BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang, musik menjadi sesuatu yang universal, sesuatu yang dikenal luas oleh masyarakat di seluruh dunia. Sepanjang sejarah peradaban manusia, musik mengalami perkembangan yang begitu pesat. Beragamnya kebudayaan dan karakteristik manusia berkontribusi terhadap munculnya berbagai aliran musik, seperti musik klasik, pop, rock, jazz, r&b, hip-hop, electronic, dan masih banyak lagi. Di zaman modern ini, perkembangan teknologi memungkinkan akses terhadap musik didapatkan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Orang-orang bahkan sudah menganggap musik sebagai salah satu bagian dari gaya hidup. Industri musik sangat berkembang, orang-orang bisa menikmati musik dengan gadget-gadget terbaru, dan bahkan muncul lembaga-lembaga pendidikan musik yang memberikan pengetahuan akademis mengenai musik, salah satunya yaitu sekolah musik. Sekolah musik adalah tempat dimana pendidikan mengenai musik diberikan. Perkembangan sekolah musik sendiri didukung dengan munculnya berbagai studi dan penelitian akan pengaruh positif pembelajaran musik terhadap kecerdasan manusia, terutama pada anak-anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh Schellenberg (2004), mendapatkan hasil bahwa anak berumur 6 tahun yang mengikuti kelas piano maupun vokal, mengalami peningkatan IQ dibandingkan dengan anak yang tidak mengikuti kelas musik. Studi lain yang dilakukan oleh Trainor (2006) mengemukakan bahwa anak berumur 4-6 tahun yang mengikuti kelas musik selama 1 tahun menunjukkan perkembangan otak yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak mengikuti kelas musik sama sekali. Munculnya studi-studi tersebut dan mudahnya akses informasi melalui media televisi maupun internet pada zaman ini, menyebabkan banyak orang tua mulai sadar akan dampak positif pendidikan musik bagi anaknya. Tidak hanya itu, beberapa orang tua juga percaya bahwa pendidikan musik pada anak akan menanamkan rasa 1 2 disiplin sejak dini. Dengan demikian, orang tua mulai mencari-cari tempat dimana pendidikan musik tersebut diberikan, salah satunya yaitu sekolah musik. Sekolah musik sudah banyak hadir di Indonesia, sehingga orang tua tidak perlu mencari jauh-jauh. Sekolah musik seperti Yamaha dan Purwa Caraka telah membuka banyak cabang sekolah musik di seluruh Indonesia. Meskipun tidak menutup kemungkinan bagi para pencinta musik dari kalangan remaja maupun dewasa untuk turut berpartisipasi dalam pendidikan musik tersebut, banyak sekolah musik lebih memberikan perhatian khusus pada pendidikan anak-anak. Setiap sekolah musik tentunya memiliki metode dan kurikulum pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, termasuk aliran musik yang diajarkan. Ada sekolah yang memfokuskan pembelajaran musik modern, musik klasik, ataupun aliran musik lainnya. Pembelajaran di sekolah musik juga dilakukan dengan beragam instrumen musik seperti piano, gitar, bass, drum, biola, vokal, dan masih banyak lagi. Melalui proyek tugas akhir ini, penulis tertantang untuk menghasilkan sebuah perancangan interior sekolah musik klasik bagi anak-anak. Menurut penelitian, musik klasik memiliki nilai lebih yang tidak dimiliki oleh aliran musik lain. Musik klasik mampu memberikan ketenangan (Scheufele, 1999), meningkatkan konsentrasi (Hallam, 2013), dan bahkan ada penelitian yang menyatakan bahwa musik klasik mampu membantu proses penyembuhan (Honda, 1998). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat sekolah musik klasik untuk mempelajari topik tersebut dengan lebih spesifik. Sebuah sekolah musik klasik tentu saja akan memiliki suasana yang berbeda dibandingkan sekolah musik yang lain. Hal ini menjadi tugas bagi penulis untuk menciptakan rancangan yang mampu mencerminkan image dan karakteristik musik klasik tersebut. Kegiatan pembelajaran musik klasik yang diberikan oleh sekolah musik juga akan membutuhkan sarana dan fasilitas khusus, dengan keperluan yang khusus pula. Tidak hanya demikian, dengan memfokuskan pembelajaran pada anak-anak, penulis kembali tertantang untuk menciptakan rancangan interior yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak-anak. Penulis menyadari bahwa anak-anak yang mengikuti pendidikan musik belum tentu menyukai musik klasik atau memiliki minat untuk mendalami musik klasik. Anak-anak bisa saja mengikuti pendidikan musik atas permintaan atau bahkan paksaan dari orang tua mereka. Hal ini tentu akan berdampak pada keinginan anak untuk belajar. 