PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS WEB DI KELAS X SMAN 1 SIJUNJUNG PROPOSAL TESIS Oleh : ASMI YURIANA DEWI NIM 51996/2009 Pembimbing I Pembimbing II Dr.H. Muliyardi, M.Pd Prof. Dr. Hj. Elisna KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 BAB I 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, terutama teknologi internet mempengaruhi semua aspek kehidupan. Teknologi internet menjadi teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti sumber informasi dan data yang dapat diakses secara cepat, berkomunikasi dengan cepat tanpa batasan jarak, bahkan memberikan kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penjualan. Internet menjadi pusat layanan penting termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk penerapan pemanfaatan teknologi dibidang pendidikan adalah penerimaan siswa baru dengan sistem online. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menetapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah menjadi pendukung agar sekolah memanfaatkan teknologi. Teknologi internet dapat dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran. Pemanfaatan teknologi internet dalam pembelajaran belumlah optimal. Hal ini terlihat, masih sedikitnya sekolah yang telah memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran, padahal sekolah tersebut telah memiliki jaringan internet. Kondisi ini disebabkan kebanyakan guru belum menguasai teknologi internet. Hal ini juga terlihat pada situs-situs pembelajaran yang ada di internet, misalnya www.invir.com dan www.edukasi.net. Situs tersebut belum dikemas untuk pembelajaran yang siap digunakan siswa dan umumnya menjual produk pendidikan seperti software pembelajaran dan bank soal. Namun, ada juga situs yang menyajikan bahan ajar tetapi masih terbatas, belum interaktif dan kurang dikelola dengan baik sehingga tidak lagi update. Masih sedikitnya bahan ajar yang bisa dimanfaatkan siswa mengakibatkan belum optimalnya pemanfaatan internet oleh siswa. Disisi lain, belum optimalnya pemanfaatan internet untuk proses pembelajaran ini berdampak negatif terhadap siswa. Apalagi dengan 2 banyaknya jejaring sosial diinternet seperti facebook ,friendster, twitter yang sangat diminati oleh siswa yang dapat diakses melalui komputer, laptop maupun handphone kapan saja dan di mana saja. Kegiatan tersebut tidak lagi menjadi rutinitas tetapi menjadi kebutuhan siswa. Siswa menghabiskan waktu untuk membuka situs jejaring sosial sehingga waktu untuk belajar semakin terabaikan. Kebanyakan siswa ke warung internet (WarNet) tiap hari dengan tujuan yang tidak jelas. Untuk itu perlunya inovasi pembelajaran yang memanfaatkan internet sehingga pembelajaran dapat diminati oleh siswa seperti situs jejaring sosial. Guru diharapkan dapat menggunakan teknologi internet karena dapat menjadi alternatif dalam mendesain pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan variatif. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Permendik-Nas No. 78 tahun 2009 tentang kategori sekolah yaitu: Sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang mengharuskan tenaga pendidik memfasilitasi pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu pembelajaran perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi internet, agar tujuan kebijakan tersebut berjalan sesuai sasarannya. Pembelajaran menjadi titik tolak dalam pengoptimalan pemanfaatan internet. Guru dituntut menguasai Information Communication Technology (ICT) dan mengaplikasikannya menjadi pengembangan desain pembelajaran berbasis internet, termasuk pada pembelajaran matematika. Matematika sebagai ilmu dasar merupakan suatu alasan pembelajaran matematika dikemas sebaik mungkin agar mudah dipahami siswa. Siswa diharapkan dapat memahami hubungan matematika dengan berbagai bidang ilmu lain. Erman Suherman (2004) menyatakan bahwa tujuan umum pembelajaran matematika dituangkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perkembangan dunia dengan adanya dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran 3 matematika sebagai pembentukan sifat, pola berpikir kritis dan kreatif tersebut menuntut siswa mengikuti perkembangan kehidupan dan teknologi. Belum terwujudnya tujuan pembelajaran matematika menggeser paradigma matematika dari proses menjadi hasil. Siswa tidak lagi memaknai pembelajaran tetapi hanya tertuju terhadap nilai yang diperolehnya. Selain itu, pembelajaran terpusat pada guru dengan siswa cenderung sebagai objek dan guru sebagai subjek sehingga pola berpikir kritis siswa kurang terasah dan kurangnya motivasi belajar siswa, untuk itu perlunya pembaharuan pembelajaran untuk merangsang motivasi belajar siswa. Sebuah inovasi pembelajaran matematika dengan memanfaatkan teknologi komputer dan internet akan memberikan suasana berbeda terhadap persepsi siswa terhadap permbelajaran matematika. Perpaduan matematika dengan teknologi komputer dan internet akan menggeser pembelajaran matematika yang monoton menjadi pembelajaran yang variatif. Pembelajaran matematika yang membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang interaktif. Kondisi tersebut juga didukung oleh kebetahan dan ketertarikan siswa mengoperasikan komputer dan internet. Dengan adanya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan media komputer dan internet ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran matematika mamanfaatkan