huBuNGaN KeCePataN PeNYedIaaN doKuMeN reKaM MedIS

advertisement
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
HUBUNGAN KECEPATAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM
MEDIS RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
Indra Sudrajat1, Ida Sugiarti2
1
Staf RS Permata Depok,
2
Dosen Program Studi D III PIKES Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
Email : [email protected]
Abstract
The speed of service is one of the factors that can indicate a good service quality, and will have an influence
on the level of patient satisfaction with the services obtained. The purpose of this study is to determine
the relationship of the speed of provision medical record documents with the level of patient satisfaction.
The method that used in this research is observational analytic. Collecting data uses observation sheets,
questionnaires and interview guides. The amount of population and sample in this study were 109 respondents
and 88 medical record documents. The results showed that there were 58.72 % documents which is late in
provision, said to be late is due to the time of provision exceeds the minimum standard that is d” 10 minutes,
and the number of respondents who were dissatisfied with the ambulatory services officer is 70.36 %. This is
due to the increasing of visits that are not balanced by the addition of the medical record documents provider
officer, nonconsecutive aligning system, the absence of tracer and the loan of medical record document. The
conclusion is, there is no relationship between the speeds of the provision of medical record documents with
the level of patient satisfaction in Ciamis General Hospitals in 2014.
Keywords: Speed of service, patient satisfaction.
Abstrak
Kecepatan pelayanan merupakan salah satu hal yang dapat menunjukan kualitas pelayanan yang baik, dan
akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang didapatkan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan kecepatan penyediaan dokumen rekam medis dengan tingkat kepuasan
pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional analitik. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi, kuisioner dan pedoman wawancara. Jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 109
responden dan 88 dokumen rekam medis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 58,72 % dokumen yang
terlambat penyediaannya, dikatakan terlambat karena waktu penyediaan melebihi standar minimal yakni d” 10
menit . dan jumlah responden yang merasa tidak puas dengan pelayanan petugas rawat jalan adalah 70,36%. Hal
ini disebabkan karena jumlah kunjungan yang terus meningkat tidak diimbangi dengan penambahan petugas
penyedia dokumen rekam medis, sistem penjajaran yang tidak berurutan dan tidak adanya tracer serta buku
peminjaman dokumen rekam medis. Kesimpulannya tidak adanya hubungan antara kecepatan penyediaan
dokumen rekam medis dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Ciamis Tahun 2014.
Kata Kunci : Kecepatan pelayanan, kepuasan pasien.
PENDAHULUAN
kepada pasien (Permenkes RI Nomor 269/MENKES/
Per/III/2008 tentang Rekam Medis). Setiap Rumah
Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis karena
fungsi dari rekam medis adalah sebagai manajemen
pengelolaan data pasien selama masa perawatan baik
itu data demografi maupun data klinis.Data tersebut
bersifat rahasia dan wajib dijaga oleh setiap petugas
pelayanan kesehatan, baik itu oleh dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lainnya (Hatta, 2008).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan pelayanan rawat jalan
maupun rawat inap wajib membuat rekam medis.
Pengisian dokumen rekam medis dilakukan oleh
dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Rekam Medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
76
76
Indra Sudrajat, dkk. hubungan kecepatan penyediaan dokumen ...
Penyelenggaraan rekam medis disebutkan bahwa
rekam medis pada sebuah institusi pelayanan
kesehatan merupakan salah satu indikator penting
menyangkut mutu pelayanan pada lembaga tersebut.
Berdasarkan data yang terdapat pada rekam medis
akan dapat diketahui bagaimana mutu pelayanan
yang diberikan kepada seorang pasien, atau apakah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seorang pasien dianggap memenuhi standar atau
tidak, dengan demikian bisa dikatakan bahwa mutu
pelayanan rekam medis bisa berdampak kepada
puas atau tidaknya pasien terhadap pelayanan yang
diterima (Nongki, 2011).
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan
seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan
penampilan atau outcome yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang (Wijono,
2000). Kepuasan pasien adalah nilai subyektif
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
Walaupun subyektif tetap ada dasar objektifnya.
