32 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

advertisement
BAB 3
METODOLOGI
3.1
Analisis Kebutuhan Pengguna
Permasalahan utama yang dihadapi bidang endokrinologi mengingat jumlah
penderita thyroid yang kian meningkat dan besarnya angka kasus penyakit thyroid yang
tidak diketahui hingga bertahun-tahun adalah kurangnya ketersediaan alat penunjang
dalam mendeteksi penyakit thyroid serta perlunya suatu klasifikasi yang jelas antara
kedua jenis penyakit thyroid sehingga dapat memberikan bantuan medis yang tepat.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan hadirnya sebuah sistem
penunjang keputusan yang reliable.
Di Indonesia sendiri masih belum ditemukan aplikasi pendeteksi penyakit thyroid
yang bisa menjadi suatu referensi dan alat bantu medis (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia, 2013). Sehingga khalayak umum menghadapi kesulitan dalam mengakses
informasi yang tepat terkait kondisi kesehatan thyroidnya.
3.1.1 Analisis Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kebutuhan perancangan sistem
pakar pendeteksi penyakit thyroid dengan menggunakan decision tree dengan
seorang pakar Endokrinologi, khususnya pemerhati kelenjar dan hormon thyroid.
Wawancara dengan Dr. Pradana Soewondo, divisi Endokrinologi Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo memperoleh hasil yang cukup mengejutkan. Menurut beliau,
banyaknya kasus penyakit thyroid di Indonesia ini merupakan akibat rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap gejala yang sedemikian signifikan terasa oleh para
pasien.
Hal ini disebabkan kurangnya paparan informasi mengenai kelainan kelenjar
thyroid atau yang lazim dikenal sebagai kelenjar gondok. Sebagian besar pasien
yang beliau temui selama ini lebih khawatir akan masalah endokrinologi metabolik
seperti diabetes daripada penyakit thyroid.
32
33
Alasan utama lain adalah keenganan para pasien untuk menjalankan tes
hormon thyroid akibat biaya yang dibebani terasa mahal, apalagi terhadap khalayak
menengah ke bawah. Mayoritas kasus yang ditangani beliau, gejala penyakit thyroid
telah menjadi momok bagi pasien selama bertahun-tahun walaupun telah disarankan
oleh dokter bahwa adanya kemungkinan kelainan pada kelenjar thyroid. Hal
tersebut bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, namun juga mempengaruhi
aspek kehidupan pasien di berbagai dimensi akibat ketidakmampuan menanggung
biaya yang harus dibayarkan untuk menjalani tes hormon.
Dr. Dante juga menekankan bahwa perlunya suatu sarana diagnostic
assistance sederhana, interaktif dan bersifat edukatif untuk menekan biaya diagnosa
yang sekarang ini mahal. Beliau mengharapkan dengan demikian setiap anggota
masyarakat di Indonesia tanpa memandang strata ekonomi dapat bebas mengakses
sarana diagnostic assistance ini. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat
dapat memperoleh bantuan medis yang diperlukan terutama di bidang endokrinologi
mengenai kelainan kelenjar thyroid.
3.2
Analisis Sistem Pakar
Dalam pengembangan aplikasi sistem pakar ini dibutuhkan informasi dan
pengetahuan dari berbagai sumber seperti buku yang menjelaskan daftar penyakit
thyroid serta seorang pakar. Buku yang digunakan sebagai referensi adalah Standar
Kompetensi Dokter Indonesia. Pakar adalah seseorang yang mempelajari ilmu khusus
secara spesifik dan memiliki pengalaman yang telah diakumulasi bertahun-tahun
sehingga dapat memecahkan masalah dengan efisien dan memberikan solusi yang
dimana orang awam tidak dapat melakukannya. Oleh karena itu ruang lingkup tentang
penyakit thyroid yang dibahas tidak akan menyimpang karena informasi diperoleh
secara langsung dari pakar endokrinologi berpengalaman di Indonesia.
Dalam mendiagnosa penyakit thyroid, seorang pakar harus memahami dengan
baik penyebab dan ciri dari jenis-jenis penyakit pada thyroid. Oleh karena itu, sistem
pakar dikembangkan sebagai alat bantu dalam menyimpulkan gejala awal penyakit
thyroid.
