Document

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
1.
Pengertian Pembelajaran Matematika
Keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar melahirkan
konsep baru yang disebut proses belajar mengajar atau dikenal dengan istilah
pembelajaran, dimana proses ini merupakan inti dari proses pendidikan
formal, dengan guru sebagai pemegang peranan utama. “Proses belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa, atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”1. Sedangkan dalam buku pedoman
Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar adalah “Belajar
mengajar sebagai proses dapat mengandung dua pengertian yaitu rentetan
tahapan atau fase dalam mempelajari sesuatu, dan dapat pula berarti sebagai
rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai
evaluasi dan program tindak lanjut”2.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
belajar mengajar meiputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari persiapan,
pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang
1
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan
Kajian PKG, MGBS, MGMP), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 19
2
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2005), hal. 19
11
12
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa komponen yang
sangat mempengaruhi komponen-komponen itu antara lain : tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran,
evaluasi3.
Selain komponen-komponen di atas terdapat suatu kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar mengajar, yaitu mengenai
pendekatan kegiatan belajar mengajar. Ada enam pendekatan yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam merancang kegiatan belajar mengajar.
Pendekatan-pendekatan tersebut adalah antara lain: pendekatan empat pilar
pendidikan, pendekatan inkuiri, pendekatan kontruktivisme, pendekatan
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, pendekatan pembelajaran
demokratis, dan pendekatan jaringan pengetahuan4.
Proses belajar mengajar matematika mempunyai makna dan
pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses
belajar mengajar matematika tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang
tidak terpisahkan antara siswa yang belajar matematika dan guru yang
mengajar matematika, dimana diantara kedua kegiatan ini terjalin interaksi
yang saling menunjang. Untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar
matematika dengan efisien maka dipilih satu strategi atau teknik mengajar
3
Ibid., hal. 48
Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hal. 12
4
13
matematika yang sesuai. Strategi belajar mengajar adalah pola umum
perbuatan guru dan murid di dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.
Pengertian strategi dalam hal ini berkaitan dengan cara-cara yang dipilih
pengajaran dalam menentukan ruang lingkup, urutan bahasa, kegiatan, dan
sebagainya untuk menyampaikan bahasan matematika kepada peserta didik5.
Dengan demikian strategi belajar mengajar matematika adalah kegiatan yang
dipilih pengajar dalam proses belajar mengajar matematika yang dapat
diberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapainya tujuan belajar
matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar
dan mengajar matematika antara lain:
a. Peserta Didik
Kegagalan atau keberhasilan belajar sangatlah tergantung kepada
peserta didik. Misalnya, bagaimana kemampuan dan kesiapan peserta
didik terhadap matematika dan bagaimana kondisi fisiologi dan psikologis
peserta didik.
b. Pengajar
Kemampuan ataupun kompetensi pengajar dalam menyampaikan
matematika dan sekaligus materi yang diajarkan sangat mempengaruhi
terjadinya proses belajar. Selain itu kepribadian, pengalaman dan motivasi
pengajar dalam mengajar matematika juga berpengaruh terhadap
efektifitasnya proses belajar.
5
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 2
14
c. Prasarana dan Sarana
Prasarana yang “mapan” seperti ruang kelas yang sejuk dan bersih
dengan tempat duduk yang nyaman biasanya lebih memperlancar
terjadinya proses belajar. Dengan demikian pula sarana yang lengkap
seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar merupakan fasilitas belajar
yang penting.
d. Penilaian
Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana hasil belajar dan
bagaimana berlangsungnya interaksi antara pengajar dan peserta didik.
Fungsi penilaian dapat meningkatkan kegiatan belajar sehingga dapat
diharapkan memperbaiki hasil belajar. Penilaian pencapaian kompetensi
dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator, dengan menggunakan
tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
sikap, penilaian hasil karya, dan penilaian diri6.
Jadi dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar matematika
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru yang
mengajar matematika dan siswa yang belajar matematika atas dasar
hubungan timbal balik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terdiri dari tiga bagian.
