review Uta ma Gatot Subroto, Mutiara yang Mulai Bersinar 34 1 3e r - o k t o b e r 2 0 1 5 BusinessReview | SMeepi t2e0mb Foto: Istimewa Orang-orang bisnis dari segi tiga emas pun sudah mulai menentukan pilihan dan memutuskan migrasi ke Gatot Subroto (Gatsu). Daerah ini menjadi magnet baru, apalagi memiliki ruas jalan dengan infrastruktur terlengkap dan dilewati pipa gas, strategis, dekat dengan transportasi publik dan akses kemanamana lebih gampang. endati terjadi perlambatan ekonomi, Indonesia disebut-sebut tetap menjadi prioritas tujuan investasi sektor properti dibanding negara lain di kawasan Asia. Pasalnya, Jakarta menjadi salah satu kota yang pertumbuhan sektor propertinya paling tinggi di antara kota lain di Indonesia, bahkan di Asia. Hal ini ditandai oleh laju kenaikan harga tanah dan bangunan di Jakarta yang melebihi kota lain. Entah terkait atau tidak, yang jelas publikasi pemberlakuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang baru untuk Wilayah DKI Jakarta, oleh pemerintah DKI Jakarta di awal tahun 2014 menimbulkan perdebatan, spekulasi, dan obrolan hingga warung kopi. Apalagi membaca NJOP di beberapa kawasan bisnis Jakarta, yang nilainya bikin geleng-geleng kepala. Kenaikan NJOP di Jakarta bervariasi, yakni 120-140 persen dan disesuaikan de­ ngan lokasi wilayah. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, memberikan alasan soal kenaikan tersebut. Menurutnya, kenaikan NJOP, diambil, mengingat selama empat tahun terakhir belum ada kenaikan, dan kenaikan tersebut bertujuan menyetarakan harga yang beredar di lapangan, sebab perbedaan dengan harga pasar cukup signifikan. Coba tengok, NJOP di Jl MH Thamrin naik hampir 100 persen, dari sekitar Rp33 juta/m2 menjadi Rp65 juta/m2. Kemudian di Jl Gatot Subroto dari Rp28 juta/m2 menjadi Rp59 juta/m2, dan di Jl Rasuna Said dari Rp27 juta/m2 menjadi Rp41 juta/ m2, Jl. Sudirman dari 31 juta/m2 menjadi Rp66 juta/m2. Hebatnya, kenaikan NJOP Jl. Gatot Subroto lebih tinggi dari kawasan Kuningan, yang sudah lama dikenal sebagai salah satu Golden Triangle (Segi Tiga Emas Jakarta). Bahkan kenaikan Gatsu mencapai 111 persen, lebih tinggi dari ketiga kawasan tersebut. Ada apa dengan Kawasan Gatot Subroto? Sepertinya bukan sekadar menetapkan NJOP. Pemerintah tentu sudah memiliki pertimbangan tersendiri dengan melihat prospek kawasan yang lebih familiar disebut Gatsu itu. Berapa pemain besar properti sudah mengendus prospek daerah ini dengan mulai berebut menggarap Gatsu. Orangorang bisnis dari segi tiga emas pun sudah mulai menentukan pilihan dan memutuskan migrasi ke tempat ini. Gatsu menjadi magnet baru, apalagi Gatsu memiliki ruas jalan dengan infrastruktur terlengkap dan dilewati pipa gas. Melirik Gatsu, memang terjadi setahun belakangan ini. Sebelumnya, masih kalah pamor dibandingkan dengan kawasan Thamrin, Sudirman, Kuningan, SCBD atau saudara dekatnya Kawasan Satrio. Padahal Gatsu sebagai salah satu jalan arteri Jakarta, keberadaanya bak mutiara yang belum dipoles, namun menyimpan nilai yang luar biasa besarnya. Kini Gatsu sudah bangun dari tidur panjang dan mulai menunjukkan taringnya. Dimana, banyak pelaku bisnis sudah mulai beralih ke daerah ini. Alasannya beragam, pertama lalulintas Jakarta yang dihiasi de­ ngan kemacetan, sehingga kawasan Gatsu menjadi pilihan. Dekat dengan stasiun Busway dan dekat dengan LRT yang sedang dibangun pemerintah. Selain itu, posisinya stragis, kemana-mana mudah. Baiknya lagi berada dekat dengan pintu tol, akses ke bandara lebih mudah. Ruas jalan yang adapun lebih lebar dari jalan lainnya di Jakarta. Banyak yang memprediksikan Gatsu bakal menjadi salah satu kawasan pusat S e p t e mb e r - o k t o b Meeri 2 0 1 3 5 | BusinessReview 35 review Uta ma dan kawasan Husni Thamrin kurang dari 50.000 sqm. Untuk tiga tahun ke depan, kawasan Gatot Subroto menjadi kawasan alternatif untuk perkantoran. Nanti ada 1,23 juta sqm suplai