Sudhaberata Ketut, 2008, Penanganan Preeklampsia Berat dan

advertisement
PERBEDAAN ATHEROSIS PLASENTA ANTARA PREEKLAMPSIA
RINGAN DAN PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG BERSALIN BADAN
PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DR.WAHIDIN SUDIRO
HUSODO MOJOKERTO
Tri Ratnaningsih*
ABSTRACT
Preeclampsia is one factor of the increased morbidity and maternal and
perinatal mortality. The cause of preeclampsia up to now unclear
The purpose of this study was to prove the existence of differences in the incidence of
placenta atherosis between mild and severe preeclampsia preeclampsia.
The design of this study using observational studies to make observations during (crosssectional). In this study of a population of pregnant women who met the inclusion
criteria and do not have the factors contained in the exclusion criteria, were selected
preekampsia group with mild and severe preeclampsia. Each - each placenta during
childbirth taken Histopathological examination to see their atherosis placenta. Research
conducted at the maternity room BAPELKES Hospital Dr Wahidin Sudirohusodo
Mojokerto, by the time the study between March 2008 until the end of July 2008. The
population of this study were pregnant women with severe pregnancy complications
Preekampsia more than 20 weeks and pregnant women with mild preeclampsia with age
more than 20 weeks gestation. Sample selection is done by consecutive sampling. Data
were analyzed by Chi-Square test to compare the number of atherosis placenta in PER
and
PEB
with
significance
level
of
95%
((ρ
<0.05).
The Results of this study, the difference atherosis fetal placental layers on mild
preeclampsia and severe preeclampsia is based on Mann-Whitney test showed
calculation results ρ = 0.003, meaning that the number atherosis on the fetal side of the
placenta there is mild preeclampsia is less than the amount of weight atherosis placenta
in preeclampsia. Differences atherosis middle layer of the placenta in preeclampsia
mild and severe preeclampsia based on test T-test that shows the calculation results ρ =
0.035, meaning that the number of placental atherosis no side amid the mild
preeclampsia is less than the amount of weight atherosis placenta in preeclampsia.
Atherosis difference maternal placental layers on mild preeclampsia and severe
preeclampsia based on test T-test that shows the calculation results ρ = 0.005, meaning
that the number atherosis there placenta in preeclampsia mild maternal side is less than
the amount of weight atherosis placenta in preeclampsia. The total sum atherosis
placenta showed ρ = 0.001. This proves that there is a significant difference between the
number
of
atherosis
placenta
in
mild
and
severe
preeclampsia.
Acute Atherosis placenta is a typical symptom that occurs in the fetuses of
mothers who suffer preelampsia.
Keywords: Atherosis, mild preeclampsia, severe preeclampsia, Histopathology
masalah kesehatan di bidang
PENDAHULUAN
Salah satu komplikasi yang
terjadi pada kehamilan adalah timbulnya
hipertensi pada wanita yang sebelumnya
mempunyai tekanan darah normal atau
memperberat
sebelumnya
gangguan
hipertensi
sudah
hipertensi
ada.
yang
Diagnosis
yang
menjadi
penyulit kehamilan diantaranya adalah
preeklampsia
(Cunningham,
2005).
Preeklampsia merupakan salah satu
selain
infeksi
dan
obstetri
perdarahan.
Preeklampsia merupakan salah satu
penyebab
maupun
meningkatnya
mortalitas
pada
morbiditas
ibu
dan
perinatal. Meskipun demikian penyebab
preeklampsia sampai dengan saat ini
belum diketahui dengan jelas. namun
telah
disepakati
patofisiologik
bahwa
yang
kelainan
mendasari
preekampsia adalah suatu pengerutan
arteriolar yang merata atau vasospasme,
kasus dari 250 persalinan (12%),
sehingga sirkulasi uteroplasenta pada
tahun 2007 sampai dengan bulan
preeklampsia
Oktober
mengalami
penurunan
2007
didapatkan
aliran darah dan peningkatan resistensi
reeklampsia ringan 15 dan berat 25
pembuluh darah (Hacker, 2001) .
kasus dari 299 persalinan (13%).
Angka
kejadian
( Sumber dari Medical Record
preeklampsia untuk tiap negara
BAPELKES RSUD Dr Wahidin
berbeda karena dipengaruhi oleh
Sudirohusodo Mojokerto Tahun
banyak
2008 ).
faktor.
