WTO Dispute Settlement dan Kasus-kasus Sengketa Dagang DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI 1 Outline A. WTO Dispute Settlement Mechanism; B. Telaah Kasus; C. Strategi dan Sinergi dengan Mitra Kerja WTO Disputes Settlement Mechanism • Hak dan Kewajiban Anggota WTO • Keuntungan Mekanisme Dispute Setlement WTO • DSB Procedure Hak dan Kewajiban Anggota WTO Semangat perdagangan bebas antar negara didasarkan atas prinsip: 1. Tidak diskriminatif yaitu persamaan perlakuan di antara negara mitra dagang, persamaan perlakuan antara barang lokal dan barang impor; 2. Perdagangan bebas dengan penurunan tariff secara bertahap; 3. Stabilitas dan kepastian aturan bagi pelaku usaha yang mendorong pertumbuhan ekonomi; 4. Memajukan persaingan yang sehat; 5. Mendorong reformasi ekonomi. Munculnya Bentuk Baru Hambatan Akses Pasar Ekspor Customs barriers Trade remedy measures Import ban Export restriction Import licencing Barriers to trade in services Technical barriers to trade IPR measures related to trade Sanitary and phytosanitary measures Discriminatory imposition of domestic taxes and charges on imports Other Barriers 5 DATA PENGENAAN NTMs (TERMASUK TRADE REMEDIES) OLEH NEGARA ANGGOTA WTO (1995-2016) No. NEGARA SPS TBT 1 United States of America 2,913 1,455 2 China 1,192 1,177 3 Brazil 1,207 817 4 European Union 591 1,047 5 Canada 1,091 640 6 Korea, Republic of 554 798 7 Japan 498 775 8 Saudi Arabia, Kingdom of 247 961 9 Israel 10 Thailand 41 996 9 Indonesia TOTAL (143 COUNTRIES) 237 599 CV SG ADP (ANTISSG (SPECIAL (COUNTERVA (SAFEGU DUMPING) SAFEGUADS) ILING) ARDS) 325 121 99 5 195 5 131 23 66 31 2 27 TRQ XS 31 52 13 21 10 16 11 87 20 26 21 11 39 92 67 6 57 42 18 114 113 48 15,670 21,923 1,970 12 2 112 6 218 61 2,241 1,937 1,886 1,396 1,211 2 49 5,083 1,588 2 1 TOTAL 2,506 1 38 SOURCE : https://i-tip.wto.org/goods/Forms/MemberView.aspx?data=default 3/2/2017 173 QR 633 1,087 6 1,025 1,022 23 2 1 284 1,274 429 43,265 DATA PENGENAAN TRADE ANGGOTA WTO (1995-2016) REMEDIES OLEH NEGARA No. NEGARA ADP (ANTIDUMPING) CV (COUNTERVAILING) 1 United States of America 325 121 2 India 327 2 3 Poland 4 Brazil 195 5 5 European Union 131 23 6 Turkey 171 2 3 176 7 China 99 5 2 106 8 Argentina 98 9 Canada 66 31 97 10 Australia 82 12 94 11 Korea, Republic of 38 12 Mexico 69 13 Japan 6 14 Barbados 15 Indonesia TOTAL SSG (SPECIAL SAFEGUARDS) TOTAL 173 619 5 334 223 1,970 223 200 27 181 98 39 3 48 SOURCE : https://i-tip.wto.org/goods/Forms/MemberView.aspx?data=default 3/2/2017 SG (SAFEGUARDS) 72 57 63 60 60 6 218 77 61 54 633 2,882 Keuntungan WTO Disputes Settlement • General Principles : equitable, fast, effective, and mutually acceptable. • Memiliki jurisdiksi yang eksklusif karena sengketa yang sudah masuk DSB WT tidak bisa diangkat dalam fora Internasional lainnya. • Mempunyai mekanisme dan prosedur yang teratur sehingga menjamin kepastian penyelesaian sengketa. • Seluruh anggota mempunyai hak yang sama dalam melakukan inisiasi (sebagai complainant), dan melakukan sanggahan (as respondent), serta memiliki hak yang sama untuk dapat terlibat sebagai third parties. • Berdasarkan statistik, total dispute yang diajukan selama hampir 23 tahun WTO berdiri mencapai 500 kasus dan melibatkan 104 anggota. Jumlah kasus yang ditangani itu lebih besar dibandingkan dengan GATT yang selama 47 tahun menangani 300 kasus dan Internatonal Court of Justice (ICJ) yang selama hampir 23 tahun baru menyidangkan 162 kasus. Penggugat terbesar melalui mekanisme DS adalah AS (23%), EU (18%), Canada (7%) dan Brazil (6%). Sedangkan tergugat terbesar adalah AS (25%), EU (20%), China (7%) dan India (5%). 