FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA

advertisement
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM
CILEMBER BOGOR
Oleh:
JEFFRI KURNIAWAN
A 14105563
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
RINGKASAN
JEFFRI KURNIAWAN, Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga
Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor (Di bawah bimbingan
LUKMAN MOHAMMAD BAGA)
Hortikultura merupakan salah satu bagain dari sektor pertanian yang dapat
dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.
Bisnis florikultura Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu komoditas florikultur
yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan adalah bunga
potong. Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga
potong krisan. Di samping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan
warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah
dirangkai.
Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis
serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan
berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang
mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm, (2)
Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka Farm
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan (3) Menyusun
strategi berdasarkan prioritasnya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara
langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pihak-pihak terkait. Informasi mengenai data sekunder
diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat
Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Internet dan buku-buku penunjang yang relevan.
Data dan informasi yang diperoleh dari kondisi Loka Farm diolah secara
kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk
merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka
Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif
digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar mengetahui apa yang
menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh
perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE,
Matriks IE dan Road Map Strategi. Perumusan strategi, dilakukan melalui tiga
tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan
untuk menentukan prioritas strategi yang telah dihasilkan menggunakan Road
Map Strategi.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang
ada pada lingkungan ekternal diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
semakin membaik, perubahan pola permintaan masyarakat, kebijakan pemerintah
yang mendukung, kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan produksi yang
semakin pesat, permintaan bunga krisan yang tinggi dan daya tawar menawar
pelanggan lemah. Ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm diantaranya adanya
perdagangan bebas antar negara yang menyebabkan semakin tingginya
persaingan, semakin banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat, adanya produk
subtitusi bunga krisan, daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi,
kualitas bibit yang tidak terjamin dan pasokan bibit yang tidak pasti. Berdasarkan
perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman
terbesar yang dihadapi perusahaan yaitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
semakin membaik dan kualitas bibit yang tidak terjamin.
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan
kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang ada
pada perusahaan yaitu kualitas bunga yang dihasilkan baik, manajer memiliki
keuletan dalam mengelola usahanya, memiliki hubungan yang sangat baik dengan
para pelanggannya, memiliki letak perkebunan yang strategis, keadaan alam yang
sangat cocok, memiliki lahan yang luas, tenaga kerja yang terampil dan
terciptanya suasana kekeluargaan pada perusahaan. Sedangkan kelemahan yang
ada pada perusahaan antara lain: lahan yang dimiliki dan produksi belum
sepenuhnya dioptimalkan, memiliki beberapa investor dan karakternya berbedabeda, belum memiliki jadwal tanam yang tetap, spesialisasi pekerjaan belum ada,
perusahaan kurang mengetahui informasi pasar dan kontinyuitas produksi yang
dihasilkan belum terjamin. Kekuatan dan kelamahan utama yang ada pada
perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matriks IFE adalah memiliki suasana
kekeluargaan dan belum adanya spesialisasi pekerjaan.
Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka
diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,476 dan 2,882. Berdasarkan
penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada Matriks IE, maka dapat
diketahui posisi Loka Farm saat ini berada pada kuadran V yang berarti
perusahaan harus pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi
yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 11 rumusan strategi. Ke-11
strategi yang dihasilkan itu merupakan hasil dari pencocokan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah
didapatkan beberapa alternatif strategi kemudian dilanjutkan dengan merancang
strategi itu dengan menggunakan Road Map Strategi. Dalam Road Map Strategi
ini aktivitas yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan menuju
tahap pengembangan, pengembangan usaha dan mempertahankan usaha Loka
Farm. Kemudian alternatif strategi itu disusun berdasarkan prioritasnya untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penyusunan strategi itu dilakukan
berdasarkan waktu yang telah ditentukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
penerapan strategi untuk pengembangan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran
yaitu: (1) Saat ini Loka Farm lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap
pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strtaegi yang digunakan
merupakan strategi–strategi dasar yang dapat menentukan langkah kedepannya
yaitu pengembangan usaha. (2) Perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi-strategi
pada tahap persiapan awal, agar Loka Farm dapat mengetahui kekurangankekurangan apa saja yang ada pada tahap tersebut (3) Mencari aternatif perolehan
modal untuk tahap pengembangan usaha dan untuk dapat meningkatkan
keuntungan sehingga pengembangan usaha dapat cepat dilakukan. (4)
Meningkatkan kualitas bunga dengan memanfaatkan faktor-faktor yang
mendukung, (5) Menjaga suasana kekeluargaan yang ada dalam Loka Farm.
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM
CILEMBER BOGOR
Oleh:
JEFFRI KURNIAWAN
A 14105563
Skripsi
Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong
Krisan Pada Loka Farm, Cilember Bogor.
Nama
: Jeffri Kurniawan
NRP
: A14105563
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec
NIP. 131 685 542
Mengetahui:
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus
:
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG
KRISAN PADA LOKA FARM, CILEMBER BOGOR” BELUM PERNAH
DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN
MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK
TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG
BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH
PIHAK
LAIN
KECUALI
SEBAGAI
BAHAN
RUJUKAN
DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Jeffri Kurniawan
A 14105563
YANG
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, yang sudah memberikan
dukungan moral maupun materil, dorongan semangat, binbingan, sumbangan
pemikiran dan lain-lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua orangtuaku tercinta, yang selalu memberikan dorongan, motivasi,
dan doa yang tak pernah henti-hentinya kepada penulis.
2. Ir. Lukman Mohammad Baga MA.Ec, sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi.
3. Ir. Netti Tinaprilla MMA, selaku dosen evaluator pada saat kolokium
4. Dr. Ir. Anna Farianti MS, penguji utama yang telah memberikan kritik
dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan
yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan karya ilmiah
yang baik dan benar.
6. Afnita Widya Sari, sebagai pembahas dalam seminar yang telah
memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ir. Ahmad Rizal, selaku pengelola Loka Farm, serta pegawai yang bekerja
di Loka Farm yang telah banyak memberikan informasi dan masukan
dalam penelitian ini.
8. Kepada seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Ekstensi
Manajemen Agribisnis.
9. Rekan-rekan mahasiswa Ekstensi MAB, serta seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Madura, 20 Juli 1983 sebagai anak kedua dari empat
bersaudara dari pasangan H. Suyono dan Hj. Siti Sundari. Jenjang pendidikan
dimulai dari Sokolah Dasar (SD) Hang Tuah 1 Jakarta Utara pada tahun
1990/1991dan lulus pada tahun 1996/1997. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 65 Sunter
Jakarta Utara dan lulus pada tahun 1999/2000 kemudian dilanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Umum (SMU) Plus Bina Bangsa
Sejahtera Bogor pada tahun 1999/2000 dan lulus pada tahun 2002/2003. Setelah
itu penulis melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2002/2003
pada Program Studi D III Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2005/2006.
Kemudian penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Studi Ekstensi
Manajemen Agribisnis.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Bunga
Potong Krisan Pada Loka Farm Cilember Bogor ini, berisikan mengenai
alternatif-alternatif strategi untuk pengembangan usaha bunga potong krisan pada
Loka Farm berdasarkan pada keadaan internal dan eksternal yang ada pada Loka
Farm.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, 22 Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
ix
xii
xiii
xiv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
1
5
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunga Potong .......................................................................................
2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan ..........................................................
2.2.1 Syarat Tumbuh ...........................................................................
2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk ...................................................
2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong .........................................................
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................................
8
8
11
13
15
17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 20
3.1.1 Strategi ........................ ............................................................. 20
3.1.2 Manajemen Strategi....................... ........................................... 20
3.1.3 Perencanaan Strategi........... ...................................................... 24
3.1.4 Strategi Bersaing Generik ......................................................... . 26
3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................. 28
3.1.5.1 Lingkungan Makro ......................................................... . 28
3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan
Porter)............................................................................. . 29
3.2.5 Analisis Lingkungan Internal .................................................... 31
3.6 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................ 34
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..........................................................
4.2 Jenis dan Sumber Data .....................................................................
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..............................................
4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ..................................................
4.3.2 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) ...................................
4.3.3 Analisis SWOT ............ .............................................................
4.3.4 Road Map Strategi ....... .............................................................
37
37
38
38
42
43
45
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Lokasi dan Letak Geografis .................................................................. 47
5.2 Sejarah Singkat Loka Farm ................................................................... 47
5.3 Sarana dan Prasarana.............................................................................
5.4 Sistem Agribisnis Bunga Potong Loka Farm ........................................
5.4.1 Pengadaan Input .........................................................................
5.4.2 Budidaya ....................................................................................
5.4.3 Subsistem Pemasaran .................................................................
5.5 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................
48
49
49
50
54
54
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1 Analisis Lingkungan Eksternal .............................................................
6.1.1 Analisis Lingkungan Makro.......................................................
6.1.2 Analisis Lingkungan Industri .....................................................
6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro .......................................................
6.2 Analisis Lingkungan Internal ................................................................
6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan ..................................................
58
58
62
65
69
81
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)........................... 88
7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) .............................. 90
7.3 Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) .............................................. 92
7.4 Analisis Matriks SWOT ........................................................................ 95
7.4 Road Map Strategi ................................................................................ 100
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan ........................................................................................... 104
8.2 Saran...................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 108
LAMPIRAN ................................................................................................... 110
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesi Pada Bulan
Januari 2006 ...................................................................................... 2
2. Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005 ......................
3
3. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias
Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005 ............. 4
4. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................................... 38
5. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ........................................ 39
6. Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan
Eksternal Menurut Metode ”Paired Comparison” ........................... 40
7. Matriks SWOT .................................................................................. 44
8. Penentuan Harga Krisan Tipe Standar dan Spray Pada Setiap
Perusahaan Pada Tahun 2007 ........................................................... 64
9. Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak
dengan Loka Farm ............................................................................ 67
10. Produksi Bunga Krisan per Green House ......................................... 72
11. Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan
SprayLoka Farm ................................................................................ 76
12. Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm ...................... 79
13. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................................... 88
14. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ........................................ 91
15. Analisis SWOT ................................................................................. 96
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Saluran Pemasaran Produk Secara Umum ......................................
17
2.
Model Manajemen Strategi .............................................................
23
3.
Proses Perencanaan Strategi Bisnis .................................................
26
4.
Tiga Strategi Generik ......................................................................
28
5.
Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri .......
30
6.
Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................
36
7.
Matriks Internal-Eksternal (IE) .......................................................
43
8.
Road Map Strategi ..........................................................................
46
9.
Struktur Organisai Loka Farm ........................................................
55
10.
Saluran Pemasaran Loka Farm........................................................
80
11.
Matriks Internal-Eksternal (IE) .......................................................
93
12.
Road Map Strategi Loka Farm ........................................................ 101
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 1 ............................. 111
2. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 2 ............................. 112
3. Pembobotan Faktor-faktor Internal Responden 3 ............................. 113
4. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal ............................ 114
5. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 1 .......................... 115
6. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 2 .......................... 116
7. Pembobotan Faktor-faktor Eksternal Responden 3 .......................... 117
8. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Faktor Eksternal .......................... 118
9. Kuesioner .......................................................................................... 119
1
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati
yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian
dibidang pertanian. Sektor pertanian memiliki peranan yang penting bagi
perekonomian Indonesia.
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan yang meliputi
padi, palawija dan hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu bagian dari
sektor pertanian yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di
masa yang akan datang. Perkembangan produksi tanaman hias di Indonesia terus
mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan bahwa saat ini masyarakat
Indonesia telah mengetahui manfaat tanaman hias.
Bisnis florikultur Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Komoditas agribisnis florikultur
terdiri dari bunga potong, bunga pot dan tanaman hias daun. Salah satu komoditas
florikultur yang memiliki peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan
adalah bunga potong.
Bunga potong merupakan bunga yang banyak digunakan untuk rangkaian
bunga diberbagai acara, mulai dari acara kelahiran, pernikahan, keagamaan
sampai kematian serta ucapan selamat. Bunga potong banyak dibutuhkan oleh
florist, dekorator, hotel, catering, perkantoran dan konsumen rumah tangga. Hal
tersebut menunjukan bahwa usaha bunga potong memiliki pasar cukup luas untuk
2
pemasaran hasil produksinya dan dapat dijadikan suatu peluang usaha yang cukup
menjanjikan.
Di pasar dunia, tanaman hias tropis memiliki peminat yang cukup tinggi.
Masyarakat negara subtropis biasanya menganggap tanaman asal negara tropis
sebagai tanaman yang eksotis. Diperkirakan pada abad ke 21 konsumsi bunga
dunia akan meningkat lebih dari 10 persen per tahun (Katalog Bunga Potong dan
Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 11). Indonesia juga merupakan salah satu
negara pengekspor bunga potong, negara tujuan dan jumlah ekspor dan jumlah
impor bunga potong Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Ekspor dan Impor Bunga Potong Segar Indonesia Pada Bulan
Januari 2006
Ekspor
Impor
Negara
Negara
Volume
Nilai
Volume
Nilai
Tujuan
Asal
(Kg)
(US $)
(Kg)
(US $)
Korsel
3.869.204 1.473.941 Belanda
21.658
107.371
Singapura
186.646
89.755 Singapura
2.031
6.192
Jepang
65.725
125.371 Ekuador
19.307
97.458
China
529.820
88.426 China
21.119
70.005
Australia
4.195
41.526 Australia
1.594
4.435
USA
11.424
165.847 Kanada
40
228
Thailand
19.480
11.025 Malaysia
69
43
Kuwait
10.963
5.780 USA
252
764
UEA
5.430
11.566 Taiwan
2.207
3.052
Malaysia
4.408
3.892 Australia
1594
4.435
Kanada
151
2.548 Vietnam
3.934
7.374
Sumber: BPS, 2006
Keterangan : Bunga potong segar meliputi: krisan, anthurium, heliconia dan sedap
malam.
Tahun 2006 nilai impor bunga potong segar Indonesia mencapai 73.805
kilogram atau setara dengan 301.345 US Dollar. Belanda adalah negara
pengekspor bunga potong terbesar ke Indonesia, disusul oleh Ekuador, China dan
Australia. Bunga potong Indonesia paling banyak diekspor ke Korea, dengan
jumlah 3.869.204 kilogram atau setara dengan 1.473.941 US Dollar. Amerika
3
Serikat peringkat berikutnya, dengan total nilai 165.847 US Dollar. Besarnya
angka impor menunjukan peluang masih terbuka lebar bagi produksi dalam
negeri. Pasar internasional memberikan kesempatan serta kepercayaan bagi pelaku
usaha di Indonesia dalam mengembangkan komoditas bunga potong.
Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan sentra
produksi bunga potong terbesar di Indonesia hal ini di karenakan letak georafisnya
sangat mendukung. Total produksi bunga krisan di Jawa Barat mencapai 78
persen dari total produksi bunga krisan di Indonesia. Keadaan alam yang cocok
membuat banyak orang membuka usaha dengan membudidayakan bunga potong,
sehingga persaingan antara sesama produsen bunga potong di Jawa Barat cukup
tinggi. Kabupaten yang terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi,
Cianjur, Bogor dan Bandung.
Tabel 2 Persentase Produksi Krisan di Indonesia Tahun 2005
No
Provinsi
Persentase (%)
1
Jawa Barat
78
2
Jawa Tengah
16
3
Sumatera Utara
3
4
Jawa Timur
2
5
Sulawesi Utara
1
Sumber: Statistik Hortikultura, 2005
Salah satu komoditas bunga potong yang banyak digemari adalah bunga
potong krisan. Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman
hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Di samping memiliki keindahan karena keragaman
bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan
mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan
panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar.
4
Perkembangan bunga potong krisan dalam segi produksi dan luas panen
memperlihatkan perkembangan yang positif. Tabel 3, menjelaskan bahwa salah
satu tanaman hias bunga potong Indonesia yang memiliki perkembangan yang
menggembirakan adalah bunga potong krisan. Hal ini dapat dilihat dari luas panen
dan produksinya. Luas panen bunga potong krisan mengalami trend peningkatan
sebesar 34,59 persen dan untuk produksinya, bunga potong krisan juga mengalami
trend peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 71,46 persen. Apabila
dibandingkan dengan empat komoditas bunga potong lainnya, bunga krisan
memiliki trend peningkatan yang sangat baik, dengan demikian dapat menunjukan
bahwa kebutuhan akan bunga potong krisan semakin bertambah. Konsumsi bunga
potong dan tanaman hias di dalam negeri terus meningkat, rata-rata setiap
tahunnya terjadi peningkatan delapan persen (Katalog Bunga Potong dan
Tanaman Hias Rawa Belong, 2006 : 10).
Tabel 3 Perkembangan Luas Panen dan Produksi Lima Tanaman Hias
Bunga Potong Terpopuler di Indonesia Tahun 2004 - 2005
N
o
1
2
3
4
5
Komoditas
Mawar
Sedap Malam
Krisan
Gladiol
Anggrek
Luas Panen m²
2004
2005
3.750.349
3.989.487
6.076.677
5.493.414
1.542.812
2.076.546
913.193
1.102.512
2.260.464
1.221.524
Trend
%
6,38
-9,60
34,59
20,73
-45,96
Produksi (tangkai)
2004
2005
61.540.963 60.719.517
37.516.879 32.611.284
27.683.449 47.465.794
16.686.134 14.512.619
8.027.720
7.902.403
Trend
%
-1,33
-13,08
71,46
-13,03
-1,56
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2006
Semakin meningkatnya penggunaan bunga potong krisan dan juga
semakin banyaknya produsen baru membuat persaingan dalam industri bunga
potong di Indonesia semakin ketat, diharapkan memiliki strategi bisnis untuk
dapat bersaing.
5
1.2 Perumusan Masalah
Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar
TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berjalan selama 18 bulan. Loka Farm
berlokasi di Kecamatan Cilember, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Saat ini penjualan produk yang dilakukan oleh Loka Farm adalah dengan
cara pemesanan terlebih dahulu apabila dalam jumlah banyak dan juga dapat
dengan cara mengecer. Ada beberapa pelanggan Loka Farm yang ingin bekerja
sama dengan cara mengajukan kontrak penjualan. Akan tetapi saat ini Loka Farm
belum berani melakukannya karena melihat dari kuantitas produksi yang tidak
konsisten membuat Loka Farm tidak dapat menyetujuinya, untuk itu saat ini Loka
Farm menjual produknya berdasarkan produksi pada waktu tersebut..
Sebagai perusahaan baru dan kegiatan produksi yang berlangsung belum
lama tersebut, sehingga belum memberikan pengalaman yang cukup bagi
perusahaan untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Pada kegiatan
produksi, Loka Farm masih belum memiliki perencanaan produksi yang baik.
Selain itu sistem manajemen yang ada saat ini masih belum berjalan dengan baik,
hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh Loka Farm saat ini.
Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis
serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan
berbagai hal mengenai pengembangan usahanya. Strategi yang paling tepat bagi
suatu perusahaan adalah strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi
internal dan eksternal perusahaan. Penilaian terhadap faktor-faktor di dalam
lingkungan perusahaan tidak cukup untuk merumuskan strategi dalam upaya
pengelolaan perusahaan yang lebih baik lagi. Penilaian terhadap faktor-faktor di
6
luar perusahaan juga diperlukan karena lingkungan eksternal bisa setiap saat
berubah dengan cepat sehingga melahirkan peluang dan ancaman, baik yang
datang dari pesaing utama maupun dari iklan bisnis yang senantiasa berubah.
Tantangan yang utama dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana
membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan
usaha yang cepat berubah sehingga mempengaruhi organisasi dan manajemen
perusahaan (Kotler, 1997).
Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis,
bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai,
warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Manajer Loka Farm menyatakan
bahwa, pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning,
sebagai warna dasar krisan.
Berdasarkan keadaan internal, kekuatan dan kelemahan yang ada, Loka
Farm memerlukan strategi yang tepat untuk tetap dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Meninjau kondisi tersebut diperlukan analisis mengenai faktor-faktor
internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta faktorfaktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi Loka Farm.
Berdasarkan gambaran di atas maka, permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal apa yang menentukan
pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm ?
2. Bagaimana strategi alternatif yang dapat digunakan oleh pihak Loka
Farm?
7
3. Strategi apa yang dapat digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan
eksternal dan internal di Loka Farm?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dan
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang
mempengaruhi pengembangan usaha bunga potong krisan di Loka Farm.
2. Merumuskan strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh pihak Loka
Farm berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha.
3. Mempetakan alternatif strategi berdasarkan prioritasnya masing-masing,
berdasarkan keadaan internal dan eksternal yang ada pada perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi
Loka Farm dalam menentukan strategi pengembangan usaha pada saat ini dan
juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi serta
memberikan pengalaman bagi penulis selama melakukan penelitian ini.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunga Potong
Bunga potong adalah sebutan untuk tanaman hias yang ditanam untuk
diambil bunga besarta tangkainya. Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan
untuk bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup
manusia, mulai dari kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh sebab itu, apabila
dilihat dari fungsinya maka bunga dapat dikatakan memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.
Hasil rangkaian yang terpadu antara warna dan jenis bunganya yang tertata
menarik, menjadi simbol pernyataan dan ungkapan perasaan. Namun sebenarnya
masih banyak lagi manfaat dan kegunaannya pada masa sekarang ini, seperti
hiasan meja, dekorasi, hari-hari besar seperti natal, tahun baru dan lebaran.
Produk bunga potong dapat berupa bunga krisan, garbera, anggrek, mawar dan
lainnya.
2.2 Gambaran Umum Bunga Krisan
Bunga krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan
sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower), yang berasal dari daratan
China. Bunga krisan pernah dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan
sebutan Queen of The East. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800 dan
mulai tahun 1940, dikembangkan secara komersil. Bunga krisan yang biasa
ditanam di Indonesia terdiri dari bunga krisan lokal, bunga krisan introduksi
9
(krisan modern atau krisan hibrida) dan bunga krisan produk Indonesia yang
dilepas oleh Balai Tanaman Hias.
