Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah MENUJU TERTIB ADMINISTRASI, TERTIB FISIK DAN TERTIB HUKUM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA Dasar Hukum BMN Perbendaharaan Negara UU 17/2003 UU 1/2004 Keuangan Negara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PP 27/2014 Pengelolaan BMN/D PERPRES 70/2012 PERPRES 4/2015 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 1. 2. 3. PMK-120/PMK.06/2007 PMK-137/PMK.06/2014 PMK-145/KM.06/2014 PMK-50/PMK.06/2014 PMK-78/PMK.06/2014 PMK-90/PMK.06/204 PMK-27 TAHUN 2014 PMK 57/PMK.06/2016 PMK 87/PMK.06/2016 PMK 83/PMK.06/2016 Penatausahaan BMN Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perubahan atas KMK No. 94/KM.6/2013 ttg. Modul Penyusutan BMN berupa aset tetap pd. Entitas Pemerintah Pusat 4. Tatacara Pelaksanaan Penghapusan BMN 5. Tatacara Pelaksanaan Pemanfaatan BMN 6. Perubahan atas PMK No. 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN berupa aset tetap pada entitas Pemerintah Pusat 7. Tatacara Pengelolaan BMN 8. Tatacara Pelaksanaan Sewa BMN 9. Tatacara Pelaksanaan Penggunaan BMN 10. Tatacara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan BMN PEJABAT PENGELOLAAN BMN/D Menteri Keuangan selaku BUN adalah Pengelola Barang Milik Negara Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Pengguna Barang Milik Daerah Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan Kementerian Negara/Lembaga adalah Pengguna Barang Milik Negara 3 TERMINOLOGI PENTING Penggunaan BMN/D Pemanfaatan 4 Sebatas utk penyelenggaraan Tupoksi Satuan Kerja Sewa; Pinjam Pakai; Kerja Sama Pemanfaatan; Bangun Guna Serah (BGS) & Bangun Serah Guna (BSG) Pemindahtanganan Penjualan; Tukar Menukar; Hibah; Penyertaan Modal Pemerintah Penggunaan PENGELOLA BARANG Pemanfaatan Menetapkan tanah dan/atau bangunan yg harus diserahkan Menetapkan status penggunaan BMN Sewa, Pinjam pakai,KSP Objek : Tanah dan/atau bangunan yg berada/sudah diserahkan kpd Pengelola BGS/BSG Objek : Tanah Pemindahtanganan Penjualan Objek : Tanah dan/atau bangunan Tukar menukar, Hibah, PMP Objek : Tanah dan/atau bangunan yg berada/sudah diserahkan kpd Pengelola Penggunaan Penggunaan BMN sesuai dengan Tupoksi Sewa Kerjasama Pemanfaatan PENGGUNA BARANG Pemanfaatan Objek Sebagian tanah/bangunan yang masih digunakan Selain tanah dan/atau bangunan Dengan izin Pengelola Barang Penjualan Objek : selain tanah dan/ atau bangunan Tukar menukar Pemindahtanganan Obyek: - Sebagian tanah dan/ atau bangunan yang masih digunakan - Selain tanah dan/atau bangunan Hibah dan PMP Obyek : - Tanah dan/atau bangunan yang dari awal direncanakan utk hibah/ PMP - Selain tanah dan/ atau bangunan Dengan izin Pengelola Barang SISTEMATIKA PENGGUNAAN PEMANFAATAN PENGAMANAN PENGGUNAAN adalah Kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan BMN/D yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan PENGGUNAAN 1. Status penggunaan BMN ditetapkan oleh ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota; pengelola Menkeu, sedangkan BMD 2. Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan memperhatikan: 3. Digunakan untuk menyelenggarakan Tupoksi; Menunjang penyelenggaraan Tupoksi instansi yang bersangkutan. Penetapan status penggunaan atas BMN/D yang digunakan oleh selain kementerian negara/lembaga/SKPD dapat dilakukan sepanjang sesuai tugas pokok dan fungsi dan/atau dalam menjalankan penugasan pemerintah sebagai pelaksanaan kewajiban pelayanan umum Mekanisme Penetapan Status Penggunaan (PSP) BMN • Pengguna barang melaporkan barang milik negara yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan; • Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status penggunaannya. • Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang yang bersangkutan. BMN Yang Tidak Digunakan (IDLE) • Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan kepada gubernur/bupati/ walikota melalui pengelola barang untuk barang milik daerah. • Gubernur/bupati/walikota menetapkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena sudah tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan. • Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan kepada gubernur/bupati/walikota dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan dimaksud. Syarat Umum 1. Dokumen kepemilikan asli untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan 2. Copy dokumen kepemilikan atau BAST untuk BMN selain tanah dan/atau bangunan 3. Kartu Identitas Barang; 4. Data lokasi, luas, nilai perolehan BMN Syarat Khusus Perjanjian antara pengguna barang dengan pihak lain (memuat jangka waktu dan kewajiban para pihak) dalam hal BMN berupa bangunan dibangun di atas tanah pihak lain Format Usulan PSP BMN Tanah dan/atau Bangunan LAMPIRAN SURAT Nomor Tanggal : : DAFTAR TANAH DAN/ATAU BANGUNAN pada ……. YANG DIMINTAKAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN No Jenis Barang Nomor Bukti Kepemilikan (Sertipikat/IMB) Kode Barang Lokasi Luas m2 Perolehan Tahun Asal Nilai Perolehan (Rp) (Nama Satker) A Tanah 1 