laporan penelitian - Repodig Untan

advertisement
LAPORAN PENELITIAN
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CEMARAN BAKTERI ESCHERICIA COLI
DALAM BEBERAPA MAKANAN LAUT YANG BEREDAR DI PASAR
TRADISIONAL KOTA PONTIANAK
Oleh :
1. Rafika Sari, M.Farm., Apt.
(Ketua)
2. Pratiwi Apridamayanti, S. Far., Apt.
(Anggota)
Dibiayai Oleh Dana DIPA FK UNTAN TAHUN 2012
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR : 2116/UN22.9/LT/2012
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
1
Isolasi dan Identifikasi Cemaran Escherichia coli dalam Beberapa Makanan Laut
yang Beredar di Kota Pontianak
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kontaminasi bakteri patogen dalam makanan laut merupakan salah satu
penyebab penyakit dan berbagai masalah kesehatan terhadap manusia. Pemerintah
Amerika Serikat pada tahun 2012 melalui otoritas perikanannya ternyata pernah
menolak 181 produk perikanan Indonesia. Hal ini disebabkan produk perikanan
asal Indonesia yang diekspor ke negara tersebut mengandung bakteri salmonela.
Kontaminasi tersebut dapat terjadi bukan karena kurangnya kebersihan produk oleh
produsen, melainkan karena bakteri tersebut memang lazim ditemukan di wilayah
perairan negara tropis. Berdasarkan ketetapan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa
adanya bakteri Eschericia Coli dalam air dapat dijadikan sebagai indikator
kontaminasi feses dan timbulnya resiko terhadap berbagai penyakit.
Realisasi ekspor hasil perikanan sebesar 3,5 miliar dollar AS (Rp 33.250
triliun), dengan negara utama tujuan ekspor produk perikanan yakni Amerika
Serikat 1,07 miliar dollar AS atau Rp 10.165 triliun (30,4 persen), Jepang 806 juta
dollar AS atau Rp 7.657 triliun (22,9 persen), dan Eropa 459,8 juta dollar AS atau
Rp4.368triliun(13,1%). Adapun jumlah kasus penolakan produk perikanan dari Uni
Eropa (RASFF), turun dari 14 kasus pada tahun 2010 menjadi 7 kasus pada tahun
2011.
Escherichia coli dan Salmonella thypi merupakan bakteri pathogen
terhadap manusia serta hewan diseluruh dunia. Beberapa strain E coli
dapat
menyebabkan gangguan pencernaan dan penyakit-penyakit ekstra intestinal seperti
diare, infeksi saluran kemih, septisemia, dan meningitis pada janin (Farasat T, dkk.,
2012). Adapun penyakit-penyakit tersebut terjadi akibat toksin yang dihasilkan oleh
strain E coli yaitu enteropatogenic E coli (EPEC), shiga-toksin E coli (STEC),
enterotoksigenik E coli (ETEC), enteroinvasif E coli (EIEC), enteroagregatif E coli
(EAEC), dan difusi-adheren E coli (DAEC).
2
Penelitian tentang adanya cemaran bakteri Escherichia coli dalam
beberapa makanan laut seperti ikan dan udang yang beredar di Kota Pontianak
dirasakan perlu dilakukan mengingat kebutuhan masyarakat Pontianak pada
konsumsi makanan laut yang dijadikan sebagai lauk-pauk dalam konsumsi sehari,
disamping itu produksi produk minuman industri rumah tangga mulai meningkat
yang sangat digemari, khususnya anak-anak. Pengambilan sampel dilakukan di
beberapa lokasi di Kota Pontianak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kelayakan dan keamanan konsumsi
dari makanan dan
minuman tersebut.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang timbul adalah :
1. Apakah makanan laut yang beredar di pasar tradisional di Kota Pontianak
mengandung cemaran bakteri Escherichia coli?
2. Apakah makanan laut yang beredar di pasar tradisional di Kota Pontianak
aman untuk dikonsumsi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
makanan laut seperti ikan dan udang yang beredar di pasar tradisional di
Pontianak mengandung cemaran bakteri Escherichia coli yang dapat
membahayakan konsumen. Sehingga dapat diperoleh informasi yang berguna
tentang keamanan konsumsi makanan laut yang ada di Pontianak.
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain :
1. Memastikan keamanan dalam mengkonsumsi makanan laut yang beredar di
Kota Pontianak mengandung cemaran bakteri Escherichia coli.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat (konsumen) mengenai cemaran
bakteri Escherichia coli dalam beberapa makanan laut yang dijual di pasar
tradisional di Kota Pontianak.
3
2. Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup dalam mnemberikan
kontribusi untuk menemukan produk unggul dalam diagnostik dan obatobatan.