Bunga krisan tumbuh menyemak dengan daur hidup sebagai tanaman
semusim atau tahunan. Bunga krisan tumbuh tegak dengan batang yang lunak dan
berwarna hijau, bagian tepi dari daun memiliki celah dan bergigi serta tersusun
dengan berselang seling pada batang. Bunga krisan memiliki akar yang rentan
kerusakan akibat dari lingkungan yang kurang mendukung. Perakaran menyebar
hingga kedalaman 30 centimeter – 40 centimeter. Adapun taksonomi bunga krisan
menurut beberapa ahli botani krisan dikelompokan ke dalam:
Kingdom
:
Plantae
Divisio
:
Spermatophyta
Subdivisio
:
Angiospermae
Kelas
:
Dicotyledoneae
Bangsa (Ordo)
:
Asterales
Suku (Famili)
:
Asteraceae
Marga (Genus)
:
Chrysanthemum
Jenis (Species)
:
Chrysanthemum, sp
Pada kegiatan pemasaran bunga krisan, biasanya para pemasar menjualnya
dalam bentuk bunga pot ataupun bunga potong. Bunga pot merupakan sosok
tanaman kecil, tingginya 20 - 40 centimeter, berbunga lebat dan cocok ditanam di
pot, polybag atau wadah lainnya. Bunga potong ditandai dengan sosok bunga
berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran
bervariasi dan umumnya ditanam di dalam green house.
10
Berdasarkan jumlah bunga yang dipelihara dalam satu tangkai, bunga
krisan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Tipe Spray
Pada tipe ini, dalam satu tangkai bunga krisan memiliki 10 - 20 kuntum
bunga dengan ukuran yang kecil, sehingga terlihat ramai dan indah. Bunga
krisan tipe spray terdiri dari varietas Puma, Yellow Puma, White Regent,
Town Talk, Heidi Yellow, Heidi White, Pompon, Sonya, Caymano dan
Casablanca.
2. Tipe Standar
Berbeda dengan tipe spray, pada tipe standar ini satu tangkai bunga krisan
hanya memiliki satu bunga dengan ukuran yang besar karena petani hanya
terfokus pada satu bunga sehingga saluran makanan hanya tertuju pada
satu bunga tersebut. Bunga krisan tipe spray terdiri dari varietas White
Fiji, Yellow Fiji, Allouis, Astro, Snowdown White, Cassandra dan
Pingpong.
Bentuk bunga krisan sangat bervariasi, antara lain:
a. Single
Bentuk bunga krisan yang mempunyai mahkota memanjang dan lebar,
sedangkan bagian tengahnya bundar dan sedikit mengembang. Bila sudah
terlalu mekar, bagian tengah akan tampak menguning karena tepung sari
mulai pecah. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan bentuk aster.
b. Anemone
Mahkota sebelah luar seperti bentuk single hanya lebih kecil dan pendek,
sehingga tidak begitu membuka melainkan agak menggulung. Bagian
11
tengah bunga tidak terlihat adanya benangsari, sehingga apabila bunga
terlalu mekar maka bunga bagian tengah akan mengembang dan mahkota
sebelah luar akan terlihat sedikit. Di Indonesia jenis ini dikenal dengan
bentuk kancing.
c. Spider
Mahkota terlihat menggulung, sehingga terlihat memanjang dan menyebar
ke hampir semua bagian bunga dan tidak terlihat adanya bagian tengah
seperti jenis anemone dan single. Di Indonesia jenis dikenal dengan
bentuk jarum.
d. Pompom
Mahkota berkembang sama panjangnya, sehingga bentuk bulat seperti
pingpong, biasa disebut pompom.
e. Dekoratif
Mahkota bunga bagian luar berkembang lebih panjang dari bagian tengah,
sehingga seperti pompom tetapi tumbuh lebih besar dan membuka.
2.2.1. Syarat Tumbuh
Persyaratan kebutuhan hidup tanaman bunga krisan meliputi: suhu, cahaya
matahari, air, tempat tumbuh dan perlakuan perawatan yang sesuai.
Suhu. Pengaruh suhu berkaitan dengan proses asimilasi, yaitu
pembentukan cadangan makanan dan proses disimilasi yaitu penguraian makanan
dan pernafasan. Di daerah tropis, seperti Indonesia, temperatur yang paling baik
untuk pertumbuhan tanaman krisan pada siang hari adalah antara 20°C – 26°C.
Toleransi tanaman krisan terhadap faktor temperatur untuk tetap tumbuh baik
12
adalah antara 17°C – 30°C. Temperatur berpengaruh terhadap kualitas
pembungaan krisan. Temperatur yang ideal untuk pembungaan yaitu antara 16°C
- 18°C. Pada temperatur yang tinggi (lebih dari 18°C) bunga krisan cenderung
berwarna kusam, sedangkan temperatur yang rendah (kurang dari 16°C)
berpengaruh baik terhadap warna bunga, karena cenderung makin cerah.
Mengingat tanaman krisan membutuhkan temperatur untuk pertumbuhan antara
20°C – 26° C dan pembungaan pada temperatur 16°C – 18°C dengan kelembaban
udara antara 70 - 80 persen, maka lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman ini
adalah di daerah berketinggian antara 700–1200 m dari permukaan laut.
Cahaya. Agar mendapatkan bunga yang berkualitas baik, tanaman bunga
krisan (Chrysanthemum sp) membutuhkan cahaya yang lebih lama dari panjang
hari normal. Penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan,
setelah matahari terbenam atau selama periode gelap.
Penyinaran dilakukan
selama satu bulan untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan menunda masa
generatif. Sumber cahaya buatan yang umum digunakan adalah lampu esensial
dengan ukuran 13 - 16 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lampu esensial
lebih mempercepat pertumbuhan generatif tanaman krisan dibandingkan dengan
lampu pijar. Penambahan penyinaran yang terbaik adalah pada tengah malam
antara pukul 22.00 – 02.00. Jarak antar lampu adalah 2,35 meter dan lampu
dipasang setinggi 2,5 meter dari tanaman. Periode pemasangan lampu dilakukan
sampai batas tertentu fase vegetatif (± 4 minggu).
Kelembaban Udara. Tanaman krisan umumnya membutuhkan kondisi
kelembaban udara (RH) tinggi. Pada fase pertumbuhan awal, seperti
perkecambahan benih atau pembentukan akar bibit setek, diperlukan kelembaban
13
udara antara 90 - 95 persen. Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik
pada kondisi kelembaban udara antara 70 - 80 persen. Hujan deras atau keadaan
curah hujan tinggi yang langsung menerpa tanaman krisan juga menyebabkan
tanaman mudah roboh, rusak, dan kualitas bunganya rendah. Oleh karena itu
pembudidayaan krisan di daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam
green house atau bangunan rumah plastik dan rumah kaca.
Kebutuhan Air. Bunga krisan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya
tercukupi. Banyaknya penyiraman dan frekuensi penyiraman bunga krisan
bergantung pada cuaca (suhu, angin dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta
keadaan lingkungan. Kelebihan air tidak bagus untuk pertumbuhan tanaman
bunga krisan, sedangkan kekeringan dapat menimbulkan terjadinya dehidrasi yang
berakibat pada pertumbuhannya yang tidak baik. Penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari sampai dengan tahap pemanenan.
Tanah. Krisan dapat tumbuh pada setiap jenis tanah tergantung
penanganannya. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur
lempung berpasir, mempunyai drainase dan aerasi yang baik dan mengandung
bahan organik yang tinggi dengan pH sedikit asam. Tingkat kemasaman tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman krisan adalah sekitar 5,5 sampai 6,5.
2.2.2 Bunga Krisan Sebagai Produk
Produk yang memiliki daya saing ditandai dengan meningkatnya nilai
tambah, efisiensi atau produktifitas, berorientasi pada permintaan pasar,
mengandalkan kekuatan inovasi tekhnologi dan kemampuan skill sumberdaya
manusianya. Rakyat yang banyak dapat dilibatkan sebagai pelaku produksi,
14
diharapkan manfaat ekonomi yang dihasilkan juga dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat. Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan merupakan bagian dari
pengembangan sistem dan usaha agribisnis bunga potong krisan, sehingga upaya
ini tidak hanya berdaya saing tetapi juga akan berkelanjutan.
Usaha untuk mengembangkan bunga potong krisan yang sesuai dengan
permintaan, memerlukan kemampuan produsen untuk dapat membaca selera dan
kebutuhan konsumen. Berbagai cara dilakukan dalam rangka mengembangkan
dan menemukan inovasi baru, seperti:
1. Menghasilkan varietas-varietas baru melalui persilangan.
2. Kemajuan teknologi, seperti penggunaan internet sebagai media untuk
mempermudah pemasaran produk dengan sifat tidak tahan lama
(perishable product) tetapi harus sampai ke tangan konsumen dalam
keadaan segar dan berkualitas. Penggunaan internet juga dapat digunakan
untuk mencari informasi tentang selera konsumen bunga saat ini.
Bunga potong krisan yang banyak diminati adalah bunga yang mekar
sempurna, penampilan yang sehat dan segar serta mempunyai tangkai batang yang
tegar dan kekar sehingga bunga menjadi awet dan tahan lama. Bunga krisan
dibagi menjadi dua jenis yaitu standar dan spray. Permintaan konsumen paling
banyak adalah untuk bunga krisan jenis standar karena biasanya jenis ini
digunakan untuk bahan dasar rangkaian bunga.
Bunga krisan tidak hanya dapat dijadikan sebagai bunga potong rangkaian
bunga untuk dekorasi maupun ucapan selamat. Bunga krisan juga dapat dijadikan
tanaman hias dalam pot. Rukmana dan Mulyana (1997) menyatakan bahwa, dari
waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga
15
potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Selain sebagai hiasan, bunga
krisan juga dapat dapat dijadikan sebagai obat, bahan kosmetika dan juga
minuman.
Indonesia memiliki potensi yang tersedia untuk usaha agribisnis bunga
potong krisan, terutama dalam segi keadaan geografisnya dan luas lahannya.
Namun sistem agribisnis tidak dapat berkembang tanpa dukungan usaha-usaha
agribisnis. Para pelaku usaha, termasuk petani produsen dan perusahaan yang
merancang, merekayasa dan melakukan proses agribisnis, mulai dari proses
pemasaran sampai ke proses produksi.
2.3 Sistem Agribisnis Bunga Potong
Bunasor dalam Wahyuningsih (1999 : 9) menyatakan bahwa, sistem
agribisnis bunga potong terdiri dari subsistem yang saling terkait, saling
tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem tersebut terdiri dari:
1. Subsistem pengadaan input dan penyaluran sarana produksi.
Dalam pengadaan input dan saran produksi dalam budidaya ini meluputi
bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Bibit yang digunakan adalah
anakan dari induk tanaman krisan yang dapat dipanen maksimal enam kali
panen, yang diantaranya lima kali panen untuk produksi dan satu kali
panen untuk indukan baru, yaitu dengan cara stek. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk organik dan anorganik diantaranya Urea, TSP, ZA dan
KNO3,
sedangkan
untuk
obat-obatan
digunakan
untuk
pemeliharaan dan perawatan seperti fungisida dan insektisida.
kegiatan
16
2. Subsistem Usahatani (Budidaya)
Kegiatan yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh
subsistem agribisnis hulu atau subsistem pengadaan input dan penyaluran
sarana produksi untuk menghasilkan produk pertanian primer. Peran
penyuluh dalam hal ini sangat diperlukan, bukan saja untuk upaya alih
tekhnologi, tetapi juga tidak kalah pentingnya dalam mengubah sikap
berusaha menjadi “business oriented” yang dapat dihubungkan melalui
kemampuan mengelola, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Hal ini penting mengingat usaha bunga potong memerlukan penanganan
yang serius dan telaten menyangkut penerapan cara-cara budidaya.
3. Subsistem Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produk menjadi mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk
pelanggan sasaran. Subsistem pemasaran terdiri dari standarisasi mutu,
pengolahan, penyimpanan, transportasi, distribusi, mulai dari produsen
sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran adalah seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status kepemilikan dari titik produksi sampai ke
titik konsumsi. Berdasarkan tingkatannya, saluran pemasaran terdiri dari
beberapa macam.
Gambar 1, dijelaskan bahwa saluran pemasaran terbagi menjadi dua, yaitu
pemasaran langsung dan pemasaran tidak langsung. Pemasaran langsung
dilakukan langsung kepada konsumen tanpa perantara. Pada kegiatan
17
pemasaran tidak langsung, dapat melalui beberapa perantara di antaranya
pedagang grosir, pemborong, pengecer dan langsung ke konsumen akhir.
Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Grosir
Grosir
Pemborong
Konsumen
Pengecer
Pengecer
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Gambar 1 Saluran Pemasaran Produk Secara Umum
Sumber: Kotler (1997)
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Turnip (2004) yang mengenai
formulasi strategi pengembangan teh hijau, dapat dilihat bahwa hasil Analisis
Matriks EFE menunjukan bahwa nilai rata-rata dengan skor adalah 2,4433, yang
berarti perusahaan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi
ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. Sementara itu, hasil dari Analisis
Matriks IFE menunjukan nilai rata-rata dengan skor 2,5388 yang menunjukan
bahwa perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan
yang di miliki. Berdasarkan matriks IE dapat diketahui bahwa posisi perusahaan
berada pada posisi V, yang berarti mampu menerapkan strategi pertahankan dan
pelihara dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap
18
pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang kemudian dianalisis lebih
lanjut dengan menggunakan matriks QSPM.
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lusiana (2005),
mengenai analisis kelayakan usaha bunga potong krisan (Glory Farm) Kabupaten
Cianjur. Alat analisis yang dipakai adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period.
Analisis dilakukan pada dua pola, yaitu pola 1 adalah usaha berjalan (pembibitan
mandiri dan penanaman mitra), pola 2 adalah pola usaha alternatif (pembibitan
dan penanaman mandiri). Hasil analisis kriteria investasi yang menggunakan
discount rate rata-rata modal yaitu sebesar 8,5 persen, hasilnya menunjukan
bahwa kedua pola usaha layak secara finansial, namun hasil analisis
memperlihatkan bahwa pola 2 lebih layak dibandingkan dengan pola 1.
Utami (2003), melakukan penelitian mengenai analisis pengambilan
keputusan strategi bauran pemasaran bunga potong krisan pada PT Saung
Mirwan. Alat analisis yang digunakan adalah Proses Hierarki Analisis (PHA).
Berdasarkan hasil analisis dengan metode PHA, dapat diketahui bahwa prioritas
menyeluruh
menempatkan
sasaran
meningkatkan
pangsa
pasar
dan
mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas utama. Prioritas kedua adalah
sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah sasaran
meningkatkan daya saing.
Nurmawati (2003) melakukan penelitian mengenai analisis strategi
pengembangan pasar produk bunga potong (Kasus PT. Alam Indah Bunga
Nusantara, Cipanas). Analisis kuantitatif digunakan pada Analisis Matriks IFE,
Analisis Matriks EFE, Analisis Matriks IE dan Matriks SWOT. Sedangkan untuk
19
penentuan prioritas rekomendasi strategi pengembangan pasar menggunakan
matriks QSPM. Berdasarkan Analisis Matriks IFE didapat nilai total skor sebesar
3,023 menunjukan posisi internal perusahaan yang kuat dalam menggunakan
kekuatan dan memperbaiki kelemahan yang ada, sedangkan Analisis Matriks EFE
menghasilkan total nilai skor sebesar 2,764 menunujukan posisi eksternal
perusahaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang
ada. Tahap pencocokan menggunakan Matriks SWOT kemudian dilanjutkan
dengan penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM.
Penelitian tentang krisan yang telah dilakukan sebelumnya memiliki
persamaan
dan
Persamaannya
perbedaan
adalah
dengan
penelitian
memformulasikan
yang
strategi
dilakukan
suatu
usaha
penulis.
dengan
menggunakan metode yang sama. Perbedaannya adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ini. Untuk memprioritaskan strategi, penulis
menggunakan Road Map Strategi yang bertujuan agar strategi yang dijalankan
berjalan dengan baik berdasarkan waktu penerapannya. Manfaat dari penggunaan
Road Map Strategi adalah perjalanan lebih terarah, strategi jelas dalam artian
tidak ada tumpang tindih strategi, kegiatan terpetakan, kondisis awal
teridentifikasi secara menyeluruh dan strategi yang diambil dipahami menyeluruh
oleh semua pihak sehingga semua mengetahui tugas masing-masing dalam
pelaksanaan strategi.
20
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual
3.1.1 Strategi
Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi dalam
menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk dihadapi
di masa mendatang oleh organisasi yang bersangkutan (Yosida, 2006 : 22).
Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan
dimana ia harus bersaing.
Strategi erat kaitannya dengan pemenuhan tujuan organisasi. Menurut
Grant dalam Yosida (2006), strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan
organisasi, yaitu:
1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan
2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi
3. Strategi sebagai konsep.
3.1.2 Manajemen Strategi
Perubahan yang terjadi dalam persaingan dianggap sebagai ancaman oleh
perusahaan tertentu, namun perusahaan sejenis menafsirkan sebagai sesuatu
peluang besar. Dengan kata lain, ancaman ataupun peluang bisnis sangat
ditentukan oleh bagaimana kemampuan organisasi bisnis memahaminya, untuk
kemudian menganalisnya dan merespon dalam bentuk sikap dan tindakan. Dalam
realitanya untuk menghadapi berbagai perubahan yang sedang dan akan terus
21
berlangsung, maka organisasi bisnis harus semakin mengambangkan dan
mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan strateginya.
Pernyataan misi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk, atau jasa,
pasar, teknologi, pemikiran untuk bertahan hidup, falsafah konsep diri, pemikiran
untuk citra publik dan pemikiran untuk karyawan. Sembilan komponen dasar ini
berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan
pernyataan misi. Langkah pertama dalam manajemen strategi, pernyataan misi
menyediakan arah untuk semua aktifitas perencanaan.
Robinson (1997 : 20) menyatakan bahwa, manajemen strategi dapat
diartikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang di awali dengan visi
dan misi yang kemudian dapat menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang akan dirancang untuk mencapai
sasaran perusahaan. Implementasi strategi
bertumpu
pada
alokasi
dan
pengorganisasian sumberdaya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui
penetapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta
budaya perusahaan.
Lebih luas lagi, aktivitas ini mencakup distribusi kerja
diantara individu dan kelompok kerja dengan mempertimbangkan tingkatan
manajemen, tipe pekerjaan, pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan
agar bagian-bagian itu menyatu seluruhnya dalam sebuah tim sehingga mereka
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Pembuatan manajemen strategi ini memfokuskan pada memadukan
manajemen pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi, penelitian dan
pengembangan serta sistem informsi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi. Manajemen strategi memungkinkan suatu organisasi untuk lebih pro
22
aktif ketimbang reaktif dalam membentuk masa depan sendiri. Hal ini
memungkinkan suatu organisasi untuk mengawali dan mempengaruhi aktifitas
sehingga dengan demikian dapat dengan keras mengendalikan tujuan sendiri.
Menurut David (2004 : 5). Manfaat dari manajemen strategi adalah manfaat
keuangan dalam artian dapat mendatangkan laba dan juga manfaat non keuangan.
Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi.
1. Perumusan strategi, termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan
strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan.
2. Implementasi strategi, menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif
tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumderdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya
mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,
mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan
dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi
karyawan dengan prestasi organisasi.
3. Evaluasi strategi, adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi
dengan baik, sehingga evaluasi strategi perlu dilakukan. Semua strategi
dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan
internal
selalu
berubah.
Tiga
macam
aktifitas
mendasar
untuk
23
mengevaluasi strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan
(3) mengambil tindakan korektif.
Proses manajemen strategi harus di dasarkan pada keyakinan bahwa
organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan
internal dan eksternal sehingga dapat melakukan perubahan tepat waktu.
Kecepatan dan besaran perubahan yang mempengaruhi organisasi bertambah
secara dramatis. Proses manajemen strategi bertujuan memungkinkan organisasi
menyesuaikan diri secara efektif untuk berubah dalam jangka panjang. Proses
manajemen strategi harus dilaksanakan secara terus menerus karena bersifat
dinamis dan berkelanjutan.
Umpan Balik
Melakukan Audit
Eksternal
Mengembang
kan
Pernyataan
Visi
Menetapkan
Sasaran
Jangka
Panjang
Menghasilkan,
Mengevaluasi,
dan Memilih
Strategi
Menetapkan
Kebijakan dan
Sasaran
Tahunan
Mengalokasik
an
Sumberdaya
Mengukur
&
Mengevalu
asi Prestasi
Melakukan
Audit Internal
Perumusan Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi
Strategi
Gambar 2 Model Manajemen Strategi
Sumber: David, 2004 (hal 14)
Proses manajemen strategis paling baik dapat dipelajari dan diterapkan
menggunakan suatu model. Setiap model menggambarkan semacam proses.
Kerangka kerja yang di ilusterasikan pada Gambar 2 diterima secara luas, model
24
pemahaman dari proses manajemen strategis. Model ini tidak menjamin sukses,
tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi.
Adanya model rangkaian manajemen yang berisi langkah-langkah yang
diambil, akan memudahkan pihak perusahaan untuk mengambil kebijakan yang
tepat sasaran. Rumusan alternatif strategi yang dihasilkan tersebut akan dievaluasi
sebelum di implementasikan, karena dengan adanya strategi baru akan
mengakibatkan terjadinya perubahan. Pelaksanaan strategi yang terpilih,
perusahaan harus melihat seberapa efektifkah pelaksanaan dan kepentingan dari
strategi ini. Aspek-aspek tingkah laku, budaya dan politik dari proses
menghasilkan dan memilih strategi selalu penting untuk dipertimbangkan dan di
kelola.
3.1.3 Perencanaan Strategi
Menurut Kotler (1997 : 56), perencanaan strategi bisnis adalah proses
manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan
sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan
dari perencanaan strategi yaitu untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan
produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Perencanaan
strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari
sumberdaya yang ada.
Analisis
perencanaan
strategi
adalah
kegiatan
intelektual
untuk
memformulasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis, sehingga dengan
25
kondisi atau informasi yang diperoleh dalam suatu penelitian, tindakan
manajemen yang tepat dan sesuai dapat ditentukan. Pada akhir tahun dilakukan
evaluasi kembali apakah strategi ini masih layak untuk dijalankan, sesuai dengan
situsi dan kondisi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan
dapat melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga
perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal
Perencanaan strategi memerlukan tiga kegiatan kunci yang bertujuan agar
rencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Kotler, 1997 : 57). Tiga kegiatan
itu, yaitu:
1. Perusahaan mengelola usahanya sesuai dengan portofolio investasi. Setiap
usaha memiliki potensi laba yang berbeda dan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan harus dialokasikan dengan tepat.