34
3.2.1 Data dan Fakta Penyakit Thyroid
Kelenjar thyroid merupakan salah satu kelenjar endokrin pada tubuh
manusia yang memegang beberapa fungsi vital. Mulai dari proses metabolisme,
pertumbuhan fisik, perkembangan mental, distribusi air dan garam dalam tubuh
hingga menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Namun, rendahnya tingkat
kesadaran dan minimnya alat bantu diagnosis menyebabkan banyaknya kasus yang
terabaikan. Jumlah penderita penyakit thyroid kini terus meningkat. Hyperthyroid,
suatu keadaan yang disebabkan oleh produksi hormon thyroid yang berlebihan
merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia
setelah diabetes (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2012).
3.2.2 Analisis Gejala Penyakit Thyroid
Berikut disajikan jenis-jenis penyakit thyroid beserta gejala-gejala umum yang
ditemukan pada pasiennya, antara lain:
Tabel 3. 1 Klasifikasi Penyakit Thyroid
Penyakit
Hyperthyroid
Gejala
-
-
Penyebab
Penurunan
berat
-
Aktivitas
badan secara tiba-
hormon thyroid
tiba.
yang berlebihan.
Peningkatan
denyut
jantung
(palpitation).
-
Gelisah.
-
Sulit tidur
(insomnia).
Grave’s Disease
-
Penurunan
berat
-
Aktivitas
badan secara tiba-
hormon thyroid
tiba.
yang berlebihan.
-
Gelisah.
-
Pembengkakan di
35
area mata.
-
Penglihatan ganda.
-
Iritasi mata.
-
Sensitif
dengan
cahaya.
-
Mata yang terlihat
seolah-olah
melotot
(exophthalmos).
Plummer’s Disease
-
-
Penurunan
berat
-
Aktivitas
badan secara tiba-
hormon thyroid
tiba.
yang berlebihan.
Peningkatan
denyut
jantung
(palpitation).
-
Penambahan nafsu
makan.
-
Diare.
-
Getaran pada jarijari.
-
Pembengkakan
pada
leher
(goiter).
De Quervain’s Thyroiditis
-
-
Penurunan
berat
-
Aktivitas
badan secara tiba-
hormon thyroid
tiba.
yang berlebihan.
Peningkatan
denyut
jantung
(palpitation).
-
Gelisah.
-
Sulit tidur
36
(insomnia).
-
Pembengkakan
pada
leher
(goiter).
-
Rasa sakit pada
area leher, rahang
atau telinga
(tender goiter).
-
Rasa panas pada
area leher, rahang
atau telinga.
Hypothyroid
-
-
Penambahan berat
-
Kekurangan
badan secara tiba-
aktivitas hormon
tiba.
thyroid.
Intoleransi
terhadap dingin.
-
Konstipasi.
-
Kulit kering dan
bersisik.
Hashimoto Thyroiditis
-
Penambahan berat
Kekurangan
badan secara tiba-
aktivitas hormon
tiba.
thyroid.
-
Konstipasi.
-
Sakit
dan
persendian
kram
pada
otot.
-
-
Pembengkakan
pada
(goiter).
leher
37
berat
badan
x
x
x
Hashimoto Thyroiditis
x
Hypothyroid
DeQuervain’s Thyroiditis
Penurunan
Plummer’s Disease
Gejala
Grave’s Disease
Jenis Penyakit
Hyperthyroid
Tabel 3. 2 Gejala Penyakit Thyroid
secara tiba-tiba.
Peningkatan denyut
x
x
x
jantung (palpitation).
Gelisah.
x
Sulit tidur (insomnia).
x
Pembengkakan
di
area
x
x
x
x
mata.
Penglihatan ganda.
x
Iritasi mata.
x
Sensitif dengan cahaya.
x
Mata yang terlihat seolah-
x
olah melotot
(exophthalmos).
Penambahan nafsu makan.
x
Diare.
x
Getaran pada jari-jari.
x
Pembengkakan pada leher
x
x
(goiter).
