fkm taenia, h. nana (5)

advertisement
CESTODA
Cacing dewasa hidup dalam saluran usus
vertebrata
Larva hidup dalam jaringan vertebrata
Bentuk badan cacing dewasa memanjang
seperti pita
Pipih dorsoventral
Tidak mempunyai alat cerna dan daluran
vaskuler
Terbagi dalam segmen2 yg disebut
proglotid
Badan cacing dewasa terdiri dari:
Scolex, yaitu alat untuk melekat
– Terdapat
Rostelum
Sucker
Kait atau hooklet
Leher, merupakan tempat pertumbuhan segmen
Strobila, terdiri dari proglotid
– Immature
– Mature
– Gravid
Telur dikeluarkan bersama proglotid atau
tersendiri
Telur mengandung embrio heksakan atau
embrio dengan 6 kait atau onkosfer
Infeksi terjadi karena menelan:
– Telur infektif
– Telur
– Daging yang mengandung larva (kista)
Taenia saginata
Cacing pita sapi
HD : manusia, HP: sapi, kerbau
Penyakit: taeniasis saginata
Larvanya disebut: cisticercus bovis
Distribusi geografis: kosmopolitan, yaitu di
Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia,
Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia dan
Indonesia (Bali, Jakarta)
Morfologi
Terdiri dari:
– Kepala disebut scolex
– Leher
– Strobila, yaitu untaian segmen/proglotid, terdiri dari
segmen imatur, matur dan gravid
Panjang strobila : 4 -12 m
Scolex berbentuk segi empat, terdapat 4 sucker, tidak
ada rostelum, tidak ada kait2
Telur: bulat, terdapat struktur radier, berisi embrio
heksakan (onkosfer)
Telur merupakan sadium infektif bagi sapi
Stadium infektif bagi manusia adalah larva sistiserkus
bovis dan telur
EMBRIO
HEKSAKAN
SRTUKTUR
RADIER
SUCKER
PROGLOTID GRAVID
SCOLEX
Siklus hidup
Dalam tubuh sapi (hp)
Telur keluar bersama tinja Px (manusia) –
menempel pada rumput – termakan oleh
sapi – telur menetas di dalam saluran
pencernaan – keluar embrio heksakan –
menembus dinding usus – masuk
pembuluh getah bening atau pembuluh
darah - mengikuti aliran darah – sampai ke
otot – menjadi larva sistiserkus bovis
Dalam tubuh manusia
Daging sapi yang mengandung sistiserkus
bovis apabila dimakan mentah, larva
dapat tumbuh menjadi cacing dewasa di
dalam tubuh manusia - scolex akan keluar
(evaginasi) dari sistiserkus bovis melekat pada mukosa usus halus tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam
tubuh manusia
Gejala klinik
Infeksi oleh cacing dewasa pada manusia
menimbulkan gejala yang ringan: mual,
muntah, mencret, pusing, gugup
Gejala yg lebih berat terjadi apabila ada
proglotid menyumbat apendix, atau
penyumbatan usus oleh strobila
Infeksi oleh cisticercus bovis pada manusia
sangat jarang terjadi
Diagnosis: dengan menemukan telur dan
proglotid gravid yang lepas di dalam tinja Px
Taenia solium
Cacing pita babi
HD: manusia, HP: babi dan manusia
Larvanya disebut: cisticercus cellulosae
Penyakit:
– taeniasis solium
– cisticercosis cellulosae
Distribusi geografis: Eropa, Amerika Latin,
Amerika Utara, Cina, India, Jepangan Indonesia
(Irian Jaya, Bali, Sumatra Utara)
Morfologi
SUCKER
ROSTELUM
PROGLOTID GRAVID
SCOLEX
KAIT
Siklus hidup
Sama dengan T. saginata
Manusia dapat terinfeksi oleh larva cisticercus
cellulosae, apabila memakan daging babi mentah yang
mengandung larva tsb.
Bentuk infektif bagi manusia adalah cisticercus
cellulosae
Cisticercus cellulosae banyak terdapat pada otot babi
bagian lidah, punggung dan pundak
Infeksi oleh cisticercus cellulosae pada manusia disebut
cistisercosis.