komputer dan internet yang lebih dikenal dengan berbasis web merupakan wujud dari pembelajaran elearning (electronic Learning). Darin E. Hartley dalam Puranti (2001), menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain”. Lebih lanjut Thompson, Ganxglass dan Simon dalam Fitra Mayasari (2009) menjelaskan, "E-learning is instructional content or learning experiences delivered or enabled by electronic technology". Pembelajaran matematika berbasis web akan mempunyai kelebihan yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktifitas, kecepatan dan visualisasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang 4 melibatkan semua indra siswa membuat pembelajaran menjadi bermakna karena siswa berinteraksi dengan sumber dan media belajar. Dale (dalam Azhar Arsyad, 2006) memperkirakan bahwa hasil belajar seseorang yang diperoleh melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan indra lainnya sekitar 12%. Sementara itu, De Porter (dalam Suryawirawan, 2009) mengungkapkan manusia bisa menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan manusia mampu menyerap dari apa yang dilihat hanya 30%, dari yang didengar hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Dengan demikian, pembelajaran matematika berbasis web diharapkan dapat mengoptimalkan indra siswa, bersifat interaktif, menarik, dan dapat diakses kapan saja tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah RSBI menuntut guru bisa menyajikan materi pelajaran termasuk matematika dengan menggunakan multimedia dan internet. Selain itu, SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah unggul kabupaten memiliki siswa yang telah melewati tes dan penjaringan khusus pada pendaftaran siswa baru sehinggga secara umum siswa telah bisa mengoperasikan komputer dan internet. Pembelajaran berbasis internet menjadi alternatif peralihan dampak negatif internet menjadi dampak positif dari pengoptimalan pemanfaatan internet. Pembelajaran pembelajaran matematika matematika interaktif berbasis menggunakan media web merupakan internet yang mengkombinasikan dua atau lebih media. Pengembangan pembelajaran matematika interaktif berbasis web menjadi inovasi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada pelaksanaannya siswa mengakses web pembelajaran matematika yang telah dirancang dengan berbagai layanan seperti: materi pelajaran, contoh soal, latihan, kuis. Web pembelajaran tersebut juga dilengkapi dengan sistem informasi seperti hasil pembelajaran terdiri dari : nilai tugas, nilai kuis, nilai ulangan harian, dan nilai akhir yang dapat diakses secara online. Hal ini akan memudahkan siswa untuk mengetahui hasil tes 5 belajar dan mengikuti program remedial atau pengayaan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, web pembelajaran memiliki ruang komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa agar terjadinya interaksi yang baik. Ruang ini memungkinkan tanya jawab guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa mengenai materi yang dipelajari atau kesulitan yang dialami siswa. Konsultasi antara guru dengan siswapun dapat berjalan baik tanpa batasan jarak dan waktu seperti jejaring sosial yang siswa gemari. Kondisi ini diharapkan mengalihkan dampak negatif pemanfaatan teknologi internet bagi siswa. Berdasarkan hal yang dikemukakan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengembangan pembelajaran berbasis web pada pembelajaran matematika dengan judul: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Web di Kelas X SMAN 1 Sijunjung.” A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bahan ajar matematika yang ada di internet masih terbatas. 2. Situs pembelajaran matematika yang ada di internet masih sedikit. 3. Pembelajaran matematika kurang bervariasi dan masih terpusat pada guru (teacher_centered) 4. Motivasi belajar matematika siswa yang rendah. 5. Internet telah dikonsumsi siswa tetapi belum dimanfaatkan guru untuk pembelajaran. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan pada proses 6 pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis web pada pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis web yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bentuk perangkat pembelajaran matematika berbasis web yang valid, praktis dan efektif. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: 1. Inovasi terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran matematika berbasis web untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Pembelajaran matematika berbasis web diharapkan sebagai alternatif belajar bagi siswa, baik secara mandiri maupun kooperatif. 3. Bahan informasi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dari permasalahan penelitian ini, bagi penelitian selanjutnya. F. Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran matematika berbasis web. Spesifikasi perangkat pembelajaran matematika berbasis web ini adalah : 7 1. Pembelajaran matematika berbasis web akan menyajikan materi trigonometri dalam bentuk software pembelajaran dan dilengkapi contoh soal. 2. Pembelajaran matematika berbasis web berisi soal-soal untuk latihan, kuis. 3. Pembelajaran matematika berbasis web dilengkapi sistem informasi, seperti informasi penilaian 4. Pembelajaran matematika berbasis web memberikan ruang tanya jawab dan diskusi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis web yang berisi kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran dan skenario pembelajaran yang dirancang dengan jelas sesuai dengan pembelajaran berbasis web. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakekat Pembelajaran Matematika 8 Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks dan sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi interaksi guru dan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang terjadi bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda, sebagaimana yang diungkapkan Suherman (2003) bahwa “Peristiwa mengajar selalu disertai dengan peristiwa belajar, ada guru yang mengajar maka ada pula siswa yang belajar. Namun, ada siswa yang belajar belum tentu ada guru yang mengajar, sebab belajar bisa dilakukan sendiri.” Nurhakim (2007) menjelaskan strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi keterlaksanaannya tergantung kepada 3 dasar komunikasi yaitu : komunikasi antara pengajar dan peserta didik, komunikasi antara peserta didik dengan sumber belajar dan komunikasi antara sesama peserta didik. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran efektif dan optimal apabila ketiga komunikasi tersebut telah terselenggara dengan seimbang. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003 mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam artian pembelajaran merupakan proses belajar yang diciptakan guru dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa sehingga kemampuan berfikir juga meningkat. Tidak hanya itu, proses belajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang 9 diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Syaiful Sagala, 2003) Dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika dijelaskan oleh Suherman (2003) bahwa penerapan strategi dalam pembelajaran matematika bertitik tolak pada dua hal yaitu: optimalisasi interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Oleh sebab itu guru dituntut mengolah bahan ajar sedemikian rupa hingga melibatkan semua indra siswa secara optimal. Max A Sobel dan Evan Maletsky (2004) mengatakan ketrampilan seni mengajar penting untuk memotivasi belajar siswa. Kebanyakan guru mempunyai trik sendiri dalam mengajar, akan tetapi guru yang yang cermat selalu mencari ide dan teknik baru yang tepat agar siswa senang terhadap matematika. Selain itu, kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa serta sarana dan prasarana yang ada. “Demi peningkatan optimalisasi interaksi dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasan/sub pokok bahasan tertentu mungkin dapat dicapai dengan pendekatan penemuan, pemecahan masalah, atau penyelidikan” (Suherman, 2003). Lebih lanjut Suherman menjelaskan karakteristik pembelajaran matematika di sekolah, antara lain: a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap). Materi matematika dimulai dari yang konkrit ke hal yang abstrak, dari konsep yang mudah ke konsep yang lebih sulit. b. Pembelajaran matematika mengikuti pola spiral. Dalam memperkenalkan konsep matematika baru selalu dikaitkan dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. c. Pembelajaran matematika menekankan pola deduktif. Matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Pembelajaran tetap dikondisikan dengan siswa yang diajar. Misalnya pembelajaran matematika di SMP belum seluruhnya 10 menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur dengan induktif. d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Kebenaran-kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan kebenaran suatu konsep dengan konsep yang lainnya. Berdasarkan karakteristik pembelajaran matematika tersebut pembelajaran matematika pada pendidikan menengah berbeda dengan pembelajaran matematika pada pendidikan dasar. Penyajian matematika pada pendidikan menengah berbeda dengan cara penyajian matematika pada pendidikan dasar. Hal ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan berpikir siswa. Pada jenjang pendidikan menengah pola berpikir siswa sudah mengarah pada ketrampilan proses dengan pola deduktif, sedangkan pada pendidikan dasar ketrampilan berpikir siswa masih pola induktif. 2. Internet Internet merupakan jaringan informasi terluas saat ini. Melalui internet dapat diakses informasi secara cepat, akurat dan tidak dibatasi jarak. Pengguna internet dapat mengetahui kejadian di suatu tempat dan pada waktu yang sama meskipun tidak berada di tempat tersebut. Simarmata (2009) mengemukakan bahwa internet merupakan kumpulan dari jutaan komputer. Penggunaan internet memungkinkan kita memperoleh informasi dari kumpulan komputer tersebut dengan syarat pemilik komputer memberikan izin akses. Fadli (2009) mengatakan bahwa internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. “Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan ini.” (Sanjaya, 1995). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan internet sangat berperan dalam sistem informasi dan komunikasi saat ini. 11 Internet memberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tidak terbatas. Perkembangan teknologi internet akan berdampak pada semua bidang termasuk bidang pendidikan. Berbagai aplikasi internet dapat digunakan sebagai layanan informasi, apalagi dengan bermunculannya situs-situs baru yang memberikan peluang kepada setiap orang untuk memanfaatkan aplikasi dari internet untuk dunia kerja, dunia usaha dan pribadi. Aplikasi paling popular yang digunakan dalam internet adalah World Wide Web yang lebih dikenal dengan www atau web. Simarmata (2009) mengatakan web merupakan sebuah sistem informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam server web internet. Dengan demikian, web adalah bagian dari internet. 