Rasa sakit pada area leher,
x
rahang atau telinga
(tender goiter).
Rasa panas pada area
leher, rahang atau telinga.
x
x
38
Penambahan berat badan
x
x
secara tiba-tiba.
Intoleransi
terhadap
x
dingin.
Konstipasi.
x
Kulit kering dan bersisik.
x
Sakit persendian dan kram
x
x
pada otot.
3.3
Kerangka Berpikir
Permasalahan utama yang dihadapi pada bidang endokrinologi yaitu kurangnya
ketersediaan alat penunjang dalam mendeteksi penyakit thyroid serta perlunya suatu
klasifikasi yang jelas antara kedua jenis penyakit thyroid sehingga dapat memberikan
bantuan medis yang tepat. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan
hadirnya sebuah sistem penunjang keputusan yang reliable, oleh karena itu suatu
analisis kebutuhan sistem.
Rangkaian aktivitas dalam penelitian yang dimulai dengan penentuan masalah
yang dihadapi melalui latar belakang pada status quo, penentuan tujuan penelitian, dan
penentuan ruang lingkup permasalahan. Tahap awal merupakan hal yang penting, dan
pada umumnya merupakan masalah yang bersifat kompleks karena dibutuhkannya suatu
solusi atas masalah tersebut. Kompleksitas dalam melakukan jawaban atas diagnosis
penyakit thyroid dapat diatasi dengan memanfaatkan pengetahuan pakar dan kecerdasan
buatan. Dengan memanfaatkan pengetahuan pakar dan kecerdasan buatan maka sistem
penunjang keputusan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, diperlukan sistem penunjang
keputusan intelijen yang memudahkan untuk melakukan diagnosis penyakit.
Berdasarkan hal tersebut di atas terdapat beberapa pertanyaan yang diharapkan
dapat terjawab dari hasil penelitian ini yaitu : bagaimana model sistem pakar untuk
mendeteksi penyakit thyroid. Adapun tujuan dari penelitian yaitu menghasilkan model
sistem penunjang keputusan intelijen yang dapat membantu pengambil keputusan dalam
mendeteksi penyakit thyroid. Model yang akan dihasilkan berupa model yang
39
terintegrasi untuk mencapai tujuan diagnosis yaitu mendeteksi jenis penyakit thyroid dan
memberikan rekomendasi terkait kondisi pengguna tersebut.
Tinjauan pustaka dilakukan dengan mempelajari beberapa konsep dan alat bantu
yang terkait dengan tujuan penelitian melalui buku referensi, jurnal-jurnal, dan laporan
penelitian terdahulu. Selanjutnya dilakukan analisis sistem, pemodelan sistem, dan
implementasi model yang akan diuraikan lebih lanjut pada tahapan penelitian. Berdasarkan
hasil penelitian dapat dirumuskan kesimpulan. Selanjutnya, dapat disusun rekomendasi bagi
pihak yang membutuhkan.
Gambar 3.1. Flowchart Sistem Pendeteksi Thyroid
3.3.1 Diagnostic Questionnaire
Mula-mula proses ini akan menampilkan sebuah pertanyaan mengenai gejala
klinis terkait penyakit thyroid yang dirasakan oleh pengguna. Untuk menjawab
pertanyaan yang ada, pengguna bisa memilih pilihan di radio button yang tersedia
dengan dua opsi yaitu iya dan tidak tergantung dari gejala yang dirasakan. Setiap
jawaban pengguna akan mempengaruhi urutan pertanyaan diagnosa selanjutnya.
40
Apabila pengguna telah menentukan salah satu dari dua pilihan yang tersedia maka
sistem akan menampilkan pertanyaan diagnosa selanjutnya. Tujuan proses ini adalah
mengetahui dan mengumpulkan informasi yang akurat yang akan digunakan dalam
clinical reasoning pada proses selanjutnya.
Setelah sistem memperoleh jumlah
gejala fisik yang cukup maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya, yaitu check
symptom.