Insiden
sangat
dipengaruhi oleh paritas, ras dan
etnis,
genetik
serta
faktor
Saat
ini
hipotesis
terdapat
yang
tiga
menempati
lingkungan (Cunningham, 2005).
penyelidikan
Demikian
oleh
prenyebab preekalmpsia ( Hacker ,
(Manuaba, 2007), bahwa kejadian
2001). Hipotesis yang pertama
preeklampsia
menghubungkan
juga
berbagai
dikatakan
bervariasi
daerah
masalah
diet
dari
utama
tentang
preeklampsia
khususnya
dengan faktor imunologik yaitu
kesehatan
adanya
dan
ketidakcocokan
yang
umumnya, bergantung pada ras,
berlebihan antara ibu dan janin.
pendidikan
dan
pengetahuan
Hipotesis
masyarakat
serta
kemampuan
menghubungkan
yang
kedua
sindrom
pelayanan rumah sakit dan lainnya.
prostaglandin yang menimbulkan
Dari data statistik di negara maju
ketidakseimbangan
menunjukkan bahwa 10 – 30% dari
vasodilator PgE2 dan Prostasiklin
semua kematian ibu disebabkan
serta
oleh
PgF2α dan tromboksan. Sedangkan
preeklampsia,
sebagai
dan
penyebab
juga
utama
rangkaian
hipotesis
yang
diantara
vasokonstriktor
ketiga
adalah
morbiditas dan mortalitas perinatal.
menghubungkan
preeklampsia
Mortalitas akan meningkat sesuai
dengan
uteroplasenta.
dengan
lamanya
Preeklampsia berhubungan dengan
Menurut
implantasi abnormal plasenta dan
berat
dan
preeklampsia.
(Simanjuntak,
penelitian
1999)
retrospektif
pada
tromboblastik yang tidak
tahun
sempurna sehingga mengakibatkan
(1993 – 1997) dijumpai 33 kasus
sirkulasi uteroplasenta yang tidak
(5,10%) kematian ibu dari 647
adekuat yang selanjutnya akan
kasus preeklampsia berat. (Dina,
mengakibatkan hipoksia plasenta,
2003). Di BAPELKES RSUD Dr
stress oksidatif serta infark. Dua
Wahidin Sudirohusodo Mojokerto
abnormalitas yang terjadi pada
Tahun
arteria
2005
5
invasi
iskhemi
didapatkan
spiralis
adalah
preeklampsia ringan 5 dan berat 20
mengalami
kasus dari 205 persalinan (12%),
karena aliran darah mengalami
tahun
hambatan
2006
didapatkan
preeklampsia ringan 8 dan berat 24
aterotik
vasodilatasi
gagal
akibat
normal,
perubahan
dan juga menyebabkan
obstruksi di dalam pembuluh darah
lain.
karena aterosis akut.
BAPELKES
(
Chapman, 2006).
(Bobak,2000).
RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Mojokerto sampai
Pada
Preeklampsia
dengan tahun 2007 masih banyak
mempunyai kecenderungan lebih
terdapat
tinggi untuk mendapatkan bayi
preeklampsia
dengan berat badan lahir rendah.
penelitian tentang hal itu. Melihat
Salah
fenomena diatas, peneliti tertarik
satu
upaya
menurunkan
tersebut
angka
untuk
kejadian
adalah
dengan
untuk
pasien
dengan
dan
belum
melakukan
ada
penelitian
tentang perbedaan aterosis plasenta
menurunkan
angka
kejadian
pada
preeklampsia
Preeklampsia.
Angka
kejadian
preeklampsia berat.
ringan
dan
dapat diturunkan melalui upaya
pencegahan, pengamatan dini, dan
METODE PENELITIAN
terapi. Upaya pencegahan kematian
Rancangan penelitian ini menggunakan
perinatal dapat diturunkan bila kita
studi observasional analitik dengan
mampu mengidentifikasi faktor-
melakukan pengamatan sewaktu (cross
faktor yang memungkinkan untuk
sectional). Populasi dari penelitian ini
terjadinya preeklampsia. Penentuan
adalah wanita hamil dengan komplikasi
faktor-faktor yang memungkinkan
Preekampsia berat usia kehamilan lebih
untuk terjadinya preeklampsia ini
dari 20 minggu dan ibu hamil dengan
serta
preeklampsia
pemantauan
janin
sangat
ringan
dengan
usia
penting agar kehamilan kalau perlu
kehamilan lebih dari 20 minggu dengan
dapat diakhiri pada saat optimal.
Kriteria Inklusi Dan Eksklusi
Perlu ditekankan bahwa sindroma
preeklampsia
ringan
1. Preekampsia ringan dan berat
dengan
dengan usia kehamilan lebih dari
hipertensi, edema, dan proteinuri
sering tidak diketahui atau tidak
20 minggu
2. Usia ibu 20 – 35 tahun
diperhatikan oleh wanita yang
bersangkutan.
