Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 209 REVIEW: STUDI PUSTAKA PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK KULTUR SEL Marita Isti Wulandari1, Yuni Elsa Hadisaputri2 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jalan Raya Jatinangor Km. 21 Sumedang Jawa Barat, e-mail: [email protected] Abstrak Kultur sel merupakan sebuah proses dimana sel mengalami pertumbuhan secara in vitro dalam suatu medium buatan yang kini dikembangkan untuk penelitian atau perawatan medis. Untuk mendukung semua penelitian mengenai sel kultur tentunya harus didukung dengan peralatan yang menunjang penelitian tersebut. Review artikel ini merupakan pencarian studi pustaka tentang peralatan yang digunakan untuk kultur sel. Dalam artikel ini dijelaskan peran dan fungsi dari setiap masing-masing peralatan kultur sel tersebut. Peralatan tersebut meliputi inkubator, sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets (BSCs), mikroskop, autoklaf, freezer, T-Flask, Bunsen, pipet serologi, mikropipet, nitrogen liquid tank, dan pipet aid/gun. Kata Kunci: Kultur Sel, Peralatan, Kanker Abstract Cell culture is a process by which cells undergo growth in vitro in an artificial medium which is now developed for research or medical treatment. To support all research on cell cultures must be supported with equipment that support such research. This article is a review of the studies of the literature search about the equipment used for cell culture. In this article explained the role and functions of each of these cell culture equipment. The equipment includes an incubator, sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets (BSCs), microscopes, autoclave, freezer, T-Flask, Bunsen, serology, mikropipet pipette, liquid nitrogen tanks, and pipette aid/gun. Keywords: Cell culture, Equipment, Cancer. sel kultur hewan selama beberapa dekade terakhir Pendahuluan Dalam beberapa tahun dan sekarang telah dianggap terakhir, teknologi yang dapat dipercaya, kuat dan penelitian mengenai sel kultur semakin relatif matang. Berbagai biotherapeutics berkembang. Sebagai contoh pada teknologi yang kini mulai disintesis menggunakan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 210 metode kultur sel yang proses produksinya yang tidak terbatas dari populasi sel yang dibuat dalam skala besar yang menghasilkan relatif produk komersial maupun studi klinis (Li, et memperbanyak diri di dalam suatu medium al., 2010). Teknik kultur sel merupakan yang standar (Holiday dan Valerie, 2011). bagian dari turunan homogen yang mampu sebuah penelitian Untuk mendukung semua penelitian biologi sel dan terapan. Kultur sel bagian mengenai sel kultur tentunya harus didukung industri yang dengan peralatan yang menunjang penelitian memproduksi protein, DNA, RNA, dan tersebut. Peralatan yang menunjang kultur persiapan yang berbasis sel untuk aplikasi sel ini harus di design dan digunakan dengan skrining obat (Edmond dan David, 2010). tepat agar penelitian kultur sel berjalan Teknik kali dengan baik. Jika peralatan tidak di design dikembangkan pada awal abad ke- 20 yaitu dengan baik maka kegagalan peralatan sebagai metode yang mempelajari perilaku kultur sel hewan secara in vitro (Thorpe, 2007). berlangsungnya bioteknologi kultur Laboratorium sel besar pertama Human cell line sel akan dapat mempengaruhi penelitian di dalam laboratorium kultur sel dan menyebabkan pertama kali dibuat oleh George Gey di kerugian serta dapat menunda hasil Baltimore. Dalam penemuan George Gey ini penelitian kultur sel. Lokasi peralatan, memberikan manfaat untuk perkembangan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan kultur sel yang semakin meluas. Selain itu, untuk harus dipastikan fungsinya secara penemuan laboratorium ini juga dapat benar juga harus dipertimbangkan dalam mengembangkan penelitian terkait kanker. melakukan kultur sel (Inamdar, et al., 2012). Salah satu manfaat Culture Cell Line Cancer Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas Research yaitu dapat memberikan kebutuhan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 211 secara