Penilaian itu dilandasi oleh hal seperti : pengalaman
masa lalu, pendidikan, situasi psikhis waktu itu dan
pengaruh lingkungan waktu itu (Sabarguna, 2004).
Aspek kepuasan meliputi ; kenyamanan, hubungan
pasien dengan petugas rumah sakit, kompetensi
teknis petugas dan biaya.
Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit didalamnya diatur hak dan kewajiban rumah
sakit serta pasien. Lebih rinci dalam perundangan itu
disebutkan,pasien berhak memperoleh layanan yang
manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi. Pasien
juga berhak mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan. Bahkan, menggugat
dan menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan tidak sesuai standar baik
secara pidana maupun perdata.
Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa
membantu menyiapkan, menyediakan, memproses
serta membantu keperluan orang lain. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit,
serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat yang dilakukan oleh
petugas kesehatan.
TPPRJ adalah tempat pendaftaran pasien rawat
jalan yang merupakan awal dari terjadinya proses
palayanan kesehatan dengan pasien yang datang
untuk melakukan pendaftaran dan penyediaan
dokumen rekam medis. Menurut standar pelayanan
minimal rumah sakit yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan Republik Indonesia bahwa standar waktu
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
jalan adalah d” 10 menit (Depkes, 2007).
Rumah Sakit Ciamis adalah salah satu rumah sakit
yang menyediakan pelayanan rawat jalan dengan
rata – rata kunjungan perhari 150 pasien (Medrec,
2014). Jumlah kunjungan rawat jalan tersebut
dapat dikategorikan tinggi, pada kenyataannya
di lapangan banyak pasien yang harus antri lama
untuk mendapatkan dokumen rekam medis dan
mengakibatkan pasien akan lama masuk ke poliklinik
untuk melakukan pengobatan.
Dari hasil studi pendahuluan tanggal 05 Februari
2014 yang diamati oleh peneliti dari 30 responden
terdapat 65% pasien yg tidak puas terhadap pelayanan
rawat jalan dan kecepatan petugas yang lama dalam
penyediaan Dokumen rekam medis denga rata – rata
waktu e”20 menit.
Berdasarkam uraian tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Kecepatan Pengambilan Kartu Rekam Medis Rawat
Jalan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di RSUD
Ciamis Tahun 2014”.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
observasional analitik yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mencari hubungan antar variabel
bebas dan terikat yang analisisnya untuk menentukan
ada tidaknya hubungan antar variabel yang kemudian
dilanjutkan sampai pada taraf pengambilan keputusan
yang berlaku secara umum dan sudah memiliki
hipotesis (Arikunto, 2010). Rancangan penelitian
yang digunakan dengan pendekatan cross sectional
yaitu observasi dan pengumpulan data yang
dilakukan pada saat bersamaan.
Populasi dibagi ke dalam 2 bagian, untuk mengukur
variabel bebas dan terikat. Yang termasuk Populasi
variabel bebasnya adalah kecepatan penyediaan
dokumen rekam medis. Sedangkan populasi variabel
terikatnya adalah seluruh pasien yang datang ke
tempat pendaftaran Rawat Jalan RSUD Kabupaten
Ciamis yang berjumlah 150.
Pengambilan Sampel dilakukan dengan tekhnik
Accidental Sampling yaitu cara pengambilan sampel
77
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
dengan mengambil responden atau kasus yang
kebetulan ada atau tersedia. Besar sampel dalam
penelitian ini adalah 109 responden.
1. Populasi variabel bebas yaitu kecepatan
penyediaan dokumen rekam medis sampel yang
digunakan menggunakan systematic random
sampling yaitu sebanyak 88 untuk dokumen
rekam medis dari rata – rata dokumen rekam
medis perbulan sebanyak 3670 buah.
2. Populasi variabel terikat yaitu pasen rawat jalan
yang berkunjung ke tempat pendaftaran, dengan
menggunakan teknik accidental sampling
(sampel secara acak sistematis). Besar sampel
ditentukan dengan rumus slovin menurut
Notoatmodjo (2005).