perkantoran di Jakarta untuk 2014-2016, dan kawasan Gatot Su­ broto menyumbang 33%. Managing Director Synthesis Square, Julius J. Waraouw, menga­ takan, dengan kondisi rupiah yang saat ini sudah di atas Rp 14.000 maka sekarang saat yang tepat untuk investasi di sektor properti. Dimana, membeli properti selama masa re- Foto: Istimewa bisnis baru yang menjadi “sarang” perkantoran perusahaan nasional dan multinasional terkemuka. Pertimbang­an itu bukan tidak mungkin, mengingat koridor Gatot Subroto harga lahannya masih terhitung kompetitif. Sementara di tengah kondisi pasar sedang melambat, kurang feasible membangun di kawasan-kawasan paling populer seperti Sudirman dan Thamrin. Maka Gatot Subroto sebagai koridor yang menawarkan masa depan investasi menarik. Tahun lalu dalam sebuah market terdapat kenaikan yang signifikan sebagai akibat akumulasi “kerugian“ dan “biaya investasi“ sebagai beban bagi pengguna akhir. Hal ini menyebabkan kenaikan harga properti secara pasti melewati tingkat inflasi atau depresiasi rupiah (capital gain). Bagi Julius, investasi di sektor properti tidak memerlukan pengetahuan tingkat tinggi untuk memahaminya seperti pada instrumen investasi lainnya. Dalam sejarah perkembangan properti di Indonesia belum pernah terdapat pengembang yang menawarkan penurunan harga propertinya. Bagi para investor panduan berinvestasi di sektor pro­ perti tetap sama yaitu lokasi tanah yang baik dan strategis, harga yang “murah“ untuk lokasi itu, sudah terbangun atau pasti terbangun hingga selesai, dibangun oleh pengembang yang kredibel dan memiliki komitmen, memiliki kualitas yang sesuai. Tak kalah penting untuk diingat dalam berinvestasi properti adalah properti tersebut harus bebas dari masalah dan sengketa hukum. Synthesis Gairahkan Gatsu review, di Jakarta, Associate Director Colliers International Ferry Salanto, pernah menyinggung prospek Gatsu ini. Menurutnya, saat ini dominasi perkantoran masih di kawasan Sudirman, namun ke depan kawasan Gatot Subroto akan menjadi pilihan untuk perkantoran karena lahan yang masih tersedia cukup banyak. Apalagi kawasan Jl. Jenderal Sudirman yang selama ini menjadi pusat perkantoran, dinilai sudah sangat padat. Menurut Ferry, suplai perkantoran di kawasan Gatot Subroto pada 2014-2016 akan menyumbang 400.000 square meter (sqm), disusul oleh kawasan Sudirman seluas 350.000 sqm lebih, dan Rasuna Said di atas 200.000 sqm. Selain itu, Mega Kuningan hampir 100.000 sqm, kawasan Satrio di atas 100.000 sqm, 36 sesi bisa menjadi pilihan ideal bagi investor. Masing-masing investor memiliki perbedaan sumber daya, tujuan, dan strategi. “Jika memiliki dana cukup untuk membeli properti, maka orang itu dapat mengambil keuntungan dari investasi properti yang ditawarkan,” ujarnya. Menurutnya, terdapat peluang yang dapat dipetik dari krisis masa lalu maupun pelambatan ekonomi masa kini. Yaitu mereka yang dapat memanfaatkan momentum krisis dengan bertahan dan mengumpulkan investasi properti dengan “harga bersaing“ menjadi “pemenang“ pada saat keadaan normal kembali dan pasar kembali optimis. Di sisi lain “opportunity loss“ yang terjadi selama krisis akan dibebankan pada harga properti disaat kondisi kondusif sehingga 1 3e r - o k t o b e r 2 0 1 5 BusinessReview | SMeepi t2e0mb Sang maestro properti Ir. Ciputra, menggambarkan sektor properti, ibarat gerbong. Lokomotifnya adalah industri dan perdagangan. Sementara pelaku bisnis properti itu mirip pelari lintas alam, yang tak sekadar pelari jauh tapi panjang napas. Analogi sektor properti tersebut sangat tepat apabila dikaitkan dengan eksistensi Grup Synthesis yang kian eksis di tengah ketatnya persaingan bisnis sektor properti saat, ini. Tidak percaya? Tanya saja pendapat masyarakat yang menjadi konsumen dari proyek-proyek Synthesis. Sentuhan midas orangorang Synthesis, membuat di mana saja Grup Synthesis membangun, proyeknya laris manis bak kacang