PENGARUH POLIMORFISME GENETIK CYP2IX PADA PENDERITA MALARIA TERIIADAP VARIABILITAS METABOLISME TERIIADAP OBATAI{TI MALARH Oleh : Dr. Daniel Joko Wahyono, M.Biomed. Pendahuluan Faktor genetik merupakan salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi dalam pemberian obat. Gen berperan dalam mensintesis protein dan enzim yang mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat. Oleh karena itu, studi tentang gen yang dapat menyebabkan terjadinya variasi antar individu terkait farmakokinetik dan farmakodinamik obat ini penting untuk dipahami.(Ingelman-Sundberg, 2005). Enzim CYP2D6 merupakan polipeptida yang tersusun dari 497 asam amino dan berlokasi pada kromosom 22q13.1 pejamu (host). Gen CYP2D6 diekspresi terutama di hati dan pada level rendah di beberapa jaringan ekstra hepatik (Z.anger dkk., 2001; Bidche dkk., 2007). Gen CYP2D6 diekspresikan dalam kadar rendah di hati dibandingkan CYP yang lain, namun enzim CYP2D6 ini merupakan salah satu enzim yang konstribusinya paling penting dalam metabolisme (Ingelman-Sundberg, 2A0q. Polimorfisme CYP2D6 merupakan salah satu bentuk farmakogenetik dengan tingkat polimorfisme yang tinggi yang berperan pada metabolisme obat sebesar 2A-25Vo, terutama obat antidepresan, neuroleptik, p blocker dan anti aritmia (Ingelman- Sundberg,2005). Aktivitas enzim CYIllD6 Penelitian saat ini menunjukkan bahwa metabolit hydroxy dari primakuin secara dominan dihasilkan melalui jalur metabolisme CYP2D6 (Pybus dkk., 2013). CYP2D6 merupakan isoenzim yang memiliki variasi polimorfisme genetik yang tinggi. Polimorfisme genetik pada enzim yang digunakan untuk metabolisme obat menjadi penyebab utama terjadinya variabilitas metabolisme obat yang akan menyebabkan terjadinya efek samping maupun berkurangnya efikasi terapi. Perbedaan fenotip dan genotip memberikan konstribusi yang signifikan pada substrat metabolisme enzim CYP2D6. Menurut Gaedigk, dkk (2008) aktivitas skor enzim bio.unsoed.ac.id CYP2D6 merupakan penilaian dari informasi genotip menjadi perhitungan fenotip. Aktivitas enzim CYP2D6 diklasifikasikan menjadi 4 kategori metabolisme yaitu metabolisme lambat Qtoor metabolizer) yang menyebabkan efek enzim menjadi tidak aktif atau tidak ada enzim yang berperan dalam metabolisme, metabolisme sedang (intermediate metabolizer) yang menyebabkan efek terjadinya penurunan aktivitas enzim atau enzim menjadi tidak stabil dalam proses metabolisme, metabolisme normal (ertensive metabolizer) dan metabolisme cepat (ul*arapid metabolizer\ yang menyebabkan efek terjadi peningkatan metabolisme enzim. Sistem aktivitas skoring aktivitas skor fenotip CYHID6. Sistem aktivitas skoring merupakan bentuk pendekatan seragam dari perhitungan translasi genotip menjadi fenotip. Jenis dari alel CYP2D6 dikelompokkan menjadi :I untuk fungsional, 0,5 untuk penurunan fungsi dan 0 untuk alel non fungsional (Crews dkk., 2012; Gaedigk dkk.,2008). Ibbel 1. Fungsi fenotip berdasarkan diploid (Gaedigk dkk,2008) Fungsi Fenotip Metabolisme cepat Aktivitas Enzim meningkat Aktivitas skor" >2 Metabolisme normal Individu yang membawa alel fungsional (ultr ar apid metab ol iz er) Normal 1-2', duolikasi Individu yang membawa 2 alel (Extens iv e metab ol iz er) fungsional alauZ Metabolisme menengah Mengalamipen (I nt e rm e d i at e nte t ab ol iz e r) urunan atau alel penurunan fungsional atau I alel fungsional dan I alel non fungsional atau 1 alel fungsional dan alel pentrrunan frrnesi Individu yang membawa I tidak stabil penurunan Metabolisme lambat Qnor metabolizer) Enzim inakti f atau tidak terdapataktivita s enzim 0,5 0 Contoh diploid Genotip fungsional dan I alel nonfunssional Individu yang hanya