PERBEDAAN ATHEROSIS PLASENTA ANTARA PREEKLAMPSIA RINGAN DAN PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG BERSALIN BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DR.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO Tri Ratnaningsih* ABSTRACT Preeclampsia is one factor of the increased morbidity and maternal and perinatal mortality. The cause of preeclampsia up to now unclear The purpose of this study was to prove the existence of differences in the incidence of placenta atherosis between mild and severe preeclampsia preeclampsia. The design of this study using observational studies to make observations during (crosssectional). In this study of a population of pregnant women who met the inclusion criteria and do not have the factors contained in the exclusion criteria, were selected preekampsia group with mild and severe preeclampsia. Each - each placenta during childbirth taken Histopathological examination to see their atherosis placenta. Research conducted at the maternity room BAPELKES Hospital Dr Wahidin Sudirohusodo Mojokerto, by the time the study between March 2008 until the end of July 2008. The population of this study were pregnant women with severe pregnancy complications Preekampsia more than 20 weeks and pregnant women with mild preeclampsia with age more than 20 weeks gestation. Sample selection is done by consecutive sampling. Data were analyzed by Chi-Square test to compare the number of atherosis placenta in PER and PEB with significance level of 95% ((ρ <0.05). The Results of this study, the difference atherosis fetal placental layers on mild preeclampsia and severe preeclampsia is based on Mann-Whitney test showed calculation results ρ = 0.003, meaning that the number atherosis on the fetal side of the placenta there is mild preeclampsia is less than the amount of weight atherosis placenta in preeclampsia. Differences atherosis middle layer of the placenta in preeclampsia mild and severe preeclampsia based on test T-test that shows the calculation results ρ = 0.035, meaning that the number of placental atherosis no side amid the mild preeclampsia is less than the amount of weight atherosis placenta in preeclampsia. Atherosis difference maternal placental layers on mild preeclampsia and severe preeclampsia based on test T-test that shows the calculation results ρ = 0.005, meaning that the number atherosis there placenta in preeclampsia mild maternal side is less than the amount of weight atherosis placenta in preeclampsia. The total sum atherosis placenta showed ρ = 0.001. This proves that there is a significant difference between the number of atherosis placenta in mild and severe preeclampsia. Acute Atherosis placenta is a typical symptom that occurs in the fetuses of mothers who suffer preelampsia. Keywords: Atherosis, mild preeclampsia, severe preeclampsia, Histopathology masalah kesehatan di bidang PENDAHULUAN Salah satu komplikasi yang terjadi pada kehamilan adalah timbulnya hipertensi pada wanita yang sebelumnya mempunyai tekanan darah normal atau memperberat sebelumnya gangguan hipertensi sudah hipertensi ada. yang Diagnosis yang menjadi penyulit kehamilan diantaranya adalah preeklampsia (Cunningham, 2005). Preeklampsia merupakan salah satu selain infeksi dan obstetri perdarahan. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab maupun meningkatnya mortalitas pada morbiditas ibu dan perinatal. Meskipun demikian penyebab preeklampsia sampai dengan saat ini belum diketahui dengan jelas. namun telah disepakati patofisiologik bahwa yang kelainan mendasari preekampsia adalah suatu pengerutan arteriolar yang merata atau vasospasme, kasus dari 250 persalinan (12%), sehingga sirkulasi uteroplasenta pada tahun 2007 sampai dengan bulan preeklampsia Oktober mengalami penurunan 2007 didapatkan aliran darah dan peningkatan resistensi reeklampsia ringan 15 dan berat 25 pembuluh darah (Hacker, 2001) . kasus dari 299 persalinan (13%). Angka kejadian ( Sumber dari Medical Record preeklampsia untuk tiap negara BAPELKES RSUD Dr Wahidin berbeda karena dipengaruhi oleh Sudirohusodo Mojokerto Tahun banyak 2008 ). faktor. Insiden sangat dipengaruhi oleh paritas, ras dan etnis, genetik serta faktor Saat ini hipotesis terdapat yang tiga menempati lingkungan (Cunningham, 2005). penyelidikan Demikian oleh prenyebab preekalmpsia ( Hacker , (Manuaba, 2007), bahwa kejadian 2001). Hipotesis yang pertama preeklampsia menghubungkan juga berbagai dikatakan bervariasi daerah masalah diet dari utama tentang preeklampsia khususnya dengan faktor imunologik yaitu kesehatan adanya dan ketidakcocokan yang umumnya, bergantung pada ras, berlebihan antara ibu dan janin. pendidikan dan pengetahuan Hipotesis masyarakat serta kemampuan menghubungkan yang kedua sindrom pelayanan rumah sakit dan lainnya. prostaglandin yang menimbulkan Dari data statistik di negara maju ketidakseimbangan menunjukkan bahwa 10 – 30% dari vasodilator PgE2 dan Prostasiklin semua kematian ibu disebabkan serta oleh PgF2α dan tromboksan. Sedangkan preeklampsia, sebagai dan penyebab juga utama rangkaian hipotesis yang diantara vasokonstriktor ketiga adalah morbiditas dan mortalitas perinatal. menghubungkan preeklampsia Mortalitas akan meningkat sesuai dengan uteroplasenta. dengan lamanya Preeklampsia berhubungan dengan Menurut implantasi abnormal plasenta dan berat dan preeklampsia. (Simanjuntak, penelitian 1999) retrospektif pada tromboblastik yang tidak tahun sempurna sehingga mengakibatkan (1993 – 1997) dijumpai 33 kasus sirkulasi uteroplasenta yang tidak (5,10%) kematian ibu dari 647 adekuat yang selanjutnya akan kasus preeklampsia berat. (Dina, mengakibatkan hipoksia plasenta, 2003). Di BAPELKES RSUD Dr stress oksidatif serta infark. Dua Wahidin Sudirohusodo Mojokerto abnormalitas yang terjadi pada Tahun arteria 2005 5 invasi iskhemi didapatkan spiralis adalah preeklampsia ringan 5 dan berat 20 mengalami kasus dari 205 persalinan (12%), karena aliran darah mengalami tahun hambatan 2006 didapatkan preeklampsia ringan 8 dan berat 24 aterotik vasodilatasi gagal akibat normal, perubahan dan juga menyebabkan obstruksi di dalam pembuluh darah lain. karena aterosis akut. BAPELKES ( Chapman, 2006). (Bobak,2000). RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Mojokerto sampai Pada Preeklampsia dengan tahun 2007 masih banyak mempunyai kecenderungan lebih terdapat tinggi untuk mendapatkan bayi preeklampsia dengan berat badan lahir rendah. penelitian tentang hal itu. Melihat Salah fenomena diatas, peneliti tertarik satu upaya menurunkan tersebut angka untuk kejadian adalah dengan untuk pasien dengan dan belum melakukan ada penelitian tentang perbedaan aterosis plasenta menurunkan angka kejadian pada preeklampsia Preeklampsia. Angka kejadian preeklampsia berat. ringan dan dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan METODE PENELITIAN terapi. Upaya pencegahan kematian Rancangan penelitian ini menggunakan perinatal dapat diturunkan bila kita studi observasional analitik dengan mampu mengidentifikasi faktor- melakukan pengamatan sewaktu (cross faktor yang memungkinkan untuk sectional). Populasi dari penelitian ini terjadinya preeklampsia. Penentuan adalah wanita hamil dengan komplikasi faktor-faktor yang memungkinkan Preekampsia berat usia kehamilan lebih untuk terjadinya preeklampsia ini dari 20 minggu dan ibu hamil dengan serta preeklampsia pemantauan janin sangat ringan dengan usia penting agar kehamilan kalau perlu kehamilan lebih dari 20 minggu dengan dapat diakhiri pada saat optimal. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan 1. Preekampsia ringan dan berat dengan dengan usia kehamilan lebih dari hipertensi, edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak 20 minggu 2. Usia ibu 20 – 35 tahun diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan. Tanpa disadari, Pemilihan berat, bahkan dilakukan secara consecutive sampling. dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia sampel Karakteristik umur penderita dan aterosis plasenta diuji dengan uji t-test, eklampsia. Dengan pengetahuan karakteristik ini, kehamilan penderita diuji dengan Mann- menjadi jelas bahwa gravida Whitney, dan secara rutin mencari tanda- dipersyaratkan tanda preeklampsia, sangat penting pengujian bermakna bila ρ kurang dari dalam 0,05 (ρ < 0,05). Uji kemaknaan ini pencegahan kemaknaan umur pemeriksaan antenatal yang teratur usaha Batas dan adalah preeklampsia berat dan eklampsia, untuk di samping pengendalian terhadap histopatologi plasenta faktor-faktor ringan dan berat. predisposisi yang menyatakan 0,05. yang Hasil perbedaan preeklampsia HASIL PENELITIAN 1. KARAKTERISTIK SAMPEL BERDASARKAN UMUR Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan umur UMUR (Tahun) 20 – 35 ≥ 36 JUMLAH (X±SD) Ket: - PER N 19 3 22 29,5 ± 4,8 PEB N 19 3 18 27,5 ± 4,7 ρ = 0,160 PER = Preeklampsia ringan PEB = Preeklampsia berat. Uji t-test ρ = nilai kemaknaan 2 Karakteristik sampel berdasarkan gravida Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan gravida GRAVIDA G1 G2 G3 G4 TOTAL (X±SD) PER N 8 2 12 0 22 2,18 (1 – 3) PEB N 11 3 6 2 22 1,95 ( 1-4 ) ρ = 0,43 KET: - G = Gravida Uji Mann Whitney. ρ = nilai kemaknaan 3 Karakteristik sampel berdasarkan umur kehamilan Tabel 3 Distribusi sampel berdasarkan umur kehamilan UMUR HAMIL 21 -37 38 – 40 TOTAL (X±SD) KET: PER N 6 16 22 38(37-40) - PER = Preeklampsia ringan - PEB = Preeklampsia berat - Uji Mann Whitney -ρ = nilai kemaknaan PEB N 7 15 22 3,54 (28-39) ρ = 0,703 4. Hasil identifikasi dan uji statistik aterosis plasenta dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Aterosis pada plasenta LETAK ATEROSIS PER d 4 (0-14) 5,0 ± 3,3 4,9 ± 3,6 14,8 ± 7,0 FETAL TENGAH MATERNAL TOTAL HARGA ρ PEB d 7 ( 1-19) 7,9 ± 5,3 8,0 ± 3,6 24,7 ± 10,1 0,003 0,035 0,005 0,001 UJI Mann whitney t-test t-test t-test KET: -d -ρ - PER - PEB = beda rerata = nilai kemaknaan = Preeklampsia ringan = Preeklampsia berat. 5 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta A. Preeklampsia Ringan Tabel 5 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta FETAL FETAL TENGAH MATERNAL TENGAH MATERNAL d = 0,00 d = 9,09 ρ = 1,00 ρ = 0,922 d = 0,00 d = 9,09 ρ = 1,00 ρ = 0,927 d = 9,09 d = 9,09 ρ = 0,922 ρ = 0,927 KET: -d = beda rerata -ρ = nilai kemaknaan - Memakai uji t-test Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa aterosis antara sisi fetal dan tengah didapatkan beda rerata d = 0,00 dan nilai kemaknaan ρ = 1,00 berarti tidak ada perbedaan jumlah aterosis pada dua sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi fetal dan maternal didapatkan beda rerata d = 9,09 dan nilai kemaknaan ρ = 0,922 berarti tidak ada perbedaan jumlah aterosis pada dua sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi maternal dan tengah didapatkan beda rerata d = 9,09 dan nilai kemaknaan perbedaan jumlah aterosis pada dua sisi plasenta