Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS RECOUNT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KALIMAT MENGALIR PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MATESIH SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kamadi, S.Pd Email : SMP Negeri 1 Matesih Karanganyar ABTRAK Latar belakang penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa hasil pembelajaran menulis teks recount masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya upaya dari guru untuk meningkatkan hasil belajar tersebut. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks recount siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1) Memperoleh informasi tentang dapat tidaknya teknik kalimat mengalir meningkatkan keterampilan menulis teks recount, 2) Memperoleh informasi tentang dapat tidaknya teknik kalimat mengalir meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini mencakup tahap-tahap : (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Penelitian ini didesain dalam dua siklus dengan menggunakan teknik kalimat mengalir. Instrument penelitian menggunakan teknik tes dan pengamatan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, yakni hasil belajar siswa dianalisis dengan mendeskripsikan nilai tes antar siklus dengan indikator kinerja. Hasil observasi dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil pengamatan dan reflection. Hasil dari Penelitian Tindakan kelas ini adalah ini adalah : Pada kondisi awal 15 siswa atau 46 % tidak tuntas, 17 siswa atau 54% tuntas. Pada siklus I 8 siswa atau 25 % tidak tuntas, 24 siswa atau 75 % tuntas. Pada Siklus II 4 siswa atau 12,5 % tidak tuntas, 28 siswa atau 87,5 % tuntas. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik kalimat mengalir dapat meningkatkan keterampilan menulis teks recount siswa VIII A SMP Negeri 1 Matesih.Teknik Kalimat mengalir juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount. Dengan tingkat ketuntasan klasikal 87,5 % pada siklus II menujukan bahwa upaya perbaikan pembelajaran telah berhasil. Teknik kalimat mengalir efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks recount. Kata Kunci : Teknik kalimat mengalir, keterampilan menulis recount kelas VIII A adalah 68,87. Dari 32 siswa hanya 17 siswa atau 54 % yang tuntas batas Kriteria Ketuntasan Mininal yang telah ditetapkan sekolah yaitu 76. Jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa atau 46 % siswa. Ketuntasan klasikal baru mencapai 54 %. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan selama ini adalah metode ceramah, sehingga para siswa hanya diam mendengarkan ceramah dari guru dan mencatat materi yang disampaikan guru. Guru lebih terfokus menjelaskan berbagai teori I. PENDAHULUAN Keterampilan menulis teks bahasa Inggris adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keterampilan menulis teks bahasa Inggris yang baik merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris secara umum, karena dengan keterampilan menulis teks bahasa Inggris yang baik berarti siswa telah mampu menggunakan bahasa sebagai alat kumunikasi secara tertulis. Namun realitas menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks recount menggunakan bahasa Inggris masih belum sesuai dengan harapan.. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil test menulis teks recount siswa. Nilai rata-rata ulangan menulis test 11 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 penulisan dan contoh-contoh teks recount dan kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk memgembangkan potensi untuk berlatih menulis. Dalam kondisi yang demikian siswa akan semakin tenggelam dalam kepasifan, sehingga siswa kurang tertantang untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Sebagai akibatnya keterampilan menulis teks recount rendah. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mengusulkan penggunaan teknik pembelajaran yang lebih meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis. Suatu teks terdiri dari paragraphparangraf yang tersusun secara logis dan sistematis. Ada beberapa teknik pembelajaran menulis paragraf. Salah satunya adalah teknik kalimat mengalir . Suyatno ( 2010 : 55 ) menjelaskan bahwa teknik pembelajaran kalimat mengalir memberikan gambaran paragraph yang baik kepada siswa melalui perangkaian kalimat yang dihasilkan oleh individu anggota kelompok. Siswa membuat paragraf dengan berkelompok secara berantai antar anggota. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah Penggunaan teknik kalimat mengalir meningkatkan keterampilan menulis teks recount siswa? 2) Apakah Penggunaan teknik kalimat mengalir meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks recount dan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang : 1) Dapat tidaknya penggunaan teknik kalimat mengalir meningkatkan ketrampilan menulis teks recount siswa 2) Dapat tidaknya penggunaan teknik kalimat mengalir meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount . Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : Manfaat bagi guru 1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan informasi untuk meningkatkan ketrampilan menulis teks recount siswa. 