BAB I - Asmi Yuriana Dewi Blog

advertisement
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS WEB DI KELAS X SMAN 1 SIJUNJUNG
PROPOSAL TESIS
Oleh :
ASMI YURIANA DEWI
NIM 51996/2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr.H. Muliyardi, M.Pd
Prof. Dr. Hj. Elisna
KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2010
BAB I
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat,
terutama teknologi
internet
mempengaruhi
semua aspek
kehidupan.
Teknologi internet menjadi teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti
sumber informasi dan data yang dapat diakses secara cepat, berkomunikasi
dengan cepat tanpa batasan jarak, bahkan memberikan kemudahan
bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu
pergi menuju ke tempat penjualan. Internet menjadi pusat layanan penting
termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk penerapan pemanfaatan
teknologi dibidang pendidikan adalah penerimaan siswa baru dengan sistem
online. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menetapkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib
di sekolah menjadi pendukung agar sekolah memanfaatkan teknologi.
Teknologi internet dapat dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi internet dalam pembelajaran belumlah optimal.
Hal ini terlihat, masih sedikitnya sekolah yang telah memanfaatkan internet
sebagai media pembelajaran, padahal sekolah tersebut telah memiliki jaringan
internet. Kondisi ini disebabkan kebanyakan guru belum menguasai teknologi
internet. Hal ini juga terlihat pada situs-situs pembelajaran yang ada di
internet, misalnya www.invir.com dan www.edukasi.net. Situs tersebut belum
dikemas untuk pembelajaran yang siap digunakan siswa dan umumnya
menjual produk pendidikan seperti software pembelajaran dan bank soal.
Namun, ada juga situs yang menyajikan bahan ajar tetapi masih terbatas,
belum interaktif dan kurang dikelola dengan baik sehingga tidak lagi update.
Masih sedikitnya bahan ajar yang bisa dimanfaatkan siswa mengakibatkan
belum optimalnya pemanfaatan internet oleh siswa.
Disisi lain, belum optimalnya pemanfaatan internet untuk proses
pembelajaran ini berdampak negatif terhadap siswa. Apalagi dengan
2
banyaknya jejaring sosial diinternet seperti facebook ,friendster, twitter yang
sangat diminati oleh siswa yang dapat diakses melalui komputer, laptop
maupun handphone kapan saja dan di mana saja. Kegiatan tersebut tidak lagi
menjadi rutinitas tetapi menjadi kebutuhan siswa.
Siswa menghabiskan waktu untuk membuka situs jejaring sosial
sehingga waktu untuk belajar semakin terabaikan. Kebanyakan siswa ke
warung internet (WarNet) tiap hari dengan tujuan yang tidak jelas. Untuk itu
perlunya inovasi pembelajaran yang memanfaatkan internet sehingga
pembelajaran dapat diminati oleh siswa seperti situs jejaring sosial. Guru
diharapkan dapat menggunakan teknologi internet karena dapat menjadi
alternatif dalam mendesain pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan
variatif.
Dengan adanya kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam
Permendik-Nas No. 78 tahun 2009 tentang kategori sekolah yaitu: Sekolah
Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang mengharuskan tenaga pendidik
memfasilitasi pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk itu pembelajaran perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi
internet, agar tujuan kebijakan tersebut berjalan sesuai sasarannya.
Pembelajaran menjadi titik tolak dalam pengoptimalan pemanfaatan internet.
Guru dituntut menguasai Information Communication Technology (ICT) dan
mengaplikasikannya menjadi pengembangan desain pembelajaran berbasis
internet, termasuk pada pembelajaran matematika.
Matematika sebagai ilmu dasar merupakan suatu alasan pembelajaran
matematika dikemas sebaik mungkin agar mudah dipahami siswa. Siswa
diharapkan dapat memahami hubungan matematika dengan berbagai bidang
ilmu lain. Erman Suherman (2004) menyatakan bahwa tujuan umum
pembelajaran matematika dituangkan dalam Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) matematika yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perkembangan dunia dengan adanya dasar pemikiran secara logis,
rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran
3
matematika sebagai pembentukan sifat, pola berpikir kritis dan kreatif tersebut
menuntut siswa mengikuti perkembangan kehidupan dan teknologi.