3. Website Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halamanhalaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser. Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar. Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink-hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan. Hartanto dan Purbo dalam Fadli (2009) menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih website sebagai media pembelajaran, antara lain: (1) Analisis kebutuhan (need analysis) untuk 12 melihat kelayakan baik secara teknis, ekonomis dan sosial, (2) Rancangan instruksional yang berisi tentang materi, bahan ajar/kurikulum, (3) Evaluasi yang dilaksanakan sebelum program dimulai, (4) ketersediaan jaringan internet, listrik, telpon, dan lainnya untuk mengakses website, (5) Ketersediaan software (6) Masalah dampak terhadap kurikulum yang ada, dan (7) Masalah skill dan knowledge. Berdasarkan hal tersebut pemilihan media website perlu ditelah terlebih dahulu sesuai dengan sarana, prasarana dan faktor-faktor pendukung lainnya. Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar bisa mengakses situs tersebut. 4. Flash Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5. Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0 diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program animasi vektor bernama FutureSplash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama 'Macromedia' adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe Systems mengakui sisi Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash. 13 Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif dan yang lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, ecard, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya. Dalam Flash terdapat teknik-teknik membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing dan dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV. Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman, baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya maupun yang digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML, dapat dikolaborasikan dengan web, karena mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam ukuran file outputnya. Movie-movie Flash memiliki ukuran file yang kecil dan dapat ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat disesuaikan dengan keingginan. Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi industri perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fiture-fiture baru dalam Flash yang dapat meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media yang kaya dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara maksimal. Fiture-fiture baru ini membantu kita lebih memusatkan perhatian pada desain yang dibuat secara cepat, bukannya memusatkan pada cara kerja dan penggunaan aplikasi tersebut. 14 Flash juga dapat digunakan untuk mengembangkan secara cepat aplikasi-aplikasi web yang kaya dengan pembuatan script tingkat lanjut. Di dalam aplikasinya juga tersedia sebuah alat untuk men-debug script. Dengan menggunakan Code hint untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan dan pengembangan isi ActionScript secara otomatis. 5. Pembelajaran Berbasis Web Pembelajaran berbasis web merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer dan internet, biasanya disebut elearning (electronic Learning) atau pembelajaran multimedia. Secara umum pembelajaan berbasis web ini akan menciptakan proses pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Selain itu jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Isjoni (2005) mengemukakan pembelajaran menggunakan internet memiliki sifat interaktif, sebagai media masa dan interpersonal, dan gudang informasi. Lebih lanjut, Udin Saefudin Su’ud (2008) menjelaskan internet mempunyai karakteristik sehingga bisa digunakan sebagi media pembelajaran. Karakteristiknya antara lain: (1) media interpersonal dan media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many, (2) bersifat interaktif, (3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda, sehingga terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat sebuah pembelajaran. Disisi lain, Kemp & Dayton (dalam Fadli, 2009) menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat, antara lain: (1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama, (2) Pengajaran bisa lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, (6) Sikap positif 15 siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Lebih lanjut, Nasution (2005) menjelaskan bahwa manfaat media CAI (Computer Assisted Instruction) yang selanjutnya berkembang menjadi web sebagai media pembelajaran adalah: membantu siswa dan guru dalam pembelajaran yang sangat cocok untuk latihan dan remedial teaching, memberikan informasi secara lengkap dan cepat, fleksibel dalam pembelajaran dan dapat diatur sesuai yang diharapkan, dan dapat menampilkan penilaian secara cepat. Ada 3 bentuk sistem pembelajaran melaui internet, seperti yang dijelaskan Nurhakim (4: 2007), diantaranya: 1. Web Courses, ialah penggunaan internet untuk pembelajaran, dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya dilakukan melalui internet. Peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dan pengajar dapat dilakukan setiap saat. 2. Web Centric Courses, dimana sebagian bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dilakukan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. 