MODUL PERKULIAHAN Tehnik Lobby, Negosiasi & Diplomasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Public Relations 01 Abstract Kode MK Disusun Oleh 42023 Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Kompetensi Modul ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan memahami definisi lobi, negosiasi dan dan mampu menjelaskan tentang diplomasi. definisi lobi, negoasi dan diplomasi. Pengantar Istilah lobby atau dalam bahsa Indonesia menjadi lobi, negosiasi dan diplomasi sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan sesuatu yang asing. Bahkan kegiatan lobi dan negosiasi sudah kita lakukan setiap hari, namun kita sering tidak menyadarinya. Sedangkan diplomasi, sering diasosiasikan dengan hubungan luar negeri atau hubungan diplomatik antar Negara. Manusia diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, dimana antara satu suku dengan suku lain, atau antara kelompok satu dengan kelompok lain, dan dalam lingkup Negara, antara Negara satu dengan Negara lain memiliki berbagai ragam tingkat pemikiran, berbagai ragam kemauan, berbagai ragam kepentingan. Perbedaan pemikiran, cara pandang dan perbedaan kepentingan antara satu dengan yang lain, merupakan faktor utama penyebab terjadinya perbedaan dalam hal menfsirkan dan menyikapi suatu persoalan. Pada dasarnya, dalam banyak hal setiap manusia selalu ingin menang. Sebagian bear manusia tidak mau atau tidak bisa menerima kekalahan yang menimpanya. Dalam suatu pertandingan, dalam perlombaan, dalam berkendara di jalanan, bahkan dalam berkomunikasi, hampir setiap manusia selalu ingin menang. Suatu perselisihan kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik, tanpa menimbulkan permasalahan yang lebih besar, sering kali tidak terselesaikan dengan baik. Dalam arti, tidak ada titik temu antara pihak yang berselisih. Persoalan yang sama, bila dilandasi oleh perbedaan pemikiran, perbedaan cara pandang dan perbedaan kepentingan, menjadikan perbedaan pendapat atau tanggapan dari para pihak yang berkepentingan. Perbedaan pendapat yang berkepanjangan, tanpa ada penyelesaian yang arif bijaksana dan dapat diterima para pihak akan menjadi konflik, yang merupakan awal dari perpecahan, atau bahkan dapat menuju kepada peprangan, bila hal itu terjadi antar Negara. Oleh sebab itu, diperlukannya lobi, negosiasi atau bahkan diplomasi guna menyelesaikan berbagai persoalan, supaya tidak menjurus ke konflik, perpecahan atau bahkan peperangan. Kegiatan lobi, negosiasi dan diplomasi bukan semata-mata untuk 2016 2 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam arti yang lebih luas, lobi, negosiasi dan diplomasi perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama. Guna mencapai tujuan lobi sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan tehnik, strategi serta lobiist (pelobi) yang handal. Begitupun dengan negosiasi dan diplomasi, tehnik dan strategi serta negosiator atau diplomat yang handal. Sebagai mahluk sosial, kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama merupakan kebutuhan mutlak yang tidak bisa ditawar dan dielakkan. Sejak bangun tidur, aktifitas komunikasi sudah dilakukan, baik dengan diri sedniri maupun dengan manusia lainnya, hinggga tidur kembali. 1. Definisi Lobi (Lobi) Mungkin semua orang tahu istilah Lobi atau dalam bahasa Indonesia disebut lobi. Tapi tidak semua orang mengetahui latar belakang atau sejarah lobi. Apalagi menjelaskan definisi lobi. Dalam berbagai literatur, Istilah Lobi berarti; teras atau serambi ataupun ruang depan yang terdapat pada suatu gedung atau hotel-hotel yang dijadikan sebagai tempat duduk tamu-tamu. Tempat tersebut sesuai sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan awal, pembicaraan dan pendekatan antara pihak-pihak yang melakukan pertemuan. Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya keegiatan pertemuan di gedung, atau hotel, istilah lobi atau pertemuan di lobi tersebut dimaknai sebagai pendekatan (approach). Dengan kata lain, lobi adalah pendekatan awal yang menjurus ke suatu tujuan yang menguntungkan, baik satu ataupun kedua belah pihak. Berikut di bawah ini definisi lobi dari beberapa ahli: 1.1 Menurut kamus Webster, Lobi atau Lobiing berarti: Melakukan aktivitas yang bertujuan mempengaruhi pegawai umum dan khususnya anggota legislatif dalam pembuatan peraturan. 