertama, kesalahan imam Eli dalam mendidik anak-anaknya, adalah
memanjakan. Dengan memanjakan, anak-anak justru tidak mau mendengarkan apa yang
disampaikan orang tua. Hal ini tentu bisa juga menjadi perhatian untuk kita semua bahwa
dengan memanjakan tidak membuat perubahan dalam kehidupan peribadahan keluarga
kita. Jika memang salah katakan dengan tegas bahwa kita salah.
Kedua, orang tua juga perlu menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya. Belajar
dari keluarga imam Eli, nampak bahwa Eli juga ternyata tidak menghormati Tuhan dan
serakah. Jadi wajar saja bila anak-anaknya pun mengikuti perbuatan orangtuanya.
Seringkali dalam kenyataan perilaku orang tua tidak sesuai dengan apa yang dikatakan
mereka kepada anak-anak. Misal: orang tua mengatakan kepada anak-anaknya jangan
merokok tetapi mereka tetap merokok.
Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Bagi beberapa orang mungkin masih kesulitan untuk memaknai ibadah sebagai suatu
bentuk penghormatan kepada Tuhan. Hal ini tentu membutuhkan peran serta gereja juga
untuk membina jemaatnya agar dapat mengerti tentang makna ibadah. Namun yang tidak
kalah pentingnya adalah makna ibadah di tumbuhkan lebih dahulu di keluarga kita masingmasing.
Keluarga perlu mendidik anggota keluarganya dengan tegas dan saling
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -25-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
memberikan teladan yang baik. Kiranya melalui perenungan yang kita dapatkan minggu
ini mengingatkan dan menyegarkan kita arti pentingnya kehidupan ibadah yang
menghormati Tuhan. Terpujilah Tuhan kekal selamanya. Amin. [KEPB]
Ayat dan Nyanyian Liturgi
Nats Pembimbing
Berita Anugrah
Petunjuk Hidup Baru
Persembahan
:
:
:
:
Pujian:
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
PKJ
(Memasuki ibadah)
(Nyanyian Pujian)
(Nyanyian Peneguhan)
(Respon Firman)
(Persembahan)
(Pengutusan)
: 13
: 10
: 184
: 138
: 264
: 106
Mazmur 84
Ibrani 10:19-21
Ibrani 10:22-27
Roma 12:1-2
***
RENUNGAN KELUARGA 4
DIAM DI RUMAH TUHAN
Mazmur 84
1.
2.
3.
4.
Nyanyian Pembukaan KJ. 4
Doa Pembukaan
Nyanyian Sebelum Firman PKJ. 255
Renungan
Berikut ini adalah sebuah surat Tahun Baru yang ditulis dari seorang anggota jemaat
kepada pendeta di jemaat tersebut:
Yang Terhormat Bapak Pendeta:
Dalam khotbah, anda sering menekankan kepada jemaat bahwa
ibadah sangat penting bagi hidup orang Kristen, tetapi menurut
saya, seseorang juga punya hak untuk mengatakan tidak atas apa
yang anda pesankan. Menurut saya, anda harus memaklumi alasan
dan waktu yang kami perlukan untuk diri kami sendiri sehingga
kami tidak perlu ke gereja. Diantaranya sebagai berikut:
2 hari minggu untuk menikmati Libur Natal
1 hari minggu Perayaan Tahun Baru
1 hari minggu untuk libur Paskah
1 hari minggu untuk libur Nasional
2 hari minggu untuk
kunjung kampung
halaman Dalam Keluarga -26Iman Dibentuk
Dan Didewasakan
1 hari minggu untuk libur sekolah anak-anak
1 hari minggu untuk persiapan masuk sekolah anak-anak
3 hari minggu untuk reuni keluarga
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
Bagaimana tanggapan bapak/ibu atas surat tersebut? Surat diatas adalah sebuah
ilustrasi tentang pokok yang menjadi perenungan kita saat ini. Terkadang kita menemukan
adanya beberapa orang yang membuat alasan untuk dimaklumi jika mereka tidak datang
ke gereja. Misalnya khotbah yang membosankan dan tidak menginspirasi, lagu-lagu
gerejanya yang kuno, doa yang terlalu panjang, dsb.
Akan tetapi, ada juga beberapa orang yang menikmati datang ke gereja, Mereka
semangat dalam kegiatan pelayanan di gereja entah itu sosial atau pembangunan jemaat.