2 B 1 2 Sub Jumlah - - Sub Jumlah - - TOTAL - - Bangunan Pimpinan Satker, …………………………. …………………………. Format Usulan PSP BMN Kendaraan Bermotor LAMPIRAN SURAT Nomor Tanggal : : DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR pada …. YANG DIMINTAKAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN No Nama Barang Kode Barang NUP Merk/Type Tahun Perolehan Nilai Perolehan (Rp) (Nama Satker) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 JUMLAH Pimpinan Satker, …………………………. …………………………. Kondisi/ Keterangan PEMANFAATAN adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan Bangun Serah Guna/Bangun Guna Serah dengan tidak mengubah status kepemilikan Bentuk: sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Kerjasama pemanfaataan infrastruktur PEMANFAATAN meliputi: a. Sewa: adalah pemanfaatan BMN/D oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai. b. Pinjam Pakai: adalah penyerahan penggunaan BMN/D antara pemerintah pusat dengan pemerintahdaerahatau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang. c. Kerjasama pemanfaatan: adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/ pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya d. Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu e. Bangun serah guna adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. SEWA Penyewaan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang. SEWA Jangka waktu penyewaan barang milik daerah paling lama lima tahun sejak dcitandatangani perjanjian dan dapat diperpanjang dengan persetujuan dari pengelola barang. Penetapan formula besaran tarif sewa Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat: 1. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; 2. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; 3. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; 4. persyaratan lain yang dianggap perlu. Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah Pinjam Pakai Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah. Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerah paling lama lima tahun dan dapat diperpanjang satu kali. Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurangkurangnya memuat: 1. pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; 2. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; 3. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; 4. persyaratan lain yang dianggap perlu. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka: 1. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik daerah; 2. meningkatkan pendapatan daerah. Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dilaksanakan dengan bentuk: 1. kerja sama pemanfaatan barang milik daerah atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota; 2. kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang; 3. kerja sama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan. Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerah (tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota) dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/ walikota. Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah (sebagian tanah dan /atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang, selain tanah dan/atau bangunan) dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap barang milik negara/daerah di maksud; 2. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk barang milik negara/daerah yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung; 3. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama; 4. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang; 5. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus mendapat persetujuan pengelola barang; 6. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemafaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang milik negara/daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan; 7. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama tiga puluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang. Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan tidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah . TATACARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 78/PMK.06/2014 Tgl. 30 April 2014 tentang Tatacara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) Ruang lingkup 1. 2. 3. 4. 5. Pihak Pelaksana Pemanfaatan Obyek Pemanfaatan Jangka Waktu Pemanfaatan Penerimaan Negara dari Hasil Pemanfaatan Tatacara pelaksanaan : Sewa, Pinjam Pakai, KSP, BGS/BSG, dan KSPI 6. Pengamanan dan Pemeliharaan Obyek Pemanfaatan 7. Penatausahaan Pemanfaatan, dan 8. Sanksi PRINSIP UMUM PEMANFAATAN BMN 1. Tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintah negara 2. Memperhatikan kepentingan negara dan kepentingan umum 3. Tidak mengubah status kepemilikan BMN 4. Harus ditetapkan Status Barang/Pengguna Barang 5. Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan yang berkaitan dengan pemanfaatan dibebankan pada Mitra Pemanfaatan 6. Penerimaan Negara dari pemanfaatan BMN yang meupakan penerimaan negara yang wajib disetorkan seluruhnya ke Rekening Kas Umum Negara 7. Dilarang dijaminkan atau digadaikan. Penggunaannya oleh Pengelola PENGHAPUSAN Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi: a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna b. Penghapusan dari daftar barang milik negara/daerah. 1) Penghapusan barang milik negara/daerah dilakukan dalam hal barang milik negara/daerah dimaksud sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang; 2) Penghapusan dilakukan dengan penerbitan surat keputusan penghapusan dari: a. Pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari pengelola barang untuk barang milik negara; b. Pengguna barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota atas usul pengelola barang untuk barang milik daerah. 3) Pelaksanaan atas penghapusan selanjutnya dilaporkan kepada pengelola barang. INVENTARISASI Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. Tujuan inventarisasi adalah (a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan (b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN. Tujuan inventarisasi adalah (a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan (b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. • Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan (KDP) setiap tahun adalah opname fisik. • Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud. Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi. Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan. • Daftar Barang Kuasa Penggguna • Buku Barang • Kartu Identitas Barang • Daftar Barang Ruangan • Daftar Barang Lainnya • • • • Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan Dokumen kepemilikan BMN Dokumen pengelolaan dan penatausahaan BMN Dokumen lainnya yang dianggap perlu SASARAN INVENTARISASI adalah SEMUA BARANG MILIK NEGARA yang DIBELI, DIDAPAT, DIHASILKAN baik secara SEBAGIAN maupun KESELURUHAN Melalui APBN atau diperoleh di luar APBN sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Pada dasarnya adalah Barang-barang yang umur pakai/ teknisnya lebih dari satu tahun), meliputi: • BARANG TIDAK BERGERAK seperti TANAH, BANGUNAN DLL. • BARANG BERGERAK seperti KENDARAAN, PERALATAN BESAR, PERALATAN LABORATORIUM, • PERALATAN KANTOR DLL. • BARANG PERSEDIAAN dalam Gudang & Tempat penyimpanan lainnya. Temuan • Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tetap kurang tertib • Pemanfaatan Aplikasi SIMAK-BMN masih kurang memadai (aplikasi kurang sempurna, masih selisih dengan SAIBA, tidak tertib menginput data, terdapat asset yang belum tercakup dalam SIMAK). • Penatausahaan Aset Tetap Tanah pada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Belum Optimal. • Aset Tanah dan Rumah Dinas Masih Dikuasai oleh Pihak Lain • Terdapat Selisih Tanah Dalam Laporan Keuangan dengan Fisik Tanah yang Dikuasai . PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (1) Pengguna barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik negara/daerah yang berada di bawah penguasaannya. (2) Pelaksanaan pemantauan dan penertiban untuk kantor/satuan kerja dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang. (3) Kuasa pengguna barang dan pengguna barang dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban (4) Kuasa pengguna barang dan pengguna barang menindaklanjuti hasil audit. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN (1) Pengelola barang berwenang untuk melakukan pemantauan dan investigasi atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah, dalam rangka penertiban penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah sesuai ketentuan yang berlaku. (2) pengelola barang dapat meminta aparat pengawas fungsional untuk melakukan audit atas pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah. (3) Hasil audit disampaikan kepada pengelola barang untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan perundang-undangan. PENGAMANAN Lingkup: Pengamanan administrasi, fisik, dan hukum Pengamanan Administrasi: pembukuan, inventarisasi, pelaporan BMN, Pengamanan Fisik: mis. Penyimpanan, pemagaran dll. Pengamanan Hukum: sertifikasi tanah, bukti status kepemilikan BMN BUKTI STATUS Barang milik negara/daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan. Barang milik negara/daerah berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan. Barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama pemerintah/daerah yang bersangkutan. BUKTI STATUS Bukti kepemilikan barang milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan aman. Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerah dilakukan oleh pengelola barang. SANKSI • Dalam hal terjadi kerugian negara/daerah karena penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan barang, penggunaan barang, pengurusan barang, dan/atau kekurangan perbendaharaan diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku • Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara/daerah tersebut dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.