membawa alel nonfungsional bio.unsoed.ac.id c (*1/*1)xN, (*1/+2)xhl, (*2/*2)x lf *ll*1, *l/*2, *2/*2, *l/*9, *l/*41, *4Il+4I, *l/*5, *ll*4 *41*41,*5/*9, *4/*l 0 *4/*4, *3/*4, *5/*5, *5/*6 Catatan : a merupakan data aktivitas skor CYP2D6 dan terbatas, b pasien dengan aktivitas skor I pada beberapa xN merupakan jumlah cory gen referensi laboratorium dimasukkan dalam metabolisme sedang., CYP2D6 Pada Tabel 1. memperlihatkan fungsi fenotip berdasarkan diploiditas. Aktivitas skor fenotip CYP2D6. dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut l. Nilai aktivitas skor 0, diklasifikasikan : sebagai metabolisme lambat/tidak ada aktivitas metabol ism e (po o r met a b ol izer) 2. Nilai aktivitas skor 0,5 diklasifikasikan dengan metabolisme sedang/ menengal/ a}tivitas metabolisme yang menurun (interme diate metab ol izer) a J. Nilai aktivitas skor l-2 diklasifikasikan sebagai metabolisme normal (extensive metabolizer) 4. Nilai aktivitas skor > 2 diklasifikasikan aktivitas metabolisme tinggi ultrarapidmetabolizer Polimorfisme gen CYI{ZD6 (CYP2D6*\ dan*2), alel penrunan fungsi (CYP2D6*9, *10,*41) dan alel non fungsional (CYP2D6 *3-*6). Gen Pada umum alel CYP2D6 dikelompokkan menjadi alel fungsional CYP2D6 merupakan gen yang mengalami deletion dan duplication, sehingga banyak jumlah cory gene. Delesi gen CYP2D6 ditemukan pada alel CYP2D6*5, sedangkan duplikasi dengan gen simbol 'oxN" setelah penam:un alel yaitu alel CYP2D6*1xN (xN menunjukkan jumlah capy gen) (Gaedigk dkk., 2008). Penelitian Pybus (2013) menunjukkan metabolisme hydroxy primakuin (PQ) didominasi oleh enzim CYP2D6. Aktivitas enzim CYP2D6 yang bervariasi tergantung dari polimorfisme gen CYP2D6, sehingga distribusi alel CYP2D6 akan berbeda pada setiap kelompok populasi etnis/ ras (Gaedigk dkk., 2008). Table.2. Variasi polimorlisme CYI{ID6 pada manusia dan penyebarannya di dunia (Ingelman-Sundberg, 2005). Variasi polimorfisme CYSID6 Frekuensi alel (%) Mntasi Efek/dampak Kaukasia Asia Aftika Ethiopia dan @lack) Saudi Arabia CYP2D6*2xN Duplikasi/multi duplikasi Peningkatan aktivitas enzim l-5 0-2 ) CYP2D6*4 Kecacatan dalam penyambungan Inaktif enzim t2-21 I 1 14 CYP2D6*5 Gen delesi Tidakada enzim 2-7 6 4 1-3 cYp2D6*10 P34S, 54867 51 6 3-9 bio.unsoed.ac.id t-? Ketidakstabilan enzim 10-16 Pada Tabel 2. memperlihatkan variasi polimorfisme gen CYP2D6 pada manusia dan penyebarannya di seluruh dunia. (Ingelman-sundberg, 2005). Pada populasi etnis/ras Asia, polimorfisme gen CYP2D6 yang paling umum ditemukan adalah polimorfisme gen CYP2D6*10 yang mempunyai prevalensi sebesar 50o/o danpolimorfisme gen CYP2D6*10 ini berperan dalam terjadinya penurunan aktivitas enzim yang termasuk kategori intermediate metabolizer (Bernard dkk.,2005). Polimorfisme genetik yang banyak ditemukan di Asia adalah polimorfisme gen CYP2D6*10 dengan proporsi sebesar 50 % (Bradford,2002; Ismail dkk., 2003; Teh dkk., 2001). Pada polimorfisme CYP2D6*10 terjadi mutasi basa tunggal atau Single Nucleotide Polymotphism (SNPs) pada urutan basa nukleotida 190 C > T (rs 1065852) pada daerah exon I yang menyebabkan perubahan asam amino prolin menjadi serin (Pro34Ser), polimorfisme ini sehingga menyebabkan ketidakstabilan enzim atau berkurangnya aktivitas enzim pada metabolisme sedang (inte rmediate metabolizer) (Gaedigk dkk., 2008). Pada umumnya, frekuensi metabolisme lambat Qnor metabolizer) yang merupakan peranan dari CYP2D6*4 pada populasi ras Mongoloid di wilayah Asia memiliki jumlahnya sangat kecil dan bahkan jarang ditemukan. Namuno penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2003) di Malaysia menujukkan bahwa metabolisme lambat enzim CYP2D6 pada populasi Melayu