tersebut. ρ = 0,927 berarti tidak ada B. Preeklampsia Berat Tabel 6 Perbandingan aterosis pada tiap sisi plasenta FETAL FETAL TENGAH MATERNAL TENGAH MATERNAL d = 0,95 d = 0,77 ρ = 0,37 ρ = 0,510 d = 0,95 d = 0,18 ρ = 0,37 ρ = 0,891 d = 0,77 d = 0,18 ρ = 0,510 ρ = 0,891 KET: -d = beda rerata -ρ = nilai kemaknaan - Memakai uji t-test Pada tabel.6 diatas menunjukkan bahwa 0,510 berarti tidak ada perbedaan aterosis antara sisi fetal dan tengah jumlah aterosis pada dua sisi plasenta didapatkan beda rerata d = 0,95 dan tersebut, aterosis antara sisi maternal nilai kemaknaan ρ = 0,37 berarti tidak dan tengah didapatkan beda rerata d = ada perbedaan jumlah aterosis pada dua 0,18 dan nilai kemaknaan sisi plasenta tersebut, aterosis antara sisi 0,891 berarti tidak ada perbedaan fetal dan maternal didapatkan jumlah aterosis pada dua sisi plasenta beda ρ= rerata d = 0,77 dan nilai kemaknaan ρ = tersebut. PEMBAHASAN daerah. Wanita di masa subur dan yang penelitian ini didapakan hasil yaitu pada masih kelompok terkena preeklampsia ringan produktif, lebih preeklampsia cenderung pada masa sebagian besar berumur antara 20 kehamilannya, karena mereka masih sampai 35 tahun yaitu sebanyak 19 mampu melakukan aktivitas yang tinggi, orang, mengkonsumsi sedangkan kasus partus sebagian besar menurutnya baik dimasa hamil serta berumur antara 20 sampai 35 tahun mampu menyerap pendidikan yang yaitu sebanyak 19 orang. Didapatkan mereka peroleh termasuk pelayanan juga bahwa pada PER rerata simpangan kesehatan bagi dirinya dan keluarga. baku = 29,5 ± 4,8 sedangkan pada PEB Banyak ilmuwan berpendapat tentang rerata simpangan baku 27,5 ± 4,7 adanya faktor umur sebagai faktor dengan uji t-test tidak di dapatkan resiko perbedaan yang bermakna (ρ = 0,160). Biasanya terdapat pada wanita masa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subur dengan umur ekstrem yaitu pada penderita preeklampsia banyak diderita remaja belasan tahun atau pada wanita oleh wanita usia subur dan produktif, yang berumur lebih dari 35 tahun. tetapi hal ini tidak (Ketut,2006). Hasil penelitian Poedyo preeklampia berat sama pada tiap makanan terjadinya yang preeklampsia. (2005) didapatkan bahwa penderita benda asing bagi dirinya, jika tidak preeklampsia 20-25 teradaptasi dengan baik maka ibu akan tahun dan 31-35 tahun. Namun secara mengalami banyak hal yang membuat umum angka kejadian preeklampsia ibu tidak nyaman bahkan sakit, seperti untuk karena misalnya mual muntah berlebihan. Bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Insiden juga ibu hamil pertama kali gangguan sangat dipengaruhi oleh paritas, ras dan imunologik etnis, genetik serta faktor lingkungan. pernah hamil sebelumnya. Kondisi ini (Cunningham, 2005). Demikian juga bisa membuat atau beresiko terjadi dikatakan oleh Manuaba (2007), bahwa gangguan hipertensi akibat kehamilan kejadian preeklampsia bervariasi dari karena berbagai daerah khususnya masalah diet penghambat dan kesehatan umumnya, bergantung terhadap tempat-tempat antigenik di pada ras, pendidikan dan pengetahuan plasenta mungkin terganggu. Dikatakan masyarakat serta kemampuan pelayanan juga oleh beberapa sarjana bahwa rumah Dengan sebagian besar wanita hamil dengan kenyataan ini maka masyarakat perlu preeklampsia adalah nulipara. Beer mendapatkan (1978) tiap terbanyak negara sakit dan usia berbeda lainnya. informasi yang lebih mengingat ibu pembentukan antibodi (blocking mengatakan antibodies) hal ini dimungkinkan optimal karena mereka masih mampu imunisasi yang efektif oleh kehamilan menerima baik sebelumnya, seperti pada kehamilan mengingat usia yang masih produktif