2. Perusahaan mengevaluasi setiap unit usaha secara tepat dengan
mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian
perusahaan dalam pasar tersebut.
3. Kegiatan kunci yang ketiga dari perencanaan strategis adalah strategi.
Untuk setiap usahanya, perusahaan harus mengembangkan suatu rencana
permainan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya
Setelah dilakukan perencanaan strategi kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan tugas perencanan strategi dari manajemen perusahaan. Proses ini
terdiri dari delapan langkah yang ditunjukan pada Gambar 3.
26
Analisis Lingkungan
Eksternal
(peluang dan ancaman)
Misi
Bisnis
Formulasi
Sasaran
Analisis SWOT
Formulasi
Strategi
Formulasi
Sasaran
Pelak
sanaan
Analisis Lingkungan
Internall
(kekuatan dan kelemahan)
Umpan balik
dan
pengendalian
Gambar 3 Proses Perencanaan Strategi Bisnis
Sumber: Kotler, 1997 (hal 71)
Gambar 3 ini dapat dijelaskan bahwa, hal pertama yang harus diketahui
untuk memformulasikan strategi adalah misi bisnis perusahaan karena dengan
mengetahui misi tersebut, perusahaan dapat menganalisis lingkungan internal dan
eksternalnya agar dapat memformulasikan strategi apa yang akan digunakan dan
dilaksanakan. Pada akhirnya perusahaan dapat melakukan umpan balik dan
pengendalian agar perusahaan tetap dapat menggunakan strategi tersebut untuk
kelangsungannya.
3.1.4 Strategi Bersaing Generik
Porter (2007 : 71) menyatakan bahwa strategi generik adalah pendekatan
untuk mengungguli pesaing dalam industri, dalam struktur industri tertentu ini
berarti bahwa semua perusahaan dapat memperoleh hasil laba yang tinggi,
sedangkan di industri yang lain, keberhasilan dengan salah satu strategi generik
mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan hasil laba yang layak dalam artian
mutlak.
Kelima kekuatan persaingan dapat ditanggulangi dengan tiga pendekatan
strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain
dalam suatu industri, antara lain:
27
•
Keunggulan biaya menyeluruh
•
Diferensiasi
•
Fokus
Strategi pertama adalah mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam
industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran
utama. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap
rivalitas dari para pesaing karena biaya yang lebih rendah memungkinkannya
untuk tetap dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba
mereka demi persaingan.
Strategi generik yang kedua adalah mendiferensiasikan produk atau jasa
yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan
oleh industri secara menyeluruh sebagai hal yang unik. Pengembangan produk
merupakan contoh dari strategi yang menawarkan keunggulan diferensiasi.
Strategi generik yang terakhir adalah memusatkan (fokus) pada kelompok
pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis. Strategi fokus dapat
berarti bahwa perusahaan mempunyai posisi biaya rendah dengan target
strategisnya, diferensiasi atau keduanya, sehingga secara potensial dapat
menghasilkan laba diatas rata-rata. Perbedaan diantara ketiga strategi ini
digambarkan pada Gambar 4.
28
TINGKAT
STRATEGIS
Keunikan yang
Dirasakan Pelangggan
Seluruh Industri
DIFERENSIASI
Hanya
Segmen Tertentu
Posisi Biaya Rendah
KEUNGGULAN
BIAYA
MENYELURUH
FOKUS
Gambar 4 Tiga Strategi Generik
Sumber: Porter, 2007 (hal 76)
3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal yang meliputi berbagai faktor di luar perusahaan
dapat berupa peluang atau ancaman bagi perusahaan. Kekuatan dan pelaku
lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dapat
dibedakan menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro. Tujuan dari
pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk melihat peluang baru.
3.1.5.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan
biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu.
Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, sosial, politik dan teknologi.
Faktor Politik. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan
pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan.
Faktor-faktor politik menentukan keberhasilan dan aturan yang membatasi operasi
perusahaan.
29
Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. Daya beli konsumen
tergantung dari tingkat pendapatan, inflasi harga, tingkat bunga, supply uang,
tingkat pengangguran dan hutang serta psikologi konsumen.
Faktor Sosial. Faktor sosial yang mempengaruhi perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan
eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi,
demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, maka akan
berubah pula permintaan produk atau jasa yang ada.
Faktor Teknologi. Faktor teknologi memiliki kecenderungan untuk
senantiasa berubah seiring dengan penemuan-penemuan baru yang memberikan
dampak revolusi terhadap produk-produk dan proses produksinya. Teknologi
merupakan temuan berupa produk yang dapat menjadikan efisiensi berbagai hal
jika menggunakannya. Perkembangan teknologi memberikan dampak terhadap
pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap sistem pemasaran perusahaan.
Para pemasar harus memahami lingkungan teknologi dan cara-cara teknologi baru
dapat memenuhi permintaan konsumen.
3.1.5.2 Lingkungan Mikro (Analisis Lima Kekuatan Persaingan Porter)
Lingkungan mikro perusahaan terdiri atas pelaku-pelaku dalam lingkungan
perusahaan yang langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
melayani pasarnya. Gambar 5, model lima kekuatan Porter mengenai analisis
persaingan
merupakan
pendekatan
yang
dipakai
secara
luas
untuk
30
mengembangkan strategi dalam industri. Gabungan dari kelima kekuatan ini
menentukan potensi laba akhir dalam industri.
PENDATANG BARU
POTENSIAL
Ancaman
pendatang baru
Kekuatan tawar menawar
pemasok.
PEMASOK
PARA PESAING
INDUSTRI
PEMBELI
Persaingan diantara
perusahaan yang ada
Kekuatan tawar menawar
pembeli
Ancaman produk atau
jasa pengganti
PRODUK PENGGANTI
Gambar 5 Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri.
Sumber: Porter, 2007 (hal 34)
Ancaman pendatang baru. Pendatang baru pada suatu industri membawa
kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali juga
sumberdaya utama. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya
membengkak sehingga mengurangi laba perusahaan.
Ancaman produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial
dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh
perusahaan dalam industri. Makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh
produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri.
Kekuatan tawar menawar pembeli. Apabila pelanggan terkonsentrasi
atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan tawar
31
menawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas
persaingan dalam suatu industri.
Kekuatan tawar menawar pemasok. Tawar menawar pemasok
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama apabila
jumlah pemasok banyak, apabila hanya sedikit bahan baku yang baik atau apabila
biaya mengganti bahan baku tinggi.
3.1.6 Analisis Lingkungan Internal
Analisis mengenai faktor-faktor internal sangat diperlukan untuk melihat
sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang-bidang fungsional,
termasuk manajemen, pemasaran, keuangan / akunting, produksi / operasi,
penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer. Mengetahui
perilaku konsumen, produsen dapat menggunakan bauran pemasaran yang
disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen.
a. Manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar:
perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staff dan
pengendalian.
1. Perencanaan
Terdiri dari semua aktifitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan
untuk menghadapi masa depan. Tingkat spesifik termasuk meramalkan,
menetapkan sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan dan
menetapkan sasaran.
2. Pengorganisasian
Termasuk semua aktifitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas
dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain organisasi,
32
spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang
kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan.
3. Permotivasian.
Permotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang
untuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi permotivasian dari manajemen
termasuk paling sedikit, empat komponen utama yaitu kepemimpinan,
dinamika kelompok, komunikasi, dan perubahan organisasi.
4. Penunjukan staf
Aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemen personalia atau
sumberdaya manusia. Termasuk administrasi upah dan gaji, tunjangan
karyawan, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen,
keselamatan karyawan, tindakan pembenaran, peluang bekerja yang sama,
hubungan serikat kerja, pengembangan karir, riset personalia, kebijakan
disiplin, prosedur menyatakan keluhan, dan hubungan masyarakat
5. Pengendalian
Fungsi pengendalian manajemen termasuk aktifitas yang dilakukan untuk
memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan dengan operasi
yang direncanakan. Semua manajer dalam suatu organisasi mempunyai
tanggung jawab pengendalian, seperti melakukan evaluasi prestasi dan
mengambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan inefisiensi.
b. Pemasaran. Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan,
mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan akan produk dan jasa. Ada sembilan dasar fungsi pemasaran
terdiri, yaitu analisis pelanggan, membeli sediaan, menjual produk/jasa,
33
merencanakan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset
pemasaran, analisis peluang dan tanggung jawab sosial.
c. Keuangan / akunting. Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal
terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi
investor. Menetapkan kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat
penting untuk merumuskan secara efektif. Faktor-faktor keuangan sering
mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana implementasi.
d. Produksi dan operasi. Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha
terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang dan
jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan, pengubahan
dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.
e. Penelitian dan pengembangan. Bidang utama kelima dari operasi
internal yang harus diteliti kekuatan dan kelemahannya adalah penelitian
dan pengembangan (litbang). Banyak perusahaan tidak melakukan litbang
dan juga banyak perusahaan lain yang tergantung pada kesuksesan
aktivitas litbang agar dapat bertahan.
f. Sistem informasi komputer. Informasi mengikat semua fungsi bisnis
menjadi satu dan menjadi dasar untuk semua keputusan manajerial.
Informasi mewakili sumber utama keunggulan atau kelemahan bersaing.
g. Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran
yang
digunakan
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan
pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1997 : 82). Bauran pemasaran
terdiri atas empat faktor yaitu produk, harga, tempat dan promosi.
34
1. Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Produk yang
ditawarkan perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan,
bentuk, merek dan kemasan produk.
2. Harga merupakan alat bauaran pemasaran yang penting. Harga yang
ditawarkan perusahaan harus sebanding dengan penawaran nilai kepada
pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling kepada produk pesaing.
3. Tempat merupakan alat bauran pemasaran lainnya, termasuk berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat
diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
4. Promosi, meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar
sasaran.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Jawa Barat berpotensi berkembang sebagai sentra bunga potong karena
letak geografisnya yang mendukung. Hal ini yang membuat produsen bunga
potong semakin banyak, disamping peluang pasar yang terbuka. Kabupaten yang
terkenal sebagai sentra bunga potong adalah Sukabumi, Cianjur, Bogor dan
Bandung.
Loka Farm merupakan salah satu produsen bunga potong yang baru
berjalan di Kabupaten Bogor. Produk yang ditawarkan Loka Farm adalah bunga
potong krisan jenis spray dan standar. Saat ini Loka Farm memasarkan
produknya kepada trader, dekorator, floris , tengkulak dan pengecer.
Pengalaman yang belum terlalu banyak membuat kegiatan bisnis Loka
Farm banyak mengalami kendala. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah
35
perusahaan belum mampu beroperasi secara efektif dan efisien membuat Loka
Farm banyak menemui masalah dalam pengembangkan usahanya. Strategi
pengembangan usaha perlu dilakukan agar perusahaan dapat terus berkembang
dan bersaing dengan perusahaan sejenis yang semakin banyak di daerah Jawa
Barat.
Sebelum memformulasikan strategi, perusahaan terlebih dahulu harus
menganalisis lingkungan internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang ada pada perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan
mengantisipasi ancaman yang ada pada lingkungan eksternal perusahaan. Setelah
menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan, kemudian dilanjutkan
dengan tahap pencocokan yang memadukan faktor internal dan eksternal
perusahaan yang diformulasikan dalam Matriks IE dan Matriks SWOT.
Banyaknya alternatif strategi yang muncul membuat perusahaan harus
mempetakan dan memprioritaskan strategi mana yang cocok dan memberikan
pengaruh yang besar hingga yang memberi pengaruh terkecil kepada perusahaan
dengan menggunakan Road Map Strategi. Kerangka pemikiran operasional dapat
dilihat pada Gambar 6.
36
Loka Farm
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perusahaan baru
Belum ada perencanaan produksi
Sistem manajemen yang belum baik
Kuantitas bunga yang belum baik
Identifikasi Faktor Internal
Manajemen
Keuangan
Pemasaran
Sumberdaya Manusia
Produksi, Operasi dan Teknik
Penelitian dan Pengembangan
Sistem Informasi Komputer
Bauran pemasaran
Analisis Faktor Eksternal
Lingkungan Makro
1. Faktor Politik
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Sosial dan Budaya
4. Faktor Teknologi
Lingkungan Mikro (Lima
Kekuatan Persaingan Porter)
1. Pendatang baru
2. Ancaman produk pengganti
3. Kekuatan tawar menawar
pembeli
4. Kekuatan tawar menawar
pemasok
5. Persaingan diantara pesaing
• Analisis IE
• Analisis SWOT
Road Map Strategik
Strategi Pengambangan Usaha
Bunga Potong Krisan
di Loka Farm
Gambar 6 Kerangka Pemikiran Operasional
37
IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan,
Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Loka Farm
adalah perusahaan baru dalam bisnis bunga potong krisan dan memiliki potensi
yang besar untuk bisa lebih dikembangkan menjadi usaha bunga potong yang
lebih besar. Potensi yang besar itu berupa daerah yang cocok, letaknya strategis
dan lahan produksi yang luas. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September
sampai dengan Bulan Oktober 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara
langsung. Pemilihan responden dalam wawancara ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pihak-pihak terkait. Responden yang dipilih dalam penulisan
penelitian ini adalah manajer, bagian pemasaran dan pengawas produksi.
Informasi mengenai data sekunder diperoleh melalui Lembaga Sumberdaya
Informasi (LSI) IPB, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, internet dan
buku-buku penunjang yang relevan.
38
4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi dalam penelitian ini diperoleh dari kondisi Loka Farm
diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini
dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha bunga
potong krisan di Loka Farm dengan pendekatan konsep manajemen strategi.
Analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan secara
menyeluruh visi, misi dan tujuan organisasi serta mengidentifikasikan faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan. Di samping itu, analisis kuantitatif
digunakan untuk menganalisis lingkungan makro dan mikro yang diperlukan
dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi organisasi untuk merumuskan
strategi jangka panjang.
4.3.1. Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE
Pada Analisis Matriks EFE dikembangkan daftar peluang yang dapat
dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2004 : 131),
Matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan mengevaluasi mengenai
ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum,
teknologi, dan persaingan (Tabel 4).
Tabel 4 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor-faktor
eksternal kunci
Peluang
1.
2.
3.
………
Ancaman
1.
2.
3.
……...
Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Sumber: David, 2004 (hal 132)
…
…
…
…
39
Matriks IFE dilakukan sebagai langkah penutup dalam melaksanakan
audit manajemen strategis internal. Fungsi dari Matrik IFE adalah meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional
dari suatu usaha dan juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi
hubungan diantara bidang-bidang terkait. Contoh Matriks IFE dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor
internal kunci
Kekuatan
1.
2.
3.
………
Kelemahan
1.
2.
3.
……...
Total
Bobot
Peringkat
Nilai yang dibobot
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
Sumber : David, 2004 (hal 171)
Matriks IFE dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasikan Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan
Langkah pertama, tentukan faktor eksternal perusahaan yang berupa
peluang
dan
ancaman
yang
ada.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
mengidentifikasikan faktor internal terpenting termasuk kekuatan maupun
kelemahan yang ada pada perusahaan. Usahakan dalam mengidentifikasikan
faktor internal dan eksternal harus sespesifik mungkin, gunakan persentase, rasio
dan angka perbandingan.
40
2. Pembobotan
Berikan bobot dengan kisaran 0 (tidak penting) sampai 1 (terpenting) pada
setiap faktor. Bobot tertinggi diberikan kepada faktor-faktor yang memiliki
pengaruh terbesar pada prestasi organisasi. Penentuan bobot menggunakan
metode “Paired Comparison”, metode tersebut digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal serta faktorfaktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala
1,2, dan 3. Bentuk dari nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Penilaian Bobot Tingkat Kepentingan Faktor Penentu Internal dan
Eksternal Menurut Motode “Paired Comparison”
Faktor
Penentu
Internal
Kekuatan /
Peluang
A
B
C
…
Kelemahan
/ Ancaman
E
F
G
…
Total
A
B
C
…
E
F
G
…
Total
Sumber: David, 2004 (hal 131)
Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3 dimana arti nilai
tersebut adalah sebagai berikut:
1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal
2 = Jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal
3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
41
Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor
terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
ai=
Xi
n
∑ Xi
i =1
Keterangan : ai = bobot faktor ke-i
Xi = nilai faktor ke-i
i = 1,2,…,n
3. Pemberian Peringkat / Rating
Pada Matriks EFE, peringkat diberikan mulai dari 1 sampai 4 untuk setiap
faktor eksternal, hal ini bertujuan untuk menunjukan seberapa efektif strategi
perusahaan saat ini. Arti angka dalam peringkat berbanding terbalik antara
peluang dan ancaman. Skala nilai peringkat 1 sampai 4 peluang menunjukan
bahwa:
Peringkat 1 = Respon sangat rendah
Peringkat 2 = Respon rendah
Peringkat 3 = Respon tinggi
Peringkat 4 = Respon sangat tinggi
Pada pemberian peringkat Analisi Matriks IFE juga dimulai dari 1 sampai
4 tetapi dalam angka peringkat yang sama namun arti yang berlawanan, contoh
pemberian peringkat kekuatan:
1 = Sangat kuat dibanding pesaing
2 = Kuat dibanding pesaing
3 = Lemah dibanding pesaing
4 = Sangat lemah dibanding pesaing.
4. Nilai yang Dibobot
Nilai pembobotan adalah hasil kali dari setiap bobot faktor dengan
peringkat, penjumlahan dilakukan secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk
menentukan nilai yang dibobot pada setiap variabel.
42
5. Total Nilai
Jumlahkan total nilai yang dibobot untuk setiap variabel menentukan total
nilai yang dibobot untuk perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana
perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan internalnya.
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4.
Pada Matriks EFE, total skor 4 menunjukan bahwa perusahaan merespon
peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan baik. Sedangkan untuk Matriks
IFE, total skor 4 berarti kondisi internal perusahaan baik.
4.3.2 Analisis Matriks I-E (Internal-Eksternal)
Gabungan Matriks IFE dan EFE manghasilkan Matriks IE yang berisikan
sembilan macam sel yang diilustrasikan pada Gambar 7 yang memperlihatkan
kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai Matriks IFE
yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Matriks EFE yang diberi bobot
pada sumbu-y. Pada sumbu-x Matriks IE, total nilai Matriks IFE yang diberi
bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah; nilai 2,0
sampai 2,99 dianggap sedang; dan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian
pula pada sumbu-y, total nilai Matriks EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99
dianggap rendah; nilai 2.0 sampai 2.99 sedang; dan 3.0 sampai 4.0 tinggi. (David,
2004 : 196)
Pada Tabel 7, Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang
mempunyai dampak strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II,
atau IV dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar,
43
pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) merupakan strategi yang
cocok untuk daerah ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII
terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar
dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang cocok digunakan pada
divisi ini. Ketiga, divisi yang umum yang masuk dalam sel VI, VIII dan IX lebih
baik menggunakan strategi panen dan divestasi.
Total Skor IFE
Kuat
3.0 – 4.0
Total Skor EFE
Rata-rata
2.0 – 2.9
3.0
Lemah
1.0 – 1.9
2.0
1.0
4.0
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
Sedang 2.0 – 2.9
2.0
Rendah 1.0 – 1.9
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 7 Matrik Internal-Eksternal (IE)
Sumber: David, 2004 (hal 196)
4.3.3. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Kekuatan (Strenghts) dan Kelemahan
(Weaknesess) intern peusahaan serta Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats). Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi
faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik
diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu yang efektif
akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak
yang sangat besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
44
Penggunaan Analisis SWOT akan menghasilkan suatu strategi yang baik,
karena ada empat strategi pencocokan yang dihasilkan oleh Analisis SWOT yaitu
strategi SO, WO, ST dan WT. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan dan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST atau
strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari
atau mengurangi dampak ancaman eksternal dan strategi WT atau strategi
kelemahan ancaman yang merupakan taktik difensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman lingkungan.
Skema Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Matriks SWOT terdiri
dari sembilan sel diantaranya terdapat empat sel faktor utama yang menentukan,
empat sel strategi dan satu sel yang dibiarkan kosong. Empat sel strategi, dengan
dengan gabungan SO, WO, ST dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan
empat sel faktor kunci yaitu S, W, O, dan T.
Tabel 7 Matriks SWOT
Internal
Eksternal
Peluang – O
1.
2. Daftar peluang
3.
4.
Ancaman – T
1.
2. Daftar ancaman
3.
4
Kekuatan – S
1.
2. Daftar kekuatan
3.
4.
Strategi S - O
1.
2. Gunakan kekuatan untuk
3. memanfaatkan peluang
3.
4.
Strategi S -T
1.
2. Gunakan kekuatan untuk
3. menghindari ancaman
4.
Sumber: David, 2004 (hal 186)
Kelemahan – W
1.
2. Daftar kelemahan
3.
4.
Strategi W - O
1.
2. Atasi kelemahan dengan
3. memanfaatkan peluang
4.
Strategi W -T
1.
2. Meminimalkan kelemahan
3. dan menghindari ancaman
4.
45
4.3.4. Road Map Strategik
Road Map Strategi merupakan panduan tujuan, sasaran, strategi, dan
kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan organisasi. Road Map
memandu perusahaan menjalankan strategi dan program-program aksi secara
terarah, sistematis, terintegrasi, termonitor, dan terukur dengan baik. Road Map
dapat diibaratkan sebagai sebuah peta jalan dalam satu perjalanan. Peta yang baik
akan menuntun organisasi untuk mencapai tujuan tepat waktu secara efisien dan
efektif. Peta tersebut harus memberikan fleksibilitas sehingga melukiskan banyak
menuju sasaran yang akan dicapai.
Road Map disusun mengacu kepada visi dan misi perusahaan, analisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan, industry foresight yang
memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk
dikembangkan di masa depan dan tujuan yang akan dicapai.
Penyusunan Road Map dimulai dengan identifikasi dan pemetaan terhadap
kondisi serta permasalahan, selanjutnya ditetapkan fokus strategis yang akan
melandasi strategi dan kebijakan perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Pembuatan Road Map akan menjelaskan time-frame implementasi
masing-masing strategi dalam periode waktu tertentu sehingga strategi menjadi
jelas dalam artian tidak ada tumpang tindih strategi dalam waktu yang
bersamaan1. Pada setiap strategi yang ada pada Road Map, saling berkaitan
(Gambar 8). Secara umum dengan memetakan strategi yang jelas maka akan
mengurasi strategi yang kontradiktif.