3. Meningkatkan jaminan kualitas Perikanan di Indonesia
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN AIR
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup, dan kebersihan air
adalah syarat umum bagi terjaminnya kesehatan (Dwijoseputro, 1987). Air minum
adalah air yang bebas dari bakteri berbahaya, air harus bersih dan jernih, tidak
berwarna dan tidak berbau (Buckle, 1987). Air yang mengandung mikroorganisme
itu disebut air yang terkontaminasi (Dwidjoseputro, 1987).
Air merupakan bahan yang penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air merupakan salah satu media
pertumbuhan mikroorganisme yang sangat baik. Kontaminasi mikroorganisme baik
berupa bakteri maupun jamur pada air kemungkinan berasal dari sumber air, proses
pembuatan atau pemurnian, juga pada kemasan. Kehadiran mikroba patogen dalam
air akan berpengaruh terhadap kualitas air, yang digunakan untuk keperluan
konsumsi, karena dapat menyebabka berbagai macam penyakit atau gangguan
kesehatan seperti penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae dan
Eschericia Coli (Dwijoseputro, 1987)
B.SYARAT AIR BERSIH
Berdasarkan persyaratan dan pengawasan air minum menurut menteri
kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 29 juli 2002 yang
menetapkan parameter bakteriologis satuan kadar maksimum Eschericia Coli yang
diperbolehkan yaitu :
a. Air minum untuk Eschericia Coli jumlah perseratus ml sample adalah nol
b. Air yang masuk sistem distribusi untuk Eschericia Coli jumlah perseratus ml
sample adalah nol, sedangkan total bakteri koliform jumlah perseratus ml
sample adalah nol
4
c. Air pada sistem distribusi untuk Eschericia Coli jumlah perseratus ml sample
adalah nol, sedangkan total bakteri koliform jumlah persertus ml sample adalah
nol
C.BAKTERI KOLIFORM
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, berukuran panjang berkirsar 1,05,0 mikron dengan tebal berkisar 0,2-1,5 mikron, yang tidak terlihat oleh mata,
tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut akan tampak. Bakteri
adalah sel prokariotik, uniseluler dan tidak mengandung struktur yang terbatasi
membran didalam sitoplasmanya (Buckle, 1987).
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi, kotoran dan kondisi sanitasi yag tidak baik terhadap air, makanan,
susu da produk produk susu. Adapun bakteri koliform didalam makanan atau
minuman kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik yang
berbahaya bagi kesehatan (Buckle, 1987).
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Koliform
fekal yaitu koloform yang merupakan penghuni normal saluran
pencernaan pada manusia dan hewan, misalnya: Escherichia coli
2. Koliform non fekal yaitu koliform yang biasanya ditemukan pada hewan dan
tanaman yag telah mati, misalnya: Enterobacter aerogenes
D.Escherichia coli
1. Deskripsi E.Coli
Bakteri E. Coli berbentuk batang, bersifat Gram negatif, bergerak aktif, tidak
berspora, aerob, tumbuh pada pembenihan biasa dengan suhu optimum
pertumbuhan 37oC. Bakteri ini dapat bertahan lama selama berbulan-bulan pada
tanah dan didalam air, tetapi dapat dimatikan dengan pemanasan 60oC selama 20
menit, tetapi ada juga yang resisten. Dalam media pada suhu kamar, bakteri dapat
bertahan 1 minggu (pelczar, 1986).
Adapun klasifikasi dari bakteri Escherichia coli adalah sebagai berikut :
Kingdom : Protista
Divisio
: Prothophyta
Class
: Schizomycetes
5
Ordo
: Eubacteriales
Familia
:Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Eschericihia Coli
Eschericia coli digunakan untuk menilai tentang baik tidaknya persediaan air
untuk keperluan rumah tangga. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang
menderita penyakit-penyakit tersebut. Karena itu, diusahakan agar air rumah tangga
dijaga jangan sampai dikotori feses manusia. Dengan adanya bakteri tersebut maka
berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Hal ini terbukti dengan kualitas air
minum yang secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri
tersebut. Bakteri E. Coli ini juga merupakan parameter pencemaran didalam air, jadi
sangat diharuskan dalam penentuan kualitas air yang aman.
2.Klasifikasi Toksin E. Coli
-Verositoksigenik E coli (VTEC), merupakan toksin jenis shiga yang diproduksi
oleh E Coli yang memiliki aktivitas terhadap sel vero karena menganggu sintesis
protein dan mirip dengan toksin yang dihasilkan oleh Shigella dysentriae
-Enteropatogenic E coli (EPEC), merupakan penyebab infeksi yang ditandai
dengan terjadinya diare samapi diare berdarah diikuti dengan kerusakn jaringan
akut, demam ringan sampai muntah. Gen yang bertanggungjawab sebagi factor
virulensi adalah gen eae dan plasmid bfp.
-Enterotoksigenik E coli (ETEC), merupakan penyebab utam diare pada hewan
dan manusia yang memproduksi jenis toksin tahan panas (STa dan STb) serta toksin
tidak tahan panas (LT) yang hampir sebagian diinfeksikan melalui perantaran
sumber air minum yang ditandai dengan terjadinya kejang perut, mual dan sakit
kepala.