3. Web Enhanced Courses, yaitu pemanfaan internet dalam pendidikan untuk menunjang kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada bentuk ini persentase pembelajaran melalui internet lebih sedikit dibandingkan kegiatan tatap muka, karena penggunaan internet hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Dalam penelitian ini sistem pembelajaran yang digunakan adalah Web Enhanced Courses karena pembelajaran berbasis web yang digunakan sebagai pendukung pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka. Isjoni (2005) menjelaskan pada pengembangan web enhanced course internet berfungsi untuk memberikan pengayaan dan media 16 komunikasi peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik. Namun. komunikasi timbal balik antara peserta didik dan pengajar dapat juga dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, mengingat peserta didik masih pemula. Penyampaian materi, diskusi, latihan dan penugasan dilakukan menggunakan internet, tetapi guru dapat memberikan penjelasan langsung jika siswa menghadapi permasalahan. Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, sebagai pelengkap (komplemen), atau sebagai pengganti (substitusi). (Siahaan dalam Puranti, 2002). Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai suplemen (tambahan), peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Meskipun sifatnya pilihan, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai komplemen (pelengkap), materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Dikatakan berfungsi sebagai pengganti bertujuan sebagai alternatif model kegiatan pembelajaran kepada siswa. Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari. Terkait dengan fungsi pembelajaran elektronik tersebut, ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. 17 Pada penelitian ini pembelajaran berbasis web yang dikembangkan berfungsi sebagai pengganti. Siswa memanfaatkan web pembelajaran sebagai pengganti pembelajaran konvesional. Namun, pembelajaran tersebut tetap dalam bimbingan guru karena jika ada materi yang kurang dipahami oleh siswa, guru dapat menjelaskan secara langusng. Pembelajaran berbasis web akan memberikan inovasi dalam pembelajaran matematika, sehingga menimbulkan ketertarikan dan motivasi belajar bagi siswa. 6. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dibedakan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang akan saling mempengaruhi. Hamzah, B, Uno (2006) menyatakan bahwa faktor intrinsik adalah hasrat, keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cira yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Disisi lain, Riduwan (2005) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan atau dorongan yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa. Dimyati dan Mudjono (1999) menyatakan bahwa ada 3 komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila siswa merasa tidak seimbangnya antara apa yang dimilikinya dan yang diharapkan. Misalkan siswa merasa hasil belajarnya masih rendah padahal memiliki buku yang lengkap. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan. Sedangkan, tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan motivasi belajar akan menjadi landasan dan pengontrol yang akan menjadi sumber energi bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar. Suasana kondusif yang diciptakan guru sangat penting perannya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 18 Pembelajaran yang menarik dan bermakna akan membuat tumbuhnya motivasi belajar siswa. Sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik akan membuat siswa bosan. Suherman, dkk, (2003:235) menyatakan: Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya: a. Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika b. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika. c. Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru, d. Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika Mengingat pentingnya peranan motivasi belajar siswa, guru harus mampu merangsang motivasi belajar siswa dengan menciptakan suasana belajar yang menarik. Keller dalam Made Wena (2009) mengemukakan bahwa secara operasional motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, (2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, (3) tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan (4) tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran. Sementara itu, Dimyati dan mudjiono (1999) meyatakan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah : a. Cita-cita atau aspirasi siswa. Adanya cita-cita akan menumbuhkan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Pada pembelajaran reward dan punishman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. b. Kemampuan siswa. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 19 c. Kondisi siswa. Kondisi kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. d. Kondisi lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang aman, sehat, kerukunan hidup dan ketertiban lingkungan akan meningkatkan semangat dan motivasin belajar. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan media, baik audio, visual maupun audio visual, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi siswa. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan pendidik yang berkembang. Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah maupun di luar sekolah mempengaruhi motivasi belajar siswa, misalkan dalam membina ketertiban dan disiplin siswa Berdasarkan uraian tersebut guru memegang peranan penting untuk menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru harus bisa mengoptimalkan semua potensi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa bisa memaknai pembelajaran yang dilaksanakan. Sardiman (2009) menyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa dapat dilakukan dengan cara: (1) berusaha mendorong dan membina gairah belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan menjalankan peranan guru sebagai guru inkuiri, (3) tidak mendominasi kegiatan dan proses belajar siswa, (4) memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar menurut kemampuan, cara dan keadaan masing-masing, dan (5) menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran serta pendekatan multimedia. Berdasarkan hal tersebut guru mesti berbenah melakukan inovasi pembelajaran sehingga setiap pembelajaran yang dilaksanakan dikemas menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, mengasyikkan dan menantang untuk siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar mereka. 20 Selanjutnya, Sardiman (2009) mengungkapkan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar antara lain: a. Tekun menghadapi tugas. Mampu bekerja secara terus menerus dan tidak mau berhenti sebelum selesai. b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai. c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang dewasa. Misalnya masalah perekonomian, politik, pemberantasan korupsi dan sebagainya. d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah yakin terhadap sesuatu. g. Senang mencari dan memecahkan masalah. B. Kerangka Pemikiran Pembelajaran pada dasarnya dipengaruhi oleh 3 komunikasi yaitu: komunikasi antara guru dengan siswa, komunikasi siswa dengan sumber belajar dan komunikasi siswa dengan siswa. Dengan optimalnya ketiga komunikasi tersebut pembelajaran menjadi efektif. Salah satu peran guru adalah menciptakan pembelajaran yang menarik, interaktif dan sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi. Guru dituntut mengembangkan bahan ajar yang dapat melibatkan seluruh indra siswa dalam mempelajarinya sehingga pola berpikir siswa menjadi lebih terasah dan optimal. Pembelajaran matematika yang dilengkapi dengan pembelajaran berbasis Web dapat membuat siswa beraktivitas secara interaktif. Web pembelajaran memungkinkan siswa belajar mandiri dimanapun tidak dibatasi waktu. Web pembelajaran matematika dilengkapi dengan materi, kuis, tugas, dan ulangan harian sehingga siswa memahami materi dan langsung mengukur tingkat pemahaman dengan menyelesaikan kuis yang telah tersedia. 21 Selain itu web pembelajaran dilengkapi layanan sistem informasi yang memungkinkan pembelajaran tidak sebatas di kelas. Guru dapat menilai kuis siswa dan menguploadnya ke sistem informasi yang telah tersedia sehingga siswa bisa mengetahui hasil balajar secara cepat. Siswa yang tuntas bisa mengerjakan program pengayaan yang telah disusun sedangkan siswa yang tidak tuntas bisa langsung mengerjakan program remedial. Selain itu, web pembelajaran juga menyediakan ruang diskusi untuk siswa dan guru. Guru bisa mengomentari tugas siswa dan sebaliknya siswa dapat bertanya kepada guru maupun antar siswa. Ruang diskusi bisa menjadi tempat komunikasi antara guru dan siswa. Pembelajaran matematika berbasis web diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang kondusif dan interaktif akan menjadi dorongan bagi siswa untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Web pembelajaran matematika yang telah dirancang memungkinkan siswa belajar mandiri tanpa adanya keterpaksaan tetapi menjadi kebutuhan. Dengan demikian, motivasi belajar siswa akan meningkat. Secara ringkas, kerangka berfikir dari penelitian ini dapat digambarkan melalui diagram berikut: Masih terbatasnya bahan ajar dan web pembelajaran matematika Siswa telah menguasai internet 22 Penyusunan perangkat pembelajaran berbasis web yang valid, praktis dan efektif Akan meningkatkan motivasi belajar matematika siswa C. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Fadli (2009), yang meneliti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar Struktur aljabar berbasis website pada mahasiswa program studi matematika di FKIP PGRI Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan bahan ajar terhadap motivasi, sikap dan hasil belajar maha siswa. 2. Supratman (2005), yang meneliti pengaruh pemanfaatan local website dalam Local Area Network (studi eksperimen pada mata kuliah DasarDasar Teknologi Informasi di IAIN IB Padang). 3. Dedi Ramadhan (2009), yang meneliti pengaruh pembelajaran bermedia website dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi diabandingkan dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Cendana Pekan Baru. Pada penelitian-penelitian tersebut belum memberikan ruang tanya jawab antara guru dan siswa. Selain itu belum adanya sistem informasi yang bisa diakses siswa untuk mengetahui nilainya secara cepat dan kapan saja.