1.2 Menurut Advanced English – Indonesia Dictionary, Lobi atau Lobiing berarti: Orang atau kelompok yang mencari muka untuk mempengaruhi anggota 2016 3 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Parlemen;. Sedangkan Lobiist berarti: Orang yang mencoba mempengaruhi pembuat undang-undang. 1.3 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Me-lobi ialah melakukan pendekatan secara tidak resmi, dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang. Dari beberapa definisi lobi tersebut di atas, maka dapat diatarik suatu kesimpulan, bahwa lobi adalah: Kegiatan komunikasi tidak resmi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Atau sebagai kegiatan komunikasi awal untuk mempengaruhi keputusan, sebelum dilaksanakannya negosiasi atau diplomasi. Praktek Lobi dalam kehidupan sehari-hari: A. Dalam Kehidupan rumah tangga: Pada saat seorang anak menyampaikan suatu permintaan kepada bapaknya, dan ternyata sang bapak tidak memberikan jawaban sebagaimana yang diharapkan si anak, maka si anak akan meminta bantuan kepada ibunya yang dianggap memiliki hubungan lebih dekat dengan sang bapa. Kemudian ibunya melakukan pendekatan kepada bapak, guna menyampaikan pesan sang anak kepada bapak. Karena sang ibu mengetahui pasti sifat dan karakter bapak (suaminya), pada saat kapan, situasi yang bagaimana, dan dimana tempat yang paling tepat dia bisa berbicara dengan bapak, maka pada saat, situasi dan tempat yang tepat, sang ibu melakukan komunikasi dengan bapak, guna memuluskan permintaan sang anak. Apa yang dilakukan ibu terhadap bapak dalam hal ini adalah kegiatan lobi. B. Dalam organisasi atau perusahaan: Seorang Direktur Utama perusahaan A akan mengadakan pertemuan resmi (formal meeting) dengan seorang Bupati dalam rangka memperoleh ijin lokasi perkebunan. Sebelum Direktur Utama perusahaan A benar-benar berhadapan secara apple to apple dengan Bupati, biasanya direktur mengutus direktur lain, atau setidaknya seorang senior manager untuk melakukan pendekatan awal dengan Bupati. Setelah segala sesuatunya berjalan lancar sebagaimana missi yang diemban dalam lobi, maka diaturlah pertemuan antara Direktur Utama dengan Bupati, dalam rangka negosiasi. 2016 4 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id C. Dalam lingkup Kenegaraan: Salah satu fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR-RI) adalah membuat undang-undang bersama pemerintah. Sebelum rapat paripurna DPRRI yang akan membahas dan mengesahkan undang-undang tertentu, biasanya ada pihak-pihak atau steakholder (bisa dari perusahaan swasta, bisa pula BUMN) tertentu yang melakukan lobi anggota dewan, pimpinan komisi atau bahkan pimpinan fraksi. Lobi dimaksud adalah untuk menyampaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan undang-undang yang akan ditetapkan, agar supaya undang-undang yang ditetapkan tersebut tidak merugikan usaha pe-lobi atau pihak-pihak yang ada di belakang pe-lobi. Pelaksanaan lobi tidak hanya monopoli membawa misi kepentingan institusi, perusahaan atau kelompok. Lobi juga dapat dilaksanakan dalam rangka membawa misi kepentingan individu. Begitupun dengan sasaran lobi atau target lobi, juga tidak terbatas pada kelompok, instisuti, atau perusahaan, melainkan juga individu. Keberhasilan lobi akan berpengaruh terhadap keberhasilan negosiasi dan diplomasi, atau keberhasilan misi yang dibawanya. Sebaliknya, kegagalan lobi dapat berakibat pada gagalnya negosiasi atau diplomasi, atau kegagalan misi yang dibawanya. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan lobi sangat diperlukan pe-lobi yang handal, memiliki wawasan luas, pengetahuan yang dalam sesuai dengan bidang atau misi yang dibawanya, serta memiliki pengalaman yang memadai. Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya perbedaan kepentingan individu, kelompok, institusi atau Negara yang tidak mencapai titik temu, dapat berkembang menjadi konflik. Bilamana konflik tidak segera diselesaikan, dapat berkembang menjadi prahara atau bahkan peperangan. Untuk itu dalam tatanan kehidupan manusia yang makin komplek dan makin banyak kepentingan ini kegiatan lobi me lobi dianggap sebagai kegiatan yang cukup penting. Banyak kasus yang berawal dari silang pendapat, perbedaan kepentingan bermuara menjadi konflik, dan berakhir dengan tindak kekerasan. Banyak tindak kekerasan dalam rumah tangga terjadi biasanya bermula dari silang