pengembangan kemampuan petani krisan dalam pemasaran 1

advertisement
1
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PETANI KRISAN DALAM PEMASARAN 1
Disampaikan :
Ir. PRAMONO HADI2
PENDAHULUAN
Krisan ( Chrysanthemum morifolium Ramat) merupakan jenis tanaman berupa perdu yang
menghasilkan bunga yang cantik, di Indonesia dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas
(Golden Flower) berasal dari dataran Cina.
Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermathophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Famili
: Asteraceae
Sub Famili
: Compositae
Genus
: Chrysanthemum
Species
: Chrysanthenum morifolium Ramat,
Chrysanthenum indicum, Chrysanthenum daisy dll
Species asli Krisan berasal dari daratan Cina Krisan kuning, dikenal dengan Chrysanthenum
indicum (kuning), Chrysanthenum morifolium (ungu dan pink) dan Chrysanthenum daisy
(bulat, ponpon). Dari daratan Cina tanaman krisan menyeberang ke kepulauan Jepang pada
abad ke-4 , serta pada tahun 797 bunga krisan yang menawan itu dijadikan sebagai simbol
kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
Dari Cina dan Jepang tanaman krisan menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795.
Bunga bunga yang cantik ini berkembang secara cepat serta memasyarakat di pegunungan
Pyrenea (perbatasan Spanyol dan Perancis), jenis bunga di kawasan pegunungan Pyrenia ini
memiliki aneka warna seperti : putih, kuning, salem, merah, pink dan violet. Tahun 1808 Mr.
Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Mulai tahun inilah varietas
bunga krisan berkembang dengan variasi kelopak: tunggal dan bertumpuk dengan ukuran kecil
hingga super besar, dengan bebrbagai macam variasi warna. Jenis atau varietas krisan modern
1
Disampaikan dalam Workshop Produksi Penangkaran Krisan di Grha Diabetika, Jalan Dr Sutomo 13a Yogyakarta,
21-22 April 2008, dikembangkan dari Topik Pengembangan Pemasaran Krisan.
2
Kepala Balai Pengembangan Perbenihan tanaman pangan dan hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
2
diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak
tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
Keindahan krisan memikat banyak orang. Di Indonesia krisan lebih popular sebagai bunga
potong dan bunga siap pajang yang dijual dalam pot. Tanaman yang masih termasuk keluarga
Compositae ini sedikit manja dan membutuhkan perawatan khusus. Masuk akal karena asal
krisan dari daerah subtropik yang beriklim dingin, sekitar 17 - 24 derajat C.
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda,
Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:
a) Krisan lokal (krisan kuno) Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan beradaptasi di
Indoenesia maka dianggap sebagai krisan lokal. Ciri-cirinya antara lain sifat hidup di hari
netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam satu kali penanaman. Contoh C. maximum
berbunga kuning banyak ditanam di Lembang dan berbunga putih di Cipanas (Cianjur).
b) Krisan introduksi (krisan modern atau krisan hibrida) Hidupnya berhari pendek dan
bersifat sebagai tanaman annual. Contoh krisan ini adalah C. indicum hybr. Dark Flamingo,
C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis (berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer
(berbunga putih), Alexandra Van Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga
pink).
c) Krisan produk Indonesia Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah melepas varietas
krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108, 13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Krisan dikenal sebagai tanaman hari pendek (short day plant} yang membutuhkan lama
penyinaran kurang dari 14.5 jam untuk pembungaan. Krisan dibudidayakan oleh para
produsen pada skala komersial di daerah dengan altitude 700 - 1200 m di atas permukaan
iaut, suhu udara optimum berkisar antara 16 - 26 C, kelembaban 70 - 80% dan pH tanah antara
6.2 - 6.7.
Pada saat ini krisan potong telah ditanam luas di berbagai sentra produksi di Indonesia,
termasukCipanas-Cianjur, Sukabumi, Lembang-Bandung, Bandungan (Jawa Tengah), DI
Yogyakarta, Malang (Jawa Timur), Berastagi, NTB, Bali, Tomohon (Sulawesi Utara), Bukittinggi
(Sumatera Barat) dan Pagar Alam (Sumatera Selatan).
PENGEMBANGAN KRISAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
3
Tanaman Krisan di Daerah Istimewa Yogyakarta pertama kali dikembangkan oleh sebuah
perusahaan swasta di daerah Cangkringan pada kurun waktu hampir bersamaan dengan
terjadinya krisis moneter di negara kita. Namun karena tidak dapat membembus pasar di
Yogyakarta kegiatan budidaya tidak dilanjutkan. Baru tahun 2005 para peneliti BPTP dengan
bekerja sama dengan petani kecil di wilayah Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman tepatnya di
Dusun Wonokerso, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Menurut peta AEZ, lahan di ekosistem dataran medium antara 400 – 700 m dpl yang berada di
kaki Gunug Merapi ini cocok untuk ditanami berbagai komoditas hortikultura, termasuk
didalamnya budidaya krisan sebagai cabang usaha tani bunga potong krisan. Sebagai kegiatan
usaha tani tanaman hias bunga potong, krisan menerapkan rakitan teknologi dalam
pengelolaan dan pemanfaatan lahan sawah secara lebih efisien, berwawasan lingkungan dan
agribisnis, yang perlu terus dikembangkan. (dibandingkan dengan penanaman padi, komoditas
krisan jauh lebih menguntungkan karena tingginya nilai jual komoditas dan banyaknya peluang
pasar.)