Belum terwujudnya tujuan pembelajaran matematika menggeser
paradigma matematika dari proses menjadi hasil. Siswa tidak lagi memaknai
pembelajaran tetapi hanya tertuju terhadap nilai yang diperolehnya. Selain itu,
pembelajaran terpusat pada guru dengan siswa cenderung sebagai objek dan
guru sebagai subjek sehingga pola berpikir kritis siswa kurang terasah dan
kurangnya motivasi belajar siswa, untuk itu perlunya pembaharuan
pembelajaran untuk merangsang motivasi belajar siswa.
Sebuah inovasi pembelajaran matematika dengan memanfaatkan
teknologi komputer dan internet akan memberikan suasana berbeda terhadap
persepsi siswa terhadap permbelajaran matematika. Perpaduan matematika
dengan teknologi komputer dan internet akan menggeser pembelajaran
matematika yang monoton menjadi pembelajaran yang variatif. Pembelajaran
matematika yang membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang
interaktif. Kondisi tersebut juga didukung oleh kebetahan dan ketertarikan
siswa mengoperasikan komputer dan internet. Dengan adanya ketertarikan
siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan media
komputer dan internet ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran matematika mamanfaatkan komputer dan internet yang
lebih dikenal dengan berbasis web merupakan wujud dari pembelajaran elearning (electronic Learning). Darin E. Hartley dalam Puranti (2001),
menyatakan: “e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan
media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain”. Lebih lanjut
Thompson, Ganxglass dan Simon dalam Fitra Mayasari (2009) menjelaskan,
"E-learning is instructional content or learning experiences delivered or
enabled by electronic technology". Pembelajaran matematika berbasis web
akan mempunyai kelebihan yang dapat memberikan fleksibilitas, interaktifitas,
kecepatan dan visualisasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang
4
melibatkan semua indra siswa membuat pembelajaran menjadi bermakna
karena siswa berinteraksi dengan sumber dan media belajar.
Dale (dalam Azhar Arsyad, 2006) memperkirakan bahwa hasil belajar
seseorang yang diperoleh melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra
dengar sekitar 13%, dan indra lainnya sekitar 12%. Sementara itu, De Porter
(dalam Suryawirawan, 2009) mengungkapkan manusia bisa menyerap suatu
materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar
dan dilihat (audio visual), sedangkan manusia mampu menyerap dari apa yang
dilihat hanya 30%, dari yang didengar hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya
10%. Dengan demikian, pembelajaran matematika berbasis web diharapkan
dapat mengoptimalkan indra siswa, bersifat interaktif, menarik, dan dapat
diakses kapan saja tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah RSBI menuntut guru bisa
menyajikan materi pelajaran termasuk matematika dengan menggunakan
multimedia dan internet. Selain itu, SMAN 1 Sijunjung sebagai sekolah
unggul kabupaten memiliki siswa yang telah melewati tes dan penjaringan
khusus pada pendaftaran siswa baru sehinggga secara umum siswa telah bisa
mengoperasikan komputer dan internet. Pembelajaran berbasis internet
menjadi alternatif peralihan dampak negatif internet menjadi dampak positif
dari pengoptimalan pemanfaatan internet.
Pembelajaran
pembelajaran
matematika
matematika
interaktif
berbasis
menggunakan
media
web
merupakan
internet
yang
mengkombinasikan dua atau lebih media. Pengembangan pembelajaran
matematika interaktif berbasis web menjadi inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada pelaksanaannya siswa mengakses
web pembelajaran matematika yang telah dirancang dengan berbagai layanan
seperti: materi pelajaran, contoh soal, latihan, kuis. Web pembelajaran tersebut
juga dilengkapi dengan sistem informasi seperti hasil pembelajaran terdiri dari
: nilai tugas, nilai kuis, nilai ulangan harian, dan nilai akhir yang dapat diakses
secara online. Hal ini akan memudahkan siswa untuk mengetahui hasil tes
5
belajar dan mengikuti program remedial atau pengayaan sesuai batas waktu
yang telah ditetapkan.