1
www.roadmap.depkeu.go.id/ina/artikel/?cdcate=10. 27 Januari 2008.
46
Tujuan
Tujuan
Aktivitas 3
Alternatif
Strategi
Aktivitas 2
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Aktivitas 1
Alternatif
Strategi
Alternatif
Strategi
Thn /
Fase
1
2
3
Gambar 8 Road Map Strategi
Sumber: Yosida (2006)
Keterangan:
keterkaitan antar strategi
4
47
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Lokasi dan Letak Geografis
Loka Farm terletak di desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor. Tepatnya lokasi pembudidayaan bunga potong krisan
ini berada dekat dengan tempat wisata air terjun Cilember atau berada sekitar
empat kilometer ke dalam dari jalan raya puncak.
Kondisi alam dan lingkungan yang ada di daerah kebun Loka Farm ini
sangat sesuai dengan karakteristik alam untuk budidaya bunga potong krisan,
ketinggian lokasi kebun berada pada kisaran 600 – 750 meter di atas permukaan
laut. Di lokasi perkebunan ini memiliki suhu rata-rata yang mencapai 22° C.
5.2 Sejarah Singkat Loka Farm
Loka Farm merupakan salah satu unit bisnis Pusat Koperasi Markas Besar
TNI (Puskop Mabes TNI) yang baru berdiri selama 18 bulan. Puskop Mabes TNI
merupakan koperasi yang berbadan hukum dan berlokasi di daerah Cililitan,
Jakarta. Loka Farm merupakan unit bisnis yang bergerak pada bidang tanaman
hias, khususnya bunga potong krisan.
Awal berdirinya Loka Farm yaitu sebagai sarana latihan pertanian yang
digunakan untuk kepentingan umum. Pada saat itu tanaman yang dijadikan latihan
percobaan adalah krisan, garbera dan sedap malam. Seiring berjalannya waktu,
kegiatan sarana latihan ini lambat laun tidak berjalan, dan menjadikan lahan
sebesar 3,5 hektar serta beberapa green house menjadi sia-sia, dengan demikian
membuat nasib delapan orang karyawan menjadi tidak menentu. Bapak Ir. Ahmad
48
Rizal selaku ketua pengelola kegiatan tersebut mempertimbangkan faktor-faktor
di atas dan kemudian mengusulkan agar Loka Farm ini dijadikan suatu kegiatan
bisnis usaha bunga potong krisan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
pekerjanya, karena dengan pertimbangan bahwa pangsa pasarnya cukup besar dan
tidak akan pernah mati serta harga jual yang selalu stabil.
Ide bisnis yang di ajukan oleh Bapak Ir. Ahmad Rizal ini, ternyata
mendapat respon yang positif oleh Pukop Mabes TNI dan investor pun banyak
yang tertarik dengan rencana itu. Setalah Puskop menyetujui dan adanya investor
ini, maka kemudian Puskop dan investor ini melakukan kesepakatan perjanjian
yaitu selama empat tahun karena berdasarkan umur ekonomis green house itu
sendiri.
Pada awal kegiatan bisnis ini, banyak kendala yang dihadapi oleh Loka
Farm. Dalam awal kegiatan produksi, Loka Farm mengalami banyak kerugian
yang diakibatkan oleh belum ketatnya pengawasan yang diberikan oleh seorang
manajer, sehingga karyawan pada bagian pengawas produksi banyak melakukan
pembuatan laporan palsu tentang pengeluaran produksi yang menyebabkan
kerugian yang cukup besar pada Loka Farm. Meskipun menderita kerugian, Loka
Farm tetap menjalankan kegiatan bisnis ini karena manajer Loka Farm optimis
dengan pengembangan bisnis bunga potong ini.
5.3 Sarana dan Prasarana
Total lahan yang dimiliki oleh Loka Farm adalah seluas 3,5 hektar, akan
tetapi lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya bunga potong krisan ini baru
seluas 8.000 m². Proses budidaya yang dilakukan oleh Loka Farm ini masih
49
sederhana dan manual, tanpa menggunakan teknologi-teknologi modern. Hanya
dalam penyemprotan pestisida biasanya menggunakan kompresor, agar semprotan
pestisida dapat stabil. Selain itu, alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi
adalah cangkul, gunting panen, waring, ember dan drum
Saat ini Loka Farm memiliki sembilan buah green house dengan luas ratarata mencapai 1.000 m², dimana tujuh buah green house digunakan untuk kegiatan
produksi dan dua buah green house lainnya digunakan untuk kegiatan pembibitan.
5.4 Sistem Agribisnis Bunga Potong Loka Farm
Sistem agribisnis yang dilakukan oleh Loka Farm ini terdiri dari tiga
subsistem, yaitu kegiatan pengadaan input dan penyaluran sarana produksi,
kegiatan budidaya serta kegiatan pemasaran.
5.4.1 Pengadaan input
A. Bibit
Bibit yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari penanaman
sendiri dengan menanam tanaman induk yang dapat dipanen hingga enam kali
panen dengan cara stek dan bibit juga berasal dari Cipanas yang dipasok oleh
petani pembibit. Produksi bibit dapat terus meningkat hingga mencapai enam kali
penyetekan, akan tetapi pada saat ini kebutuhan bibit tidak dapat mencukupi untuk
kegiatan budidaya karena bibit induk yang sudah tua. Saat ini, sebagian bibit di
beli dari petani di Cipanas dan Sukabumi untuk dapat mencukupi kegiatan
produksinya.
50
Harga bibit terbagi menjadi dua yaitu harga bibit akar dan stek. Saat ini
harga bibit akar mencapai Rp 120 per batang, sementara untuk bibit stek sebesar
Rp 60 sampai Rp 70 per batang. Kualitas bibit yang ada di pasaran tidak
menjamin, walaupun bibit tersebut berasal dari produsen bibit yang sudah
berbadan hukum. Hal ini dikarenakan generasi bibit yang ada tidak diketahui
dengan pasti.
B. Pupuk
Pengadaan pupuk di Loka Farm selama ini diperoleh dari toko pertanian
dan juga peternak. Pupuk yang digunakan untuk kegiatan budidaya berasal dari,
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik ini berasal dari kotoran
domba dan ayam pedaging. Sementara untuk pupuk anorganik menggunakan
NPK, Furadan dan KNO3.
C. Pestisida dan Obat-obatan
Pestisida dan obat-obatan yang digunakan oleh Loka Farm, berasal dari
toko pertanian yang menyediakan berbagai sarana pertanian yang ada di daerah
sekitar. Jenis pestisida yang digunakan adalah jenis insektisida dan fungisida.
5.4.2 Budidaya
Kegiatan budidaya bunga krisan dari tahap penanaman hingga tahap
pemanenan mencapai 14 minggu, tetapi kegiatan ini belum termasuk dari
persiapan lahan. Saat ini Loka Farm membudidayakan bunga potong krisan jenis
spray dan standar.
Kegiatan-kegiatan produksi meliputi:
51
1. Pembuatan green house dan persiapan lahan
Pembuatan green house terlebih dahulu dilakukan sebelum kegiatan
penanaman, karena semua kegiatan produksi dilakukan di dalam green house.
Setiap green house, di bangun di atas lahan seluas 1.000 m². Setelah itu kegiatan
persiapan lahan, dalam persiapan lahan ini meliputi penggarapan tanah dengan
cara mencangkul, pembersihan tanaman liar, dan dilanjutkan dengan proses
pemupukan. Pada persiapan lahan, pemupukan dilakukan dengan menggunakan
pupuk kandang yang berasal dari kotoran domba dan ayam pedaging, kegiatan ini
dilakukan pada saat sebelum tanam.
2. Penanaman
Setelah melalui proses persiapan lahan kemudian dilanjutkan dengan
proses penanaman, sebelumnya dilakukan seleksi bibit yang akan ditanam terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui bahwa bibit yang akan ditanam itu,
bagus atau tidak karena hal ini berpengaruh terhadap produktivitasnya.
Penanaman yang dilakukan di dalam green house ini didasarkan pada masingmasing varietas bunga krisan. Penanaman biasanya dilakukan pada sore hari atau
sekitar pukul 14.00, hal ini bertujuan untuk mencegah kelayuan tanaman pada saat
tanam. Jarak tanam yang diberikan adalah 10 cm x 10 cm.
Penanaman dilakukan satu per satu pada lubang tanam hal ini bertujuan
agar menghindari kepadatan jumlah tanam yang membuat pertumbuhan tanaman
menjadi tidak baik. Dalam satu green house dengan lahan produksi seluas 600 m²,
rencana bibit yang ditanam mencapai 60.000 batang akan tetapi pada saat
pelaksanaannya penanaman bibit dilakukan sebanyak 72.000 batang. Hal ini
52
dilakukan untuk menjaga pada saat tanaman ada yang terkena penyakit dan
dilakukan penyulaman tanaman yang mati.
3. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi:
•
Penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan intensitas
penyiraman sebanyak satu kali sehari pada saat pagi hari dan dilakukan
hingga pada saat panen.
•
Penyulaman. Dilakukan pada saat ada tanaman yang terkena penyakit,
mati, atau pertumbuhannya tidak sesuai sehingga harus dilakukan
penggantian
tanaman.
Penyulaman
dilakukan
dengan
harapan
pertumbuhan bunga krisan akan seragam dalam satu green house.
•
Pemupukan. Pemupukan pertama adalah pada saat tanaman berumur 10
hari dengan memberikan pupuk urea dan NPK, sedangkan pupuk susulan
diberikan setelah tanaman berumur lebih dari dua minggu dengan
menggunakan pupuk KNO3 dengan dosis setiap 10 hari sekali.
•
Pembersihan gulma, pembersihan gulma dilakukan secara manual yaitu
dengan cara mencabut gulma hingga akarnya. Pembersihan ini dilakukan
pada saat empat minggu dan delapan minggu setelah tanam.
•
Penyinaran tambahan, dengan menggunakan lampu esensial 13 - 16 watt
dengan jarak lampu mencapai 2,5 meter sedangkan jarak antar lampu
sejauh 2,35 meter. Penyinaran tambahan dilakukan pada saat malam hari
yaitu pukul 22.00 – 02.00 WIB. Tujuan dari penyinaran adalah memacu
pertumbuhan tinggi tanaman dan untu menunda masa generatif.
53
•
Pewiwilan. Pemotongan tunas-tunas baru pada tanaman krisan. Pada dua
tipe krisan yang ada, cara pewiwilannya pun berbeda. Krisan spray
dilakukan pada ujung tunas agar tumbuh tunas-tunas baru sehingga bunga
yang dihasilkan makin banyak. Sedangkan untuk krisan standar, dilakukan
pada tunas cabang untuk menyisakan satu bunga saja.
•
Penaikan Jaring. Bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan tegak lurus
sesuai dengan pertumbuhan tanaman itu sendiri.
•
Pengendalian hama penyakit. Pada kegiatan ini harus sering dilakukan
pemantauan agar tanaman dapat dengan cepat ditangani apabila ada yang
terkena penyakit. Pengendalian hama ini dilakukan tiga kali dalam
seminggu dengan cara penyemprotan pestisida.
4. Panen
Umur pemanenan bunga krisan jenis standar dan spray berbeda, kegiatan
panen untuk bunga krisan jenis standar dilakukan setelah tanaman berusia 12
minggu. Sementara untuk jenis spray, kegiatan panen dilakukan pada umur 14
minggu. Untuk krisan tipe standar, ciri-ciri bunga yang siap panen adalah dimana
kemekaran bunga sudah mencapai 80 persen. Sedangkan untuk krisan spray,
dalam satu tangkai, bunga sudah mekar semua atau mencapai 60 persen
kemekarannya. Bunga krisan dipanen dengan cara dicabut dan dipotong bagian
batangnya, dengan panjang 20 cm. Kegiatan panen di Loka Farm dilakukan setiap
dua minggu sekali dan berlangsung pada pagi hari karena tingkat kesegaran bunga
sangat baik hal ini dipengaruhi oleh kandungan air yang ada pada tanaman itu.
54
5. Pasca Panen
Pada kegiatan biasanya semua karyawan dikerahkan, karena kegiatan ini
membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Kegiatan ini meliputi: pemotongan
bunga dengan varietas dan jenis yang sama dengan panjang tangkai 80 cm
sebanyak 10 batang dengan kualitas masing-masing yang telah ditentukan, setelah
itu diletakan pada tempat penampungan dan pangkal batang direndam air agar
kesegaran bunga tetap terjaga. Pada bunga krisan jenis standar, dilakukan
pembungkusan mahkota bunga satu per satu setelah itu dilakukan pembungkusan
bunga dengan jumlah 10 batang tiap bungkus.
5.4.3 Subsistem Pemasaran
Kegiatan pemasaran dilakukan langsung oleh pihak Loka Farm dengan
menggunakan mobil. Kegiatan pemasaran bunga krisan Loka Farm, biasanya
dilakukan langsung kepada florist, dekorator, trader, depot bunga dan tengkulak.
Bunga krisan Loka Farm ini banyak di pasarkan di daerah Jakarta, Bogor dan
Cipanas.
5.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Loka Farm memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, dimana
investor sebagai pihak pertama dan Puskop Mabes TNI sebagai pihak kedua yang
menjalankan kesepakatan perjanjian kerja sama mempunyai wewenang untuk
membantu mengawasi dan mengevaluasi kegiatan Loka Farm. Bapak Rizal
merupakan ketua bisnis bunga potong Loka Farm yang menjalankan kegiatan
bisnis ini dan bertanggung jawab kepada investor dan Puskop Mabes TNI. Beliau
55
dibantu oleh seorang wakil ketua yang bertugas pada bagian pemasaran dan dapat
menggantikan posisi ketua pada saat berhalangan hadir dan juga seorang yang
bekerja sabagai pengawas produksi.
Bapak Ir. Ahmad Rizal sebagai ketua bisnis bunga potong Loka Farm,
dapat memberikan ide atau masukan untuk pengembangan usaha yang kemudian
disampaikan kepada investor dan Puskop Mabes TNI untuk dipertimbangkan
lebih lanjut. Saat ini Loka Farm memiliki 18 orang pekerja, dimana setiap green
house dikelola oleh dua orang. Berikut ini gambar struktur organisasi Loka Farm.
Pusat Koperasi MABES TNI
Investor
Ketua Bisnis Bunga Loka Farm
Bagian Pemasaran
Bagian Produksi
Pekerja
Gambar 9 Struktur Organisasi Loka Farm
56
VI. ANALISIS LINGKUNGAN LOKA FARM
Strategi diartikan oleh para manajer sebagai rencana yang berskala besar
dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan
persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce Robinson, 1997 :
20). Memformulasikan strategi yang akan dipakai, perusahaan terlebih dahulu
menganalisis keadaan lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan ini terdiri
atas lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel peluang dan ancaman dan
lingkungan internal yang variabelnya terdiri atas kekuatan dan kelemahan.
Analisis lingkungan eksternal dilakukan terhadap lingkungan makro,
mikro dan industri. Pada lingkungan makro terdiri dari politik / pemerintah,
ekonomi, sosial budaya dan teknologi, sedangkan lingkungan mikro terdiri atas
pesaing dan pemasok. Lingkungan industri terdiri dari persaingan diantara
perusahaan yang ada, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli
dan pemasok, dan ancaman produk pengganti.
Setelah menganalisis lingkungan eksternal, kemudian dilanjutkan dengan
menganalisis
lingkungan
internal
yang
meliputi
manajemen
fungsional
perusahaan seperti faktor produksi dan operasi, manajemen sumberdaya manusia,
keuangan dan bauran pemasaran.
6.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Pelaksanaan analisis lingkungan eksternal sangat dibutuhkan karena
merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, maka
keberadaannya memiliki pengaruh yang besar.
57
6.1.1 Analisis Lingkungan Makro
Lingkungan makro dapat memberikan peluang dan ancaman. Lingkungan
ini terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak
berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Lingkungan
makro terdiri atas:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat
suatu perusahaan beroperasi. Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi
kinerja perusahaan tanaman hias, khususnya bunga potong. Perekonomian
Indonesia yang semakin kondusif akan meningkatkan pendapatan nasional per
kapita dan akan berimplikasi terhadap daya beli yang semakin meningkat, dengan
begitu akan berpengaruh terhadap permintaan bunga potong krisan yang semakin
meningkat.
Saat ini sebagian besar produksi bunga potong krisan di Indonesia hanya
untuk konsumsi dalam negeri, terutama untuk kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya dan Medan. Hal ini terjadi karena permintaan untuk pasar dalam negeri
cukup tinggi dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan karena diiringi
dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.
2. Sosial Budaya
Jaman dahulu produk florikultur di Indonesia digunakan hanya untuk
kegiatan keagamaan dan kegiatan adat. Akan tetapi, seiring dengan adanya
kecenderungan global pada masyarakat dunia mengenal gaya hidup kembali ke
alam (back to nature) dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat
menyebabkan terjadinya perubahan pola permintaan serta adanya alokasi
58
kebutuhan masyarakat kepada produk bunga saat ini. sehingga berpengaruh
terhadap permintaan bunga krisan. Saat ini persepsi masyarakat terhadap bunga
potong semakin positif sehingga penggunaan bunga potong tidak hanya sekedar
untuk hiasan semata, tetapi juga dapat digunakan sebagai kegiatan keagamaan,
dekorasi, ucapan selamat, acara perkawinan, hadiah maupun ungkapan perasaan.
Pada bulan-bulan tertentu permintaan bunga adanya yang mengalami
kenaikan maupun penurunan, hal ini dikarena adanya keyakinan dan budaya
masyarakat. Permintaan bunga potong meningkat pada saat bulan Djulhijjah
(awal-akhir Desember) , Robiul Awal (awal-akhir Maret), Rajab (awal-akhir
Agustus) dan Syawal (awal-akhir September) karena pada saat itu acara-acara
seperti penikahan banyak dilangsungkan. Sementara pada bulan Muharam, Sapar,
Robiul Akhir, Ramadhan dan Hapid permintaan bunga sedang turun karena acara
pernikahan jarang dilakukan. Sementara untuk bulan-bulan yang lainnya stabil.
Secara umum, permintaan bunga krisan tetap tinggi terutama untuk pasar lokal.
3. Politik/Pemerintah
Kebijakan politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan
dan kelancaran bisnis disuatu negara atau antar negara secara Internasional.
Keputusan pemasaran dipengaruhi kuat oleh perkembangan dalam lingkungan
politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan
kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan
individu (Kotler, 1997 : 142).
Kebijakan politik yang menyangkut perdagangan bebas pada tahun 2003,
selain dapat memberikan peluang bagi pengembangan agribisnis dalam negeri
juga dapat memberikan ancaman berupa persaingan global yang semakin ketat.
59
Perdagangan bebas menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan dalam
produk yang ditawarkan. Disamping itu peluang yang muncul adalah semakin
besarnya pasar luar negeri maka semakin terbukanya pasar ekspor bunga potong
Indonesia.
Menurut Kahar dalam Nurmawati (2003 : 68), ada beberapa kebijakan
pemerintah untuk mendorong pengembangan agribisnis florikultur yaitu:
1. Menumbuhkan sentra pengembangan agribisnis komoditas florikultur
unggulan Indonesia. Adanya sentra produksi maka produktivitas bunga
potong dapat ditingkatkan, dengan cara: pembangunan sentra pemasaran
(UPT Rawa Belong dan Pasar Kayoon), bantuan fisik dan non fisik.
2. Mendorong dan mempermudah investasi dalam agribisnis florikultura.
3. Memperlancar distribusi sarana dan prasarana produksi.
4. Menyediakan fasilitas perkreditan khususnya untuk petani kecil.
5. Mendorong tumbuh kembangnya kemitraan antar petani dan pengusaha
swasta berdasarkan asas saling membutuhkan dan menguntungkan.
4. Teknologi
Salah satu ciri dari globalisasi adalah semakin pesatnya kemajuan
teknologi informasi, sehingga batas geografis bukan menjadi penghalang untuk
saling berkomunikasi dari lokasi yang saling berjauhan. Mesin faximile dan
telepon salah satu teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk
mempermudah kegiatan jual beli dengan pelanggan. Kemajuan teknologi tidak
dapat dipisahkan dari komputer, karena dengan komputer perusahaan dapat
menyimpan data-data penting maupun pembukuan perusahaan yang tidak
60
mungkin dilakukan secara manual karena pemanfaatan waktu yang tidak efisien
dan juga resiko kesalahan perhitungan yang tinggi.
Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan menggunakan internet, selain
lebih mudah dan murah internet juga dapat memberikan serta bertukar informasi
dari seluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi dalam bidang produksi dapat
memperlancar kegiatan usaha, ini dapat dilihat pada penyemprotan pestisida
dengan menggunakan kompresor yang bertujuan agar proses penyemprotan dapat
dilakukan secara menyeluruh dan rata. Kemajuan teknologi pada bidang
transportasi dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan
produknya kewilayah-wilayah yang lebih luas. Selain itu teknologi dalam
kegiatan produksi yang belum diterapkan yaitu teknologi kultur jaringan yaitu
dimana hasil persilangan antara dua varietas menghasilkan bibit baru. Hal ini
dapat menciptakan inovasi baru dalam bidang florikultur. Pada kegiatan produksi,
teknologi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan mesin atau alat
otomatis seperti penyemprotan.
Sejauh ini perusahaan dapat menerapkan kemajuan teknologi tersebut. Jika
perusahaan aktif dalam mensikapi perkembangan teknologi dan menerapkannya
tentu ini akan menjadi peluang yang besar bagi perusahaan untuk kegiatan
bisnisnya dimasa yang akan datang.
6.1.2 Analisis Lingkungan Industri
Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan
dengan lingkungannya (Porter, 2007 : 33). Walaupun lingkungan yang relevan
sangat luas, mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatan-kekuatan
ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. Lima kekuatan
61
persaingan – masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan
tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, serta persaingan
diantara para pesaing yang ada mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam
suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain yang ada. Kelima kekuatan
persaingan di atas secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan
profitabilitas dalam industri dan kekuatan atau kekuatan-kekuatan yang paling
besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang
perumusan strategi.