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data yaitu dengan menggunakan lembar kuisioner
yaitu untuk mengukur kepuasan dalam pelayanan
penyediaan dokumen rekam medis pasien lama di
pelayanan rawat jalan. Selain itu, juga menggunakan
Lembar Observasi untuk mencatat kecepatan petugas
dalam pengambilan kartu rekam medis yang dihitung
dengan stopwatch dan pedoman wawancara untuk
melengkapi informasi yang dibutuhkan peneliti.
Analisis yang digunakan adalah analisis untuk
mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa
komparatif, asosiatif maupun korelatif. Terdapat uji
parametrik dan non parametrik pada analisis bivariat.
HASIL
1. Gambaran Hasil Penyediaan Dokumen Rekam Medis di Pelayanan Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah
Ciamis.
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
menggunakan sistem penyimpanan dokumen
rekam medis desentralisasi yakni terpisahnya
antara penyimpanan dokumen rekam medis
rawat jalan dengan dokumen rekam medis
rawat inap. Pelayanan kesehatan rawat jalan
dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan
Sabtu, dengan jam kerja Senin sampai dengan
Kamis pukul 07.00-11.00 WIB kemudian Jumat
dan Sabtu pukul 07.00-10.00 WIB dengan
jumlah kunjungan pasien rata-rata perbulan
sebanyak 3670. Upaya memenuhi kebutuhan
penyediaan dokumen rekam medis pasien
78
rawat jalan, Rumah Sakit Umum Daerah
Ciamis memiliki 4 orang penyedia dokumen
rekam medis dengan latar belakang pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sistem penjajaran di tempat penyimpanan
dokumen rekam medis pelayanan rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
menurut Standar Operasional Prosedur (SOP)
menggunakan sistem penjajaran secara langsung
(Straight Numerical Filing System) yakni
dokumen rekam medis disimpan berdasarkan
urutan nomor rekam medis.
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang
kecepatan pelayanan penyediaan dokumen
rekam medis pasien lama di pelayanan rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1 Frekuensi waktu pelayanan penyediaan
dokumen rekam medis pasien rawat jalan
pelayana rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Ciamis Tahun 2014
No.
Jumlah
Responden
Kategori
Presentase
1
Cepat
35
39,77
2
Lambat
53
60,23
88
100
Jumlah
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa
waktu penyediaan dokumen rekam medis
pasien lama di pelayanan rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis yaitu sebanyak 64
dokumen (58,72%) lambat.
2.Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Penelitian ini menunjukan kepuasan pasien
tentang hak atas kenyamanan dibagi kedalam 5
skala likert dan kemudian ditentukan kedalam
2 kategori yaitu Puas dan Tidak puas dengan
pertanyaan tentang hak atas kepuasan. Dari hasil
penyebaran kuesioner dapat disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 2. Tabel Kepuasan Pasien Rawat Jalan
No.
1
Jumlah
Responden
Kategori
Puas
32
Presentase
29,36
Indra Sudrajat, dkk. hubungan kecepatan penyediaan dokumen ...
No.
2
Jumlah
Responden
Kategori
Presentase
Tidak Puas
77
70,64
Jumlah
109
100
Value
Sumber : Data Primer 2014
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
yang merasa puas berjumlah 32 responden
(29,36%) dan responden yang merasa tidak puas
berjumlah 77 responden (70,64%). Berdasarkan
data diatas menunjukan sebagian besar tingkat
kepuasan pasien adalah tidak puas terhadap
pelayanan rawat jalan.
3.Analisis dan pengolahan data hubungan.
Setelah dilakukannya uji hubungan pada chi
square maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Kecepatan * Kepuasan Crosstabulation
Kepuasan
tidak
puas
Kecepatan
Cepat
Total
Count
28
7
35
%
within
Kecepatan
80.0%
20.0%
100.0%
Count
34
19
53
%
within
Kecepatan
64.2%
35.8%
100.0%
Count
62
26
88
%
within
Kecepatan
70.5%
29.5%
100.0%
Lambat
Total
puas
Tabel 4. Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp.
Sig.
(2sid
ed)
Pearson
Chi-Square
2.544a
1
.111
Continuity
Correctionb
1.839
1
.175
Likelihood
Ratio
2.628
1
.105
Fisher’s
Exact Test
Exact
Sig.
(2sid
ed)
.153
Exact
Sig.
