PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK

advertisement
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
PRODUK JAMU
Sri Suhartini1), Usman Effendi2), dan Sukardi2)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian UNIBRAW
2)
Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian UNIBRAW
1)
ABSTRACT
Industrial jamu and traditional medicine are one of industrial that able to existing in the
middle of Indonesian economic and political crisis. This is not released from some opportunities that
faced such as: trend Indonesian community to using back the nature product (back to nature),
abundant material, high price of chemical medicine, plenty of community chooses traditional
medicine than modern and Indonesia has great population. But, their existing not released from some
constrains that faced that are high competition both domestic and abroad especially from Chinese. The
enlargement imitative jamu and mixed chemical material, and world medical attitude that not fully
receiving the existing of industrial jamu and traditional medicine.
Those constrains not minimize industrial jamu to develop its efforts, notify available big
potency. In order to develop its effort then need to be made strategic planning to make industry
operating effectively and efficiently to achieve the goal. SWOT analysis used to analyze strengths,
weaknesses, opportunities and threats. Likert scale was using to obtain the priority or weight for each
element in internal and external factors with range scale 1 – 5.
SWOT analysis result revels that the best strategy at this moment is stabilized strategic
through beware strategic, reminding the high level of competition. The alternative strategies using
SWOT matrix are depending company’s image, depending and improving product quality,
improving size and variation of product with diversification product, extended market area to the new
market, developing distribution line, improving promotion, developing
human resourches,
improving quality control, and using high technology.
Key words: Strategic planning, Industrial jamu and traditional medicine, competitiveness.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Jamu adalah ramuan tradisional
khusus dari Indonesia yang dibuat dari
beberapa tumbuhan yang berguna untuk
memelihara
kebugaran,
pengobatan,
meningkatkan vitalitas, dan perawatan
kecantikan. Industri jamu dan obat
tradisional merupakan salah satu industri
yang mampu bertahan ditengah-tengah
krisis ekonomi dan politik yang melanda
Indonesia. Hal ini disebabkan adanya
kecenderungan masyarakat Indonesia
untuk back to nature (kembali
menggunakan produk dari alam), bahan
baku yang melimpah, tingginya harga
obat-obatan
kimia,
serta
semakin
banyaknya masyarakat yang lebih
memilih pengobatan tradisional daripada
pengobatan modern.
Upaya industri jamu dan obat
tradisional dalam mempertahankan dan
mengembangkan usahanya, tidak lepas
dari berbagai kendala yang harus
dihadapi. Kendala tersebut antara lain
tingginya tingkat persaingan dari dalam
dan luar negeri terutama dari negara Cina,
kesulitan dalam pemasaran karena
merebaknya jamu palsu dan jamu
bercampur bahan kimia di pasar, dan
sikap dunia medis yang belum
sepenuhnya
menerima
keberadaan
industri jamu dan obat tradisional.
Padahal, dengan jumlah masyarakat
Indonesia yang mencapai lebih dari 200
juta jiwa, maka potensi pasar produk jamu
sangat besar. Potensi yang besar tersebut
mendorong pengusaha jamu untuk
mengembangkan usahanya.
Dalam upaya mengembangkan
usahanya tersebut, perusahaan jamu
menghadapi berbagai kendala, baik dari
169
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
lingkungan eksternal maupun lingkungan
internal perusahaan. Lingkungan eksternal
dapat menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh perusahaan, sedangkan
lingkungan internal dapat menjadi
kekuatan yang dapat dimanfaatkan atau
kelemahan yang harus diantisipasi oleh
perusahaan. Kendala lainnya adalah
penerapan strategi yang kurang tepat dan
sesuai dengan posisi perusahaan. Padahal
penggunaan suatu strategi yang tepat dan
sesuai dapat membantu perusahaan untuk
beroperasi secara lebih efektif dan
efesien, serta dapat membantu perusahaan
dalam pencapaian tujuannya.
Kondisi di atas mendorong
peneliti untuk melakukan suatu analisis
lingkungan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki, serta dapat
memanfaatkan peluang dan mewaspadai
ancaman yang dihadapi. Analisis ini
perlu
dilakukan
karena
keadaan
lingkungan yang senantiasa mengalami
perubahan terutama lingkungan eksternal
perusahaan. Analisis lingkungan yang
digunakan adalah analisis SWOT karena
metode ini merupakan metode yang
sederhana, dapat merumuskan strategistrategi, dan paling sering digunakan
untuk melakukan analisis lingkungan.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
disusun suatu strategi yang tepat dan
sesuai dengan kondisi perusahaan dalam
upaya mengembangkan usahanya baik
dengan pengembangan pasar, produk,
ataupun
fungsi-fungsi
lain
dalam
perusahaan.
1.2
Perumusan Masalah
Upaya perusahaan jamu untuk
mengembangkan usahanya tidak lepas
dari berbagai kendala yaitu kendala dari
lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, serta penerapan strategi yang
kurang tepat dan sesuai dengan posisi
perusahaan. Keadaan ini menyebabkan
perusahaan belum dapat beroperasi secara
efektif dan efisien sehingga tujuan
perusahaan belum dapat dicapai secara
optimal. Suatu analisis lingkungan perlu
170
dilakukan agar perusahaan mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki,
serta dapat memanfaatkan peluang dan
mengantisipasi ancaman yang dihadapi.
Hasil analisis lingkungan ini digunakan
untuk merumuskan dan menyusun suatu
strategi yang tepat dan sesuai dengan
posisi perusahaan sehingga dapat
membantu erusahaan untuk mencapai
tujuannya.
2.1.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulan dilakukan
adalah:
1. Data primer, meliputi aktivitas
pemasaran, produksi, sumber daya
manusia, keuangan, profil perusahaan,
serta data hasil kuesioner.
2. Data sekunder, meliputi kondisi
ekonomi, jumlah penduduk, kebijakan
Pemerintah, perubahan teknologi,
sosial dan budaya, laporan keuangan,
laporan pemasaran, dan lingkungan
industri. Data tersebut diperoleh dari
perusahaan, Badan Pusat Statistik
(BPS), Bank Indonesia (BI), Dinas
Kesehatan (Dinkes), dan Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
(Disperindag).
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
preeliminary survey (studi
pendahuluan), studi kepustakaan, dan
studi lapang (observasi, wawancara,
dokumentasi, dan penyebaran kuesioner).
2.2. Analisa Data
Metode analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Analisis Pembobotan dengan Skala
Likert
Tahapan dalam pembobotan
dengan skalal Likert adalah
sebagai berikut:
a. Membuat pertanyaan tertutup dengan
lima pilihan jawaban dari intensitas
tertinggi sampai terendah, yaitu:
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,
dan sangat rendah.
b. Mengacak urutan pertanyaan.
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
c. Memberikan bobot pada pilihan
jawaban tersebut mulai dari intensitas
tertinggi sampai terendah. Intensitas
tertinggi diberi bobot 5 dan intensitas
terendah diberi bobot 1.
d. Mencatat bobot yang diberikan oleh
tiap responden atas tiap pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner.
Kemudian menjumlahkan bobot total
dari keseluruhan responden untuk tiap
pertanyaan. Jumlah bobot total ini
digunakan untuk menentukan critical
success factors (faktor-faktor utama
yang mempunyai dampak penting
pada kesuksesan atau kegagalan
usaha)
e. Mencatat critical success factors
f. Menentukan bobot rata-rata setiap
critical success factors untuk aspek
eksternal dan internal perusahaan.
Aspek eksternal meliputi peluang dan
ancaman, sedangkan aspek internal
meliputi kekuatan dan kelemahan.
Bobot rata-rata setiap critical success
factors diperoleh dengan membagi
jumlah bobot tiap critical success
factors dengan jumlah bobot total
untuk tiap aspek lingkungan. Total
bobot rata-rata yang diberikan untuk
critical success factors adalah 1,0.
Bobot rata-rata critical success
factors digunakan pada matriks EFE
dan matriks IFE.