1. Ancaman Pendatang Baru
Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga potong di Indonesia, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan sejenis yang ada di daerah Jawa Barat
seperti Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Cipanas. Dengan potensi pasar yang masih
terbuka, maka peluang untuk masuknya pendatang baru juga cukup besar
sehingga membuat persaingan semakin ketat. Disamping itu, perdagangan bebas
juga dapat memberikan ancaman kepada Loka Farm.
Pengaruh yang dirasakan oleh Loka Farm dengan adanya para pendatang
baru yang banyak bermunculan saat ini adalah cukup berpengaruh. Untuk
menjaga pasar dan menghadapi persaingan yang semakin tinggi sebaiknya
kualitas bunga krisan harus senantiasa diperhatikan. Saat ini produk yang
dihasilkan oleh Loka Farm memiliki kualitas yang baik atau setara dengan produk
yang dihasilkan oleh perusahaan bunga. Produk Loka Farm dapat bersaing dan
memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk dari perusahaan pendatang
baru, sehingga konsumen tetap memilih produk Loka Farm karena kualitas yang
ditawarkan sudah terjamin.
62
2. Ancaman Produk Pengganti
Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain
yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Bunga
merupakan produk yang dapat dinilai dari keindahannya. Bunga potong krisan
memiliki produk subtitusi, produk itu diantaranya garbera, carnation, mawar dan
anggrek. Produk subtitusi ini memberikan pengaruh yang cukup atau sedang
kepada bunga krisan. Hal ini dikarenakan bunga krisan memiliki fungsi yang
sama sehingga kualitas bunga krisan, mempengaruhi konsumen untuk beralih ke
produk-produk penggantinya tersebut.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara berharap harga turun, tawar
menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta
berperan sebagai pesaing, semuanya dengan mengorbankan keuntungan industri.
Konsumen Loka Farm adalah trader, dekorator, floris, tengkulak dan
konsumen akhir. Penentuan harga jual yang stabil, tidak membuat Loka Farm
kehilangan pelanggannya hal ini yang membedakan Loka Farm dengan
perusahaan sejenis yang lainnya. Hal ini dapat dijadikan suatu peluang bagi
perusahaan karena daya tawar menawar pelanggan menjadi lemah. Dekorator
lokal biasanya hanya mengambil bunga dengan grade B dan C bahkan D, karena
mereka dapat mengurangi biaya pengeluaran.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar tehadap para
peserta industri dengan cara akan menaikan harga atau menurunkan kualitas
produk atau jasa yang dibeli. Kekuatan masing-masing pemasok bergantung pada
63
sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan relatif
penjualan atau pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan
keseluruhan bisnisnya.
Untuk kegiatan produksinya, Loka Farm telah memiliki alternatif pemasok
yang dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerjasama yang sudah lama terjalin
dengan pemasok membuat kedua belah pihak enggan untuk memutus kerjasama,
karena sudah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan. Saat ini daya
tawar menawar pemasok dapat dikatakan tinggi hal ini dikarenakan harga obatobatan yang tidak stabil.
5. Persaingan Diantara Para Pesaing
Persaingan dikalangan produsen bunga krisan terjadi karena mereka
berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga dan introduksi
produk. Beberapa tahun terakhir ini perkembangan industri tanaman bunga potong
krisan di daerah Jawa Barat semakin meningkat. Semakin tingginya persaingan,
membuat Loka Farm harus dapat menunjukan keunggulan produknya
dibandingkan dengan para pesaingnya.
Dalam persaingan di antara para pesaing ini cukup banyak dan sehat.
Dalam persaingan ini biasanya pesaing menentukan harga yang berbeda-beda
untuk di jadikan strateginya. Berikut ini beberapa perusahaan sejenis dan
penentuan harganya masing-masing.
64
Tabel 8 Penentuan Harga Krisan Standar dan Spray pada Setiap Perusahaan
Pada Tahun 2007
No
Produsen Krisan
Harga Jual (Rp) Harga Jual (Rp)
Tipe Standar
Tipe Spray
1
Marsenick Cipanas
8.000
7.000
2
Fitri Farm
5.000
5.000
3
Jessy&Sheila Florist Sentul
8.000
7.000
4
PT. Bumi Pratama
8.000
7.000
5
Mitra Farm Cipanas
7.000
6.500
6
Loka Farm
9.000
8.000
Sumber: Setia Mitra (Trader) Jakarta, 2007
Keterangan: Harga jual krisan grade A.
Dapat dijelaskan bahwa, harga jual bunga krisan tipe spray Loka Farm
memiliki harga yang lebih tinggi dibanding produsen bunga lainnya termasuk juga
dengan pesaing sejenis yang sudah berbadan hukum. Posisi Loka Farm saat cukup
baik diantara pasa pesaing karena produk yang dihasilkan tergolong bermutu
tinggi. Fitri Farm mamatok harga yang sama dan juga rendah karena pemilik
merupakan seorang hobis yang tidak mementingkan keuntungan.
6.1.3 Analisis Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor
yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan Loka Farm.
Analisis lingkungan mikro yang dibahas adalah faktor pesaing, pelanggan dan
pemasok.
1. Pesaing
Pesaing dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu
perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan baru tersebut. Potensi
bunga potong diperkirakan akan terus mengalami peningkatan membuat potensi
pesaing dimasa yang akan datang juga akan semakin banyak. Cipanas, Bogor dan
65
Sukabumi merupakan daerah penghasil bunga potong krisan terbanyak di Jawa
Barat dan ini menggambarkan bahwa perusahaan sejenis di daerah tersebut juga
banyak. Pesaing-pesaing itu diantaranya Glory Farm, Pri’s Farm, Alam Indah,
Garuda, Bina Nusantara, Saung Mirwan, Marsenick, Fitri Farm, Jessy & Sheila
Florist, PT. Bumi Pratama dan Mitra Farm. Persaingan yang sehat saat ini,
diharapkan Loka Farm dapat bersaing dengan para pesaingnya karena produk dari
Loka Farm dapat lebih diperlihatkan untuk menjaga dan menarik pasar baru.
2. Pelanggan
Pelanggan dapat diartikan sebagai pembeli potensial yang dapat
memberikan satu keuntungan bagi perusahaan, untuk itu pelayanan yang
diberikan harus lebih baik agar pelanggan menjadi nyaman dan loyal terhadap
produsen. Di samping itu hubungan kedua belah pihak harus selalu terjaga agar
komunikasi yang dihasilkan tidak terputus. Hal yang selama ini dilakukan oleh
Loka Farm bertujuan agar hubungan produsen dan konsumen dapat terjalin
dengan baik.
Di antara pelanggan-pelanggan Loka Farm yang ada saat ini, ada beberapa
yang ingin mengajukan kontrak. Akan tetapi melihat dari kapasitas produksi yang
ada, Loka Farm tidak berani untuk menerimanya disamping itu juga belum adanya
penjadwalan penanaman yang baik pada Loka Farm. Saat ini Loka Farm memiliki
banyak pelanggan yang terdiri dari trader, floris, dekorator dan tengkulak. Pada
Tabel 9, dapat dijelaskan rincian mengenai karakteristik dari pelanggan yang
menginginkan kontrak tersebut.
66
Tabel 9 Rincian Karakteristik Pelanggan yang Menawarkan Kontrak
dengan Loka Farm
No
Karakterisik
Pelanggan
Nama
Pelanggan
CV Setia
Mitra
1
Trader
2
Trader
3
4
5
6
Tengkulak
Trader
Trader
Depot
bunga
Total Keseluruhan
CV Golden
Flower
Bpk. Made
Kartanegara
Pluit
Eldadi
Lokasi
Pelanggan
Pasar Bunga
Rawa
Belong
Jakarta
Volume
(ikat/minggu)
Persentase
(%)
1.500
28,30
Cipanas
600
11,32
Cipanas
Jakarta
Jakarta
Ciawi
1.000
1.000
700
500
18,86
18,87
13,20
9,43
5.300
100 %
Sumber: Loka Farm, 2007
Total permintaan kontrak yang diajukan ke Loka Farm yaitu 5.300 ikat per
minggunya. Dari total keseluruhan penawaran kontrak tersebut, Loka Farm untuk
saat ini hanya berencana untuk memenuhi 28,30 persennya saja yaitu permintaan
dari trader CV Setia Mitra. Alasan Loka Farm akan menerima penawaran kontrak
CV Setia Mitra di antaranya yaitu CV Setia Mitra tetap melakukan pembelian
setiap minggunya, walaupun permintaan bunga potong krisan sedang turun di
pasaran dan hanya CV Setia Mitra saja yang serius menanyakan persyaratan
kontrak dengan Loka Farm dibandingkan pelanggan lain yang hanya sekedar
menawarkan kontrak. Persyaratan kontrak tersebut berisikan tentang data tanggal
tanam, jenis bunga yang ditanam, perkiraan panen dan jumlah panen tiap-tiap
grade bunga. Akan tetapi untuk kedepannya, Loka Farm ingin memanfaatkan
peluang permintaan yang tinggi tersebut agar dapat memaksimalkan keuntungan.
Pelanggan terbanyak yaitu berasal dari floris yang berlokasi di Jakarta,
Bogor, Cibubur dan Cipanas. Floris-floris itu di antaranya adalah Efrose, Melia,
Eldadi, Risdi, Indah, Asri dan Heri. Trader atau pedagang besar yang menjadi
67
pelanggan Loka Farm ada tiga perusahaan yaitu Lima Benua, Setia Mitra dan
Golden Flower yang berasal dari Jakarta dan Cipanas. Dekorator juga merupakan
salah satu pelanggan Loka Farm, beberapa dekorator itu berasal dari Bogor dan
Jakarta. Susi Flowers, Binakarya dan Dede Salon merupakan sebagian dekorator
yang menjadi pelanggan Loka Farm. Pelanggan yang terakhir adalah tengkulak
yang berasal dari Jakarta dan Cipanas. Dari keempat pelanggan Loka Farm ini
apabila dilihat dari jumlah permintaan, trader menempati urutan pertama dengan
persentase sebesar 70 persen, kemudian diikuti oleh floris 15 persen, dekorator
mencapai 10 persen dan yang terakhir adalah tengkulak yaitu hanya lima persen.
Pemesanan produk biasanya dilakukan beberapa hari sebelum dilakukan
pemanenan dan juga melihat ketersediaan produk.
3. Pemasok
Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka
dari itu kehadiran pemasok sangat diperlukan, dalam kegiatan pertanian
khususnya industri bunga potong, pemasok merupakan pihak yang menyediakan
segala kebutuhan dalam kegiatan produksi, mulai dari bahan baku sampai
kegiatan pasca panen.
Cipanas merupakan daerah pemasok bibit untuk kegiatan produksi di Loka
Farm. Saat ini sebagian bibit-bibit yang akan ditanam, dipasok oleh petani-petani
pembibit yang ada di daerah Cipanas. Petani tersebut sudah bekerjasama dengan
Loka Farm sejak awal berdirinya Loka Farm akan tetapi mulai serius menjalin
hubungan kerjasamanya pada Bulan Januari 2007. Kerjasama yang dilakukan
Loka Farm dengan petani pembibit tanpa ikatan kontrak sehingga ada saatnya
dimana bibit sulit diperoleh. Sulitnya mendapatkan bibit produksi pada awal
68
periode mengakibatkan waktu tanam semakin lama sehingga upah biaya melebihi
dari rencana biaya. Sulit dan tidak terjaminnya kualitas bibit terjadi karena adanya
faktor kesengajaan dari tenaga ahli dengan merahasiakan asal sumber bibit
produksi untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Bibit krisan yang
diperjualkan dibagi menjadi dua yaitu bibit krisan stek dan akar, harga bibit krisan
berfluktuatif di pasaran.
Pemasok pupuk kandang, pupuk kimia dan obat-obatan kimia berasal dari
Toko Saranatani yang berlokasi di daerah Cisarua Bogor, sedangkan untuk alatalat pertanian yang digunakan dalam kegiatan produksi pada Loka Farm berasal
dari toko-toko pertanian dan juga toko bangunan yang ada di daerah Cisarua. Saat
ini
harga
obat-obatan
terus
mengalami
peningkatan
sehingga
dalam
penggunaannya harus disesuaikan agar biaya produksi tidak membesar. Dalam
kegiatan pasca panen, bahan baku yang dibutuhkan adalah kertas A3 sebagai
pembungkus dan isolasi bening. Semua itu didapat dari toko percetakan yang ada
di kawasan Bogor.
4. Produk Pengganti / Subtitusi
Produk subtitusi merupakan suatu produk yang memiliki manfaat dan
keguanaan yang sama. Saat ini bunga krisan banyak dijadikan sebagai bahan
untuk dekorasi, ucapan selamat, maupun acara-acara yang sifatnya sakral. Sebagai
bahan dasar dalam pembuatan rangkaian bunga maka bunga krisan memiliki
beberapa barang subtitusi yaitu garbera, mawar dan carnation. Bunga carnation
biasa digunakan untuk bahan dekorasi untuk kalangan high class yaitu untuk
acara-acara besar seperti untuk di hotel berbintang. Apabila bunga krisan
69
dijadikan sebagai tanaman hias maka produk subtitusinya ada seperti mawar,
anggrek, aglonema, dan anthurium.
6.2 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus kepada perusahaan diantaranya pemasaran, keuangan, produksi dan
sumberdaya manusia.
1. Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi,
menciptakan dan memenuhi kebutuhan serta keinginan pelanggan akan produk
dan jasa. Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh Loka Farm dipasarkan ke
daerah Cipanas, Bogor, Cibubur dan Jakarta. Semakin lama seiring berjalannya
waktu, pangsa pasar Loka Farm semakin meningkat, banyak faktor yang
menyebabkannya salah satunya adalah semakin banyak konsumen yang tahu akan
kualitas bunga Loka Farm dan juga memiliki teknik penjualan yang baik serta
memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan.
Kegiatan pemasaran dilakukan setiap dua kali dalam seminggu karena
harus disesuaikan dengan jadwal pemanenan. Kegiatan pemasaran dilakukan pada
malam hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, hal ini bertujuan agar
terhindar dari kemacetan dan memperlambat tingkat kelayuan pada bunga. Pada
penetapan harga jual, biasanya pelanggan sebelumnya telah melakukan
kesepakatan harga jual.
70
Permintaan bunga khususnya grade A dan B dari trader Jakarta hingga saat
ini masih mendominasi. Bunga potong krisan dengan grade B sampai D, biasanya
dipasarkan kepada pedagang-pedagang lokal. Pemasaran dilakukan oleh satu
orang tenaga pemasaran yang merangkap sebagai wakil manager Loka Farm.
2. Keuangan
Keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu kebutuhan primer dalam
kegiatan bisnis, karena apabila keuangan tidak lancar maka kegiatan produksi
dapat terganggu dan bukan tidak mungkin akan mengalami kemunduran yang
berakibat pada kebangkrutan.
Sejak
awal
Loka
Farm berdiri,
modal
yang
digunakan
untuk
pengembangan bisnis usaha yaitu berasal dari investor. Pada saat itu Puskop
Mabes TNI belum bersedia menggunakan modal pribadinya karena beranggapan
bahwa keuntungannya belum terjamin. Sebelum melakukan kerjasama, pihak
Loka Farm memberikan gambaran atau bisnis plan yang akan dilakukan kepada
pihak investor. Setelah investor menyetujui kemudian dilakukan perjanjian
terlebih dahulu antara investor sebagai pemodal dan Puskop Mabes TNI selaku
pemilik lahan tentang perjanjian bisnis yang akan dijalankan. Setiap green house
memiliki investor yang berbeda, sehingga hal ini dapat dijadikan suatu kelemahan
karena setiap investor memiliki karakter yang berbeda-beda. Akan tetapi hingga
kini kondisi keuangan dapat dikatakan baik dan tidak mengalami kendala
Pencatatan keuangan dilakukan setiap minggu akan tetapi laporan keuangan
dilakukan setiap satu bulan sekali dan satu tahu selama tiga periode musim tanam.
71
3. Produksi dan Operasi
Ditunjang oleh sumberdaya alam yang sangat cocok, Loka Farm mampu
menghasilkan produk bunga potong dengan mutu produk yang sangat baik. Lahan
yang dimiliki sekarang ini seluas 3,5 Hektar dan saat ini Loka Farm hanya
memfokuskan pada lahan produksi seluas 8.000 m² dengan jumlah green house
mencapai sembilan buah. Berdasarkan laporan penjualan Loka Farm pada tahun
2007, setiap minggunya Loka Farm mampu menghasilkan bunga potong krisan
sebanyak 1.254 ikat bunga krisan atau setiap minggunya rata-rata mencapai 179
ikat bunga krisan per green house (Tabel 10). Produksi bunga krisan pada Loka
Farm saat ini dapat dikatakan belum mencapai hasil yang optimal. Pada lahan
seluas 1.000 m² dengan penanaman bibit sebanyak 60.000 batang, seharusnya
dapat menghasilkan 300 ikat bunga krisan per minggu dengan tingkat kematian
bibit sebesar 80 persen2.
Faktor bibit sangat mempengaruhi hasil dan kegiatan produksi karena saat
ini kualitas benih yang ada pada pasaran tidak menjamin sehingga produktifitas
bunga krisan di Loka Farm berfluktuatif, dan waktu produksi yang menjadi lebih
lama. Diharapkan untuk kedepannya Loka Farm dapat memanfaatkan lahan yang
tersisa untuk dijadikan lahan produksi dan pembibitan guna mencukupi
permintaan yang semakin meningkat.
2
Wawancara dengan manajer Loka Farm
72
Tabel 10 Produksi Bunga Krisan per Green House
Green House Waktu Produksi
Panen
(Bulan)
(Batang)
1
6
46.200
2
5
18.630
3
5
30.190
4
6
30.070
5
4
32.703
6
4
36.280
7
4
41.520
Total
Rata-rata /
minggu
Hasil Panen
(Ikat/minggu)
192
93
151
129
204
226
259
1.254
179
Sumber: Loka Farm, 2007
Sembilan green house yang ada pada Loka Farm terbagi atas, tujuh unit
green house yang digunakan untuk kegiatan produksi dengan luasan per green
house bervariasi hingga 1.000 m². Dua green house lainnya digunakan untuk
kegiatan pembibitan, dengan masing-masing luasnya mencapai 500 m².
Mutu dan kualitas produk harus selalu diperhatikan oleh manajer Loka
Farm sehingga kualitas bunga yang dihasilkan dapat terjaga. Pengalaman yang
cukup lama membuat perusahaan memiliki kemampuan teknik produksi yang baik
walaupun pengerjaannya masih manual.
Pada proses kegiatan produksi meliputi persiapan lahan, pengolahan lahan,
penyiapan bibit, persiapan pola tanam, penanaman, pemeliharaan, panen dan
pasca panen. Untuk persiapan dan pengolahan lahan memakan waktu seminggu
sedangkan dari penanaman sampai masa panen memakan waktu dua belas
samapai empat belas minggu. Pada kegiatan produksi, Loka Farm belum
menggunakan teknologi yang modern sehingga hal ini dapat menjadi satu
kelemahan dari bidang produksi. Belum adanya jadwal penanaman yang lengkap
juga membuat suatu kelemahan Loka Farm dalam bidang produksi, karena
konsumen seperti trader sangat membutuhkan hal tersebut guna terjaminnya
73
pasokan atau kontinyuitas bunga dari Loka Farm dan hal ini merupakan langkah
awal bagi konsumen untuk membuat suatu perjanjian kontrak perdagangan.
4. Sumberdaya Manusia
Faktor yang mendukung pengembangan industri bunga potong krisan,
dibutuhkan sumberdaya manusia yang terampil. Kualitas SDM sangat
menentukan mutu kinerja dalam perusahaan. SDM yang ada pada Loka Farm saat
ini sebagian besar merupakan masyarakat sekitar dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan baik
dengan warga sekitar dan juga sebagai bentuk pembangunan daerah dengan cara
memberikan keterampilan dalam bidang pertanian khususnya bunga potong
krisan.
Sembilan green house yang ada saat ini Loka Farm mempekerjakan
karyawannya sebagai 18 orang terbagi atas 10 orang laki-laki dan delapan orang
perempuan. Seorang manajer bertugas sebagai perencana, pengawas, dan juga
mengatur semua kegiatan manajemennya. Seorang wakil manajer hanya bertugas
sebagai pengawas pada saat manajer tidak ada dan juga sebagai tenaga pemasaran.
Belum adanyanya spesialisasi pekerjaan terkadang membuat pekerjaan menjadi
tidak efektif karena seorang manejer mengelola seluruh kegiatan bisnis ini dan
juga penggunaan waktu menjadi tidak efisien. Hal ini menjadikan suatu
kelemahan dalam perusahaan.
Manajer Loka Farm telah menetapkan setiap dua orang karyawannya
memiliki tugas untuk mengelola satu green house, mulai dari penanaman,
pemeliharaan sampai pemanenan. Seluruh karyawan dituntut berperan aktif dalam
kegiatan penanaman, pemanenan sampai dengan pasca panen. Jam kerja yang
74
diterapkan oleh Loka Farm yaitu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Apabila
ada pekerjaan lembur maka karyawan dapat bekerja sampai malam hari.
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan adalah berupa upah harian sebesar
Rp 15.000, sedangkan manajer dan wakilnya menerima gaji bulanan.
Suasana kekeluargaan yang tercipta pada Loka Farm menjadikan ini
sebagai suatu kekuatan karena dapat mempengaruhi perusahaan dalam
mengembangkan usaha. Selain itu, manajer Loka Farm juga memiliki keuletan
dalam mengelola bisnis ini dan juga fokus pada kegiatan produksi sehingga beliau
yakin dengan perkembangan bisnis ini.
5. Manajemen
Manajemen yang dimiliki Loka Farm termasuk sederhana karena
kegiatannya hanya dilakukan oleh seorang manajer dan dibantu oleh seorang
wakilnya. Tim manajemen yang dimiliki Loka Farm masih belum baik, karena itu
diharapkan kedepannya Loka Farm dapat memiliki tim manajemen yang solid,
yang berdasarkan pada keahlian masing-masing, sehingga Loka Farm dapat terus
berkembang.
6. Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan penelitian dan pengembangan masih belum dilakukan oleh Loka
Farm. Saat ini Loka Farm hanya fokus pada kegiatan produksinya karena kendalakendala
dalam
kegiatan
produksi
masih
dapat
ditanggulangi
seperti
penanggulangan hama dan penyakit. Sementara itu, pengembangan produk masih
belum dilakukan sehingga Loka Farm belum memiliki peninjauan penelitian dan
pengembangan yang kuat.