Tanpa
disadari,
Pemilihan
berat,
bahkan
dilakukan
secara consecutive sampling.
dalam waktu singkat dapat timbul
preeklampsia
sampel
Karakteristik umur penderita dan
aterosis plasenta diuji dengan uji t-test,
eklampsia. Dengan pengetahuan
karakteristik
ini,
kehamilan penderita diuji dengan Mann-
menjadi
jelas
bahwa
gravida
Whitney,
dan secara rutin mencari tanda-
dipersyaratkan
tanda preeklampsia, sangat penting
pengujian bermakna bila ρ kurang dari
dalam
0,05 (ρ < 0,05). Uji kemaknaan ini
pencegahan
kemaknaan
umur
pemeriksaan antenatal yang teratur
usaha
Batas
dan
adalah
preeklampsia berat dan eklampsia,
untuk
di samping pengendalian terhadap
histopatologi plasenta
faktor-faktor
ringan dan berat.
predisposisi
yang
menyatakan
0,05.
yang
Hasil
perbedaan
preeklampsia
HASIL PENELITIAN
1. KARAKTERISTIK SAMPEL BERDASARKAN UMUR
Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan umur
UMUR
(Tahun)
20 – 35
≥ 36
JUMLAH
(X±SD)
Ket:
-
PER
N
19
3
22
29,5 ± 4,8
PEB
N
19
3
18
27,5 ± 4,7
ρ = 0,160
PER = Preeklampsia ringan
PEB = Preeklampsia berat.
Uji t-test
ρ
= nilai kemaknaan
2 Karakteristik sampel berdasarkan gravida
Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan gravida
GRAVIDA
G1
G2
G3
G4
TOTAL
(X±SD)
PER
N
8
2
12
0
22
2,18 (1 – 3)
PEB
N
11
3
6
2
22
1,95 ( 1-4 )
ρ = 0,43
KET:
-
G = Gravida
Uji Mann Whitney.
ρ = nilai kemaknaan
3 Karakteristik sampel berdasarkan umur kehamilan
Tabel 3 Distribusi sampel berdasarkan umur kehamilan
UMUR
HAMIL
21 -37
38 – 40
TOTAL
(X±SD)
KET:
PER
N
6
16
22
38(37-40)
- PER = Preeklampsia ringan
- PEB = Preeklampsia berat
- Uji Mann Whitney
-ρ
= nilai kemaknaan
PEB
N
7
15
22
3,54 (28-39)
ρ = 0,703
4. Hasil identifikasi dan uji statistik aterosis plasenta dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 Aterosis pada plasenta
LETAK
ATEROSIS
PER
d
4 (0-14)
5,0 ± 3,3
4,9 ± 3,6
14,8 ± 7,0
FETAL
TENGAH
MATERNAL
TOTAL
HARGA ρ
PEB
d
7 ( 1-19)
7,9 ± 5,3
8,0 ± 3,6
24,7 ± 10,1
0,003
0,035
0,005
0,001
UJI
Mann whitney
t-test
t-test
t-test
KET:
-d
-ρ
- PER
- PEB
= beda rerata
= nilai kemaknaan
= Preeklampsia ringan
= Preeklampsia berat.
5 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta
A. Preeklampsia Ringan
Tabel 5 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta
FETAL
FETAL
TENGAH
MATERNAL
TENGAH
MATERNAL
d = 0,00
d = 9,09
ρ = 1,00
ρ = 0,922
d = 0,00
d = 9,09
ρ = 1,00
ρ = 0,927
d = 9,09
d = 9,09
ρ = 0,922
ρ = 0,927
KET:
-d
= beda rerata
-ρ
= nilai kemaknaan
- Memakai uji t-test
Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa aterosis antara sisi fetal dan tengah didapatkan
beda rerata d = 0,00 dan nilai kemaknaan ρ = 1,00 berarti tidak ada perbedaan jumlah
aterosis pada dua sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi fetal dan maternal didapatkan
beda rerata d = 9,09 dan nilai kemaknaan ρ = 0,922 berarti tidak ada perbedaan jumlah
aterosis pada dua sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi maternal dan tengah
didapatkan beda rerata d = 9,09 dan nilai kemaknaan
perbedaan jumlah aterosis pada dua sisi plasenta tersebut.
ρ = 0,927 berarti tidak ada
B. Preeklampsia Berat
Tabel 6 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta
FETAL
FETAL
TENGAH
MATERNAL
TENGAH
MATERNAL
d = 0,95
d = 0,77
ρ = 0,37
ρ = 0,510
d = 0,95
d = 0,18
ρ = 0,37
ρ = 0,891
d = 0,77
d = 0,18
ρ = 0,510
ρ = 0,891
KET:
-d
= beda rerata
-ρ
= nilai kemaknaan
- Memakai uji t-test
Pada tabel.6 diatas menunjukkan bahwa
0,510 berarti tidak ada perbedaan
aterosis antara sisi fetal dan tengah
jumlah aterosis pada dua sisi plasenta
didapatkan beda rerata d = 0,95 dan
tersebut, aterosis antara sisi maternal
nilai kemaknaan ρ = 0,37 berarti tidak
dan tengah didapatkan beda rerata d =
ada perbedaan jumlah aterosis pada dua
0,18 dan nilai kemaknaan
sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi
0,891 berarti tidak ada perbedaan
fetal dan maternal didapatkan
jumlah aterosis pada dua sisi plasenta
beda
ρ=
rerata d = 0,77 dan nilai kemaknaan ρ =
tersebut.
