Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Pengantar Keluarga adalah lembaga pertama yang dibentuk oleh Allah. Di dalam keluarga awal pertumbuhan umat Allah terjadi, baik pertumbuhan jasmani maupun pertumbuhan rohani. Keluarga bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat. Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa juga terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga adalah salah satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga Kristen, untuk melengkapi pertumbuhan alamiahnya. “Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga” merupakan tema Masa Perayaan Hidup Berkeluarga tahun 2013 ini. Melalui tema ini diharapkan keluarga-keluarga Kristen di GKSBS pada tahun ini dapat: pertama “Menyadari pentingnya menjadi keluarga yang diberkati dan memberkati,” kedua “Menjadikan keluarga sebagai sekolah iman bagi setiap anggotanya,” ketiga “Menemukan buah-buah perjuangan iman dari beberapa keluarga yang ada dalam Alkitab dan dari keluarganya sendiri,” keempat “Menjaga agar Firman Tuhan tidak hilang dalam keluarganya.” Keempat sub tema tersebut akan dibahas dan dihayati dalam keempat minggu dengan berbagai kegiatan yang akan kita lakukan, seperti Ibadah Minggu, renungan keluarga, PA Kelompok, sarasehan, dan aktivitas mingguan. Diakhiri dengan ibadah penutup yang mengusung sub tema “Menjadi Keluarga Yang Melayani Tuhan”. Tema dan sub tema tersebut hendaknya diletakkan di bawah terang tema besar Sinode GKSBS “Berapa Banyak Roti Yang Ada Padamu, Cobalah Periksa!” dan sub tema “Panggilan persaudaraan untuk hidup berbagi dan bermartabat dalam rumah bersama.” Adapun jadwal MPHB tahun ini diatur sebagai berikut: Tanggal Kegiatan Keterangan Minggu, 6 Okt 2013 Selasa, 8 Okt 2013 Kamis, 10 Okt 2013 Jumat, 11 Okt 2013 Sabtu/ Minggu 12/13 Okt 3 Minggu, 13 Okt 2013 Selasa, 15 Okt 2013 Kamis, 17 Okt 2013 Sabtu/Minggu 19-20 Okt 13 Minggu, 20 Okt 2013 Selasa, 22 Okt 2013 Kamis, 24 Okt 2013 Ibadah Pembukaan MPHB Materi menggunakan bahan khotbah pembukaan MPHB Renungan keluarga Pemahaman Alkitab (PA) Materi menggunakan bahan renungan 1 MPHB. Materi menggunakan panduan PA 1 MPHB Sarasehan Materi menggunakan bahan sarasehan MPHB Aktivitas 1 Aktivitas Anak: Pesona Kreasi Anak Ibadah Minggu Renungan keluarga Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu 15 Oktober 2013 Materi menggunakan bahan renungan 2 MPHB Pemahaman Alkitab (PA) Materi menggunakan panduan PA 2 MPHB Aktivitas 2 Aktivitas Pemuda Remaja: Talk Show Ibadah Minggu Renungan keluarga Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu 20 Oktober 2013 Materi menggunakan bahan renungan 3 MPHB Pemahaman Alkitab (PA) Materi menggunakan panduan PA 3 MPHB Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -1- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Sabtu/Minggu 26/27 Okt 11 Minggu, 27 Okt 2013 Selasa, 29 Okt 2013 Kamis, 31 Okt 2013 Sabtu/Minggu 2/3 Nov 13 Minggu, 3 Nov 2013 Minggu, 3 Nov 2013 Aktivitas 3 Aktivitas untuk Bapak/Ibu (Pasutri|) Ibadah Minggu Pemahaman Alkitab (PA) Materi khotbah menggunakan bahan khotbah minggu 27 Oktober 2013 Materi menggunakan bahan renungan 4 MPHB Materi menggunakan panduan PA 4 MPHB Aktivitas 4 Aktivitas untuk keluarga Ibadah Penutupan Materi khotbah Penutupan MPHB Perjamuan Kasih Renungan keluarga Aktivitas 5 menggunakan bahan khotbah Persembahan Syukur MPHB 2013, kami mengusulkan agar: 1. Pada Ibadah Pembukaan, didakan persembahan khusus. Hasil persembahan tersebut dapat digunakan oleh Jemaat untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan pelaksanaan MPHB 2013. 2. Pada Ibadah Penutupan, dihimpun persembahan khusus dan hasil persembahan ini dikirim ke Sinode GKSBS untuk biaya penerbitan-penerbitan materi pelayanan di Sinode GKSBS. Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis, yang terdiri dari Pdt. Em. Slamet Raharjo (Klasis Kota Bumi), Pdt. Kardinah Isa Anggraeni (Klasis Metro), Pdt. Joko Nawanto (Klasis Tulang Bawang), Pdt. A.T. Hariyanto (Klasis Bandarjaya), Pdt. Karel Eka Putra Barus (Klasis Pugung Raharjo) dan Sdr. Dede Suprapto (mahasiswa STT Bandung). Mereka ber-enam mewakili generasi yang berbeda, mulai dari mahasiswa theology, pendeta yunior, pendeta senior sampai pendeta emeritus. Kiranya seluruh jemaat se Sinode GKSBS berkenan menggunakan bahan MPHB 2013 ini sebagai upaya bersama merekayasa pertumbuhan keluarga, pertumbuhan jemaat dan pertumbuhan tubuh Kristus, mencapai cita-cita bersama sebagaimana tertuang dalam Tema Sinode GKSBS 2010-2015. Selamat Merayakan Hidup Berkeluarga demi kemuliaan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Metro, Agustus 2013 Majelis Pekerja Sinode GKSBS Pdt. Christya Prihanto Poetro, M.Th. Sekretaris Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -2- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Daftar Isi 1. Pengantar 1 2. Dartar Isi 3 3. Kotbah Pembukaan MPHB 2013 4 4. Sarasehan 6 5. Renungan Keluarga 1 8 6. Pemahaman Alkitab (PA) 1 9 7. Panduan Aktifitas Anak 10 8. Kotbah Minggu 2 11 9. Renungan Keluarga 2 14 10. Pemahaman Alkitab (PA) 2 16 11. Panduan Kegiatan Pemuda Remaja 17 12. Kotbah Minggu 3 18 13. Renungan Keluarga 3 20 14. Pemahaman Akitab (PA) 3 21 15. Panduan Kegiatan Bapak dan Ibu 22 16. Kotbah Minggu 4 23 17. Renungan Keluarga 4 26 18. Pemahaman Alkitab (PA) 4 28 19. Panduan Kegiatan Keluarga 29 20. Kotbah Penutupan MPHB 2013 30 *** Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -3- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 KHOTBAH PEMBUKAAN Minggu, 06 Oktober 2013 KELUARGA YANG DIBERKATI DAN MEMBERKATI Bacaan: Mazmur 133 Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, Dalam acara resepsi pernikahan sering ada ular-ular atau petuah kepada pengantin agar menjalani pernikahan seperti mimi amituno. Mimi adalah sejenis binatang kecil yang hidup di air; mituno artinya kawin. Mimi yang sedang kawin itu terus nempel kemana pun pergi. Maksud dari petuah tersebut ialah supaya pengantin menjadi suami-isteri yang rukun, tak terpisahkan sampai hari tua. Suami-isteri yang rukun sampai hari tua tentunya menjadi cita-cita setiap pasangan muda-mudi yang hendak membangun rumah tangga. Itu juga menjadi keinginan kedua orang tua, juga menjadi harapan sanak saudara, temanteman, tetangga dan masyarakat. Alangkah indah dan bahagia rumah tangga yang rukun. Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus Pada bulan Oktober ini keluarga-keluarga GKSBS diajak kembali menghayati hidup berkeluarga. Minggu ini, kita menghayatinya dibawah terang firman Allah melalui mazmur 133. Pemazmur mengawali syair ini dengan kata-kata: “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Kata diam bukan berarti diam tidak bergerak, melainkan tinggal bersama. Ini harapan pemazmur dan fakta yang dilihatnya. Saudara-saudara yang tinggal bersama dengan rukun itu adalah baik dan indah. Ia menghargai, memuji keluarga yang hidup dengan rukun. Kerukunan antar saudara-saudara laki-laki dalam keluarga Israel zaman dulu sangat penting, karena dengan hidup rukun dapat saling bekerjasama mengerjakan tanah pertanian merereka sehingga keluarga dapat memproduksi hasil pertanian yang baik. Itulah baiknya saudara-saudara yang tinggal bersama dengan rukun. Kerukunan keluarga itu dilihat indah oleh siapapun yang menyaksikannya. Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus, Pemazmur mengkiaskan kerukunan keluarga dengan dua gambaran yaitu: Pertama, dilukiskan seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Ini mengingatkan tentang penobatan Harun sebagai imam besar; ia diurapi dengan minyak urapan yang wangi oleh Musa (Imamat 8:12). Harun diurapi dengan minyak khusus tahbisan untuk memperlihatkan bahwa Allah telah memilih Harun menjadi imam besar. Aroma wangi minyak urapan yang meleleh hingga kejanggut panjang Harun dan leher jubahnya tentulah semerbak ke sekeliling. Demikianlah, semerbak harum mewangi keluarga yang rukun. Orang lain yang melihatnya senang, dan memujinya. Kedua, kerukunan dilukiskan seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sesungguhnya gunung Hermon ada di Palestina utara, jauh dari tanah Yehuda di mana ada gunung-gunung Sion. Mungkinkah embun gunung Hermon yang jauh di utara menetes ke gunung-gunung Sion yang berada jauh di selatan? Pada Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -4- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 kenyataannya pasti tidak mungkin. Tetapi Daud memberikan gambaran tersebut untuk menjelaskan bahwa berkat Allah itu melimpah ruah, yang mengalir kemana-mana. Demikianlah berkat TUHAN yang diberikan kepada keluarga yang rukun. Ya, keluarga yang hidup rukun akan diberkati TUHAN dan menjadi saluran berkat bagi keluargakeluarga lain. Itulah kabar gembira yang diberitakan pemazmur. Persaudaraan yang rukun itu baik dan indah serta diberkati TUHAN. Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan keluarga kita masing-masing? Sudahkah terwujud keluarga yang rukun? Jika sudah rukun, puji TUHAN! Tetapi jika masih ada yang hidup dalam perselisihan, pertengkaran antara suami-isteri, antara anak-anak, antara menantu dengan mertua, wah…mari prihatin dan bertobat. Pertengkaran dalam keluarga, pertengkaran antar saudara bukan bagai minyak wangi yang beraroma harum, melainkan seperti minyak jelantah yang berbau tengik. Orang lain yang melihatnya tidak suka dan akan mencibir, mencemooh. Dewasa ini kerukunan seperti menjadi barang yang mahal; karena orang mudah tersinggung, mementingkan diri sendiri, golongan sendiri maka kata mufakat untuk kerukunan sulit terwujud; yang terjadi adalah tawuran antar pelajar/mahasiswa, antar warga desa, antar oknum anggota DPR, bahkan perkelahian antar oknum aparat kemanan. Karena itu masyarakat, bangsa dan negri kita masih jauh dari rasa aman apa lagi adil dan makmur. Negara RI yang oleh Ki Dalang sering disebut sebagai negara yang subur makmur tata titi, tentren kerta tur raharjo mana wujudnya? Semua itu hanya mimpi. Kita memang masih terus bermimpi menuju keluarga, masyarakat, bangsa yang rukun aman dan damai yang diberkati TUHAN. Jemaat Kekasih Tuhan Yesus Kristus Dalam situasi masyarakat yang masih jauh dari rasa aman tenteram, rukun dan damai kita tidak boleh pesimis ataupun patah semangat! Justru dalam situasi yang demikian kita sebagai manusia baru yang telah dirukunkan dengan Allah oleh penebusan Tuhan Yesus Kristus harus termotivasi, tergerak untuk dengan sungguh mewujudkan kerukunan itu. Dari mana memulai? Ya dari diri masing-masing, dari keluarga kita masing-masing. Keluarga Kristen sebagai “jemaat terkecil” terpanggil untuk menabur, menyemai, menumbuh-kembangkan jiwa dan semangat persaudaraan yang rukun. Namun kerukunan persaudaraan bukan tujuan, melainkan sebagai syarat atau kondisi untuk mengalirnya berkat TUHAN yang bukan untuk dinikmati sendiri. Berkat TUHAN yang kita terima juga harus dibagi untuk kehidupan bersama yang lebih luas agar terwujud syalom (damai sejahtera) sebagai bukti kehadiran Kerajaan Allah. Mulai dari keluarga kita masing-masing kita taburkan, kita tanamkan, kita tumbuhkembangkan iman yang berbuah perbuatan nyata untuk terus membangun GKSBS sebagai Rumah Bersama dalam Persaudaraan yang berbagi. Selamat memulai Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga. TUHAN memberkati. Amin. [SR] AYAT DAN NYANYIAN LITURGI Ny.Persiapan Ayat Pembimbing Ny. Pujian Hukum Kasih Ny. Pengakuan dosa Berita anugrah Ny. Peneguhan Ny. Menyambut firman Ny. Merespon firman : : : : : : : : : PKJ.6:1-3 Mazmur 128:1-6 KJ. 16:1-4 Matius 22:37-40 PKJ. 151:1-3 Efesus 2:4-8 KJ.392: 1-3 PKJ.15 PKJ. 286:1-3 Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -5- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Ayat Persembahan Ny. Persembahan Ny. Penutupan : Amsal 3:9-10 : PKJ. 148:1 dsc. : KJ. 249:1-3 *** BAHAN SARASEHAN IMAN DIBENTUK DAN DIDEWASAKAN DALAM KELUARGA (ID4K) A. Pendahuluan Iman dibentuk dan didewasakan dalam keluarga. Di dalam keluarga awal pertumbuhan umat Allah terjadi, baik pertumbuhan jasmani maupun pertumbuhan rohani. Keluarga bagaikan sebuah gereja kecil. Karenanya keluarga mempunyai peran yang penting bagi pertumbuhan anggota keluarganya dan bagi pertumbuhan jemaat. Bila setiap anggota keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah keluarga yang kuat. Bila setiap keluarga bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta sebuah jemaat (gereja) yang kuat. Bila setiap jemaat (gereja) bertumbuh dengan baik, maka akan tercipta tubuh Kristus yang kuat. Bila keluarga-keluarga bertumbuh, jemaat (gereja) akan bertumbuh, bila jemaat (gereja) bertumbuh maka tubuh Kristus akan bertumbuh. Pertumbuhan sebuah keluarga bisa terjadi secara alami (mengalir seperti air) namun bisa juga terjadi dengan cara dikondisikan (direkayasa). Masa Perayaan Hidup Berkeluarga adalah salah satu upaya mengkondisikan (merekayasa) pertumbuhan keluarga-keluarga Kristen, untuk melengkapi pertumbuhan alamiahnya. Sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga dimaksudkan sebagai ajang, wadah atau sarana bagi jemaat untuk “urun rembuk”, sumbang saran, curah pendapat, serta berbagi pengalaman, pemikiran, serta masukan bagi terwujudnya pembentukan dan pendewasaan iman melalalui keluarga. Dan sarana bagi gereja untuk mendapat masukan berharga bagi program pembangunan keluarga di masa yang akan datang. B. Pentingnya Keluarga Keluarga adalah ‘institusi’ pertama yang didirikan Allah. Sebelum Allah mendirikan lembaga-lembaga yang ada dimuka bumi ini (termasuk gereja), terlebih dahulu Allah mendirikan lembaga yang bernama keluarga (Kej.2:18-25). Allah menciptakan Adam dan Hawa serta mempersatukan keduanya menjadi sebuah keluarga. Didalam institusi pertama dan utama inilah, iman disemaikan, agar tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Keluarga Kristen di dunia merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah. Perhatikan penetapan Allah pada Kej.12:3. Melalui berkat Allah kepada Abraham sekeluarga, seluruh bumi akan diberkati. Dalam sebuah keluarga anak-anak merupakan bagian dari Perjanian Allah (Kej.1:28; Ul.4:9-10; 6: 7-9; Yos.24:15). Anak-anak merupakan pernyataan berkat Allah (Maz.127:3-5; 1Sam.1:10-11). Anak-anak adalah milik pusaka dari pada Tuhan (Maz.127:3). Anak adalah mahkota orang tua (Ams.17:6). Menurut Tuhan Yesus, anak-kecil adalah model untuk menerima kerajaan Sorga (Mat.18:1-4). Tuhan Yesus merindukan kehadiran anak-anak (yang oleh murid-murid dianggap pengganggu) dan memberkati mereka (Mk.10:13-16); serta menyembuhkan mereka (Luk.9:37-43). Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -6- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Keluarga Kristen di dunia merupakan miniatur keluarga Allah. Itulah sebabnya keberhasilan kita membangun keluarga Kristen dengan benar, pada saat yang sama merupakan kesaksian akan keluarga Allah di dunia ini. Sebaliknya, jika kita gagal membangun keluarga, maka sebagai anak-anak Allah, kita juga telah gagal menunjukkan keindahan keluarga Allah. Dalam relasinya dengan umat, Allah menggambarkan dirinya sebagai bapa dan ibu, sedangkan kita adalah anak-anakNya (Ef.3:14-15; Maz.103:13; Yes.66:13). C. Pembentukan dan Pendewasaan Iman. Sesungguhnya, pembentukan dan pendewasaan iman dimulai ditengah-tangah keluarga. Anak-anak hendaknya diajar dan didorong untuk menerapkan semua nilai-nilai luhur sebagaimana diajarkan oleh firman Tuhan, dan menjauhkan segala hal yang dilarang Tuhan. Contoh, anak yang mampu mentaati otoritas orang tua, akan mampu mentaati otoritas guru di sekolah. Demikian sebaliknya. Anak yang belajar mengasihi dan menyangkali diri di rumah, akan menjadi modal yang baik dalam pergaulannya. Sebaliknya, anak yang egois dan selalu menang sendiri, akan mengalami kesulitan di masyarakat. Pembentukan iman anak dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Faktor keluarga. Keberadaan anak ditengah-tengah keluarga besarnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan imannya. Pola pendidikan, kebiasaan-kebiasaan, serta keteladanan empat kakek/nenek, dua orang tua, bibi dan paman, saudara sepupu, dll. turut ambil bagian dalam mewarnai pertumbuhan iman. 2. Faktor sekolah. Sistim pendidikan yang diterapkan, nilai-nilai yang diajarkan, kebiasaankebiasaan yang dibangun, serta pola dan gaya hidup yang diteladankan di sekolah ikut membentuk dan mendewasakan iman. 3. Faktor lingkungan. Jenis, tempat dan teman bermain anak-anak, juga turut andil bagi kedewasaan iman. Keluarga-keluarga Kristen merupakan tempat yang efektif bagi persemaian, pertumbuhan dan pendewasaan iman, karena sebagian besar waktu anak-anak berada dalam keluarga. Dalam pembentukan dan pendewasaan iman, dari generasi ke generasi senantiasa mengalami tantangan yang beragam. Tantangan-tantangan tersebut antara lain adalah: kemajuan IPTEK, terutama dibidang tehnologi komunikasi seperti internet, Ipad, HP, TV, dll. Pergaulan bebas, trend (kecenderungan) individualis, materialis, dll. D. Penutup Bagaimanakah peran keluarga dan gereja dalam pembentukan dan pendewasaan iman? Bagaimanakah cara melakukan peran-peran itu? Melalui sarasehan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga ini diharapkan kita dapat menemukan peran keluarga dan gereja dalam pembentukan dan pendewasaan iman, serta termotivasi untuk melakukan peran-peran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. [Ath]. *** Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -7- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 BAHAN RENUNGAN KELUARGA 1 KELUARGA YANG BERBAHAGIA Bacaan: Mazmur 128:1-6 Kebahagiaan! Hidup bahagia! Siapa yang tidak menginginkan? Semua orang menginginkan dan mengusahakan. Keluarga kita juga merindukan kebahagiaan. Tetapi, apakah itu bahagia? Bagaimana kebahagiaan itu bisa terwujud? Menurut W.J.S Purwodarminto dalam Kamus Bahasa Indonesia yang ia susun, bahagia atau kebahagiaan adalah keadaan atau perasaan senang tenteram (lepas dari segala yang menyusahkan). Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); kemujuran; keuntungan. Jadi, kebahagiaan terletak pada rasa, pada hati. Kebanyakan orang mencari kebahagiaan dengan mendahulukan materi; mengumpulkan harta benda yang banyak. Dengan itu dikiranya dapat menyenangkan, menenteramkan hidupnya. Memang tak dapat dipungkiri bahwa dengan harta benda yang banyak manusia dapat bersenang-senang, dapat mencukupi keperluan hidupnya. Karena itu ungkapan time is money dijadikan motivasi untuk memperoleh kekayaan dengan menggunakan waktu demi uang yang melimpah. Sah-sah saja mengumpulkan uang atau harta yang banyak untuk kesenangan hidup. Tetapi menjadi keliru ketika itu semua berpusat pada diri sendiri. Pemazmur memberikan nasihat yang berbeda bagaimana kita dapat bahagia. Yang harus didahulukan adalah takut akan TUHAN, hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya Ini berarti mengakui TUHAN sebagai Raja yang memerintahnya, yang melindunginya, yang memberikan kesejahteraan. Dengan kata lain, bukan dirinya sendiri yang menjadi pusat, melainkan TUHAN. Bukan mencari harta benda sebanyak-banyaknya yang didahulukan, tetapi mendahulukan mencari Kerajaan Allah. Berkat TUHAN akan diberikan kepada siapa yang takut akan TUHAN. Berkat-Nya atas orang yang takut kepada-Nya dilukiskan pemazmur dengan kata-kata: memakan hasil jerih payah tanganmu; isterinya akan menjadi pohon anggur yang tumbuh subur di dalam rumahmu (di pekarangan rumah); anak-anaknya seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu. Pohon zaitun menghasilkan minyak yang mahal harganya, ini adalah lambang kemakmuran. Pemazmur menegaskan nasihatnya, bahwa orang laki-laki yang takut akan TUHAN sungguh akan diberkati. Ini berarti bahwa laki-laki sebagai kepala rumah tangga harus takut akan TUHAN; menjadi teladan bagi seisi keluarga. Tentulah juga perempuan sebagai isteri juga harus takut akan TUHAN. Baik suami maupun isteri harus menjadi pemimpin, pendidik, dan teladan bagi anak-anak untuk hidup dengan takut akan TUHAN. Bagi orang yang takut akan TUHAN, mengakui-Nya sebagai Raja atas hidupnya, bersandar kepada kasih dan kuasa-Nya pasti memperoleh kebahagiaan pemberian TUHAN. Amin. [SR] Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -8- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 *** PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 1 Bacaan Alkitab: Rut 3 Thema: Iman Aktif Dalam Perbuatan Pembukaan. 