Bagian-bagian tersebut adalah persiapan, pelaksanaan dan penilaian.
6
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1979), hal. 8-9
15
Berikut ini adalah pemaparan dari bagian-bagian tersebut.
Pertama, persiapan pembelajaran. Persiapan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar adalah rencana yang digunakan untuk merealisasikan
rancangan pembelajaran yang telah disusun dalam silabus. Rencana
pembelajaran berisi hal-hal yang akan dipersiapkan dan dilakukan guru
dalam setiap pertemuan. Kegiatan ini perlu untuk dilakukan karena setiap
pembelajaran suatu materi mata pelajaran begitu juga pada matematika.
Guru perlu memilih dan menetapkan bentuk pengalamannya, yang berarti
guru akan menetapkan pengembangan materinya, metodenya, jenis
pendekatan, situasi kelas dan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan
dalam proses pembelajaran tersebut.
Kedua, pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar ini adalah bagaimana cara guru dalam merealisasikan langkahlangkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dalam rencana pembelajaran,
seperti pengembangan materi, jenis pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, dan alat peraga yang lebih tepat untuk digunakan pada setiap
materi begitu pula pada mata pelajaran matematika, serta sarana ataupun
sumber yang diperlukan dalam pembelajaran materi yang sedang
berlangsung.
Pembelajarannya
menggunakan
KTSP,
dimana
KTSP
menyarankan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM) artinya seorang guru harus dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
membuat pembelajaran tersebut bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-
16
hari, dengan kata lain KTSP menuntut seorang guru begitu juga guru
matematika untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Ketiga,
penilaian
pembelajaran.
Penilaian
diharapkan
dapat
memberikan gambaran posisi siswa dalam alur proses pembelajaran. Untuk
itu penilaian harus diarahkan pada indikator kompetensi pencapaian belajar
siswa, untuk mengukur keberhasilan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran maka diperlukan suatu alat evaluasi (penilaian). Adapun pada
KTSP, penilaian yang digunakan adalah penilaian berbasis kelas, yaitu
menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan apa yang diketahui siswa7.
Penilaian berbasis kelas ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan
belajar mengajar. Dimana penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga
ranah atau aspek, yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
ketrampilan (psikomotorik). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian
berbasis kelas antara lain: penilaian tersebut haruslah valid, mendidik,
berorientasi
pada
kompetensi,
adil,
terbuka,
berkesinambungan,
menyeluruh8.
B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.
Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
7
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal.
8
Kemenag, Ringkasan Penilaian Berbasis Kelas, (Jakarta: Balitbang Kemenag, 2008), hal. 4
13
17
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu9. Dimana tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum yang disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah tersebut.
KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan serta merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan,
khususnya pada jalur pendidikan sekolah10. Dimana secara umum tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan membudayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sehingga dengan memahami
tujuan tersebut, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pendekatan baru dalam
dunia pendidikan yaitu dengan pengembangan kurikulum dalam konteks
otonomi daerah.
Adapun pengembangan kurikulum pendidikan dasar maupun
menengah dikembangkan sesuai dengan kondisinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah atau madrasah di bawah
9
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BNSP, 2006), hal. 3
10
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 44
18
koordinasi dan pengawasan dinas pendidikan atau kantor kementrian agama
kabupaten atau kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan
menengah. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan
menengah diterapkan oleh pemerintah, sedangkan kurikulum pendidikan
tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk setiap program
studi. Standar Nasional Pendidikan tersebut telah diterapkan oleh mendiknas
yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar
pengelolaan,
standar
pembiayaan,
dan
standar
penilaian
pendidikan11. Dimana dalam KTSP, standar nasional pendidikan yang
dipakai adalah standar isi dan standar kompetensi kelulusan. Standar isi
mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu12. Standar
kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan dan ketrampilan13.
2.
Komponen-komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Stuktur kurikulum merupakan bagian dari standar isi, dimana
komponen dari struktur kurikulum pendidikan umum dan pendidikan
kejuruan mencakup: mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan diri.
