PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA ATAU PEJABAT LAIN Bandung, 23 Maret 2017 KEDUDUKAN HUKUM KERUGIAN NEGARA 1. Kerugian Negara menurut Hukum Pidana 2. Kerugian Negara menurut Hukum Perdata 3. Kerugian Negara menurut Hukum Administrasi Negara (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara) 2 DASAR HUKUM KERUGIAN NEGARA MENURUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Pasal 35) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Pasal 59 s.d. Pasal 67) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Pasal 22 s.d. Pasal 23) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 10 s.d. Pasal 11) 3 KEDUDUKAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH DALAM SISTEM PERBENDAHARAAN NEGARA UU Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 3: Perbendaharaan Negara meliputi: a. pelaksanaan pendapatan dan belanja negara; b. pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah; c. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara; d. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah; e. pengelolaan kas; f. pengelolaan piutang dan utang negara/daerah; g. pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah; h. penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah; i. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD; j. penyelesaian kerugian negara/daerah; k. pengelolaan Badan Layanan Umum; l. perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD. 4 TUJUAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH UU No. 1 Tahun 2004, Penjelasan Pasal 59 ayat (1): Penyelesaian kerugian negara perlu segera dilakukan untuk mengembalikan kekayaan negara yang hilang atau berkurang serta meningkatkan disiplin dan tanggung jawab para pegawai negeri/pejabat negara pada umumnya, dan para pengelola keuangan pada khususnya. 5 Pengaturan Penetapan subyek JENIS KERUGIAN NEGARA/DAERAH Bendahara Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain Pengelola BUMN/BUMD/Lembaga/ Badan Lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara Pihak Ketiga BPK Presiden, Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Gubernur/Bupati/ Walikota BPK Proses Peradilan Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 Peraturan BPK No. 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain 6 DASAR HUKUM PEMBENTUKAN PERATURAN PEMERINTAH Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 63 ayat (2): “Tata cara tuntutan ganti kerugian negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah”. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain Ditetapkan: 12 Oktober 2016 Diundangkan: 13 Oktober 2016 Mulai berlaku: 13 Oktober 2016 7 PENGERTIAN KERUGIAN NEGARA/ DAERAH kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai TUNTUTAN GANTI KERUGIAN suatu proses tuntutan yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain dengan tujuan untuk memulihkan Kerugian Negara/Daerah PP NOMOR 38 TAHUN 2016 8 KOMPONEN PENTING DALAM DEFINISI KERUGIAN NEGARA/DAERAH kekurangan uang, surat berharga, dan barang Kerugian Negara/ Daerah nyata dan pasti jumlahnya akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai 9 Kata “Kekurangan”, berarti: Kekurangan bukan hanya sebagai kekurangan dalam jumlah pembayaran/pemasukan terhadap Kas Negara/Kas Daerah, namun juga harus diartikan sebagai kehilangan sejumlah uang dan kelebihan pembayaran dari nilai yang seharusnya. Begitu juga kerugian negara/daerah terjadi pada surat berharga (surat piutang) atau bentukbentuk tagihan yang bernilai uang maupun terhadap barang-barang milik negara/daerah. Frase “nyata dan pasti jumlahnya”, berarti: Nilai kerugian negara/daerah harus konkrit dengan menyebutkan jumlahnya yang jelas sebagai hasil akhir dari perhitungan yang pasti. Nilai kerugian negara/daerah harus berdasarkan bukti-bukti konkrit dan merupakan hasil perhitungan yang cermat sehingga bukan sebagai hasil dari penaksiran. Orang tidak dapat melakukan negoisasi dan perundingan untuk menurunkan atau menaikkan nilai kerugian negara/daerah yang telah ditetapkan berdasarkan perhitungan dan bukti-bukti yang konkrit. 