Mereka saling membantu satu sama lain. Lalu apa perbedaan antara orang yang setia
datang beribadah dan mencari alasan? Perbedaanya terletak pada motivasi mereka datang
beribadah. Kita datang ke gereja seharusnya untuk menyembah Tuhan. Kita datang ke
gereja bukan karena yang berkhotbah, musik, orang-orangya dsb. Jika kita mempunyai
motivasi yang demikian tentunya kita tidak akan menikmati kehadiran kita di gereja.
Mari kita lihat... apa yang menjadi motivasi pemazmur disini. Motivasi pemazmur
yaitu hasratnya untuk diam di rumah Tuhan. (3-5) Pemazmur berkata bahwa dia lebih
baik ada di rumah Tuhan dari pada tempat lainnya (11). Kalau untuk sekarang mungkin
bisa dikatakan lebih baik di gereja daripada di bioskop, pasar, atau tempat lainnya. Hasrat
pemazmur hanya ingin beribadah kepada Tuhan. Karena Tuhanlah yang menjadi tempat
tujuannya. (7-12)
Kiranya, kita dapat meneladani motivasi dari pemazmur dan tidak mencari alasan
untuk tidak beribadah kepada Tuhan.
5. Nyanyian Respon PKJ. 264
6. Doa Syafaat
7. Nyanyian Penutup PKJ.289
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -27-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
[KEPB]
***
PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 4
Bacaan: Kolose 1: 9-14
A. Pembukaan:
1. Pemandu PA membuka PA mengucapkan selamat datang kepada peserta dan
mengucapkan terimakasih kepada keluarga tuan rumah.
2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan.
3. Pemandu PA meminta seorang peserta untuk doa pembukaan.
4. Pujian masuk Firman.
B. Pembacaan Firman.
Pemandu PA mengajak peserta PA untuk membaca Kolose 1: 9-14 bersama-sama.
C. Pengantar
Jemaat Kolose ini bukanlah jemaat yang dibangun oleh Paulus, tetapi Paulus tetap
mengirimkan suratnya kepada mereka, suatu jemaat yang ia dengar beritanya dari Epafras,
tentang iman di dalam Yesus Kristus, dan dalam kasih mereka kepada orang percaya yang
lain (Kolose 1:4). Penulis hendak mendorong jemaat Kristen di Kolose untuk tetap
mengikuti Yesus Kristus dan tidak dibodohi oleh ajaran-ajaran sesat atau diombangambingkan oleh berbagai paham dan praktik keagamaan yang diajarkan di Asia Kecil pada
masa itu. Surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini juga menggambarkan tentang perhatian
seorang yang lebih rohani kepada orang-orang yang masih memerlukan bimbingan rohani,
dengan tekun dan sabar membimbing dan mengarahkan untuk dapat hidup seperti yang
Tuhan mau di dalam kehidupannya. Hal ini dapat kita lihat dari Paulus. Ia begitu
perhatian kepada jemaat-jemaat. Orang-orang yang masih memerlukan bimbingan dan
pengarahan. Terkhusus di perikop ini, ia menegaskan agar kita dapat hidup dengan
mengetahui kehendak Allah di dalam kehidupan sehingga akan sangat memerlukan hikmat
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -28-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
dan pengertian yang benar. Penekanan tentang hidup dengan hikmat yang benar ini sangat
sesuai dengan situasi pada saat itu, dimana ada banyak pandangan-pandangan atau filsafatfilsafat yang berkembang, sehingga akan membuat jemaat menjadi bingung, mana yang
harus dipegangnya, dan mana yang harus dilakukannya. Dengan situasi yang seperti ini,
maka tentu saja
Yang menarik ialah tentang hikmat itu sendiri, bagi Paulus Hikmat ini diberikan
oleh Allah, hal ini bisa kita baca bersama-sama dari ayat 9, ia berdoa agar jemaat diberikan
hikmat itu. Dari hal ini bisa kita pahami bahwa hikmat yang Paulus maksud bukanlah
hikmat yang asalnya dari manusia (filsafat-filsafat kosong atau dari nenek moyang).
Sedangkan kita tahu bahwa Allah dapat memberikannya kepada siapapun, baik kepada
orang tua, orang dewasa, atau bahkan anak muda, sesuai dengan kehendak Allah sendiri,
kepada orang yang S1, S2, S3, atau bahkan kepada orang-orang yang tidak memiliki S,
sesuai dengan kehendak Allah. Untuk itulah Paulus mendoakan agar Tuhan memberikan
hikmat itu kepada orang percaya.