goreng. Tidak salah. Grup ini tidak sekadar membangun. Faktor lokasi strategis dan kenyamanan, keaman- atas lahan seluas 1,6 Ha yang akan di dedikasikan untuk pembangunan gedung perkantoran, apartemen, hotel dan pusat ritel. Pembangunan ini dimulai pertengah­an tahun 2016 dan penyele­saiannya dalam 3 sampai 7 tahun mendatang. Pengembang, Synthesis Development menawarkan harga kompetitif, dan intensif lainnya untuk di proyekproyeknya, diantaranya Bassura City, The Residence at Synthesis Square dan Synthesis Residence Kemang. Dalam kondisi seperti ini, calon pembeli memiliki posisi tawar yang lebih baik dibanding saat kondisi pasar normal. Peran Synthesis Development dalam menggairahkan kawasan Gatsu, diakui oleh Managing Director Synthesis Square, Julius J. Waraouw. Hunian kelas premium Synthesis Square yang dikembangkan ini terdiri atas gedung perkantoran dan tower apartemen. Gedung lama yang bekas kantor Hero dimodernisasi dan tetap sebagai perkantoran. Apartemen akan dibangun di sebelahnya setinggi 32 lantai sementara gedung yang di bagian depan yang persis di Jalan Gatot Subroto akan di-demolish dan dibangun gedung baru setinggi 36 lantai untuk perkantoran. Pada tahap pertama perseroan telah membangun satu gedung perkantoran yang benama Synthesis Square Tower 2 yang terdiri dari 10 lantai. Kemudian Synthesis akan membangun kawasan hunian dalam bentuk apartemen sebanyak 188 unit dan terakhir perseroan akan membangun satu gedung perkantoran dengan nama Synthesis Square Tower 2 setinggi 33 lantai yang juga akan terdapat kawasan komersil dan hotel. Kami akan bangun apartemen pada pertengahan tahun 2016 mendatang. Kemudian, tower 2 akan dimulai pada pertengahan tahun 2019 mendatang Dari sisi harga, perkantoran pada tower 1 sebesar Rp 40 juta per meter square, sedangkan apartemen perseroan akan menjual pada harga Rp 38 juta per square meter sehingga harga per unitnya mulai dari Rp 2,8-7 miliar. Sementara untuk total investasi, Julius belum berani menyebut angka pasti, mengingat fluktuasi rupiah yang tidak stabil. Tetapi kalau dari hitungan awal bisa diatas Rp 3 triliun. Dalam memilih sebuah hunian terutama untuk kelas premium, faktor lingkungan menjadi kunci bagi konsumen dalam menjatuhkan pilihannya. Sebuah kawasan tempat tinggal yang baik dengan lingkungan Foto: Dok Synthesis an, dan akses yang dilalui menjadi pertimbangan. Apalagi dalam pembangunannya selalu didesain oleh artitek-arsitek kelas dunia. Sudah tak terhitung lagi jumlah Apartemen dan kawasan hunian yang dibangun dengan kesan memuaskan. Tapi yang mudah diingat, kita lihat saja akhir-akhir ini yang booming dengan dikerumuni banyak pembeli. Sebut saja, Bassura City, kawasan hunian superblok dengan konsep mixed use development. Kawasan ini memadukan antara hunian (apartemen, hotel) dan commercial area (Fasilitas Perbelanjaan, office, cinema, convention hall, sport facilities, education center, health care). Bassura City dibangun di atas lahan seluas empat hektar dan berlokasi di Jl. Basuki Rahmat No. 1 A Jakarta 13410. Tak salah dalam Property Award 2015 yang dihelat di InterContinental MidPlaza Jakarta pada Kamis, 3 September 2015, Bassura City berhasil menjadi pemenang dalam kategori “Best Affordable Condo Development”. Begitu juga dengan Synthesis Residence Kemang. Merupakan proyek terbaru Synthesis Development yang dibangun di kawasan Kemang Jakarta Selatan. Synthesis Residence Kemang merupakan hunian Apartemen Eksklusif bergaya Arsitektur Etnik Modern ( Javaness Style), memiliki fasilitas lengkap dan area taman yang cukup luas dengan nuansa hijau, hal ini menjadikan hunian nyaman dan asri di tengah lokasi CBD Simatupang dan kawasan hiburan Kemang. Dan, yang tidak kalah hebatnya dan bakal menjadi magnet baru adalah Synthesis Square di Kawasan Gatsu. Ini adalah kiprah PT Synthesis Development yang membangkitkan raksasa tidur Jl. Gatot Subroto Jakarta. Di lokasi