pertama, atau apabila jumlah tempat dan dapat beraktivitas dengan baik pula, antigenik yang disediakan oleh plasenta sehingga angka kejadian bisa diturunkan sangat dan angka kesakitan kematian pada ibu jumlah antibodi seperti pada kehamilan dan anak dapat di turunkan juga. kembar. (Cunningham, 2005). Pada ibu dengan Hasil penelitian ini didapatkan besar tidak dapat akurat dan pelayanan kesehatan yang informasi apabila belum dibandingkan terjadi dengan yang hamil kedua atau ketiga pada bahwa ibu dengan preeklampsia ringan penelitian hamil ke tiga yaitu sebanyak 12 orang. kemungkinan besar disebabkan oleh diet Sedangkan pada ibu selama hamil atau juga karena kelompok preeklampsia berat adalah memang hamil sebelumnya ibu juga hamil pertama kalinya yaitu sebanyak menderita preeklampsia ringan atau 11 orang. Pada PER Median (min-max) berat. Kemungkinan lain adalah sifat 2,18 (1 – 3) sedangkan pada PEB 1,95 ( yang diturunkan oleh ibu kandungnya. 1-4 ) dengan uji Mann-Whitney tidak di Seperti dikatan oleh beberapa ahli dapatkan perbedaan yang bermakna (ρ = bahwa 0,43). Hamil pertama kali bagi seorang preeklampsia-eklampsia wanita memerlukan suatu adaptasi yang herediter. Cooper dan Linson (1979), baik. Kondisi tubuh harus mampu dan mengungkapkan sanggup terhadap preeklampsia bergantung pada sebagian menerima besar janin yang dikandungnya. Adanya janin dalam tubuh seorang wanita jelas menjadi dapat terjadi, kecenderungan sebuah gen resesif. bahwa hal ini mengidap bersifat kerentanan Hasil penelitian dalam arteri spiralis seolah-olah mengalami bahwa vasokonstriksi dan terjadi penurunan usia aliran darah uteroplasenta sehingga kehamilan antara 38-40 minggu, yaitu terjadi hipoksia dan iskhemia plasenta. sebanyak 16 orang. Sedangkan sebagian (Underwood, 2000). besar pada kelompok preeklampsia Hasil penelitian ini preeklampsia lain adalah ringan dengan penelitian ini juga berat adalah dengan usia kehamilan didapatkan hasil bahwa beda rerata pada minggu yaitu sebanyak 15 orang. Pada plasenta letak fetal pada PEB lebih PER Median (min-max) 27 (37-40) besar sedangkan pada PEB 26,7( 28-39 ) kemaknaan ρ 0,003 berarti terdapat dengan uji Mann-Whitney tidak di perbedaan secara bermakna. Perbedaan dapatkan perbedaan yang bermakna (ρ aterosis plasenta lapisan fetal pada = 0,703). Pada penelitian ini ibu dengan preeklampsia ringan dan preeklampsia kelompok usia antara 38-40 minggu berat didasarkan pada uji Mann Whitney menempati rangking tertinggi, hal ini dan menunjukkan hasil bahwa jumlah bisa aterosis disebabkan oleh banyak hal daripada PER plasenta sisi nilai fetal pada diantaranya adalah ibu baru menyadari preeklampsia dan baru memeriksakan kondisinya dibandingkan dengan jumlah aterosis setelah pada plasenta pada preeklampsia ringan. ekstremitas, atau memang kondisi ini Beda rerata pada plasenta letak tengah baru langsung pada PEB lebih besar daripada PER mendapatkan penanganan di rumah dengan nilai kemaknaan ρ 0,035 berarti sakit bidan terdapat perbedaan secara bermakna. setempat. Kondisi preeklampsia baik Perbedaan aterosis plasenta lapisan ringan maupun berat bisa terjadi setelah tengah pada preeklampsia ringan dan usia kehamilan lebih 20 minggu, karena preeklampsia berat didasarkan pada uji pembentukan plasenta lengkap terjadi t-test diminggu jumlah aterosis plasenta ada tanda muncul bengkak dan setelah ibu dirujuk itu oleh sehingga apabila berat dengan lebih banyak dan menunjukkan hasil bahwa sisi tengah preeklampsia yang terjadi disebabkan pada preeklampsia berat lebih banyak oleh maka dibandingkan dengan jumlah aterosis pada plasenta pada Pada Beda rerata pada plasenta letak maternal preeklampsia, invasi sel trofoblas ini pada PEB lebih besar daripada PER tidak sempurna dan terbatas pada dengan nilai kemaknaan ρ 0,005 berarti lapisan desidua proksimal. Hanya 30- terdapat perbedaan secara bermakna. 