2. Analisis SWOT
a. Matriks EFE (External Factor
Evaluation)
b. Matriks IFE (Internal Factor
Evaluation)
c. Matriks
Internal
Eksternal
(Matriks IE)
d. Matriks SWOT
Menurut Umar (2002), tahapan
kerja dalam menyusun matriks EFE dan
IFE adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar critical success
factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada
kesuksesan atau kegagalan usaha)
untuk aspek eksternal yang mencakup
perihal opportunities (peluang) dan
threats (ancaman), serta aspek
internal yang mencakup perihal
strengths (peluang) dan weaknesess
(ancaman) bagi Perusahaan.
b. Menentukan bobot (weight) dari
critical success factors tadi dengan
skala likert. Jumlah seluruh bobot
harus sebesar 1,0.
c. Menentukan rating setiap critical
success factors antara 1 sampai 4,
dimana untuk peluang diberi nilai +1
(sangat rendah) sampai dengan +4
(sangat besar. Ancaman diberi nilai
+1 (sangat besar) sampai dengan +4
(sangat rendah). Kekuatan diberi nilai
+1 (di bawah rata-rata industri)
sampai dengan +4 (sangat baik).
Kelemahan diberi nilai +1 (sangat
kuat) sampai dengan +4 (di bawah
rata-rata industri).
d. Mengkalikan bobot dengan nilai
rating-nya untuk mendapatkan skor
semua critical success factors.
e. Menjumlahkan semua skor untuk
mendapatkan
skor
total
bagi
perusahaan yang dinilai. Nilai ratarata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah
2,5 menandakan bahwa secara
eksternal/internal perusahaan adalah
lemah, sedangkan nilai yang berada di
atas
2,5
menunjukkan
posisi
eksternal/internal yang kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Strategi
Langkah awal dalam melakukan
analisis strategi adalah dengan melakukan
analisa dengan menggunakan matriks
EFE (External Factor Evaluation) dan
matriks IFE (Internal Factor Evaluation).
Hasil dari Matriks EFE disajikan pada
Tabel 1, sedangkan hasil dari matriks IFE
disajikan pada Tabel 2.
171
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
Tabel 1. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Faktor Eksternal
Peluang
1. Tingkat inflasi yang tinggi
2. Ketersediaan kredit yang cukup banyak
3. Tingkat penerimaan konsumen yang tinggi
4. Jumlah penduduk Indonesia yang besar
5. Adanya tanggapan masyarakat sekitar perusahaan
yang positif
6. Kecenderungan masyarakat menengah ke atas
untuk kembali mengkonsumsi produk yang
berasal dari alam (back to nature)
7. Kebijakan pemerintah tentang perizinan
tambahan bagi industri jamu dan obat tradisional
(Permenkes No.246/Menkes/Per/V/1990)
8. Bahan baku yang melimpah
Ancaman
1. Tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi
2. Peningkatan harga BBM, tarif listrik dan telepon
3. Keberadaan undang-undang tentang kesehatan
(UU No. 23 Tahun 1992)
4. Perubahan teknologi yang cepat
5. Posisi persaingan yang lemah
6. Tingginya kemungkinan pesaing untuk meniru
produk
7. Jumlah pesaing yang banyak
8. Tingginya kemungkinan pesaing untuk merebut
pangsa pasar
Bobot
Rating
Skor
0.059
0.063
0.059
0.063
0.059
2
3
3
4
3
0.118
0.189
0.177
0.252
0.177
0.063
4
0.252
0.059
2
0,118
0.068
4
0.272
0.063
0.068
2
1
0.126
0.068
0.059
3
0.177
0.063
0.059
0.068
2
2
1
0.126
0.118
0.068
0.063
0.063
1
1
0.063
0.063
1.00
Sumber: hasil pengolahan data primer, 2003
170
2.364
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
Tabel 2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor Internal
Kekuatan
1. Khasiat produk yang bagus
2. Efek samping produk yang rendah
3. Citra/image perusahaan yang baik
4. Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan
5. Kepemilikan perusahaan dalam hal hak paten,
merek dagang, dan proteksi legal sejenis.
