PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) A. Pengertian PTK Bila kita mau jujur, hampir semua orang akan sepakat bahwa kualitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya? Angelo dalam Sukayati (2008:6) berpendapat bahwa sebagian pendidik menyatakan dunia pendidikan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti (dalam penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Mereka lebih tertarik pada aspek publikasi ilmiah dari hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Para peneliti menyatakan bahwa apa yang dihasilkan dari kegiatan penelitian hanya menjawab persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah sebabnya, persoalan-persoalan teknis yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum terjawab. Pernyataan tersebut tentu menimbulkan pemikiran bagi kita. Bagaimana hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia? Apakah pernyataan tersebut juga berlaku? Pada tahun 1986 dalam usaha untuk mempersempit jurang pemisah antara penelitian dan pengajaran, Praticia Cross dalam Sukayati (2008:7) mengajukan sebuah cara sistematis untuk pengajaran yang dilakukan dalam kegiatan penelitian kelas. Menurut Cross penelitian tindakan kelas merupakan sebuah cara untuk mengurangi jarak antara peneliti dan praktisi, karena mengangkat persoalanpersoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Hasil penelitian dapat secara langsung dimanfaatkan untuk kepentingan kualitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dalam dunia pendidikan, PTK atau Classroom Action Research yang dapat dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya, semakin dirasakan Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 1 manfaatnya baik untuk perbaikan maupun peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Pertanyaan yang kemudian muncul, pernahkah bapak/ibu guru memikirkan untuk mencoba PTK? Atau yang lebih ringan pernahkah bapak/ibu guru membaca laporan hasil PTK? Atau membantu teman guru melaksanakan PTK? Tentu kita tidak mengharap terjadi jawaban dari bapak/ibu yaitu belum sama sekali atau tahu saja baru sekarang. PTK memang masih dirasa asing oleh sebagian besar guru kita, terutama guru SD. Dalam istilah aslinya penelitian tindakan kelas disebut dengan Classroom Action Research. Belakangan ini, CAR telah berkembang pesat di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Australia dan Canada. Para ahli penelitian di Negaranegara tersebut menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penelitian tindakan kelas. Faktor penyebabnya menurut Muhammad Asrori (2007) adalah karena jenis penelitian ini mampu menawarkan peningkatan profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Seorang ahli penelitian Mc. Niff dalam M. Asrori (2007) mengatakan dengan tegas bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran di kelas. Guru juga dapat melakukan penelitian terhadap siswa mengenai aspek interaksi nya dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru juga dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih berkualitas dan lebih efektif. Akhirnya dengan penelitian tindakan kelas guru juga dapat mengamati sendiri, merasakan sendiri dan menilai sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang diterapkan selama ini memiliki efektivitas yang tinggi terhadap proses hasil belajar. Misalnya saja apakah pemberian pekerjaan rumah kepada siswa terlalu banyak? Apakah umpan balik secara verbal yang diberikan kepada siswa selama ini tidak efektif? Apakah metode mengajar yang digunakan selama ini cenderung membosankan siswa atau tidak? Apakah penggunaan media pembelajaran selama ini sudah cukup dan bagus atau tidak? Dan sebagainya. Jika berdasakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran tertentu yang selama ini tidak efektif, maka guru dapat merumuskan tindakan Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 2 tertentu untuk memperbaiki proses kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas dan efektivitasnya. Dengan PTK (menurut Dra. Sukayati, M.pd), guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar lebih efektif. PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Alasannya, setelah PTK guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai pembelajaran yang selama ini dilakukan apakah cocok dengan teori belajar mengajar dan dapat diterapkan dengan baik di kelasnya. Melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran agar lebih efektif dan optimal. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berikut ini disajikan beberapa pengertian PTK yang diambil dari berbagai sumber : 1. Menurut Suharsimi. A. (2007) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar. 2. Kasihani (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru. 3. Menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas dan atau meningkatkan praktik-praktik 3 pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru. 4. Suhardjono (2007:58) mengatakan abahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. 5. Rustam dan Mundilarto (2004:1) mendefenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 6. Hopkins (1993) : PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. 7. Kemmis (1998): Action research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out. 8. McNeiff (1992): action research is a term which refer to a practical way of looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice. 9. Rochman Nata Wijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yanh dihadapi atau memperbaiki sesuatu. 10. Suyanto (1997) : PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. 11. Tim PGSM (1999) : PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 4 tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan. 12. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas. 13. Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktikpraktik pembelajaran dilaksanakan. 14. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Research, yaitu satu action research yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi menjadi meningkat. Dari berbagai macam penngertian dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diatas dapat di defenisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas menjadi lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparative. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal. Penting dipertegas dalam penelitian ini adalah makna kelas itu sendiri. Dalam bahasa sehari-hari kelas sering diartikan sebagai ruangan tempat siswa belajar dan guru mengajar. Pemaknaan kelas seperti ini sebenarnya salah karena terlalu membatasi proses pembelajaran dalam ruang tertentu saja. Dalam pandangan teori pembelajaran kelas adalah sebagai kelompok peserta didik yang sedang belajar, bukan hanya ruang kelas saja. Dengan pemaknaan seperti itu siswa belajar Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 5 tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, tetapi juga termasuk ketika mengadakan praktik di laboratorium, membaca buku di perpustakaan, melakukan praktikum di bengkel kerja, atau berkarya wisata ke tempat-tempat peninggalan sejarah. Oleh karena itu Suharsimi (2007:3), mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di laboratorium, di lapangan, di perpustakaan, bengkel kerja atau tempat kunjungan studi; yang penting di tempat itu ada sejumlah siswa yang sedang belajar hal yang sama dari guru atau fasilitator yang sama. B. Manfaat PTK PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat Guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, Guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang. Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalahmasalah praktis dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh. Beberapa manfaat tersebut yang coba penulis uraikan dibawah ini yang berasal dari berbagai sumber adalah: 1. Menurut Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat penelitian tindakan kelas dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain : Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 6 a) Inovasi pembelajaran b) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas c) Peningkatan profesinalisme guru 2. Menurut Sukayati (2008: 13) manfaat PTK yang yang terkait dengan pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain mencakup hal-hal berikut: a) Inovasi , dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan jaman. b) Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di tingkat kelas maupun sekolah. c) Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara pemecahannya yang dapat dilakukan. 3. Sejalan dengan dua pendapat sebelumnya Aqib (2007) juga mengatakan hal yang sama mengenai manfaat yang dapat diperoleh jika guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain: a) inovasi pembelajaran, b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan c) peningkatan proresionalisme guru. 4. Menurut Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat PTK bagi guru, yaitu: (1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, (2) Meningkatkan profesionalitas guru, (3) Meningkatkan rasa percaya diri guru, (4) Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 7 Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain manfaat yang diperoleh oleh guru ada juga manfaat PTK bagi siswa dan pembelajaran, dan manfaat bagi sekolah. Karena dalam PTK ada 3 (tiga) komponen yang menjadi sasaran utama PTK maka ketiiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK tersebut. Berikut ini manfaat PTK Bagi siswa, bagi guru dan sekolah, yaitu: 1. Manfaat bagi Siswa dan Pembelajaran Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan PTK. Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kristis inilah yang akan dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan oleh gurunya. 2. Manfaat bagi Guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain: a) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 8 melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya. b) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. c) Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran. d) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. 3. Manfaat bagi Sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 9 memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Mencermati pembahasan manfaat penelitian tindakan kelas di atas, secara ringkas pada dasarnya penelitian tindakan kelas memiliki beberapa manfaat sebagai berikut : a) Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran. b) Meningkatkan profesionalisme guru. c) Meningkatkan rasa percaya diri guru. d) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. C. Tujuan PTK Menurut Mohammad Asrori (2007:13) tujuan PTK ini dapat dicapai dengan cara melakukan berbagai tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran yang selama ini dihadapi, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Oleh karena itu fokus utama penelitian tindakan kelas adalah terletak kepada tindakan-tindakan alternatif yang dirancang oleh guru kemudian di cobakan, dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitas tindakan-tindakan alternatif itu dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta yang juga tercapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Dalam konteks pengalaman latihan guru ini Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelitian tindakan adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Dalam konteks tujuan penelitian tindakan kelas ini ada beberapa pendapat yang penulis kutip dari bebagai sumber yaitu sebagai berikut ini: Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 10 1. Suhadjono (2007:61) mengatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas itu adalah : a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran disekolah. b) Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya mengatasai masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas. c) Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan. d) Menumbuh-kembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjuta (sustainable). 