11
Tim Redaksi Fokus Media, Himpunan Peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan
Perundang-undangan, (Bandung: Fokus Media, 2008), hal. 5-6
12
Mulyasa, KTSP, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 43
13
Ibid., hal. 89
19
a. Kurikulum Mata Pelajaran
Kurikulum mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam standar isi (SI) meliputi lima kelompok
mata pelajaran antara
lain:
1) agama dan akhlak mulia, 2)
kewarganegaraan dan kepribadian, 3) ilmu pengetahuan dan teknologi, 4)
estetika, dan 5) jasmani, olahraga dan kesehatan14. Dimana setiap
kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan,
sehingga pembelajaran masing-masing kelompok dapat mempengaruhi
pemahaman setiap peserta didik. Dan semua kelompok mata pelajaran
diatas sama pentingnya dalam menentukan kelulusan.
b. Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Kurikulum muatan local terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
berfungsi
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan dan kompetensinya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan lingkungan. Adapun isi dan bahan pelajaran
muatan local didasarkan pada keadaan dan kebutuhan lingkungan, yang
14
Mansur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan
Pengembangan, (Jakarta: PT Bumi aksara, 2008), hal. 13
20
dituangkan dalam mata pelajaran dengan alokasi waktu yang berdri
sendiri. Adapun materi dan isinya ditentukan oleh satuan pendidikan,
yang dalam pelaksanaannya merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
daerah.
Tujuan digunakannya kurikulum muatan local ini adalah untuk
memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap hidup kepada
peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan
dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional15.
c. Kurikulum Pengembangan Diri
Pengembangan diri di sekolah merupakan salah satu komponen
penting dari struktur KTSP yang diarahkan guna terbentuknya keyakinan,
sikap, perasaan dan cita-cita para peserta didik yang realistis, sehingga
pada gilirannya dapat mengantarkan peserta didik untuk memiliki
kepribadian yang sehat dan utuh.
Kegiatan pengembangan diri dapat difasilitasi dan dibimbing oleh
guru, konselor atau tenaga kependidikan lain yang memiliki kemampuan
dalam membantu pengembangan diri peserta didik. Dan bagi sekolah
yang sudah memiliki guru bimbingan dan konseling (BK), kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru BK, tetapi bagi sekolah
15
Mulyasa, KTSP, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 273-274
21
yang belum memiliki guru BK (terutama sekolah dasar) dapat dilakukan
oleh wali kelas, guru mata pelajaran agama, guru kesenian atau guru lain
yang sesuai. Kegiatan pengembangan diri juga dapat dilakukan oleh
kepala sekolah atau tenaga kependidikan lain yang kompeten16.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk
bimbingan dan konseling atau dalam bentuk ekstrakurikuler. Dalam
struktur kurikulum pendidikan umum pengembangan diri bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Sedangkan dalam struktur kurikulum
pendidikan kejuruan (SMK dan MAK) lebih ditekankan pada
pengembangan kreativitas dan bimbingan karir17.
3.
Prinsip-prinsip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Prinsip KTSP menurut BSNP ada dua yaitu prinsip pengembangan
dan pelaksanaan18. Kedua prinsip tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
Pertama, prinsip pengembangan. Ada tujuh prinsip pengembangan
KTSP, antara lain:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya
16
Ibid., hal. 285
Ibid., hal. 283-284
18
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BSNP, 2009), hal. 5
17
22
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti
dan
memanfaatkan
secara
tepat
perkembangan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan
pemangku
kepentingan
kurikulum
dilakukan
(stakeholders)
untuk
dengan
menjamin
melibatkan
relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
23
e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum
diarahkan
kepada
proses
pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional
dan
kepentingan
daerah
untuk
membangun
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara19.