3.3.1.1 Daftar Pertanyaan Diagnosa Sistem Pakar
Pada Tabel 3.3 terdapat sejumlah pertanyaan yang digunakan di sistem pakar
pendeteksi penyakit thyroid ini. Pengguna berinteraksi dengan pertanyaan ini dengan
menjawab ‘ya’ untuk gejala yang dirasakan dan ‘tidak’ untuk gejala yang tidak
dirasakan. Pertanyaan ini semuanya berdasarkan gejala klinis yang dirasakan oleh
pengguna tanpa memerlukan tes atau uji laboratorium lainnya. Urutan pertanyaan
diagnosa ini bergantung pada jawaban pengguna yang sebelumnya. Untuk lebih jelas,
dapat dilihat di Gambar 3.2 yaitu decision tree yang digunakan dalam sistem pakar
ini.
Tabel 3. 3 Pertanyaan Diagnosa
1.
Apakah Anda mengalami penurunan berat badan dengan angka yang
cukup signifikan secara tiba-tiba, padahal Anda sedang tidak menjalani
diet atau perubahan pola makan?
2.
Apakah Anda mengalami kesulitan untuk tidur (insomnia)?
3.
Apakah Anda mengalami rasa sakit persendian dan kram pada otot?
4.
Apakah Anda mengalami mati rasa di bagian tangan atau kaki?
5.
Apakah Anda mengalami rasa sakit pada area leher (swelling goiter)?
6.
Apakah Anda mengalami rasa sakit pada area rahang (painful goiter)?
7.
Apakah Anda mengalami rasa sakit pada area telinga?
41
8.
Apakah Anda mengalami pembengkakan di area mata?
9.
Apakah Anda merasa lebih sensitif dengan cahaya?
10. Apakah mata Anda terlihat seolah-olah melotot (exophthalmos)?
11. Apakah Anda mengalami rasa panas pada area leher (swelling goiter)?
12. Apakah Anda mengalami rasa panas pada area rahang (painful goiter)?
13
Apakah Anda mengalami rasa panas pada area telinga?
14. Apakah Anda mengalami penambahan nafsu makan?
15. Apakah Anda mengalami diare?
16. Apakah Anda mengalami getaran pada jari-jari?
3.3.2 Check Symptom
Pada proses ini akan dilakukan clinical reasoning melalui decision tree.
Proses ini akan mengecek kumpulan gejala pengguna dengan rule yang telah ada
untuk mencapai suatu kesimpulan. Jika proses pengecekan sukses mencocokan
gejala pengguna dengan rule yang ada maka akan dilanjutkan pada proses diagnosis
assessment. Jika output proses ini false, maka pengguna akan dibawa ke suatu
explanatory interface.
42
3.3.2.1 Decision Tree
Gambar 3. 2 Decision Tree
Keterangan:
Tabel 3. 4 Gejala dan Simbolnya
Simbol
S01
S02
S03
Gejala
Penurunan berat badan secara tiba-tiba
Sulit tidur (insomnia)
Sakit persendian dan kram pada otot OR mati
rasa di bagian tangan atau kaki
S04
Rasa sakit pada area leher OR area rahang OR
43
area telinga (tender goiter)
Pembengkakan di area mata OR sensitif dengan
S05
cahaya OR mata yang terlihat seolah-olah
melotot (exophthalmos)
Rasa panas pada area leher OR area rahang OR
S06
area telinga
S07
Penambahan nafsu makan OR diare OR getaran
pada jari-jari
Tabel 3. 5 Jenis Penyakit dan Simbolnya
Simbol
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
Jenis Penyakit
De Quervain’s Thyroiditis
Hyperthyroid
Grave’s Disease
Plummer’s Disease
Hashimoto Thyroiditis
Hypothyroid
Penyakit tidak terdeteksi
44
3.3.2.2 Denah Pohon Diagnosa
Gambar 3. 3 Denah Pohon Diagnosa 1
Pada Denah Pohon Diagnosa 1, gejala utamanya adalah penurunan berat badan
secara tiba-tiba. Bila ya, maka akan dilanjutkan ke gejala selanjutnya, yaitu sulit tidur
(insomnia). Jika tidak, maka pengambilan keputusan akan di bahas di Denah Pohon
Diagnosa 3.