50% dari arteri spiralis pada plasenta Perbedaan aterosis plasenta lapisan yang mengalami remodeling. Segmen maternal pada preeklampsia ringan dan miometrial arteri spirals secara anatomi preeklampsia berat didasarkan pada uji intak dan tidak berdilatasi sehingga t-test lapisan miometrial arteri spiralis tetap jumlah aterosis plasenta sisi maternal kaku dan keras atau tidak mengalami pada preeklampsia berat lebih banyak distensi dan vasodilatasi. Akibatnya dibandingkan dengan jumlah aterosis gangguan plasentasi preeklampsia akan minggu 20 ke terdeteksi atau lebih. preeklampsia ringan. dan menunjukkan hasil bahwa plasenta pada preeklampsia ringan. insufisiensi plasenta. Namun kita hanya Beda lapisan dapat memeriksa adanya aterosis akut plasenta pada PEB lebih besar daripada setelah janin lahir. Dengan adanya PER dengan nilai kemaknaan ρ 0,001 aterosis plasenta ini maka menimbulkan berarti secara suatu situasi disfungsi endotel yang pada berdampak iskhemi atau spasme regio pada uteroplasenter pada sekitar minggu ke rerata pada terdapat bermakna. seluruh seluruh perbedaan Perbedaan lapisan aterosis plasenta preeklampsia ringan dan preeklampsia 20. berat didasarkan pada uji t-test infark plasenta yang dapat meluas dan menunjukkan hasil bahwa dan jumlah Pada akhirnya mengakibatkan mengakibatkan perdarahan aterosis pada seluruh lapisan plasenta retroplasental. pada preeklampsia berat lebih banyak menimbulkan dibandingkan dengan jumlah aterosis uteroplasenter pada sekitar minggu ke plasenta pada preeklampsia ringan. 20. Menurut Poedyo Pada preeklampsia ringan, untuk menjadi kemungkinan Kejadian situasi ini iskhemi regio (2005) lesi plasenta pada kehamilan preeklampsia berupa arteriolopati desidual yang preeklampsia berat sangat besar untuk ditandai adanya aterosis akut, lesi itu perlu suatu informasi kesehatan yang oklusit lumen pembuluh darah dan cukup pada ibu preeklampsia tersebut mekanismenya dipengaruhi oleh reaksi agar tidak sampai pada tahap eklampsia. imunologis. Karena kondisi preeklampsia ringan Pada PER aterosis antara sisi hampir sama, maka plasenta yang fetal dan tengah didapatkan mengalami aterosis juga sama, tapi rerata jumlah aterosis tersebut berbeda. Sesuai kemaknaan ρ = 1,00 berarti tidak dengan hasil penelitian ini dari tiap sisi ada perbedaan jumlah aterosis pada plasenta maupun dari total keseluruhan dua sisi plasenta tersebut, aterosis jumlah antara aterosis pada plasenta beda d = 0,00 dan nilai sisi fetal dan maternal didapatkan bahwa pada preekalampsia didapatkan beda rerata d = 9,09 dan ringan jumlah aterosis lebih sedikit nilai kemaknaan ρ = 0,922 berarti dibandingkan pada preeklampsia berat, tidak ada perbedaan jumlah aterosis sehingga pada ibu dengan preeklampsia pada dua sisi plasenta tersebut, ringan masih bisa mendapatkan bayi aterosis antara sisi maternal dan yang cukup bulan dan sehat serta berat tengah didapatkan beda rerata d = badan bayi yang cukup. Sebaliknya 9,09 dan nilai kemaknaan pada preeklampsia berat, jika tidak = 0,927 berarti tidak ada perbedaan mendapatkan penanganan segera, maka jumlah ibu bisa mendapatkan bayi yang kecil plasenta dan berat badan bayi kurang. Aterosis menunjukkan bahwa aterosis antara akut pada plasenta merupakan gejala sisi fetal dan tengah didapatkan khas yang beda rerata d = 0,95 dan nilai ini kemaknaan ρ = 0,37 berarti tidak terjadinya ada perbedaan jumlah