D. Pertanyaan PA:
1. Menurut perikop ini, apa manfaat Firman Tuhan bagi kehidupan kita?
2. Menurut Saudara, apa makna Firman dalam keluarga saudara?
3. Bagaimana sikap kita jika ada anggota keluarga yang tidak hidup di dalam Firman?
4. Setelah membahas perikop ini, hal-hal apa saja yang akan Saudara lakukan terhadap
keluarga Saudara?
E. Persembahan
F. Penutup
Pujian penutup
Doa syafaat dan penutup
[DS]
PANDUAN KEGIATAN KELUARGA
Acara:
LOMBA BERBUSANA YANG RAPI
Tujuan:
1. Jemaat memahami pentingnya berpakain rapi dalam beribadah.
2. Jemaat dapat bernampilan rapi dalam beribadah.
Waktu Pelaksanaan:
Dapat dilaksanakan pada hari Minggu, seusai ibadah.
Teknis Kegiatan:
1. Peserta lomba adalah pasangan suami-istri atau orang tua-anak (Laki-laki dan
Perempuan.
2. Peserta lomba menyiapkan sepatu, kaos kaki, dan alat make up.
3. Majelis jemaat menyiapkan dasi untuk peserta lomba.
4. Masing-masing merias pasangannya agar penampilan mereka serapi mungkin.
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -29-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
5. Lama waktu untuk merias selama 10 menit. (Usahakan tepat 10 menit)
6. Setelah 10 menit perlombaan dihentikan dan juri memberikan penilaian.
[KEPB]
***
KHOTBAH PENUTUPAN MPHB
Minggu, 03 Nopember 2013
KELUARGA YANG MELAYANI TUHAN
(Yosua 24:14-28)
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Hari ini kita mengakhiri Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2013. Salah satu nilai
yang dirindukan dan diharapkan dapat dihayati dan dihidupi oleh setiap anggota jemaat
dan setiap anggota keluarga GKSBS setelah MPHB 2013 ini adalah melayani. Kami
berharap keluarga-keluarga GKSBS tumbuh dewasa menjadi keluarga yang melayani.
Alkitab memberikan beberapa contoh tentang satu keluarga yang melayani Tuhan:
Simon Petrus dan Andreas (Yoh 1:40), Yakobus dan Yohanes (Mat 4:21), Marta, Maria
dan Lazarus (Yoh 11:1), Filipus dan anak-anak perempuannya (Kis 21:8-9) serta Yosua dan
keluarganya (Yos 24:14-15). Melalui khotbah ini, kita diajak belajar dari keluarga Yosua.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dari Yosua 24:14-15, kita menemukan Perintah dan tantangan yang diberikan
Yosua di ayat 14-15 merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Yosua
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -30-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
waktu itu sudah sangat tua (23:1) dan tidak lama setelah itu ia pun meninggal dunia (24:29).
Bangsa Israel membutuhkan pemimpin lain yang mampu membawa mereka kepada
ketaatan kepada TUHAN. Yosua merasa perlu untuk mengajak bangsa Israel memperbarui
komitmen mereka kepada TUHAN supaya setelah ia meninggal bangsa Israel tetap
mengingat komitmen itu. (24:26-27).
Perintah di ayat 14-15 juga penting jika dilihat dari fakta bahwa bangsa Israel
memang hidup di tengah-tengah bangsa yang menyembah berhala. Pendudukan tanah
perjanjian bukan berarti kesuksesan menghalau semua bangsa kafir di Kanaan. Sebagian
bangsa Kanaan tetap hidup di tengah mereka. Jadi, bahaya penyembahan berhala adalah
bahaya yang kasat mata. Terlepas dari kesalahan bangsa Israel, TUHAN memang
mengijinkan hal ini terjadi untuk kebaikan Israel (Hak 2:20-23; 3:1-5). Sayangnya, bangsa
Israel gagal dalam ujian ini. Mereka akhirnya menyembah illah-illah lain (Hak 3:5-6).
Pentingnya perintah ini juga bisa dilihat dari fakta bahwa bangsa Israel secara tradisi
memang bangsa penyembah berhala (Yos 24:2, 15). Selama perjalanan di padang gurun
pun mereka juga terjebak pada penyembahan kepada dewa Apis dari Mesir yang
disimbolkan dengan anak lembu emas (Kel 32). Yosua memahami betapa sulitnya
melepaskan diri dari ikatan tradisi, karena itu ia merasa perlu untuk menguatkan komitmen
bangsa Israel pada iman monoteis (percaya pada satu Allah).