2) Guru akan memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai teknik pembelajaran menulis. Manfaat bagi siswa 1) Siswa akan termotivasi untuk semakin banyak berlatih menulis teks. 2) Siswa mendapatkan rasa senang dengan teknik pembelajaran yang selama ini belum pernah di gunakan oleh guru dalam pembelajaran keterampilan menulis. Manfaat bagi sekolah dapat membantu memperbaiki pembelajaran Bahasa Inggris khususnya menulis teks recount. II. KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian belajar Menurut W. S. Winkel dalam Sulistyorini (2009:5) mengartikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam penge-tahuan pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Arnie Fajar dalam Sulistyorini (2009:5) mengemukakan bahwa: Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah, sehingga siswa mem-punyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya. 2.2. Hakekat Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009:13) pembelajaran adalah : proses, cara, perbuatan mempelajari. Pembelajaran adalah upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Sementara itu menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber bellajar pada suatu lingungan belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran harus ada interaksi antara peserta didik dan pendidik dan sumber belajar. Dengan demikian guru sebagai pendidik harus dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara interaktif. Pembelajaran yang interaktif dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Asep Umar ( 2011 : 34 ) menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan 12 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap individu dalam belajar dipengaruhi oleh banyak yang mengakibatkan hasil yang diperoleh berbeda-beda. Menurut Slameto (1995: 54-71) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan dan faktor ekstern. Moh. Uzer Usman (2011:21) menyatakan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kwalitas pengajaran yang dilaksanakanya. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru dituntut untuk mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. 2.3. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.(https://id.wikipedia.org/wiki/P artisipasi) Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar. 2.4. Teknik Pembelajaran Kalimat Mengalir Gerlach dan Ely dalam Hamzah (2008:2) mendefinisikan teknik pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kea rah tujuan yang yang ingin dicapai. Suatu teks terdiri dari paragraphparangraf yang tersusun secara logis dan sistematis. Untuk menyusun teks secara baik diperlukan latihan yang diawali dengan berlatih menyusun kalimat. Setelah berlatih menyusun kalimat maka perlu dilanjutkan dengan melatih siswa untuk merangkai kalimat-kalimat tersebut menjadi paragrap yang padu. Ada beberapa teknik pembelajaran menulis paragraf. Salah satunya adalah teknik kalimat mengalir. Suyatno (2004 : 55) menjelaskan bahwa teknik pembelajaran kalimat mengalir memberikan gambaran paragraf yang baik dan yang tidak baik kepada siswa melalui perangkaian kalimat demi kalimat yang dihasilkan oleh tiap individu anggota kelompok. Siswa membuat paragraf dengan berkelompok secara berantantai antar anggota. Alat yang digunakan adalah lembar kertas kosong yang hanya berisi satu kalimat pemancing. Adapun teknik pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut : 1. Siswa yang duduk paling depan diberi lembar kertas yang telah tertera satu kalimat untuk diteruskan. Posisi kertas dibalik agar siswa tidak mengetahui kalimat yang tertulis. 2. Setelah semua kelompok mendapatkan kertas kalimat mengalir, siswa yang duduk pada urutan pertama mulai menambahkan satu kalimat. 3. Setelah siswa yang duduk pada urutan pertama selesai menuliskan kalimat, 13 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 maka kertas tersebut diserahkan kepada siswa pada urutan ke-dua untuk meneruskan menulis kalimat. Begitu seterusnya, kertas mengalir sampai siswa yang paling belakang. 4. Hasil paragraf yang dibuat kemudian dikumpulkan untuk dianalisa oleh guru tentang kebaikan dan kelemahan paragraf yang dibuat siswa. 2.5. Keterampilan Menulis Menulis merupakan suatu aktifitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Tulisan terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Seseorang bisa disebut penulis apabila memiliki kemahiran menuangkan secara tertulis ide, gagasan, dan perasaan dengan runtut. Apa yang dituliskan mengandung arti dan manfaat yang membuat orang lain merasa perlu untuk membaca dan menikmatinya. Sabarti Akhdiah, dkk, 2001: 13) Menulis merupakan suatu proses. Proses itu merupakan sesuatu yang kompleks. Berbagai masalah dapat muncul secara simultan sehingga seorang penulis perlu memiliki pemahaman yang lebih baik untuk menciptakan proses kerja yang efektif sehingga menghasilkan tulisan yang baik. ( Tricia Hedge, 1988: 19 ) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah usaha menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Tulisan adalah simbol-simbol, yang makna dan aturan pemakaiannya telah disepakati, yang mengandung makna tertentu. Jadi ketika menulis, gagasan yang ada di benak penulis ditransfer ke dalam simbol-simbol. 2.6. Manfaat Menulis Banyak orang menganggap bahwa menulis merupakan sesuatu yang sepele, membosankan dan kurang bermanfaat. Pemikiran seperti itu tentunya mengurangi motivasi seseorang untuk mengembangkan keterampilan menulis. Menulis sebenarnya merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan kehidupan manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa dunia tulis menulis merupakan kunci berkembangnya ilmu pengetahuan. Graves, (1979) dalam Sabarti Akhdiah (2001: 1.4) menjelaskan tentang manfaat menulis sebagai berikut: 1. Menyumbangkan kecerdasan Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kekompleksan itu terletak pada tuntutan kemampuan mengharmoniskan berbagai aspek, seperti pengetahuan tentang topic yang akan dituliskan, penuangan kedalam racikan bahasa yang jernih dan disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya. 2. Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan menyupai sendiri segala sesuatunya. Apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas, dan menarik agar tulisan enak dibaca. 3. Menumbuhkan keberanian. Seorang penulis harus beranimenampilkan jati dirinya, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya serta menawarkanya kepada public. 4. Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Seseorang akan terdorong atau terpacu untuk mencari, mengumpulan, dan menyerap informasi yang diperlukan karena mempunyai ide, gagasan, pendapat atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Menulis dapat diajarkan sebagai alat untuk melatih berpikir kritis dan kreatif karena menulis merupakan suatu modus pengorganisasian makna, bagian teks dihubungkan satu dengan yang lain yang didalamnya terlibat kepaduan (kohesi), struktur preposisi, dan urutan jalan piker. (Chaedar Alwasilah, 1997: 169) Keterampilan menulis bahasa Inggris di sudah menjadi bagian kurikulum mata pelajaran bahasa Inggris di SMP. Hal tersebut dikuatkan dengan standar isi kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris, yang mana keterampilan menulis sudah tertuang pada silabus yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Untuk keterampilan menulis SMP BNSP telah menentukan Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD ). Adapun Standar Kompetensi pada aspek menulis kelas VIII SMP adalah sebagai berikut : 1. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk descriptive, dan recount untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar . (KD nomor 6 ) 14 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 2. Mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk recount dan narrative untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. (KD Nomor 12 ) 2.7. Teks Recount Teks recount adalah teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa, kejadian atau kegiatan yang terjadi/berlangsung pada masa lampau. Teks recount berupa cerita pengalaman/peristiwa pada masa lalu ( Bachtiar Bima : 2013 : 26 ). Struktur teks recount terdiri dari : 1) Orientation (orientasi) yaitu bagian yang berisi pendahuluan tentang pengalaman/peristiwa tang terjadi, tokoh yang terlibat, tempat, serta waktu pengalaman/peristiwa itu terjadi. 2) Events yang erisi jalinan pengalaman/peristiwa yang ada dalam cerita tersebut. Bagian ini bias terdiri atas beberapa peristiwa. 3) Reorientation yaitu bagian yang berisi tentang rangkuman atau penutup cerita. Adapun generic structure adalah sebagai berikut : 1) Menggunakan Kalimat Past Tense, 2) Menggunakan temporal conjuction seperti kata first, then, after that dan lain-lain Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2004:56) yang tertuang dalam buku guru pelajaran bahasa Inggris kelas IX ada serangkaian langkah-langkah sistematis untuk dapat menghasilkan teks recount dengan baik : 1. Menghimpun ide dengan cara jotting down kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk setiap tahapan teks recount. 2. Mengecek kelengkapan informasi untuk setiap unsur di atas. Untuk itu perlu dicek dan dicek ulang informasi-informasi secara mendetail, termasuk waktu, tempat, kata kerja kegiatan dan sebagainya. 3. Menyusun setiap unsur makna dalam bentuk paragraf. 4. Mengecek kebenaran pilihan kata, tense, tanda bacaan dan sebagainya. 5. Mengecek koherensi teks secara keseluruhan dengan membaca berulangulang. 6. Meminta teman untuk memberikan balikan (peer evaluation) tentang poinpoin yang disebutkan pada butir 4 dan 5. 7. Merevisi lagi jika memang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaanya. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Matesih pada siswa kelas VIIIA dengan jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Januari samapai dengan Juni 2016 . Sedangkan teknik yang digunakan untuk mendapatkan data adalah melalui pengamatan dan test menulis teks recount 3.2 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas ( Class Action Research ) yang terdiri atas 2 siklus. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempatnya mengajar yang bertujuan untuk menyempurnakan kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan dalam penelitian ini melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. 3.3. Validasi Data Pada penelitian ini uji validitas yang akan digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah triangulasi, yaitu dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini, peneliti memakai teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data berarti peneliti memperoleh data dari berbagai sumber dalam hal ini guru teman sejawat pengajar mata pelajaran bahasa Inggris. 3.4. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh antara lain dengan menggunakan teknik statistic recount komparatif dan teknik analisis kritis.. Teknik ini digunakan untuk menganalisa data kwantitatif yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan nilai rata-rata kemampuan menulis pada kondisi sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, setelah siklus II dan selanjutnya.hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan indikator kinerja sebagai berikut : 1) Siswa yang memperoleh nilai ≥76 lebih 15 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 dari 85% . 