Jika pengguna mengalami gejala sulit tidur (insomnia), maka akan dilanjutkan ke
gejala selanjutnya, yaitu rasa sakit pada area leher, area rahang atau area telinga (tender
goiter). Jika tidak, maka pengambilan keputusan akan di bahas di Denah Pohon
Diagnosa 2.
Jika pengguna mengalami gejala rasa sakit pada area leher, area rahang atau area
telinga (tender goiter), maka akan dilanjutkan ke gejala selanjutnya, yaitu rasa panas
pada area leher, area rahang atau area telinga. Jika tidak, maka penyakit yang dialami
pengguna adalah hyperthyroid.
45
Jika pengguna mengalami gejala rasa panas pada area leher, area rahang atau
area telinga, maka maka penyakit yang dialami pengguna adalah De Quervain’s
Thyroiditis. Jika tidak, maka kemungkinan penyakit yang dialami pengguna tidak
terdeteksi.
Gambar 3. 4 Denah Pohon Diagnosa 2
Pada Denah Pohon Diagnosa 2, gejala utamanya adalah penurunan berat badan
secara tiba-tiba, namun tidak memiliki gejala sulit tidur, maka akan dilanjutkan ke gejala
selanjutnya, yaitu pembengkakan di area mata atau sensitif dengan cahaya atau mata
terlihat seolah-olah melotot (exophthalmos).
Jika pengguna mengalami gejala pembengkakan di area mata atau sensitif
dengan cahaya atau mata terlihat seolah-olah melotot (exophthalmos), maka penyakit
46
yang dialami pengguna adalah Grave’s Disease. Jika tidak, maka akan dilanjutkan ke
gejala selanjutnya, yaitu penambahan nafsu makan atau diare atau getaran pada jari-jari.
Jika pengguna mengalami gejala penambahan nafsu makan atau diare atau
getaran pada jari-jari, maka penyakit yang dialami pengguna adalah Plummer’s Disease.
Jika tidak, maka kemungkinan penyakit yang dialami pengguna tidak terdeteksi.
Gambar 3. 5 Denah Pohon Diagnosa 3
Pada Denah Pohon Diagnosa 3, gejala utamanya adalah pengguna tidak
mengalami gejala penurunan berat badan secara tiba-tiba, maka akan dilanjutkan ke
gejala selanjutnya, yaitu sakit persendian dan kram pada otot atau mati rasa di bagian
tangan atau kaki.
Jika pengguna mengalami gejala sakit persendian dan kram pada otot atau mati
rasa di bagian tangan atau kaki, maka penyakit yang dialami pengguna adalah
Hashimoto Thyroiditis. Jika tidak, maka penyakit yang dialami pengguna adalah
hypothyroid.
3.3.2.3 Analisis Rule Tahapan Decision Tree
Dalam tahapan analisis rule decision tree, menggunakan teknik forward chaining,
yaitu pola data driven, dimana sistem dimulai dengan memberikan inisialisasi awal
elemen yaitu gejala-gejala dari tabel diagnosa dan terus menerapkan aturan sampai tidak
ada aturan yang dapat diterapkan atau tujuan telah tercapai. Akibatnya, sistem ini
bergerak maju dari kondisi saat ini menuju goal state, yang mana goal state merupakan
47
jenis penyakit thyroid yang dialami oleh pengguna antara lain De Quervain’s thyroiditis,
hyperthyroid, Grave’s disease, Plummer’s disease, Hashimoto thyroiditis dan
hypothyroid. Goal state juga dapat berupa keterangan seperti penyakit tidak terdeteksi.
Tabel 3. 6 Rules dan Details
Rulen
Details
Rule1
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=ya) AND (rasa
sakit pada area leher OR area rahang OR area telinga/tender
goiter=ya) AND (pada area leher OR area rahang OR area
telinga=ya) THEN De Quervain’s thyroiditis.
Rule2
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=ya) AND (rasa
sakit pada area leher OR area rahang OR area telinga/tender
goiter=ya) AND (rasa panas pada area leher OR area rahang OR
area telinga=no) THEN penyakit tidak terdeteksi.
Rule3
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=ya) AND (rasa
sakit pada area leher OR area rahang OR area telinga /tender
goiter=tidak) THEN hyperthyroid.