10 DASAR PEMIKIRAN Kekurangan Uang, Surat Berharga, dan Barang Nyata dan Pasti Jumlahnya Melawan Hukum (Sengaja/Lalai) TIDAK Melawan Hukum Pegawai Negeri Bukan Bendahara/Pejabat lain Pegawai Negeri Bukan Bendahara/Pejabat lain Kerugian Negara/Daerah BUKAN Kerugian Negara/Daerah Penghapusan TUNTUTAN GANTI KERUGIAN 11 SUBYEK DAN OBYEK Subyek Pegawai Negeri bukan bendahara a. Pegawai ASN b. Anggota TNI c. Anggota Polri Pejabat lain a. Pejabat Negara (UU ASN) b. Pejabat penyelenggara pemerintahan yang tidak berstatus pejabat negara, tidak termasuk bendahara dan Pegawai Negeri Bukan Bendahara Obyek Uang, surat berharga, dan/atau barang milik negara/daerah Kewajiban melakukan tindakan pengamanan Uang dan/atau barang bukan milik negara/ daerah yang berada dalam penguasaan Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain yang digunakan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan Yang dimaksud pejabat penyelenggara pemerintahan yang tidak berstatus pejabat negara adalah Ketua dan Anggota DPRD sebagai pejabat daerah serta pimpinan dan anggota lembaga non struktural yang dibiayai APBN/APBD 12 PEJABAT NEGARA UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, Pasal 122: 1. 2. 3. 4. 5. Presiden dan Wakil Presiden; Ketua, wakil ketua, dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat; Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat; Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah; Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada Mahkamah Agung serta ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan peradilan kecuali hakim ad hoc; 6. Ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi; 7. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan; 8. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial; 9. Ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; 10. Menteri dan jabatan setingkat menteri; 11. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; 12. Gubernur dan wakil gubernur; 13. Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota; dan 14. Pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang. 13 TAHAPAN TUNTUTAN GANTI KERUGIAN 1 INFORMASI VERIFIKASI (Atasan Langsung/ Kepala Satker) 2 PPKN/D 3 5 Tuntutan Ganti Kerugian 4 Pemeriksaan TPKN/TPKD 6b SKTJM tidak diperoleh 6a SKTJM Lunas PPKN/D Pihak Yg Merugikan Presiden Menteri Keuangan selaku BUN/Pimpinan Lembaga Negara/Gubernur, Bupati atau Walikota Menkeu (BUN) Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri/Pimpinan Lembaga (dilaksanakan Kepala Satker) Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga Gubernur/Bupati/ Walikota (dilaksanakan oleh SKPKD) Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Pemerintahan Daerah Kas Negara Wanprestasi SKP2KS Majelis Majelis SKP2K SKP2K Lunas Tidak bayar DJKN 14 INFORMASI KERUGIAN NEGARA/DAERAH a. hasil pengawasan yang dilaksanakan oleh atasan langsung g. pelapor secara tertulis INFORMASI f. perhitungan ex officio e. informasi tertulis dari masyarakat secara bertanggung jawab b. Aparat Pengawasan Internal Pemerintah c. pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan d. laporan tertulis yang bersangkutan 15 PEJABAT PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH (PPKN/D) Adalah Pejabat yang berwenang untuk menyelesaikan Kerugian Negara/Daerah. No Pihak Yang Merugikan Pejabat Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah (PPKN/D) 1. Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga 2. Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan selaku BUN 3. Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Pemerintahan Daerah 4. Menteri Keuangan selaku BUN/Pimpinan Lembaga Negara/Gubernur, Bupati atau Walikota Gubernur, Bupati atau Walikota Kewenangan dilaksanakan oleh: Presiden Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga Kepala Satuan Kerja Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain di lingkungan Pemerintahan Daerah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD Kepala Satuan Kerja Atasan Kepala Satuan Kerja Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku BUD Gubernur/Bupati/Walikota 16 TIM PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA (TPKN) DAN TIM PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH (TPKD) Adalah Tim yang bertugas memproses penyelesaian Kerugian Negara/Daerah. TPKN/TPKD dibentuk oleh PPKN/D atau pejabat yang diberi kewenangan. TPKN/TPKD melakukan pemeriksaan Kerugian Negara/ Daerah paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah dibentuk. Tugas dan Wewenang TPKN/TPKD: 1. Menyusun kronologis terjadinya Kerugian Negara/Daerah; 2. Mengumpulkan Negara/Daerah; 3. Menghitung jumlah Kerugian Negara/Daerah; 4. Menginventarisasi harta kekayaan milik Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain yang dapat dijadikan sebagai jaminan penyelesaian Kerugian Negara/Daerah; dan 5. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada pejabat yang membentuknya. bukti pendukung terjadinya Kerugian 17 MAJELIS PERTIMBANGAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH (MAJELIS) Adalah para pejabat/pegawai yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Presiden/Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur, Bupati atau Walikota untuk menyampaikan pertimbangan dan pendapat penyelesaian Kerugian Negara/Daerah. Majelis dibentuk oleh PPKN/D. Jumlah anggota Majelis terdiri dari 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang. Majelis mempunyai tugas memeriksa pertimbangan kepada PPKN/D atas : dan memberikan 1. penyelesaian atas kekurangan uang, surat berharga, dan/atau barang bukan disebabkan perbuatan melanggar hukum atau lalai. 2. penggantian kerugian negara/daerah setelah Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris dinyatakan wanprestasi. 3. penyelesaian kerugian negara/daerah yang telah diterbitkan SKP2KS. 18 ANGGOTA MAJELIS No PPKN/D Anggota 1. Presiden ditetapkan tersendiri oleh Presiden sesuai dengan kewenangannya 2. Menteri Keuangan selaku BUN ditetapkan tersendiri oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara sesuai dengan kewenangannya 3. Menteri/ Pimpinan Lembaga a. pejabat/pegawai pada sekretariat jenderal/ kesekretariatan badan lain; b. pejabat/pegawai pada inspektorat jenderal/satuan pengawasan internal; dan c. pejabat/pegawai lain yang diperlukan sesuai dengan keahliannya. 4. Gubernur, Bupati atau Walikota a. pejabat/pegawai pada sekretariat daerah provinsi/ kabupaten/kota; b. pejabat/pegawai pada inspektorat provinsi/ kabupaten/kota; dan c. pejabat/pegawai lain yang diperlukan sesuai dengan keahliannya. 19 SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SKTJM) Adalah surat pernyataan dari Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain, yang menyatakan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa Kerugian Negara/Daerah menjadi tanggung jawabnya dan bersedia mengganti Kerugian Negara/Daerah dimaksud. Memuat materi: 1. Identitas Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris; 2. Jumlah Kerugian Negara/Daerah yang harus dibayar; 3. Cara dan jangka waktu pembayaran Kerugian Negara/ Daerah; 4. Pernyataan penyerahan barang jaminan; dan 5. Pernyataan dari Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris bahwa pernyataan mereka tidak dapat ditarik kembali. • Melanggar Hukum: Penggantian kerugian paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak SKTJM ditandatangani • Kelalaian: Penggantian kerugian dalam waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak SKTJM ditandatangani Pernyataan penyerahan barang jaminan, disertai: a. daftar barang yang menjadi jaminan; b. bukti kepemilikan yang sah atas barang yang dijaminkan; dan c. surat kuasa menjual secara tunai dan angsuran 20 SURAT KEPUTUSAN PEMBEBANAN PENGGANTIAN KERUGIAN SEMENTARA(SKP2KS) Adalah surat yang dibuat oleh Presiden/Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur, Bupati atau Walikota/Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah/Kepala Satuan Kerja/Atasan Kepala Satuan Kerja dalam hal SKTJM tidak mungkin diperoleh. SKP2KS mempunyai kekuatan hukum untuk pelaksanaan sita jaminan. SKP2KS diterbitkan paling lambat 7 hari kerja setelah menerima laporan dari TPKN/TPKD Memuat materi: 1. Identitas Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris; 2. Perintah untuk mengganti Kerugian Negara/Daerah; 3. Jumlah Kerugian Negara/Daerah yang harus dibayar; 4. Cara dan jangka waktu pembayaran Kerugian Negara/Daerah; dan 5. Daftar harta kekayaan milik Pihak Yang Merugikan/ Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris. Penggantian kerugian negara/daerah berdasarkan penerbitan SKP2KS dibayarkan secara tunai paling lambat 90 hari sejak diterbitkannya SKP2KS 21 SURAT KEPUTUSAN PEMBEBANAN PENGGANTIAN KERUGIAN (SKP2K) Adalah surat keputusan yang ditetapkan oleh Presiden/Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur, Bupati