6. Diversifikasi produk yang tinggi
7. Kontinuitas pasokan bahan baku dan bahan
pembantu
8. Kinerja keuangan yang baik
Kelemahan
1. Daerah pemasaran yang sempit
2. Jalur distribusi yang kurang mantap
3. Lokasi counter yang kurang strategis
4. Kegiatan promosi yang belum optimal
5. Pengendalian mutu yang belum optimal
6. Teknologi yang sederhana
7. Jumlah tenaga pemasaran yang kurang memadai
8. Ketrampilan/skill yang rendah
9. Manajemen
Perusahaan
yang
belum
berpengalaman
Bobot
Rating
Skor
0.060
0.060
0.056
0.056
0.060
4
4
4
4
3
0.240
0.240
0.224
0.224
0.180
0.060
0.060
0.056
4
4
3
0.240
0.240
0.168
0.060
0.060
0.056
0.060
0.060
0.056
0.060
0.060
0.064
3
3
3
2
2
2
1
3
3
0.180
0.180
0.168
0.120
0.120
0.112
0.063
0.180
0.192
1.00
3.071
Sumber: hasil pengolahan data primer, 2003
Berdasarkan
Tabel 1 dan 2,
diketahui bahwa total skor untuk EFE
adalah sebesar 2.364 dan total skor untuk
IFE adalah sebesar 3.071. Berdasarkan
skor EFE dan IFE tersebut, dapat
diketahui bahwa pada matrik Internal
Eksternal (Gambar 1) maka perusahaan
berada pada posisi sel IV yang berarti
mendukung strategi stabilitas melalui
strategi hati-hati. Hal ini berarti untuk
mengembangkan usahanya, perusahaan
tetap melakukan aktivitasnya baik dalam
sektor produk, pasar dan fungsi yang
sama sebagaimana telah ditetapkan dalam
usahanya. Strategi difokuskan untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan
pelaksanaan fungsinya secara efektif dan
efisien.
Selain itu juga, perusahaan harus
menjalankan usahanya dengan hati-hati
karena adanya faktor-faktor penting yang
berubah pada lingkungan eksternal seperti
ketatnya persaingan dengan industri
sejenis, peraturan pemerintah, dan lainlain. Strategi ini merupakan suatu pilihan
yang tepat dan sesuai dengan kondisi
perusahaan karena perusahaan berada
pada kondisi persaingan yang ketat,
perusahaan pada saat ini dapat beroperasi
dengan sukses dan menguntungkan, dan
mudah diterapkan dan kecil resikonya.
Sesuai dengan pendapat Wahyudi (1996),
yang mengemukakan bahwa strategi
stabilitas digunakan apabila perusahaan
telah berhasil dan menguntungkan pada
saat ini, memiliki resiko yang sedikit, dan
mudah menerapkannya.
170
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
SKOR TOTAL IFE
KUAT
4,0
TINGGI
RATA-RATA
3,0
LEMAH
2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VIII
IX
3,0
SKOR
TOTAL
EFE
RATA-RATA
Stabilitas melalui
Strategi Hati-hati
2,0
VII
RENDAH
1,0
Gambar 1. Matriks IE untuk Perusahaan Jamu
3.2.
Alternatif Strategi
Analisis
alternatif
strategi
dilakukan dengan menggunakan matriks
SWOT.
Matriks
SWOT
akan
menghasilkan alternatif strategi yang
layak untuk dilakukan oleh perusahaan
dengan berdasarkan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman perusahaan.
Alternatif strategi yang dihasilkan oleh
Matriks SWOT disajikan dalam Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
bahwa alternatif strategi yang tepat dan
sesuai bagi perusahaan jamu untuk
mengembangkan usahanya adalah sebagai
berikut:
1. Mempertahankan
citra/image
perusahaan
Dilakukan guna mempertahankan
loyalitas pelanggan dan bertahan
ditengah persaingan yang ketat akibat
2
bermunculannya perusahaan jamu dan
obat tradisional baru.
2. Mempertahankan dan meningkatkan
kualitas produk
Banyaknya pesaing baru yang muncul
harus diantisipasi, salah satunya
dengan strategi ini. Penerapan strategi
ini diharapkan dapat mempertahankan
konsumen yang telah dimiliki agar
tidak beralih ke perusahaan saingan,
juga digunakan untuk mengaet
konsumen baru.
3. Meningkatkan jumlah dan jenis
produk
dengan
meningkatkan
diversifikasi produk
Perlu dilakukan karena tingginya
tingkat persaingan dan mengantisipasi
peniruan oleh perusahaan saingan.
Hal ini dapat membantu perusahaan
untuk bertahan dalam kondisi
persaingan yang ketat.
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
Tabel 3. Matriks SWOT
Faktor
1.
Internal
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Faktor Eksternal
8.