pendapat tentang masalah kecil. Begitu pula halnya silang pendapat yang terjadi di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) beberapa waktu lalu? Perbedaan pendapat dan kepentingan anggota 2016 5 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dewan yang terhormat itu berakhir dengan kekerasan fisik. Tindak kekerasan, konflik fisik adalah cara penyelesaian masalah pada jaman jahiliyah (kebodohan). Pada jaman yang serba canggih ini, ilmu pengetahuan yang sangat maju, manusia-manusia yang jauh lebih pintar ini, sudah sepatutnya bila menyelesaikan suatu masalah menjauhkan dari konflik fisik ataupun tindak kekerasan. Cara tersebut tidak santun, tidak berperikemanusiaan, dan jauh dari budaya kearifan. Sebab cara-cara tersebut akan merugikan berbagai pihak. Selain itu, dengan cara kekerasan permasalahan tidak akan selesai, justru menimbulkan permalsahan baru. Hal-hal yang berkaitan dengan lobi.: a. Me-lobi adalah melakukan pendekatan secara tidak resmi. Contoh; Ia berhasil melobi pimpinan perusahaan itu, sehingga keinginannya dikabulkan. b. Pe-lobi (dalam bahasa Indonesia), atau lobbyist (dalam bahasa Inggris) adalah orang yang melakukan lobi. c. Pe-lobi-an adalah proses, cara, perbuatan menghubungi atau melakukan pendekatan terhadap pihak tertentu, guna mempengaruhi pihak lain dalam mengambil keputusan. 2. Definisi Negosiasi Negosiasi (Negotiation) dalam arti harfiah adalah perundingan atau hal menyelesaikan masalah. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang untuk mencapai tujuan bersama. Berikut di bawah ini definisi negosiasi dari berbagai sumber 2.1 Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Negosiasi mempunyai 2 (dua) arti, yakni: a. Proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain. b. Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihakpihak yang bersangkutan. Secara ringkas dapat dirumuskan, bahwa Negosiasi adalah suatu proses perundingan antara para pihak yang berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu permasalahan. 2016 6 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2.2 Menurut Stephen Robbins dalam bukunya “Organizational Behavior” ( 2001), negosiasi adalah proses pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih, dan masing-masing pihak berupaya untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk proses pertukaran tersebut. Sedang dalam komunikasi bisnis, negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan. 2.3 Menurut Hariwijaya (2010) dalam bukunya “Strategi Lobi dan Negosiasi” menyebutkan definisi negosiasi adalah proses pertukaran barang dan jasa antara dua pihak atau lebih, dan masing-masing pihak berupaya untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk proses pertukaran tersebut. Lebih jauh, Hariwijaya mengemukakan definisi negosiasi dalam komunikasi bisnis adalah; suatu proses dimana dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan. Negosiasi adalah kegiatan komunikasi sehari-hari, yang sering tidak disadari oleh pelaku negosiasi. Sebagai contoh; saat seorang ibu menawar harga daging di pasar dengan pedagang daging. Maka apa yang telah dilakukan oleh ibu tersebut adalah kegiatan negosiasi. Ketika seorang ayah membujuk anaknya untuk belajar, nanti sang anak akan diberi hadiah ice cream. Dalam hal ini ayah tersebut telah melakukan negosiasi. Hampir setiap saat kehidupan manusia diwarnai oleh kegiatan negosiasi. Hanya saja banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan negosiasi. Negosiasi diperlukan sebagai salah satu upaya untuk menunjang kegiatan individu, organisasi dan Negara dalam mencapai tujuan individu, organisasi dan Negara. Pemahaman mengenai bagaimana menerapkan strategi negosiasi, mengerti model pendekatan tujuan dan prinsip–prinsip negosiasi serta mengenali modal dan karakteristik negosiasi sangatlah diperlukan. Dari beberapa definisi negosiasi tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor utama dalam negosiasi terdiri dari: 1. Adanya 2 (dua) pihak yang ingin bernegosiasi 2. Adanya permasalahan atau kepentingan 3. Adanya good will (kemauan baik) untuk mencari titik temu/kompromi 2016 7 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Adanya 2 (dua) pihak yang ingin bernegosiasi Dari sudut pandang ilmu komunikasi, kegiatan negosiasi tidak jauh beda dengan kegiatan komunikasi. Artinya; dalam