PEMBAHASAN
daerah. Wanita di masa subur dan yang
penelitian ini didapakan hasil yaitu pada
masih
kelompok
terkena
preeklampsia
ringan
produktif,
lebih
preeklampsia
cenderung
pada
masa
sebagian besar berumur antara 20
kehamilannya, karena mereka masih
sampai 35 tahun yaitu sebanyak 19
mampu melakukan aktivitas yang tinggi,
orang,
mengkonsumsi
sedangkan
kasus
partus
sebagian
besar
menurutnya baik dimasa hamil serta
berumur antara 20 sampai 35 tahun
mampu menyerap pendidikan yang
yaitu sebanyak 19 orang.
Didapatkan
mereka peroleh termasuk pelayanan
juga bahwa pada PER rerata simpangan
kesehatan bagi dirinya dan keluarga.
baku = 29,5 ± 4,8 sedangkan pada PEB
Banyak ilmuwan berpendapat tentang
rerata simpangan baku 27,5 ± 4,7
adanya faktor umur sebagai faktor
dengan uji t-test tidak di dapatkan
resiko
perbedaan yang bermakna (ρ = 0,160).
Biasanya terdapat pada wanita masa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
subur dengan umur ekstrem yaitu pada
penderita preeklampsia banyak diderita
remaja belasan tahun atau pada wanita
oleh wanita usia subur dan produktif,
yang berumur lebih dari 35 tahun.
tetapi hal ini tidak
(Ketut,2006). Hasil penelitian Poedyo
preeklampia
berat
sama pada tiap
makanan
terjadinya
yang
preeklampsia.
(2005) didapatkan bahwa penderita
benda asing bagi dirinya, jika tidak
preeklampsia
20-25
teradaptasi dengan baik maka ibu akan
tahun dan 31-35 tahun. Namun secara
mengalami banyak hal yang membuat
umum angka kejadian preeklampsia
ibu tidak nyaman bahkan sakit, seperti
untuk
karena
misalnya mual muntah berlebihan. Bisa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Insiden
juga ibu hamil pertama kali gangguan
sangat dipengaruhi oleh paritas, ras dan
imunologik
etnis, genetik serta faktor lingkungan.
pernah hamil sebelumnya. Kondisi ini
(Cunningham, 2005). Demikian juga
bisa membuat atau beresiko terjadi
dikatakan oleh Manuaba (2007), bahwa
gangguan hipertensi akibat kehamilan
kejadian preeklampsia bervariasi dari
karena
berbagai daerah khususnya masalah diet
penghambat
dan kesehatan umumnya, bergantung
terhadap tempat-tempat antigenik di
pada ras, pendidikan dan pengetahuan
plasenta mungkin terganggu. Dikatakan
masyarakat serta kemampuan pelayanan
juga oleh beberapa sarjana bahwa
rumah
Dengan
sebagian besar wanita hamil dengan
kenyataan ini maka masyarakat perlu
preeklampsia adalah nulipara. Beer
mendapatkan
(1978)
tiap
terbanyak
negara
sakit
dan
usia
berbeda
lainnya.
informasi
yang
lebih
mengingat
ibu
pembentukan
antibodi
(blocking
mengatakan
antibodies)
hal
ini
dimungkinkan
optimal karena mereka masih mampu
imunisasi yang efektif oleh kehamilan
menerima
baik
sebelumnya, seperti pada kehamilan
mengingat usia yang masih produktif
pertama, atau apabila jumlah tempat
dan dapat beraktivitas dengan baik pula,
antigenik yang disediakan oleh plasenta
sehingga angka kejadian bisa diturunkan
sangat
dan angka kesakitan kematian pada ibu
jumlah antibodi seperti pada kehamilan
dan anak dapat di turunkan juga.
kembar. (Cunningham, 2005). Pada ibu
dengan
Hasil penelitian ini didapatkan
besar
tidak
dapat
akurat dan pelayanan kesehatan yang
informasi
apabila
belum
dibandingkan
terjadi
dengan
yang hamil kedua atau ketiga pada
bahwa ibu dengan preeklampsia ringan
penelitian
hamil ke tiga yaitu sebanyak 12 orang.
kemungkinan besar disebabkan oleh diet
Sedangkan
pada
ibu selama hamil atau juga karena
kelompok preeklampsia berat adalah
memang hamil sebelumnya ibu juga
hamil pertama kalinya yaitu sebanyak
menderita preeklampsia ringan atau
11 orang. Pada PER Median (min-max)
berat. Kemungkinan lain adalah sifat
2,18 (1 – 3) sedangkan pada PEB 1,95 (
yang diturunkan oleh ibu kandungnya.
1-4 ) dengan uji Mann-Whitney tidak di
Seperti dikatan oleh beberapa ahli
dapatkan perbedaan yang bermakna (ρ =
bahwa
0,43). Hamil pertama kali bagi seorang
preeklampsia-eklampsia
wanita memerlukan suatu adaptasi yang
herediter. Cooper dan Linson (1979),
baik. Kondisi tubuh harus mampu dan
mengungkapkan
sanggup
terhadap preeklampsia bergantung pada
sebagian
menerima
besar
janin
yang
dikandungnya. Adanya janin dalam
tubuh seorang wanita jelas menjadi
dapat
terjadi,
kecenderungan
sebuah gen resesif.
bahwa
hal
ini
mengidap
bersifat
kerentanan
Hasil
penelitian
dalam
arteri spiralis seolah-olah mengalami
bahwa
vasokonstriksi dan terjadi penurunan
usia
aliran darah uteroplasenta sehingga
kehamilan antara 38-40 minggu, yaitu
terjadi hipoksia dan iskhemia plasenta.
sebanyak 16 orang. Sedangkan sebagian
(Underwood, 2000).
besar pada kelompok preeklampsia
Hasil
penelitian
ini
preeklampsia
lain
adalah
ringan
dengan
penelitian
ini
juga
berat adalah dengan usia kehamilan
didapatkan hasil bahwa beda rerata pada
minggu yaitu sebanyak 15 orang. Pada
plasenta letak fetal pada PEB lebih
PER Median (min-max) 27 (37-40)
besar
sedangkan pada PEB 26,7( 28-39 )
kemaknaan ρ 0,003 berarti terdapat
dengan uji Mann-Whitney tidak di
perbedaan secara bermakna. Perbedaan
dapatkan perbedaan yang bermakna (ρ
aterosis plasenta lapisan fetal pada
= 0,703). Pada penelitian ini ibu dengan
preeklampsia ringan dan preeklampsia
kelompok usia antara 38-40 minggu
berat didasarkan pada uji Mann Whitney
menempati rangking tertinggi, hal ini
dan menunjukkan hasil bahwa jumlah
bisa
aterosis
disebabkan
oleh
banyak
hal
daripada
PER
plasenta
sisi
nilai
fetal pada
diantaranya adalah ibu baru menyadari
preeklampsia
dan baru memeriksakan kondisinya
dibandingkan dengan jumlah aterosis
setelah
pada
plasenta pada preeklampsia ringan.
ekstremitas, atau memang kondisi ini
Beda rerata pada plasenta letak tengah
baru
langsung
pada PEB lebih besar daripada PER
mendapatkan penanganan di rumah
dengan nilai kemaknaan ρ 0,035 berarti
sakit
bidan
terdapat perbedaan secara bermakna.
setempat. Kondisi preeklampsia baik
Perbedaan aterosis plasenta lapisan
ringan maupun berat bisa terjadi setelah
tengah pada preeklampsia ringan dan
usia kehamilan lebih 20 minggu, karena
preeklampsia berat didasarkan pada uji
pembentukan plasenta lengkap terjadi
t-test
diminggu
jumlah aterosis plasenta
ada
tanda
muncul
bengkak
dan
setelah
ibu
dirujuk
itu
oleh
sehingga
apabila
berat
dengan
lebih
banyak
dan menunjukkan hasil bahwa
sisi tengah
preeklampsia yang terjadi disebabkan
pada preeklampsia berat lebih banyak
oleh
maka
dibandingkan dengan jumlah aterosis
pada
plasenta pada
Pada
Beda rerata pada plasenta letak maternal
preeklampsia, invasi sel trofoblas ini
pada PEB lebih besar daripada PER
tidak sempurna dan terbatas pada
dengan nilai kemaknaan ρ 0,005 berarti
lapisan desidua proksimal. Hanya 30-
terdapat perbedaan secara bermakna.
50% dari arteri spiralis pada plasenta
Perbedaan aterosis plasenta lapisan
yang mengalami remodeling. Segmen
maternal pada preeklampsia ringan dan
miometrial arteri spirals secara anatomi
preeklampsia berat didasarkan pada uji
intak dan tidak berdilatasi sehingga
t-test
lapisan miometrial arteri spiralis tetap
jumlah aterosis plasenta sisi maternal
kaku dan keras atau tidak mengalami
pada preeklampsia berat lebih banyak
distensi dan vasodilatasi. Akibatnya
dibandingkan dengan jumlah aterosis
gangguan
plasentasi
preeklampsia
akan
minggu
20
ke
terdeteksi
atau
lebih.
preeklampsia ringan.
dan menunjukkan hasil bahwa
plasenta pada preeklampsia ringan.
insufisiensi plasenta. Namun kita hanya
Beda
lapisan
dapat memeriksa adanya aterosis akut
plasenta pada PEB lebih besar daripada
setelah janin lahir. Dengan adanya
PER dengan nilai kemaknaan ρ 0,001
aterosis plasenta ini maka menimbulkan
berarti
secara
suatu situasi disfungsi endotel yang
pada
berdampak iskhemi atau spasme regio
pada
uteroplasenter pada sekitar minggu ke
rerata
pada
terdapat
bermakna.
seluruh
seluruh
perbedaan
Perbedaan
lapisan
aterosis
plasenta
preeklampsia ringan dan preeklampsia
20.
berat didasarkan pada uji t-test
infark plasenta yang dapat meluas dan
menunjukkan
hasil
bahwa
dan
jumlah
Pada akhirnya mengakibatkan
mengakibatkan
perdarahan
aterosis pada seluruh lapisan plasenta
retroplasental.
pada preeklampsia berat lebih banyak
menimbulkan
dibandingkan dengan jumlah aterosis
uteroplasenter pada sekitar minggu ke
plasenta pada preeklampsia ringan.
20. Menurut Poedyo
Pada
preeklampsia
ringan,
untuk
menjadi
kemungkinan
Kejadian
situasi
ini
iskhemi
regio
(2005) lesi
plasenta pada kehamilan preeklampsia
berupa
arteriolopati
desidual
yang
preeklampsia berat sangat besar untuk
ditandai adanya aterosis akut, lesi
itu perlu suatu informasi kesehatan yang
oklusit lumen pembuluh darah dan
cukup pada ibu preeklampsia tersebut
mekanismenya dipengaruhi oleh reaksi
agar tidak sampai pada tahap eklampsia.
imunologis.
Karena kondisi preeklampsia ringan
Pada PER aterosis antara sisi
hampir sama, maka plasenta yang
fetal dan tengah didapatkan
mengalami aterosis juga sama, tapi
rerata
jumlah aterosis tersebut berbeda. Sesuai
kemaknaan ρ = 1,00 berarti tidak
dengan hasil penelitian ini dari tiap sisi
ada perbedaan jumlah aterosis pada
plasenta maupun dari total keseluruhan
dua sisi plasenta tersebut, aterosis
jumlah
antara
aterosis
pada
plasenta
beda
d = 0,00 dan nilai
sisi
fetal
dan
maternal
didapatkan bahwa pada preekalampsia
didapatkan beda rerata d = 9,09 dan
ringan jumlah aterosis lebih sedikit
nilai kemaknaan ρ = 0,922 berarti
dibandingkan pada preeklampsia berat,
tidak ada perbedaan jumlah aterosis
sehingga pada ibu dengan preeklampsia
pada dua sisi plasenta tersebut,
ringan masih bisa mendapatkan bayi
aterosis antara sisi maternal dan
yang cukup bulan dan sehat serta berat
tengah didapatkan beda rerata d =
badan bayi yang cukup. Sebaliknya
9,09 dan nilai kemaknaan
pada preeklampsia berat, jika tidak
= 0,927 berarti tidak ada perbedaan
mendapatkan penanganan segera, maka
jumlah
ibu bisa mendapatkan bayi yang kecil
plasenta
dan berat badan bayi kurang. Aterosis
menunjukkan bahwa aterosis antara
akut pada plasenta merupakan gejala
sisi fetal dan tengah didapatkan
khas
yang
beda rerata d = 0,95 dan nilai
ini
kemaknaan ρ = 0,37 berarti tidak
terjadinya
ada perbedaan jumlah aterosis pada
yang
terjadi
dari
menderita preelampsia.
diduga
mempengaruhi
ibu
Kondisi
aterosis
pada
tersebut.
ρ
dua
Pada
sisi
PEB
dua sisi plasenta tersebut, aterosis
Aterosis dapat terjadi pada semua
antara
maternal
sisi plasenta, pada penelitian inipun
didapatkan beda rerata d = 0,77 dan
juga menghasilkan fakta yang sama
nilai kemaknaan ρ = 0,510 berarti
bahwa penyebaran jumlah aterosis
tidak ada perbedaan jumlah aterosis
sama pada semua sisi plasenta,
pada dua sisi plasenta tersebut,
sehingga
aterosis antara sisi maternal dan
oksigen
tengah didapatkan beda rerata d =
Kondisi ini yang bisa menyebabkan
0,18 dan nilai kemaknaan ρ = 0,891
bayi kecil dan mungkin terjadi
berarti tidak ada perbedaan jumlah
IUGR jika tidak di lakukan tindakan
aterosis pada dua sisi plasenta
segera.
sisi
tersebut.
fetal
Pada
dan
hasil
mengakibatkan
dan
nutrisi
terhambat.