Peluang usaha krisan perlu
ditingkatkan sejalan secra optimal, sesuai dengan dengan
perkembangan perekonomian negara, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tuntutan
keindahan lingkungan sekitar. Untuk itu dibutuhkan upaya nyata yang mampu merealisasikan
potensi tersebut menjadi industri krisan tangguh yang didukung oleh kegiatan usaha yang
saling bersinergi pada semua simpul agribisnis di tingkat hulu sampai hilir.
Dengan
meningkatnya persaingan global, sinergi kinerja antar segmen usaha perlu ditingkatkan dalam
upaya meraih pangsa pasar baik lokal maupun internasional secara berkelanjutan. Sinergi
kinerja pengambangan perlu diarahkan untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara
efisien dengan harga kompetitif.
Pemanfaatan krisan tanaman hias yang cantik nan menawan telah berkembang menjadi
sarana komunikasi personal untuk mengekspresikan rasa duka maupun suka kepada teman
dan kerabat karib. Dengan makin berkembangnya pemanfaatan krisan, permintaan pasar
domestik dalam beberapa tahun terakhir oleh petani di Dusun Wonokerso, Kelurahan
Hargobinangun, Kecamatan Pakem meningkat cukup nyata. Situasi Kondisi ini harus didukung
secara terpadi oleh beberapa intansi terkait..
Secara umum daya saing produk florikultura Indonesia termasuk krisan masih tergolong
rendah yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
4
(1) penerapan sistem produksi yang kurang efisien,
(2) tidak adanya jaminan mutu, kontinuitas dan ketepatan waktu pengiriman, harga produk
yang terlalu tinggi,
(3) pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan preferensi pasar,
(4) biaya pengiriman yang sangat tinggi,
(5) belum tersedianya informasi pasar,
(6) regulasi perdagangan yang kurang kondusif, dan
(7) intensitas promosi yang masih rendah.
Dalam rangka mendorong peningkatan daya saing tanaman hias diperlukan upaya
pembenahan secara komprehensif berbagai segmen dalam pengembangan usaha tanaman
hias, termasuk segmen produksi, pasca panen, distribusi dan pemasaran, regulasi
perdagangan internasional dan tarif penerbangan internasional.
PEMASARAN KRISAN PAKEM DI MASA MENDATANG
Apabila pengembangan krisan di masa mendatang digambarkan sebagai suatu kegiatan
industri tanaman hias, maka beberapa kegiatan yang diperlukan untuk menunjang
terwujudnya industri tanaman hias adalah adalah :
(1) Ketersediaan infra struktur.
(2) Kesiapan sumberdaya manusia.
(3) Penguasaan teknologi budidaya
(4) Kesiapan varietas unggul untuk menjamin pasokan produk yang diinginkan konsumen
(5) Kelembagaan usaha yang tangguh
(6) Sistem informasi pasar yang mendukung
(7) Ketersediaan modal
(8) Peraturan perundangan yang mendukung
(9) Dukungan sarana dan prasarana yang memadai
Dengan pengembangan pola dan strategi pemasaran diharapkan di kemudian hari krisan
dapatmenjadi lokomotif ekonomi sperti digambarkan dalam gambar 1 berikut:
5
Gambar 1
PENGEMBANGAN INDUSTRI TANAMAN HIAS
Pada dasarnya pemasaran adalah jejaring kegiatan yang yang dilakukan individu atau unit
usaha dalam sistem penyaluran produk dari petani sebagai pemasok utama sampai ke
konsumen sebagai pengguna akhir.
Dasar pemasaran adalah bagaimana konsumen mendapatkan kepuasan seoptimal mungkin,
sehingga dirinya akan tetap menjadi konsumen setia produk yang dihasilkan.
Pada akhir-akhir ini,diidentifikasikan adanya Consumer’s Value Perception yang mempengaruhi
selera pemilihan produk oleh konsemen, antara lain :
•
Pertama, Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kaitan kesehatan dan
kebugaran dengan konsumsi makanan, tuntutan konsumen akan kandungan nutrisi dari
produk-produk yang sehat (healty), aman (safety) dan menunjang kebugaran (fitness).
•
Kedua, Perubahan gaya hidup (life style) masyarakat telah merubah pola dan gaya
konsumsi produk-produk agribisnis yang bukan sekadar berdimensi fisiologis akan tetapi
telah meluas pada dimensi psikologis dan kenikmatan (amenities).