Selain itu, web pembelajaran memiliki ruang komunikasi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa agar terjadinya interaksi yang baik.
Ruang ini memungkinkan tanya jawab guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa mengenai materi yang dipelajari atau kesulitan yang dialami
siswa. Konsultasi antara guru dengan siswapun dapat berjalan baik tanpa
batasan jarak dan waktu seperti jejaring sosial yang siswa gemari. Kondisi ini
diharapkan mengalihkan dampak negatif pemanfaatan teknologi internet bagi
siswa.
Berdasarkan hal yang dikemukakan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengembangan pembelajaran berbasis web pada
pembelajaran matematika dengan judul:
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Web di
Kelas X SMAN 1 Sijunjung.”
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar matematika yang ada di internet masih terbatas.
2. Situs pembelajaran matematika yang ada di internet masih sedikit.
3. Pembelajaran matematika kurang bervariasi dan masih terpusat pada guru
(teacher_centered)
4. Motivasi belajar matematika siswa yang rendah.
5. Internet telah dikonsumsi siswa tetapi belum dimanfaatkan guru untuk
pembelajaran.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka masalah-masalah
yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan pada proses
6
pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis web pada
pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan
masalah,
maka
permasalahan
dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis web yang
valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran matematika di kelas X SMAN 1 Sijunjung.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bentuk perangkat pembelajaran
matematika berbasis web yang valid, praktis dan efektif.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:
1. Inovasi
terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan
pembelajaran matematika berbasis web untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
2. Pembelajaran matematika berbasis web diharapkan sebagai alternatif
belajar bagi siswa, baik secara mandiri maupun kooperatif.
3. Bahan informasi untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dari
permasalahan penelitian ini, bagi penelitian selanjutnya.
F. Spesifikasi Produk
Produk yang diharapkan dari penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran matematika berbasis web. Spesifikasi perangkat pembelajaran
matematika berbasis web ini adalah :
7
1. Pembelajaran matematika berbasis web akan menyajikan materi
trigonometri dalam bentuk software pembelajaran dan dilengkapi contoh
soal.
2. Pembelajaran matematika berbasis web berisi soal-soal untuk latihan,
kuis.
3. Pembelajaran matematika berbasis web dilengkapi sistem informasi,
seperti informasi penilaian
4. Pembelajaran matematika berbasis web memberikan ruang tanya jawab
dan diskusi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis web yang berisi
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran dan
skenario pembelajaran yang dirancang dengan jelas sesuai dengan
pembelajaran berbasis web.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakekat Pembelajaran Matematika
8
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks
dan sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi interaksi guru dan siswa
dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi
siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai pengajar dan siswa
sebagai pelajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang terjadi
bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda, sebagaimana yang
diungkapkan Suherman (2003) bahwa “Peristiwa mengajar selalu disertai
dengan peristiwa belajar, ada guru yang mengajar maka ada pula siswa
yang belajar. Namun, ada siswa yang belajar belum tentu ada guru yang
mengajar, sebab belajar bisa dilakukan sendiri.”
Nurhakim (2007) menjelaskan strategi pembelajaran yang meliputi
pengajaran diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi
keterlaksanaannya tergantung kepada 3 dasar komunikasi yaitu :
komunikasi antara pengajar dan peserta didik, komunikasi antara peserta
didik dengan sumber belajar dan komunikasi antara sesama peserta didik.
Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran efektif dan
optimal apabila ketiga komunikasi tersebut telah terselenggara dengan
seimbang.