penelitian
tersebut diatas baik pada PER
SIMPULAN DAN SARAN
maupun pada PEB tidak terdapat
SIMPULAN
perbedaan
suplay
penyebaran
aterosis,
Jumlah
aterosis
pada
semua lapisan plasenta bisa terkena
preeklampsia berat lebih banyak dari
aterosis. Jika plasenta mengalami
pada preeklampsia ringan
aterosis
maka
oksigen
maupun
SARAN
nutrisi
janin
menjadi
sangat
1. Sesuai dengan hasil penelitian ini,
dan
maka dianjurkan pada ibu hamil
berkurang
karena
nutrisi
oksigen terhalang, sehingga pada
agar
ibu-ibu
yang
preeklampsia
melahirkan
normal
mungkin
hamil
dengan
memeriksakan diri dan kandungan
banyak
yang
terutama memasuki minggu ke 20
bayi kecil. Secara
pada
sesegera
kehamilan,
arteri
agar
dapat
beberapa
dideteksi
penyakit
adanya
terutama
spiralis yang terdapat pada desidua
preeklampsia dan jika sudah terjadi
mengalami pergantian sel dengan
dapat dilakukan pencegahan agar
trofoblas endovaskuler yang akan
tidak terjadi eklampsia atau bayi
menjamin lumennya tetap terbuka
yang dilahirkan tidak sehat.
untuk memberikan aliran darah,
2. Pada ibu
yang sudah terjadi
nutrisi cukup dan oksigen seimbang,
preeklampsia
dianjurkan
untuk
apabila terjadi preeklampsia invasi
memeriksakan
kandungan
secara
endovaskuler
rutin agar kondisi ibu dan janin
trimester
trofoblas
kedua
tidak
pada
terjadi
terpantau.
sehingga terjadi hambatan pada saat
memerlukan tambahan aliran darah
untuk
memberikan
nutrisi
dan
oksigen. Kondisi ini mengakibatkan
penyempitan
lumen,
penebalan
lapisan otot
polos pada arterial
jonjot villi yang akhirnya kita sebut
aterosis akut. (Underwood,2000).
DAFTAR PUSTAKA
Amin M,. 2004, Pedoman Penulisan
Suyono, Bram U Pendit: Editor
Tesis dan Disertasi, UNAIR,
edisi
Surabaya.
Huriawati
Brooks G; Butel J; Morse S;. 2001,
Mikrobiologi Kedokteran, Hal
167-202,
Edisi
Chapman
pertama,
Hartanto,Ed
21,
Vicky;.
2006,
Kebidanan
Asuhan
Persalinan
dan
Kelahiran, EGC, Jakarta.
Burroow, 2004, Medical Complication
Pregnancy,
Indonesia,
EGC, Jakarta.
Salemba Medika, Jakarta.
During
bahasa
6
Dina Sarah, 2003, Luaran ibu dan bayi
ed,
pada penderita preeklampsia
Philadelpia, USA.
berat dan eklampsia dengan
Bobak I; Jensen M;. 2000,Perawatan
Maternitas
atau tanpa sindrona Hellp,
Digitized by USU digital library
dan
Ginekologi,YIA-PKP,
1, Fakultas Kedokteran
Bandung.
Universitas Sumatera Utara.
Baratawidjaja, 2000, Imunologi Dasar,
Edward Arnorld, 1995, Gynecology by
Ten
Hal 209-220, Jakarta.
Edition,
Budiarto,Eko, 2002, Biostatistik untuk
Kedokteran
dan
Guyton,Arthur
1995,
dan
Fisiologi
Mekanisme,
EGC,Jakarta.
dan Fisiologi untuk Bidan, Hal
Hadi Susilo, 2001, Statistika Jilid
154-169, EGC, Jakarta.
1,Andi Offset, Yokjakarta.
Chandra Budiman, 1995, Pengantar
EGC,
Hamilton,
1995,
Dasar-dasar
Keperawatan Maternitas, EGC,
Jakarta.
Jakarta.
Carera, 2001, Perinatal Medicine of the
New
Millenium,
Hacker N;
Cotran; Ramzi S; Robbin;.
179-191, Hipokrates, Jakarta.
1999.
Pathologic Basic of Disease, 6th
Ivan Roitt,
John
Philadelphia.
Cunningham FG; Gant NF; Leveno KJ;
Hauth
JC;
2002,
Imunologi,Widya
Medika,Jakarta.
ed, W.B. Saunders Company,
LC;
Moore J;. 2001, Esensial
Obstetri dan Ginekologi, Hal
Litosei,bologna.
Gilstrap
C,
manusia
Coad J; Dunstall M;. 2006, Anatomi
Kesehatan,
Oxford
University,USA.
Kesehatan
Masyarakat, EGC, Jakarta.