Infeksi ini lebih sering dijumpai pada manusia dp infeksi
oleh cisticercus bovis
Gejala klinik
Mirip dengan taeniasis saginata
Gejala yang lebih berat terjadi karena infeksi
oleh larva cisticercus cellulosae
Infeksi berat terjadi apabila organ penting
terinfeksi oleh larva cisticercus cellulosae
Diagnosis
Dengan menemukan proglotid gravid pada tinja
Px
Dengan pemeriksaan radiologis untuk
menemukan larva cisticercus cellulosae
Pencegahan
BAB di tempat yang benar
Memasak daging sapi & babi sampai
matang benar
Pengawasan/pengontrolan daging sapi &
babi oleh pihak yang berwajib
Pemeriksaan kersehatan sapi & babi di
peternakan secara teratur
CYSTICERCOSIS
Yaitu infeksi yang disebabkan oleh larva
T. solium (cysticercus cellulosae)
Dapat mengenai otot dan susunan syaraf
pusat (SSP) atau neurosistiserkosis
Baru dikenal pada abad 19
Belum ada keberhasilan dalam
pemberantasannya
Distribusi geografis:
Meksiko, Amerika tengah dan Selatan, India,
Afrika sub Sahara, China, Indonesia (Bali dan
Papua)
Sampai th 2003 hanya benua Antartika dan
Australia yang bebas dari sistiserkosis
Morfologi cicticercus cellulosae:
P 5 mm, l 8-10 mm
Berbentuk seperti kantong
Berwarna putih susu
Mengandung invaginated scolex
Cara infeksi
Hetero infection
External auto infection
Internal autoinfection
Bagian yang terinfeksi
Jaringan sub kutan
Otot, mata, otak
Organ dalam: liver, jantung, paru
Gejala klinik
Larva terdapat dalam jaringan berbentuk kista
yang berisi cairan (metacestoda)
Tergantung lokasi dan jumlah kista
Kista kecil pada otot tidak menimbulkan gejala
Gejala timbul akibat reaksi radang
Manifestasi klinik utama pada neurosistiserkosis
: kejang, gejala lain, mula, muntah, gangguan
status mental
Diagnosis
Ditegakkan dengan menemukan larva
cycticercus yang mengalami pengapuran
yaitu dengan pemeriksaan radiologis
Dengan menemukan telur dalam feses Px
untuk membentu Dx
Anamnesa
Tes serologis
MRI
Pencegahan
Pengobatan Px
Kebersihan perorangan untuk mencegah
terjadinya autoinfeksi
Menghindari kontaminasi makanan dan
minuman dari tinja Px
Cysticercosis bovis: jarang terjadi
Hymenolepis nana
Cacing pita kerdil atau dwarf tapeworm
Panjang: 25-45 mm
HD: manusia dan tikus
Penyakit: hymenolepiasis
Distribusi geografis: kosmopolitan, di
daerah tropik, juga ditemukan di Indonesia
Morfologi
Menyerupai T. solium tetapi ukurannya
lebih kecil
Scolex mempunyai: sucker 4, rostelum,
kait2
Telur : lonjong, terdapat polar filamen,
berisi embrio heksakan (onkosfer)
EMBRIO
HEKSAKAN
POLAR
FILAMEN
Telur H. nana
Siklus hidup
Telur dan proglotid gravid keluar bersama tinja
Px – tertelan oleh manusia – menetas – keluar
embrio heksakan – menembus vilus – menjadi
sistiserkoid – pecah – masuk ke rongga usus –
scolex melekat pada mukosa usus – tumbuh
cacing dewasa di nusus halus
Apabila telur termakan oleh serangga
(kumbang) – kumbang termakan oleh manusia –
telur menetas – sistiserkoid - dewasa
Epidemiologi
Tidak memerlukan hospes perantara
Cara infeksi
– Makanan & minuman terkontaminasi telur
– Autoinfeksi externa (fecal-oral)
– Autoinfeksi interna
Gejala klinik:
– Rasa sakit pada abdomen, nausea,
diarea, anorexia
– Urtikaria, pucat
– Eosinofilia
Pencegahan
– Kebersihan lingkungan, makanan dan
minuman
– Pengobatan Px
Download