singkat dan jelas mengenai peralatan minimal 10 tahun terakhir atau pada yang dapat digunakan untuk kultur sel. tahun 2006-2016 kecuali diperlukan untuk publikasi yang tahun terbitnya Metode Metode yang digunakan untuk me lebih tua dapat dipertimbangkan. Dari penelusuran yang telah artikel yang pustaka review jurnal yaitu penelusuran studi dilakukan, pustaka. dilakukan berkaitan dengan kultur sel dan stem sel, secara online seperti: Google Scholar, tetapi diambil 13 artikel yang memenuhi PubMed, dan web jurnal lainnya. Kriteria kriteria inklusi sebagai acuan untuk Inklusi: Sumber data yang diambil dari review artikel. Pencarian artikel artikel-artikel ilmiah dan buku yang didapat 24 Hasil sesuai dengan tema yang diambil yaitu Berikut ini hasil dari penelusuran studi kultur sel yang secara khususnya pustaka mengenai peralatan yang tentang peralatan yang digunakan digunakan untuk kultur sel yang meliputi untuk kultur sel. Sumber yang didapat nama alat dan gambar. merupakan artikel No Nama Alat 1. yang di publish Gambar Inkubator Gambar 1 Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 212 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011). 2. Sentrifugator Gambar 2 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) 3. Class II Biosafety Cabinets (BSCs) Gambar 3 Sumber: (Zhang dan Jeffrey, 2013) Gambar 4 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 4. 213 Mikroskop Gambar 5 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) 5. Autoklaf Gambar 6 Sumber: (Oyawale dan Olaoye, 2007). 6. Freezer Gambar 7 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 7. 214 T-Flask Gambar 8 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) 8. Bunsen Gambar 9 Sumber: (Sanders, 2012) 9. Pipet Serologi Gambar 10 Sumber: (Sanders, 2012). Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 10. 215 Mikropipet Gambar 11 Sumber: (Sanders, 2012). 11. Nitogen Liquid Tank Gambar 12 Sumber: (Nema dan Sarita, 2011) 12. Pipet Aid/Gun Gambar 14 Sumber: (Sanders, 2012). Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 216 ke dalam inkubator untuk memantau Pembahasan Untuk melakukan kultur sel tentunya suhu. Dalam Inkubator mengandung 5 % didukung peralatan yang dapat membantu CO2 yang dikalibrasi ulang sekarang dan proses kultur sel yaitu meliputi inkubator, kemudian untuk memastikan akurasi alat sentrifugator, Class II Biosafety Cabinets tersebut (Zhu, et al., 2015). (BSCs), mikroskop, autoklaf, freezer, T- 2. Sentrifugator Flask, Bunsen, pipet serologi, mikropipet, Sentrifugator merupakan alat yang nitrogen liquid tank, dan pipet aid/gun digunakan untuk setrifugasi yaitu dimana (Robin proses pemisahan antara manik-manik peralatan dan Philip, yang umum 2011). Tentunya digunakan ini dengan sel yang mengganggu dengan mempunyai fungsi masing-masing dalam bantuan putaran secara halus. Pada saat melakukan kultur sel khususnya untuk sentrifugasi suhu yang digunakan yaitu pengobatan kanker. Penjelasan mengenai 20oC peralatan tersebut akan dijabarkan sebagai bergerak akan menaikkan suhu. Oleh berikut: karena itu, suhu yang diatur rendah lebih 1. Inkubator baik agar sel tidak langsung terpapar Alat ini merupakan alat yang paling umum digunakan untuk penelitian kultur sel. Fungsi inkubator ini untuk karena ketika putaran motor suhu panas (Nema dan Sarita, 2011). 3. Class II Biosafety Cabinets (BSCs) Merupakan suatu sistem menyimpan medium sel kultur, dan suhu penghalang parsial yang sesuai dengan inkubator yaitu sekitar 37oC. Untuk arah gerakan udara untuk memberikan memastikan akurasi dan stabilitas suhu penahanan. Kelas II BSCs ini berfungsi pada inkubator, termometer dimasukkan untuk memberikan lingkungan kerja Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 217 yang bebas mikroba yang diperlukan pengganti teknik aseptik yang untuk kultur sel. Kelas II BSCs ini baik,disebabkan aliran udara yang tidak dipasang pada laboratorium kultur sel memberikan perlindungan secara khusus yang bergantung pada HEPA filter. seperti pengotor, aerosol energi tinggi Umumnya alat ini digunakan untuk (berasal dari sentrifugal