Kedua, prinsip pelaksanaan. BNSP menyebutkan tujuh prinsip
pelaksanaan KTSP. Ketujuh prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk mengusai kompetensi yang berguna bagi
dirinya.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yakni:
1) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2) Belajar untuk memahami dan menghayati, 3) Belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4) Belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain, dan 5) Belajar untuk membangun dan
19
Ibid., hal. 6
24
menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatkan
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan
tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang
berdimensi ketuhanan, individu, sosial, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan
pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan
hangat, dengan tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa
sung tulada (di belakang memberikan daya kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberi contoh dan
teladan).
e. Kurikulum diterapkan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial
dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam
25
keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai
antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan20.
4.
Karakterisik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran,
pengelolaan sumber belajar, profosionalisme tenaga kependidikan, serta
sistem penilaian.
KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pemberian otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam
pengambilan keputusan dan tanggung jawab bersama dalam pengambilan
keputusan yang diambil secara proporsional dan profesional.
b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.
Masyarakat dan orang tua menjalin kerjasama untuk membantu
sekolah sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional
Guru-guru yang direkrut sekolah merupakan pendidik profesional
dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan
pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi
kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
20
Ibid., hal. 29-30
26
Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan mengimplementasikan
secara demokratis sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab
terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya.
d. Tim kerja kelompok dan transparan
Adanya kerjasama secara harmonis yang sesuai dengan posisinya
masing-masing antara komponen pendidikan guna mewujudkan tujuantujuan atau target-target yang telah disepakati21.
Disamping keempat karakteristik diatas, terdapat beberapa faktor
penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KTSP, terutama
berkaitan dengan sistem informasi, serta penghargaan dan hukum. Faktorfaktor tersebut antara lain sistem informasi yang jelas dan transparan, serta
sistem penghargaan dan hukum.
C. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Kurikulum 2004 (KBK)
1.
Persamaan KTSP dan KBK
Beberapa persamaan antara KTSP dan KBK adalah sebagai berikut:
a. Guru tetap diberi kebebasan untuk memilih materi serta pembuatan
rencana mengajar asalkan tetap mengarah pada pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan.
b. Tetap memberi penekanan pada pemberian materi dan proses pengajaran
c. Mengembangkan proses belajar secara menyeluruh serta teratur
21
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 29
27
d. Kompetensi lulusan tetap diperhatikan
e. Adanya kesamaan dalam hal isi materi, tujuan serta pengembangnya
antara KTSP dan KBK
f. Sama-sama berbasis pada standar kompetensi dan kompetensi dasar22.
2.
Perbedaan KTSP dan KBK
Secara prinsip, KTSP dikembangkan sebagai penyempurna dari
kurikulum sebelumnya yaitu KBK. Terdapat perbedaan yang mendasar
antara kurikulum 2004 (KBK) dengan KTSP, perbedaannya terletak pada
proses penyusunan kurikulum. Dalam KBK sekolah mendapat kurikulum
langsung dari pemerintah, sedangkan dalam KTSP kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan siswa, keadaan
lingkungan, dengan berdasar pada standar kelulusan.
Perbedaan KTSP dan KBK adalah sebagai berikut23:
Tabel 2.1 Perbedaan KTSP dengan KBK
a)
b)
c)
KBK
KTSP
Dalam KBK pengelolaan dan a) Dalam KTSP memberi kesempatan
pengembangan sekolah masih
pada satuan pendidikan guna mengelola
ada campur tangan dari pusat
dan mengembangkan sekolahnya
Kurikulum
dikembangkan b) Kurikulum ditetapkan oleh kepala
oleh sekolah berdasarkan
sekolah
sendiri
dengan
standar isi dan standar
mempertimbangkan dari komite sekolah
kompetensi lulusan
serta berdasar dengan standar kelulusan
Pada KBK kreteria kelulusan c) Pada
KTSP
kreteria
kelulusan
cenderung masih ditentukan
ditentukan oleh sekolah masing-masing
oleh pusat
dengan menggabungkan nilai UAN dan
ujian sekolah masing-masing
Anik, “Persamaan dan Perbedaan KTSP dan KBK” dalam http://www.openoffice.org/KTSP,
diakses tanggal 24 Januari 2010
23
Ibid.