(1sid
ed)
.086
Linearby-Linear
Association
2.515
N of Valid
Cases
88
Df
1
Asymp.
Sig.
(2sid
ed)
Exact
Sig.
(2sid
ed)
Exact
Sig.
(1sid
ed)
.113
a. 0 cells (,0%) have expected count less than
5. The minimum expected count is 10,34.
b. Computed only for a 2x2 table
PEMBAHASAN
1. Gambaran Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang
kecepatan pelayanan penyediaan dokumen
rekam medis (Tabel 4.1) menunjukkan bahwa
penyediaan dokumen rekam medis pasien
rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
sebanyak 58,72% membutuhkan waktu yang
lama (lambat). Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor sehingga waktu penyediaan
dokumen rekam medis menjadi lambat.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan
diketahui bahwa waktu penyediaan dokumen
rekam medis menjadi terhambat disebabkan
oleh jumlah kunjungan pasien yang meningkat
setiap harinya sedangkan jumlah petugas
pemberi pelayanan yang terbatas, juga dengan
adanya BPJS sekarang ini alur dokumen rekam
medis pun menjadi berubah. Sehingga petugas
rawat jalan harus menyimpan dulu dokumen
rekam medis pasien di ruang rekam medis
untuk di coding terlebih dahulu untuk kemudian
diserahkan ke unit rawat jalan untuk dilakukan
penyimpanan kembali.
Sebagian besar dokumen rekam medis yang
terlambat ditemukan pada awal pekan (Senin,
Selasa, Rabu) dan pada kurun waktu pukul
07.00-09.00 WIB. Adapun dokumen yang
masuk ke dalam kategori cepat (d”10 menit)
yakni sebanyak 45 dokumen rekam medis atau
sekitar 41,28% tersebut merupakan pasien
kunjungan pada akhir pekan (Kamis, Jumat
79
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
dan Sabtu) atau pada kurun waktu pukul 10.0011.00 WIB.
Dokumen yang telah ditemukan oleh petugas
tidak langsung diserahkan untuk pelayanan
tapi ditumpuk menunggu beberapa dokumen
terkumpul kemudian baru diserahkan untuk
pelayanan. Hal ini juga menyebabkan waktu
penyediaan dokumen rekam medis menjadi
terhambat.
Berdasarkan standar pelayanan minimal yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan (2007)
disebutkan bahwa penyediaan dokumen rekam
medis itu adalah mulai dari saat pasien mendaftar
sampai dokumen rekam medis disediakan,
disediakan dalam arti dapat digunakan untuk
pelayanan dan standar minimalnya adalah d”10
menit. Melihat perbandingan standar pelayanan
minimal dengan kenyataan di lapangan dapat
diketahui bahwa penyediaan dokumen rekam
medis pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Ciamis termasuk kategori lambat karena
sebesar 58,72% dokumen disediakan dalam
waktu lebih dari 10 menit.
2. Sarana Pendukung dalam Penyediaan
Dokumen Rekam Medis Pasien Lama
di Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah Ciamis.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan tidak
di temukan adanya sarana pendukung dalam
penyediaan dokumen rekam medis, sarana
pendukung yang dimaksud adalah petunjuk
keluar/Tracer dan buku catatan peminjaman.
Petunjuk keluar/Tracer adalah suatu alat yang
penting untuk mengawasi penggunaan rekam
medis. Dalam penggunaannya petunjuk keluar
ini diletakan sebagai pengganti tempat berkas
rekam medis yang diambil (dikeluarkan) dari
rak penyimpanan.
Kartu pinjam/petunjuk keluar tetap berada
di rak penyimpanan tersebut sampai berkas
rekam medis yang diambil (dipinjam) kembali
ke tempat semula (Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik, 2006) Petunjuk keluar/Tracer
ini merupakan kartu yang digunakan sebagai
pengganti dokumen rekam medis yang diambil
untuk berbagai keperluan, pada tracer ini harus
dicatat:
80
a. Nomor rekam medis dan nama pasien yang
bersangkutan
b. Tanggal pengambilan/peminjaman
c. Akan digunakan oleh siapa
d. Digunakan unuk keperluan apa
e. Dan digunakan dimana (unit pelayanan
apa)(Shofari, 2002)
Petunjuk keluar/tracer ini sangat membantu
untuk mengetahui keberadaan dokumen
rekam medis jika tidak ditemukan ditempat
penyimpanan yang semestinya. Petunjuk keluar/
tracer ini berisi informasi mengenai siapa/pihak
mana yang menggunakan dokumen rekam
medis tersebut dan untuk keperluan apa.