-Enteroinvasiv E coli (EIEC), merupakan penyebab penyakit pada manusia
diman secar biokimia, genetic dan patogenisitas serupa dengan Shigella sp.
Karakteristik strain yaitu kemampuan dalam menginduksi kedalm sel epitel dan dapt
tersebar dari satu sel ke sel lainnya mengakibatkan peradangan invasive dan disentri.
6
-Enteroagregatif E coli (EAggEC), merupakan penyebab diare akut dan
persisten utama dengan gejala diare tanpa peningkatn suhu tubuh dan tidak terjadi
muntah
-Difusi Adherent E coli (DAEC), merupakan penyebab utama infeksi saluran
kemih didunia. Jenis ini memiliki factor virulensi yang bervariasi yang dapt
diidentifikasi dengan adanya F1845 fimbrial adhesion yang dikode oleh gen daac
-Enterohaemorhagic E coli (EHEC), merupakan salah satu tipe dari VTEC dan
EPEC yang bersifat patogen terhadap manusia yang dihasilkan oleh E coli O 157.
Toksin ini diinfeksikan melalui rute oral-feses dari sapi, ayam dan produk olahannya
yang kurang diolah secar streil serta dari sumber mat air. Gejalnya diare sampai
diare berdarah dengan komplikasi terjadinya Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS)
gagal ginjal akut, dan gangguan neurologis serta Thrombotic Thrombocytopenic
Purpura (TTP) yang dapat memicu terjadinya kematian. Gen yang ebrtanggung
jawab dalm menimbulkan patogenisitas. Gen yang bertanggungjawab dalm
menimbulkan patogenisitas adalah faktor virulensi vtx1, vtx2, vtxc dan eae.
-Nekrotoksigenik (NTEC), merupakan toksin yang mengakibatkan pembelahan
sel yang abnormal serta dapt mensekresikan toksin kromosomal CNF-1 dan plasmid
CNF-2
E.PEWARNAAN BAKTERI
Bakteri merupakan mikroba seluler yang termasuk dalam kelas Schizomycetes.
Umumnya bakteri tersebar luas baik bersifat saprofit, parasit ataupun patogen
terhadap manusia, binatang maupun tumbuhan. Bakteri juga merupakan mikroba
dengan ukuran sangat kecil dengan satua mikron dan tidak berwarna, sehingga
sangat sukar diamati secara langsung. Pengamatan morfologi bakteri dapat
dilakukan dengan bebagai tehnik antara lain dengan tehnik pewarnaan.
Berdasarkan pewarnaan pada dinding selnya bakteri dapat dibedakan atas dua
kelompok yaitu :
1. Bakteri Gram positif
Apabila dilakukan pewarnaan maka akan terlihat warna ungu pada mikroskop,
karena bakteri Gram positif mempunyai dinding sel yang tebal dan telah
menyerap larutan kristal violet sehingga sel menciut dan tidak dapat mengisap
cairan lain. Bakteri Gram positif mempunyai dinding sel tebal (15-80 nm),
7
berlapis tunggal, kadungan lipid rendah (1-4%) dan lebih rentan terhadap
penisilin
2. Bakteri Gram negatif
3. Apabila dilakukan pewarnaan maka akan terlihat warna merah pada mikroskop.
Bakteri Gram negatif memiliki lapisan dinding sel yang tipis sehingga larutan
kristal violet dapat tercuci pada saat perendaman dengan alkohol 95% dan hanya
mampu menyerap larutan safranin. Bakteri Gram negatif memiliki struntur
dinding sel tipis (11-22 nm), berlapis tiga, kandunga lipid tinggi (11-22%), dan
sensitif terhadap penisilin.
F.PENGUJIAN BAKTERIOLOGIS
Uji bakteriologis terhadap bakteri E.Coli didalam sampel dilakukan dalam 4
tahap, yaitu :
1. Uji penduga (presumtive test)
Dilakukan untuk menentukan adanya koliform dalam sample air, dan untuk
memperkirakan jumlah mikroba dalam sampel air dengan metode Most Probable
Number (MPN)
Uji penduga bersifat spesifik untuk mendeteksi bakteri koliform dimana medium
dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing tabung berisi kaldu laktosa diinokulasi
dengan jumlah sampel air yang berbeda (0,01; 0,1; 1 ml). Masing-masing kelompok
terdiri atas 5; 1; 1 tabung dengan medium yang sama. Terbentuknya gas dalam
tabung durham merupakan bukti dugaan adanya bakteri koliform. Uji dugaan juga
dapat memberikan data kuantitatif adanya mikroba didalam sampel air dengan
metode MPN maka akan diperoleh jumlah mikroba yang ada dalam sampel air
tersebut (Aryanta, 2001).
2. Uji penguat (Confirmatif Test)
Uji ini menggunakan medium selektif dan diferensial seperti media BGLB yang
bersifat selektif untuk bakteri koliform dan akan memberikan penampaan yang khas
untuk jenis-jenis tertentu (Aryanta, 2001).