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20
tahun 2003 mengatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Dalam
artian pembelajaran merupakan proses belajar yang diciptakan guru
dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa sehingga
kemampuan berfikir juga meningkat. Tidak hanya itu, proses belajar
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pelajaran.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: Pertama,
dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa
secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar
mendengar, mencatat akan tetapi menghendaki aktivitas siswa
dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun
suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang
9
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
(Syaiful Sagala, 2003)
Dalam petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika
dijelaskan oleh Suherman (2003) bahwa penerapan strategi dalam
pembelajaran matematika bertitik tolak pada dua hal yaitu: optimalisasi
interaksi semua unsur pembelajaran dan optimalisasi keterlibatan seluruh
indra siswa. Oleh sebab itu guru dituntut mengolah bahan ajar sedemikian
rupa hingga melibatkan semua indra siswa secara optimal. Max A Sobel
dan Evan Maletsky (2004) mengatakan ketrampilan seni mengajar penting
untuk memotivasi belajar siswa. Kebanyakan guru mempunyai trik sendiri
dalam mengajar, akan tetapi guru yang yang cermat selalu mencari ide dan
teknik baru yang tepat agar siswa senang terhadap matematika.
Selain itu, kreativitas guru sangat berperan dalam mengembangkan
model-model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa serta
sarana dan prasarana yang ada. “Demi peningkatan optimalisasi interaksi
dalam pembelajaran matematika, untuk pokok bahasan/sub pokok bahasan
tertentu mungkin dapat dicapai dengan pendekatan penemuan, pemecahan
masalah, atau penyelidikan” (Suherman, 2003). Lebih lanjut Suherman
menjelaskan karakteristik pembelajaran matematika di sekolah, antara
lain:
a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap). Materi
matematika dimulai dari yang konkrit ke hal yang abstrak, dari
konsep yang mudah ke konsep yang lebih sulit.
b. Pembelajaran matematika mengikuti pola spiral. Dalam
memperkenalkan konsep matematika baru selalu dikaitkan
dengan konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
c. Pembelajaran
matematika
menekankan
pola
deduktif.
Matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Pembelajaran
tetap dikondisikan dengan siswa yang diajar. Misalnya
pembelajaran
matematika
di
SMP
belum
seluruhnya
10
menggunakan pendekatan deduktif tapi masih campur dengan
induktif.
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.
Kebenaran-kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran
konsistensi, tidak ada pertentangan kebenaran suatu konsep
dengan konsep yang lainnya.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran matematika tersebut
pembelajaran matematika pada pendidikan menengah berbeda dengan
pembelajaran matematika pada pendidikan dasar. Penyajian matematika
pada pendidikan menengah berbeda dengan cara penyajian matematika
pada pendidikan dasar. Hal ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan
berpikir siswa. Pada jenjang pendidikan menengah pola berpikir siswa
sudah mengarah pada ketrampilan proses dengan pola deduktif, sedangkan
pada pendidikan dasar ketrampilan berpikir siswa masih pola induktif.
2. Internet
Internet merupakan jaringan informasi terluas saat ini. Melalui
internet dapat diakses informasi secara cepat, akurat dan tidak dibatasi
jarak. Pengguna internet dapat mengetahui kejadian di suatu tempat dan
pada waktu yang sama meskipun tidak berada di tempat tersebut.
Simarmata (2009) mengemukakan bahwa internet merupakan kumpulan
dari
jutaan
komputer.
Penggunaan
internet
memungkinkan
kita
memperoleh informasi dari kumpulan komputer tersebut dengan syarat
pemilik komputer memberikan izin akses. Fadli (2009) mengatakan bahwa
internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia
tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya.
“Internet adalah jaringan informasi komputer mancanegara yang
berkembang sangat pesat dan pada saat ini dapat dikatakan sebagai
jaringan informasi terbesar di dunia, sehingga sudah seharusnya para
profesional mengenal manfaat apa yang dapat diperoleh melalui jaringan
ini.” (Sanjaya, 1995). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
internet sangat berperan dalam sistem informasi dan komunikasi saat ini.
11
Internet memberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi secara
cepat dan tidak terbatas. Perkembangan teknologi internet akan berdampak
pada semua bidang termasuk bidang pendidikan.
Berbagai aplikasi internet dapat digunakan sebagai layanan
informasi, apalagi dengan bermunculannya situs-situs baru yang
memberikan peluang kepada setiap orang untuk memanfaatkan aplikasi
dari internet untuk dunia kerja, dunia usaha dan pribadi. Aplikasi paling
popular yang digunakan dalam internet adalah World Wide Web yang
lebih dikenal dengan www atau web. Simarmata (2009) mengatakan web
merupakan sebuah sistem informasi yang disajikan dalam bentuk teks,
gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam server web internet.
Dengan demikian, web adalah bagian dari internet.
3. Website
Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halamanhalaman situs, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau
subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di
Internet. Sebuah halaman web adalah dokumen yang ditulis dalam format
HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses
melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server
website untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser.
Semua publikasi dari website-website tersebut dapat membentuk sebuah
jaringan informasi yang sangat besar.
Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah
URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman
situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun hyperlink-hyperlink yang
ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka
sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.
Hartanto dan Purbo dalam Fadli (2009) menjelaskan bahwa hal
yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih website sebagai media
pembelajaran, antara lain: (1) Analisis kebutuhan (need analysis) untuk
12
melihat kelayakan baik secara teknis, ekonomis dan sosial, (2) Rancangan
instruksional yang berisi tentang materi, bahan ajar/kurikulum, (3)
Evaluasi yang dilaksanakan sebelum program dimulai, (4) ketersediaan
jaringan internet, listrik, telpon, dan lainnya untuk mengakses website, (5)
Ketersediaan software (6) Masalah dampak terhadap kurikulum yang ada,
dan (7) Masalah skill dan knowledge. Berdasarkan hal tersebut pemilihan
media website perlu ditelah terlebih dahulu sesuai dengan sarana,
prasarana dan faktor-faktor pendukung lainnya.
Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) agar
para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut.
Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan,
yang membutuhkan subkripsi agar bisa mengakses situs tersebut.
4. Flash
Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah
satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe
Systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun
animasi gambar tersebut. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini
mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang
telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa
pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada
Flash 5.
Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0
diluncurkan pada tahun 1996 setelah Macromedia membeli program
animasi vektor bernama FutureSplash. Versi terakhir yang diluncurkan
di pasaran dengan menggunakan nama 'Macromedia' adalah Macromedia
Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe Systems mengakui sisi
Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash
berubah menjadi Adobe Flash.
13
Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus
oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional
yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat
menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan
dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2
dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk
membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif
dan yang lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk
membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs
web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, ecard, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.
Dalam Flash terdapat teknik-teknik membuat animasi, fasilitas
action script, filter, custom easing dan dapat memasukkan video lengkap
dengan fasilitas playback FLV. Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini
adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman, baik yang berjalan
sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya maupun yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML,
PHP, dan Database dengan pendekatan XML, dapat dikolaborasikan
dengan web, karena mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam
ukuran file outputnya.
Movie-movie Flash memiliki ukuran file yang kecil dan dapat
ditampilkan dengan ukuran layar yang dapat disesuaikan dengan
keingginan. Aplikasi Flash merupakan sebuah standar aplikasi industri
perancangan animasi web dengan peningkatan pengaturan dan perluasan
kemampuan integrasi yang lebih baik. Banyak fiture-fiture baru dalam
Flash yang dapat meningkatkan kreativitas dalam pembuatan isi media
yang kaya dengan memanfaatkan kemampuan aplikasi tersebut secara
maksimal. Fiture-fiture baru ini membantu kita lebih memusatkan
perhatian pada desain yang dibuat secara cepat, bukannya memusatkan
pada cara kerja dan penggunaan aplikasi tersebut.
14
Flash juga dapat digunakan untuk mengembangkan secara cepat
aplikasi-aplikasi web yang kaya dengan pembuatan script tingkat lanjut.
Di dalam aplikasinya juga tersedia sebuah alat untuk men-debug script.
Dengan menggunakan Code hint untuk mempermudah dan mempercepat
pembuatan dan pengembangan isi ActionScript secara otomatis.
5. Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis
web merupakan pembelajaran
yang
memanfaatkan teknologi komputer dan internet, biasanya disebut elearning (electronic Learning) atau pembelajaran multimedia. Secara
umum pembelajaan berbasis web ini akan menciptakan proses
pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Selain itu jumlah waktu
mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan
pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja,
serta sikap
belajar siswa dapat ditingkatkan. Isjoni (2005) mengemukakan
pembelajaran menggunakan internet memiliki sifat interaktif, sebagai
media masa dan interpersonal, dan gudang informasi.