Observasi di pelayanan rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis tidak menemukan
petunjuk keluar/tracer sebagaimana yang
dimaksud padahal dalam Standar Operasional
Prosedur (SOP) pengambilan rekam medis
rawat jalan disebutkan setiap dokumen rekam
medis yang keluar dari tempat penyimpanan
harus dibuatkan dan digantikan dengan petunjuk
keluar/tracer.
Hasil wawancara dari bagian rekam medis
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis alasan
tidak adanya petunjuk keluar/tracer adalah
karena dokumen rekam medis di rawat jalan
belum berbentuk “buku” atau dokumen dalam
arti sebenarnya melainkan masih ada dalam
bentuk kertas atau dokumen saja. Selain itu,
alasan tidak ada tracer adalah karena kondisi rak
penyimpanan yang tidak memadai dan kondisi
ruangan tempat penyimpanan yang sempit.
Sarana pendukung lainnya yakni buku catatan
peminjaman dokumen rekam medis juga tidak
tersedia. Buku catatan peminjaman dokumen
rekam medis adalah alat untuk mengetahui
atau mengendalikan dokumen rekam medis
yang dipinjam sehingga mudah diketahui
keberadaannya jika tidak ditemukan di tempat
penyimpanan yang semestinya.
Hasil wawancara dari bagian rekam medis
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis bahwa
tidak digunakannya buku catatan peminjaman
dokumen rekam medis karena sumber daya
manusia yang terbatas dan untuk mengetahui
jumlah peminjaman dokumen rekam medis
dapat dilihat dari buku register pendaftaran
Indra Sudrajat, dkk. hubungan kecepatan penyediaan dokumen ...
pasien lama. Namun pada kenyataannya
informasi dalam buku register pendaftaran
pasien lama kurang mendukung untuk
mengetahui keberadaan dokumen rekam medis
yang keluar dari tempat penyimpanan.
Dengan demikian jelas bahwa keberadaan sarana
pendukung dalam hal ini tracer dan buku catatan
peminjaman dokumen rekam medis sangat
penting untuk mengendalikan dokumen rekam
medis yang keluar dari tempat penyimpanan
agar selalu tersedia saat diperlukan.
3. Gambaran tingkat kepuasan pasien
tehadap pelayan Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Ciamis.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner
dan pengolahan serta analisa data kepada
109 responden diperoleh responden yang
merasa tidak puas dengan pelayanan rawat
jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
yang berjumlah 77 responden (70,64%) dan
responden yang merasa puas dengan pelayanan
rawat jalan yang berjumlah 32 responden
(29,36%).
Tingkat kepuasan pasien terendah terdapat pada
item pernyataan nomor 7 tentang kecepatan
penyediaan dokumen rekam medis, sebagian
besar pasien yang mengeluh terhadap pelayanan
petugas pendaftaran rawat jalan ditemukan
berada pada hari tertentu (Senin, Selasa,
Rabu) dimana kunjungan pasien pada hari
itu dikategorikan kepada kunjungan tertinggi
pasien, sehingga pasien merasa tidak terlayani
dengan maksimal terhadap kinerja petugas rawat
jalan. Untuk mengantisipasi hal tersebut petugas
berusaha menertibkan antrian pasien dengan
turun langsung ke depan loket pendaftaran agar
tidak terjadi penumpukan atau antrian yang
tidak tertib di tempat pendaftaran pasien rawat
jalan Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Kepuasan pasien tertinggi terdapat pada
item pertanyaan nomor 5 tentang tutur kata
petugas saat melayani pendaftaran. Menurut
UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 32
bahwa pasien berhak memperoleh pelayanan
yang manusiawi dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Penyebab lain terjadinya kepuasan pasien
yang rendah adalah adanya komunikasi yang
tidak terjalin dengan baik antara pasien dengan
petugas, sehingga sering terjadi kesalahpahaman
dengan kinerja petugas pendaftaran pasien
rawat jalan, tidak adanya informasi yang jelas
terhadap kebutuhan pasien seperti petunjuk
arah poliklinik sehingga terjadi kesalahan
komunikasi.