75
7. Sistem Informasi Komputer
Sistem informasi komputer masih belum banyak dilakukan oleh Loka
Farm karena saat ini Loka Farm belum memiliki tenaga ahli dalam bidang
komputer. Saat ini fungsi komputer di Loka Farm hanyalah sebagai pencacatan
kegiatan produksi. Sementara itu, sistem informasi komputer ini sebenarnya
berfungsi sebagai pengumpul data menegenai masalah pemasaran, keuangan,
produksi dan personalia internal, dan faktor-foktor eksternal perusahaan. Data
dipadukan dengan cara yang diperlukan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial. Saat ini media internet belum dipergunakan dengan baik
oleh Loka Farm sehingga informasi pasar kurang cepat diperoleh.
8. Bauran Pemasaran
Tujuan bauran pemasaran adalah untuk mengetahui perilaku konsumen
dan produsen yang disesuaikan dengan pengamatan terhadap perilaku konsumen.
Bauran pemasaran terdiri atas empat faktor yaitu produk, harga, tempat dan
promosi.
Produk
Menurut Kotler (1997 : 9), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan, sehingga strategi produk dapat
diartikan sebagai suatu sekumpulan rencana masa depan pada bagian produksi
yang dirancang untuk mencapai sasaran yaitu agar produk yang dihasilkan
mendapat respon yang positif di masyarakat. Adapun faktor-faktor yang ada pada
strategi produk ini diantaranya barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan
jaminan.
76
a. Barang
Produk yang dihasilkan oleh Loka Farm adalah tanaman bunga potong
krisan, yang terbagi menjadi dua jenis yaitu krisan standar dan krisan spray.
Kondisi alam yang sangat cocok untuk kehidupan bunga krisan membuat produk
bunga krisan yang dihasilkan Loka Farm memiliki kualitas yang sangat baik. Hal
ini dapat dilihat dari tangkai, daun dan warna bunga yang terlihat lebih cerah dan
ini sudah diakui oleh beberapa pelanggan tetap Loka Farm salah satunya CV Setia
Mitra.
Bapak Ir. Ahmad Rizal selaku manajer Loka Farm sangat memperhatikan
kualitas bunga yang dihasilkan dengan cara mengawasi kegiatan produksi hingga
kegiatan pasca panen. Mutu produk yang baik, dipastikan Loka Farm dapat
bersaing dengan perusahaan sejenis. Kualitas bunga di Loka Farm dibagi menjadi
empat grade dan dilihat berdasarkan panjang batang, daun dan bentuk bunga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Kualifikasi Grade Bunga Potong Krisan Tipe Standar dan Spray
Loka Farm
Grade
Kualifikasi
Grade A
Memiliki panjang batang di atas 75 cm, kemekaran bunga sekitar 80
sampai 90 persen, diameter bunga besar dan berwarna cerah, daun
tersusun rapi dan tidak terkena penyakit.
Grade B
Memiliki panjang batang antara 65 sampai 75 cm, daun tersusun
rapi dan tidak terkena penyakit.
Grade C
Memiliki panjang batang antara 55 sampai 65 cm, daun kurang rapi
terkadang, serta bunga berdiameter kecil.
Grade D
Memiliki panjang batang kurang dari 55 cm
Sumber: Loka Farm, 2007
77
b. Kemasan
Kemasan yang digunakan pada kegiatan panen adalah berupa kertas A3
120 gram. Tata cara pengemasan bunga krisan dibagi menjadi dua, untuk jenis
krisan standar setiap bunga dikemas dengan kertas A3 120 gram hingga 10
tangkai kemudian diikat dan dikemas lagi dengan A3 120 gram hingga menjadi
satu ikat. Kemasan untuk jenis spray, sepuluh tangkai krisan spray diikat menjadi
satu kemudian dibungkus dengan menggunakan kertas A3 120 gram.
c. Merek
Merek merupakan identitas dari suatu produk yang akan dijual dipasaran,
sehingga konsumen dapat lebih mengetahui secara detail apa manfaat dan
keistimewaan dari produk itu. Akan tetapi saat ini Loka Farm belum
menggunakan merek dagang, karena dalam pasar bunga potong merek dagang ini
jarang dipergunakan.
d. Label
Label dapat berupa gambar yang satu kesatuan dari kemasan. Adapun
fungsi dari label itu adalah menjelaskan produk dan mempromosikan melalui
gambar. Akan tetapi untuk bisnis bunga potong jarang sekali ada yang
menggunakan label pada kemasan produknya. Loka Farm saat ini tidak
menggunakan label apapun dalam kemasan produknya.
e. Pelayanan
Jasa antar dan kualitas bunga merupakan pelayanan yang diberikan Loka
Farm kepada pelanggannya, waktu pengiriman pun ditentukan oleh pelanggan.
Kegiatan pengantaran ini menggunakan mobil operasional Loka Farm yang
berupa mobil minibus kijang.
78
f. Jaminan
Loka Farm tidak melayani pengembalian produk yang sudah dibeli,
sehingga Loka Farm tidak memberikan jaminan apapun kepada konsumen.
Biasanya konsumen sudah mengetahui kualitas bunga yang dihasilkan, sehingga
jaminan yang diberikan oleh Loka Farm adalah kualitas bunga.
Harga
Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produknya yang dibeli
merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang dibeli dari pembelian
tersebut. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempelajari harga jual dan mutu
dari setiap pesaingnya dan bagaimana tanggapan konsumen terhadap kualitas dan
harga produknya.
Loka Farm sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang bunga potong,
tidak membeda-bedakan harga jual untuk ke semua pelanggannya yaitu dekorator,
floris, tengkulak maupun konsumen akhir. Harga yang diberikan pun stabil, dalam
artian harga tidak cepat berubah pada saat-saat tertentu. Harga produk Loka Farm
ini cenderung lebih mahal apabila dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang
belum berbadan hukum, akan tetapi kualitas dari produk Loka Farm ini setara
dengan perusahaan yang telah berbadan hukum PT.
Menurut Bapak Ir. Ahmad Rizal, mempertahankan harga jual ini
merupakan salah satu langkah untuk menjaga kelangsungan usahanya dengan
mengedepankan kualitas. Harga bunga potong krisan di Loka Farm berbeda-beda
berdasarkan grade, hal ini dapat dilihat pada Tabel 12.
79
Tabel 12 Harga Jual Bunga Potong Krisan per Ikat Loka Farm
Tipe Krisan
Harga Jual
Tipe Krisan
Harga Jual
No
Standar
(Rp)
Spray
(Rp)
1
Grade A
9000
Grade A
8000
2
Grade B
8000
Grade B
7000
3
Grade C
7000
Grade C
6000
4
Grade D
5000
Grade D
5000
Sumber: Loka Farm, 2007
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa harga bunga krisan jenis standar
lebih mahal bila dibandingkan dengan bunga krisan jenis spray. Akan tetapi untuk
semua jenis krisan dengan grade D memiliki tingkat harga jual yang sama yaitu
sebesar Rp 5.000 per ikat.
Sistem pembayaran yang digunakan oleh Loka Farm yaitu ada tiga,
diantaranya: pembayaran tunai, kredit dan konsinasi. Pembayaran tunai biasanya
diberlakukan kepada para pelanggan baru, hal ini dilakukan agar tidak terjadi
kecurangan-kecurangan yang mungkin dilakukan. Sedangkan sistem pembayaran
kredit, biasanya diberikan kepada pelanggan tetapnya. Jangka waktu pembayaran
biasanya adalah dua hari setelah pengambilan barang. Untuk sistem konsinasi ini
biasanya dilakukan hanya pada produk bunga grade B dan C, sistem ini biasanya
terjadi pada saat permintaan bunga sepi dan biasanya sistem pembayaran ini
dilakukan oleh pedagang lokal.
h. Lokasi (Saluran Distribusi)
Lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu usaha. Lokasi
dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Keputusan membeli suatu produk dipengaruhi oleh kemudahan
memperolehnya. Loka Farm memiliki letak yang strategis dalam hal pemasaran,
maupun produksi karena memiliki akses yang cepat untuk melakukan kegiatan
80
usaha seperti kemudahan dalam transportasi. Lokasi yang tidak jauh dari jalan
utama menjadi ini sebagai suatu kelebihan.
Saluran distribusi yang dilakukan oleh Loka Farm dibagi menjadi dua
yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Hal yang membedakannya
adalah perantara, karena dalam pemasaran tidak langsung perantara menjadi pihak
kedua setelah Loka Farm. Seperti pada Gambar 10, saluran pemasaran Loka Farm
hingga ke konsumen akhir yaitu melalui melalui trader, supplier, floris, dekorator.
Tetapi Loka Farm juga memasarkan produknya secara langsung, melalui
konsumen akhir yang datang langsung untuk membeli bunga krisan.
Trader
Supplier
Florist
Loka Farm
Dekorator
Konsumen akhir
Tengkulak
Gambar 10 Saluran Pemasaran Loka Farm
Sumber: Loka Farm, 2007
i. Promosi
Promosi merupakan salah satu strategi yang baik untuk memperkenalkan
produk yang dihasilkan agar lebih dikenal di masyarakat, sehingga konsumen
memiliki keinginan untuk mencoba dan mengetahui produk apa yang dihasilkan.
81
Pada awalnya, promosi yang dilakukan oleh Loka Farm adalah hanya
membawakan contoh-contoh bunga krisan yang telah dihasilkan kepada Depo
Bunga Eldadi Cisarua, Melia Floris Bogor, Rose Floris Bogor, Trader 5 Benua
Jakarta dan Dekorator Susi Flower Bogor. Dengan hanya mengirimkan contoh
tersebut kemudian banyak konsumen yang menanyakan keberadaan Loka Farm
karena para konsumen tersebut tertarik dengan kualitas bunga yang sangat baik
dilihat dari warna bunga yangg cerah. Sampai saat ini kegiatan promosi yang
dilakukan oleh Loka Farm hanya dari mulut ke mulut. Loka Farm belum
melakukan promosi menggunakan media cetak maupun elektronik hal ini
dikarenakan, kapasitas produksi yang masih terbatas dan permintaan yang
semakin banyak bahkan kelebihan permintaan sehingga takut mengecewakan
konsumennya apabila permintaan tidak terpenuhi.
6.3 Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan
1. Peluang
a. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. sehingga
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang semakin meningkat.
Faktor perekonomian sangat besar pengaruhnya terhadap berbagai hal
khususnya bagi kelangsungan usaha. Pertumbuhan ekonomi yang baik,
akan menjadikan peluang bagi Loka Farm karena akan meningkatkan
permintaan bunga karena didukung oleh peningkatan pendapatan
masyarakatnya.
b. Perubahan pola permintaan, berkaitan dengan status sosial, budaya hidup
dan hal lain yang berkaitan dengan keindahan. Hal tersebut mengubah
82
persepsi dan keinginan konsumen sehingga tingkat konsumsi yang ke arah
keasrian dan keindahan akan semakin meningkat.
c. Kebijakan
pemerintah
yang
mendukung
perkembangan
agribisnis
florikultur. Karena dengan kebijakan yang mendukung itu maka akan
menciptakan kelancaran dan keamanan bisnis disuatu negara atau antar
negara secara internasional.
d. Kemajuan teknologi yang pesat seperti teknologi informasi dan produksi,
dapat membuat kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan menjadi lebih
efektif. Penggunaan teknologi modern membuat perusahaan dapat dengan
mudah memperoleh berbagai informasi, berkomunikasi dan dapat
mengefektifkan kegiatan manajemen dan produksi.
e. Permintaan bunga krisan yang tinggi, terutama dari trader yang berlokasi
di Jakarta. Penggunaan bunga krisan saat ini tidak hanya digunakan
sebagai rangkaian bunga tetapi juga dapat digunakan sebagai tanaman
hiasan sehingga juga mempengaruhi permintaan. Saat ini permintaan yang
tinggi berasal dari trader, yang dilakukan untuk kegiatan ekspor sehingga
memerlukan kuantitas bunga yang banyak dan kontinyu.
f. Daya tawar menawar pelanggan lemah, hal ini dikarenakan Loka Farm
menentukan harga yang stabil, dalam artian tidak membeda-bedakan harga
pada setiap konsumennya. Pemberian harga yang stabil, berdampak pada
Loka Farm yang memberikan pelayanan yang baik yaitu berupa kualitas
bunga yang baik, sehingga harganya sesuai dengan kualitas yang
diberikan.
83
2. Ancaman
a. Persaingan yang semakin ketat dengan dibukanya perdagangan bebas antar
negara. Sebagai perusahaan yang baru berjalan, Loka Farm belum
memiliki pengalaman dalam menghadapi persaingan dengan produsenprodusen luar negeri. Persaingan yang tinggi membuat Loka Farm dituntut
harus memiliki keunggulan agar dapat bersaing di pasar Internasional,
karena pesaing yang dihadapi lebih banyak.
b. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat membuat persaingan usaha
bunga potong lokal menjadi lebih tinggi untuk kedepannya. Saat ini
persaingan cukup dirasakan oleh Loka Farm, akan tetapi dimasa yang akan
datang munculnya perusahaan baru harus mendapat perhatian serius. Agar
Loka Farm tidak kehilangan pasarnya.
c. Adanya produk subtitusi dengan fungsi yang sama seperti carnation,
garbera, mawar dan anggrek. Apabila kualitas bunga krisan lebih rendah
dibandingkan produk subtitusinya maka konsumen akan menurunkan
permintaannya dan beralih ke produk lain dengan fungsi yang sama. Maka
dari itu Loka Farm harus meningkatkan kualitas bunga krisannya.
d. Daya tawar menawar pemasok saprotan dan bibit tinggi, hal ini
dikarenakan kelangkaan bibit dan tingginya harga obat-obatan. Dengan
demikian membuat harga bibit dan obat-obatan menjadi lebih mahal
sehingga berpengaruh terhadap kegiatan produksi.
e. Kualitas bibit tidak terjamin dan pasokan bibit tidak pasti. Tidak
terjaminnya kualitas bibit terjadi karena adanya faktor kesengajaan dari
tenaga ahli dengan merahasiakan asal sumber bibit produksi untuk
84
kepentingan dan keuntungan pribadi. Sehingga berpengaruh terhadap
kualitas bunga krisan yang dihasilkan, karena Loka Farm tidak dapat
mengetahui bibit bunga krisan ini sudah tua atau belum dan sudah
memasuki generasi keberapa.
f. Pasokan bibit tidak pasti maka akan mengakibatkan waktu tanam menjadi
semakin lama sehingga upah biaya melebihi dari rencana biaya.
Ketersediaan bibit harus selalu diperhatikan karena sangat berpengaruh
terhadap kegiatan produksi.
3. Kekuatan
a. Kualitas bunga baik atau setara dengan kualitas bunga yang dihasilkan
oleh perusahaan yang sudah berbadan hukum. Kualitas produk Loka Farm
saat ini sudah banyak diakui oleh para pelanggannya, hal ini dapat
dijadikan nilai lebih bagi Loka Farm. Kekuatan ini diharapkan dapat
dimanfaatkan dan lebih ditingkatkan agar konsumen dapat merasa puas
dengan kualitas bunga yang diberikan.
b. Keuletan manajer dalam mengelola kegiatan usahanya saat ini sangat
diperlukan, untuk menghadapi masalah-masalah yang hadapi dan melihat
peluang yang ada agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.
c. Memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan sehingga pelanggan
menjadi loyal terhadap Loka Farm. Pelanggan juga dapat dijadikan media
promosi dan informasi bagi Loka Farm. Untuk itu, tanpa didukung
hubungan yang baik dengan pelanggan maka kegiatan usaha akan
mengalami akan mengalami banyak kendala.
85
d. Lokasi perkebunan yang cukup strategis karena dekat dengan pasar dan
kota. Lokasi memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu usaha,
sehingga dapat mempengaruhi perilaku konsumen secara langsung
maupun tidak langsung. Keputusan membeli dipengaruhi oleh kemudahan
memperolehnya.
e. Keadaan alam yang sesuai dengan pertumbuhan bunga krisan. Salah satu
faktor yang membuat kualitas produk yang dihasilkan Loka Farm baik
adalah keadaan alamnya yang cocok, tidak mudah mendapatkan lahan
yang cocok untuk budidaya bunga krisan.
f. Memiliki lahan yang luas. Dengan lahan yang belum digunakan
seluruhnya pada saat ini, Loka Farm dapat menggunakan lahan tersebut
untuk pembuatan green house produksi dan pembibitan agar dapat
menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi dan jaminan ketersediaan
bibit.
g. Memiliki tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja terampil memiliki
pengaruh yang besar terhadap produk yang dihasilkan oleh Loka Farm,
tanpa didukung tenaga kerja yang terampil maka kualitas bunga tidak akan
baik.
h. Suasana kekeluargaan yang tercipta di dalam perusahaan yaitu diantara
manajer dan sesama karyawan, sehingga suasana kerja menjadi lebih
nyaman dan menyenangkan. Apabila karyawan sudah merasa nyaman
dengan suasana kerjanya maka akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan, sehingga kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik.
86
4. Kelemahan
a. Penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum dioptimalkan. Saat ini
permintaan
bunga
krisan
sedang
tinggi,
untuk
itu
diperlukan
pengoptimalan produksi dan pemanfaatan lahan yang baik guna
mencukupi permintaan yang tinggi tersebut.
b. Memiliki investor yang berbeda-beda dalam setiap green house,
menyebabkan pola pikir yang berbeda sehingga rentan terjadi kesalah
pahaman antara manajer dengan investor. Perhitungan bisnis yang ada saat
ini, membuat Loka Farm sulit mengembangkan usahanya.
c. Belum adanya jadwal tanam yang tetap. Jadwal tanam perlu dibuat, agar
kegiatan produksi dapat diprediksi sehingga waktu tanam dan panen dapat
diketahui. Sehingga kegiatan produksi dapat tertata rapi dan dapat di
evaluasi setiap periode tanamnya.
d. Spesialisasi pekerjaan belum ada sehingga kegiatan dalam perusahaan
belum efektif. Kegiatan usaha tidak dapat bergantung pada seorang
manajer saja, karena akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Spesialisasi pekerjaan untuk mengefektifkan kegiatan yang ada pada
perusahaan, saat ini sangat diperlukan.
e. Kurang mengetahui informasi pasar. Saat ini manajer Loka Farm hanya
fokus terhadap kegiatan produksi sehingga membuat informasi pasar
kurang dapat diketahui, seperti permintaan bunga krisan yang tinggi pada
saat-saat tertentu sehingga Loka Farm tidak dapat memenuhi, dengan
demikian membuat adanya keuntungan yang hilang pada Loka Farm.
87
f. Kontinyuitas produksi belum terjamin. Sulitnya mendapatkan bibit yang
baik, belum optimalnya produksi pada green house dan belum memiliki
perencanaan dalam kegiatan produksi, maka hal ini yang menyebabkan
belum menjamin kontinyuitas produksi Loka Farm.
88
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1 Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Pada proses identifikasi untuk kondisi eksternal, diperoleh informasi
mengenai faktor yang terkait dengan peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) yang dihadapi oleh Loka Farm. Pengisian kuesioner dilakukan oleh
manajer, wakil manajer dan pengawas produksi Loka Farm. Setelah itu dilakukan
penghitungan bobot setiap variabel yang ada pada faktor eksternal perusahaan dan
juga peratingan. Hasil perkalian bobot dan rating yang diperoleh, maka akan
diperoleh nilai skor. Berikut ini hasil perbandingan rata-rata matriks EFE,
perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Eksternal
Rataan
No
Peluang
Bobot
A Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
0,118
semakin membaik
0,095
B Perubahan pola permintaan masyarakat
C Kebijakan pemerintah yang mendukung
0,091
industri bunga potong
0,094
D Kemajuan teknologi informasi dan produksi
0,085
E Permintaan bunga krisan tinggi
0,086
F Daya tawar menawar pelanggan lemah
G
H
I
J
K
L
Ancaman
Adanya perdagangan bebas antar negara
Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa
Barat
Adanya produk subtitusi bunga krisan
Daya tawar menawar pemasok bibit dan
saprotan tinggi
Kualitas bibit krisan yang tidak terjamin
Pasokan bibit krisan tidak pasti
Jumlah
Rataan
Rating
Skor
3,66
0,431
3
0,285
2,33
0,212
3
3,33
3,33
0,282
0,283
0,286
0,070
2,33
0,163
0,052
2,33
0,121
0,045
0,079
2,33
1,66
0,104
0,131
0,090
0,086
1
1
0,090
0,086
2,476
89
Berdasarkan perhitungan Matriks EFE yang ada pada tabel diatas dapat
diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik
merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap Loka Farm. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pembobotan sebesar 0,118 yang merupakan hasil
pembobotan terbesar apabila dibandingkan dengan faktor peluang lainnya. Respon
Loka Farm terhadap pertumbuhan ekonomi yang semakin kondusif, cukup tinggi.
Pertumbuhan ekonomi yang baik membuat peluang usaha bunga potong krisan
menjadi lebih besar karena permintaan dan penawaran akan terus mengalami
peningkatan, meningkatnya pendapatan masyarakat dan pengetahuan masyarakat
akan keindahan sehingga pola konsumsi masyarakat pun dapat bergeser.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini juga memberikan peluang yang
baik bagi Loka Farm. Penggunaan teknologi modern, maka kegiatan-kegiatan
dalam bidang produksi, informasi dan manajemen perusahaan dapat dilakukan
secara efektif. Disamping itu, Loka Farm juga merespon peluang-peluang yang
ada dengan baik seperti permintaan yang tinggi dan daya tawar menawar
pelanggan lemah. Kebijakan pemerintah tidak mendapatkan respon yang baik oleh
Loka Farm, karena dalam realisasinya keuntungan dari adanya kebijakan
pemerintah tidak banyak dirasakan oleh Loka Farm untuk saat ini.