22
28
d)
e)
f)
g)
KBK
KTSP
Dalam KBK menerapkan d) Dalam KTSP menerapkan untuk
strategi yang meningkatkan
memasukkan muatan lokal yang berarti
kebermak-naan pembelajaran
lokal kabupaten, propinsi, maupun
pada semua peserta didik
sekolah, sehingga dalam KTSP latar
terlepas dari luar budaya,
budaya, etnik, agama yang berbedaetnik, agama melalui KBK
beda telah dipisah-pisahkan pada tiap
daerah
Dalam KBK guru hanya e) Pada KTSP merupakan penyederhanaan
berfungsi sebagai pengajar
dari KBK
atau memberikan materi saja
Merupakan awal kurikulum f) Dalam KTSP pelaksanaan pengajaran
yang berbasis kompetensi
memperbanyak
praktek
guna
pengembangan
kemampuan
serta
kreatifitas siswa
Dalam KBK pelaksanaan g) Dalam KTSP guru tidak hanya memberi
pengajaran
praktek lebih
materi saja tapi dituntut untuk kreatif,
sedikit dan guru yang lebih
cepat memahami kondisi siswa serta
banyak berperan aktif dalam
bisa menuntut agar pada siswanya lebih
mengajar
kreatif
D. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pelaksanaan merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik
berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai, dan sikap.
Berdasarkan
definisi
pelaksanaan
tersebut,
pelaksanaan
KTSP
dapat
didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP
dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai
seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan KTSP
merupakan operasional konsep kurikulum yang bersifat masih potensial menjadi
aktual dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan pembelajaran berbasis
KTSP dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
29
a.
Karakteristik KTSP yang mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya
bagi pengguna di lapangan.
b.
Strategi pembelajaran yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran
seperti diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat
mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.
c.
Karakteristik pengguna kurikulum yang meliputi pengetahuan, ketrampilan,
nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk
merealisasikan dalam kegiatan belajar mengajar24.
Disisi lain ada tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum,
yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan
internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari ketiga faktor tersebut,
guru merupakan faktor penentu utama dibandingkan faktor-faktor yang lain,
dimana berhasil tidaknya pembelajaran tergantung dengan kemampuan guru.
Karena sebaik apapun sarana yang digunakan dalam pembelajaran itu tidak akan
berhasil apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Adapun implementasi KTSP mencakup empat kegiatan pokok antara lain:
a.
Pengembangan strategi implementasi
Pengembangan strategi implementasi dilakukan oleh setiap satuan
pendidikan, dimana setiap satuan pendidikan mempunyai strategi yang
berbeda dan mempunyai tujuan yang berbeda pula. Strategi yang digunakan
24
246
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal.
30
ditujukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh setiap satuan
pendidikan tersebut.
b.
Pengembangan program
Pengembangan KTSP mecakup pengembangan program tahunan,
program semester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan
harian, program pengayaan dan remedial, serta program bimbingan dan
konseling.
c.
Pelaksanaan pembelajaran
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup
pre test, pembentukan kompetensi, dan post test.
d.
Evaluasi (penilaian hasil belajar)
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program25.
E. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Mata pelajaran matematika menumbuh kembangkan kemampuan
bernalar, yaitu berfikir sistematis, logis dan kritis, dalam mengkomunikasikan
gagasan atau ide dalam pemecahan suatu masalah. Dengan adanya perubahan
kurikulum ini, secara otomatis berdampak pada adanya perubahan struktur mata
pelajaran pada semua jenjang pendidikan, termasuk juga pada jenjang sekolah
25
Ibid., hal. 247
31
menengah pertama (MTs, SMP dan setingkatnya). Hal ini dapat dilihat dari
adanya perubahan struktur mata pelajaran pada jenjang sekolah menengah
pertama (MTs, SMP dan setingkatnya), dan adanya penghapusan dan
penambahan mata pelajaran yang sudah ada pada kurikulum sebelumnya (KBK).