aterosis pada yang terjadi dari menderita preelampsia. diduga mempengaruhi ibu Kondisi aterosis pada tersebut. ρ dua Pada sisi PEB dua sisi plasenta tersebut, aterosis Aterosis dapat terjadi pada semua antara maternal sisi plasenta, pada penelitian inipun didapatkan beda rerata d = 0,77 dan juga menghasilkan fakta yang sama nilai kemaknaan ρ = 0,510 berarti bahwa penyebaran jumlah aterosis tidak ada perbedaan jumlah aterosis sama pada semua sisi plasenta, pada dua sisi plasenta tersebut, sehingga aterosis antara sisi maternal dan oksigen tengah didapatkan beda rerata d = Kondisi ini yang bisa menyebabkan 0,18 dan nilai kemaknaan ρ = 0,891 bayi kecil dan mungkin terjadi berarti tidak ada perbedaan jumlah IUGR jika tidak di lakukan tindakan aterosis pada dua sisi plasenta segera. sisi tersebut. fetal Pada dan hasil mengakibatkan dan nutrisi terhambat. penelitian tersebut diatas baik pada PER SIMPULAN DAN SARAN maupun pada PEB tidak terdapat SIMPULAN perbedaan suplay penyebaran aterosis, Jumlah aterosis pada semua lapisan plasenta bisa terkena preeklampsia berat lebih banyak dari aterosis. Jika plasenta mengalami pada preeklampsia ringan aterosis maka oksigen maupun SARAN nutrisi janin menjadi sangat 1. Sesuai dengan hasil penelitian ini, dan maka dianjurkan pada ibu hamil berkurang karena nutrisi oksigen terhalang, sehingga pada agar ibu-ibu yang preeklampsia melahirkan normal mungkin hamil dengan memeriksakan diri dan kandungan banyak yang terutama memasuki minggu ke 20 bayi kecil. Secara pada sesegera kehamilan, arteri agar dapat beberapa dideteksi penyakit adanya terutama spiralis yang terdapat pada desidua preeklampsia dan jika sudah terjadi mengalami pergantian sel dengan dapat dilakukan pencegahan agar trofoblas endovaskuler yang akan tidak terjadi eklampsia atau bayi menjamin lumennya tetap terbuka yang dilahirkan tidak sehat. untuk memberikan aliran darah, 2. Pada ibu yang sudah terjadi nutrisi cukup dan oksigen seimbang, preeklampsia dianjurkan untuk apabila terjadi preeklampsia invasi memeriksakan kandungan secara endovaskuler rutin agar kondisi ibu dan janin trimester trofoblas kedua tidak pada terjadi terpantau. sehingga terjadi hambatan pada saat memerlukan tambahan aliran darah untuk memberikan nutrisi dan oksigen. Kondisi ini mengakibatkan penyempitan lumen, penebalan lapisan otot polos pada arterial jonjot villi yang akhirnya kita sebut aterosis akut. (Underwood,2000). DAFTAR PUSTAKA Amin M,. 2004, Pedoman Penulisan Suyono, Bram U Pendit: Editor Tesis dan Disertasi, UNAIR, edisi Surabaya. Huriawati Brooks G; Butel J; Morse S;. 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Hal 167-202, Edisi Chapman pertama, Hartanto,Ed 21, Vicky;. 2006, Kebidanan Asuhan Persalinan dan Kelahiran, EGC, Jakarta. Burroow, 2004, Medical Complication Pregnancy, Indonesia, EGC, Jakarta. Salemba Medika, Jakarta. During bahasa 6 Dina Sarah, 2003, Luaran ibu dan bayi ed, pada penderita preeklampsia Philadelpia, USA. berat dan eklampsia dengan Bobak I; Jensen M;. 2000,Perawatan Maternitas atau tanpa sindrona Hellp, Digitized by USU digital library dan Ginekologi,YIA-PKP, 1, Fakultas Kedokteran Bandung. Universitas Sumatera Utara. Baratawidjaja, 2000, Imunologi Dasar, Edward Arnorld, 1995, Gynecology by Ten Hal 209-220, Jakarta. Edition, Budiarto,Eko, 2002, Biostatistik untuk Kedokteran dan Guyton,Arthur 1995, dan Fisiologi Mekanisme, EGC,Jakarta. dan Fisiologi untuk Bidan, Hal Hadi Susilo, 2001, Statistika Jilid 154-169, EGC, Jakarta. 1,Andi Offset, Yokjakarta. Chandra Budiman, 1995, Pengantar EGC, Hamilton, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta. Jakarta. Carera, 2001, Perinatal Medicine of the New Millenium, Hacker N; Cotran; Ramzi S; Robbin;. 