3. Uji pelengkap (Completed Test)
Uji pelengkap dilakukan untuk meyakinkan hasil yang positif dari uji
konfirmasi. Uji pelengkap adalah uji bagian terakhir dari tahap pemeriksaan sampel
air. Uji pelengkap adalah uji terakhir dari sampel. Semua koloni yang tumbuh pada
8
medium endo agar atau Mac conkey diinokulasikan kembali pada medium kaldu
laktosa dan NA miring untuk selajutnya diuji pewarnaan Gram.
4. Karakterisasi Eschericia Coli
Karakterisasi dilihat dari morfologi koloni yang tumbuh, morfologi sel dan dari
hasil pewarnaan. Karakteristiknya yaitu berbentuk batang, tidak berspora dan
apabila dilakukan pewarnaan gram biakan bakteri akan berwarna merah muda atau
merah.
III.
METODE PENELITIAN
A. BAHAN
Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam penelitian ini antara lain adalah
minuman-minuman dari berbagai pasar juadah di beberapa lokasi di Kota
aquadest, medium Lactose Broth (LB), medium Briliant Green Lactose Broth
(BGLB), Endo agar, Nutrient Agar (NA), larutan kristal violet, larutan lugol,
safranin, alkohol 95%, minyak imersi, alkohol 70%, aluminium foil, kertas
payung, karet tahan panas, kertas wrapping.
B. ALAT
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah tabung
reaksi, tabung durham, inkubator, cawan petri, erlenmeyer, gelas beker dan gelas
ukur, pipet volume, mortir dan stamper, rak tabung reaksi, lampu spirtus,
autoklaf, object glass, cover glass, mikroskop, mikro pipet, magnetik stirer,
batang pengaduk, yellow tip, karet hisap, hot plate, pipet tetes.
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Metode Sampling
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, sedangkan penentuan lokasi dan sampel adalah secara purposive
sampling. Sampel berupa produk minuman produksi rumah tangga. Sampel
diambil dari tiga orang pedagang berbeda yang terdapat di pasar juadah
yang memiliki kriteria banyak dikunjungi oleh masyarakat pontianak yaitu
pasar juadah yang terdapat di alun-alun kapuas (korem), pasar juadah yang
terdapat di pasar dahlia, pasar juadah yang terdapat di masjid Mujahidin.
Pemilihan sampel minuman produk rumah tangga yang terdapat pada pasar
juadah tersebut berdasarkan pada produk minuman rumah tangga yang
9
banyak digemari oleh masyarakat, memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi, kandungan lemak, memiliki penampilan yang menarik dan harga
yang terjangkau.
2.
Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan detergen lalu dibilas
dengan aquades, kemudian dikeringkan. Alat-alat tersebut dibungkus
dengan kertas payung dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C
tekanan 2 atm selama 15 menit. Ose disterilkan dengan cara dipijarkan pada
nyala api lampu spiritus.
3.
Pembuatan dan Sterilisasi Medium
a.Medium Nutrient Agar (NA)
sebanyak 2,3 gram medium NA kedalam 100 mL aquadest, kemudian
dipanaskan sampai mendidih dan diaduk sampai homogen. Medium
kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C tekanan 2 atm selama
15 menit.
b. Medium Lactose Broth (LB)
sebanyak 13 gram medium LB dilarutkan dalam 1000 mL akuades,
selanjutnya dipanaskan semua sampai homogen sambil diaduk. Medium
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C tekanan 2 atm selama 15 menit.
c.Medium Endo Agar
sebanyak 5 gram medium Mac Conkey dilarutkan dalam 100 mL
akuades, dipanaskan sampai mendidih dan larut semua. Medium kemudian
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C tekanan 2 atm selama 15 menit.
d.Medium Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)
sebanyak 20 gram medium BGLB ditimbang, kemudian dilarutkan
dalam 500 mL akuades. Medium dipanaskan sampai mendidih kemudian
diaduk sampai homogen. Medium kemudian disterilkan dengan autoklaf
pada suhu 1210C tekanan 2 atm selama 15 menit.
4.
Metode Pengujian Mikrobiologi
A. Uji Penduga
Satu mL sampel air diinokulasi kedalam 5 mL tabung yang berisi medium
LB, kemudian diinokulasi 0,1 mL air kedalam 1 tabung medium LB, setelah itu
diinokulasi 0,01 mL sampel air 1 tabung medium LB. Semua tabung diinkubasi
dalam inkubator dalam suhu 37oC selama 24 jam. Hasil pengamatan dicatat jika
10
pada tabung durham terbentuk gas atau medium berwarna kuning keruh berarti
positif.