3/2/2017 WTO Dispute Settlement Procedures How long to settle a dispute? These approximate periods for each stage of a dispute settlement procedure are target figures — the agreement is flexible. In addition, the countries can settle their dispute themselves at any stage. Totals are also approximate. 3/2/2017 60 days Consultations, mediation, etc 45 days Panel set up and panellists appointed 6 months Final panel report to parties 3 weeks Final panel report to WTO members 60 days Dispute Settlement Body adopts report (if no appeal) Total = 1 year (without appeal) 60-90 days Appeals report 30 days Dispute Settlement Body adopts appeals report Total = 1y 3m (with appeal) WTO Dispute Settlement Procedures Tahapan pertama Diberikan waktu selama 60 hari kepada pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengjeta dengan sendiri melalui forum konsultasi dan mediasi. Dapat meminta Dirjen WTO sebagai mediator. Tahapan Kedua Jika mediasi gagal, pihak penggugat dapat meminta pembentukan panel Sebelum hearing pertama Masing –masing pihak menyampaikan informasi kasus secara tertulis Hearing pertama Pihak yang bersengketa dan interested parties bertemu untuk menyampaikan posisinya Sanggahan Pihak yang bersengketa menyampaikan sanggahan dan argumentasi Experts Atas suatu kasus tertentu yang memerlukan pendapat ahli yang relevan dengan kasus tersebut, maka panel akan berkonsultasi kepada ahli untuk mendapatkan opini Draft pertama Panel menyampaikan laporan yang berisi fakta dan argumentasi (tanpa konklusi) kepada pihak yang bersengketa dan memberikan waktu selama 2 minggu kepada masing masing pihak untuk berkomentar Laporan interim Panel menyampaikan laporan yang berisi fakta dan argumentasi beserta temuan dan konklusi kepada pihak yang bersengketa Review Pihak yang bersengketa diberikan waktu selama 2 minggu untuk mereview laporan interim dan Laporan akhir Laporan akhir disampaikan ke pihak bersengketa dan tiga minggu kemudian disirkulasi ke seluruh negara anggotra WTO. Jika suatu tindakan kebijakan dipandang melanggar ketentuan WTO, panel mengeluarkan rekomendasi agar kebijakan tersebut diselaraskan dengan ketentuan WTO. Adopsi oleh WTO Laporan akhir akan diadopsi sebagai sebuah aturan dalam jangka waktu 60 hari kecuali ada pihak yang bersengketa menolak. Kedua belah pihak dapat mengajukan banding. 3/2/2017 Indonesia dalam WTO Disputes Settlement Sejak tahun 1995 – saat ini terdapat 42 sengketa WTO dimana Indonesia terlibat di dalamnya : 10 Kasus sebagai Complainants, 14 Kasus sebagai Respondents, dan 18 kasus sebagai Third Party 3/2/2017 Indonesia dalam WTO Disputes Settlement Indonesia as Complainants (10 cases) : DS Number Respondents – Dasar Sengketa Request for Consultation DS123 Argentina — Safeguard Measures on Imports of Footwear (Complainant: Indonesia) DS217 United States — Continued Dumping and Subsidy Offset Act of 2000 (Complainants: Australia; Brazil; Chile; European Communities; India; Indonesia; Japan; Korea, Republic of; Thailand) DS312 Korea, Republic of — Anti-Dumping Duties on Imports of Certain Paper from Indonesia (Complainant: Indonesia) 4 June 2004 DS374 South Africa — Anti-Dumping Measures on Uncoated Woodfree Paper (Complainant: Indonesia) 9 May 2008 DS406 United States — Measures Affecting the Production and Sale of Clove Cigarettes (Complainant: Indonesia) 7 April 2010 DS442 European Union — Anti-Dumping Measures on Imports of Certain Fatty Alcohols from Indonesia (Complainant: Indonesia) 30 July 2012 DS467 Australia — Certain Measures Concerning Trademarks, Geographical Indications and Other Plain Packaging Requirements Applicable to Tobacco Products and Packaging (Complainant: Indonesia) 20 September 2013 DS470 Pakistan — Anti-Dumping and Countervailing Duty Investigations on Certain Paper Products from Indonesia (Complainant: Indonesia) 27 November 2013 DS480 European Union — Anti-Dumping Measures on Biodiesel from Indonesia (Complainant: Indonesia) DS491 United States — Anti-Dumping and Countervailing Measures on Certain Coated Paper from Indonesia (Complainant: Indonesia) 3/2/2017 22 April 1998 21 December 2000 10 June 2014 13 March 2015 Indonesia dalam WTO Disputes Settlement Indonesia as Respondents (14 cases) : DS Number Respondents – Dasar Sengketa Request for Consultation DS54 Indonesia — Certain Measures Affecting the Automobile Industry (Complainant: European Communities) 3 October 1996 DS55 Indonesia — Certain Measures Affecting the Automobile Industry (Complainant: Japan) 4 October 1996 DS59 Indonesia — Certain Measures Affecting the Automobile Industry (Complainant: United States) 8 October 1996 DS64 Indonesia — Certain Measures Affecting the Automobile Industry (Complainant: Japan) DS455 Indonesia — Importation of horticultural products, animals and animal products (Complainant: United States) 10 January 2013 DS465 Indonesia — Importation of Horticultural Products, Animals and Animal Products (Complainant: United States) 30 August 2013 DS466 Indonesia — Importation of Horticultural Products, Animals and Animal Products (Complainant: New Zealand) 30 August 2013 DS477 Indonesia — Importation of Horticultural Products, Animals and Animal Products (Complainant: New Zealand) 8 May 2014 DS478 Indonesia — Importation of Horticultural Products, Animals and Animal Products (Complainant: United States) 8 May 2014 DS481 Indonesia — Recourse to article 22.2 of the DSU in the US — Clove cigarettes dispute (Complainant: European Union) DS484 Indonesia — Measures Concerning the Importation of Chicken Meat and Chicken Products (Complainant: Brazil) DS490 Indonesia — Safeguard on Certain Iron or Steel Products (Complainant: Chinese Taipei) DS496 Indonesia — Safeguard on Certain Iron or Steel Products (Complainant: Viet Nam) 1 June 2015 DS506 Indonesia — Measures Concerning the Importation of Bovine Meat (Complainant: Brazil) 4 April 2016 3/2/2017 29 November 1996 13 June 2014 16 October 2014 12 February 2015 On Going WTO Disputes DS Number Complainants Respondents Pokok Sengketa Tahapan Terakhir DS 442 Indonesia EU Perhitungan Export Price dan Konsep Single Economic Entity Appelate Body (AB) DS480 Indonesia EU Metode Perhitungan Constructed Normal Value First Substantive Meeting (Panel) DS 491 Indonesia USA Penggunaan data negara ketiga untuk perhitungan profit dan margin dumping serta metode perhitungan Subsidi Second Substansive Meeting DS 477 / DS 478 USA & NZ Indonesia Peraturan Importasi Holtikultura Request to Appeal 3/2/2017 DS – 442 EU Anti Dumping Anti Dumping Measures on Imports of Certain Fatty Alcohols From Indonesia Profil Kasus : • 1 Perusahaan Terdampak • Produk : Fatty Alcohols, HS : 2905 16 85; 2905 17 00; 2905 19 00 dan 3823 70 00 • Notifikasi : 3 Agustus 2010 • Inisiasi : 13 Agustus 2010 • Periode Investigasi : 1 Juli 2009 – 30 Juni 2010 • Provisional, Final Measure : 10 Mei 2011 ( 6.3 % , 4.3 %) , 8 November 2011 • Putusan Panel : Menolak gugatan Indonesia • Notice of Appeal : 10 Februari 2016 Dasar Permintaan Banding Indonesia • Status Single Economic Entity yang mempengaruhi perhitungan Export Price, dimana Indonesia berpandangan EU melakukan kesalahan dalam menggunakan biaya komisi antar unit usaha dalam SEE sebagai salah satu faktor perhitungan Export Price. • Isu ini sangat krusial mengingat banyak sekali struktur bisnis Indonesia menggunakan konsep Single Economic Entity. 