Pada mata pelajaran trigonometri, yang pada KBK dulu diajarkan pada tingkat
MTs, SMP dan setingkatnya, maka pada KTSP mata pelajaran tersebut telah
dihapus. Karena dinilai bahwa adanya pengulangan mata pelajaran yang sama di
tingkat MA dan setingkatnya.
Kompetensi yang diharapkan Kementerian Agama (Kemenag) dalam
KTSP dapat tercapai dalam belajar matematika, untuk setiap aspeknya adalah
sebagai berikut ini:
1. Bilangan
a. Standar Kompetensi : Bilangan
- Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah.
Kompetensi dasar:
- Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
- Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
dalam pemecahan masalah.
b. Standar Kompetensi : Bilangan
- Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta
penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana.
Kompetensi Dasar:
- Menentukan ruang sampel suatu percobaan
- Menentukan peluang suatu kejadian sederhana
- Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar
- Melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan berpangkat bulat
dan bentuk akar
- Memecahkan masalah sederhana yang berkaitan dengan bilangan
berpangkat dan bentuk akar
c. Standar Kompetensi : Bilangan
- Memahami barisan dan deret bilangan serta penggunaannya dalam
pemecahan masalah
32
Kompetensi dasar:
- Menentukan pola barisan bilangan sederhana
- Menentukan suku ke-n barisan aritmatika dan barisan geometri
- Menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika dan deret geometri
- Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret
2. Aljabar
a. Standar kompetensi : Aljabar
- Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu
variabel.
Kompetensi dasar:
- Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
- Melakukan operasi pada bentuk aljabar
- Menyelesaikan persamaan linier satu variabel
- Menyelesaikan pertidaksamaan linier satu variabel
b. Standar kompetensi : Aljabar
- Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu
variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar:
- Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan linier satu variabel
- Menggunakan konsep aljabar dalam bentuk pemecahan masalah
aritmatika sosial yang sederhana
- Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah
c. Standar kompetensi : Aljabar
- Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan
masalah
Kompetensi dasar:
- Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya
- Memahami konsep himpunan bagian
- Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan
komplemen pada himpunan
- Menyajikan himpunan dengan diagram Venn
- Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah
d. Standar kompetensi : Aljabar
- Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi Dasar:
- Melakukan operasi aljabar
- Memahami relasi dan fungsi
- Menentukan nilai fungsi
- Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat
kartesius
- Menentukan gradien, persamaan garis lurus
e. Standar kompetensi : Aljabar
- Memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menggunakannya
di dalam pemecahan masalah
33
Kompetensi dasar:
- Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel
- Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier dua variabel
3. Geometri dan Pengukuran
a. Standar Kompetensi : Geometri
- Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, sudut
dengan sudut, serta menentukan ukurannya
Kompetensi dasar
- Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut
- Memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan
atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain
- Melukis sudut
- Membagi sudut
b. Standar Kompetensi : Geometri
- Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
Kompetensi dasar
- Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya
- Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar
genjang, belah ketupat dan layang-layang.
- Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu
c. Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
- Menggunakan teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar:
- Menggunakan teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah
- Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras
d. Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
- Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya
Kompetensi dasar:
- Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran
- Menghitung keliling dan luas lingkaran
- Mengunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah
- Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
- Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
e. Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
- Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagianbagiannya
Kompetensi dasar:
- Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagianbagiannya
- Membuat jarring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas
- Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
34
f. Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
- Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi dasar:
- Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
- Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen
- Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah
g. Standar Kompetensi : Geometri dan Pengukuran
- Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan
ukurannya.
Kompetensi dasar:
- Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola
- Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola
- Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola
4. Statistik dan Peluang
a. Standar Kompetensi : Statistik dan Peluang
- Melakukan pengolahan dan penyajian data
Kompetensi dasar:
- Menentukan rata-rata, median, dan modus data tunggal serta
penafsirannya
- Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis dan
lingkaran
b. Standar Kompetensi : Statistik dan Peluang
- Memahami peluang kejadian sederhana
Kompetensi dasar:
- Menentukan ruang sampel suatu percobaan
- Menentukan peluang suatu kejadian sederhana26.