B. Uji penegas
Pada uji penegas dilakukan 2 tahap pengujian yaitu:
Tahap I
Satu ose biakan dari setiap tabung uji penduga yang positif masingmasing diinokulasi kedalam 7 tabung yang berisi media BGLB, selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, kemudian diamati adanya asam dan
gas yang terbentuk. Hasil pengamatan yang terjadi dicatat, jika pada tabung
durham berbentuk gas atau medium berwarna menjadi hijau keruh berarti hasil
positif.
Tahap II
Medium endo agar dicairkan, selanjutnya dituang kedalam cawan petri
steril, dan didiamkan sampai membeku. Satu ose biakan dari tabung BGLB yang
menunjukkan reaksi positif diinokulasi kedalam medium endo agar dengan cara
menggoreskannya diatas permukaan medium. Medium diinkubasi pada 37oC
selama 24 jam, kemudian diamati adanya koloni bakteri spesifik yang berwarna
hijau metalik
C. Uji Pelengkap
Koloni-koloni yang berwarna hijau metalik diinokulasi kedalam medium
LB dan medium NA miring, kemudian dilakukan pewarnaan Gram dari biakan
yang telah ditumbuhkan pada medium NA miring setelah biakan berumur 24
jam pada suhu 37oC.
D. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dan
mempermudah pengamatan sifat bakteri dibawah mikroskop. Prinsip dari
pewarnaan ini adalah membedakan besar kecilnya kemampuan dinding sel
dalam mengikat warna dasar (kristal violet) setelah pencucian dengan alkohol
95%.
11
Adapun tahapan dalam pewarnaan Gram adalah sebagai berikut :
1. Dibuat preparat apusan bakteri
2. Diteteskan 2-3 tetes larutan kristal violet pada preparat apusan dan dibiarkan
selama 1-2 menit
3. Dibilas dengan aquadest, dikeringkan dengan kertas saring secara hati-hati
4. Diteteskan lugol selama 1-2 menit, selanjutnya apusan direndam dalam
alkohol 95% selama 30 detik, lalu dicuci dengan aquadest, dikeringkan
dengan kertas saring
5. Diteteskan larutan safranin selama 1-3 menit, dicuci dengan air dan
keringkan
6. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali menggunakan
minyak imersi
7. Dicatat hasil pengamatan terhadap morfologi bakteri
D. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan
1.
Identifikasi dan pengatasan masalah
2.
Persiapan
Minggu ke1
2
3
4
-penyiapan bahan uji
-preparasi sampel dan metode uji
3.
Pengujian bakteriologis
4.
Analisis hasil penelitian
5.
Penyusunan laporan akhir
12
IV.
Hasil dan Pembahasan
4.1 Uji mikrobiologis
a. Uji penduga (Presumptive Test)
Uji penduga dilakukan terhadap 6 sampel makanan laut meliputi ikan
gembung, sotong serta udang. Uji penduga dilakukan untuk menduga adanya
kandungan cemaran koliform dalam tiap sampel. Sampel yang digunakan berasal
dari tiga jenis pasar yang berbeda yaitu pasar dahlia dan pasar flamboyan. Adapun
pasar tersebut dipilih berdasarkan lokasi yang strategis yaitu berada dipusat kota
serta terdapat fasilitas-fasilitas publik yang menunjang seperti terminal sehingga
diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses lokasi tersebut.
Batas maksimum cemaran mikroba untuk ikan segar, udang dan sotong
dalam nilai MPN adalah 4 x 102 MPN/ml. Adapun hasil uji mikrobiologis dari
sampel maknn laut dapt dilihat pada Tabel 1. Dari data yang ditunjukkan pada Tabel
I menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri yang ditandai oleh terbentuknya gas
pada tabung durham. Terbentuknya gas menunjukkan terjadinya proses fermentasi
laktosa yang menghasilkan CO2.
Tabel 1. Hasil Uji Mikrobiologi
No
1.
Lokasi
Pasar
Jenis
Hasil Pemeriksaan
makanan
Total Koliform (Jumlah MPN/100 ml)
Ikan gembung
21
Sotong
220
Udang
30
Flamboyan
2.
Pasar
flamboyan
3.
Pasar
Flamboyan
4.
Pasar Dahlia
Ikan gembung
25
5.
Pasar Dahlia
Sotong
220
6.
Pasar Dahlia
Udang
35
13
Reaksi yang terjadi dalm proses fermentasi laktosa yang menghasilkan CO2
dapt dilihat dalam reaksi sebagai berikut :
Laktosa
Glukosa
CO2 + Asam laktat
Bakteri
C12H22O11.H2O
Laktosa
C6H1206
C6H1206
+
Galaktosa
C6H1206
Glukosa
CO2 + 2CH3CHOHCOOH
Glukosa
Asam laktat
Uji penduga yang positif ditandai dengan terbentuknya gas tetapi hal ini belum
dapat dipastikan adanya koliform didalam sampel, hal ini dikarenakan Lactosa broth
dapat juga difermentasi oleh bakteri lain selain koliform. Untuk memastikan bakteri
yang terdapat didalam sampel adalah koloform maka hasil positif penduga dilanjutkan
dengan uji penguat.