1. Pemandu menyampaikan salam dan mengucapkan terima kasih kepada tuan atau nyonya rumah karena berkenan menyediakan tempat untuk berPA bersama. 2. Pemandu menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada segenap peserta PA yang menggunakan waktu yang Tuhan berikan untuk hadir dalam PA. 3. Doa Pembukaan: Pemandu meminta kesediaan tuan atau nyonya rumah untuk memimpin doa pembukaan. 4. Pemandu mengajak menyanyi bersama dari KJ/PKJ. Pembacaan Alkitab: Rut 3 dibaca secara berbalasan antara pemimpin dan peserta PA. Pembacaan Pengantar Perikop. Kisah mengenai Rut yang terjadi dalam periode Hakim-hakim (kira-kira 1250 – 1050 sM) memberikan gambaran sekilas mengenai kehidupan manusia biasa. Kita melihat pergumulan eksistensi manusia biasa, adat istiadat, suka-duka dan imannya kepada Allah serta kasih dan kemurahannya kepada sesama manusia. Dalam bagian ini, kita berjumpa dengan tiga orang (Naomi, Rut dan Boas) yang menyatakan imannya dalam perbuatan. Mereka adalah orang-orang beriman yang telah menerima/merasakan kasih dan pemeliharaan Allah secara nyata dalam hidupnya, dan karena itu mereka mau menyatakan kasih dan kemurahannya kepada sesamanya. Pertanyaan PA: 1. Apakah yang Naomi prihatinkan dari Rut? Apa jawaban Rut terhadap saran Naomi? 2. Tindakan apakah yang dilakukan Boas untuk menolong Rut? Menurut saudara, apakah tindakan yang dilakukan Boas itu didasarkan atas persyaratan hukum atau hanya atas kemauan dan kemurahan hati? 3. Boas menunjukkan imannya melalui kasih dan kemurahan hatinya kepada Rut. Evaluasilah diri saudara, Apakah selama ini saudara sudah menunjukkan iman saudara dengan menolong sesama yang membutuhkan? Apakah saudara melakukan semua itu sekedar menenuhi tuntutan hukum Allah atau atas kemauan dan kemurahan hati saudara? 4. Hal apakah yang dapat saudara dan gereja saudara lakukan untuk menunjukkan kemurahan hati kepada orang-orang yang membutuhkan? 5. Melalui peristiwa ini, bagaimana saudara memahami cara Allah menunjukkan kasih Karunia dan pemeliharaannya kepada Rut? Dengan cara apakah selama ini Allah menunjukkan kasih karunia dan pemeliharaannya kepada saudara pribadi? Sharingkan! Persembahan 1. Pemandu mengajak peserta PA untuk memberi persembahan dengan menyanyi bersama dari KJ. 403 “Hujan Berkat Kan Tercurah” 2. Doa Syafaat (Pemandu menghimpun pokok-pokok doa dan doa syafaat dipimpin oleh beberapa orang peserta) Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -9- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Penutup Nyanyian Penutup dari KJ/PKJ Bila masih ada waktu, peserta dapat berlatih sebuah lagu baru dari KJ/PKJ. PA selesai dilanjutkan dengan kebiasaan setempat. [ATH] PANDUAN AKTIVITAS ANAK Acara PESONA KREASI ANAK 1. Tujuan a. Mengembangkan kreativitas anak dalam berkreasi. b. Melatih anak mengungkapkan kasihnya kepada keluarga (orang tua, kakek-nenek atau anggota keluarga lainnya) 2. Peserta: Anak, didampingi oleh para pelayan ibadah anak. 3. Waktu: Kegiatan dilaksanakan setelah ibadah anak, atau bisa juga dilakukan sebagai salah satu aktivitas dalam ibadah anak. 4. Proses kegiatan: a. Anak diminta untuk mengungkapkan kasihnya kepada orang tua atau kakek nenek secara kreatif. Misalnya puisi, lagu, lukisan/gambar, pantun, kalimat pujian, pembatas alkitab, hiasan dinding, dll yang dibuatnya sendiri, atau berbagai bentuk kerajinan tangan dan keterampilan lainnya. b. Bila membutuhkan alat tulis dan bahan-bahan lainnya dapat dibicarakan dengan orang tua anak mengenai tehnis pengadaan dan biayanya. c. Bila tidak selesai dalam satu pertemuan hari minggu, bisa dilanjutkan pada hari minggu berikutnya, atau dikerjakan dirumah masig-masing. d. Pada ibadah penutupan MPHB, majelis memberi kesempatan kepada setiap anak (bila memungkinkan/bila tidak dipilih secara acak beberapa peserta saja) menunjukkan/menyampaikan hasil kreativitasnya kepada orang tua, kakek nenek atau anggota keluarga lainnya. *** Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -10- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 KOTBAH MINGGU II Minggu, 13 Oktober 2014 KELUARGA ADALAH “SEKOLAH IMAN” Bacaan: Amsal 1: 8-18 Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, Ketika seorang anak tumbuh menjadi seorang yang cerdas, berprestasi dan beriman, biasanya orang lain mempertanyakan siapa orang tuanya, (anaknya siapa sih? ), bagaimana perhatian terhadap anaknya, mengapa anaknya bisa menjadi baik seperti itu, bagaimana keadaan keluarganya, dst. Dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kita bisa mengetahui dan kadang memang tidak bisa dipungkiri, bahwa baik-buruknya seorang anak dalam pertumbuhannya, pertama-tama sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga ataupun orang tua yang mendidiknya. Keluarga adalah lembaga yang paling kecil dalam lingkungan kita, keluarga yang terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu sebagai orang dewasa yang mempunyai banyak pengalaman dan hikmat, ditambah dengan anak-anaknya yang masih muda, lugu dan kurang pengalaman dibandingkan orang tuanya, sehingga perlu dibina. Karena keluarga adalah lembaga yang paling kecil maka hubungan antara anggota keluarga sangat dekat, baik antara suami istri maupun antara orang tua dengan anaknya. Untuk itu dalam keluarga inilah pertama kalinya seorang anak menerima didikan dan ajaran serta pengaruh dari orang tuanya. Anak dididik dan diajar melalui sebuah komunikasi. Komunikasi tidak hanya terbatas pada perkataan dan nasihat yang didengar, tetapi juga melalui sikap dan perbuatan orang tua yang dapat dilihat oleh anak. Dari sini sebenaranya kita juga bisa memahami bahwa keluarga juga menjadi tempat untuk belajar bersama, baik yang berkaitan dengan iman, ataupun norma-norma kehidupan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam perikop bacaan kita saat ini, kita juga bisa memahami keberadaan orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi baik, yaitu dengan cara memberi nasihat. Ada beberapa nasihat yang dapat kita cermati dari perikop ini, yaitu: 1. Pertama, nasihat orang tua kepada anaknya, supaya anaknya mau mendengar didikan ayahnya dan tidak menyia-nyiakan ajaran ibunya. Untuk bisa memahami dan mengerti nasihat ataupun didikan orang tua yang pertama kali harus dilakukan adalah mau mendengar dan memperhatikan, tanpa mau mendengar dan memperhatikan maka apa yang menjadi ajaran dan didikan orang tua akan menjadi sia-sia, sehingga tidak ada Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -11- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 yang bisa ditangkap dan dimengerti, serta juga tidak akan dipraktekan dalam kehidupan. Mengerti saja tidak, apalagi mau melakukannya, sehingga yang penting ketika ada didikan dan ajaran dari orang tua pertama kali yang harus dilakukan adalah mau mendengarkan dan memperhatikan. Seorang siswa yang diajar tetapi tidak mau mendengarkan pasti ia akan menjadi seorang siswa yang bodoh karena tidak tahu apaapa. Dalam kehidupan ini, pada umumnya orang tua akan mewariskan hikmat kepada generasi yang lebih muda, secara khusus orang tua kepada anaknya dengar cara mendidik dan mengajar. Ketika sang anak mau mendengar didikan dan ajaran, dalam Amsal ini digambarkan akan menerima karangan bunga yang indah yang diletakan dikepala dan juga dikalungkan dileher, hal ini tidak bisa diartikan secara harafiah, tetapi harus diartikan secara simbolis, yang artinya ketika mau mendengar dan melakukan ajaran orang tua, maka gaya hidup seseorang dapat dilihat oleh semua orang, yaitu gaya hidup yang bijaksana yang seindah kalung dan seindah hiasan di kepala. Menjadi orang yang bermartabat dan terhormat, karena dipandang baik oleh orang lain. 2. Nasihat kedua berisi agar anak tidak mengikuti bujukan orang berdosa dan mengikuti jejak mereka: yaitu orang yang berpaling dari Tuhan, atau orang yang tidak mau menaati ajaran Tuhan. Ayat11-14 berisi sebuah contoh bujukan orang berdosa yang merencanakan dan mengajak berbuat jahat, yaitu mengambil barang orang benar dengan cara merampok (mencuri) yang akhirnya juga menimbulkan perbuatan dosa lainnya yaitu membunuh. 3. Sedangkan ayat 15-18 berisi peringatan, supaya anak tidak mengkuti tingkah laku orang berdosa, karena setiap perbuatan-perbuatan orang berdosa yang memasang jerat, sebenarnya mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri (ayat 15-18), dalam arti mereka akan menerima ganjaran yaitu penghukuman. Sehingga perbuatan seperti itu tidak perlu diikuti karena akan merugikan dirinya sendiri. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Belajar dari Amsal bahwa ada tanggung jawab orang tua ataupun keluarga dalam memperlengkapi anak-anaknya supaya dipandang baik dan tidak melakukan kejahatan dan mengikuti tingkah laku orang berdosa. Ketika kita merenungakn kehidupan saat ini, terutama kehidupan keluarga-keluarga yang ada di negeri ini, banyak orang tua yang lupa mendidik anak-anaknya dengan baik, sibuk dengan pekerjaan dengan alasan masalah ekonomi, sehingga dalam mendidik anak tidak ada waktu lagi, digantikan oleh TELEVISI dan diserahkan kepada sekolah ataupun gereja. Mereka lupa bahwa keluargalah yang sebenarnya paling pertama dan utama dalam pembentukan dan pendewasaan iman dalam anggota keluarga tersebut, termasuk di dalamnya adalah anak-anak. Padahal dalam era jaman sekarang ini tantangan dan cobaan hidup semakin besar, pengaruh lingkungan di luar keluarga juga semakin kuat, godaan iman terhadap anak kita juga semakin hebat. Dari masalah pergaulan bebas, narkoba serta menjurus kepada tindakan kriminal. Banyak anak-anak muda yang kehilangan masa depannya karena kurang bimbingan dari orang tuanya yang menjadikan imannya kurang kuat, sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif. Contoh: banyak pernikahan dini akibat pergaulan bebas, hamil disebelum menikah, sehingga studinya terpaksa harus berhenti karena sebentar lagi akan mempunyai bayi. Study dan masa depannya yang baik menjadi hilang. Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -12- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Di satu sisi, ada juga orang tua yang sungguh-sungguh memperhatikan dan mendidik anak-anaknya, tetapi yang terjadi tidak sedikit anak muda yang tidak mau mendengarkan nasihat dan didikan dari orang tuanya. Hidup menurut keinginannya sendiri, sehingga banyak yang kehilangan dan tidak mempunyai arah yang jelas. Dengan menganggap orang tua kuno, kolot, ketinggalan jaman, merasa lebih pandai, karena tingkat pendidikan lebih tinggi, sehingga nasihat berlalu begitu saja. Jemaat yang di kasihi Tuhan, Demikian juga sebaliknya, ketika kita meletakan keluarga sebagai sekolah iman, maka orang tuapun juga harus mau belajar dari anak, seperti Tuhan Yesus yang menggunakan anak untuk mengajar para muridnya. Belajar tentang ketulusannya, dan kepolosannya. Ketika anak berpendapat terkadang sebagai orang tua sulit untuk bisa menerimanya karena merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi dan gengsi, misalnya anaknya berkata kepada ibunya, supaya tidak ngomongin orang, mungkin seorang ibu akan berkata: ”kamu masih kecil tahu apa!” atau ketika seorang ayah diajak anaknya untuk pergi ke beribadah ke gereja, karena anaknya seorang yang rajin berangkat sekolah minggu, terkadang dianggap angin lalu. Padahal tidak semua pendapat anak itu tidak bermutu, dan tidak semua orang tua hidup benar dihadapan anak mereka. Untuk itu kadang diperlukan sebuah sikap kerendahan hati untuk mau mendengarkan pendapat anak dalam rangka membagun kehidupan yang baik. Mungkin ada yang bertanya, bukankah dikitab Amsal tidak ada perintah, bahwa orang tua harus mendengarkan anak? Situasi jaman telah berubah, dulu pada saat Amsal ditulis, komunikasi cenderung satu arah, karena budaya patriakal (bapak sebagai pemegang otoritas tertinggi) sangat kuat, sehingga tidak bisa diganggu gugat, tetapi Jaman sekarang, komunikasi bisa dilakukan dari dua arah dan musyawarah lebih mudah, sehingga kesempatan anak berpendapat dan memberi masukan lebih terbuka.dan selama itu baik dan membangun mengapa tidak. Jemaat yang mengasihi Tuhan, Dalam keluarga sebagai lembaga terkecil seharusnya setiap anggotanya menyadari akan fungsinya. Salah satunya fungsi pendidikan iman atau sekolah iman. Setiap pribadi dapat menempatkan diri sebagai pelaku pembelajaran. Anak harus belajar mendengar dari orang tua demikian pula orang tua juga harus mau mendengarkan anaknya dalam rangka perubahan kearah yang lebih baik. Semua harus menjadi pelaku pembelajaran dan yang menjadi materi utama pembelajaran dalam kelaurga kita adalah Firman Tuhan Yesus menjadi Guru Agung. Ketika proses ini dapat berjalan, maka secara otomatis keluarga akan menjadi sekolah iman, yang membekali setiap pribadi yang tinggal di dalamnya untuk menjadi orang-orang yang beriman secara dewasa, memahami dan melakukan Firman Tuhan, sehingga dalam kehidupan anggota keluarganya senantiasa berjalan dalam terang Tuhan yang menuntun pada damai sejahtera. Oleh karena itu, jadikanlah keluarga kita sebagai tempat yang pertama dan utama bagi pembentukan dan pendewasaan iman kita,. Tuhan memberkati. [JN] AYAT DAN NYANYIAN LITURGI Nats pembimbing : Amsal 22:6 Berita Anugrah : Efesus 5: 21-33 Persembahan : amsal 3:9-10 Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -13- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Nyanyian Persiapan Pujian Peneguhan Respon Persembahan Penutup : PKJ 13 : PKJ 04 : PKJ 286 : PKJ 288 : PKJ 289 : PKJ 287 *** RENUNGAN KELUARGA 2 IMAN DIDEWASAKAN DALAM KELUARGA Bacaan: II Timotius 1:5 a. Nyanyian Pembuka KJ. 454 Indahnya saat yang teduh. b. Doa Pembukaan c. Nyanyian KJ. 50a sabdamu abadi d. Pembacaan Alkitab: II Timotius 1:5 e. Renungan ”Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu”. Timotius adalah anak rohani rasul Paulus, yang menjadi teman sepelayanannya. Timotius dipanggil Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan, secara khusus di jemaat yang ada Efesus. Sebagai pelayanan iman Timotius sudah teruji. Iman pada diri Timotius yang berakar, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, tidak menjadi terjadi secara otomatis, tetapi melalui sebuah proses pembentukan di dalam sebuah keluarga. Mengingat neneknya Lois dan ibunya Euinike yang sudah mempunyai iman kepada Yesus, tentu saja mereka juga mulai menanamkan imannya kepada Timotius mulai dari sejak kecil. Dengan mengenalkannya kitab suci, mendidik dan mengajar seturut dengan ajaran Tuhan, yang akhirnya Timotius menjadi seorang yang beriman secara dewasa. Iman seseorang biasanya dibentuk dan diproses pertama kalinya oleh keluarga. Keluarga yang di dalamnya terdiri dari anggota keluarga yang mempunyai ikatan lahir dan batin serta emosi, sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya. Bagaimana keluarga itu berproses dalam membentuk iman anggotanya, sangat mempengaruhi akan seperti apa iman anggota keluarga itu ke depan. Seperti yang terjadi pada diri Lois yang telah memiliki iman, iman itu “ditularkan” kepada anaknya Eunike, begitu juga dengan Eunike “menularkannya” kepada Timotius anaknya, sehingga Timotius menjadi seorang beriman secara dewasa. Proses “menularkan” iman dapat dilakukan dengan cara mengajar, mendidik sesuai dengan ajaran Tuhan. Bagaimana dengan keluarga kita selama ini? Apakah kita sungguh-sungguh menyadari bahwa keluarga kita adalah tempat yang pertama dan utama dalam proses pembentukan dan pendewasaan iman? Sehingga di dalam keluarga kita senantiasa ada proses penanaman iman dan perawatan iman, yang semuanya itu dapat dilakukan dengan belajar bersama, mendengar Firman Tuhan, mencari kehendak Tuhan dan semakin mengenal Tuhan. Ketika itu sudah terjadi di dalam keluarga kita, pasti dalam kehidupan Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -14- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 iman setiap anggota keluarganya sudah berproses pada kedewasaan, bahkan ada yang sudah menjadi dewasa. Sehingga di dalam keluarga itu ada kemuliaan Tuhan melalui sikap dan perbuatan yang baik. Bagi kita yang belum menyadarinya, yang hanya menyerahkan masalah iman kepada gereja saja, mari kita kembali, bahwa masalah iman setiap anggota keluarga, yang bertanggung jawab pertama kalinya adalah keluarga. Oleh karena itu, mari kita jadikan keluarga kita menjadi Sekolah iman, menjadikan keluarga sebagai tempat pembentukan dan pendewasaan iman. Tuhan memberkati. Amin A. Cerita inspiratif Bruder Roger Bruder Roger adalah seorang pendiri komunitas Taize. Ia memahami kekristenan dari ibunya dan dibesarkan dalam tradisi kekristenan. Sejak kecil ia ingin mendirikan sebuah komunitas orangorang Kristen yang bisa saling menerima satu sama lain, saling menguatkan dan saling berbagi penuh kasih. Karena ia prihatin pada waktu itu, gereja-gereja kurang akrab satu dengan yang lain, di satu pihak perang dunia II yang menyebabkan banyak orang yang menderita. Keinginan itu semakin kuat ketika hidup bersama neneknya. Akhirnya ia berhasil mendirikan komunitas Taize seperti yang dicita-citakan. Kembali pengaruh dari nenek dan ibunya membentuk seseorang mempunyai spiritualitas B. Nyanyian respon PKJ 286 C. Doa syafaat: (mendata permohonan doa, bila ada pergumulan yang perlu didoakan) Untuk Firman yang sudah direnungkan supaya dimampukan untuk melakukannya. Untuk keluarga dan anggota keluarga supaya diberkati dan menjadi berkat. Doa penutup D. Nyanyian Penutup PKJ 289 [JN] *** Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -15- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 2 Bahan Alkitab: Galatia 6:1-5 A. Pembukaan: 1. Pemandu PA membuka PA dengan mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang ditempati PA dan mempersilahkan keluarga untuk memberi kata sambutan. 2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan. 3. Pemandu PA memimpin doa pembukaan 4. Pujian masuk Firman B. Pembacaan Firman Pemandu PA dapat mengajak peserta PA untuk membaca perikop secara bergantian. C. Pengantar Orang-orang Galatia dikenal sebagai orang-orang yang blak-blakan, gegabah, suka berubah-ubah atau labil, sehingga akan gampang dipengaruhi. Latar belakang inilah yang kemudian membuat jemaat Galatia menjadi jemaat yang lekas berbalik dari Injil keselamatan, sehingga membuat Paulus berkata-kata dengan nada yang keras, sehingga muncul satu kesan kalau Paulus sedang memarahi jemaat Galatia. Latar belakang ini jugalah yang membuat Paulus kembali menegaskan tentang kehidupan sebagai orang percaya yang hidup oleh, dari, dan untuk iman, iman yang bukan diperoleh dengan satu hal yang hanya indah dalam berkata-kata saja sehingga mereka terpesona (Galatia 3:1), tetapi lebih dari pada itu semua, yaitu yang diperoleh dari kasih Allah sendiri, anugerah Allah melalui penyaliban Yesus Kristus, untuk inilah maka sebagai orang yang sudah percaya, hidup oleh iman, sehingga tidak ada lagi perhambaan. Hidup merdeka ini tercermin dalam keseharian yang senantiasa menuruti keinginan roh, bukan keinginan daging, sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan roh. Kehidupan seperti ini merupakan ciri hidup seorang yang dipimpin oleh roh. Tentu saja hal ini terjadi di dalam diri seseorang, dan menjadi awal bagi seseorang itu untuk dapat menjalani kehidupan bersama dengan orang percaya lainnya dalam komunitas, atau gereja. Sehingga Paulus menuliskan apa yang perlu dilakukan dalam hidup berkomunitas itu, dan hal ini nyata dari pasal 6. D. Pertanyaan untuk diskusi 1. Bagaimanakah tanggungjawab orang beriman terhadap sesamanya? Bagaimana tanggungjawab ini dilakukan? 