Selain peluang, berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui ancaman
terbesar yang dihadapi oleh Loka Farm adalah kualitas bibit krisan yang tidak
terjamin di pasaran. Hal ini dapat dilihat pada jumlah pembobotan rata-rata
sebesar 0,090 atau lebih besar dibandingkan faktor lainnya. Kualitas bibit yang
tidak terjamin maka akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi yang menjadi
tidak efektif dan dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi, sehingga
90
Loka Farm memberikan respon yang sangat tinggi karena hal ini demi
kelangsungan usahanya. Ancaman terbesar kedua berasal dari pasokan bibit yang
tidak pasti, yaitu diberi bobot dengan nilai 0,086. Karena dengan ketiadaan bibit
produksi yang pasti, maka kegiatan produksi dapat terhambat dan kontinyuitas
produksi tidak dapat terjaga. Ancaman lainnya yang harus dapat perhatian adalah
daya tawar pemasok tinggi, perdagangan bebas antar negara, persaingan
perusahaan sejenis di Jawa Barat dan adanya produk subtitusi.
Total skor yang dihasilkan pada perhitungan Matriks EFE ini sebesar
2,476, artinya respon yang diberikan oleh Loka Farm kepada lingkungan eksternal
tergolong sedang dalam menjalankan strategi untuk memanfaatkan peluang dan
menghindari ancaman.
7.2 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor eksternal, kemudian
dilanjutkan dengan membuat Matriks IFE yang berisikan kekuatan dan kelemahan
yang ada pada Loka Farm. Melalui kuesioner yang diberikan kepada responden
maka dapat diketahui kekuatan utama yang ada dan kelemahan yang utama harus
diperhatikan, sehingga untuk mengantisipasinya dapat menggunakan strategi yang
sesuai dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Hasil Matriks IFE dapat dilihat
pada Tabel 14.
91
Tabel 14 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor Internal
Rataan
No
Kekuatan
Bobot
0,084
A Kualitas bunga baik
0,078
B Keuletan manajer dalam mengelola usaha
0,083
C Memiliki hubungan baik dengan pelanggan
0,061
D Letak perkebunan yang strategis
E Keadaan alam yang sangat cocok
0,087
0,041
F Memiliki lahan yang luas
0,080
G Memiliki tenaga kerja yang terampil
H Suasana kekeluargaan antar karyawan
0,087
dalam perusahaan
Kelamahan
0,057
I Penggunaan lahan belum optimal
0,051
J Karakteristik investor yang berbeda
0,069
K Belum memiliki jadwal tanam
0,068
L Kontinyuitas produksi belum terjamin
M Spesialisasi pekerjaan belum ada
0,072
0,069
N Kurang mengetahui informasi pasar
Jumlah
Rataan
Rating
4
3,66
4
3
4
3
3
4
2
2
1,66
1,66
1,66
2
Skor
0,336
0,285
0,332
0,183
0,348
0,123
0,240
0,348
0,114
0,102
0,114
0,112
0,119
0,126
2,882
Pada hasil rata-rata Matriks IFE dapat dijelaskan bahwa, Loka Farm
memiliki beberapa kekuatan penting yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis
lainnya. Jika dilihat dari hasil pembobotan diatas maka dapat diketahui kekuatan
terbesar yang dimiliki oleh Loka Farm ialah memiliki keadaan alam yang cocok
dan suasana kekeluargaan antar karyawan yang ada pada Loka Farm ditunjukan
dengan bobot mencapai 0,087. Keadaan alam memiliki pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan dan kualitas bunga krisan yang dihasilkan, sehingga hal ini
menjadikan salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki oleh Loka Farm. Selain itu
suasana kekeluargaan yang tercipta saat ini dapat membuat suasana kerja menjadi
lebih nyaman, sehingga dapat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan lainnya
yang dapat menjadi lebih baik. Kegiatan produksi contohnya, dimana semua
karyawan dapat saling membantu satu sama lain. Kekuatan besar lainnya yang
dimiliki oleh Loka Farm adalah memiliki kualitas bunga yang baik dan memiliki
92
hubungan baik dengan pelanggan, yang ditunjukan dengan bobot sebesar 0,084
dan 0,083.
Faktor lain yang menjadi kekuatan Loka Farm adalah keuletan
manajer dalam mengelola usaha, memiliki tenaga kerja yang terampil, letak
perkebunan yang strategis dan memiliki lahan yang luas.
Kelemahan utama yang ada pada Loka Farm adalah belum adanya
spesialisasi pekerjaan, dengan jumlah bobot sebesar 0,072. Belum adanya
spesialisasi pekerjaan membuat pekerjaan dalam perusahaan menjadi tidak efektif,
sehingga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kelemahan lainnya yang
harus diperhatikan adalah belum adanya jadwal tanam dan belum terjaminnya
kontinyuitas produksi. Jadwal tanam yang baik perlu dilakukan guna mengetahui
kapan kegiatan tanam dan panen dilakukan agar kegiatan produksi dapat berjalan
dengan efektif sehingga kontinyuitas produksi dapat diprediksi. Adapun
kelemahan lainnya yang ada pada Loka Farm adalah manajer kurang mengetahui
informasi pasar, penggunaan lahan yang belum optimal dan karakter investor yang
berbeda-beda.
Jumlah bobot keseluruhan pada Matriks IFE yaitu sebesar 2,882. Hal ini
berarti posisi Loka Farm yang tergolong rata-rata dan mampu memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki serta menutupi kelemahan-kelemahan dengan baik.
7.3 Analisis Matriks I-E (Internal-Eksternal)
Setelah diketahui faktor-faktor kritis dari proses Analisis Matriks IFE
yang menjelaskan tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan dan
Analisis Matriks EFE yang memberikan gambaran peluang dan ancaman yang
93
dihadapi oleh Loka Farm. Maka tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah
penggabungan dari matriks IFE dan EFE dengan menggunakan matrik IE.
Tujuan dari penggunaan Matriks IE adalah untuk memperoleh stretegi
bisnis sehingga perusahaan dapat menentukan bisnis apa yang dikembangkan,
dipertahankan atau bisnis apa yang dilepas. Posisi Matriks IE dapat diketahui
melalui penggabungan hasil total skor Matriks IFE dan EFE. Melalui
penggabungan itu, maka dapat diketahui posisi perusahaan pada saat ini dan
strategi apa yang harus diterapkan oleh Loka Farm.
Pada Gambar 11, dapat dilihat bahwa saat ini Loka Farm berada pada sel
V, dengan skor bobot IFE sebesar 2,882 dan skor bobot EFE sebesar 2,476. David
(2004 : 196) menyatakan bahwa sel V, merupakan posisi pertahankan dan
peliharan (hold and maintain), maka strategi yang yang dapat dilakukan adalah
penetrasi pasar (penetration market), dan pengembangan produk (product
development).
Total Skor IFE
Kuat
3.0 – 4.0
Total Skor EFE
Rata-rata
2.0 – 2.9
3.0
Lemah
1.0 – 1.9
2.0
1.0
4.0
Tinggi 3.0 - 4.0
3.0
Sedang 2.0 – 2.9
2.0
Rendah 1.0 – 1.9
1.0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 11 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Strategi penetrasi pasar yaitu usaha untuk mendalami pasar yang ada
dengan tujuan untuk peningkatan pangsa pasar suatu produk atau jasa yang sudah
ada di pasar melalui usaha pemberian pelayanan yang lebih baik
94
Peneterasi pasar, strategi yang dapat digunakan adalah dengan
memberikan pelayanan yang lebih baik agar konsumen merasa nyaman dan aman
bekerjasama dengan perusahaan. Pelayanan yang dapat diberikan berupa jaminan
berupa produk berkualitas, pengiriman yang tepat waktu, jaminan kontinyuitas
produksi, pembebasan biaya pengiriman apabila pembelian dalam jumlah banyak
dan selalu memberikan perhatian kepada konsumen dengan cara menerima
masukan sehingga perusahaan selalu dapat memperbaiki kekurangannya. Selera
konsumen selalu berbeda-beda, dengan begitu perusahaan dapat menerapkan
strategi lainnya yaitu dengan merekrut tenaga ahli pemasaran agar dapat mencari
dan melihat potensi pasar yang ada, agar peluang yang ada pada pasar dapat
dioptimalkan sehingga berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
Menurut David (2004) strategi pengembangan produk merupakan
peningkatan penjualan dengan cara meningkatkan dan memodifikasi produkproduk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan diferensiasi
produk yaitu dengan cara menghasilkan lebih banyak lagi variasi bentuk dan
warna baru pada bunga krisan agar konsumen merasa puas dengan banyaknya
variasi warna yang ditawarkan, tentunya harus dibarengi dengan peningkatan
kualitas bunga yang dihasilkan. Tujuan strategi pengembangan produk dilakukan
adalah untuk terus dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Kualitas bunga yang
saat ini dihasilkan diharapkan dapat bersaing
Berdasarkan hasil dari Matriks IE, posisi Loka Farm yang berada pada sel
V menyimpulkan bahwa saat ini strategi yang harus dilakukan oleh Loka Farm
adalah pertahankan dan pelihara produk yang ada saat ini.
95
7.4 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan tahap pencocokan untuk menghasilkan
alternatif strategi apa yang cocok dilakukan oleh perusahaan dengan melihat
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sudah ditetapkan sebelumnya
dengan menggunakan Matriks IFE dan Matriks EFE. Strategi yang dihasilkan
merupakan pencocokan atau penggabungan dari kekuatan dengan peluang (S-O),
kelemahan dengan peluang (W-O), kekuatan dengan ancaman (S-T) dan
kelemahan dengan ancaman (W-T) yang berdasarkan pada strategi utama yang
didapat pada perhitungan matriks IE (Internal Eksternal). Dimana Loka Farm
berada pada posisi pertahankan dan pelihara, dengan demikian perusahaan dapat
merumuskan strategi berdasarkan posisi perusahaan yang ada pada saat ini yaitu
peneterasi pasar dan pengembangan produk. Diagram Matriks SWOT Loka Farm
dapat dilihat pada Tabel 15.
96
Tabel 15 Analisis SWOT
INTERNAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
EKSTERNAL
Peluang (O)
1. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang semakin
membaik
2. Perubahan pola
permintaan masyarakat
3. Kebijakan pemerintah
yang mendukung
4. Kemajuan teknologi
informasi dan produksi
5. Permintaan bunga tinggi
6. Daya tawar menawar
pelanggan lemah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ancaman (T)
Perdagangan bebas antar
negara
Persaingan perusahaan
sejenis di Jawa Barat
Adanya produk subtitusi
Daya tawar menawar
pemasok saprotan dan
bibit tinggi
Kualitas bibit tidak
terjamin
Pasokan bibit tidak pasti
Kekuatan (S)
Kualitas bunga yang baik
Keuletan manajer dalam
mengelola usaha
Memiliki hubungan baik
dengan pelanggan
Letak perkebunan yang
strategis
Keadaan alam yang cocok
Memiliki lahan yang luas
Memiliki tenaga kerja
yang terampil
Suasana kekeluargaan
antar tenaga kerja dalam
perusahaan
Strategi S-O
Melakukan
pengembangan usaha
dengan penambahan GH
produksi (S1,S2, S3, S5,
S6, S7, S8, O1, O2, O5,
O6)
2. Menyetujui perjanjian
kontrak yang ditawarkan
sebelumnya (S1, S2, S3,
S5, S6, S7, S8, O1, O2,
O5, O6)
1.
1.
2.
Strategi S-T
Meningkatkan kerjasama
dan hubungan baik dengan
pemasok (S2, S4, T2, T4,
T5, T6)
Meningkatkan kualitas
bunga krisan (S1, S2, S5,
S7, S8, T1, T2, T3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelemahan (W)
Penggunaan lahan dan
produksi belum optimal
Karakter investor yang
berbeda-beda
Belum memiliki jadwal
tanam
Spesialisasi pekerjaan
belum ada
Kurang mengetahui
informasi pasar
Kontinyuitas produksi
belum terjamin
Strategi W-O
1. Melakukan pola kemitraan
(W1, W3, W6, O1, O2,
O5)
2. Membuat perencanaan
produksi (W1, W3, W4,
W6, O1, O2, O5)
3. Merekrut tenaga ahli pada
masing-masing bidang
(W1, W3, W4, W5, W6,
O1, O2, O4, O5)
4. Mengoptimalkan produksi
di GH yang ada (W1, W3,
W6, O1, O2, O4, O5)
5. Alternatif perolehan modal
usaha dari pinjaman bank
syariah / Puskop Mabes
TNI (W2, O1, O2, O5)
6. Memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk seluruh
kegiatan usaha (W3, W5,
O1, O2, O4, O5)
Strategi W-T
1. Membangun GH
pembibitan (W1, W3, W6,
T1, T4, T5, T6)
97
1. Strategi S-O
Strategi pengoptimalan lahan perlu dilakukan agar produktifitas Loka
Farm menjadi lebih tinggi, hal ini dikarenakan permintaan bunga krisan yang
terus meningkat. Pengoptimalan lahan dapat dilakukan dengan cara penambahan
green house produksi.
Strategi lainnya adalah menyetujui perjanjian kontrak. Apabila kapasitas
produksi per green house sudah optimal, maka perjanjian kontrak dapat
dilakukan. Pastinya dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama
oleh kedua belah pihak. Adanya kontrak penjualan maka pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan kontrak harus lebih diutamakan dibandingkan
pelanggan biasa, karena pembelian yang dilakukan dalam jumlah besar dan
pembelian dilakukan secara kontinyu.
2. Strategi W-O
Kepercayaan konsumen harus selalu dijaga, untuk menjaga kepercayaan
itu strategi pola kemitraan dirasa perlu dilakukan oleh perusahaan. Cara yang
dilakukan adalah bekerja sama dengan petani bunga krisan di daerah Bogor dan
sekitarnya agar ketersedian bunga krisan dapat terjaga sehingga konsumen tidak
kecewa. Strategi lainnya adalah membuat perencanaan produksi yaitu dengan cara
pembuatan jadwal tanam agar kegiatan produksi dapat lebih terarah dan hasilnya
pun dapat diprediksi, perencanaan penggunaan pupuk dan obat-obatan sehingga
kemungkinan terjadinya pembengkakan biaya produksi dapat dihindari serta
perencanaan warna dan jenis bungan yang akan ditanam. Semua perencanaan
tersebut dilakukan sebagai bentuk pelayanan perusahaan terhadap pelanggan.
98
Adanya perencanaan produksi yang akan dibuat, diharapkan kuantitas dan
kualitias produk yang dihasilkan dapat lebih baik lagi.
Strategi berikutnya adalah merekrut tenaga ahli pada masing-masing
bidang. Strategi ini perlu dilakukan agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan
baik sehingga masing-masing divisi memiliki tanggung jawab yang sama, yang
bertujuan untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen dan pengembangan
usaha Loka Farm.
Strategi selanjutnya adalah pengoptimalan produksi di green house yang
ada. Saat ini produktifitas bunga krisan pada setiap green house masih belum
optimal. Adapun cara yang harus dilakukan adalah menanam bibit sesuai dengan
kapasitas green house dan melakukan pengawasan yang berkelanjutan sehingga
masalah yang timbul dapat cepat ditanggulangi. Disamping itu dengan adanya
peluang berupa permintaan bunga krisan yang meningkat, maka pengoptimalan
produsi harus dilakukan agar permintaan itu dapat terpenuhi oleh Loka Farm.
Strategi W-O yang terakhir adalah strategi alternatif perolehan modal
usaha. Cara yang dapat dilakukan adalah memperoleh modal dari pinjaman bank
syariah atau melalui Puskop Mabes TNI. Hal ini dilakukan agar Loka Farm dapat
mengembangkan usahanya dengan laba bersih yang diterima semakin meningkat,
karena saat ini perhitungan bisnisnya membuat Loka Farm sulit untuk
berkembang. Sistem bagi hasil yang diterapkan antara investor dengan Puskop
Mabes TNI selaku pemilik lahan adalah 92 persen - 8 persen dari laba bersih,
artinya 92 persen laba bersih untuk investor dan delapan persen laba bersih untuk
Puskop selaku pemilik lahan.
99
Strategi lainnya adalah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk seluruh
kegiatan usaha. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media
internet untuk kegiatan pemasaran, mesin untuk kegiatan produksi dan komputer
untuk kegiatan manajemen. Penggunaan teknologi yang baik dalam perusahaan,
maka informasi dan kegiatan usaha dapat dilakukan dengan cepat dan efektif serta
dapat menghemat biaya. Manfaat dari penggunaan teknologi dalam bidang
produksi adalah kualitas dan kuantitas produk menjadi lebih baik.
3 Strategi S-T
Strategi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kerjasama dan
menjaga hubungan baik dengan pemasok. Cara yang dapat dilakukan adalah
menjadikan salah satu pemasok sebagai pemasok tunggal, diharapkan dengan
begitu perusahaan akan selalu mendapatkan pasokan bibit yang terjamin dan
harga yang berbeda dengan dengan konsumen lain karena adanya hubungan baik
yang sudah terjalin, sehingga kegiatan produksi dapat terus berjalan.
Strategi lainnya adalah meningkatkan kualitas bunga dengan cara
meningkatkan pengawasan dan kualifikasi bunga agar dapat bersaing dengan
pengusaha sejenis.
4. Strategi W-T
Strategi yang dapat dilakukan adalah pengoptimalan lahan, dapat
dilakukan dengan cara membuat green house untuk pembibitan agar pasokan
bibit, kualitas bibit dan harga bibit tetap terjaga. Pada kegiatan budidaya bunga
krisan, faktor bibit memiliki pengaruh yang besar, dengan demikian faktor bibir
harus menjadi perhatian serius oleh Loka Farm, agar dapat menghasilkan bunga
krisan yang berkualitas.
100
7.5 Road Map Strategi
Pada road map ini menunjukan strategi yang telah hasil melalui Matriks
SWOT dari hasil pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
ada pada Loka Farm, dapat disusun berdasarkan prioritas masing-masing strategi,
hingga mencapai tujuan perusahaan. Pada Gambar 12 di bawah ini digambarkan
beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Loka Farm untuk
menunjang pengembangan usaha yang akan dilakukan dengan tujuan peningkatan
produksi dan kualitas bunga pada Loka Farm.
Meningkatkan Produksi dan Kualitas Bunga Krisan
Mempertahan
kan Usaha
Loka Farm
Tujuan
101
Meningkat
kan
kualitas
bunga
Kegiatan pengembangan usaha
Memanfaatkan
teknologi untuk
seluruh
kegiatan usaha
Merekrut
tenaga ahli
pada masingmasing
bidang
Alternatif
perolehan
sumber
modal
Pengembangan
usaha dengan
penambahan
GH produksi
Menyetujui
kontrak
penjualan
Membangun
GH
pembibitan
Persiapan menuju tahap pengembangan
Melakukan
pola kemitraan
Optimalisasi
produksi di
GH yang
sudah ada
Melakukan
kerjasama
dengan
pemasok
Perencanaan
produksi
Fase
1
2
3
Gambar 12 Road Map Strategi Loka Farm
4
102
Peta strategi Loka Farm yang memuat strategi dan tahapan untuk
mencapai tujuan perluasan pasar, strategi yang utama yang harus dilakukan Loka
Farm adalah merencanakan kegiatan produksi agar kegiatan tersebut dapat
berjalan dengan efektif. Kerjasama dengan pemasok perlu dilakukan apabila
perencanaan produksi sudah baik, hal ini bertujuan agar ketersedian bibit dan
saprotan tetap terjaga. Apabila pemasok tidak dapat menjamin pasokannya maka
kegiatan produksi tidak dapat berjalan dengan baik. Setelah pasokan terjamin,
strategi selanjutnya yaitu pengoptimalan produksi. Pengoptimalan produksi per
green house dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi agar dapat memenuhi
permintaan-permintaan dari dekorator maupun floris yang selama ini tidak dapat
dipenuhi dan juga dapat menyetujui kontrak penjualan dengan trader. Apabila
suatu saat Loka Farm tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan karena adanya
kendala dalam kegiatan produksi, maka strategi kemitraan dapat dilakukan.
Kemitraan dilakukan agar kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tetap baik.
Rencana strategi-strategi yang dilakukan pada tahap satu ini terangkum dalam
kegiatan persiapan menuju tahapan pengembangan usaha.
Pada tahap kedua, Loka Farm melakukan tahap pengembangan. Strategistrategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperoleh pinjaman modal,
agar laba bersih yang diperoleh dapat lebih besar dari sebelumnya, sehingga dapat
digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha kembali dengan cara
membangun green house pembibitan dan produksi, penambahan green house,
merekrut tenaga ahli pada masing-masing bidang dan memanfaatkan teknologi
modern. Adanya spesialisasi pekerjaan dan didukung dengan teknologi-teknologi
103
modern, maka produksi dan kualitas bunga krisan yang dihasilkan dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.
Agar kontinyuitas produksi dapat terjaga untuk pemenuhan permintaan
kontrak penjualan, Loka Farm diharuskan membangun green house pembibitan
guna menghindari adanya kelangkaan bibit dan kualitas bibit yang kurang bagus
di pasaran. Selain itu dengan mempunyai bibit induk sendiri, Loka Farm dapat
menghemat biaya, jika dibandingkan dengan pasokan bibit dari luar. Adanya
green house pembibitan, diharapkan masalah kontinyuitas produksi dapat diatasi
dan kualitas produk yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik lagi serta produksi
dapat ditingkatkan lagi. Strategi Loka Farm selanjutnya yaitu melakukan
kerjasama kontrak dengan trader. Implementasi dari kerjasama tersebut yaitu
melakukan pengembangan usaha dengan cara penambahan green house produksi.
Penamabahan green house produksi dilakukan agar dapat mencukupi permintaan
kontrak yang pembeliannya dalam jumlah yang banyak (tahap tiga). Rencana
strategi-strategi yang dilakukan pada tahap dua dan tiga ini terangkum dalam
kegiatan pengembangan produk.
Agar Loka Farm dapat menjaga kesinambungan usahanya, maka Loka
Farm harus terus meningkatkan kualitas produknya agar tidak mengecewakan
pelanggannya. Pelanggan bunga saat ini sangat kritis dan peduli dengan kualitas
produk yang akan dibelinya. Kegiatan ini dilakukan pada tahap empat. Adanya
alternatif-alternatif strategi ini, diharapkan sasaran Loka Farm dapat terwujud
yaitu berupa peningkatan produksi dan kualitas bunga krisan.
