Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) SATELIT MODIS-TERRA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADI KABUPATEN BANYUWANGI Abstrak Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi wilayah yang beragam, baik potensi peternakan, pertanian maupun industri. Dalam usaha pengembangan potensi daerah ini, pendekatan secara teknologi dalam mendapatkan informasi masih kurang. Dengan pendekatan teknologi diharapkan informasi potensi wilayah dapat diterima dengan lebih optimal, dan pengembangan sistem pertanian dapat direncanakan dengan baik. Kondisi ini dapat dipenuhi dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menyediakan data atribut dari suatu objek peta beserta data spasialnya. Peranan SIG dalam pengembangan potensi dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan tindakan terhadap daerah yang potensial untuk pengembangan lebih lanjut. GIS yang disajikan dengan berbasis web pada perancangan ini juga dapat digunakan sebagai alat pemberian informasi kepada masyarakat luas. Gambaran sebuah lokasi pertanian dan perairan yang tersebar dikabupaten banyuwangi akan di sajikan secara realtime sesuai dengan kondisi dimana pertanian tersebut berada, penyajian inilah yang akhirnya nanti bisa menjadi bahan refrensi bagi para pengelola lahan serta petani sehingga memiliki data dalam perencanaan awal memulai pertanian didaerah tersebut. Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, Peta, Potensi, lahan, spasial Abstract Banyuwangi has the potential of a region as diverse, good potential for livestock, agriculture and industry. In an effort to develop the potential of this area, technological approach in getting the information is still lacking. With the approach of potential areas of information technology is expected to be accepted by more optimal, and the development of agricultural systems can be planned properly. This condition can be satisfied with the Geographic Information System (GIS) that can provide the data attributes of an object map and spatial data. The role of GIS in the development of the potential can be used as a tool for taking action against potential areas for further development. GIS is presented with a web-based on this design can also be used as a tool to provide information to the general public. Picture of a farm location and spread the county banyuwangi waters will be presented in realtime in accordance with the conditions in which the farm is located, the presentation is what could eventually become a reference material for land managers and farmers that have data in the initial planning started the farm in the area. Keywords: Geographic Information System, Map, Potential, land, spatial 1 Pendahuluan Pemantauan pertumbuhan tanaman padi dan prediksi produksi padi sangatlah penting bagi Indonesia mengingat beras merupakan makanan pokok penduduk indonesia. Kabupaten Indramayu dan Subang merupakan dua lokasi studi sentra padi di Jawa Barat sejak tahun 2008. Program pemantauan tanaman padi di kedua kabupaten ini merupakan kerjasama penelitian antara BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan ERSDAC (Earth Remote Sensing Data Analysis Center), Jepang. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan tanaman padi menggunakan berbagai wahana inderaja, seperti in-situ menggunakan spectroradiometer, pesawat udara dan satelit dengan berbagai resolusi spasial dan temporal, serta sensor optik dan radar dengan berbagai resolusi spektral, dari multispektral hingga hiperspektral. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten agraris yang terletak dipropinsi Jawa Timur. Sebagai daerah agraris maka mata pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena keanekaragaman sumber pangan yang ada juga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Analisa potensi lahan pertanian sangat diperlukan, karena dengan diketahuinya lahan pertanian dapat diprediksi hasil panen dan rekomendasi pemanfaatan lahan yang sesuai, sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil panen yang maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan daerah tersebut. Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan pemerintah sebagai salah satu strategi mengurangi kemiskinan dan pengangguran, dengan jelas telah menempatkan pertanian sebagai salah satu sektor unggulan. Perbaikan mutu, kuantitas dan kontinuitas produk pertanian merupakan target yang harus dicapai sebagai salah satu indikator keberhasilan program tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam upaya mencapai target diatas di antaranya musim panas yang berkepanjangan (kekeringan), berkurangnya kesuburan tanah, serangan hama dan penyakit serta gulma. Dari uraian sebelumnya jelas terlihat bagaimana potensi teknologi penginderaan jauh dalam mendeteksi kondisi biofisik tanaman, tanah, bahkan memberikan informasi cuaca (satelit cuaca) yang cepat, murah, detail dan up-todate. Selain itu, prediksi hasil panen untuk skala lokal dapat diperoleh langsung lewat data penginderaan jauh. Walaupun untuk prediksi hasil pada skala yang lebih luas(regional), dibutuhkan adanya integrasi dengan SIG karena menggunakan parameter yang lebih kompleks. Adopsi teknologi geospasial merupakan salah satu management option dalam mencapai keberhasilan program revitalisasi bidang pertanian. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal. Integrasi data satelit dan model produktivitas tanaman merupakan metode analisis kuantitatif yang penting untuk Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... menduga hasil panen pada skala lokal dan regional. Data penginderaan jauh praktis digunakan untuk permodelan tanaman dengan kondisi kanopi yang selalu dinamis berubah dalam waktu dan ruang. Aplikasi SIG di bidang pertanian misalnya untuk prediksi produksi tanaman, pemetaan perwilayahan komoditi dan identifikasi penyebaran pupuk. Di bidang kehutanan, untuk pemetaan hutan, evaluasi lahan kritis, perencanaan penebangan pohon untuk industri hutan, perencanaan refo-restasi, dan visualisasi bentangan lahan. Untuk konservasi, SIG digunakan untuk pemetaan habitat flora dan fauna dan perencanaan kawasan konservasi. Permodelan dengan menggunakan SIG menawarkan suatu mekanisme yang mengintegrasikan berbagai jenis data (biofisik) yang dikembangkan atau digunakan dalam penelitian pertanian. Monitoring kondisi tanaman pertanian sepanjang musim tanaman serta prediksi potensi hasil panenberperan penting dalam menganalisis produksi musiman dan fase produksi padi. Informasi hasil panen yang akurat dan terkini sangat dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian/Dinas/Instansi terkait. Modeling agroeko sistem berbasis SIG merupakan metode powerful di mana dapatmembantu pengelola/pengambil keputusan di bidang pertanian untuk menganalisis secara langsung bukan hanya pengaruh lingkungan biofisik terhadap produksi tanaman tetapi juga menganalisis pengaruh sistem budidaya terhadap hasil panen. Dengan berbagai persoalan tersebut maka perlu bagi pemerintah daerah dan instansi terkait menerapkan pola manajemen dan pemantauan produksi yang semakin modern dengan memanfaatkan teknologi geospasial. Saat ini memang telah banyak informasi tentang hasil pertanian di suatu daerah, namun kali ini kami akan memberikan suatu sistem informasi mengenai hasil pertanian di kabupaten Banyuwangi dalam bentuk peta, selain itu kami juga akan memberikan informasi tentang analisa jenis tanaman yang cocok untuk ditanam pada daerah tersebut berdasarkan jenis lahan pertanian daerah tersebut. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang hasil pertanian di Kabupaten Banyuwangi serta jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam di daerah tersebut ANALISIS DAN PERANCANGAN 2 masyarakat memanfaatkannya menjadi area persawahan yang luasnya mencapai seribu seratus empat puluh empat hektar dengan hasil padi per tahun rata-rata sebesar seratus dua ribu enam ratus enam puluh dua koma dua kwintal, hasil palawija per tahun rata-rata delapan ribu delapan ratus delapan puluh enam kwintal. Selain pertanian, Kota Banyuwangi juga memiliki potensi perindustrian dan pariwisata. Industri kecil menengah sampai industri besar sebanyak seribu sembilan ratus tiga puluh dua jenis, dengan investasi mencapai tiga ratus enam puluh lima koma empat milyar. Dari waktu ke waktu Kota Banyuwangi harus dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi yang ada di Kota Banyuwangi. Profil Kota Banyuwangi yang didalamnya memiliki potensi baik dari alam maupun dari menusia sampai saat ini belum memiliki sistem informasi geografis yang dapat menampilkan secara detal profil kota karena data masih disimpan dalam bentuk arsip maupun komputer secara manual, dengan adanya Sistem Informasi ini diharapkan lebih mudah dan efisien untuk peyajian data profil kota terutama potensi yang ada di Kota Banyuwangi. Analisis Data Membuat analisis terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi di Pemerintah Kota Banyuwangi, data observasi ini masih berupa arsip dan belum diolah, dalam proses analisis ini diharapkan memperoleh tujuan yang jelas dari perancangan sistem dengan menggunakan pemodelan. Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem seperti yang telah ditetapkan pada tahap analisis. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi penggunaan teknologi, perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan. Gambaran Aplikasi Peta Waktu dan Tempat Penelitian Gambaran aplikasi dibagi menjadi dua buah yaitu gambaran visualisasi data, gambaran query peta. Kota Banyuwangi berdasarkan Undang-undang nomor delapan belas ditetapkan dengan nama Kotamadya Banyuwangi dengan luas wilayah sebesar enam belas koma satu kilometer persegi dan jumlah penduduk sebanyak tujuh puluh tiga ribu seratus empat puluh tiga jiwa. Rata-rata ketinggian Kota Banyuwangi dari permukaan air laut sekitar seratus lima puluh enam meter. Ketinggian di bagian utara sekitar dua ratus empat puluh lima meter dengan tingkat kemiringan dua derajat sampai lima belas derajat, bagian tengah seratus tujuh puluh lima meter dan bagian Selatan seratus empat puluh meter dari permukaan air laut dengan tingkat kemiringan enol derajat sampai dua derajat. Dilihat dari Topografi wilayah Kota Banyuwangi masih termasuk dataran rendah. Keadaan tanah di Kota Banyuwangi berupa tanah Regusol dan Litusol. Jenis tanah Regusol berasal dari gunung Raung (Vulkan) sedang jenis tanah Litusol mempunyai konsistensi gembur, korositas tinggi dan tahan terhadap erosi. Dengan kondisi tanah yang cukup subur, Gambaran Visualisasi Data Gambaran ini berfungsi untuk memvisualisasikan peta digital dari kontur kota, profil kota, jalan, sungai, potensi pertanian, potensi pariwisata, potensi perindustrian beserta atribut-atribut peta seperti peta referensi, navigasi, dan legenda. Modul ini dibangun dengan menggunakan aplikasi Chameleon sebagai media untuk mengeksekusi peta sehingga dapat tampil pada media website. Chameleon adalah framework yang dapat digunakan dengan baik pada webGis. Dapat digunakan secara berdampingan atau full integrated dengan dengan Mapserver berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh Open Geospatial Consortium (OGC). Fungsi Chameleon sebagai sebuah produk dari Open Source yang dibangun dengan bahasa pemprograman PHP. Chameleon memberikan akses yang sederhana ke beberapa fitur yang hanya bisa diakses dalam MapScript dimana telah disediakan sebuah script yang telah jadi sebagai komponen Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... 3 yang dapat di gunakan. Dengan Chameleon seorang yang bukan programmer memungkinkan untuk memasukan komponen pada applikasi web SIG. Gambar Alur proses visualisasi data Peta Gambaran Query Peta Modul ini berfungsi untuk menangani proses query yang dilakukan pengguna pada saat mengklik salah satu titik yang ada ada muka peta. Hasil dari query ini adalah berupa informasi mengenai titik, garis atau poligon pada peta tersebut. Informasi yang ditampilkan dalam aplikasi ini meliputi informasi mengenai jalan, sungai, profil kota dan informasi potensi kota. Modul ini dibangun dengan menggunakan tool yang sudah terdapat dalam Chameleon. Gambar Simbol dalam DFD Context Diagram Context Diagram pencemaran lingkungan merupakan gambaran secara umum untuk mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang ada Kota Banyuwangi secara terinci. Pada sistem informasi geografis profil darah Kota Banyuwangi, diagram arus datanya dapat dilihat pada gambar : Gambar Contex Diagram Gambar Alur kerja gambaran query posisi Perancangan Basis Data Sebelum merancang basis data maka perlu dibuat terlebih dahulu data flow digram, yang menjelaskan tentang fungsifungsi dan alur kerja yang terdapat dalam System informasi tersebut secara logika. Data flow diagram akan dapat menginterpretasikan Logical Model dari suatu sistem. Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD antara lain: Pada Konteks Diagram diatas dapat dilihat bahwa proses yang terjadi dalam aplikasi SIG pertanian daerah Kota Banyuwangi melibatkan dua sumber atau tujuan data yaitu pengguna, dan admin. 1. Admin Bagian admin bertugas mengelola profil, menambah peta fasilitas, menambah peta pertanian, menambah peta periwisata, menambah peta perindustrian, dan menambah database peta. 2. Pengguna Sementara pengguna dari aplikasi ini dapat memproleh informasi tentang profil Kota Banyuwangi yang ditampilkan dengan memilih menu yang sudah disediakan. Menu yang disediakan meliputi profil potensi kota, berita terbaru tentang Kota Banyuwangi, melihat peta beserta informasinya, dan memberikan komentar. Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... 