4.Hubungan Kecepatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis dengan Kepuasan
Pasien.
Hasil uji hubungan kecepatan pelayanan
penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat
jalan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan
dengan menggunakan uji statistik chi square
diperoleh nilai signifikan p sebesar 0,175 dan
X² hitung 0,175 yang kemudian dibandingkan
dengan X² tabel dengan taraf signifikan 5% dan
df=1 maka diperoleh X² tabel 1,839. Kriteria
pengambilan kesimpulan dilakukan dengan
aturan H’ ditolak apabila assympton sign <
0,05 dan X² hitung e” X² tabel. Nilai signifikan
p < 0,05 dan X² hitung lebih kecil dari X² tabel
(0,175 d” 1,839) Maka Ha ditolak dan Ho gagal
tolak. Berdasarkan hasil uji statistik diatas dapat
diketahui bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara kualitas pelayanan penyediaan
dokumen rekam medis pasien rawat jalan
dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
Sebagian besar pasien merasa tidak puas
dengan pelayanan petugas pendaftaran rawat
jalan terutama terdapat pada item No. 7 tentang
kecepatan penyediaan dokumen rekam medis,
hasil observasi juga menunjukan banyaknya
dokumen rekam medis yang lambat dalam
penyediaannya. Tidak adanya hubungan dalam
penelitian ini disebabkan karena pertanyaan
yang dicantumkan tidak hanya membahas
tentang kecepatan, melainkan membahas
kepuasan secara keseluruhan.
SIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil kegiatan maka dapat
diperoleh simpulan sebagai berikut :
81
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Maret 2015
1. Kecepatan penyediaan dokumen rekam medis
pasien rawat jalan dengan jumlah penyediaan
dokumen cepat sebanyak 35 dokumen (39,77%)
dan penyediaan dokumen rekam medis yang
lambat sebanyak 53 dokumen 60,23% dari
jumlah responden 88, dan diketahui rata – rata
penyediaan dokumen rekam medis sekitar 20
menit.
2. Tingkat kepuasan pasien rawat jalan atas
pelayanan yang diberikan petugas pendaftaran
pasien rawat jalan yang merasa tidak puas
sebanyak 77 responden (70,64%) dan responden
yang merasa puas dengan pelayanan petugas
rawat jalan adalah sebanyak 32 responden
(29,36%) dengan jumlah responden sebanyak
109.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
kecepatan penyediaan dokumen rekam medis
pasien rawat jalan dengan tingkat kepuasan
pasien dengan nilai signifikan p = 0,175 dan X²
hitung = 0,175.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2006. Pengelolaan Rekam Medis
Rumah sakit Di Indonesia Revisi II, Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Pekayanan Medik.
Hatta Gemala (ed.). 2008. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI Press.
82
MenKes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 377/Menkes/SK/
III/2007 Tentang Standar Profesi Perekam
Medis dan Informatika Kesehatan.. Jakarta:
Menteri Kesehatan.
Nongki, 2011. Rekam Medis, apa sih kegunaannya?.
[Online]. Kedai Kopi Kita. http://
warungmassahar.blogspot.com/2011/01/
rekam-medis-apa-sih-kegunaannya.html.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Rustiyanto, E. 2010. Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Yang Terintegrasi. Yogyakarta :
Gosyen Publishing.
Sabarguna, B. 2004. Quality Assurance Pelayanan
Rumah Sakit. Yogyakarta : Konsorsium
Rumah Sakit Islam Jateng.
Sari, Y. F. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pasien Tentang Hak Atas Informasi Medis
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Kelas III
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sukoharjo.Solo : APIKES
Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran Pengelolaan
Rekam Medis dan Dokumentasi rekam Medis.
Semarang : PORMIKI
Wijono D, 2000. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan Vol.2, Airlangga University Press,
Surabaya.
Download