179-191, Hipokrates, Jakarta. 1999. Pathologic Basic of Disease, 6th Ivan Roitt, John Philadelphia. Cunningham FG; Gant NF; Leveno KJ; Hauth JC; 2002, Imunologi,Widya Medika,Jakarta. ed, W.B. Saunders Company, LC; Moore J;. 2001, Esensial Obstetri dan Ginekologi, Hal Litosei,bologna. Gilstrap C, manusia Coad J; Dunstall M;. 2006, Anatomi Kesehatan, Oxford University,USA. Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. Statistik Teachers,Sixteenth Hopkins,1999, Manual of Gynecology and Obstetrics, Nicholas C,USA. Wenstrom KD;. 2005. William Jordan Obstetrics, Kebidanan, Hal 269-334, EGC, Jakarta. 23 edition, The Cunningham FG; Gant NF; Leveno KJ; LC; Hauth 2004, Farmakologi Keman K, 2007, Hubungan antara IL-6 McGraw-Hill Companies Gilstrap Sue;. JC; dan IFN-y pada Jaringan Trofoblas dan sel Sitotrofoblas: Wenstrom KD;. 2005. William dengan Kegagalan Obstetrics, Hal 624-673, alih diferensiasi, bahasa, Andry Hartono, Y Joko Pseudovaskulogenesis Invasi, proses dan Trofoblas pada Preeklampsia, Patogenesis eklampsia, Indonesian univ sumut. Journal Obstetric Ginekology; eklampsia dan resiko kelahiran Jungueira; Robert o Josecarneiro; kelley;. preterm di rumah sakit panti 1998, rapih Yogykarta, Tesis,pogram Histologi dasar, EGC, Jakarta. pasca sarjana Universitas gajah Leeson,C; Leeson T; Paparo A;. 1996, Buku ajar Histologi, Hal 481- mada Yogyakarta. Susilo I, 2006, Ekspresi Protein c- 508, EGC, Jakarta. erbB2, p53,pRb dan MIB-1 pada Macfariane, 2000, Pathology illustrated, fifth edition Karsinoma Churchill, I; Manuaba Manuaba Chandranita; Sarjana Universitas 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Hal Sudiana,I Ketut, 2005, Tekhnologi Ilmu Jaringan dan Imunohistokimia, 1998, Sinopsis Hal 5-35, Airlangga, Surabaya 401-420, EGC, Jakarta. Obstetri, Payudara Disertasi Program Doktor Pasca Fajar;. Mochtar Rustam;. Duktal Insitu, Invasif dan Metastasis, Livingstone, London. Manuaba repository, Setiyorini Ana, 2007,preeklampsia / P:92-115 L.Carlos USU EGC, Hal 2-47, Sagung Seto, Jakarta. Sudigdo Sastroasmoro, 2002, Dasar- Jakarta. dasar Metodologi Penelitian, Otamar, 2008, Bengkak saat Hamil Bisa Menjadi Hal Indikator Preeklampsia, Rumah Sakit MMC. 52-77, Sagung Seto,Jakarta. Rosai Juan and Ackerman, 2004, Surgical Pathology, P 1483- Poedyo r, 2005, Korelasi IL-6 Serum dan Aterosis Plasenta pada Penderita Preeklampsia Berat, 1737, Ninth edition,vol two,Mosby, Philadephia. Sadler,T.W;. 2000, Embriologi Laporan Penelitian, SMF Ilmu Kedokteran Langman, Hal 90- Kebidanan dan penyakit 122, EGC, Jakarta. Kandungan FK Unaiar, Sudhaberata Ketut, 2008, Penanganan Surabaya. Robbins and Cotran, 2006, Atlas of Preeklampsia Berat Pathology, Sounders Elsevier, Eklampsia, Philadephia. Kebidanan dan Kandungan, Rumah Robbins and Cotran, 2005, Pathology Basic of Diseases,7 th Ed, Umum Sounders Elsevier, Philadephia. Timur Roeshadi Haryono, 2006, upaya Sugiyono, UPF. Tarakan 2004, Ilmu Penyakit Sakit Kalimantan Statistika untuk menurunkan angka kesakitan Penelitian dan angka kematian ibu pada dengan SPSS Ver 10.0 for penderita windows, preeklampsia- dan dan Hal Alfabeta, Bandung. Aplikasinya 115-147, Sugiyono, 2007, Statistika Penelitian, Hal untuk 55-80, Alfabeta, Bandung. Sprent, 1991, Metode Statistika Non Parametrik Serapan, UI, Jakarta. Tambayong, 1995, Sinopsis Hystology, EGC, Jakarta. Underwood J.C.E, Umum 2000, dan Patologi Sistemik,Vol 2,EGC,Jakarta. Verral Sylvia;. 2003, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Hal 208-229, EGC, Jakarta.