2. Siapakah yang Paulus maksud dengan “kamu yang rohani”? 3. Jika ada orang yang lebih muda menegor kita, apakah orang itu dapat disebut “yang rohani”? Bagaimana kita menyikapinya? Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -16- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 4. Menurut Saudara, apakah tegoran itu dapat menumbuhkan Iman? Mengapa? E. Penutup Menyanyikan KJ/PKJ Doa yafaat dan Penutup [DS] *** PANDUAN KEGIATAN PEMUDA REMAJA Acara: TALK SHOW KELUARGA YANG SUKSES Tujuan: 1. Membangun kesehatian dikalangan pemuda remaja. 2. Pemuda remaja memahami langkah-langkah meraih sukses. A. Tugas Majelis Pekerja Klasis 1. Mengangkat panitia talk show keluarga yang sukses, dengan menunjuk pengurus pemuda klasis sebagai pelaksana kegiatan, hal ini bisa dibantu jemaat setempat. 2. Bila jarak antara gereja satu dengan yang lainnya sangat jauh, MPK dapat membagi kegiatan tersebut dalam beberapa kelompok, gabungan jemaat yang terdekat. 3. Menyerahkan anggaran kepada panitia untuk dikelola sehingga dapat terlaksana acara talk show, MPK dapat memberi wewenang kepada panitia untuk penggalian dana apabila dari MPK ada keterbatasan dana. 4. Bila dipandang perlu, MPK dapat menyempurnakan/menyerderhanakan uraian tugas panitia (poin c), selanjutnya menyerahkan uraian tugas kepada panitia untuk dilaksanakan. 5. Mempersiapkan kata sambutan dalam acara tersebut dengan memperhatikan tema. B. Tugas Pokok Panitia. 1. Melaksanakan mandat dari MPK, yaitu menyelenggarakan talk show. 2. Jika dipandang perlu dapat menyempurnakan/menyederhanakan uraian tugas panitia (poin 3) 3. Menerima dana dari MPK dan mengelolanya, dan atau menggalang dana yang diperlukan dalam rangka terselenggaranya acara tersebut. 4. Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan kepada MPK, dengan memberi tembusan kepada majelis jemaat Se-klasis. C. Uraian Tugas Panitia. 1. Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kegiatan, seperti: tempat kegiatan, perlengkapan acara (Sound system, Alat Music, LCD), konsumsi. 2. Menghubungi pembicara atau panelis. 3. Mempersiapkan para pelayan, baik MC, Pemusik, Penerima tamu dan Moderator. 4. Mempersiapkan liturgy dan lagu yang akan dipakai dalam acara tersebut. Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -17- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 D. Peserta. 1. Peserta adalah pemuda remaja GKSBS se-Klasis, atau jika terlalu banyak dan jarak yang berjauhan bisa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan menggabung gereja terdekat. 2. Majelis pendamping pemuda remaja se-klasis. E. Panelis. 1. Sangat baik bila Talk Show ini menampilkan seorang panelis, yang sudah punya cucu, yang berhasil mensukseskan anak-anaknya. Sukses mendidik keluarganya di dalam iman kepada Tuhan Yesus, demikian juga sukses menyekolahkan anak-anaknya sampai kuliah, apalagi panelis ini dari keluarga yang pas-pasan. 2. Kemudian seorang pendeta yang dapat mengupas dari sisi iman Kristen. VI. Muatan Acara. Muatan acara Talk Show berkaitan dengan kesuksesan keluarga dalam membangun iman, dan kehidupan. Tips-tips yang perlu diketahui untuk memperoleh kesuksesan. [JN] KHOTBAH MINGGU KE-3 Minggu, 20 Oktober 2013 BUAH PERJUANGAN IMAN SEBUAH KELUARGA Bacaan: II Timotius 3 : 10 – 17 Tujuan: Orangtua dalam keluarga maupun jemaat bertumbuh menjadi sosok yang mampu memberi teladan dan penyemangat bagi generasi muda. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Kita semua rindu melihat anak-anak muda gereja bertumbuh menjadi generasi yang tangguh, ulet, bersemangat menghadapi berbagai terpaan kehidupan. Lalu, bagaimana caranya kita bisa mencetak generasi yang demikian? Seringkali kita berharap anak-anak kita berhasil, sukses dalam rumah tangga, karir dan pelayanan tapi kita hanya sebatas pada harap, tidak bertindak apa-apa bahkan seringkali sikap kita sebagai orangtua dalam menghadapi pergumulan anak-anak kita justru mematahkan semangat mereka. Contohnya Ketika anak kita bermasalah di sekolah, karena nilainya jelek, sering tidak hadir di kelas tanpa izin pada hal pamitnya dari rumah berangkat ke sekolah, lalu kita dipanggil ke ruang kepala sekolah karena hal ini. Biasanya, meledak-ledaklah amarah kita. Kadang-kadang kata-kata kita tidak terkontrol lagi. Padahal anak-anak ini berharap dipahami keadaannya, inginnya diajak bicara dari hati ke hati. Tanpa kita sadari kita telah membuat anak kita semakin terpuruk dan merasa ditolak. Kita akan belajar dari pengalaman Rasul Paulus mencetak Generasi Muda yang tangguh, melalui bacaan kita hari ini. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Surat II Timotius ini ditulis oleh Rasul Paulus sewaktu berada dalam penjara. Ia mengirimkan surat ini kepada Timotius. Surat ini bertema Surat Penggembalaan yang menguatkan Timotius dalam menghadapi tantangan pelayanan yang berat karena munculnya guru-guru palsu yang mengajarkan sesuatu yang berbeda dengan Injil yang diwartakan oleh Timotius maupun Paulus. Pengajar-pengajar sesat ini menaruh perhatian pada dongeng dan silsilah-silsilah serta soal-soal yang dicari-cari. Pengajaran yang demikian membuat orang melakukan perbuatan yang tidak suci, menjauhi hal-hal yang Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -18- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 wajar dalam hidup sehari-hari dan menggunakan agama untuk mencari keuntungan duniawi. Diantara pengajar-pengajar itu banyak yang berasal dari keturunan Yahudi. Saudara-saudara, Kepada Timotius yang masih muda, Paulus memberi nasehat agar tetap bertekun dalam pelayanan sekalipun menghadapi banyak tantangan dan penganiayaan. Paulus memuji Timotius sebab telah mengambil tindakan yang benar dengan meneladan pada sikap hidup Paulus dalam pelayanan, yaitu: ajaran, cara hidup, pendirian, iman, kesabaran, kasih, ketekunannya. Timotius adalah saksi mata saat Paulus menderita penganiayaan di Antiokhia, Ikonium dan di Listra sebab Timotius berasal dari Listra. Paulus mendidik Timotius untuk selalu mengingat dan menghargai orang lain yang telah mengajarkan Kitab Suci kepadanya dan berpegang erat kepada Firman Tuhan, sebab Firman Tuhan itu hidup, Firman itu memberi semangat, mendidik orang akan hal-hal yang baik sehingga orang yang mendengarnya dan melakukannya diperpengkapi dengan perbuatan yang baik, yang membangun orang lain dan bukan merusakkannya. Firman Tuhan itu adalah jawaban yang menguatkan manusia dalam menghadapi tantangan karena Firman Tuhan itu menyatakan kebenaran yang patut diikuti. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Kalau kita jadi Timotius, saat banyak masalah kita hadapi dan tiba-tiba ada orang yang datang dan memberi kekuatan dengan menyampaikan kata-kata berkat yang menenangkan dan memotivasi perasaan kita untuk terus maju, tidak menyerah, tekun, kuat, maka pasti semangat hidup kita dipulihkan. Timotius pasti sangat diberkati dengan surat Paulus ini. Apalagi kalau dia mengingat betapa kasih dan perhatian Paulus untuknya sangat besar, sekalipun Paulus menderita di dalam penjara, hidupnya serba dibatasi, dia masih mengingat kepada Timotius yang berjuang melanjutkan pelayanannya. Visi pelayanannya tidak mati sekalipun tubuhnya terkungkung tembok penjara. Karena itu, tidak heran jika Timotius bertumbuh sebagai orang muda yang giat melakukan pelayanan. Saudara-saudara, Kita dan anak-anak kita juga berhadapan dengan banyaknya ajaran dunia ini. Kalau tidak memiliki dasar iman yang kuat, maka kita tidak akan mampu melalui kehidupan ini dengan baik. Kalau kita dan anak-anak kita menginginkan keberhasilan melalui gejolak kehidupan maka kita harus kembali kepada Firman Tuhan. Tantangan yang dihadapi anak-anak semakin berat, mungkin bentuknya saja yang berbeda dengan apa yang dihadapi Timotius dan yang kita hadapi. Misalnya: masalah pendidikan, kesempatan kerja, pasangan hidup, persaingan usaha. Kekuatan kita menghadapi pergumulan kuncinya hanyalah satu: kembali kepada Firman Tuhan dan melakukannya. Dialah kunci kemenangan kita. Mari memotivasi diri dan anak-anak kita untuk tekun dan setia menggumuli Sabda Tuhan dan menaruh peduli dengan cara memperdengarkannya kepada orang lain. Kita jadikan hidup kita teladan yang terbuka bagi generasi muda. Suasana saling menyemangati itu kita tumbuhkan dalam keluarga kita sehingga suasana rumah kita dipulihkan. Suasana saling menyemangati dan menghargai ditumbuhkan di gereja, antar sesama pelayan, maupun warga jemaat terhadap pelayan, supaya nama Tuhan dipermuliakan. Kiranya Tuhan memberkati kita. Amin. [KIA] AYAT DAN NYANYIAN LITURGI Nats pembimbing : Kejadian 2:18-25 Berita Anugrah : Kolose 3:18-22 Persembahan : Mazmur 96:8 Nyanyian Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -19- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Persiapan Pujian Peneguhan Respon Persembahan Penutup : KJ 240a:1-3 : KJ 345:1-3 : KJ 50a:1 : KJ 318:1,2 : KJ 367:1-4 : KJ 416 *** RENUNGAN KELUARGA 3 PENTINGNYA MENCERITAKAN ISI KITAB SUCI PADA ANAK Bacaan: II Timotius 4 : 14 – 15 Saat Penginjil Thomas dari Amerika memasuki daratan Korea, ia langsung dibunuh. Alkitabnya dibawa oleh seorang pemabuk ke sebuah kedai