3 Dengan demikian, sudah timbul sebuah permasalahan baru yaitu bagaimana proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis untuk menciptakan rancangan interior yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi anak, sehingga tercipta sebuah kondisi belajar yang produktif. 1.2 Identifikasi Masalah Pokok permasalahan yang akan dibahas antara lain : - Bagaimana menciptakan desain sekolah musik yang mampu mencerminkan image dan karakteristik musik klasik, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak? - Bagaimana menciptakan desain yang dapat membangun suasana pembelajaran yang memotivasi anak-anak sehingga meningkatkan produktivitas? - Bagaimana organisasi ruang dan treatment akustik yang baik pada interior sekolah agar tidak terjadi kebisingan auditori? 1.3 Tujuan & Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : - Mampu untuk menciptakan desain sekolah musik yang dapat mencerminkan image dan karakteristik musik klasik, dan sesuai dengan kebutuhan anakanak. - Mampu untuk menciptakan desain yang mampu memotivasi anak-anak sehingga meningkatkan produktivitas pembelajaran musik. - Mampu untuk menciptakan desain sekolah musik dengan organisasi ruang dan treatment akustik yang baik. 1.3.2 Manfaat Manfaat yang diharapkan sebagai hasil penelitian ini yakni : - Diharapkan hasil perancangan mampu memenuhi kebutuhan dan memfasilitasi aktivitas pengguna sekolah musik klasik, terutama anak-anak. - Diharapkan hasil penelitian dan perancangan ini bermanfaat bagi mahasiswa Binus University maupun pihak lain yang ingin menambah wawasannya, 4 terutama mengenai perancangan interior sekolah musik klasik bagi anakanak. - Diharapkan hasil penelitian dan perancangan dapat berkontribusi terhadap perkembangan dunia interior maupun dunia pendidikan musik untuk kedepannya. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Kawasan Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada beberapa sekolah maupun sanggar musik, yaitu Nuansa Musik, Musicasa, dan Art & Culture Edutainment Center yang bekerja sama dengan Music School of Indonesia. Akan dilakukan perbandingan antara sekolah musik yang satu dengan yang lain, dan hasil penelitian akan dijadikan sebagai referensi perancangan nantinya. 1.4.2 Batasan Penelitian Batasan penelitian untuk proyek interior sekolah musik ini antara lain : - Sejarah berdirinya sekolah musik - Visi, misi, dan motto sekolah musik - Struktur organisasi sekolah musik - Image dan karakteristik dari sekolah musik - Target market dari sekolah musik - Jumlah staff pengajar dan pelajar - Kapasitas kelas - Jenis ruang & area yang tersedia - Fasilitas yang disediakan - Kurikulum pembelajaran - Aktivitas pembelajaran dan aktivitas eksternal - Pembagian jadwal dan ruangan - Treatment akustik yang digunakan - Treatment interior yang digunakan 5 1.4.3 Batasan Perancangan Bangunan yang akan dirancang menjadi sekolah musik klasik adalah Gedung Salihara di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Perancangan memanfaatkan keseluruhan bangunan namun dalam konteks ini, gedung hanya dianggap sebagai lahan kosong siap rancang. Nama dan identitas dari Salihara itu sendiri dianggap tidak berpengaruh pada rancangan. Sekolah musik klasik yang dirancang adalah sekolah musik dengan penggunanya yakni staff umum sekolah, staff pengajar, pelajar, dan pengunjung. Perancangan sekolah musik klasik ini meliputi ruangan kelas, ruangan pertunjukan, kantor sekolah, serta area-area publik lain pada sekolah, seperti lobi sekolah, perpustakaan, retail store, dan cafeteria. Sedangkan bagian yang menjadi fokus utama perancangan pada proyek tugas akhir ini adalah ruangan kelas dan ruangan pertunjukan. 1.5 Metodologi Penelitian & Perancangan 1.5.