Lebih lanjut, Udin Saefudin Su’ud (2008) menjelaskan internet
mempunyai karakteristik sehingga bisa digunakan sebagi media
pembelajaran. Karakteristiknya antara lain: (1) media interpersonal dan
media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one
maupun one-to-many, (2) bersifat interaktif, (3) memungkinkan
terjadinya komunikasi secara sinkron maupun tertunda, sehingga
terselenggaranya ketiga jenis komunikasi yang merupakan syarat sebuah
pembelajaran. Disisi lain, Kemp & Dayton (dalam Fadli, 2009)
menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat, antara lain:
(1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang
melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang
sama, (2) Pengajaran bisa lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih
interaktif,
(4)
Lama
waktu
pembelajaran
yang
diperlukan
dapat
dipersingkat, (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, (6) Sikap positif
15
siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
Lebih lanjut, Nasution (2005) menjelaskan bahwa manfaat media
CAI (Computer Assisted Instruction) yang selanjutnya berkembang
menjadi web sebagai media pembelajaran adalah: membantu siswa dan
guru dalam pembelajaran yang sangat cocok untuk latihan dan remedial
teaching, memberikan informasi secara lengkap dan cepat, fleksibel
dalam pembelajaran dan dapat diatur sesuai yang diharapkan, dan dapat
menampilkan penilaian secara cepat. Ada 3 bentuk sistem pembelajaran
melaui internet, seperti yang dijelaskan Nurhakim (4: 2007), diantaranya:
1. Web Courses, ialah penggunaan internet untuk pembelajaran,
dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,
latihan dan ujian sepenuhnya dilakukan melalui internet. Peserta
didik dan pengajar sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau
komunikasi antara peserta didik dan pengajar dapat dilakukan
setiap saat.
2. Web Centric Courses, dimana sebagian bahan ajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan dilakukan melalui internet,
sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan
dilakukan secara tatap muka.
3. Web Enhanced Courses, yaitu pemanfaan internet dalam
pendidikan untuk menunjang kualitas kegiatan belajar mengajar
di kelas. Pada bentuk ini persentase pembelajaran melalui
internet lebih sedikit dibandingkan kegiatan tatap muka, karena
penggunaan
internet
hanya
untuk
mendukung
kegiatan
pembelajaran secara tatap muka.
Dalam penelitian ini sistem pembelajaran yang digunakan adalah
Web Enhanced Courses karena pembelajaran berbasis web yang
digunakan sebagai pendukung pembelajaran yang dilakukan secara tatap
muka. Isjoni (2005) menjelaskan pada pengembangan web enhanced
course internet berfungsi untuk memberikan pengayaan dan media
16
komunikasi peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik. Namun.
komunikasi timbal balik antara peserta didik dan pengajar dapat juga
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, mengingat peserta didik
masih pemula. Penyampaian materi, diskusi, latihan dan penugasan
dilakukan menggunakan internet, tetapi guru dapat memberikan penjelasan
langsung jika siswa menghadapi permasalahan.
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik dalam kegiatan
pembelajaran
di
kelas
yaitu
sebagai
suplemen
yang
sifatnya
pilihan/opsional, sebagai pelengkap (komplemen), atau sebagai pengganti
(substitusi). (Siahaan dalam Puranti, 2002).
Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai suplemen
(tambahan), peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Meskipun
sifatnya pilihan, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
Pada pembelajaran elektronik yang berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap),
materi
pembelajaran
elektronik
diprogramkan
untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
konvensional.
Dikatakan
berfungsi sebagai pengganti bertujuan sebagai alternatif model kegiatan
pembelajaran kepada siswa. Tujuannya agar para siswa dapat secara
fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan
aktivitas lain sehari-hari.
Terkait dengan fungsi pembelajaran elektronik tersebut, ada 3
alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih siswa, yaitu: (1)
sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya
melalui internet.