Rule4
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=tidak) AND
(pembengkakan di area mata OR sensitif dengan cahaya OR mata
terlihat seolah-olah melotot/exophthalmos=ya) THEN Grave’s
disease.
Rule5
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=tidak) AND
(pembengkakan di area mata atau sensitif dengan cahaya atau mata
terlihat
seolah-olah
melotot/exophthalmos=tidak)
AND
(penambahan nafsu makan atau diare OR getaran pada jari-jari=ya)
THEN Plummer’s disease.
Rule6
IF (penurunan badan=ya) AND (sulit tidur/insomnia=tidak) AND
(pembengkakan di area mata atau sensitif dengan cahaya atau mata
terlihat
seolah-olah
melotot/exophthalmos=tidak)
AND
(penambahan nafsu makan OR diare OR getaran pada jari-jari=tidak)
48
THEN penyakit tidak terdeteksi.
Rule7
IF (penurunan badan=tidak) AND (sakit persendian dan kram pada
otot OR mati rasa di bagian tangan atau kaki=ya) THEN Hashimoto
thyroiditis.
Rule8
IF (penurunan badan=tidak) AND (sakit persendian dan kram pada
otot OR mati rasa di bagian tangan atau kaki=tidak) THEN
hypothyroid.
3.3.2.4 Pseudocode Logika Diagnosa
IF A AND B AND D AND F THEN De Quervain’s thyroiditis.
IF A AND B AND D AND NOT F THEN penyakit tidak terdeteksi.
IF A AND B AND NOT D THEN hyperthyroid.
IF A AND NOT B AND E THEN Grave’s disease.
IF A AND NOT B AND NOT E AND G THEN Plummer’s disease.
IF A AND NOT B AND NOT E AND NOT G THEN penyakit tidak terdeteksi.
IF NOT A AND C THEN Hashimoto thyroiditis.
IF NOT A AND NOT C THEN hypothyroid.
Tabel 3. 7 Keterangan dalam Pseudocode
Simbol
A
B
C
Gejala
Penurunan berat badan secara tiba-tiba
Sulit tidur (insomnia)
Sakit persendian dan kram pada otot OR mati
rasa di bagian tangan atau kaki
D
Rasa sakit pada area leher OR area rahang OR
49
area telinga (tender goiter)
Pembengkakan di area mata OR sensitif dengan
E
cahaya OR mata yang terlihat seolah-olah
melotot (exophthalmos)
Rasa panas pada area leher OR area rahang OR
F
area telinga
G
Penambahan nafsu makan OR diare OR getaran
pada jari-jari
3.3.3 Diagnosis Assessment
Di proses inilah pengguna memperoleh hasil kesimpulan mengenai
pendeteksian penyakit thyroidnya setelah melalui serangkaian pertanyaan berkenaan
dengan gejala klinis yang dirasakan oleh pengguna. Pada proses ini akan
ditampilkan hasil identifikasi jenis penyakit thyroid yang berkemungkinan diderita
oleh pengguna. Selain ditampilkan kelainan kelenjar thyroid, pengguna juga dapat
melihat informasi singkat serta prognosis mengenai penyakit thyroid tersebut seperti
informasi dasar, penyebab dan hal-hal yang harus diperhatikan dari penyakitnya
tersebut.
3.3.4 Explanatory Interface
Apabila setelah melalui serangkaian pertanyaan berkenaan dengan gejala
klinis yang dirasakan oleh pengguna, namun setelah dicek ternyata semua pilihan
pengguna belum ada kecocokan di decision tree. Maka pengguna akan sampai pada
sebuah explanatory interface.
Di explanatory interface pengguna akan diberikan suatu informasi untuk
memberitahu pengguna bahwa penyakit tidak dapat terdeteksi. Di sini, pengguna
50
dapat memilih untuk kembali ke diagnostic questionnaire untuk mengevaluasi ulang
gejala klinis yang dirasakan oleh pengguna.
Pada dasarnya, pengguna akan sampai pada proses ini apabila gejala yang
dirasakan pengguna belum memiliki kecocokan pada rule yang tersimpan.
Download