atau Walikota yang mempunyai kekuatan hukum tetap tentang pembebanan penggantian Kerugian Negara/Daerah terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain. SKP2K mempunyai hak mendahulu SKP2K ATAS PENERBITAN SKP2KS SKP2K ATAS SKTJM WANPRESTASI SKP2K diterbitkan paling lambat 14 hari kerja sejak Majelis menetapkan putusan Memuat materi: a. Pertimbangan Majelis; b. Identitas Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris; c. Jumlah Kerugian Negara/Daerah yang harus dibayar; d. Daftar harta kekayaan milik Pihak Yang Merugikan/ Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris; e. Perintah untuk mengganti Kerugian Negara/Daerah; f. Cara dan jangka waktu mengganti Kerugian Negara/ Daerah; dan g. Penyerahan upaya penagihan Kerugian Negara/Daerah kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara/daerah dalam hal Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris tidak membayar Kerugian Negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf c sesuai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam huruf f. Memuat materi: a. Pertimbangan Majelis; b. Identitas Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris; c. Jumlah Kerugian Negara/Daerah yang harus dipulihkan; d. Penyerahan upaya penagihan Kerugian Negara/Daerah kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara/daerah; dan e. Daftar barang jaminan Pihak Yang Merugikan/ Pengampu/ Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris yang diserahkan kepada instansi yang menangani pengurusan piutang negara/ daerah, dalam hal Majelis berpendapat bahwa barang jaminan dapat dijual/dicairkan 22 VERIFIKASI INFORMASI DAN PELAPORAN Pihak yang Merugikan di Lingkungan SKPD di Lingkungan Satkernya Atasan Kepala Satker/ Kepala Satker Kepala SKPKD Gubernur/ Bupati/ Walikota Verifikasi Atasan Langsung/ Kepala Satker Dapat menunjuk Verifikator Pegawai ASN Anggota TNI Pejabat Lain Anggota POLRI Pihak yang Melaporkan Kepala SKPKD selaku BUD Menteri/ Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan selaku BUN Menteri Keuangan/ Pimpinan Lembaga Negara/ Gubernur/Bupati/ Walikota Presiden Penerima Laporan - Gubernur, Bupati, atau Walikota - Pemberitahuan kepada BPK - Menteri/Pimpinan Lembaga - Pemberitahuan kepada BPK Pemberitahuan kepada BPK - Presiden - Pemberitahuan kepada BPK Pemberitahuan kepada BPK Laporan/Pemberitahuan disampaikan paling lambat 7 hari kerja setelah diperoleh informasi 23 PEMERIKSAAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH….(1) Indikasi Kerugian Negara/Daerah 1 PPKN/D Hasil Pemeriksaan TPKN/TPKD 4 Terduga 3 5 TPKN/TPKD 6 Tanggapan Terduga * 7b Menolak 7 Menerima 7a 8b 8a Perbaikan Pemeriksaan 9a Laporan Hasil Pemeriksaan 9b Tanggapan Terduga dilampirkan 10 * Tanggapan disampaikan paling lambat 14 hari kerja A 24 PEMERIKSAAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH….(2) A 11 PPKN/D 13b 12 Menolak 14b Laporan Hasil Pemeriksaan 13a Kekurangan uang, surat berharga, barang dikarenakan: Menyetujui 15b 15a Pemeriksaan Ulang Perbuatan Melanggar Hukum/Lalai TPKN/TPKD TPKN/TPKD Bukan Perbuatan Melanggar Hukum/Lalai 16 Tuntutan Ganti Kerugian MAJELIS SKP2KS SKTJM 25 PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA MELALUI SKTJM DAN SKP2KS A PPKN/D TPKN/TPKD 1 Menerima Mengganti A1a Kekurangan uang, surat berharga, barang 3b dikarenakan: Perbuatan Melanggar Hukum/Lalai 4b TPKN/TPKD 24 bln A1b Mengganti Tidak Menerima Pihak Yang Merugikan A1 90 hari 3a Laporan Hasil Pemeriksaan PPKN/D SKTJM Tidak Mengganti Surat Keterangan Tanda Lunas (SKTL) B4a WANPRESTASI 5b MAJELIS MAJELIS B SKP2KS B1 Menerima B3a B2b Mengganti Tidak Menerima B3b Mengajukan KEBERATAN 26 PENYELESAIAN MELALUI MAJELIS Bukan Perbuatan Melanggar Hukum/Lalai SKP2KS WANPRESTASI Laporan 1 PPKN/D 2 MAJELIS 3 SIDANG 27 SIDANG MAJELIS ATAS KEKURANGAN UANG/SURAT BERHARGA/BARANG BUKAN DISEBABKAN PERBUATAN MELANGGAR HUKUM/LALAI 1 PPKN/D MAJELIS 2 SIDANG 3 Laporan Hasil Pemeriksaan Kekurangan uang, surat berharga, barang dikarenakan: Bukan Perbuatan Melanggar Hukum/Lalai TPKN/TPKD menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kembali melalui PPKN/D 5a perbuatan melanggar hukum/lalai ya 3a Mengusulkan: pertimbangan penghapusan 8a.2 SIDANG 4b PPKN/D 9a.2 4a 7a.2 perbuatan melanggar hukum/lalai 8a.1 7a.1 ya 5b mengusulkan: penghapusan PUTUSAN tidak 7a 3b Memerintahkan TPKN/TPKD melalui PPKN/D melakukan pemeriksaan kembali MAJELIS 6a tidak Menyatakan: Kerugian Negara/Daerah 9a.1 PPKN/D menyelesaikan melalui SKTJM dan SKP2KS 28 SIDANG MAJELIS ATAS SKTJM WANPRESTASI PPKN/D 1 MAJELIS 2 SIDANG 3 SKTJM WANPRESTASI PUTUSAN 4 Berupa pertimbangan : penerbitan SKP2K 5 PPKN/D 6 menerbitkan SKP2K * SKP2K diterbitkan paling lambat 14 hari kerja sejak majelis menetapkan putusan 29 SIDANG MAJELIS ATAS SKP2KS PPKN/D 1 2 Pihak Yang Merugikan SKP2KS Menerima? 