17
Pada penelitian ini pembelajaran berbasis web yang dikembangkan
berfungsi sebagai pengganti. Siswa memanfaatkan web pembelajaran
sebagai pengganti pembelajaran konvesional. Namun, pembelajaran
tersebut tetap dalam bimbingan guru karena jika ada materi yang kurang
dipahami oleh siswa, guru dapat menjelaskan secara langusng.
Pembelajaran berbasis web akan memberikan inovasi dalam pembelajaran
matematika, sehingga menimbulkan ketertarikan dan motivasi belajar bagi
siswa.
6. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang
dibedakan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang akan
saling mempengaruhi. Hamzah, B, Uno (2006) menyatakan bahwa faktor
intrinsik adalah hasrat, keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cira yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor
ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Disisi lain, Riduwan (2005)
menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan atau dorongan
yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai siswa.
Dimyati dan Mudjono (1999) menyatakan bahwa ada 3 komponen
utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan.
Kebutuhan terjadi bila siswa merasa tidak seimbangnya antara apa yang
dimilikinya dan yang diharapkan. Misalkan siswa merasa hasil belajarnya
masih rendah padahal memiliki buku yang lengkap. Dorongan merupakan
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan.
Sedangkan, tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang siswa.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan motivasi belajar akan
menjadi landasan dan pengontrol yang akan menjadi sumber energi bagi
siswa dalam mencapai tujuan belajar. Suasana kondusif yang diciptakan
guru sangat penting perannya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
18
Pembelajaran yang menarik dan bermakna akan membuat tumbuhnya
motivasi belajar siswa. Sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik akan
membuat siswa bosan. Suherman, dkk, (2003:235) menyatakan:
Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat
diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya:
a. Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam
melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
matematika
b. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa
sebelumnya
yang
berhubungan
dengan
ketidaknyamanan dalam belajar matematika.
c. Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa
dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru,
d. Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam matematika
Mengingat pentingnya peranan motivasi belajar siswa, guru harus
mampu merangsang motivasi belajar siswa dengan menciptakan suasana
belajar yang menarik. Keller dalam Made Wena (2009) mengemukakan
bahwa secara operasional motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: (1) tingkat perhatian siswa terhadap
pembelajaran, (2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan
siswa, (3) tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan (4)
tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran. Sementara itu, Dimyati
dan mudjiono (1999) meyatakan unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa. Adanya cita-cita akan menumbuhkan
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai
kehidupan. Pada pembelajaran reward dan punishman akan dapat
mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan
menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa
dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
19
c. Kondisi siswa. Kondisi kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani
akan mempengaruhi motivasi belajar siswa.
d. Kondisi lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang aman,
sehat,
kerukunan
hidup
dan
ketertiban
lingkungan
akan
meningkatkan semangat dan motivasin belajar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru yang
profesional diharapkan mampu memanfaatkan media, baik audio,
visual maupun audio visual, dan sumber belajar di sekitar sekolah
untuk memotivasi siswa.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan pendidik
yang berkembang. Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di
sekolah maupun di luar sekolah mempengaruhi motivasi belajar
siswa, misalkan dalam membina ketertiban dan disiplin siswa
Berdasarkan uraian tersebut guru memegang peranan penting
untuk menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara
motivasi belajar siswa. Guru harus bisa mengoptimalkan semua potensi
siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa
bisa memaknai pembelajaran yang dilaksanakan. Sardiman (2009)
menyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa
dapat dilakukan dengan cara: (1) berusaha mendorong dan membina
gairah belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan menjalankan peranan
guru sebagai guru inkuiri, (3) tidak mendominasi kegiatan dan proses
belajar siswa, (4) memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar
menurut kemampuan, cara dan keadaan masing-masing, dan (5)
menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran serta pendekatan
multimedia. Berdasarkan hal tersebut guru mesti berbenah melakukan
inovasi pembelajaran sehingga setiap pembelajaran yang dilaksanakan
dikemas menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, mengasyikkan dan
menantang untuk siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar mereka.