Kemampuan matematika yang dipilih dan yang ditentukan dalam
kurikulum matematika yang berdasar KTSP ini dirancang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan guru dan siswa agar dapat berkembang secara
optimal. Serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di
dunia sekarang ini. Dengan adanya perubahan ini, diharapkan dapat lebih
memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada jenjang sekolah
menengah pertama (SMP, MTs dan setingkatnya).
26
BSNP, Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: BSNP, 2007), hal. 11-15
35
F. Pengembangan Silabus dan Penilaian Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
1.
Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,
dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi
dasar
ke
dalam
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Pengembangan silabus KTSP diserahkan kepada guru dimana antara guru
yang satu dengan yang lainnya, baik dalam satu daerah ataupun dalam
daerah lain pengembangannya akan berbeda. Pengembangan komponenkomponen tersebut merupakan kewenangan mutlak guru, termasuk
pengembangan format silabus, dan penambahan komponen-komponen lain
dalam silabus di luar komponen yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh semua guru
tersebut tetap berada dalam satu bingkai pengembangan kurikulum nasional
(standar
nasional),
maka
perlu
memperhatikan
prinsip-prinsip
pengembangan silabus. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: ilmiah, relevan,
fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual, dan konstektual, efektif,
dan efisien.
36
Proses pengembangan silabus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi
serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang
diperlukan dalam pengembangan silabus.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) merumuskan kompetensi dan tujuan
pembelajaran, serta menentukan materi standar, hasil belajar, dan potensi
dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar, 2)
menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran, 3) menentukan alat evaluasi berbasis kelas (EBK),
dan alat ujian berbasis sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah, 4)
menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasian pengalaman
belajar, dan waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum beserta
perangkatnya (kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis
sekolah, kurikulum hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas, dan ujian
berbasis sekolah).
c. Penilaian
Penilaian
silabus
harus
dilakukan
secara
berkala
berkesinambungan dengan menggunakan model-model penilaian.
dan
37
d. Revisi
Revisi silabus harus dilakukan setiap saat, sebagai aktualisasi dari
peningkatan kualitas yang berkelanjutan27.
Penyusunan maupun pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya
pada setiap guru, dimana guru dituntut untuk mengenali karakteristik peserta
didik, akan tetapi apabila guru yang bersangkutan karena suatu hal belum
dapat melaksanakannya secara mandiri maka pihak sekolah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
Dalam pengembangan silabus, perlu juga memperhatikan prosedurprosedur yang telah ditetapkan. Adapun prosedur-prosedur tersebut antara
lain: a) mengisi kolom identitas, b) mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar, c) mengidentifikasi materi pokok, d) mengembangkan
kegiatan pembelajaran, e) merumuskan indikator pencapaian kompetensi, f)
menentukan jenis penilaian, g) menentukan alokasi waktu, dan h)
menentukan sumber belajar.
2.
Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kerja, sikap, penilaian hasil kerja berupa
proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
27
Ibid., hal. 206-207
38
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan:
a. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan melaui ulangan harian, ulangan umum,
dan ujian akhir. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan
penentuan kenaikan kelas.
b. Tes kemampuan dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan
membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka
memperbaiki program pembelajaran (program remedial).
c. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi dilakukan pada
setiap semester dan tahun ajaran pelajaran, kegiatan ini dilakukan guna
mendapatkan secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar
peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
d. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja
yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan
yang memuaskan. Penilaian dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan
dan dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat
mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keulatannya.
39
e. Penilaian program
Penilaian
program
dilakukan
secara
continue
dan
berkesinambungan oleh kementrian agama dan dinas pendidikan. Ini
ditujukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan
tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan
perkembangan masyarakat dan kemajuan jaman28.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: a) penilaian
dilakukan
untuk
menggunakan
mengukur
kriteria
acuan,
pencapaian
c)
kompetensi,
menggunakan
b)
penilaian
sistem
penilaian
berkelanjutan, d) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,
dan e) penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.
28
Ibid., hal. 258-260
Download