2b 3b ya 2a tidak Mengajukan KEBERATAN Menerima 3a MAJELIS MAJELIS 4b 4a SIDANG Pertimbangan : Pembebasan dan Penghapusan 5a 5b PUTUSAN PUTUSAN 6a 6b 6b.i2 ya PPKN/D 6b.i3 SIDANG 6b.i1 Menerbitkan Surat Keputusan Pembebasan dan mengusulkan penghapusan Menerima Seluruhnya? tidak 6b.ii1 6b.iii1 Menerima/ menolak sebagian 6b.iii2 Pertimbangan : Penerbitan SKP2K 6b.ii2 7a 6b.iii3 PPKN/D 6b.ii3 8a 6b.iii4 SKP2K 30 PENENTUAN NILAI KERUGIAN NEGARA/DAERAH Nilai Buku • nilai perolehan yang dikurangi dengan penyusutan yang telah dibebankan yang muncul selama umur penggunaan aset tersebut Nilai Wajar • estimasi harga yang akan diterima dari penjualan asset atau dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal penilaian/penaksiran 31 PENAGIHAN DAN PENYETORAN SKTJM SKP2KS Penerbitan Surat Penagihan (SPn) SETOR KE KAS NEGARA/DAERAH SKP2K PPKN/D mengusulkan penghapusan Surat Keterangan Tanda Lunas (SKTL) PPKN/D menerbitkan SPn paling lambat 7 hari kerja sejak SKTJM, SKP2KS, dan SKP2K ditetapkan 32 PENYERAHAN UPAYA PENAGIHAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH SKTJM Wanprestasi SKP2K Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur, Bupati atau Walikota SKP2KS Instansi Yang Menangani Pengurusan Piutang Negara/Daerah Penyerahan upaya penagihan atas SKTJM wasprestasi paling lambat 30 hari sejak SKP2K diterbitkan 33 KEDALUWARSA Kewajiban Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris untuk membayar ganti rugi, menjadi kedaluwarsa jika dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diketahuinya Kerugian Negara/Daerah tersebut atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak terjadinya Kerugian Negara/ Daerah tidak dilakukan penuntutan ganti rugi terhadap Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris. Tanggung jawab Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris untuk membayar ganti Kerugian Negara/Daerah menjadi hapus apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak putusan pengadilan yang menetapkan pengampuan kepada Pihak Yang Merugikan, atau sejak Pihak Yang Merugikan diketahui melarikan diri atau meninggal dunia, Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris tidak diberi tahu oleh PPKN/D mengenai adanya Kerugian Negara/Daerah. 34 PELAPORAN PENYELESAIAN TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Gubernur / Bupati/ Walikota melaporkan penyelesaian kerugian negara/ daerah kepada BPK paling lambat 60 hari setelah Tuntutan Ganti Kerugian dinyatakan selesai Akuntansi dan pelaporan keuangan dalam rangka penyelesaian kerugian negara/daerah dilaksanakan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan 35 AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN Akuntansi dan pelaporan keuangan negara/daerah berpedoman pada: terhadap kerugian BULETIN TEKNIS NOMOR 20 AKUNTANSI KERUGIAN NEGARA/DAERAH 36 KETERKAITAN SANKSI TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DENGAN SANKSI LAINNYA 37 SANKSI PIDANA BENDAHARA Keputusan BPK No. 5/K/I-XIII.2/10/2012 Tgl. 1 Oktober 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah putusan hakim yang menjatuhkan hukuman terhadap seorang Bendahara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai dalam proses tuntutan penggantian kerugian negara/daerah. dalam hal nilai penggantian kerugian negara/daerah berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap berbeda dengan nilai kerugian negara/daerah dalam Surat Keputusan Pembebanan, maka kerugian negara/daerah wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam Surat Keputusan Pembebanan. apabila sudah dilakukan eksekusi atas putusan pengadilan untuk penggantian kerugian negara/daerah dengan cara disetorkan ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan diperhitungkan sesuai