20
Selanjutnya, Sardiman (2009) mengungkapkan ciri-ciri siswa yang
mempunyai motivasi belajar antara lain:
a. Tekun menghadapi tugas. Mampu bekerja secara terus menerus dan
tidak mau berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak cepat
merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai.
c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang
dewasa. Misalnya masalah perekonomian, politik, pemberantasan
korupsi dan sebagainya.
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah yakin terhadap
sesuatu.
g. Senang mencari dan memecahkan masalah.
B. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran pada dasarnya dipengaruhi oleh 3 komunikasi
yaitu: komunikasi antara guru dengan siswa, komunikasi siswa dengan
sumber belajar dan komunikasi siswa dengan siswa. Dengan optimalnya
ketiga komunikasi tersebut pembelajaran menjadi efektif. Salah satu
peran guru adalah menciptakan pembelajaran yang menarik, interaktif
dan sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi. Guru dituntut
mengembangkan bahan ajar yang dapat melibatkan seluruh indra siswa
dalam mempelajarinya sehingga pola berpikir siswa menjadi lebih
terasah dan optimal.
Pembelajaran matematika yang dilengkapi dengan pembelajaran
berbasis Web dapat membuat siswa beraktivitas secara interaktif. Web
pembelajaran memungkinkan siswa belajar mandiri dimanapun tidak
dibatasi waktu. Web pembelajaran matematika dilengkapi dengan materi,
kuis, tugas, dan ulangan harian sehingga siswa memahami materi dan
langsung mengukur tingkat pemahaman dengan menyelesaikan kuis yang
telah tersedia.
21
Selain itu web pembelajaran dilengkapi layanan sistem informasi
yang memungkinkan pembelajaran tidak sebatas di kelas. Guru dapat
menilai kuis siswa dan menguploadnya ke sistem informasi yang telah
tersedia sehingga siswa bisa mengetahui hasil balajar secara cepat. Siswa
yang tuntas bisa mengerjakan program pengayaan yang telah disusun
sedangkan siswa yang tidak tuntas bisa langsung mengerjakan program
remedial. Selain itu, web pembelajaran juga menyediakan ruang diskusi
untuk siswa dan guru. Guru bisa mengomentari tugas siswa dan sebaliknya
siswa dapat bertanya kepada guru maupun antar siswa. Ruang diskusi bisa
menjadi tempat komunikasi antara guru dan siswa.
Pembelajaran
matematika
berbasis
web
diharapkan
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang kondusif dan
interaktif akan menjadi dorongan bagi siswa untuk belajar sehingga
motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Web pembelajaran matematika
yang telah dirancang memungkinkan siswa belajar mandiri tanpa adanya
keterpaksaan tetapi menjadi kebutuhan. Dengan demikian, motivasi belajar
siswa akan meningkat. Secara ringkas, kerangka berfikir dari penelitian ini
dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Masih terbatasnya bahan ajar dan
web pembelajaran matematika
Siswa telah menguasai internet
22
Penyusunan perangkat
pembelajaran berbasis web yang
valid, praktis dan efektif
Akan meningkatkan motivasi
belajar matematika siswa
C. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Fadli (2009), yang meneliti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
Struktur aljabar berbasis website pada mahasiswa program studi
matematika di FKIP PGRI Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat keefektifan bahan ajar terhadap motivasi, sikap dan hasil belajar
maha siswa.
2. Supratman (2005), yang meneliti pengaruh pemanfaatan local website
dalam Local Area Network (studi eksperimen pada mata kuliah DasarDasar Teknologi Informasi di IAIN IB Padang).
3. Dedi Ramadhan (2009), yang meneliti pengaruh pembelajaran bermedia
website dan pengetahuan awal terhadap hasil belajar Teknologi Informasi
dan Komunikasi diabandingkan dengan pembelajaran konvensional di
kelas VIII SMP Cendana Pekan Baru.
Pada penelitian-penelitian tersebut belum memberikan ruang tanya jawab
antara guru dan siswa. Selain itu belum adanya sistem informasi yang bisa
diakses siswa untuk mengetahui nilainya secara cepat dan kapan saja.
Download