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Yosua memang menginginkan mereka menaati perintah TUHAN di ayat 14-15,
tetapi ia ingin supaya ketaatan tersebut didasarkan pada hal yang benar. Ayat 14 dimulai
dengan kata sambung “karena itu”, yang merujuk balik pada ayat 3-13. Sebelum
memberikan perintah, Yosua terlebih dahulu menceritakan secara panjang lebar tentang apa
yang sudah TUHAN perbuat kepada bangsa Israel. Dengan kata lain, ia ingin agar
ketaatan itu didasarkan pada kesadaran bahwa TUHAN telah setia dan berbuat kebaikan
yang besar bagi bangsa Israel. Bangsa kafir kuno terbiasa meminta tolong kepada suatu
dewa hanya ketika mereka membutuhkan dewa tersebut. Bagi mereka, pemujaan kepada
satu dewa bukanlah komitmen, tetapi sekedar usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Tidak
demikian bagi bangsa Israel. Yosua menghendaki bangsa Israel menyembah Allah dalam
kesetiaan, bukan sekedar ketika mereka membutuhkan.
Yosua juga ingin agar ketaatan terhadap perintah di ayat 14-15 dilandasi kerelaan
hati, bukan keterpaksaan. Yang menarik dari ayat 14-15 adalah tawaran bagi bangsa Israel
untuk memilih TUHAN atau illah lain. Dalam Perjanjian Lama biasanya TUHAN yang
memilih bangsa Israel, bukan sebaliknya (Ul 4:37; 7:6, 7). Selain itu, TUHAN juga tidak
menampakkan diri melalui peristiwa-peristiwa alam yang dasyat. Semua ini menunjukkan
bahwa TUHAN ingin agar bangsa Israel menaati Dia dengan suka rela.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Yosua memberikan dua perintah yang saling berkaitan di ayat 14 dan 15. Pertama Ia
menantang bangsa Israel untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan
kesungguhan hati dan setia (14a). Kedua Ia meminta bangsa Israel untuk menjauhkan allah
yang kepadanya nenek moyang mereka telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di
Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN (15b).
Dewasa ini umat Kristen juga diperhadapkan pada penyembahan berhala. Bila
zaman dahulu berhala-berhala itu berupa berbagai macam patung yang disembah oleh
suku-suku atau agama-agama tertentu. Maka sekarang berhala-berhala itu bukan saja
berupa penyembahan kepada patung-patung, melainkan juga berupa IPTEK, uang,
pekerjaan, hoby, kesenangan diri sendiri, TV, HP, internet, dan lain-lain. Semua hal itu
bisa menjadi berhala jika kita menempatkan semua itu sebagai yang utama dan segalagalanya dalam hidup kita, sampai-sampai menggeser posisi Allah yang seharusnya menjadi
yang utama dan segala-galanya. Dalam kondisi demikian, kita juga diminta untuk
memperbaharui komitmen untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -31-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
kesungguhan hati dan setia serta menjauhkan diri dari penyembahan berhala dan beribadah
kepada Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Diakhir masa Perayaan Hidup Berkeluarga ini, tantangan yang sama juga diajukan
kepada kita; Pertama kita ditantang untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan
kesungguhan hati dan setia. Kedua kita diminta untuk menjauhkan allah-allah lain dalam
segala bentuknya dan beribadah kepada TUHAN Allah kita. Bersediakah Bapak/Ibu
sekalian melakukannya? Keputusan ada di tangan Bapak/Ibu. [Ath]
Ayat dan Nyanyian Liturgi
Ayat Pembimbing
Berita anugrah
Petunjuk Hidup Baru
Ayat Persembahan
Nyanyian
1. KJ
2. PKJ
3. KJ
4. PKJ
5. KJ
6. PKJ
:
:
:
:
Mazmur 135:1-3
Roma 5:8-11
Yohanes 13:13-15
Mazmur 116:12-14
76
205
106
165
240a
182
***
Acara Setelah Ibadah Penutupan:
PERJAMUAN KASIH
Dilaksanakan setelah ibadah penutupan. Tehnisnya, setiap keluarga membawa kue atau
nasi lengkap dengan lauk pauknya sejumlah anggota keluarganya. Kemudian dikumpulkan
untuk didoakan dan dimakan bersama. Majelis jemaat dapat menyediakan air minum dan
tambahan lauk pauk atau buah-buahan sesuai kebutuhan…
-----ooo000ooo-----
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -32-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
PANDUAN
MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA 2013
SINODE GKSBS
Tema:
“Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga”
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -33-
Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013
DITERBITKAN OLEH:
MAJELIS PEKERJA SINODE GKSBS
Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro 34111
Telp. (0725) 42598; email : [email protected] - www.gksbs.org
Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -34-
Download