3/2/2017 DS – 480 EU Anti dumping measures on Biodiesel from Indonesia Profil Kasus : • Produk : Biodiesel, HS : 1516.20.98 ;1518.00.91, 1518.00.95 ; 1518.00.99, 2710.19.43 ; 2710.19.46, 2710.19.47 ; 2710.20.11, 2710.20.15 ; 2710.20.17, 3824.90.97 ; 3826.00.10, 3826.00.90 • Notifikasi : 17 July 2012 • Inisiasi : 29 Agustus 2012 • Periode Investigasi : Juli 2011 s/d Juni 2012 • Final Measure : 28 November 2013 • 5 Perusahaan Terdampak, dengan Margin Dumping berkisar 8.8% s.d 20.5% Dasar Gugatan Indonesia • EU menggunakan cost adjustment dalam perhitungan margin dumping bagi Indoneisa • EU menerapkan besaran profit yang dianggap tinggi 3/2/2017 DS – 491 US Certain Coated Paper Profil Kasus : • Produk : Coated Paper, HS : 4810.14.11; 4810.14.1900; 4810.14.2010; 4810.14. 2090; 4810.14.5000; 4810.14.6000; 4810.14.70; 4810.19.1100; 4810.19.1900; 4810.19.2010; 4810.19.2090; 4810.22.1000; 4810.22.50; 4810.22.6000; 4810.22.70; 4810.29.1000; 4810.29.5000; 4810.29.6000; 4810.29.70; 4810.32, 4810.39 dan 4810.92 • Inisiasi : 14 Oktober 2009 • 5 Perusahaan Terdampak, dengan BMAD selama 5 Tahun sebesar 20.13% dan BMI sebesar 17,94% terhitung mulai tanggal 17 November 2010, dan berdasarkan keputusan sunset review direkomendasikan otoritas untuk kembali diperpanjang selama 5 (lima) tahun mulai tahun 2017 Dasar Gugatan Indonesia • US menggunakan data benchmark negara ketiga (harga Malaysia) • US tidak dapat membuktikan bahwa larangan ekspor kayu log memberikan keuntungan bagi produsen kertas • US tidak dapat membuktikan bahwa programpenjualan asset strategis oleh BPPN memberikan keuntungan kepada produsen • US tidak dapat membuktikan adanya program subsidi dari Pemerintah • US tidak menetapkan jurisdiksi yang tepat dalam tuduhan subsidi 3/2/2017 DS – 477/478 INDONESIA – IMPORTATION OF HORTICULTURAL PRODUCTS ANIMAL AND ANIMAL PRODUCTS Pokok Gugatan • Penggugat (New Zealand dan AS) menuduh 18 measures yang diterapkan oleh Indonesia merupakan pembatasan impor secara Kuantitatif • Indonesia juga dituduh melanggar kewajiban national treatment dan persyaratan non-automatic import licensing Putusan Panel • Panel menemukan 18 measures yang ditetapkan merupakan larangan atau restriksi terhadap impor dan tidak konsisten dengan perjanjian GATT (Penghapusan Hambatan Kuantitatif secara Umum). Panel juga menolak pembelaan Indonesia karena Indonesia tidak dapat membuktikan bahwa measures dapat dijustifikasi oleh ketentuan tersebut • Panel juga menolak pembelaan Indonesia bahwa aturan yang diterapkan untuk menghapuskan surplus sementara karena pengecualian ini tidak dapat dikategorikan sebagaimana ketentuan pasal 4.2 Agreement on Agriculture (AoA). 3/2/2017 DS – 477/478 INDONESIA – IMPORTATION OF HORTICULTURAL PRODUCTS ANIMAL AND ANIMAL PRODUCTS Dasar Pengajuan Banding Indonesia • Temuan dan Konklusi dari Panel berdasarkan Article XI:1 of the GATT 1994 • Temuan dan Konklusi dari Panel berdasarkan Article 4.2 of the Agreement on Agriculture • Panel gagal untuk melakukan assessment yang objective berdasarkan Article XI:1 of the GATT 1994. • Konklusi Panel untuk Article XI:2(c) of the GATT 1994 • Temuan dan konklusi untuk Article XX of the GATT 1994 3/2/2017 DS – 467 Australia — Certain Measures Concerning Trademarks, Geographical Indications and Other Plain Packaging Requirements Applicable to Tobacco Products and Packaging Profil Kasus : • Produk : Tembakau dan Produk Tembakau • Request for Consultations : 20 September 2013 • Third Parties : Brazil; Canada; China; Cuba; European Union; Guatemala; Honduras; India; Japan; Korea, Republic of; Malaysia; Mexico; New