kegiatan negosiasi minimal selalu melibatkan 2 (dua) pihak, seperti halnya dalam kegiatan komunikasi yang selalu melibatkan komunikator dan komunikan. Dalam konteks negoasi dengan pihak lain (bukan negosiasi dengan diri sendiri), kedua belah pihak yang memiliki keinginan untuk melakukan negosiasi. Bila salah satu pihak tidak mempunyai keinginan melakukan negosiasi, maka pelaksanaan negosiasi tidak akan pernah terlaksana. Pelaksanaan negosiasi dapat berlangsung minimal antara 2 (dua) pihak atau lebih. Pihak-pihak dalam negosiasi bisa berupa individu, kelompok, institusi atau bahkan Negara. Dalam pelaksanaannya, negosiasi bisa dilakukan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan isntitusi atau individu dengan Negara. Atau kombinasi antara individu, kelompok, isntitusi dan Negara. 2. Adanya permasalahan atau kepentingan Tapa adanya permasalahanatau kepentingan tidak mungkin terjadi negosiasi, meski ada 2 (dua) pihak atau lebih yang melakukan komunikasi. Sebab, mengacu pada pengertian dasar negosiasi adalah perundingan atau tawar-menawar. Proses perundingan atau tawar menawar mustahil berlangsung bilamana tidak ada permasalahan. Permasalahan merupakan kata kunci dari sebuah pelaksanaan negosiasi. Permasalahan terjadi karena para pihak mempunyai dasar intepretasi dan kepentingan yang berbeda, yang biasanya saling bertentangan satu dengan yang lain. Masing-masing pihak membawa misi yang harus dicapai. Disinilah diperlukannya negosiasi antar pihak, guna mencapai titik temu dan kesepakatan bersama, atau kompromi. 3. Adanya good will (kemauan baik) untuk mencari titik temu/kompromi Dalam proses negoasisi para pihak harus mempunyai good will (kemauan baik) untuk mencari titik temu/kompromi. Bila salah satu pihak tidak memiliki good will (kemauan baik) untuk mencari titik temu/kompromi dari permasalahan yang dinegosiasikan, tidak bersedia untuk saling memberi dan saling menerima, niscaya pelaksanaan negosiasi hanyalah sia-sia belaka. Oleh sebab itu kemauan baik untuk mau saling memberi dan saling menerima dari para pihak, adalah modal utama yang akan sangat membantu memecahkan persoalan dalam melakukan negosiasi sutau masalah atau kepentingan. 2016 8 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal-hal yang berkaitan dengan negosiasi: a. Negosiator adalah; orang yang melakukan negosiasi. b. Me-negosiasi-kan; melakukan negosiasi, melakukan tawar-menawar dengan perundingan untuk mencapai kesepakatan. c. Adversary adalah: orang yang menjadi sasaran/target negosiasi 3. Definisi Diplomasi Bagi orang awam istilah diplomasi sering diartikan sebagai keahlian berkomunikasi, atau kehalian berdebat, berargumentasi seseorang. Seseorang yang pandai berkomunikasi, bersilat lidah, pandai berdebat atau pandai memberikan argumentasi-argumentasi, oleh masyarakat kebanyakan disebut pandai berdiplomasi. Ada beberapa pengertian diplomasi dalam arti sempit, diantaranya; a. Diplomasi diartikan sebagai POLITIK LUAR NEGERI. Sebagai contoh; “Diplomasi Indonesia di Amerika sangat lemah.” Artinya; diplomasi Indonesia di Amerika sangat lemah.” b. Diplomasi diartikan sebagai PERUNDINGAN. Contohnya; “Persoalan Syuriah seharusnya dapat diselesaikan dengan cara diplomasi.” Artinya; “Peperangan yang terjadi di Negara Syuriah saat ini tidak perlu terjadi, karena dapat diselesaikan dengan cara diplomasi.” c. Diplomasi diartikan sebagai KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI atau BERSILAT LIDAH. Sebagai contoh: “Dia memang pandai berdiplomasi.” Artinya; “Dia pandai berkomunikasi atau bersilat lidah.” Dalam arti yang luas, diplomasi diidentikan dengan politik luar negeri suatu Negara. Dengan demikian, apa definisi diplomasi yang sebenarnya? Istilah diplomasi berasal dari bahasa Yunani “diploun” yang berarti “melipat”. Berikut definisi diplomasi dari berbagai sumber: 3.1 Menurut the Chamber’s Twenthieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially to treaties between states; political skill.” (seni 2016 9 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik). Dalam hal ini, ada dua unsure yang ditekankan. Pertama; tentang seni berunding sedangkan yang kedua; tentang aktifitas atau kegiatannya, yaitu perjanjian atau hubungan antar Negara. 