minuman dan dtinggalkan disana. Oleh pemilik kedai, Alkitab tersebut dijadikan “wall paper” disobek halaman demi halaman dan ditempel di seluruh dinding kedai. Setiap orang yang minum di kedai itu membacanya dan terkesan karena isinya lalu berusaha tahu lebih banyak tentang Firman Tuhan itu, dari kisah itulah Korea mengenal kekristenan. Di China, pada tahun-tahun terakhir ini ada banyak orang yang secara sembunyisembunyi membaca Alkitab dengan resiko yang sangat tinggi bila ketahuan oleh pihak yang berwenang, mereka akan dibunuh atau disiksa karena di sana agama Kristen tidak diijinkan untuk berkembang. Bagaimana dengan kita di sini? Kita tidak pernah mendapat larangan atau hambatan dalam membaca Alkitab, kita tidak pernah dilarang untuk beribadah kepada Tuhan. Keadaan ini bukannya membuat kita bertekun memahami Firman Tuhan tetapi sebaliknya malah melupakan Tuhan. Firman Tuhan yang menjadi bacaan kita hari ini menegaskan betapa pentingnya peran nenek dan ibu (orangtua) dalam keluarga menceritakan tentang Firman Tuhan dalam kehidupan anak-anaknya, sebab Firman Tuhan itu mengajarkan tentang hikmat dan kebenaran yang menuntun setiap orang untuk mengalami keselamatan dalam Tuhan. Firman Tuhan itu berfungsi untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran dan ujungnya memperlengkapi orang untuk melakukan perbuatan baik. Intinya, Kitab Suci atau yang lebih kita kenal sehari–hari Alkitab menuntun orang kepada Tuhan Yesus dan mendorong mereka melakukan perbuatan baik. Jika sejak dini anak-anak diperkenalkan kepada Tuhan, Sang Kebenaran, maka ketika mereka dewasa, mereka tidak akan menyimpang dari jalan itu (Amsal 22:6), ketika mereka diperhadapkan dengan berbagai masalah mereka akan kuat dan tidak Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -20- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 gampang jatuh sebab Tuhan adalah pelindungnya. Tuhan memampukannya membuat pertimbangan dan keputusan yang bijak. Dengan Firman Tuhan anak anak di dibentuk menjadi generasi yang tangguh. Mewartakan Firman Tuhan kepada generasi yang lebih muda merupakan tugas panggilan generasi orangtua, supaya nama Tuhan dipermuliakan di sepanjang kehidupan kita. Pokok-pokok Doa: Para orangtua menyadari perannya untuk menyiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dengan cara mewariskan kebenaran Firman Tuhan. [KIA] *** PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 3 Bahan Alkitab: Roma 5: 1-5 A. Pembukaan: 1. Sambutan dari Tuan Rumah 2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan dari KJ/PKJ 3. Pemandu PA mengajak peserta untuk doa pembukaan 4. Pujian masuk Firman dari KJ/PKJ B. Pembacaan Firman Pemandu PA mengajak peserta PA untuk membaca perikop secara bergiliran. C. Pengantar: Kitab ini ditulis oleh Paulus ketika ia berada di Korintus, meskipun mereka bukan hasil dari pemberitaan langsung Paulus. Dari data yang ada orang-orang percaya di Roma lahir dari pemberitaan orang-orang yang hadir pada saat Pentakosta dan pulang kembali ke Roma. Namun demikian, hal ini tidak menjadi masalah bagi Paulus, sudah menjadi tugas dan kewajibannya memperlengkapi jemaat di dalam pemahamannya tentang Iman Kristen, sehingga dalam penulisannya ia memasukan hampir semua pengajaran tentang kekristenan. Yang menarik dari penulisan ini ialah gaya penulisannya, yang seolah-olah ia sedang berbicara kepada jemaat di Roma secara hadap-hadapan, yang juga menandakan kalau Paulus tahu jika ia berkata seperti ini, maka kira-kira jemaat akan bertanya seperti ini. Hal ini menjadi menarik sebab dengan cara seperti itu, maka jemaat tidak lagi dibingungkan dengan apa yang penulis maksudkan dengan tulisannya terhadap jemaat. Di awal penulisannya, Paulus menekankan tentang siapa manusia di hadapan Allah, manusia yang fasik, lalim, tidak ada manusia yang mencari Allah, dan manusia yang berdosa. Sehingga layak mendapatkan hukuman kekal Allah. Namun karena kebaikan Allah, maka Ia memilih orang-orang yang diselamatkan. Orang-orang inilah yang dibenarkan oleh karena iman, sehingga apa yang salah yang diperbuat manusia bukan lagi hal yang salah di mata Allah, sebab sudah dibenarkan, namun bukan berarti manusia menjadi terus menerus melakukan pelanggaran di hadapan Allah biar semakin nyata kasih Allah itu, tetapi semakin melakukan apa yang Allah kehendaki di dalam dirinya. Pasal 5 ini menuliskan tentang kehidupan setelah mendapatkan keselamatan kekal dalam pembenaran yang Allah lakukan bagi orang percaya. Dan pembenaran ini juga yang membuat kita menjadi orang-orang yang didamaikan dengan Allah. Namun ada hal-hal yang akan kita lakukan setelah menerima pendamaian ini, sampai datang waktunya kita Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -21- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 menerima kemuliaan Allah yaitu ketika Allah memanggil kita kelak. Hal ini menjadi penting, sebab akan ada banyak hal yang akan terjadi dalam menunggu hari kedatangan Tuhan yang kedua itu. Ada hal yang baik dan ada hal yang buruk, yang selalu mengancam kehidupan Kristen mereka. D. Diskusi : 1. Apa hubungan antara penderitaan dan harapan pada ayat3-5? Bagaimana umat Allah memiliki pengharapan? 2. Apakah yang Paulus maksud dengan “kesengsaraan” dalam perikop ini? Apakah kesengsaraan jasmani atau kesengsaraan rohani? Jelaskan? 3. Apakah setiap kesengsaraan itu akan membawa kepada pengenalan akan Allah? 4. Apa manfaat dari pengalaman iman atau pengenalan akan Allah itu bagi kehidupan Bapak/Ibu, baik untuk pribadi atau diri sendiri ataupun juga bagi keluarga? E. Penutup a. Doa penutup. b. Pujian penutup dan mengumpulkan persembahan, dari KJ/PKJ. c. Doa persembahan dan doa syafaat yang diakhirii dengan Doa Bapa Kami. [DS] PANDUAN KEGIATAN BAPAK & IBU Untuk menumbuhkan kebersamaan antara suami isteri ditawarkan kegiatan sebagai berikut : 1. Lomba Cerita Alkitab kepada anak-anak (antar keluarga/antar kelompok PA) 2. Lomba Cerdas cermat Alkitab (antar keluarga / antar kelompok PA) 3. Lomba Memasak (antar keluarga/antar kelompok PA) 4. Lomba Menyanyi (antar keluarga/antar kelompok PA) 5. Lomba yel-yel semboyan hidup keluarga sejahtera di dalam Tuhan. 6. Sepeda Santai 7. Jalan sehat 8. Menanam pohon 9. Masing-masing keluarga menyiapkan aksi sosial untuk keluarga lain yang memerlukan dan melakukan kunjungan untuk menyerahkannya. Catatan: Kegiatan di atas bisa di pilih salah satu atau beberapa kegiatan, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi masing-masing jemaat. Untuk mengapresiasi pemenang lomba, majelis jemaat dapat menyediakan hadiah-hadiah sesuai dengan kemampuannya. [KIA] *** Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -22- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 KHOTBAH MINGGU KE-4 Minggu, 27 Oktober 2013 MENGHORMATI TUHAN MELALUI IBADAH Bacaan: 1 Sam. 2: 11-26 Tujuan: Warga jemaat menghormati Tuhan melalui ibadah yang mereka lakukan. Syalom... Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam perikop ini kita dapat melihat tentang dua perbedaan karakter keluarga dalam kaitannya dengan ibadah. Antara keluarga Elkana dan keluarga Eli. Karakter yang baik terlihat dalam kehidupan ibadah keluarga Elkana, sedangkan karakter yang buruk terlihat dalam keluarga Eli. Kisah tentang kedua keluarga ini terjalin sepanjang seluruh perikop yang menjadi perenungan kita minggu ini. Dalam teks yang menjadi perenungan kita minggu ini dijelaskan bahwa Hofni dan Pinehas adalah anak imam Eli. Keduanya memegang jabatan sebagai imam [1 Samuel 1:3b Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.] Namun, perbuatan yang mereka lakukan tidak mengindahkan Tuhan dan batas hak para imam [1 12 Samuel 2:12-13 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, 13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu... ]. Adapun perbuatan yang dilakukan anak-anak Eli dijelaskan pada ayat 13-16 yaitu, setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, mereka mengambil korban Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -23- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 tersebut untuk mereka sendiri. Jika tidak diberikan apa yang diminta, mereka mengancam akan mengambil dengan kekerasan. Dalam ayat 17, dicatat bahwa dosa mereka sangat besar karena memandang rendah korban untuk Tuhan. [1 Samuel 2:17 17 dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka memandang rendah korban untuk Tuhan.] Kata “korban” yang dipakai dalam ayat 17 dalam bahasa Ibrani adalah minHat. minHat adalah korban sajian (bnd. Im.2:1-16; 5:11-12), untuk mengungkapkan rasa syukur atas kehidupan yang sudah didapatkan. Jika dikaitkan dengan makna kata korban disini dengan apa yang dilakukan anak-anak Eli, maka bisa dikatakan apa yang mereka lakukan merupakan sebuah gambaran kehidupan yang tidak menghormati Tuhan. Selain hal tersebut itu, mereka juga tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan (ayat 22). Meskipun Eli kemudian mengingatkan tetapi Hofni dan Pinehas tidak mendengarkannya. Memang sedikit menyedihkan bila teguran Eli yang tidak didengarkan oleh anak-anaknya. Tetapi sepertinya mengapa tidak didengarkan, karena Imam Eli sendiri juga tidak menghormati Tuhan. Dapat kita baca dalam, 1 Samuel 2:29 “Mengapa engkau memandang dengan loba (serakah) kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?” Kemudian jika kita baca lagi dalam 1 Samuel 3:13, dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa Tuhan marah, karena Eli tidak memarahi anak-anaknya. Artinya, Eli sendiri kurang tegas dalam mendidik anak-anaknya. Timbul kesan, Imam Eli memanjakan anak-anaknya. [1 Samuel 3:13-15 13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! 14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya."] Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Demikianlah kehidupan keluarga Imam Eli. Nah…, Sekarang mari kita lihat kehidupan keluarga Elkana yang mempunyai anak bernama Samuel. Meskipun Samuel masih anak-anak namun ia sudah menjadi pelayan Tuhan (11 dan 18). Pelayan disini adalah pelayan ibadah di Bait Allah. [1 Samuel 2:11 “Lalu pulanglah Elkana ke Rama tetapi anak itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan imam Eli.” 1 Samuel 2:18 “Adapun Samuel menjadi pelayan di hadapan TUHAN; ia masih anak-anak, yang tubuhnya berlilitkan baju efod dari kain lenan. 19 Setiap tahun ibunya membuatkan dia jubah kecil dan membawa jubah itu kepadanya, apabila ia bersama-sama suaminya pergi mempersembahkan korban sembelihan tahunan.”] Hal ini jugalah yang menjadi sebab mengapa Samuel memakai baju efod, yang dibuatkan oleh ibunya. Khususnya, ketika ayah dan ibunya mempersembahkan korban sembelihan tahunan. Baju efod adalah sebuah jubah sederhana (II Samuel 6:14) yang hanya dipakai oleh para imam, orang Lewi, hakim dan tokoh terkemuka ketika ada upacaraupacara religius. Melihat kehidupan keluarga Elkana dimana Samuel diserahkan sebagai pelayan Tuhan dan orang tua yang taat beribadah hal tersebut membuat Tuhan kemudian memberkati mereka. Hana yang adalah istri dari Elkana mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi (21). Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, demikianlah dua gambaran kehidupan keluarga yang terdapat dalam perikop kita saat ini. Lalu apa maknanya untuk kita sekarang? Saya pribadi mengajak kita Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -24- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 untuk merenungkan kembali tentang bagaimana sikap dua keluarga diatas dalam menghormati Tuhan. Keluarga Eli yang kurang menghormati kehidupan peribadahan dan keluarga Elkana yang menghormati dan taat akan ibadah. Cerita tentang dua keluarga diatas menjadi cermin kita untuk melihat kehidupan keluarga kita saat ini, khususnya makna ibadah dalam kehidupan keluarga kita. Tidak dapat disangkal bahwa sampai saat ini, ibadah memegang peranan yang penting dalam semua agama. Tanpa ibadah, suatu agama akan kehilangan hakekatnya. Melalui ibadah manusia mengadakan hubungan dengan yang ilahi dan mewujudkan dalam kehidupan dengan sesama. Sederhananya, ibadah menjadi ciri dimana manusia hidup dalam relasi yang benar dengan Allah dan dengan sesamanya. Tetapi dalam kenyataan hidup, rupanya ada kecenderungan bahwa ibadah itu dipahami secara sempit, bahkan dapat dikatakan mengalami kemerosotan nilai dan berakibat pada kemerosotan moral. Maksud sempit adalah, ibadah hanya dipahami secara ritual atau upacara-upacara keagamaan yang kadang-kadang hanya menjadi formalitas belaka. Ibadah hanya berlaku dalam wilayah tempat-tempat suci tertentu, tidak mencakupi wilayah kehidupan seharihari. Atau kebalikannya ibadah hanya dimengerti sebagai perkara-perkara rohani saja, terpisah dari perkara-perkara jasmani. Ibadah yang dipahami dengan sempit ini mirip dengan bagaimana kehidupan keluarga imam Eli. Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Ibadah adalah suatu ‘bakti’ dan persembahan kepada Allah. Persembahan yang dinaikkan bukan sekedar untuk kepuasan batin dan ritual tetapi juga persembahan yang dihaturkan dari tengah pergumulan kehidupan sesehari yang nyata. Manusia dipanggil oleh Allah dan Allah dimuliakan oleh manusia, keduanya merupakan inti dalam ibadah. Ibadah yang sejati tidak hanya terbatas pada ritual-ritual keagamaan. Atau sebatas misalnya pergi ke gereja, ikut persekutuan ini dan itu. Betul, semua itu adalah ibadah. Namun tidak hanya sebatas itu. Ibadah yang sejati juga menyangkut kehidupan sehari-hari, kapan saja dan di mana saja. Ibadah dan kehidupan sehari-hari bukanlah sebuah pilihan, melainkan dua tindakan yang harus dilakukan secara bersama-sama. Prinsipnya, Bukan Ibadah atau Kerja melainkan ibadah dan Kerja! Dan jangan lupa...yang terpenting adalah Allah menjadi pusat dalam ibadah kita. Bagaimana membangun kehidupan Ibadah yang demikian, khususnya dalam keluarga? Pertama, kesalahan imam Eli dalam mendidik anak-anaknya, adalah memanjakan. Dengan memanjakan, anak-anak justru tidak mau mendengarkan apa yang disampaikan orang tua. Hal ini tentu bisa juga menjadi perhatian untuk kita semua bahwa dengan memanjakan tidak membuat perubahan dalam kehidupan peribadahan keluarga kita. Jika memang salah katakan dengan tegas bahwa kita salah. Kedua, orang tua juga perlu menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya. Belajar dari keluarga imam Eli, nampak bahwa Eli juga ternyata tidak menghormati Tuhan dan serakah. Jadi wajar saja bila anak-anaknya pun mengikuti perbuatan orangtuanya. Seringkali dalam kenyataan perilaku orang tua tidak sesuai dengan apa yang dikatakan mereka kepada anak-anak. Misal: orang tua mengatakan kepada anak-anaknya jangan merokok tetapi mereka tetap merokok. Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Bagi beberapa orang mungkin masih kesulitan untuk memaknai ibadah sebagai suatu bentuk penghormatan kepada Tuhan. Hal ini tentu membutuhkan peran serta gereja juga untuk membina jemaatnya agar dapat mengerti tentang makna ibadah. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah makna ibadah di tumbuhkan lebih dahulu di keluarga kita masingmasing. Keluarga perlu mendidik anggota keluarganya dengan tegas dan saling Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -25- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 memberikan teladan yang baik. Kiranya melalui perenungan yang kita dapatkan minggu ini mengingatkan dan menyegarkan kita arti pentingnya kehidupan ibadah yang menghormati Tuhan. Terpujilah Tuhan kekal selamanya. Amin. [KEPB] Ayat dan Nyanyian Liturgi Nats Pembimbing Berita Anugrah Petunjuk Hidup Baru Persembahan : : : : Pujian: PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ (Memasuki ibadah) (Nyanyian Pujian) (Nyanyian Peneguhan) (Respon Firman) (Persembahan) (Pengutusan) : 13 : 10 : 184 : 138 : 264 : 106 Mazmur 84 Ibrani 10:19-21 Ibrani 10:22-27 Roma 12:1-2 *** RENUNGAN KELUARGA 4 DIAM DI RUMAH TUHAN Mazmur 84 1. 2. 3. 4. Nyanyian Pembukaan KJ. 4 Doa Pembukaan Nyanyian Sebelum Firman PKJ. 255 Renungan Berikut ini adalah sebuah surat Tahun Baru yang ditulis dari seorang anggota jemaat kepada pendeta di jemaat tersebut: Yang Terhormat Bapak Pendeta: Dalam khotbah, anda sering menekankan kepada jemaat bahwa ibadah sangat penting bagi hidup orang Kristen, tetapi menurut saya, seseorang juga punya hak untuk mengatakan tidak atas apa yang anda pesankan. Menurut saya, anda harus memaklumi alasan dan waktu yang kami perlukan untuk diri kami sendiri sehingga kami tidak perlu ke gereja. Diantaranya sebagai berikut: 2 hari minggu untuk menikmati Libur Natal 1 hari minggu Perayaan Tahun Baru 1 hari minggu untuk libur Paskah 1 hari minggu untuk libur Nasional 2 hari minggu untuk kunjung kampung halaman Dalam Keluarga -26Iman Dibentuk Dan Didewasakan 1 hari minggu untuk libur sekolah anak-anak 1 hari minggu untuk persiapan masuk sekolah anak-anak 3 hari minggu untuk reuni keluarga Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 Bagaimana tanggapan bapak/ibu atas surat tersebut? Surat diatas adalah sebuah ilustrasi tentang pokok yang menjadi perenungan kita saat ini. Terkadang kita menemukan adanya beberapa orang yang membuat alasan untuk dimaklumi jika mereka tidak datang ke gereja. Misalnya khotbah yang membosankan dan tidak menginspirasi, lagu-lagu gerejanya yang kuno, doa yang terlalu panjang, dsb. Akan tetapi, ada juga beberapa orang yang menikmati datang ke gereja, Mereka semangat dalam kegiatan pelayanan di gereja entah itu sosial atau pembangunan jemaat. Mereka saling membantu satu sama lain. Lalu apa perbedaan antara orang yang setia datang beribadah dan mencari alasan? Perbedaanya terletak pada motivasi mereka datang beribadah. Kita datang ke gereja seharusnya untuk menyembah Tuhan. Kita datang ke gereja bukan karena yang berkhotbah, musik, orang-orangya dsb. Jika kita mempunyai motivasi yang demikian tentunya kita tidak akan menikmati kehadiran kita di gereja. Mari kita lihat... apa yang menjadi motivasi pemazmur disini. Motivasi pemazmur yaitu hasratnya untuk diam di rumah Tuhan. (3-5) Pemazmur berkata bahwa dia lebih baik ada di rumah Tuhan dari pada tempat lainnya (11). Kalau untuk sekarang mungkin bisa dikatakan lebih baik di gereja daripada di bioskop, pasar, atau tempat lainnya. Hasrat pemazmur hanya ingin beribadah kepada Tuhan. Karena Tuhanlah yang menjadi tempat tujuannya. (7-12) Kiranya, kita dapat meneladani motivasi dari pemazmur dan tidak mencari alasan untuk tidak beribadah kepada Tuhan. 5. Nyanyian Respon PKJ. 264 6. Doa Syafaat 7. Nyanyian Penutup PKJ.289 Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -27- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 [KEPB] *** PANDUAN PEMAHAMAN ALKITAB 4 Bacaan: Kolose 1: 9-14 A. Pembukaan: 1. Pemandu PA membuka PA mengucapkan selamat datang kepada peserta dan mengucapkan terimakasih kepada keluarga tuan rumah. 2. Pemandu PA mengajak peserta menyanyikan pujian pembukaan. 3. Pemandu PA meminta seorang peserta untuk doa pembukaan. 