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang sifatnya deskriptif, dengan menganalisa sebuah persitiwa, kegiatan, ataupun sebuah pemikiran. Melalui metode ini, dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu, diperkuat dengan landasan teori yang telah ada, dan kemudian menghasilkan sebuah teori baru. Metode kualitatif ini memungkinkan peneliti untuk menjalin interaksi secara personal dengan apa yang menjadi bahan penelitian. Penelitian dengan metode kualitatif ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1) Metode Kualitatif Non Interaktif / Studi Literatur Yaitu studi kepustakaan dan pengumpulan referensi yang berhubungan musik secara umum, musik klasik, psikologi musik, deskripsi sekolah secara umum, psikologi pendidikan, psikologi anak/remaja, serta gaya arsitektural dan interior terutama pada bangunan sekolah. Studi literatur ini dilakukan melalui buku-buku pengetahuan, majalah, jurnal ilmiah, dan media massa. 6 2) Metode Kualitatif Interaktif a. Observasi Lapangan Yaitu peninjauan langsung ke lapangan dengan meninjau objek maupun variabel tertentu. Observasi lapangan ini dilakukan untuk mengamati, mendokumentasi, dan menganalisa setiap hal yang terjadi secara nyata di lapangan. Hal ini mencakup kondisi sekolah musik, aktivitas setiap pengguna, serta fasilitas yang disediakan oleh sekolah musik. b. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai sekolah musik, dan dilakukan dengan pihak yang terlibat didalam sekolah musik, seperti staff umum, staff pengajar, pelajar, maupun orang tua. 1.5.2 Metode Perancangan Perancangan interior untuk sekolah musik klasik ini dilakukan dengan beberapa proses sebagai berikut : 1) Konsep Perancangan Interior Setelah mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, konsep perancangan merupakan tahap awal dalam perancangan. Segala sesuatu yang menjadi dasar pertimbangan pada perancangan dipikirkan sejak awal dalam proses penyusunan konsep perancangan ini. Konsep perancangan mencakup konsep ide, tema, citra, warna, bentuk, estetika, pencahayaan, penerapan elemen local content maupun green design, dan lain-lain. 2) Pemrograman Ruang / Space Programming Pemrograman ruang dilakukan untuk menjabarkan seluruh aktivitas dan kebutuhan pengguna ruang beserta besaran ruangan yang dibutuhkan, kemudian direkapitulasikan ke dalam skema hubungan antar ruang dan diagram struktur organisasi ruang. 3) Zoning - Grouping Merupakan pembagian area atau ruang berdasarkan hubungan kedekatan ruang dari hasil pemrograman ruang. Zoning merupakan pembagian area berdasarkan tingkat privasi, sedangkan Grouping merupakan pembagian area yang lebih spesifik, yaitu berdasarkan ruang. Dibuat beberapa alternatif Zoning-Grouping, kemudian dianalisa sisi positif 7 dan negatif setiap alternatif. Alternatif yang terbaik dijadikan sebagai dasar penggambaran denah. 4) Pembuatan Gambar Kerja & Presentasi Gambar kerja & presentasi merupakan hasil sekaligus proses akhir pada perancangan. Gambar kerja mencakup denah, tampak & potongan ruang, serta detail-detail ruang khusus maupun konstruksi. Sedangkan gambar presentasi mencakup denah dan tampak berwarna, perspektif ruangan, serta pembuatan maket ataupun aksonometri. Kesemuanya merupakan realisasi pemikiran dan konsep desain sebelumnya. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) BAB 1 - Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan perancangan, serta sistematika penulisan. 2) BAB 2 - Landasan Teori Bab ini membahas tinjauan umum dan tinjauan khusus. Tinjauan umum adalah tinjauan pustaka yang mengembangkan pemahaman dan wawasan menyeluruh mengenai penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan terhadap suatu topik tertentu. Sedangkan tinjauan khusus adalah pendekatan penelitian terhadap subjek-subjek penelitian secara spesifik. 3) BAB3 – Analisa dan Bahasan Bab ini mengaitkan analisa hasil observasi dengan penjabaran studi-studi, seperti studi environmental dan arsitektural, studi aktivitas dan kebutuhan manusia, studi ergonomi dan antropometri, serta studi akan permasalahan spesifik pada interior. 4) BAB 4 - Konsep Perancangan Bab ini menjabarkan konsep perancangan yang akan dibuat, termasuk konsep tema, konsep warna, konsep bentuk, konsep material, konsep pencahayaan, konsep penghawaan, konsep akustik, serta pembahasan mengenai elemen local content dan green design yang dipakai. 8 5) BAB 5 - Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan, beserta penyampaian saran kepada berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian.