1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Pada hakekatnya, komunikasi merupakan kemampuan mendasar yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Bagaimana cara seseorang berbicara, menyampaikan pesan atau informasi akan membentuk perilaku bahkan pola pikir seseorang. Komunikasi yang dilakukan seseorang kepada orang lain, dapat berupa komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal dapat dilakukan manusia dengan berbicara, mendengar, menulis dan membaca. Sedangkan komunikasi nonverbal dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol atau gerakan tubuh yang memiliki makna. Komunikasi adalah sebuah proses, bagaimanapun cara seseorang untuk menyampaikan pesan atau informasi merupakan sebuah peristiwa komunikasi. Seiring perkembangan zaman, komunikasi kini dapat dilakukan melalui media, mulai dari poster, media cetak, media elektronik, dan bahkan saat ini komunikasi jarak jauh dapat dilakukan lewat intenet. Komunikasi melalui media biasanya dipergunakan oleh dan untuk massa. Menurut Laswell, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2006). Saat ini, media berperan penting dalam proses komunikasi, khususnya media massa. Komunikasi melalui media massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan media massa untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas dengan berbagai tujuan. Media massa terbagi menjadi dua, yaitu media konvensional (media cetak) dan media elektronik. Dimulai dengan media cetak hingga media penyiaran seperti radio, televisi dan internet. Media elektronik merupakan bentuk efisien dalam mencapai audien dalam jumlah yang sangat banyak. Karena itu media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya. 2 Televisi sebagai hasil dari perkembangan teknologi yang semakin maju, merupakan bagian dari media massa dan dikategorikan sebagai media elektronik. Televisi memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam perkembangannya. Terbukti saat ini televisi masih mendominasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat untuk informasi dan hiburan. Dengan televisi, audiens dapat mengetahui gambaran secara visual untuk memperoleh informasi atau hiburan. Televisi di Indonesia didorong oleh kesuksesan TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang memulai siaran awalnya pertama kali tanggal 17 Agustus 1962. TVRI mampu menjangkau hampir seluruh propinsi di Indonesia dan mampu menarik massa untuk menggunakan media televisi. Keberhasilan TVRI selama beberapa dekade yang memonopoli penyiaran di Indonesia memancing kemunculan pihak swasta untuk membuat televisi swasta dan menjalankan siarannya sendiri. Munculnya stasiun-stasiun televisi swasta di tahun 1990-an membuat sistem pemerintahan mengenai siaran berubah secara mendasar, dengan meniadakan monopoli siaran. Televisi swasta yang mengudara pertama kali di Indonesia adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) pada tahun 1989 di Jakarta, kemudian disusul oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 di Surabaya, disusul oleh Televisi Pendidikan Indonesia, ANTV, Indosiar, Metro TV, TV 7, Trans TV, TV One dan televisi-televisi lokal lainnya. Dengan banyaknya televisi swasta di Indonesia saat ini membuat televisi sulit mendapatkan audiens. Audiens dapat memindahkan siaran yang disukai, di televisi manapun. Persaingan yang tajam diantara stasiun-stasiun televisi kini membuat pekerja televisi memutar otaknya untuk membuat program-program yang menarik. Hal ini terlihat dengan banyaknya program baru yang orisinil atau adaptasi program yang meraih banyak audien. Saat ini, stasiun televisi di Indonesia cenderung memiliki format tayangan yang sama. Hampir di setiap televisi memiliki format program televisi dengan menggunakan video-video yang didapatkan dari situs Youtube di internet. Videovideo ini dengan mudah ditayangkan tanpa harus membayar royalti kepada si pemilik video. Format program seperti ini lebih menghemat biaya produksi, hanya dengan voice over talent tanpa menggunakan host/presenter, audiens akan menonton dan mendapatkan informasi bahkan hiburan yang jarang diketahui. Contohnya seperti, 3 program On The Spot dan Spotlite di Trans 7, Top 5 di RCTI, Fenomania di ANTV, Hot Spot di Global TV dan Suka-Suka di Kompas TV. Namun konten program di acara tersebut banyak menuai kritikan, televisi hanya memanfaatkan video dari Youtube, mengulang video demi durasi, membuat skrip dan menampilkankannya dalam program prime time untuk mendapatkan iklan sebanyak-banyaknya. Format program yang sama kemudian diadaptasi dan dikembangkan oleh NET. (PT. Net Mediatama Indonesia). Sebagai televisi swasta yang resmi mengudara pada tanggal 26 Mei 2013. News and Entertainment Television yang merupakan bagian dari Indika Group ini mampu mengemas acara-acaranya sehingga menarik masyarakat untuk menonton. Sesuai perkembangan teknologi informasi, NET. dibangun dengan semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam dan mudah diakses dimanapun. Sejak awal kemunculannya, NET. menghasilkan konten media yang kreatif, inspiratif, informatif sekaligus menghibur. Program-programnya pun disajikan dalam berbagai platform sehingga seluruh kalangan dapat menjangkau televisi baru ini, seperti jejaring sosial Youtube, Facebook, Twitter, Citizen Journalism dan akses NET. Connect yang baru-baru ini diluncurkan. Hal yang demikian, mempermudah audien untuk menikmati program secara tidak terbatas. Kategori program yang ditawarkan NET. pun beragam, NET. News, NET. Music, NET. Magazine, NET. Documentary, NET. Information, NET. Entertainment, dan lain-lain. (PT. Net Mediatama Indonesia, 2013) The Comment, merupakan program dari kategori NET. Entertainment yang juga merupakan program andalan yang disiarkan oleh NET. setiap hari Senin-Jumat pada pukul 20.00-21.00 WIB. The Comment dianggap sebagai program andalan NET. ketika The Comment memiliki followers lebih dari 187.000 akun (sampai dengan Oktober 2013) di akun jejaring sosial The Comment (@TheComment_NET) dan tayang sebagai program sahur selama bulan Ramadhan, artinya program ini adalah program yang paling banyak diminati oleh pemirsanya. Program ini merupakan pengembangan dari format program low budget dengan video-video dari Youtube. The Comment menggunakan set studio serta dua orang presenter untuk mengomentari setiap video ditayangkan yaitu Imam Darto dan 4 Dimas Danang. Tidak hanya video dari Youtube, The Comment berusaha mengajak audiens berpartisipasi untuk mengirimkan gambar atau videonya untuk dikomentari lewat jejaring sosial. Kekuatan program tersebut terletak pada dua presenternya dan gaya penyampaiannya yang khas. Dalam tayangan berdurasi 60 menit ini, audiens dimanjakan dengan video menarik disertai komentar lucu, ringan, menghibur, menggunakan plesetan unik tanpa menyalahi batasan norma kesopanan. Berbeda dengan acara hiburan lain yang kebanyakan berisi celaan dan hinaan agar terlihat lucu. Saat ini, format program The Comment ditambahkan dengan homeband yang menambah meriah program. The Comment berhasil menyita perhatian penonton khususnya anak muda. Celotehan yang digunakan oleh Imam Darto dan Dimas Danang seketika meluas dan banyak dipergunakan orang. Tayangan ini mendadak menjadi perbincangan, tak hanya di dunia nyata, bahkan di dunia maya. The Comment sempat menempati trending topic dalam jejaring sosial Twitter. Imam Darto dan Dimas Danang sudah banyak dikenal masyarakat terlebih dahulu sebagai penyiar radio. Gaya bicaranya yang khas serta komedi yang dibawakan selalu menghibur pendengarnya di radio. Para pendengar radio yang umumnya sudah sering mendengar celotehan mereka menjadi tidak asing lagi terhadap bahan komedi mereka. Kesuksesan Imam Darto dan Dimas Danang dalam membawakan program The Dandees dengan segmen MASSDARTOP5 dan KocrotKecret di radio Prambors, lantas dimanfaatkan oleh televisi untuk membuat program serupa namun ditambahkan dengan visual. Jadi, ketika televisi mampu menampilkan lawakan visual penyiar yang sedang naik daun tersebut, diharapkan seluruh masyarakat termasuk para penikmat radio, menikmati program The Comment. Oleh karena keunikan dan daya tarik Imam Darto dan Dimas Danang dalam membawakan program The Comment di NET. yang menjadi komunikator dari proses komunikasi melalui media, maka penulis ingin mengetahui dan membahas “Hubungan antara Gaya Komunikasi Presenter Program The Comment di NET. dengan Minat Menonton, dengan studi terhadap anggota Kelas Penyiar ID batch III-V”. 5 Alasan penulis menjadikan anggota komunitas Kelas Penyiar ID sebagai objek yang diteliti dikarenakan komunitas Kelas Penyiar ID beranggotakan orangorang yang memperhatikan perkembangan media baik radio maupun tv dan para pendirinya sudah lama berkecimpung dalam dunia media massa khususnya radio. Para senior Kelas Penyiar ID ini membuka kelas penyiar untuk belajar tentang dunia broadcast secara gratis. Penulis menganggap anggota komunitas yang mayoritas penikmat radio, dapat lebih subjektif dalam membahas penelitian ini. 1.2 Ruang Lingkup 1. Pembatasan Materi Dalam penelitian ini, penulis membatasi materi penelitiannya dengan memfokuskan gaya komunikasi presenter The Comment untuk meningkatkan minat menonton. Sedangkan yang di maksud dengan presenter adalah pembawa acara. Presenter membawa sebuah acara kepada tujuan. Seorang presenter berkuasa atas acara yang di bawakannya, tidak di ijinkannya penyimpangan acara yang melenceng dari tujuan. Pembawa acara biasanya membaca naskah yang telah disiapkan sebelumnya, namun sering juga pembawa acara memberikan komentar atau informasi tanpa menggunakan naskah. 2. Pembatasan istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengertian skripsi ini, penulis memberikan batasan istilah dalam judul penelitian yaitu “Hubungan antara Gaya Komunikasi Presenter Program The Comment di NET. dengan Minat Menonton (Studi kasus anggota Kelas Penyiar ID batch III-V)”. 3. Pembatasan Lokasi Responden dalam penelitian ini adalah anggota Kelas Penyiar ID ya ng me mil iki basec a mp di Learnin g Se manggi Ja ka rta, dan metode yang Lou nge T BM digunakan adalah Vi lla ge Plaza metode survei, pengumpulan data menggunakan kuisioner. 1.3 Rumusan Masalah Perumusan masalah mempunyai konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran dan metode penelitian. Dari uraian 6 latar belakang masalah yang telah dipaparkan dpat dikemukakan suatu perumusan masalah sebagai berikut: “Adakah hubungan antara gaya komunikasi presenter program The Comment NET. dengan minat menonton anggota Kelas Penyiar ID batch III-V.” 1.4 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui faktor-faktor gaya komunikasi dan minat menonton program televisi. b. Untuk mengetahui gaya komunikasi presenter The Comment di NET. c. Untuk Mengetahui minat menonton anggota Kelas Penyiar terhadap program The Comment. d. Untuk mengetahui hubungan gaya komunikasi presenter program The Comment dengan minat menonton anggota Kelas Penyiar ID batch III-V. 2. Manfaat dari pelaksanaan penilitian ini yaitu : a. Manfaat Akademis Dari hasil penelitian ini penulis berharap penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan evaluasi untuk dikembangkan dalam ilmu komunikasi terutama dalam bidang media televisi. b. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai presenter dan gaya komunikasinya. Menambah pengetahuan mengenai seberapa besar hubungan antara gaya komunikasi seorang presenter dengan minat menonton pemirsanya. c. Manfaat Sosial Penulis berharap dalam penilitian ini dapat menjadi sebuah sumbangan atau pembelajaran bagi masyarakat dalam mengetahui atau menilai sebuah tayangan program hiburan. 7 1.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dengan kajian teori dan harus diuji kebenarannya (Krisyanto, 2006). Dalam penelitian ini penulis membuat hipotesisnya sebagai berikut: Ho: Tidak ada hubungan antara gaya komunikasi presenter The Comment di NET. dengan minat menonton anggota Kelas Penyiar ID batch III-V. H1: Ada hubungan antara gaya komunikasi presenter program The Comment di NET. dengan minat menonton anggota Kelas Penyiar ID batch III-V. 1.6 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Penelitian lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap sebagai representasi dari seluruh populasi (Krisyanto, 2006) 1.7 Sistematika Penulisan Agar tulisan ini dapat lebih mudah untuk dipahami, penulis membagi tulisan ini menjadi beberapa bab. Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini secara ringkas menguraikan hal- hal yang menuju pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini yang meliputi beberapa sub-bab yaitu: latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, hipotesis, metodologi dan sistematika penulisan. 8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini menguraikan teori – teori umum dan teori khusus yang digunakan sebagai acuan penelitian yang terdiri dari teori komunikasi komunikasi yang digunakan, mulai dari teori umum hingga teori khusus yang menunjang dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Teori komunikasi massa, gaya komunikasi, media massa, televisi, teori uses and gratification, serta teori minat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Didalam bab ini penulis menjelaskan struktur yang membahas secara dalam tentang identifikasi dari obyek penelitian, metode pengumpulan data serta analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini berisi hasil penelitian atau data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Penulis akan menganalisis terhadap masalah-masalah berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berisi hasil yang berhasil diselesaikan sesuai ruang lingkup batasan masalah dan saran terhadap masalah yang belum terselesaikan sebagai pengembangan dan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan. .