Zealand; Nicaragua; Norway; Oman; Philippines; Russian Federation; Chinese Taipei; Thailand; Turkey; Ukraine; United States; Uruguay; Zimbabwe; Dominican Republic; Peru; Singapore; Argentina; Chile; Malawi; Nigeria; Ecuador Dasar Gugatan Indonesia • Regulasi Plain Packaging Australia (The Tobacco Plain Packaging Act 2011, Act No. 148 of 2011; The Tobacco Plain Packaging Regulations 2011 (Select Legislative Instrument 2011, No. 263), as amended by the Tobacco Plain Packaging Amendment Regulation 2012 (No. 1) (Select Legislative Instrument 2012, No. 29); The Trade Marks Amendment (Tobacco Plain Packaging) Act 2011. Act No. 149 of 2011, “An Act to amend the Trade Marks Act 1995, and for related purposes”) melanggar Articles 2.1, 3.1, 15.4, 16.1, 16.3, 20, 22.2(b) and 24.3 of the TRIPS Agreement; Articles 2.1 and 2.2 of the TBT Agreement; and Article III:4 of the GATT 1994.) • Saat ini menunggu putusan panel yang diperkirakan akan diputuskan bulan Mei 2017 3/2/2017 Pengamanan dan Pelindungan Akses Pasar Jenis Hambatan Perdagangan Hambatan Tarif • Banyaknya negara mitra dagang yang menggunakan tarif sebagai instrumen hambatan perdagangan Hambatan Non-Tariff • Negara-negara maju menerapkan kebijakan K3L (Kemanusiaan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan) sebagai instrumen proteksi industri domestik Trade Remedies • Instrumen anti dumping, anti subsidi dan safeguards juga digunakan sebagai instrumen untuk melindungi industri domestik Regulasi Kebijakan • Baik yang mengacu kepada WTO (TBT & SPS) maupun regulasi nasional juga dapat menjadi instrumen Proteksi Perdagangan terhadap prduk impor Sentimen Negatif • Meningkatnya opini negatif terhadap produk Indonesia khususnya kampanye negatif terkait kelestarian lingkungan, contoh: produk kelapa sawit Strategi / Langkah Pengamanan Penguatan Kemitraan Antisipatif / Proaktif • Bilateral • Regional • Multilateral • Harmonisasi Regulasi Teknis • Proaktif pada Forum Internasional • Monitoring dan Evaluasi hambatan perdagangan • Positive Campaign Defensif • Pembelaan Offensif • Menggugat ke Dispute Settlement Body (DSB) di WTO 21 PEMERINTAH PELAKU USAHA Proaktif Defensif • Berkoordinasi dengan perwakilan Pemri di negara-negara mitra dagang. • Menyampaikan siaran pers terkait kebijakankebijakan baru yang dikeluarkan oleh negara mitra dagang melalui Website Kemendag. • Berkoordinasi dengan para pelaku usaha. • Melakukan pembelaan yang komprehensif terhadap produk yang dikenakan Hambatan NonTariff Ofensif • Apabila diperlukan, membawa kebijakan yang melanggar ketentuan WTO dan berpotensi menghambat ekspor ke forum penyelesaian sengketa DSB-WTO. Melakukan Koordinasi Dengan Pemerintah Berkolaborasi dengan eksportir lainnya untuk menembus pasar ekspor Membina hubungan baik dengan mitra dagang Mentaati ketentuan yang berlaku baik di dalam negeri maupun negara tujuan ekspor 22 Kesimpulan Penyelesaian sengketa perdagangan melalui mekanisme Dispute Settlement Mechanism menunjukkan trend yang meningkat. Meskipun demikian seyogyanya mekanisme ini dijadikan sebagai pilihan terakhir karena memakan waktu, energi dan biaya dalam persiapan dan pelaksanaannya. Komunikasi dan engagement Pemerintah kepada pelaku usaha dan akademisi perlu ditingkatkan dalam segala aspek (penyusunan regulasi, monitoring dan evaluasi implementasi, perundingan perjanjian perdagangan internasional, penanganan tuduhan trade remedy dan penyelesaian hambatan teknis perdagangan). 3/2/2017 Terima Kasih Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP) Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI Gd. II Lantai 10, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Pusat