ETIKA DAN MANAJEMEN DALAM ERA GLOBALISASI DAN MULKULTURAL ETISKAH? Orang Tua yang membuang bayinya Tidak memberi uang kepada pengemis Seorang mahasiswa membiarkan mahasiswi berdiri di samping tempat duduknya di bis Pemain sepakbola club ternama dunia pesta mabuk setelah memenangkan pertandingan Datang kuliah terlambat HAKIKAT DARI ETIKA Prinsip, nilai dan keyakinan yang menuntun orang dalam menganalisis suasana dan memutuskan cara yang tepat dan cocok untuk berperilaku. Etika yang diyakani mengarah kepada pembuatan hukum dan regulasi untuk mencegah atau menganjurkan perilaku tertentu. Hukum dapat berubah atau hilang sejalan dengan hilangnya etika. ETIKA DAN STAKEHOLDERS Membuat sebuat keputusan etis, terkadang menuntut kita untuk menyeimbangkan kepentingan dari berbagai grup atau stakeholders Stakeholders: Orang dan grup yang memberi sumber daya produktif-nya kepada perusahaan atau alasan untuk mejadi dan mempunyai tuntutan atas sumber daya tersebut. ETIKA DAN STAKEHOLDERS Stock holder Manager Employee s Company Suppliers and Distribut or Customer Communi ty, Society, and NationState MODEL KEPUTUSAN ETIS Utilitarian Rule An ethical decision should produces the greatest good for the greatest number of people Moral Rights Rule An ethical should maintain and protect the fundamental or inalienable rights and privileges of the people Rules for Ethical Decision Making Practical rule An ethical decision should be one that manager has no hesitation about communicating decision to people outside the company because the typical person would think it is acceptable Justice Rule An ethical decision should distribute benefits and harms among people and groups in a fair , equitable, an impartial manner. TRUST AND REPUTATION Trust – kepercayaan dan keyakinan seseorang akan niat baik orang lain Reputation – penghargaan atau nama baik yang individu atau persahaan peroleh jika mereka berperilaku secara etis SURCES OF ETHICS Societal Ethics Occupational Ethics Individual Ethics Organizational Ethics KEBERAGAMAN Diversity Keragaman Perbedaan (differences) diantara orang-orang pada aspek usia, jenis kelamin, suku bangsa, etnis, agama, orientasi seksual, latar belakang sosial ekonomi, dan kemampuan/ ketidakmampuan PERCEPTION Perception Proses dimana seseorang memilih, mengelola, dan menginterpretasikan apa yang dilihat, didengar, disentuh, dibaui, dan dirasakan untuk memberikan arti dan susunan kepada dunia di sekelilingnya. Dipengaruhi oleh internal “filters.” PERCEPTION Perception sebagai Determinant of Unfair Treatment STEREOTYPE Menyederhanakan keyakinan yang secara umum tidak akurat tentang karakteristik biasa dari grup atau orang tertentu BIAS Kecenderungan sistematik untuk menggunakan informasi tentang orang lain dengan cara yang menyebabkan persepsi yang tidak akurat; a built-in perceptual “warp.” BIAS Similar-to-me effect – memandang orang lain yang mirip diri kita dengan lebih positif dari pada kita memandang orang yang berbeda dengan kita. Social status effect – memndang individu dengan status sosial tinggi dengan lebih positif dari pada orang yang berstatus sosial rendah Salience effect – Bereaksi secara negatif kepada individu yang berbeda secara nyata. GLOBAL ORGANIZATIONS Saat ini kebanyak organisasi dioperasikan tidak hanya secara domestik tetap juga secara global. Kini, setiap orang secara virtual– apakah overseas atau di halaman belakannya – dipaksan untuk berpikir secara global. If you don’t go find the world, it will come and find you. FORCES IN THE GLOBAL ENVIRONMENT GENERAL ENVIRONMENT Technological force TASK ENVIRONMENT THE ORGANOZATION Distributors Customers Suppliers Competitors THE TASK ENVIRONMENT Barriers to Entry Faktor yang membuat sulit dan mahal kepada organisasi untuk masuk ke dalam pasar atau industri tertentu Economies of scale and brand loyalty dinikmati oleh kompetitor yang sudah ada di pasar Diakibatkan oleh Government regulations (Japan, Korea, France, China) THE TASK ENVIRONMENT