4.2 Uji penguat (Confirmative Test)
4.2.1
Uji penguat tahap I
Uji ini menggunakan medium Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB).
Adapun hasil uji penguat tahap I pada medium dapat dilihat pada Lampiran. Dari tabel
diatas menunjukkan bahwa terbentuk gas pada tabung durham dan medium menjadi
hijau keruh yang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung cemaran koliform.
Jika dilihat dari uji penduga yang mengandung bakteri dengan indeks MPN 960/100
ml sampel, dan uji hasil penguat dengan indeks MPN, maka dengan mengacu pada
syarat MPN dapat dikatakan tidak memenuhi syarat.
Adanya cemaran bakteri koliform pada sampel makanan laut kemungkinan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
14
1. Sumber air atau makanan berasal dari mata air yang sudah tercemar oleh
kotoran manusia/hewan.
2. Alat dan wadah yang digunakan sudah terkontaminasi
3. Terjadi kontaminasi pada saat proses pengemasan
4. Terjadi kontaminasi pada saat pemindahan sampel ke tempat penjualan
4.2.2
Uji penguat tahap II
Uji ini dilakukan terhadap sampel yang menentukan hasil positif. Adapun hasil uji
penguat dapat dilihat pada Lampiran. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
koloni bakteri yang ada pada medium endo agar yang bewarna hijau metalik adalah
kelompok bakteri koliform.
4.2.3
Uji Pelengkap (Completed Test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah koloni yang bewarna hijau
metalik pada uji penguat tahap II adalah benar bakteri Escherichia coli, karena bakteri
Escherichia coli digunakan untuk menilai tentang layak tidaknya sampel untuk
dikonsumsi.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa koloni bakteri yang diinkubasi kedalam
medium Lactose Broth menunjukkan hasil positif yaitu terentuknya gas pada tabung
durham sedangkan haisl pewarnaan Gram dari biakan yang diinkubasi ke dalam
medium Nutrient Agar miring selama 24 jam diperoleh bakteri yang berbentuk batang
dengan warna merah muda yang menunjukkan ciri-ciri dari bakteri Escherichia coli.
Karakterisasi
Produk toksin yang dihasilkan oleh fragmen DNA toksin Verositotoksigenic
(VTEC), Enteroagregatif ( EAggEC), Enteropathogenic (EPEC), Enteroinvasive
(EIEC), Enterohaemorrhagic (EHEC), dan Necrotoxigenic (NTEC) dengan metode
spesifik dan cepat dengan tehnik molekuler merupakan kontribusi dalam menemukan
produk unggul diantarnya adalah obat-obatan dan alat diagnostik.
Pendeteksian pada bakteri pathogen lain Salmonella sp yang merupakan infeksi
sistemik dimana telah terjadi 2,16 juta kasus demam tifus diseluruh dunia dimana di
15
Indonesia di Indonesia telah terjadi 148,7 per 100.000 orang yang terinfeksi setiap
tahunnya (A.M Shaban, 2008). Salah satu pasangan primer rRNA telah didesain
berdasarkan sekuens daerah V3 dan V6 dari gen 16S rRna. Selain itu pasangan primer
16 E1 dan 16 E2 juga telah digunakan untuk mendeteksi Escherichia coli secara
spesifik pada bakteri patogen. primer 16 E1 merupakan nukleotida ke 452-476 dari
daerah V3, sedangkan primer 16 E2 merupakan primer yang nukleotidanya berada pada
daerah V2 urutan mulai dari 1018-1035. Sampel yang tidak memberikan pita DNA
dengan ukuran spesifik yaitu 584 pasang basa kemungkinan tidak mengandung
Escherichia coli atu tidak mengalami amplifikasi (Bej et al, 1990)
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa makanan laut seperti udang,
sotong dan ikan gembung yang beredar dikota Pontianak dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Dari 15 sampel yang diuji, tiga sampel mengandung cemaran bakteri Escherichia
coli dengan kadar yang melampaui dari batas maksimum cemaran mikroba dalm
makanan yang telah ditetapkan yaitu 400/ MPN/100 ml
2. Hasil Uji pelengkap dan biokimia pada sampel makanan laut menunjukkan hasil
positif mengandung cemaran bakteri Escherichia coli yang termasuk kedalam bakteri
Gram negatif menghasilkan koloni berwarna merah
2.SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkarakterisasi jenis toksin bakteri
Escherichia coli dengan primer spesifik menggunakan Polymerase Chain Reaction
2. Perlu dilakukan identifikasi cemaran bakteri lain seperti Salmonella thypi terhadap
makanan laut dengan primer 16 E1 dan 16 E2.
V.
ORGANISASI PELAKSANA
1.
a.
Ketua pelaksana
Nama Lengkap
:
Rafika Sari, M. Farm. Apt.
16
b. NIP
:
198401162008012002
c.