2. Menurut I Wayan Santyasa (2007) tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut. a) Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi. b) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. c) Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 11 3. Menurut Kasihani, (1999) tujuan Penelitian tindakan kelas adalah : a) Meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, mengingat masyarakat kita berkembang begitu cepat. Hal ini akan berakibat terhadap meningkatnya tuntutan layanan pendidikan yang harus dilakukan oleh guru. PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan tersebut. b) Meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran di kelas hanya tujuan antara, sedangkan tujuan akhir adalah peningkatan mutu pendidikan. Misal, terjadi peningkatan motivasi siswa dalam belajar, meningkatnya sikap positif siswa terhadap mata pelajaran, bertambahnya keterampilan yang dikuasai, adalah merupakan beberapa contoh dari tujuan antara sebagai hasil jangka pendek dari peningkatan praktek pembelajaran di kelas. Sasaran akhirnya adalah meningkatnya mutu pendidikan. c) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif untuk memperbaiki pembelajaran, berdasar pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas. 4. Menurut Ditjen PMPTK (2010:7) Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain: a) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. b) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. c) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 12 d) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. Mengacu pada tujuan penelitian tindakan kelas di atas maka Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut. 1. Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya. 4. Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. 5. Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. 6. Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa (Mohammad Asrori, 2007:14). Beberapa alasan mengapa guru dipandang tepat untuk melakukan penelitian tindakan kelas adalah : 1) Guru adalah orang yang paling dekat dan paling akrab dengan kelas. Paling karab karena gurulah yang setiap hari melaksanakan proses pembelajaran di kelas 2) Guru memiliki otonomi untuk menilai kinerjanya sendiri. 3) Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik. Dikatakan unik karena ketika siswa berinteraksi dengan guru tidak akan sama dengan ketika siswa berinteraksi dengan personal sekolah lainnya. 4) Temuan-temuan penelitian yang bukan penelitian tindakan kelas tidak jarang sulit bisa langsung diterapkan untuk proses perbaikan pembelajaran. Kadangkadang temuan penelitian itu terlalu teoritik atau terlalu rumit sehingga guru harus belajar terlebih dahulu atau dilatih terlebih dahulu untuk bisa menerapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 13 5) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian tindakan kelas. D. Prinsip-Prinsip PTK Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, Action Research berkembang menjadi classroom Action Research (CAR) = Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagai suatu penelitian terapan, PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan kualitas atau hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan penyelesaikan bagi masalah yang terjadi di kelasnya sendiri, dan bukan di kelas guru yang lain. Tentu saja dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, sebagai peneliti praktis, PTK dilaksanakan bersamaan guru melaksanakan tugas utama yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Beberapa prinsip-prinsip dasar PTK yang dapat melandasi penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan atau proses belajar mengajar. Menurut Hopkins (1993: 57-61), pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang kebetulan diterapkan, seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar. Ada 3 hal yang dapat dikemukakan berkenaan dengan prinsip pertama ini. Pertama, dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan bahwa setidak-tidaknya pada awal-awalnya hasilnya kurang memuaskan dari yang dikehendaki. Bahkan mungkin kurang dari yang diperoleh dengan “cara lama” Karena bagaimanapun tindakan perbaika tersebut masih dalam taraf dicobakan. Guru harus menggunakan pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menimbang-nimbang : jalan keluar” yang akan mereka tempuh dalam rangka memberikan yang terbaik kepada siswa. Kedua, Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas iterasi dari siklus tindakan juga dilakukan dengan 14 mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan pemahaman yang mendalam yang ditandai oleh kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari melalui analisis, sintesis dan evaluasi informasi, bukan terbatas dari segi tersampaikannya GBPP kepada siswa dalam rukun waktu yang telah ditentukan. Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perancangan, dan sama sekali tidak mengacu kepada kejenuhan informasi sebagaimana lazim dipedomani dalam proses iteratif pengumpulan data penelitian kualitatif. 2. Masalah guru. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya, dan berpijak dari tanggung jawab profesionalnya. Guru sendiri harus memiliki komitmen ini juga diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi guru untuk “bertahan” dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut lebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas mengajarnya secara rutin. Dengan kata lain, pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. Dilihat dari sudut pandang ini, desakan untuk sekedar menyampaikan pokok bahasan sesuai dengan GBPP dapat dan perlu ditolak karena alasan profesional yang dimaksud . 3. Tidak terlalu menyita waktu. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan bagi guru, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru, sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Sebagai gambaran, penggunaan tape recorder memang akan menghasilkan rekaman yang lengkap dibanding dengan perekaman manual, namun peningkatan waktu yang diperlukan untuk mencermati data melalui pemutaran ulang mungkin akan segera terasa berlebihan. Oleh karena itu, dikembangkan teknik-teknik perekaman yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup signifikan serta dapat dipercaya. 4. Metode dan teknik yang digunakan tidak boleh terlalu menuntut dari segi kemampuan maupun waktunya. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 15 5. Metodologi yang digunakan harus terencana cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan. Guru dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk “menjawab” hipotesis yang dikemukakan oleh karena itu, meskipun pada dasarnya “terpaksa” memperbolehkan “kelonggaran – kelonggaran” namun penerapan asas – asas dasar telaah taan kaidah tetap harus dipertahankan. 6. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar – benar nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri. 7. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta rambu – rambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan para siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasional, sehingga penyelenggaraannya pun harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan – rekan dalam lembaga terkait, dilakukan sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan subjek didik. Kegiatan penelitian tindakan pada dasarnya harus merupakan gerakan yang berkelanjutan ( on – going ), karena skope peningkatan dan pengembangan memang menjadi tantangan sepanjang waktu. Meskipun kelas, sekaligus mata pelajaran merupakan cakupan tanggung jawab bagi seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Perspektif yang lebih luas ini akan terlebih – lebih lagi terasa urgensinya, apabila dalam suatu PTK, terlibat lebih dari seorang peneliti. Dapat juga dilakukan kolaborasi di antara dua atau lebih guru dalam satu sekolah dan / atau guru dari sekolah lain, termasuk dosen LPTK. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 16 E. Prosedur Pelaksanaan PTK Penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur atau siklus dari berbagai kegiatan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart, (1992) menyatakan prosedur PTK dilaksanakan dengan 4 kegiatan utama atau tahapan yaitu Plan (perencanaan). Action (tindakan), Observation (pengamatan), dan Reflection (refleksi). Alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti pada Gambar berikut: Secara ringkas tahapan kegiatan di atas dapa dijelaskan sebagai berikut: 1) Planning (Perencanaan) Rencana merupakan kegiatan pokok pada tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan PTK. Dengan perencanaan yang baik guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 17 a. Identifikasi Masalah Pertanyaan yang mungkin timbul bagi guru pemula PTK adalah : bagaimana memulai Penelitian Tindakan Kelas ? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan terhadap proses pembelajaran di kelasnya. Meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas, yang kemudian dapat memicu dimulainya sebuah PTK. Oleh sebab itu, agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain guru harus mampu merefleksi, merenung, serta berfikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses perenungan itu terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahankelemahan praktek pembelajaran yang selama ini dilakukan secara tanpa disadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini mungkin begitu ia merasakan adanya persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahanyang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi, pembelajaran dan hasil belajar siswa. Menurut Hopkins (1993) guru dapat menemukan permasalahan tersebut bertitik tolak dari gagasan-gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu diperbaiki, untuk mendorong pikiran Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 18 dalam mengembangkan fokus permasalahan, kita dapat bertanya pada diri sendiri. Berbekalkan kejujuran dan kesadaran untuk mengidentifikasi masalah, beberapa contoh pertanyaan yang diajukan guru pada diri sendiri (Wardani, dkk, 2007). a. Apa yang sedang terjadi di kelas saya ? b. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu ? c. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya? d. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan? e. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Pada tahap ini, yang paling penting adalah menghasilkan gagasangagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh guru di kelas. Dengan berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut, guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK. b. Analisis Masalah Setelah memperoleh permasalahan-permasalahan melalui proses identifikasi tersebut, maka guru peneliti selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi penyelesaiannya. Dalam hubungan ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti misalnya penguasaan materi pelajaran pada topik pewarisan sifat, sikap siswa dalam berdiskusi atau sikap siswa dalam melakukan percobaan. Permasalahan tersebut jika tidak segera diselesaikan akan menimbulkan dampak negatif yang besar (Tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal, kurang kerjasama dalam diskusi dan eksperimen). Walaupun demikian, tidak semua permasalahan dalam pembelajaran yang dapat diatasi dengan PTK (seperti kesalahan-kesalahan faktual dan/atau konseptual yang terdapat dalam buku paket). Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan bagi guru dalam menganalisis permasalahan adalah sebagai berikut: Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 19 (1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan siswanya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah; (2) Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan/atau kekuasaan guru untuk mengatasinya; (3) Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas; (4) Usahakan untuk bekerja sama dalam pengembangan fokus penelitian; dan (5) Kaitkan PTK yang akan dilaksanakan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah. c. Perumusan Masalah Setelah mengidentifikasi dan menganalisisnya, maka guru selanjutnya perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka peluang bagi guru untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang perlu dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur pengumpulan data serta cara menginterpretasikannya. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan. Termasuk yang berbentuk latihan guna meningkatkan keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud. Perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab yang lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajaki alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Perumusan Masalah harus jelas, dinyatakan dengan kalimat tanya. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian penyusunan proposal PTK). d. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan Alternatif perbaikan yang akan ditempuh dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan yaitu dugaan mengenai perubahan perbaikan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Jadi hipotesis adalah alternatif yang diduga dapat memecahkan Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas masalah yang ingin diatasi dengan 20 penyelenggaraan PTK. Bentuk rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan rumusan hipotesis ”penelitian formal”. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara terbaik untuk mengatasi masalah. Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru sebagai peneliti perlu melakukan : 1) Merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.; 2) Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti dsb; Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan khususnya yang telah disampaikan dalam kegiatan ilmiah.; 3) Kajian teoritik di bidang pelajaran pendidikan; Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan; dan Hasil kajian tersebut, dapat dijadikan landasan untuk membangun hipotesis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan, yaitu: 1) Rumusan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain, alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.; 2) Setiap alternatif tindakan perbaikan yag dipertimbangkan, perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelayakan teknis serta keterlaksanaannya. Disamping itu juga perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat, selama program perbaikan ini diimplementasikan.; 3) Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil optimal, namun tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melaksanaannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang aktual.; 4) Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan (baca : perbaikanperbaikan) yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu, Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 21 baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru. Setelah diperoleh gambaran awal hipotesis tindakan, maka selanjutnya perlu dilakukan pengkajian terhadap kelayakan dari masing-masing hipotesis tindakan itu dari segi ”jarak” antara situasi nyata dengan situasi idel yang dijadikan rujukan. Oleh karena itu, kondisi dan situasi yang diprasyaratkan untuk penyelenggaraan suatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK, harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih dalam batas-batas kemampuan siswa. Dengan kata lain, sebagai aktor PTK guru hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian dunia sekolah dimana ia berada dan melaksanakan tugasnya Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak/hasil sebagaimana yang diharapkan, diperlukan kelayakan hipotesis tindakan terlebih dahulu. Menurut Soedarsono (1997), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji kelayakan hipotesis tindakan adalah sebagai berikut ; 1) Implementasi suatu PTK akan berhasil, apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Dipihak lain, untuk melaksanakan PTK kadang-kadang masih diperlukan peningkatan kemampuan guru melalui berbagai bentuk pelatihan sebagai komponen penunjang. Selain itu keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau bukan karena didorong oleh imbalan finansial.; 2) Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dari segi fisik, psikologis, sosial dan budaya, maupun etik. Dengan kata lain seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan berdampak merugikan siswa.; 3) Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di sekolah juga perlu diperhitungkan. Sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat terganggu oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu, demi keberhasilan PTK, maka guru dituntut untuk dapat mengusahakan/memilih fasilitas dan sarana yang diperlukan; Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 22 4) Selain kemampuan siswa sebagai perseorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau di sekolah. Namun pertimbangan ini tidak dapat diartikan sebagai kecendrungan untuk mempertahankan status kuo. Dengan kata lain, perbaikan iklim di kelas dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.; dan 5) Karena sekolah juga sebuah organisasi, maka selain iklim belajar sebagaimana dikemukan di atas, iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dari kepala sekolah serta rekan-rekan sejawat guru, dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK. e. Persiapan Pelaksanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Jadwal dan Materi pembelajaran.; 2) Membuat perangkat dan skenario pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, dll) yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentukbentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan.; 3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga, dll.; 4) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk pelatihanpelatihan; 5) Melakukan simulasi pelaksanaan, sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya, dan sebagai pelaku PTK, guru harus terbebas dari rasa gagal dan takut berbuat kesalahan. 2) Action (Pelaksanaan Tindakan) Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan tindakan Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 23 dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti dengan kegiatan observasi. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kelemahan dalam tindakan, persiapan dalam perencanaan untuk melaksanakan skenario tindakan perlu dilakukan secara maksimal, agar pelaksanaan tindakan tidak mengalami kesulitan. Kebersamaan antar tim peneliti atau hasil masukan yang disampaikan oleh para ahli atau pakar pendidikan perlu mendapat perhatian. 