dan semprotan), kultur sel yang menggunakan bahan dan gangguan fisik (Coecke, et al., yang tidak mudah menguap dan bahan 2005). kimia yang tidak berbahaya (Robin dan 4. Mikroskop Philip, 2011). Kelas II BSCs dirancang Mikroskop ini merupakan alat yang dapat menjalankan dua fungsi sekaligus berfungsi untuk memeriksa sel secara yaitu, untuk melindungi bahan kultur sel molekular dengan berbagai perbesaran dan juga untuk melindungi dari pekerja pada lensa objektif yaitu 4 kali, 10 kali, atau peneliti dari agen infeksi yang dan 40 kali. Kontras gambar dapat mungkin terdapat pada bahan kultur sel ditingkatkan dengan menggunakan optik yang digunakan. Kelas II BSCs ini fase kontras. Pada mikroskop gambar sel kurang kuat jika disalahgunakan, Untuk yang dihasilkan dapat ditangkap dan menjamin disimpan keamanan membutuhkan untuk memantau setiap instalasi yang hati-hati, pemeliharaan, perubahan yang terjadi pada morfologi dan menggunakannya secara praktis. sel dalam sel kultur[13]. Mikroskop yang Dengan demikian, operator pada Kelas II digunakan yaitu mikroskop fase kontras BSCs harus menggunakan alat tersebut terbalik dengan hati-hati dengan instruksi yang Mikroskop ini harus dalam keadaan benar. Karena Kelas II BSCs ini bukan tertutup dan lampu harus dimatikan untuk memvisualisasi sel. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 218 ketika mikroskop tidak digunakan lagi. Pembekuan merupakan suatu perubahan Media kultur sel diletakkan diatas tempat fase dimana cairan berubah menjadi pertumbuhan Menggunakan padat pada saat suhunya diturunkan di mikroskop fase terbalik ini karena jika bawah titik bekunya (Nema dan Sarita, pelat 2011). sel. tersebut diletakkan dibagian Proses pembekuan sel ini panggung mikroskop biasa, maka sel-sel dilakukan untuk meminimalisasi adanya yang tumbuh dibagian bawah tidak dapat kontaminan (Zhang dan Jeffrey, 2013). diamati (Nema dan sarita, 2011). 7. T-Flask 5. Autoklaf Alat ini merupakan alat yang Menurut pedoman HSE, autolkaf terbuat dari gelas yang berfungsi untuk digunakan ketika melakukan proses, menjaga bahan, dan peralatan dalam keadaan kontaminasi. steril[14]. menggunakannya, mempunyai sifat yang tidak beracun pemeriksaan rutin pada autoklaf harus (non-toxic), inert, dan harus memiliki dilakukan. ini permukaan yang memastikan bahwa sel bahwa mengalami pertumbuhan (Nema dan autoklaf beroperasi pada suhu dan Sarita, 2011). T-Flask ini terdiri dari tekanan yang sesuai (Geraghty, et al., beberapa tipe dan ukuran berdasarkan 2014). luas permukaan dari T-Flask. Tetapi 6. Freezer yang banyak digunakan untuk kultur sel berfungsi Dalam Pemeriksaan untuk Freezer ini rutin memastikan dalam melakukan kultur sel digunakan untuk pembekuan larutan atau T-Flask sel ini dari harus yaitu tipe T-25. 8. Bunsen sel dimana digunakan suhu -80oC. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 219 Alat ini merupakan alat yang jika digunakan untuk beberapa kali dimana dinyalakan berbentuk api yang fungsinya ketika untuk meminimalisasi kontaminan yag terlebih dahulu. Biasanya pipet yang terdapat pada kultur sel. Pada saat terbuat dari kaca ini disimpan dalam bekerja api tabung logam. Pipet serologi yang berwarna biru yang bisa dilihat pada digunakan ada beberapa tipe ukuran bagian tengah api. Nyala api biru yaitu 5 ml, 10 ml, dan 25 ml (Sansers, menghasilkan 2012). menggunakan panas nyala yang tinggi sehingga mikroorganisme dan partikel debu dipaksa naik ke atas dan menjauhi area kerja. Tentunya digunakan harus dibersihkan 10. Mikropipet Mikropipet ini berfungsi untuk dalam mentransfer larutan secara tepat dalam menggunakan Bunsen ini harus secara skala µL yang pada ujungnya terdapat tip hati-hati (Sanders, 2012). untuk tempat larutan. Mikropipet terdiri 9. Pipet Serologi Pipet dari beberapa ukuran yaitu P2 untuk serologi berfungsi ukuran 0,2-2 µL, P10 untuk 1-10 µL, memindahkan atau mentransfer larutan P20 untuk 2-20 µL, P200 untuk 20-200 secara aseptis. Ada dua jenis tipe pipet µL, dan P1000 untuk ukuran 200-1000 serologi ini, yaitu terbuat dari kaca dan µL. Dalam menggunakan mikropipet plastik. Pipet yang terbuat dari plastik harus secara hati-hati karena mikropipet digunakan yang merupakan alat yang presisi. Sekarang biasanya dibungkus oleh kertas dan sudah tersedia pipet yang terbuat dari plastik yag seluruh permukaannya harus bahan plastik dalam kemasan steril dan steril. Sedangkan yang terbuat dari kaca disposable (Sanders, 2012). untuk satu ini pakai Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 220 11. Nitrogen Liquid Tank Simpulan Dalam alat ini terdapat nitrogen Dalam melakukan proses kultur sel cair yang berfungsi untuk mengawetkan harus didukung dengan peralatan yang kultur sel baik dalam fase cair maupun tentunya berperan dalam keberlangsungan dalam fase uap. Sel disimpan dalam suatu proses kultur sel tersebut. Peralatan ini Nitrogen Liquid Tank pada suhu -130oC yaitu meliputi inkubator, sentrifugator, Class karena pertumbuhan kristal es terhambat II Biosafety Cabinets (BSCs), mikroskop, pada suhu tersebut (Nema dan Sarita, autoklaf, freezer, T-Flask, Bunsen, pipet 2011). serologi, mikropipet, nitrogen liquid tank, 12. Pipet Aid/Gun Alat automatic tentunya mempunyai peran dan fungsi pipettor, cordless, and rechargeable masing-masing dalam pertumbuhan kultur (Robin dan Philip, 2011). Jadi, alat ini sel khususnya untuk kanker. merupakan ini dan pipet aid/gun. Dari peralatan tersebut merupakan alat penghisap cairan otomatis yang dapat dipasangi pipet Ucapan Terimakasih ukur. Pipet aid bekerja menggunakan Dengan ini saya mengucapkan motor elektrik yang dikendalikan melalui terimakasih kepada pihak yang telah dua tombol yaitu tombol hisap dan membantu dalam pembuatan review artikel tombol tiup. Sumber tenaga pipet-aid ini. dapat berupa baterai rechargeable atau kabel yang terkoneksi langsung dengan Daftar Pustaka sumber tegangan. 1. Coecke, S, Michael, B, Gerard, B, John, D, Gerhard, G, Thomas, H, dkk. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 221 Guidance on Good Cell Culture Practice. guidance. HSE Books: Sudbury, UK; ATLA. 2005; 33: 261-287. 2005. 2. Edmond, WKY, Fundamentals Culture of David, JB. Microfluidic in Cell 6. Inamdar, MS, Lyn, H, Abhishek, S, Glyn, S. Global Solution to the Controlled Challenges of Setting up and Managing a Microenvironments. Chem Soc Rev. Stem Cell Laboratory. Stem Cell Rev and 2010; 39 (3): 1036-1048. Rep. 2012;8: 830-843. 3. Geraghty, RJ, Capes-Davis, A, Davis, JM, Downward, J, Freshney, 7. Li, F, Natarajan, V, Amy, S, Robert, K, RI, Ashraf A. Cell Culture Processes for Knezevic, I, dkk. Guidelines for the Use Monoclonal antibody Production. MAbs. of Cell Lines in Biomedical Research. 2010; 2 950; 466-477. British Journal of Cancer. 2014; 111: 8. Nema, R., Sarita, K. 1021-1046. culture: Advance technology for modern 4. Holiday, DL, Valerie, S. Choosing the Right Cell Line for Breast Cancer Research. Breast Cancer Research. 5. HSE. Health and Safety Executive. Control of substances hazardous to (5th Substances Regulations Approved research. Bioscience and Biotechology. 2011;3: 219-226. 9. Oyawale, FA, Olaoye, AE. Design and Construction of an Autoclave”. Pacific 2011; 13:215. health An animal cell edn). The Control Hazardous 2002 Code of 2007; 8(2): 224-230. of 10. Robin, LW, Philip, HS. The Stem Cell Health Laboratory: Design, Equipment, and amended). Oversight. Method Mol Biol. 2011;767: to (as Journal of Science and Technology. Practice and 3-13. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 11. Sanders, ER. 222 Aseptic Laboratory 13. Zhang, S, Jeffrey, RK. Cell Isolation and Techniques: Volume Transfers with Culture. Serological Pipettes and Micropipettors. Community. 2013: 1-39. Journal of Visualized Experiment. 2012; 63; 2754. C. elegans Research 14. Zhu, S, Jiangang, W, Bingkun, X, Zhiguo, L, Xiukun, L, Johshua, D,L. 12. Thorpe TA. History of plant tissue culture. The Molecular 2007;37(2):169-80. Biotechnology. Culture at a Higher Temperatire Midly Inhibits Cancer Cell Grouth but Enhances Chemotherapetic Effect by Inhibiting Cell-Cell Collaboration. Plos One. 2015; 10 (10): 1-17. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157