4 Data Flow Diagram (DFD) Desain Database 1. DFD Level 1 Diagram alur data level 1 pada gambar 3.5 memuat proses-proses inti yang ada didalam sistem, yaitu proses administrasi, proses login, proses informasi, dan proses penampilan peta. Dalam pembuatan program ini dibutuhkan desain database untuk menyimpan data yang akan digunakan dalam proses sistem informasi geografis pertanian Kota Banyuwangi. Desain database ini menjelaskan tabel-tabel dan field-field yang digunakan. Berikut adalah tabel yang diguakan untuk proses Sistem Informasi Geografis pertanian. Tabel. Administrasi Gambar DFD Level 1 Proses Peta Tabel User 2. SFD Level 2 Tabel. Master Pertanian Hasil Penelitian Gambar DFD Level 2 SIG Proses Profil Kota 3. ERD Gambar Entity Relations Diagram Secara Website sistem informasi geografis ini menggunakan framework Chameleon sebagai media untuk menampilkan peta. Untuk menampilkan peta dari GrassView pada web diperlukan proses konversi data terlebih dahulu. Data yang berhubungan dengan pemetaan merupakan hasil konfersi dari data tipe SHP yang berasal dari GrassView ke tag SQL dengan bantuan aplikasi shp2pgsql. Data peta dari GrassView tersebut minimal terdiri dari tiga data peta yaitu *.shp, *.shx, dan *.dbf. Sehingga data dari ArcView akan tersimpan dalam bentuk taq SQL dan semua data peta yang beripe poin, line dan polygon akan di rubah kedalam format WKB (Well Known Binary). Proser konversi data melalui command prompt dengan cara masuk terlebih dahulu ke folder “bin” pada PosgreSQL yang ada di program file dan sebelum di konversi copy terlebih dahulu file peta dari GrassView ke folder bin. Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... 5 Pertanian Gambar Diagram Konversi Data Implementasi Desain Interface Pada sub bab ini akan dilakukan implementasi dari desain interface yang telah dibahas sebelumnya. Berdasarkan desain interface yang telah dibahas pada sebelumnya, maka akan dibagi menjadi dua bagian yaitu halaman utama dan halaman sysadmin. Untuk melihat data pertanian Kota Banyuwangi maka user harus mengisi form pertanian dengan lengkap seperti yang ada pada gambar aplikasi pertanian di atas. 1. Halaman Utama Hasil implementasi interface pada halaman utama berdasarkan perancangan pada bab 3 seperti terlihat pada gambar dibawah ini Setelah data di masukkan maka akan muncul halaman baru seperti pada gambar grafik di bawah ini: Halaman utama website ini adalah untuk menampilkan berbagai menu informasi yang ada dalam sistem informasi geografis profli daerah Kota Banyuwangi. Berita Pengunjung atau pengguna dapat melihat berita-berita yang berhubungan dengan perkembangan Kota Banyuwangi. Berita-berita yang ditampilkan dibagi lagi menurut kategori berita, seperti pada gambar dibawah ini. Kesimpulan dan Saran Penelitian yang dilakukan di Kantor Badan Pemerintahan Dan Pengembangan Daerah Kota Banyuwangi (BAPPEDA), bahwa dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Geografis Pertanian ini, akan mempermudah untuk menginformasikan dan memonitoring semua pertanian yang ada. Karena dengan peta digital dalam bentuk database akan lebih mudah diolah dari pada peta digital yang dalam bentuk gambar digital biasa. Dari aplikasi ini nantinya dapat menampilkan peta pertanian daerah, yang didalamnya terdapat semua informasi tentang profil, potensi sehingga lebih mudah dalam melihat dan merencanakan produksi padi.Penulis tahu dalam aplikasi Sistem Informasi Geografis Pertanian untuk perencanaan produksi padi ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan untuk penelitian selanjutnya sistem ini dapat Sepyan Purnama Kristanto., Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis(SIG) Satelit Modis-Tera Untuk......... dikembangkan menjadi lebih bermanfaat dan lebih baik lagi. 1). Pengembangan sistem dengan menampilan informasi kondisi tanah, 2). Memberikan sistem pakar dengan memberikan solusi pilihan tanaman atau metode tanam yang sesuai.3). User Interface yang lebih interaktif. Daftar Pustaka Abdullah bin Muhammad. 2006.Tafsir Ibnu Kasir. Jakarta: Pustaka Iman Syafi’i. Allamah Kamal Faqih dan Tim Ulama. 2004. Tafsir Nurul Quran: Sebuah Tafsir Sederhana Menuju Cahaya Al-Quran. Jakarta: Al-Huda Al-Sheikh, Bin Ishak, Bin Abdurahman, Bin Muhammad, Abdullah, 2003, Tafsir Ibnu Katsir. Pustaka Iman Asy-Syafi’i. Muhardin. Endy, 2003, PHP Programming Fundamental dan MySQL Fundamental , ArtiVisi Intermedia. Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan MapServer. Bandung: Informatika. Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: PT. Pradnya Pramita. Penyusun, Tim. 2008. DDA Blitar dalam angka. Blitar: Bappeda. Prahasta, Eddy. 2002. Tutorial ArcView. Bandung: Informatika. Prahasta, Eddy. 2006. Membangun Aplikasi Web-based GIS Dengan MapSever. Bandung: Informatika. Sidik, Betha. 2001. Pemprograman Web Dengan PHP. Bandung:Informatika. Syafii, M, 2005. Aplikasi Database Dengan PHP 5 MySQL PostgreSQL Oracle. Yogyakarta: Andi Offesed. Tim Penyusun. 2005. Apliksi Server Database Postgresql. Jakarta:Dian Rakyat Utami, Ema. 2006. RDBMS dengan PostgreSQL di GNU/Linux. Yogyakarta: Andi Offsed. 6