3) Observation (Pengamatan) Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul. Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung (dalam hal ini pada saat pembelajaran berlangsung). Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menyiapkan kertas kosong untuk merekam kegiatan pembelajaran yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan dan menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang diamati. Bagi guru pelaksana PTK disarankan melaksanakan observasi tertutup dengan menggunakan lembar observasi. Pelaksanaan Observasi perlu memperhatikan prinsip: perencanaan bersama, fokus observasi, kriteria, keterampilan observasi, dan balikan. Mekanisme perekaman hasil observasi perlu dirancang agar tidak mencampur adukkan antara fakta dan interprestasi, namun juga tidak terseret oleh kaidah umum yang tanpa kecuali menafsirkan interprestasi dalam pelaksanaan observasi. Apabila yang terakhir ini dilakukan sehingga yang direkam hanyalah fakta tanpa interprestasi, maka akan dapat menimbulkan resiko, bahwa makna dari perangkat fakta karena proses erosi yang terjadi dalam Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 24 ingatan, lebih-lebih apabila pengamat hasil observasi yang telah secara utuh karena proses erosi yang terjadi dalam ingatan, lebih-lebih apabila pengamat adalah juga pelaksana tindakan. Observasi kelas akan memberikan manfaat apabila pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Hasil diskusi diinterprestasikan secara bersama-sama oleh pelaksana tindakan dan pengamat. Diskusi mengacu kepada penerapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan berikutrnya. 4) Reflection (Refleksi) Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran (penginterprestasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK . dengan kata lain, refleksi merupakan kajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya. Dengan demikian, penelitian tindakan tidak dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya. Sebagai planning untuk siklus selanjutnya.untuk memperjelas fase-fase dalam penelitian tindakan siklus spiralnya dan bagaimana pelaksanaannya, seperti pada Gambar diatas Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK sebagai keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dam mengabstraksikan data secara sistematis danrasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 25 Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya. Sedangkan menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan /atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas. Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan sejawat) permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan yang sama dengan siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus 3), jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan, dilanjutkan lagi dengan siklus berikutnya. Mungkin anda bertanyatanya berapa siklus PTK dilaksanakan? Pada dasarnya tidak ada ketentuan berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung pada ketercapaian indikator kinerja (keberhasilan) yang sudah direncanakan. Tetapi sebaiknya PTK dilaksanakan tidak kurang dari 2 siklus. F. Karakteristik PTK Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian lain. Mencermati defenisi penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan pada tulisan sebelumnya Kelas”maka muncul suatu yang berjudul “Pengertian Penelitian Tindakan pertanyaan: kalau Penelitian Tindakan Kelas didefenisikan seperti itu maka apa saja karakteristik penelitian tindakan kelas itu? Setiap penelitian pada dasarnya memang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Jika dilihat dari masalah yang harus dipecahkan , Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik penting yaitu masalah diteliti untuk dipecahkan harus berangkat dari persoalan praktik pembelajaran yang dilakukan sehari-hari dikelas. Jadi, Penelitian Tindakan Kelas akan dapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang menyadari adanya masalah yang terkait dengan proses dan hasil Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 26 pembelajaran yang dihadapi di kelas dan harus dipecahkan. Dengan kata lain Penelitian tindakan adalah penelitian kontekstual, artinya praktis yang sesuai dengan problem yang muncul dilapangan. Penelitian bukan menerapkan teori tetapi menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai sandaran sekaligus teori dimodifikasi secara kontekstual. Persoalan lain yang muncul adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yanmg sudah dilakukan selama mengajar dikelas. Bisa jadi guru telah berbuat keliru selama bertahun-tahun dalam pembelajaran tetapi dia tidak mengetahui. Bahkan sang guru beranggapan bahwa yang dilakukannya adalah sesuatu yang benar. Untuk mengatasi hal ini maka guru dapat meminta bantuan untuk melihat apa yang dilakukan selama ini dalam proses belajar mengajar di kelas. Di sinilah pentingnya proses kerja sama antara guru dengan peneliti. Dalam konteks seperti ini guru dapat bekerja sama dengan peneliti dari perguruan tinggi untuk berdiskusi mencari dan merumuskan permasalahan pembelajaran yang selama ini dilakukan di kelas. Dengan kata lain guru dapat melakukan penelitian kolaboratif dengan peneliti dari perguruan tinggi. Dengan adanya kolaboratif ini diharapkan akan diketahui dan ditemukan solusi permasalahan selama ini yang terdapat dalam pembelajaran dikelas. Suyanto (1997) mengatakan jika guru bersedia melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru sambil mengajar dikelas sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakannya. Karakteristik berikutnya masih menurut Suyanto (1997), dapat dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian tindakan kelas itu sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Sebenarnya, tanda tindakan tertentu suatu penelitian dapat saja dilakukan di kelas, tetapi penelitian itu tidak termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Tetapi penelitian semacam ini disebut dengan “Penelitian Kelas”. Contohnya guru melakukan penelitian tentang rendahnya tingkat motivasi belajar siswa. Jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai dengan tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka penelitian ini bukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini hanya Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 27 sekedar ingin tahu, tidak ingin memperbaiki rendahnya motivasi belajar siswa dengan tindakan-tindakan tertentu. Sebaliknya jika dalam penelitian itu guru mencoba mencari solusi dan melakukan tindakan-tindakan untuk meningkatnya motivasi belajar siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik, maka penelitian ini dapat di golongkan ke dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Suharjono (2007:62) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu : 1) Adanya tindakan (action). Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan itu merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. 2) Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang tidak saja ber upaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian penting dari pengembangan professional dalam diri guru, karena penelitian tindakan kelas mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis, mampu membelajarakan guru atau membiasakan guru untuk menulis dan membuat catatan. 3) Hal yang dipermasalahkan beukan berdasarkan kajian teoritik atau hasil dari penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan actual dan terjadi dalam pembelajaran dikelas. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas terfokus pada maslah praktis bukan problem teoritik atau bersifat bebas konteks. 4) Penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. 5) Adanya kerjasa antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). 6) Disamping itu penelitian tindakan kelas hanya dilakukan apabila ada : a. keputusan profesionalisme guru, b. alasan pokok; ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan c. bertujuan memperoleh pengatahuan dan/atau sebagai pemecahan masalah. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 28 Menurut Cohen dan Manion, (1980) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki beberpa karakteristik sebagai berikut : a. Situasional, Praktis, dan Relevan Penelitian didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung gayut atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Hal ini berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks itu. Subjeknya murid di kelas, staf sekolah, dan yang lain dan penelitinya terlibat dengan mereka. Kelas yang memiliki masalah berupaya memecahkan masalah yang timbul, sementara kelas yang telah stabil mungkin melakukan peningkatan situasi agar menuju situasi yang diidealkan tentu dengan penerapan berbagai perbaikan yang sesuai dengan kondisi kelas secara nyata. b. Memberikan Kerangka Teratur pada Pemecahan Masalah Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris dan mengandalkan observasi nyata serta data perilaku yang tidak termasuk kajian panitia yang subjektif atau pendapat orang berdasar pengalaman masa lalu. Meskipun penelitian praktis, bukan berarti meninggalkan ciri-ciri penyelidikan ilmiah. Pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian, yaitu sistematis, teratur, objektif dan imparsial. Pengumpulan data dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan instrumen yang telah disusun secara terukur hingga menghindarkan berbagai tindakan subjektif. c. Fleksibel dan Adaptif Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian. Memang dalam penelitian terdapat satu ide pokok (dalam satu satuan penelitian). Ide pokok ini tidak berubah, namun berbagai aspek atau langkah mungkin mengalami perubahan sesuai dengan karakteristik subjek di lapangan, situasi, dan pelaksana penelitian. Perubahan dilakukan guna memperoleh prosedur, langkah, atau pola yangpaling sesuai dengan setting meskipun tidak mengubah ide utama (Initial idea). Ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian critical teori artinya secara praktis teori dapat disesuaikan dengan situasi lapangan. d. Partisipatori Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 29 Partisipasi peneliti atau anggota lain secara langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian. Guru dan siswa secara faktual adalah partisipan utama meskipun guru dapat berkolaborasi dengan pihak lain, misal guru lain, kepala sekolah, atau kolaborator lain. Hal ini mengingat guru lain juga sedang mengajar, kepala sekolah memiliki tugas yang juga berat, maka partisipan yang saling bertanggung jawab di kelas adalah guru dan siswa. Kedua pihak inilah yang memiliki peran dominan, sementara pihak lain hanya membantu. e. Self Evaluatif Modifikasi dilakukan secara terus-menerus dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk meningkatkan praktek cara tertentu. Penelitian bertujuan memperbaiki praktik di lapangan. Untuk itu partisipanlah yang secara langsung menilai diri sendiri. Guru dan murid adalah tim (keculai penelitian dalam konteks proyek atau mahasiswa dan atau dosen yang meneliti di sekolah). Bila guru yang berisnisiatif meneliti, maka guru muridlah pihak yang menilai praktiknya sendiri. f. Upaya Sistematis Kesahihan Lemah Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Tujuannya bersifat situasional dengan sampel yang terbatas dan tidak representatif. Penelitian tidak dapat memberikan kontrol pada ubahan-ubahan batas. Jadi temuan-temuannya walaupun berguna dalam dimensi praktis, tetapi tidak secara langsung memiliki andil dalam upaya pengembangan ilmu. Ini harus disadari oleh partisipan. Penelitian partisipan partisipatori ini memiliki subjektivitas tinggi, karena menyusun instrumen sendiri, mengamati sendiri, menilai sendiri, memutusakan sendiri. Maka hanya kredibilitas guru profesional saja yang dapat melaksanakan penelitian tanpa kehadiran kolaborator. g. Honesty dan Fairly Penelitian tindakaan yang dilakukan di kelas oleh guru sangat ditentukan oleh kejujuran terhadap dirinya. Dalam praktek nyata, guru sangatlah sulit meminta bantuan kepala sekolah, penilik, atau teman guru untuk menjadi pengamat kerena mereka memiliki pekerjaan yang tidak mungkin ditinggalkan. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 30 Murid adalah pihak partisipan yang paling memungkinkan, karena guru dan muridlah yang paling berkepentingan dalam peningkatan praktek ini. Untuk itu fairly guru menerima kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah kunci baik menemukan masalah, memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan penelitian. Demikian pula ketika mengumpulkan data, kejujuran keduanya adalah faktor kunci. Keterbukaan dan kejujuran harus tertanam pada diri guru selaku peneliti. Dari banyaknya uraian mengenai karakteristik penelitian tindakan kelas menurut Muhammad Asrori (2008:9) sesungguhnya dapat dikemukakan beberapa karakteristik inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu : a) Masalah berasal dari guru b) Tujuan memperbaiki pembelajaran; c) Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian; d) Fokus penelitian merupakan kegiatan pembelajaran; e) Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti. Jika adanya tindakan-tindaka tertentu dalam penelitian tindaka kelas inilah yang juga menjadi karakteristik penting penelitian tindakan kelas. Maka yang paling penting untuk dipertegas disini adalah:”Tindakan seperti apakah yang dapat dikategorikan sebagai tindakan dalam penelitian tindakan kelas?” Menurut Suharsimi (2007) berdasarkan pengalamanya menilai karya tulis ilmiah yang dibuat oleh guru, ternyata masih banyak yang keliru dalam menafsirkan penelitian tindakan kelas. Pada sampul depan tertulis “Penelitian Tindakan Kelas”, tetapi pada bagian dalam ternyata hanya menguraikan proses pembelajaran biasa. Dalam penjelasannya guru memang sudah melakukan sesuatu, tetapi sesungguhnya guru hanya melakukan proses pembelajaran seperti biasa. Misalnya guru memberikan Lembar Kerja kepada siswa, atau guru memberika tugas untuk dikerjakan siswa diluar kelas, atau guru menugaskan siswa menghafalkan rumus untuk digunakan siswa di kelas. Tindakan-tindakan ini nsesungguhnya BUKAN merupakan tindakan yang dikehendaki oleh penelitian tindakan kelas. Suharsimi (2007) menegaskan bahwa prinsip dasar tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah “tindakan” yang diberikan oleh guru kepada siswa Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 31 dengan maksud meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan kegiatan siswa. Berikut ini disajikan beberapa contoh kegiatan guru yang tidak mencerminkan adanya “tindakan” sebagaimana yang dikehendaki oleh penelitian tindakan kelas : 1. Guru merasa tidak puas dengan perilaku siswanya yang ketika mengerjakan ulangan banyak yang menyontek. Guru membuat aturan agar sebelum ulangan semua buku catatan dikumpulkan kemeja guru setelah itu baru guru membagikan soal ulangan. 2. Beberapa siswa tidak mengerjakan PR sehingga ketika guru membahas PR tersebut beberapa siswa tidak dapat mengikuti dengan aktif. Oleh karena itu guru memberikan surat kepada orang tua anak tersebut agar mengingatkan anaknya (Mohammad Asrori, 2008 : 11) Ketiga contoh di atas tidak mencerminkan adanya tindakan karena guru tidak memberikan kegiatan kepada siswa sehingga mereka harus melakukan sesuatu. Pada contoh 1 guru hanya memberikan peringatan seperti biasanya. Peringatan sudah berulang-ulang diberikan, tetapi kejadian yang sama tetap saja muncul. Pada contoh kedua guru menyuruh siswa mengumpulkan catatan diatas meja guru. Memang dengan cara ini siswa tidak dapat mencontek karena catatannya ada diatas meja guru, tetapi ini bukan perintah kepada siswa untuk melakukan sesuatu untuk perbaikan dirinya. Pada contoh ketiga justru contoh yang tidak baik karena guru tidak mengatasi sendiri dengan tindakan, melainkan meminta bantuan orang tua siswa. Ada tiga unsur yang senantiasa harus diperhatikan dalam penelitian tindakan kelas, yairu: a) Pemberi tindakan, yaitu guru; b) Subjek tindakan, yaitu siswa; c) Tindakan yang berupa sesuatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh siswa sebagai subjek tindakan dan tindakan itu menjadi pengarah kepada siswa untuk melakukan perbaikan. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 32 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal.2007. Penelitian Tindakan Kelas. YRama Widya. Bandung Borg, W.R. Gall,M.D.(1997). Education Research. New York : Longman. Ditjen PMPTK.(2010). Membimbing Guru Dalam Penelitian Tindakan Kelas Materi Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah. Jakarta : Kemendiknas. http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/19/karakteristik-dan-tujuan-penelitiantindakan-kelas-ptk-14/, diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 20.45 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas, diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 20.45 WIB. http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroomaction-research/, diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 20.45 WIB. http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-classroomaction-research/, diakses tanggal 17 Maret 2013 pukul 18.00 WIB. http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/,diakses tanggal 18 Maret 2013 pukul 20.45 WIB. http://nesaci.com/pengertian-dan-karakteristik-penelitian-tindakan-kelas/,diakses tanggal 18 Maret 2013 pukul 19.40 WIB. http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakankelas.html/, diakses tanggal 20 Maret 2013 pukul 20.45 WIB. http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakankelas.html, diakses tanggal 21 Maret 2013 pukul 09.45 WIB. http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakankelas.html), diakses tanggal 21 Maret 2013 pukul 09.45 WIB. Kemmis,S.and Mc.Taggart, R.(1998).The Action Research Planner. Victoria : The Deakin University. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 33 McNiff, J. (1992). Action research: Principles and practice. London: Routledge. Mohommad, Ashori. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima. Ritawati M., Yetti A. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Suharsimi, Arikunto, dkk. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Sukayati.( 2008).Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Dikti. Created by Warman Tateuteu NIM: 58732, RM:05 PGSD FIP UNP Resume Penelitian Tindakan Kelas 34