Barriers to Entry and Competition Economies of scale Create barriers to entry Brand loyalty That deter potential competitors THE GENERAL ENVIRONMENT Economic Forces Technological Force Sociocultural Force Demographical Force Political and Legal Force Global Force THE GENERAL ENVIRONMENT Global Forces Perubahan dalam hubungan internasional; merubah ekonomi, politik, San sistem hukum negara; dan perubahan pada teknologi, seperti menurunkan rintangan perdagangan, pertumbuhan dari representasi demokrasi, dan komunikasi yang reliable dan segera Kesempatan dan ancaman yang penting untuk manajer: Integrasi ekonomi dari beberapa negara melalui free-trade agreements (GATT, NAFTA, EU) yang menurunkan hambatan untuk berdagang DECLINING BARRIERS OF DISTANCE AND CULTURE Distance Culture Pasar sebenarnya dekat karena semakin memendeknya longdistance communications – sekarang Beijing bersebelahan dengan Biloxi. Hambatan bahasa dan budaya praktis membuat pengelolaan ‘overseas businesses’ menjadi sulit – karena luasnya pemakaian, bahasa Inggris merupakan bahasa bisnis international. Changes in Distance and Communication Perbaikan dan cepatnya dalam transportation technology, menjamin komunikasi mengurangi dengan sangat nyata hambatan fisik dan jarak budaya. THE ROLE OF NATIONAL CULTURE Values Ide-ide tentang apa yang masyarakat yakini baik, diinginkan, dan indah. Menyediakan dukungan konseptual untuk demokrasi, kejujuran, peran yang cocok untuk leaki-laki dan perempuan. Biasanya tidak statis tapi sangat lambat untuk berubah THE ROLE OF NATIONAL CULTURE Norms Aturan atau kode etik tidak tertulis yang menentukan bagaimana seseorang seharusnya bertindak pada situasi tertentu. Folkways—kovensi sosial rutin tentang kehidupan seharihari (e.g., dress codes and social manners) Mores—norma perilaku yang dianggap sebagai pusat untuk memfungsikan masyarakat dan lebih signifikan dari pada folkways (e.g., theft and adultery); often enacted into law. Norma bervariasi dari satu negara ke negara lain. HOFSTEDE’S MODEL OF NATIONAL CULTURE Individualism Pandangan umum yang menilai kebebasan dan ekspresi pribadi individu dan memegang keyakinan yang kuat pada hak seseorang dan kebutuhan personal yang dinilai berdasarkan pencapaiannya dari pada latar belakang sosialnya – US, UK Collectivism Pandangan umum yang menilai hubungan individu dengan tujuan kelompok atau grup – Japan and communist countries HOFSTEDE’S MODEL OF NATIONAL CULTURE Power Distance Penerimaan sosial akan perbedaan dalam kehidupan masyarakat karena perbedaan warisan budaya, dan kapabilitas fisik dan intelektual (individualism). High power distance societies: menoleransi kemiskinan; jurang antara yang miskin dengan yang kayak semakin lebar Low power distance societies seperti United States and Germany mereduksi perbedaan dengan aturan program pajak dan kesejahteraan dari yang kaya ke yang miskin. HOFSTEDE’S MODEL OF NATIONAL CULTURE Achievement versus Nurturing Orientation Masyarakat yang achievement-oriented menilai ketegasan, kinerja, kesuksesa dan hasil -- U.S., Japan, Korea. Budaya nurturing-oriented manghargai kualitas hidup, hubungan personal, dan pelaanan – Sweden dan Denmark. HOFSTEDE’S MODEL OF NATIONAL CULTURE Uncertainty Avoidance Masyarakat dan orang berbeda dalam toleransinya untuk ketidakpastian dan resiko. Low uncertainty avoidance cultures: (seperti, U.S. dan Hong Kong) menilai keragaman dan toleransi dalam rentang yang luas tentang opini dan keyakinan (lots of surprises). High uncertainty avoidance societies: (e.g., Japan dan France) lebih kaku dan berharap keselarasan yang tinggi pada keyakinan dan norma perilaku masyarakatnya (few surprises). HOFSTEDE’S MODEL OF NATIONAL CULTURE Term of Outlook Long-term outlook society: (seperti: Taiwan dan Hong Kong) berdasarkan kepada nilai diyakini dan keteguhan -ants Short-term outlook societies: (seperti France dan the United States) mencari pemeliharaan stabilitas dan kebahagian personal pada saat ini -- grasshoppers