Peluang (O)
1. Tingkat inflasi yang tinggi
2. Ketersediaan kredit yang
cukup banyak
3. Tingkat penerimaan
konsumen yang tinggi
4. Jumlah penduduk Indonesia
yang besar
5. Adanya tanggapan
masyarakat sekitar
perusahaan yang positif
6. Kecenderungan masyarakat
menengah ke atas untuk
back to nature
7. Kebijakan pemerintah
tentang perizinan tambahan
bagi industri jamu dan obat
tradisional (Permenkes
No.246/Menkes/Per/V/1990
)
8. Bahan baku yang melimpah
Kekuatan (S)
Khasiat produk yang
bagus
Efek samping produk
yang rendah
Citra/image perusahaan
yang baik
Pencantuman tanggal
kadaluarsa pada kemasan
Kepemilikan perusahaan
dalam hal hak paten,
merek dagang, dan
proteksi legal sejenis.
Diversifikasi produk
yang tinggi
Kontinuitas pasokan
bahan baku dan bahan
pembantu
Kinerja keuangan yang
baik
Strategi SO
1. Mempertahankan dan
meningkatkan kualitas
produk (S1S2S4O3O4O6)
2. Mempertahankan
citra/image perusahaan
(S3O3O6)
3. Meningkatkan jumlah
dan jenis produk
(diversifikasi produk)
(S6S7O3O4O6O8)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
3.
4.
Kelemahan (W)
Daerah pemasaran yang
sempit
Jalur distribusi yang
kurang mantap
Lokasi counter yang
kurang strategis
Kegiatan promosi yang
belum optimal
Pengendalian mutu
yang belum optimal
Teknologi yang
sederhana
Jumlah tenaga
pemasaran yang kurang
memadai
Ketrampilan/skill yang
rendah
Manajemen perusahaan
yang belum
berpengalaman
Strategi WO
Memperluas daerah
pemasaran ke pasar
baru (W1O3O4O6)
Memperbaiki jalur
distribusi
(W2W3O2O4O6)
Meningkatkan kegiatan
promosi (W4 W7O4O6)
Meningkatkan kegiatan
pengendalian mutu
(W5O2O4O6)
Pengembangan sumber
daya manusia
(W8W9O3O5O6)
1
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
Ancaman (T)
1. Tingkat suku bunga pinjaman
yang tinggi
2. Peningkatan harga BBM, tarif
listrik, dan telepon
3. Keberadaan undang-undang
tentang kesehatan (UU No. 23
tahun 1992)
4. Perubahan teknologi yang
cepat
5. Posisi persaingan yang lemah
6. Tingginya kemungkinan
pesaing untuk meniru produk
7. Jumlah pesaing yang banyak
Strategi ST
1. Mempertahankan dan
meningkatkan kualitas
produk (S1S2S4T3T5T6T7)
2. Mempertahankan
citra/image perusahaan
(S3T5T7)
3. Meningkatkan jumlah
dan jenis produk
(diversifikasi produk)
(S6S7T6T7)
4. Menerapkan teknologi
yang lebih canggih
(S8T4T6)
Strategi WT
Memperluas daerah
pemasaran ke pasar
baru (W1T7)
2 Memperbaiki jalur
distribusi (W2W3T7)
3 Meningkatkan kegiatan
promosi (W4 W7T5T7)
4 Meningkatkan
pengendalian mutu
(W5T6T7)
5. Menerapkan teknologi
yang lebih canggih
(W7T4T6)
1
Sumber: hasil pengolahan data primer , 2003
4. Memperluas daerah pemasaran ke pasar
baru
Penting untuk dilakukan, mengingat
potensi yang besar yang dimiliki oleh
industri jamu dan obat tradisional.
Perluasan ini juga harus memperhatikan
tingkat persaingan yang terjadi karena
akan mempengaruhi strategi pemasaran
yang harus diterapkan.
5. Memperbaiki jalur distribusi
Mengingat jalur distribusi masih kurang
yang menyebabkan produk belum dapat
menjangkau semua daerah pemasaran
atau produk sulit ditemukan di pasar.
Jalur distribusi yang akan digunakan
juga tidak lepas dari jenis produk yang
dipasarkan, kemampuan perusahaan,
serta agen perusahaan.