2) Rata-rata nilai kemampuan menulis siswa meningkat dari 69 menjadi 76. atau 87,5% yang telah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan, sedangkan 4 siswa atau 12,5% belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal. Rata-rata hasil test keterampilan menulis teks recount 76,65. Nilai tertinggi 89 dan nilai terendah 60. Ketuntasan klasikal 75 % IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount pada siklus I : 18 siswa atau 56% mempunyai tingkat partisipasi rendah, 8 siswa atau 25% mempunyai tingkat partisipasi sedang, 6 siswa atau 19% mempunyai tingkat partisipasi tinggi. Setelah diadakan test maka dari 32 siswa, 17 siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuantasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. 15 siswa belum mencapai batas KKM. Rata-rata test pada kondisi awal adalah 68,87. Nilai tertinggi 81 dan nilai terendah 47 Ketuntasan klasikal baru mencapai 53,87 %. Hal ini mendorong guru untuk mengadakan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks recount. 4.2. Deskripsi Siklus I Siklus I terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount pada siklus I : 10 siswa atau 32% mempunyai tingkat partisipasi rendah, 7 siswa atau 21% mempunyai tingkat partisipasi sedang, 15 siswa atau 47% mempunyai tingkat partisipasi tinggi, Berdasarkan hasil perhitungan data pada tindakan siklus 1 dapat diketahui bahwa dari 32 siswa ada 24 siswa atau 75% yang telah mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan, sedangkan 8 siswa atau 25% belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal. Rata-rata hasil test keterampilan menulis teks recount 73,65. Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 49. Ketuntasan klasikal 75 % 4.3. Deskripsi Siklus II Siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 x 40 menit. Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount pada siklus II : 4 siswa atau 12% mempunyai tingkat partisipasi rendah, 5 siswa atau 16% mempunyai tingkat partisipasi sedang, 23 siswa atau 72% mempunyai tingkat partisipasi tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan data setelah dilakukan tindakan siklus 2 dapat diketahui bahwa dari 32 siswa ada 28 siswa V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dari perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran dengan teknik kalimat mengalir dapat meningkatkan keterampilan menulis teks recount dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks recount. Dengan telah dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, maka dapat diajukan implikasi sebagai berikut 1) Penerapan teknik kalimat mengalir diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan pembelajaran pada mata bahasa Inggris khususnya pada aspek menulis teks recount di SMP Negeri 1 Matesih terutama dalam hal penerapan model-model pembelajaran yang bervariasi. 2) Penerapan teknik kalimat mengalir dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan menulis teks recount. 5.2. Saran Kepala Sekolah hendaknya emberikan motivasi dan kesempatan seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan profesi keguruan dengan mengadakan penelitian, penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya. Guru hendaknya lebih inovatif dalam memilih pendekatan, metode, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa yang diampunya. Guru juga harus aktif melakukan pengembangan diri untuk mewujudkan PAIKEM dan menunjang pengembangan keprofesionalan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas prestasi siswa. Guru bahasa Inggris hendaknya menerapkan teknik kalimat mengalir untuk meningkatkan minat dan keterampilan siswa dalam menulis teks recount Siswa hendaknya selalu memiliki keaktifan, antusias, partisipasi dan kerjasama dalam belajar sehingga akan mendapatkan hasil prestasi belajar yang tinggi. 16 Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016 DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono, 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Anita. Lie. 2002. Mempraktikkan Coopertive Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Gramedia. Arnie Fajar, dkk. 2005. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Asep Umar Fahrudin. 2011. Menjadi guru favorite. Jogyakarta : Diva Press Bachtiar Bima, dkk, 2005, Let’s Talk, Pakar Raya, Bandung. Chaedar Alwasilah.1997.Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hamzah B. Uno. (2008). Model Pembelajaran Menciptakan proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Hery Guntur Tarigan. 1990. Pengajaran kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa Moh.Uzer Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya PUSKUR. 2006. Pedoman Pengembangan Silabus Bahasa Inggris. Jakarta : DEPDIKNAS Sabarti Akhdiyah, dkk. 2001. Menulis I. Buku Materi Pokok. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Dumi Aksara. Suyatno, 2010, Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Surabaya : SIC --------, 2004, Buku Guru Pelajaran Bahasa Inggris kelas IX Sekolah Menengah Pertama Edisi 2, Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .(https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi) diakses 5 Januari 2016 17