6
•
Ketiga, Meningkatnya kesadaran masyarakat internasional akan kaitan antara kelestarian
lingkungan
•
keempat, meningkatnya kesadaran masyarakat internasional akan hak-hak asasi manusia
(HAM)
Siapa yang dapat memenuhi tuntutan diatas dialah yang akan menguasai pasar. Hal ini juga
berlaku pada tanaman Krisan.
Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan :
•
efisiensi sistem produksi untuk memenuhi , untuk memenuhi tuntutan konsumen akan
produk-produk yang sehat (healty), aman (safety) dan menunjang kebugaran (fitness).
•
pemenuhan jaminan kualitas, kontinuitas, ketepatan waktu, harga produk yang terlalu
sebanding dengan tingkat pemenuhan kebutuhan konsumen
•
identifikasi komoditas krisan sesuai dengan keinginan (preferensi) pasar,
•
pengembangan teknologi pasca panen krisan,
•
jaringan informasi pasar yang memadai,
•
regulasi perdagangan yang kurang kondusif, dan
•
pengefektifan promosi krisan.
Untuk mencapai hal tersebut diatas berdasarkan realitas diperlukan: “SDM YANG MEMADAI”,
karena :
•
Sumber Daya Manusia sebagai ujung tombak pengembangan industri tanaman krisan.
•
Penentu kemajuan bisnis tanamanhias krisan di Hargobinangun.
•
Pengguna teknologi budidaya tanaman hias krisan.
•
Opersional bisnis dan pelaku usaha
•
Subyek pembangunan tanaman hias krisan.
Secara skematik SDM sangat berperan dalam pengembangan pasar tanaman hias krisan,
seperti tergambar dalam gambar 2, berikut :
7
Gambar 2
HUBUNGAN SDM DENGAN DAYA SAING PRODUK
Kualifikasi SDM dalam budidaya krisan yang berdaya saing, dicirikan dengan :
•
Berperilaku pebisnis profesional
•
Berketrampilan teknis
•
Berketrampilan manajerial dan memiliki komitmen dalam kerjasama kelompok
•
komitment kuat dalam peningkatan kesejahteraan individu baik langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam kegiatan budidaya krisan
•
Standar kompetensi budidaya krisan yang baik dan benar
•
Terbuka bagi segala perubahan
•
Pengambilan keputusan manajerial cepat dengan tetap memperhatikan kepentingan
kelompok
•
Proaktif
•
Terbuka
•
Motivatif
•
Inovatif
•
Keinginan maju (Progresif)
•
Jalinan kerja
•
Belajar
•
Partisipatif
8
Pengembangan pasar Krisan dilaksanakan berdasarkan :
1. Pemenuhan keinginan Jangka Pendek :
a. Identifikasi Kebutuhan Pasar.
b. Pengembangan Sub-sektor Agribisnis Hulu (upstream agribusiness) sesuai dengan
identifikasi kebutuhan pasar.
c. Pengembangan kemampuan SDM dalam budidaya Krisan (on farm agribusiness)
d. Penentuan prioritas produksi.
 Produksi bunga potong untuk memenuhi pasar Yogyakarta dan Jawa Tengah.
 Benih krisan untuk : Kab. Wonosobo, Kab. Bandungan dan Kab Karanganyar
Provinsi Jawa Tengah, Kab.Pasuruan dan Kab Kediri Provinsi Jawa Timur.
2. Pemenuhan keinginan Jangka Menengah
a. Forkasting kebutuhan pasar krisan Jangka Menengah
b. Identifikasi
kebutuhan
infrastruktur
untuk
menunjang
terwujudnya
Desa
Hargobinangun sebagai kawasan sentra produksi Krisan.
c. Pengembangan kemampuan SDM dalam budidaya Krisan (on farm agribusiness)
d. Penentuan prioritas produksi.
 Produksi bunga potong untuk memenuhi pasar Yogyakarta dan Jawa Tengah.
 Benih krisan untuk : Kab. Wonosobo, Kab. Bandungan dan Kab Karanganyar
Provinsi Jawa Tengah, Kab.Pasuruan dan Kab Kediri Provinsi Jawa Timur.
e. Penjajagan ekspor krisan.
3. Pemenuhan keinginan Jangka Panjang.
Desa Hargobinangung menjadi sentra produksi Krisan yang utama di Asia Tenggara yang
memiliki pasar tetap di Singapura, Hongkong, Taiwan maupun Australia,
PENUTUP
Tulisan ini dimaksudkan untuk menggungah semangat kita dalam mencari kemungkinan
tanaman hias krisan yang dimulai dari dusun Wonokerso, Kelurahan Hargobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lokomotif
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Isitmewa Yogyakarta pada umumnya, di
wilayah Sleman, kecamtan pakem pada khususnya.
Download