104
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis faktor eksternal Loka Farm, maka diperoleh peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm. Berdasarkan hasil Analisis Matriks
EFE, peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh Loka Farm yaitu
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Selain itu peluangpeluang yang lainnya yaitu perubahan pola permintaan masyarakat, kemajuan
teknologi informasi dan produksi yang semakin pesat, kebijakan pemerintah
yang mendukung industri bunga potong di Indonesia, daya tawar menawar
pelanggan lemah, permintaan bunga potong krisan tinggi dan alternatif
pemasok saprotan banyak.
Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh Loka Farm adalah kualitas bibit
krisan yang terjamin, merupakan ancaman terbesar bagi Loka Farm. Selain itu,
ancaman lainnya adalah pasokan bibit yang tidak pasti, daya tawar menawar
pemasok tinggi, adanya perdagangan bebas, banyaknya perusahaan sejenis di
Jawa Barat dan adanya produk subtitusi bunga potong krisan. Total skor yang
didapat berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebesar 2,476. Artinya respon
Loka Farm terhadap lingkungan eksternal sedang. Hal ini berarti kemampuan
perusahaan untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi
ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rata-rata.
Hasil Analisis Matriks IFE menunujukan skor 2,882 yang berarti bahwa
kemampuan internal dari perusahaan dalam kondisi rata-rata. Loka Farm
memiliki beberapa kekuatan yang tidak dimiliki perusahaan lain. Kekuatan
105
utama yang dimiliki Loka Farm adalah suasana kekeluargaan antar karyawan
yang ada dalam Loka Farm dan keadaan alam yang sangat cocok untuk
pertumbuhan bunga krisan, selain itu kekuatan yang lainnya adalah kualitas
bunga sangat baik, memiliki hubungan baik dengan pelanggan, keuletan
manajer dalam mengelola usaha, memiliki tenaga kerja yang terampil, letak
perkebunan yang strategis dan memiliki lahan yang luas. Sedangkan
kelamahan yang dimiliki oleh Loka Farm adalah belum memiliki jadwal
tanam yang tetap, kontinyuitas produksi belum terjamin, kurang mengetahui
informasi pasar, penggunaan lahan belum optimal dan karakter investor yang
berbeda-beda. Dari beberapa kelemahan yang sudah diutarakan, kelemahan
utama yang ada pada Loka Farm adalah belum adanya spesialisasi pekerjaan
sehingga hasil yang didapat belum optimal.
2. Penggabungan hasil Matriks EFE sebesar 2,476 dan Matriks IFE sebesar
2,882 maka posisi Loka Farm berada pada kuadran V. Pada posisi itu berarti
Loka Farm cocok untuk menerapkan strategi penetrasi pasar (penetration
market) dan pengembangan produk (product development), kuadran V
merupakan posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain).
3. Berdasarkan hasil Analisis SWOT yang menghasilkan 11 alternatif strategi
dari hasil pencocokan, kemudian strategi itu dipetakan dengan menggunakan
arsitektur strategi (road map), maka diperoleh urutan prioritas alternatif
strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh Loka Farm. Urutan kegiatannya
dibagi menjadi tiga yaitu persiapan menuju tahapan pengembangan usaha,
melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan usaha. Strategi yang
dapat dilakukan oleh Loka Farm dimulai dari: perencanaan produksi,
106
optimalisasi produksi di green house yang ada, melakukan kemitraan,
alternatif memperoleh modal usaha, melakukan kerjasama dengan pemasok,
membangun green house pembibitan, menyetujui kontrak dengan trader,
melakukan pengembangan usaha, merekrut tenaga ahli untuk ditempatkan
pada masing-masing bidang, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk seluruh
kegiatan usahanya dan meningkatkan
kualitas bunga krisan. Strategi ini
dilakukan untuk mencapai tujuan atau sasaran Loka Farm yaitu meningkatkan
produksi dan kualita bunga krisan.
8.2 Saran
1. Loka Farm sebaiknya lebih fokus pada tahap persiapan menuju tahap
pengembangan. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut, strategi yang
digunakan merupakan strategi-strategi dasar yang menentukan langkah
kedepannya yaitu pengembangan usaha. Strategi-strategi yang terdapat pada
tahap
menuju
pengembangan
adalah
strategi
perencanaan
produksi,
melakukan kerjasama dengan pemasok, optimalisasi produksi di green house
yang ada dan melakukan pola kemitraan untuk menutupi permintaan
pelanggan yang tidak terpenuhi.
2. Evaluasi dilakukan terhadap strategi-strategi pada tahap persiapan awal, agar
Loka Farm dapat mengetahui kekurang-kekurangan apa saja yang ada pada
tahap tersebut sehingga dapat segera dilakukan penanggulangannya. Hal ini
dilakukan karena untuk masuk pada tahap berikutnya harus ada persiapan
yang matang.
107
3. Sebaiknya Loka Farm mencari perolehan alternatif modal lain seperti dari
bank syariah atau koperasi Mabes TNI, agar tahap pengembangan usaha dapat
segera dilakukan, karena pada tahap ini memerlukan dana yang cukup besar.
Di samping itu, dengan memperoleh alternatif modal maka Loka Farm dapat
meningkatkan
keuntungannya
karena
perhitungan
bisnisnya
tidak
memberatkan Loka Farm.
4. Meningkatkan kualitas bunga krisan karena Loka Farm banyak memiliki
faktor-faktor pendukung untuk itu seperti: keadaan alam yang cocok, keuletan
manajer, tenaga kerja yang terampil dan susana kerja yang kekeluargaan antar
sesama karyawan.
5. Suasana kekeluargaan didalam Loka Farm harus dijaga karena untuk
menghadapi persaingan dan masalah yang ada dalam perusahaan, diperlukan
kerjasama tim yang baik agar masalah tersebut dapat dihadapi dengan baik
tanpa ada perpecahan.
108
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2006. Perkembangan Data Luas Panen dan Produksi
Tanaman Hias Bunga Potong Indonesia Tahun 2004-2005. Jakarta.
David Freed.R. 2004. Manajemen Strategis. Edisi ke-7. Terjemah. PT Indeks.
Jakarta.
Katalog Bunga Potong dan Tanaman Hias Rawa Belong, 2006.
Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemah. Prehallindo. Jakarta.
Nurmawati. B. S. 2003. Analisis Strategi Pengembangan Pasar Bunga Potong.
Skripsi (Kasus PT. Alam Indah Bunga Nusantara, Cipanas, Cianjur) Jurusan
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Lusiana. S. 2005. Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan Glory Farm
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Skripsi. Jurusan
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Porter. M. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Terjemah. Karisma
Publishing Group. Jakarta
Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Strategik. Terjemah. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Rukmana, R. dan A.E. Mulyana. 1997. Krisan (Seri Bunga Potong). Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Statistik Hortikultura. 2005. Persentase Produksi Krisan Lima Provinsi Terbesar
di Indonesia Tahun 2005. Direktorat Jendral Hortikultura. Jakarta.
Turnip. R. 2004. Formulasi Strategi Pengembangan Teh Hijau di PT. Sumber Sari
Bumi Pakuan Cisarua Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Utami, M.D. 2003. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran
Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung Mirwan, Megamendung,
Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Wahyuningsih. A. M. 1999. Analisis Penerapan Strategi Bauran Pemasaran
Bunga Potong Jenis Krisan oleh Produsen Bunga. Skripsi. Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
109
Yosida. T.D. 2006. Arsitektur Strategi. Penerbit PT Alex Media Komputindo.
Kelompok Gramedia. Jakarta.
110
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembobotan Faktor Internal
Responden 1
Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Kualitas bunga sangat baik
Keuletan manajer dalam mengelola usaha
Hubungan yang baik dengan pelanggan
Letak perkebunan strategis
Keadaan alam yang cocok
Memilik lahan yang luas
Memiliki tenaga kerja yang terampil
Suasana kerja yang kekeluargaan
A
B
C
D
E
F
G
H
A B C D
3 3 3
2 2
1
3
1 2
1 2 1
3 2 2 3
1 1 1 1
2 2 2 3
2 2 2 3
E
1
2
2
1
F G H
3 2 2
3 2 2
3 2 2
3 1 1
3 2 2
1 1
1
2
2 3
2 3 2
I
3
2
3
3
3
1
2
3
I
J
K
L
M
N
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
3
3
2
2
J K L M N
3 3 2 2 2
3 3 2 2 3
3 3 2 3 2
3 2 2 1 1
3 3 3 3 3
1 1 1 1 1
3 3 2 2 2
3 3 3 3 3
Total
Bobot
Rating
32
29
31
23
35
14
30
32
0,084
0,079
0,084
0,063
0,095
0,038
0,082
0,087
4
3
4
3
4
3
3
4
20
16
24
27
26
26
365
0,054
0,043
0,065
0,073
0,071
0,071
2
2
1
1
2
2
Kelemahan
Penggunaan lahan belum optimal
Karakter investor yang berbeda
Belum memiliki jadwal tanam yang tetap
Kontinyuitas produksi belum terjamin
Spesialisasi pekerjaan belum ada
Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
3
3
3
3
1
1
1
2
2
1
1
3
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
3
2
Lampiran 2. Pembobotan Faktor Internal
Responden 2
Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Kualitas bunga sangat baik
Keuletan manajer dalam mengelola usaha
Hubungan yang baik dengan pelanggan
Letak perkebunan strategis
Keadaan alam yang cocok
Memilik lahan yang luas
Memiliki tenaga kerja yang terampil
Suasana kerja yang kekeluargaan
A
B
C
D
E
F
G
H
A B C D E
3 2 3 2
2 3 2
1
3 2
2 2
1
1 1 1
2 2 2 3
1 1 1 2 1
2 2 2 3 2
2 2 2 3 2
F G H I J K L M N
3 2 2 3 3 3 2 2 2
3 2 2 2 3 2 2 1 1
3 2 2 2 3 2 2 2 3
2 1 1 1 3 1 2 2 2
3 2 2 2 3 2 2 2 2
1 1 2 1 1 1 1 1
2 2 3 2 2 2 2
3
3 3 2 2 2 2
3 2
I
J
K
L
M
N
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
Total
Bobot
Rating
32
28
30
19
29
15
29
30
0,087
0,076
0,081
0,051
0,079
0,040
0,079
0,081
4
4
4
3
4
3
3
4
23
19
28
28
29
27
366
0,062
0,051
0,076
0,076
0,079
0,073
2
2
2
2
2
2
Kelemahan
Penggunaan lahan belum optimal
Karakter investor yang berbeda
Belum memiliki jadwal tanam yang tetap
Kontinyuitas produksi belum terjamin
Spesialisasi pekerjaan belum ada
Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2
1
2
2
3
3
2
1
2
2
2
1
3
1
3
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
3
2
2
2
2
2
2
Lampiran 3. Pembobotan Faktor Internal
Responden 3
Faktor Strategi Internal
Kekuatan
Kualitas bunga sangat baik
Keuletan manajer dalam mengelola usaha
Hubungan yang baik dengan pelanggan
Letak perkebunan strategis
Keadaan alam yang cocok
Memilik lahan yang luas
Memiliki tenaga kerja yang terampil
Suasana kerja yang kekeluargaan
A
B
C
D
E
F
G
H
A B C D E
2 2 2 2
2 2 2
2
3 2
2 2
2
2 2 1
2 2 2 2
1 1 1 1 1
2 2 2 3 2
2 2 2 2 2
F G H I J K L M N
3 2 2 3 3 2 2 2 2
3 2 2 2 3 2 2 3 2
3 2 2 3 3 2 2 2 3
3 1 2 2 2 2 2 2 3
3 2 2 3 3 3 3 3 2
1 1 2 2 2 1 1 2
1 3 3 2 2 2 2
3
3 3 3 3 3 3
3 3
I
J
K
L
M
N
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
Total
Bobot
Rating
29
29
31
26
32
17
29
34
0,079
0,079
0,085
0,071
0,087
0,046
0,079
0,093
4
4
4
3
4
3
3
4
21
22
25
21
25
23
0,057
0,060
0,068
0,057
0,068
0,063
2
2
2
2
1
2
Kelemahan
Penggunaan lahan belum optimal
Karakter investor yang berbeda
Belum memiliki jadwal tanam yang tetap
Kontinyuitas produksi belum terjamin
Spesialisasi pekerjaan belum ada
Kurang mengetahui informasi pasar
Total
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
3
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
3
3
3
3
2
1
3
2
1
2
2
2
2
2
2
Lampiran 4. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Internal
Faktor Strategi Intrnal
Kekuatan
Kualitas bunga sangat baik
Keuletan manajer dalam mengelola usaha
Hubungan baik dengan pelanggan
Letak perkebunan yang strategis
Keadaan alam yang cocok
Memiliki lahan yang luas
Memiliki tenaga kerja terampil
Suasana kekeluargaan dalam perusahaan
Kelemahan
Penggunaan lahan belum optimal
Karakteristik investor berbeda
Belum memiliki jadwal tanam
Kontinyuitas produksi belum terjamin
Spesialisasi pekerjaan belum ada
Kurang mengetahui informasi pasar
Total
1
Bobot
2
3
Rataan
Bobot
0,087
0,079
0,084
0,063
0,095
0,038
0,082
0,087
0,054
0,043
0,065
0,073
0,071
0,071
1
Rating
2
0,087
0,076
0,081
0,051
0,079
0,040
0,079
0,081
0,079
0,079
0,085
0,071
0,087
0,046
0,079
0,093
0,062
0,051
0,076
0,076
0,079
0,073
0,057
0,060
0,068
0,057
0,068
0,063
Skor
3
Rataan
Rating
0,084
0,078
0,083
0,061
0,087
0,041
0,080
0,087
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3,66
4
3
4
3
3
4
0,336
0,285
0,332
0,183
0,348
0,123
0,240
0,348
0,057
0,051
0,069
0,068
0,072
0,069
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1,66
1,66
1,66
2
0,114
0,102
0,114
0,112
0,119
0,126
2,882
Lampiran 5. Pembobotan Faktor Eksternal
Responden 1
Faktor Strategi Eksternal
Peluang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin
membaik
Bergesernya pola konsumsi masyarakat
Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kemajuan teknologi
Permintaan bunga krisan tinggi
Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I
3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
2
2
2
2
3
3
3 3
3
3
29
0,109
4
2
1
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
1
3
2
3
3
1
3
27
28
31
20
26
0,102
0,106
0,117
0,075
0,098
3
2
3
3
3
3
3 3
3 1
1
3
3 3
3 2
3
1
1
1
3
1
1
2
2
22
13
11
17
20
20
264
0,083
0,049
0,041
0,064
0,075
0,075
2
3
2
2
1
1
B
C
D
E
F
1
2
2
2
2
2
3
1
1
2
2
2
1
1
2
G
H
I
J
K
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
3
3
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara
Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar
Adanya produk subtitusi
Daya tawar menawar pemasok tinggi
Kualitas bibit yang tidak terjamin
Pasokan bibit tidak pasti
Total
L
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
2
Lampiran 6. Pembobotan Faktor Eksternal
Responden 2
Faktor Strategi Eksternal
Peluang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin
membaik
Bergesernya pola konsumsi masyarakat
Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kemajuan teknologi
Permintaan bunga krisan tinggi
Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I
3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
3
3
3
3
3
3
3 3
3
2
32
0,120
3
2
2
2
2
1
2
3
1
1
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
22
21
21
25
25
0,083
0,079
0,079
0,094
0,094
3
2
3
3
4
3
3 2
2 1
1
3
3 3
3 3
1
1
1
1
1
1
1
1
3
17
1
12
23
27
27
265
0,064
0,049
0,045
0,086
0,101
0,101
3
2
3
2
1
1
B
C
D
E
F
1
1
1
1
1
2
2
2
1
2
3
3
2
3
2
G
H
I
J
K
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
3
3
1
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
3
1
1
1
2
2
2
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara
Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar
Adanya produk subtitusi
Daya tawar menawar pemasok tinggi
Kualitas bibit yang tidak terjamin
Pasokan bibit tidak pasti
Total
L
1
1
1
3
2
2
1
1
2
3
3
2
3
3
3
1
Lampiran 7. Pembobotan Faktor Eksternal
Responden 3
Faktor Strategi Eksternal
Peluang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin
membaik
Bergesernya pola konsumsi masyarakat
Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kemajuan teknologi
Permintaan bunga krisan tinggi
Daya tawar menawar pelanggan lemah
A
B C D E F G H I
3
A
J K L
Total
Bobot
Rating
3
3
3
3
3
3
3 3
3
3
33
0,125
4
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
2
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
3
1
2
2
27
24
23
23
18
0,102
0,090
0,087
0,087
0,068
3
3
3
4
3
1
3 2
3 1
1
3
2 2
2 2
1
1
2
2
1
1
2
2
3
17
16
13
23
25
22
264
0,064
0,060
0,049
0,087
0,094
0,083
2
2
2
1
1
1
B
C
D
E
F
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
G
H
I
J
K
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
2
3
2
1
1
2
2
2
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara
Banyaknya perusahaan sejenis di Jabar
Adanya produk subtitusi
Daya tawar menawar pemasok tinggi
Kualitas bibit yang tidak terjamin
Pasokan bibit tidak pasti
Total
L
3
2
1
3
3
2
3
1
2
3
3
1
3
3
3
1
Lampiran 8. Rata-rata Bobot, Rating dan Skor Eksternal
Faktor Strategi Eksternal
1
Bobot
2
3
Rataan
Bobot
1
Rating
2
Skor
3
Rataan
Rating
Peluang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik
Bergesernya pola konsumsi masyarakat
Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kemajuan teknologi
Permintaan bunga tinggi
Daya tawar menawar pelanggan lemah
0,109
0,102
0,106
0,117
0,075
0,098
0,120
0,083
0,079
0,079
0,094
0,094
0,125
0,102
0,090
0,087
0,087
0,068
0,118
0,095
0,091
0,095
0,085
0,086
4
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3,66
3
2,33
3
3,33
3,33
0,431
0,285
0,212
0,285
0,283
0,286
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara
Persaingan perusahaan sejenis di Jawa Barat
Adanya produk subtitusi
Daya tawar menawar pemasok tinggi
Kualitas bibit tidak terjamin
Pasokan bibit tidak pasti
0,083
0,049
0,041
0,064
0,075
0,075
0,064
0,049
0,045
0,086
0,101
0,101
0,064
0,0660
0,049
0,087
0,094
0,083
0,070
0,052
0,045
0,079
0,090
0,086
2
3
2
2
1
1
3
2
3
2
1
1
2
2
2
1
1
1
2,33
2,33
2,33
1,66
1
1
0,163
0,116
0,104
0,131
0,090
0,086
2,477
119
Lampiran 9. Kuesinoner
1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Nama Responden
Jabatan
:
:
Petunjuk Pengisian
Penilaian bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3.
Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal
Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan
harus konsisten.
Faktor
Stratgis
Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Total
Bobot
Rating
Keterangan :
Kekuatan
A. Kualitas bunga krisan baik
B. Keuletan manajer dalam mengelola perusahaan
C. Hubungan baik dengan pelanggan
D. Letak perkebunan strategis
E. Keadaan alam yang cocok
F. Memiliki lahan yang sangat luas
G. Memiliki tenaga kerja terampil
H. Suasana kekeluargaan dalam perusahaan
Kelemahan
I. Penggunaan lahan belum optimal
J. Karakteristik investor yang berbeda
K. Belum memiliki jadwal tanam yang tetap
L. Kontinyuitas produksi belum terjamin
M. Spesialisasi pekerjaan belum ada
N. Kurang mengetahui informasi pasar
2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Petunjuk pengisian
Penilaian bobot setian variabel menggunakan skala 1, 2 dan 3
Nilai 1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal
Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan
harus konsisten.
120
Faktor
Strategis
Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Total
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
Total
Bobot
Peringkat
Keterangan :
Peluang
A. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik.
B. Bergesernya pola kunsumsi masyarakat.
C. Kebijakan pemerintah yang mendukung.
D. Kemajuan teknologi informasi dan produksi.
E. Permintaan bunga krisan tinggi.
F. Daya tawar menawar pelanggan lemah.
Ancaman
G. Perdagangan bebas antar negara.
H. Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat.
I. Adanya produk subtitusi.
J. Daya tawar menawar pemasok tinggi.
K. Kualitas bibit tidak terjamin
L. Pasokan bibit tidak pasti.
•
Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan
Kelemahan)
1.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan
Petunjuk Pengisian
•
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan
dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (v) pada
pilihan Bapak/Ibu.
•
Pemeberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :
Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing
Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing
atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang
dimiliki perusahaan sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Kekuatan
Kualitas bunga krisan baik
Keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan
Hubungan baik dengan pelanggan
Letak perkebunan strategis
Keadaan alam yang cocok
Memiliki lahan yang sangat luas
Memiliki tenaga kerja terampil
Suasana kekeluargaan dalam perusahaan
1
2
3
4
121
1. 2 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan
Petunjuk Pengisian
•
Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda
(v) pada pilihan Bapak/Ibu.
•
Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :
Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 2 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing
Skala 3 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing
Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing
atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang
dimiliki perusahaan sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Kelemahan
Penggunaan lahan belum optimal
Karakteristik investor yang berbeda
Belum memiliki jadwal tanam yang tetap
Kontinyuitas produksi belum terjamin
Spesialisasi pekerjaan belum ada
Kurang mengetahui informasi pasar
1
2
3
4
• Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman)
1.3 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang
Petunjuk Pengisian
•
Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih
peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak/Ibu.
•
Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :
Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang
Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata
Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata
Skala 4 = Sangat Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang berikut :
No
1
2
3
4
5
6
Peluang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik.
Bergesernya pola kunsumsi masyarakat.
Kebijakan pemerintah yang mendukung
Kemajuan teknologi informasi dan produksi.
Permintaan bunga krisan tinggi.
Daya tawar menawar pelanggan lemah.
1
2
3
4
1.4 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman
Petunjuk Pengisian
•
Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam
mempengaruhi usaha dimasa yang akan datang dengan cara memberikan tanda (V) pada
pilihan Bapak/Ibu.
•
Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini :
Skala 1 = Sangat Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior
Skala 2 = Tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata
Skala 3 = Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata
Skala 4 = Sangat Rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang
122
No
1
2
3
4
5
6
Ancaman
Perdagangan bebas antar negara.
Banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat.
Adanya produk subtitusi.
Daya tawar menawar pemasok tinggi.
Kualitas bibit tidak terjamin.
Pasokan bibit tidak pasti
1
2
3
4
Download