Statistik
Teachers,Sixteenth
Hopkins,1999,
Manual
of
Gynecology and Obstetrics, Nicholas
C,USA.
Wenstrom KD;. 2005. William
Jordan
Obstetrics,
Kebidanan, Hal 269-334, EGC, Jakarta.
23
edition,
The
Cunningham FG; Gant NF; Leveno KJ;
LC;
Hauth
2004,
Farmakologi
Keman K, 2007, Hubungan antara IL-6
McGraw-Hill Companies
Gilstrap
Sue;.
JC;
dan
IFN-y
pada
Jaringan
Trofoblas dan sel Sitotrofoblas:
Wenstrom KD;. 2005. William
dengan
Kegagalan
Obstetrics, Hal 624-673, alih
diferensiasi,
bahasa, Andry Hartono, Y Joko
Pseudovaskulogenesis
Invasi,
proses
dan
Trofoblas
pada
Preeklampsia,
Patogenesis
eklampsia,
Indonesian
univ sumut.
Journal Obstetric Ginekology;
eklampsia dan resiko kelahiran
Jungueira;
Robert
o
Josecarneiro;
kelley;.
preterm di rumah sakit panti
1998,
rapih Yogykarta, Tesis,pogram
Histologi dasar, EGC, Jakarta.
pasca sarjana Universitas gajah
Leeson,C; Leeson T; Paparo A;. 1996,
Buku ajar Histologi, Hal 481-
mada Yogyakarta.
Susilo I, 2006, Ekspresi Protein c-
508, EGC, Jakarta.
erbB2, p53,pRb dan MIB-1 pada
Macfariane, 2000, Pathology illustrated,
fifth
edition
Karsinoma
Churchill,
I;
Manuaba
Manuaba
Chandranita;
Sarjana Universitas
2007,
Pengantar Kuliah Obstetri, Hal
Sudiana,I Ketut, 2005, Tekhnologi Ilmu
Jaringan dan Imunohistokimia,
1998, Sinopsis
Hal
5-35,
Airlangga,
Surabaya
401-420, EGC, Jakarta.
Obstetri,
Payudara
Disertasi Program Doktor Pasca
Fajar;.
Mochtar Rustam;.
Duktal
Insitu, Invasif dan Metastasis,
Livingstone, London.
Manuaba
repository,
Setiyorini Ana, 2007,preeklampsia /
P:92-115
L.Carlos
USU
EGC,
Hal 2-47, Sagung Seto, Jakarta.
Sudigdo Sastroasmoro, 2002, Dasar-
Jakarta.
dasar Metodologi Penelitian,
Otamar, 2008, Bengkak saat Hamil Bisa
Menjadi
Hal
Indikator
Preeklampsia, Rumah
Sakit
MMC.
52-77,
Sagung
Seto,Jakarta.
Rosai
Juan
and
Ackerman,
2004,
Surgical Pathology, P 1483-
Poedyo r, 2005, Korelasi IL-6 Serum
dan Aterosis Plasenta pada
Penderita Preeklampsia Berat,
1737,
Ninth
edition,vol
two,Mosby, Philadephia.
Sadler,T.W;.
2000,
Embriologi
Laporan Penelitian, SMF Ilmu
Kedokteran Langman, Hal 90-
Kebidanan
dan
penyakit
122, EGC, Jakarta.
Kandungan
FK
Unaiar,
Sudhaberata Ketut, 2008, Penanganan
Surabaya.
Robbins and Cotran, 2006, Atlas of
Preeklampsia
Berat
Pathology, Sounders Elsevier,
Eklampsia,
Philadephia.
Kebidanan
dan
Kandungan,
Rumah
Robbins and Cotran, 2005, Pathology
Basic of Diseases,7 th Ed,
Umum
Sounders Elsevier, Philadephia.
Timur
Roeshadi
Haryono,
2006,
upaya
Sugiyono,
UPF.
Tarakan
2004,
Ilmu
Penyakit
Sakit
Kalimantan
Statistika
untuk
menurunkan angka kesakitan
Penelitian
dan angka kematian ibu pada
dengan SPSS Ver 10.0 for
penderita
windows,
preeklampsia-
dan
dan
Hal
Alfabeta, Bandung.
Aplikasinya
115-147,
Sugiyono,
2007,
Statistika
Penelitian,
Hal
untuk
55-80,
Alfabeta, Bandung.
Sprent, 1991, Metode Statistika Non
Parametrik
Serapan,
UI,
Jakarta.
Tambayong, 1995, Sinopsis Hystology,
EGC, Jakarta.
Underwood
J.C.E,
Umum
2000,
dan
Patologi
Sistemik,Vol
2,EGC,Jakarta.
Verral Sylvia;. 2003, Anatomi dan
Fisiologi
Terapan
dalam
Kebidanan, Hal 208-229, EGC,
Jakarta.
Download