6. Meningkatkan kegiatan promosi
Belum optimalnya kegiatan promosi
menyebabkan belum terkenalnya produk
jamu dan obat tradisional di kalangan
masyarakat. Hal ini mempengaruhi hasil
penjualan. Oleh karena itu perlu
dilakukan perbaikan dan peningkatan
kegiatan promosi guna memperkenalkan
dan menarik konsumen terhadap produk
jamu dan obat tradisional.
7. Pengembangan sumber daya manusia
Penting dilakukan, mengingat sumber
daya manusia merupakan faktor penting
bagi keberhasilan suatu usaha. Adanya
sumber daya manusia yang berkualitas
diharapkan akan mampu menciptakan
2
hal-hal baru (lebih kreatif) berkaitan
dengan pemanfaatan tanaman obat.
8. Meningkatkan pengendalian mutu
Penting dilakukan karena mutu
merupakan faktor penting untuk
diterima atau tidaknya suatu produk
oleh konsumen. Pengendalian mutu
yang baik (terpadu) diharapkan dapat
menghasilkan produk jamu dan obat
tradisional yang berkualitas sehingga
aman dikonsumsi oleh konsumen
serta merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan pengakuan dari dunia
medis yang selama ini masih belum
mau mengakui keberadaan jamu dan
obat tradisional.
9. Menerapkan teknologi yang lebih
canggih
Adanya penerapan teknologi yang
lebih canggih, diharapkan dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas
dari produk jamu dan obat tradisional.
Penerapan
teknologi
ini
juga
diharapkan dapat mengantisipasi
perubahan teknologi yan gpesat dan
tingkat persaingan yang tinggi.
Alternatif strategi di atas merupakan
strategi jangka panjang yang dapat
diterapkan di perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Strategi yang tepat dan sesuai
untuk diterapkan oleh perusahaan dalam
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
upaya mengembangkan usahanya adalah
strategi stabilitas melalui strategi hati-hati.
Alternatif strategi adalah mempertahankan
citra/image prusahaan, mempertahankan dan
meningkatkan
kualitas
produk,
meningkatkan jumlah dan jenis produk
dengan meningkatkan diversifikasi produk,
memperluas daerah pemasaran ke pasar
baru,
memperbaiki
jalur
distribusi,
meningkatkan
kegiatan
promosi,
pengembangan sumber daya manusia,
meningkatkan pengendalian mutu, dan
menerapkan teknologi yang lebih canggih.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan secara khusus oleh perusahaan
jamu dan obat tradisional yaitu masalah
pemasaran, sehingga perlu diterapkan suatu
manajemen pemasaran yang sesuai dengan
posisi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
2000
(A).
Jamu
Tradisional.http://www.infondo.com/visitorinfo/jamu.htm.
Aristiarini, A. 2000. Kalau Jamu Cuma
Jadi Tamu.
http://www.kompas.com/kompa
scetak/0004/12/iptek/kata20.htm.
Dewanto, N., N. Azmia, dan A. Liliek.
1999. Yang Tetap Joss di Saat
Krismon : Inilah Jurus Jitu
Produsen Jamu Menembus
Pasar.
http://www.suaramerdeka.com/9
902/08/harian/eko3.html
Jauch, L. R, dan W. F. Glueck. 1996.
Manajemen Strategis dan
Kebijakan Perusahaan. (Alih
Bahasa oleh Nirat A. R., Henry
Sitanggang
dan
Herman
Wibowo). Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga. Jakarta
.
2000
(B).
Jamu.
http://www.jamuiboe.co.id/jamu.ht
m
Karseno, A. R., dan M. Lestari. 1997.
Analisis Permintaan Riset dan
Pengembangan pada Industri
Jamu di Indonesia. Kelola
Gadjah
Mada
University
Business Review. No. 15.
Volume 6: 56-65
. 2000 (C).
Understandingof
SWOT
Analysis.
http://www.ntu.edusg/ntc/stratups/
marketplan.htm#.
Khotimah, K., S. A. Susanto, Maleha, dan
E. T. Hani. 2002. Evaluasi
Proyek dan Perencanaan
Perusahaan.
PT.
Ghalia
Indonesia. Jakarta
.
2003
(D).
Jamu.
http://www.airmancur.co.id/jamu.h
tm
Kotler, P., dan A. R. Andreasen. 1995.
Strategi Pemasaran untuk
Organisasi Nirlaba. (Alih
Bahasa oleh Ova Emilia). Edisi
Ketiga. UGM Press. Yogyakarta
. 2003 (E). Indonesia Herbal
Jamu.
http://mercier4.tripod.com/indoher
bsjamu.htm
. 2003 (F). Strategi
Pengembangan
Usaha.
http://ww.exnal.com/strategisasp+
%22pengembangan+usaha%22%&
ni=id&ie=UTF-8
Maryunani, S., dan S. Pinando. 1999.
Makalah Strukturisasi Bisnis
Baru dan Konsep Dasar
Kewirausahaan.
LP3.
Universitas Brawijaya. Malang
Musselman, V. A., dan J. H. Jackson.
1992. Pengantar Ekonomi
Perusahaan. (Alih Bahasa oleh
3
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
Kusma
Wiriadisastra).
Edisi
Kesembilan. Jilid 1. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Paimin, F. R. 2002. Mengangkat Derajat
Obat Tradisional.
http://groups.yahooo.com/group/ja
mu-jawa.html
Pearce, J. A. II., dan R. B. Robinson Jr.
1997. Manajemen Strategik :
Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. (Alih Bahasa oleh
Agus Maulana). Jilid 1. Binarupa
Aksara. Jakarta
Pinando, S. dan W. Moko. 1999. Makalah
Rencana Bisnis dan Kelayakan
Investasi.
LP3.
Universitas
Brawijaya. Malang
Porter, M. E. 1994. Keunggulan Bersaing:
Menciptakan
dan
Mempertahankan
Kinerja
Unggul. (Alih Bahasa oleh Agus
Dharma, Agus Maulana, E. Jasjfi
dan Ujian Wahyu Suprapto).
Penerbit Erlangga. Jakarta
Purnomo, S. M., 1998. Makalah Eksistensi
dan
Pengembangan
Obat
Tradisional
dalam
Dunia
Pengobatan di Masa Krisis Ini.
Disampaikan pada Kuliah Tamu
FFUA.
Surabaya.
http://manuver.virtualave.net/obat.
htm
Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
http://www.sinarharapan.com./h
arian/0205/15/eko2.htm
Subroto, G. 2001. Analisis SWOT
Tinjauan Awal Pendekatan
Manajemen.
http://www.depdiknas.go.id/swo
t.html
Sudjatno. 2002. Makalah Perencanaan
Strategik. Disampaikan pada
Sosialisai
AKIP/LAKIP
di
Pemerintah Kabupaten Pacitan.
Pacitan.
Sugiarto, D. Siagian, L. T. Sunaryanto,
dan D. S. Oetomo. 2001.
Teknik Sampling.
PT.
Gramedia
Pustaka
Utama.
Jakarta
Sumarni, M., dan J. Soeprihanto. 1995.
Pengantar Bisnis (Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan). Edisi
Keempat. Penerbit Liberty.
Yogyakarta
Supriyono, R. A. 1996. Manajemen
Strategi dan Kebijakan Bisnis.
Edisi
Pertama.
BPFE.
Yogyakarta
Tobing, E. 2003. Kebijakan Ekonomi
Megawati Perlu Penjelasan.
http://ww.theindonesianinstitute.
org/tpjan1003.htm
Umar, H. 2002. Strategic Management
in Action. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Wahib,
Sabardi, A. 1997. Pengantar Manajemen.
UPP AMP YKPN. Yogyakarta
Saerang, C. 2002. Industri Jamu Indonesia
Hadapi
Tantangan
Besar.
http://www.kompas.com/kompascetak/02-7/27/iptek/kata20.htm
Sinaga, R. V. 2002. Industri Jamu, Potensi
Besar
Dukungan
Kurang.
4
N.
2001.
Mendorong
Terbentuknya Pasar Jamu
Yang
“Demokratis”.
http://www.suaramerdeka.com/h
arian/0112/21/eko1.html
Wahyudi, A. S. 1996. Manajemen
Strategik Pengantar Berpikir
Strategik. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Strategi Pengembangan Usaha - Suhartini
J. Tek. Pert. Vol 4. No. 3: 169 - 178
2
Download