:
Asisten Ahli
d. Institusi
:
FK Prodi Farmasi Universitas Tanjungpura
e.
:
Farmasi
2.
Jabatan Fungsional
Bidang keahlian
Anggota pelaksana
a.
Nama Lengkap
:
Pratiwi Apridamayanti, S. Far., Apt.
b.
NIP
:
198604182009122009
c.
Jabatan fungsional
:
Tenaga Pengajar
d.
Institusi
:
FK Prodi Farmasi Universitas Tanjungpura
e.
Bidang keahlian
:
Farmasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA
A. NAMA DAN TEMPAT TANGGAL LAHIR
Nama Lengkap
Tempat dan Tanggal Lahir
Rafika Sari, M.Farm., Apt
Pontianak, 16 Januari 1984
B. PENDIDIKAN
INSTITUSI DAN
GELAR
TAHUN SELESAI
BIDANG STUDI
S.Farm
2006
Farmasi
Apoteker
2007
Farmasi
M.Farm
2011
Biologi Farmasi
LOKASI
Universitas
Muhammadiyah,
Surakarta
Universitas
Muhammadiyah,
Surakarta
Universitas
Indonesia, Jakarta
C. PENGALAMAN PENGABDIAN
17
No
1.
Judul Pengabdian
Jabatan
Tahun
Pelatihan pembuatan jahe instan kepada
Anggota
2008
Anggota
2009
Anggota
2012
Anggota
2012
Jabatan
Peneliti
Tahun
2006
masyarakat di desa Rasau Jaya Kabupaten
Kubu Raya
2.
Pelatihan pembuatan nata de pina dan keripik
nanas di Kabupaten Kubu Raya
3.
Konsultasi Kesehatan dan pengobatan Gratis
di desa Punggur
4.
Konsultasi Kesehatan dan pengobatan Gratis
di PAL V Pontianak
D. PENGALAMAN PENELITIAN
No
1.
Judul Penelitian
Identifikasi Ribosom Inactivating Protein dari
tanaman kaktus pakis giwang, biji saga, dan
daun tolod dengan metode pemotongan DNA
superkoil
2.
Pengembangan sediaan Repellent nyamuk
Peneliti
2007
Peneliti
2011
Aedes aegypti dari ekstrak kulit batang
Langsat
3.
Isolasi dan karakterisasi bakteriosin bakteri
asam laktat galur Streptococcus dan Weissella
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA
A.NAMA DAN TEMPAT TANGGAL LAHIR
18
Nama Lengkap
Tempat dan Tanggal Lahir
Pratiwi Apridamayanti, S.Far., Apt
Pontianak, 18 April 1986
B.PENDIDIKAN
INSTITUSI DAN
GELAR
TAHUN SELESAI
BIDANG STUDI
S.Far
2007
Farmasi
Apoteker
2009
Farmasi
LOKASI
Universitas Ahmad
Dahlan, Jogjakarta
Universitas Ahmad
Dahlan, Jogjakarta
C.PENGALAMAN PENGABDIAN
No
Judul Pengabdian
Jabatan
Tahun
1.
Konsultasi Kesehatan Gratis, Pemeriksaan
Anggota
2011
Anggota
2011
Jabatan
Peneliti
Tahun
2007
Peneliti
2011
Darah Sederhana dalam Rangka Dies Natalis
UNTAN 2011
2.
Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan
konsultasi obat serta cara cuci tanagan yang
baik dan benar
D.PENGALAMAN PENELITIAN
No
1.
Judul Penelitian
Efek Khemopreventif Ekstrak Etanol Daun
Sambiloto pada Tikus yang diInduksi DMBA
2.
Analisis Kualitatif Formalin Dalam Ikan Asin
di Pasar Tradisional Kota Pontianak
Pontianak, 10 Desember 2012
Ketua Pelaksana
19
Rafika Sari, M. Farm. Apt.
NIP : 198401162008012002
DAFTAR PUSTAKA
Aryanta, N, dkk, 2001, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, Institut Teknologi Bandung,
Jurusan Biologi, FMIPA
A.M Shaban, B.M Haroun, dan Ali, 2008, J.Appl. Sciences, hal 1769-1776.
Bej A.K, Steffan RJ, Dicesare J.H, Atlas R.M 1990, Detection of Coliform Bacteria in
Water by PCR and Genes Probes, Applied Environment Microbiology, Vpl 56, p
37.
Buckle, dkk, 1987, Ilmu Pangan, Jakarta : Universitas Indonesia Press
Farasat T., dkk, 2012, isolation and biochemical identification of Escherichia coli from
wastewater effluents of food and beverage industry, Journal of cell and
molecular biology, 10(1), 13-18, Turkey.
Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2012, memberdayakan sector perikanan Indonesia,
www.seafoodservicecentre.com, diakses tanggal 1 November 2012.
Pelczar, M.J dan Chan, 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta : Universitas Indonesia
Press.