bekas Hero Supermarket, PT Synthesis Development mengembangkan Synthesis Square, yang merupakan mixed use area yang sedang proses. Synthesis Square ini dibangun di S e p t e mb e r - o k t o b Meeri 2 0 1 3 5 | BusinessReview 37 review Foto: Dok Synthesis Uta ma nyaman dan tertata rapi menjadi cermin gaya hidup mapan. Di benak banyak konsumen, dengan harga yang mereka bayar, impian yang diinginkan adalah mendapatkan hunian dengan kemewahan fasilitas yang eksklusif disertai teknologi dan tidak terdapat di tempat lain. Konsep ini jugalah yang ditawarkan Synthesis Square. Apalagi tower-tower di Synthesis Square dibangun terpisah sehingga penghuni apartemen dan orang-orang yang berkantor tetap merasa nyaman dan privasinya terjaga. Tower bagian depan akan dilengkapi area food & beverage (F&B). Julius J. Waraouw mengatakan, Synthesis Development untuk setiap proyek yang dibangunnya, tidak sekadar membangun. Tetapi faktor lokasi yang strategis dan dilewati transportasi publik merupakan bagian dari pertimbangan. Apartemen yang dibangun ini sangat green. Dimana kawasan hijaunya mencapai 60 persen. Desainnya mengusung langgam modern minimalis dengan sentuhan etnik untuk mempertahankan khazanah heritage Indonesia. Synthesis Square Gatsu bakal menjadi tower paling prestisius de­ ngan menghadirkan permintaan konsumen akan pembangunan hunian vertikal dengan beragam kemudahan dan kenyamanan. Banyak orang memimpikan me38 miliki hunian di kawasan ”mixed use” atau terpadu yang berlokasi di tengah kota Jakarta. Hunian di kawasan mixed use dekat dengan lokasi kerja, dan memiliki beragam fasilitas untuk keluarga, menjadi pilihan tepat. Synthesis Square menjadi salah satu yang dikembangkan oleh Synthesis Development pada saat yang tepat, dan menjadi pilihan cerdas bagi banyak pribadi ataupun investor yang ingin memiliki hunian di lokasi strategis, dengan akses mudah, serta jaminan prestige dan investasi dimasa datang. Tidak dipungkiri faktor yang tak kalah penting dalam memilih apartemen adalah tujuan investasi kualitas hidup dan investasi finansial untuk masa depan. Investasi kualitas hidup yang dimaksud adalah, de­ ngan tinggal pada hunian apartemen yang berlokasi di tengah kota akan menghemat waktu tempuh perjalan­ an, sehingga kuantitas dan kualitas interaksi bersama keluarga lebih besar dibandingkan jika tinggal di area sub urban. Dari sisi investasi finansial, sebuah apartemen yang berada di lokasi strategis memiliki 2 sumber utama yaitu capital gain dan cashflow. Jadi keuntungan yang dimiliki sebagai pemilik apartemen adalah keuntungan atas selisih jual dan beli serta biaya sewa. Nilai investasi apartemen mengalami perkembang­ 1 3e r - o k t o b e r 2 0 1 5 BusinessReview | SMeepi t2e0mb an secara finansial, karena investasi properti memang tidak pernah meng­alami kerugian. Karya Synthesis Square layak untuk dijadikan pilihan bagi investasi kualitas hidup dan investasi finansial. Tak Sekadar menawarkan hunian. Namun dilatarbelakangi banyaknya kalangan muda dan produktif yang kurang berani memutuskan untuk segera memiliki hunian, perusahaan PT Synthesis Development pun meluncurkan program “Smart Saving” untuk membantu kalangan muda memiliki apartemen. Program ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang tepat untuk mendukung kepemilikan atas hunian bagi kalangan usia muda. Smart Saving, dilakukan dengan adanya kesepakatan kerjasama antara Synthesis Development dengan pihak korporasi, karena program ini akan berlaku untuk karyawan dari korporasi atau perusahaan tersebut. Program Smart Saving, lanjutnya, memudahkan upaya kepemilikan hunian di tengah kota Jakarta. De­ ngan menggunakan program Smart Saving, tidak perlu khawatir akan naiknya harga properti yang per tahun diperkirakan kenaikannya 10 – 30 persen per tahun. Selain itu, uang muka (down payment/DP) dalam program Smart Saving juga dapat dicicil selama 3 tahun. n Kormen