3.2 Ivo D. Duchachek bependapat, “Diplomasi biasanya didefinisikan sebagai praktek pelaksanaan politik luar negeri suatu negara dengan cara negosiasi dengan negara lain. Tetapi diplomasi kadang-kadang dihubungkan dengan perang. Oleh karena itulah Clausewitz, seorang filolsof Jerman, dalam pernyataannya yang terkenal mengatakan bahwa perang merupakan kelanjutan diplomasi melalui sarana lain. 3.3 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kbbi.web.id/ menyebutkan arti kata diplomasi adalah; 1. urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yg lain; 2. urusan kepentingan sebuah negara dng perantaraan wakil-wakilnya di negeri lain; 3. pengetahuan dan kecakapan dl hal perhubungan antara negara dan negara; 4. cak kecakapan menggunakan pilihan kata yg tepat bagi keuntungan pihak yg bersangkutan (dl perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dsb); -- bersenjata diplomasi dng dukungan angkatan bersenjata; -- budaya diplomasi melalui pengenalan dan pemahaman pelbagai hasil seni budaya; -- megafon Pol diplomasi saling meneriakkan sikap keras, tuduh-menuduh, ancam-mengancam pihak yg bermusuhan; -- preventif Pol diplomasi yg berusaha mencegah campur tangan langsung negara besar dl krisis yg timbul di dunia ketiga; -- terbuka diplomasi yg dilaksanakan tanpa kesepakatan rahasia; 3.4 Menurut Brownlie, diplomasi merupakan setiap cara yang diambil untuk mengadakan dan membina hubungan dan berkomunikasi satu sama lain, atau melaksanakan transaksi politik maupun hukum yang dalam setiap hal dilakukan melalui wakil-wakilnya yang mendapat otorisasi. Diplomasi pada hakikatnya juga merupakan negoisasi dan hubungan antar negara yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah, untuk itu diperlukan suatu seni 2016 10 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan kemampuan serta kepandaian untuk mempengaruhi seseorang sehingga dapat tercapai tujuannya. Kemampuan untuk berunding itu harus dilakukan secara maksimal agar dapat dicapai hasil yang maksimal pula dalam suatu system politik dimana suatu perang mungkin bisa terjadi. Intinya, kegiatan diplomasi hanya dilakukan antar pihak yang mewakili Negara, dimana masing-masing Negara dapat diwakili oleh presiden, wakil presiden, menteri, duta besar, konsulat, atau utusan khusus dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Meski tidak menutup kemungkinan pimpinan legeslatif melakukan kegiatan diplomasi dengan Negara lain. Bilamana diplomasi dilakukan oleh menteri, wakil presiden atau bahkan presiden suatu Negara, maka diplomasi tersebut dikategorikan sebagai diplomasi tingkat tinggi. Sukses tidaknya suatu diplomasi sangat dipengaruhi oleh diplomat (orang yang melakukan diplomasi). Luasnya wawasan, tingginya pengetahuan, banyaknya pengalaman serta kemampuan negosiasi yang handal merupakan modal dasar untuk menggapai keberhasilan diplomasi. Dari berbagai definisi negosiasi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa diplomasi adalah; Seni negosiasi, kemampuan dan kecakapan membangun dan menjaga hubungan antara Negara dengan Negara, dalam rangka mengemban misi Negara. Hal-hal yang berkaitan dengan diplomasi: a. Diplomat adalah; orang yang melakukan diplomasi, atau orang yang berkecimpung atau terlibat di bidang diplomasi. Misalnya; menteri luar negeri, duta besar, konsulat, utusan khusus suatu Negara dsb. b. Diplomatik adalah; segala sesuatu yang berkenaan dengan hubungan resmi antara Negara dengan Negara. Sebagai contoh; “Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Isreal.” Artinya; “Indonesia tidak mempunyai hubungan resmi dengan Negara Isreal.” 2016 11 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Daftar Pustaka Achmad. Zen. Tehnik Presentasi dan Negosiasi. Lentera Ilmu Cendekia. Jakarta. 2014 Brownlie, Ian, Principles of Public International Law-second edition, Universitty Press, Oxford, 1973. Dawson, Roger, Secrets of Power Negotiation, Seni Negosiasi, Cetakan keenam, Gramedia, Jakarta, 2015 Hariwijaya, Strategi Lobi dan Negosiasi, PT. Suka Buku, Jakarta, 2010 http://dokumen.tips/documents/diplomasi-lobi-negosiasi.html http://belajarkomunikasi2009.blogspot.com/2010/04/lobi-dan-negosiasi.html kbbi.web.id/ N. Schoonmaker, Langkah-langkah Memenangkan Negosiasi, PIM, Jakarta, 1993. Dewi Fortuna Anwar Thorn, Yeremi G. Terampil Bernegosiasi, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1991 2016 12 Tehnik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id