dengan nilai penggantian yang sudah disetorkan ke kas negara/daerah. apabila hukuman uang pengganti dalam vonis hukum pidana dilaksanakan dengan hukuman badan maka tidak menghapuskan tuntutan ganti rugi. 38 SANKSI PIDANA PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA ATAU PEJABAT LAIN Keputusan BPK No. 5/K/I-XIII.2/10/2012 Tgl. 1 Oktober 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah Apabila kasus kerugian negara/daerah oleh Pegawai Negeri Bukan Bendahara/Pejabat Lain juga diproses melalui peradilan pidana dan terdapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap berupa penetapan uang pengganti dan/atau hukuman badan maka putusan pengadilan tersebut tidak menghapuskan tuntutan ganti rugi terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara/Pejabat Lain namun eksekusi atas putusan pengadilan berupa pembayaran uang pengganti tersebut akan diperhitungkan sebagai pengurang nilai ganti kerugian negara/daerah yang harus disetor ke kas negara/daerah. 39 AMANAT PP NOMOR 38 TAHUN 2016 • Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian kerugian negara di lingkungan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini • Menteri Dalam Negeri menetapkan ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian kerugian daerah sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini Peraturan Menteri/ Pimpinan Lembaga Peraturan Menteri Dalam Negeri 40 Mekanisme penunjukan Pegawai ASN/Anggota TNI/Anggota POLRI/Pejabat Lain untuk melakukan tugas verifikasi terhadap informasi terjadinya kerugian negara Kewenangan PPKN Keanggotaan, tugas dan wewenang TPKN Perhitungan jumlah kerugian negara termasuk nilai barang yang telah diasuransikan Hal-hal lain yang perlu dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan selain pihak yang bertanggung jawab dan jumlah kerugian negara Format SKTJM Mekanisme pemantauan atas ketaatan Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris dalam melakukan pembayaran sesuai dengan SKTJM Masa penyampaian dan frekuensi teguran tertulis Format SKP2KS Format SKP2K atas SKTJM Wanprestasi Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga Penugasan TPKN untuk melakukan pemeriksaan ulang Format SKP2K atas proses SKP2KS Hal-hal lain perlu dimuat dalam Surat Keputusan Pembebasan Penggantian Kerugian Negara Format surat penagihan Permohonan pengurangan tagihan negara Format surat keterangan tanda lunas Format surat permohonan pencabutan sita atas harta kekayaan Upaya penagihan kerugian negara dan ketentuan piutang macet 41 Mekanisme penunjukan Pegawai ASN/Pejabat lain untuk melakukan tugas verifikasi terhadap informasi terjadinya kerugian daerah Kewenangan PPKD Keanggotaan, tugas dan wewenang TPKD Perhitungan jumlah kerugian daerah termasuk nilai barang yang telah diasuransikan Hal-hal lain yang perlu dimuat dalam laporan hasil pemeriksaan selain pihak yang bertanggung jawab dan jumlah kerugian daerah Format SKTJM Mekanisme pemantauan atas ketaatan Pihak Yang Merugikan/Pengampu/Yang Memperoleh Hak/Ahli Waris dalam melakukan pembayaran sesuai dengan SKTJM Masa penyampaian dan frekuensi teguran tertulis Format SKP2KS Format SKP2K atas SKTJM Wanprestasi Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Penugasan TPKD untuk melakukan pemeriksaan ulang Format SKP2K atas proses SKP2KS Hal-hal lain perlu dimuat dalam Surat Keputusan Pembebasan Penggantian Kerugian Daerah Format surat penagihan Permohonan pengurangan tagihan daerah Format surat keterangan tanda lunas Format surat permohonan pencabutan sita atas harta kekayaan Upaya penagihan kerugian negara dan ketentuan piutang macet Penugasan unit kerja tertentu pada Pemerintahan Daerah untuk melaksanakan kewenangan TPKD 42 1 2 Putusan pengenaan Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah kepada Pihak Yang Merugikan yang telah diterbitkan sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, dinyatakan masih tetap berlaku 3 Tuntutan Ganti Kerugian yang sedang dilaksanakan terhadap Pihak Yang Merugikan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini tunduk pada Peraturan Perundangundangan yang sebelumnya Kerugian Negara/Daerah yang terjadi sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan belum dilakukan Tuntutan Ganti Kerugian, berlaku ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini 43