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel MPN untuk 5 seri tabung dengan 0,1, 0,01 dan 0,001 g
inokulum.
Tabel MPN untuk 5 seri tabung dengan 0,1, 0,01 dan 0,001 g
inokulum.
21
Tabung positif
Conf. lim. Tabung positif
Conf.lim.
MPN/g
MPN/g
0.1 0.01 0.001
bwah atas 0.1 0.01 0.001
bwah atas
0 0
0
<1.8
-- 6.8 4 0
2
21 6.8
40
0 0
1
1.8 0.09 6.8 4 0
3
25 9.8
70
0 1
0
1.8 0.09 6.9 4 1
0
17
6
40
0 1
1
3.6 0.7 10 4 1
1
21 6.8
42
0 2
0
3.7 0.7 10 4 1
2
26 9.8
70
0 2
1
5.5 1.8 15 4 1
3
31
10
70
0 3
0
5.6 1.8 15 4 2
0
22 6.8
50
1 0
0
2 0.1 10 4 2
1
26 9.8
70
1 0
1
4 0.7 10 4 2
2
32
10
70
1 0
2
6 1.8 15 4 2
3
38
14 100
1 1
0
4 0.7 12 4 3
0
27 9.9
70
1 1
1
6.1 1.8 15 4 3
1
33
10
70
1 1
2
8.1 3.4 22 4 3
2
39
14 100
1 2
0
6.1 1.8 15 4 4
0
34
14 100
1 2
1
8.2 3.4 22 4 4
1
40
14 100
1 3
0
8.3 3.4 22 4 4
2
47
15 120
1 3
1
10 3.5 22 4 5
0
41
14 100
1 4
0
11 3.5 22 4 5
1
48
15 120
2 0
0
4.5 0.79 15 5 0
0
23 6.8
70
2 0
1
6.8 1.8 15 5 0
1
31
10
70
2 0
2
9.1 3.4 22 5 0
2
43
14 100
2 1
0
6.8 1.8 17 5 0
3
58
22 150
2 1
1
9.2 3.4 22 5 1
0
33
10 100
2 1
2
12 4.1 26 5 1
1
46
14 120
2 2
0
9.3 3.4 22 5 1
2
63
22 150
2 2
1
12 4.1 26 5 1
3
84
34 220
2 2
2
14 5.9 36 5 2
0
49
15 150
2 3
0
12 4.1 26 5 2
1
70
22 170
2 3
1
14 5.9 36 5 2
2
94
34 230
2 4
0
15 5.9 36 5 2
3
120
36 250
3 0
0
7.8 2.1 22 5 2
4
150
58 400
3 0
1
11 3.5 23 5 3
0
79
22 220
3 0
2
13 5.6 35 5 3
1
110
34 250
3 1
0
11 3.5 26 5 3
2
140
52 400
22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
5
0
0
1
2
0
1
2
0
1
2
0
1
0
0
1
14
17
14
17
20
17
21
24
21
24
25
13
17
5.6
6
5.7
6.8
6.8
6.8
6.8
9.8
6.8
9.8
9.8
4.1
5.9
36
36
36
40
40
40
40
70
40
70
70
35
36
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
3
4
0
1
2
3
4
5
0
1
2
3
4
5
180
210
130
170
220
280
350
430
240
350
540
920
1600
>1600
70
70
36
58
70
100
100
150
70
100
150
220
400
700
400
400
400
400
440
710
710
1,100
710
1100
1700
2600
4600
--
Lampiran 2. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
23
Gambar 1.Sampel udang yang berasal dari Pasar dahlia
Gambar 2.Sampel ikan gembung yang berasal dari pasar dahlia
24
Gambar 3. Sampel udang yang berasal dari pasar Flamboyan
Gambar 4.Sampel Ikan gembung yang berasal dari pasar Flamboyan
25
Gambar 5. Sampel sotong yang berasal dari pasar Dahlia
Gambar 6. Lokasi pasar tradisional pengambilan sampel
26
Gambar 7. Sampel sotong yang berasal dari pasar Flamboyan
Gambar 8. Identifikasi sampel dalam media Endo Agar I
27
Gambar 10.Isolasi sampel mengandung cemaran Escherichia coli
dalam media Nutrient Agar I
Gambar 11.Isolasi sampel mengandung cemaran Escherichia coli
dalam media Nutrient Agar II
28
Gambar 12. Identifikasi sampel dalam media Endo Agar II
Gambar 13.Isolasi sampel mengandung cemaran Escherichia coli
dalam media Nutrient Agar III
29
Gambar 14.Identifikasi sampel Escherichia coli dalam medium cair
Gambar 15.Identifikasi Escherichia coli dalam medium agar miring spesifik
dan agar cair II
30
Gambar 16. Identifikasi Escherichia coli dalam medium agar
miring spesifik
dan agar cair II
Gambar 17. Kultur biakan bakteri Escherichia coli
31
Gambar 18. Kultur biakan suspensi bakteri Escherichia coli
32
Download