4. Pujian masuk Firman. B. Pembacaan Firman. Pemandu PA mengajak peserta PA untuk membaca Kolose 1: 9-14 bersama-sama. C. Pengantar Jemaat Kolose ini bukanlah jemaat yang dibangun oleh Paulus, tetapi Paulus tetap mengirimkan suratnya kepada mereka, suatu jemaat yang ia dengar beritanya dari Epafras, tentang iman di dalam Yesus Kristus, dan dalam kasih mereka kepada orang percaya yang lain (Kolose 1:4). Penulis hendak mendorong jemaat Kristen di Kolose untuk tetap mengikuti Yesus Kristus dan tidak dibodohi oleh ajaran-ajaran sesat atau diombangambingkan oleh berbagai paham dan praktik keagamaan yang diajarkan di Asia Kecil pada masa itu. Surat Paulus kepada jemaat di Kolose ini juga menggambarkan tentang perhatian seorang yang lebih rohani kepada orang-orang yang masih memerlukan bimbingan rohani, dengan tekun dan sabar membimbing dan mengarahkan untuk dapat hidup seperti yang Tuhan mau di dalam kehidupannya. Hal ini dapat kita lihat dari Paulus. Ia begitu perhatian kepada jemaat-jemaat. Orang-orang yang masih memerlukan bimbingan dan pengarahan. Terkhusus di perikop ini, ia menegaskan agar kita dapat hidup dengan mengetahui kehendak Allah di dalam kehidupan sehingga akan sangat memerlukan hikmat Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -28- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 dan pengertian yang benar. Penekanan tentang hidup dengan hikmat yang benar ini sangat sesuai dengan situasi pada saat itu, dimana ada banyak pandangan-pandangan atau filsafatfilsafat yang berkembang, sehingga akan membuat jemaat menjadi bingung, mana yang harus dipegangnya, dan mana yang harus dilakukannya. Dengan situasi yang seperti ini, maka tentu saja Yang menarik ialah tentang hikmat itu sendiri, bagi Paulus Hikmat ini diberikan oleh Allah, hal ini bisa kita baca bersama-sama dari ayat 9, ia berdoa agar jemaat diberikan hikmat itu. Dari hal ini bisa kita pahami bahwa hikmat yang Paulus maksud bukanlah hikmat yang asalnya dari manusia (filsafat-filsafat kosong atau dari nenek moyang). Sedangkan kita tahu bahwa Allah dapat memberikannya kepada siapapun, baik kepada orang tua, orang dewasa, atau bahkan anak muda, sesuai dengan kehendak Allah sendiri, kepada orang yang S1, S2, S3, atau bahkan kepada orang-orang yang tidak memiliki S, sesuai dengan kehendak Allah. Untuk itulah Paulus mendoakan agar Tuhan memberikan hikmat itu kepada orang percaya. D. Pertanyaan PA: 1. Menurut perikop ini, apa manfaat Firman Tuhan bagi kehidupan kita? 2. Menurut Saudara, apa makna Firman dalam keluarga saudara? 3. Bagaimana sikap kita jika ada anggota keluarga yang tidak hidup di dalam Firman? 4. Setelah membahas perikop ini, hal-hal apa saja yang akan Saudara lakukan terhadap keluarga Saudara? E. Persembahan F. Penutup Pujian penutup Doa syafaat dan penutup [DS] PANDUAN KEGIATAN KELUARGA Acara: LOMBA BERBUSANA YANG RAPI Tujuan: 1. Jemaat memahami pentingnya berpakain rapi dalam beribadah. 2. Jemaat dapat bernampilan rapi dalam beribadah. Waktu Pelaksanaan: Dapat dilaksanakan pada hari Minggu, seusai ibadah. Teknis Kegiatan: 1. Peserta lomba adalah pasangan suami-istri atau orang tua-anak (Laki-laki dan Perempuan. 2. Peserta lomba menyiapkan sepatu, kaos kaki, dan alat make up. 3. Majelis jemaat menyiapkan dasi untuk peserta lomba. 4. Masing-masing merias pasangannya agar penampilan mereka serapi mungkin. Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -29- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 5. Lama waktu untuk merias selama 10 menit. (Usahakan tepat 10 menit) 6. Setelah 10 menit perlombaan dihentikan dan juri memberikan penilaian. [KEPB] *** KHOTBAH PENUTUPAN MPHB Minggu, 03 Nopember 2013 KELUARGA YANG MELAYANI TUHAN (Yosua 24:14-28) Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Hari ini kita mengakhiri Masa Perayaan Hidup Berkeluarga 2013. Salah satu nilai yang dirindukan dan diharapkan dapat dihayati dan dihidupi oleh setiap anggota jemaat dan setiap anggota keluarga GKSBS setelah MPHB 2013 ini adalah melayani. Kami berharap keluarga-keluarga GKSBS tumbuh dewasa menjadi keluarga yang melayani. Alkitab memberikan beberapa contoh tentang satu keluarga yang melayani Tuhan: Simon Petrus dan Andreas (Yoh 1:40), Yakobus dan Yohanes (Mat 4:21), Marta, Maria dan Lazarus (Yoh 11:1), Filipus dan anak-anak perempuannya (Kis 21:8-9) serta Yosua dan keluarganya (Yos 24:14-15). Melalui khotbah ini, kita diajak belajar dari keluarga Yosua. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Dari Yosua 24:14-15, kita menemukan Perintah dan tantangan yang diberikan Yosua di ayat 14-15 merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Yosua Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -30- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 waktu itu sudah sangat tua (23:1) dan tidak lama setelah itu ia pun meninggal dunia (24:29). Bangsa Israel membutuhkan pemimpin lain yang mampu membawa mereka kepada ketaatan kepada TUHAN. Yosua merasa perlu untuk mengajak bangsa Israel memperbarui komitmen mereka kepada TUHAN supaya setelah ia meninggal bangsa Israel tetap mengingat komitmen itu. (24:26-27). Perintah di ayat 14-15 juga penting jika dilihat dari fakta bahwa bangsa Israel memang hidup di tengah-tengah bangsa yang menyembah berhala. Pendudukan tanah perjanjian bukan berarti kesuksesan menghalau semua bangsa kafir di Kanaan. Sebagian bangsa Kanaan tetap hidup di tengah mereka. Jadi, bahaya penyembahan berhala adalah bahaya yang kasat mata. Terlepas dari kesalahan bangsa Israel, TUHAN memang mengijinkan hal ini terjadi untuk kebaikan Israel (Hak 2:20-23; 3:1-5). Sayangnya, bangsa Israel gagal dalam ujian ini. Mereka akhirnya menyembah illah-illah lain (Hak 3:5-6). Pentingnya perintah ini juga bisa dilihat dari fakta bahwa bangsa Israel secara tradisi memang bangsa penyembah berhala (Yos 24:2, 15). Selama perjalanan di padang gurun pun mereka juga terjebak pada penyembahan kepada dewa Apis dari Mesir yang disimbolkan dengan anak lembu emas (Kel 32). Yosua memahami betapa sulitnya melepaskan diri dari ikatan tradisi, karena itu ia merasa perlu untuk menguatkan komitmen bangsa Israel pada iman monoteis (percaya pada satu Allah). Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Yosua memang menginginkan mereka menaati perintah TUHAN di ayat 14-15, tetapi ia ingin supaya ketaatan tersebut didasarkan pada hal yang benar. Ayat 14 dimulai dengan kata sambung “karena itu”, yang merujuk balik pada ayat 3-13. Sebelum memberikan perintah, Yosua terlebih dahulu menceritakan secara panjang lebar tentang apa yang sudah TUHAN perbuat kepada bangsa Israel. Dengan kata lain, ia ingin agar ketaatan itu didasarkan pada kesadaran bahwa TUHAN telah setia dan berbuat kebaikan yang besar bagi bangsa Israel. Bangsa kafir kuno terbiasa meminta tolong kepada suatu dewa hanya ketika mereka membutuhkan dewa tersebut. Bagi mereka, pemujaan kepada satu dewa bukanlah komitmen, tetapi sekedar usaha pemenuhan suatu kebutuhan. Tidak demikian bagi bangsa Israel. Yosua menghendaki bangsa Israel menyembah Allah dalam kesetiaan, bukan sekedar ketika mereka membutuhkan. Yosua juga ingin agar ketaatan terhadap perintah di ayat 14-15 dilandasi kerelaan hati, bukan keterpaksaan. Yang menarik dari ayat 14-15 adalah tawaran bagi bangsa Israel untuk memilih TUHAN atau illah lain. Dalam Perjanjian Lama biasanya TUHAN yang memilih bangsa Israel, bukan sebaliknya (Ul 4:37; 7:6, 7). Selain itu, TUHAN juga tidak menampakkan diri melalui peristiwa-peristiwa alam yang dasyat. Semua ini menunjukkan bahwa TUHAN ingin agar bangsa Israel menaati Dia dengan suka rela. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Yosua memberikan dua perintah yang saling berkaitan di ayat 14 dan 15. Pertama Ia menantang bangsa Israel untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan kesungguhan hati dan setia (14a). Kedua Ia meminta bangsa Israel untuk menjauhkan allah yang kepadanya nenek moyang mereka telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN (15b). Dewasa ini umat Kristen juga diperhadapkan pada penyembahan berhala. Bila zaman dahulu berhala-berhala itu berupa berbagai macam patung yang disembah oleh suku-suku atau agama-agama tertentu. Maka sekarang berhala-berhala itu bukan saja berupa penyembahan kepada patung-patung, melainkan juga berupa IPTEK, uang, pekerjaan, hoby, kesenangan diri sendiri, TV, HP, internet, dan lain-lain. Semua hal itu bisa menjadi berhala jika kita menempatkan semua itu sebagai yang utama dan segalagalanya dalam hidup kita, sampai-sampai menggeser posisi Allah yang seharusnya menjadi yang utama dan segala-galanya. Dalam kondisi demikian, kita juga diminta untuk memperbaharui komitmen untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -31- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 kesungguhan hati dan setia serta menjauhkan diri dari penyembahan berhala dan beribadah kepada Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Diakhir masa Perayaan Hidup Berkeluarga ini, tantangan yang sama juga diajukan kepada kita; Pertama kita ditantang untuk takut kepada TUHAN dan melayani Dia dengan kesungguhan hati dan setia. Kedua kita diminta untuk menjauhkan allah-allah lain dalam segala bentuknya dan beribadah kepada TUHAN Allah kita. Bersediakah Bapak/Ibu sekalian melakukannya? Keputusan ada di tangan Bapak/Ibu. [Ath] Ayat dan Nyanyian Liturgi Ayat Pembimbing Berita anugrah Petunjuk Hidup Baru Ayat Persembahan Nyanyian 1. KJ 2. PKJ 3. KJ 4. PKJ 5. KJ 6. PKJ : : : : Mazmur 135:1-3 Roma 5:8-11 Yohanes 13:13-15 Mazmur 116:12-14 76 205 106 165 240a 182 *** Acara Setelah Ibadah Penutupan: PERJAMUAN KASIH Dilaksanakan setelah ibadah penutupan. Tehnisnya, setiap keluarga membawa kue atau nasi lengkap dengan lauk pauknya sejumlah anggota keluarganya. Kemudian dikumpulkan untuk didoakan dan dimakan bersama. Majelis jemaat dapat menyediakan air minum dan tambahan lauk pauk atau buah-buahan sesuai kebutuhan… -----ooo000ooo----- Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -32- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 PANDUAN MASA PERAYAAN HIDUP BERKELUARGA 2013 SINODE GKSBS Tema: “Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga” Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -33- Masa Perayaan Hidup Berkeluarga GKSBS 2013 DITERBITKAN OLEH: MAJELIS PEKERJA SINODE GKSBS Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro 34111 Telp. (0725) 42598; email : [email protected] - www.gksbs.org Iman Dibentuk Dan Didewasakan Dalam Keluarga -34-