sebesar 2,8o/o dan populasi India-Malaysia sebesar 4,8 Yo merupakan jumlah tertinggi dari seluruh populasi Asia, Pada polimorfimse gen CYP2D6*4 terjadi mutasi basa tunggal atau Single Nucleotide Polymorphiszr (SNPs) 1937 G>A. Mutasi ini terjadi pada daerah perbatasan daerah intron ke-3 dan ekson ke-4 yang menghasilkan perubahan ujung 3' daerah pengenalan splicing, sehingga menyebabkan kegagalan sintesis mRNA yang menyebabkan inaktivasi enzim CYP2D6*4 atau metabolisme lambat Qtoor metabolizer). Frekuensi metabolisme lambat enzim CYP2D6*4 megunjukkan perbedaan pada masing-masing populasi di dunia yaitu populasi ras negroid di Afrika berkisar 0-19 o/o, sedangkan populasi ras Kaukasia berkisar 0-48 % (Bernard dkk., 2005; Bogui dkk., 2005; Ingelman'Sundberg, 2005). bio.unsoed.ac.id Kesimpulan Efikasi primakuin apabila semata-mata hanya tergantung dari jalur metabolisme enzim CYP2D6 akan menimbulkan permasalahan yang serius pada penggunaan terapi primakuin secara luas untuk mengatasi malaria, terutama pada daerah endemik yang memiliki prevalensi tinggi jenis metabolisme lambat Qtoor metabilizer) dan metabolisme sedang (intermediare). Primakuin merupakan metabolit aktif, sehingga penurunan efikasi terapi dikhawatirkan akan meningkatkan resistensi terhadap penggunaan primakuin untuk mengatasi malaria. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bennett (2013) melaporkan terjadinya kegagalan terapi primakuin pada malana vivax pada pasien dengan metabolisme enzim CYP2D6 lambat (poor metabilozer) dan sedang (interme diate metab olize r). Polimorfisme genetik yang banyak ditemukan CYP2D6*10 dengan proporsi sebesar 50 % o sedangkan di Asia adalah polimorfisme gen polimorfisme gen CYP2D6*4 pada populasi ras Mongoloid memiliki jumlahnya sangat kecil dan bahkan jarang ditemukan. Daftar Pustaka Bennett, J.W., Pybus, 8.S., Yadava, A., Tosh, D., Sousa, J.C., McCarthy, W.F., dkk., 2013. Primaquine failure and cytochrome P450 2D6 in Plasmodium vivax malaria. The New England journal of medicine,369: l38l-1382. Bernard, S., Neville, K.A., Nguyen, A.T., dan Flockharl, D.A., 2006. Interethnic differences in genetic polymorphisms of CYP2D6 in the U.S. population: clinical implications. The oncologist, 126-135. ll: Bidche, I., Narjoz, C., Asselah, T., Vacher, S., Marcellin, P.o Lidereau, R., dkk., 2007. Reverse transcriptasefCR quantification of mRNA levels from cytochrome (CYP)l, CYP2 and CYP3 ftmilies in 22 different human tissues. Pharmacogenetics and genomics,lT:731742. Bogni,A., Monshouwer, M., Moscone, A., Hidestrand, M., Ingelman-Sundberg, M., Hartung, T., dkk., 2005. Substrate specific metabolism by polymorphic cytochrome P450 2D6 alleles. Tbxicologt in vitro: an internotional journal published in assaciation with BIBRA, 19: 62t429. bio.unsoed.ac.id Bradford, L.D.,2AA2. CYP2D6 allele frequency in European Caucasians, Asians, Africans and their descendants. Pharmacogenomies, 3: 229-243. Crews, K.R., Gaedigk, A., Dunnenberger, H.M., Klein, T.E., Shen, D.D., Callaghan, J.T., dkk., 20L2. Clinical Pharmacogenetics Implementation Consortium (CPIC) guidelines for codeine therapy in the context of cytochrome P450 2D6 (CYP2D6) genotype. Clinical pharmacologt and therapeutics, 9l: 321-326. Gaedigk, A., Simon, S.D., Pearce, R.E., Bradford, L.D., Kennedy, M.J., dan Leeder, J.S., 2008. The CYP2D6 activity score: translating genotype information into a qualitative mea$lre of phenotype . Clinic al pharmacolo gt and therape utic s, 83 : 23 4-242. Ingelman-Sundberg, M., 2004. Human drug metabolising cytochrome P450 enzymes: properties and polymorphisms. Naurryn-Schmiedebergb archives of pharmacologto 369: 89-104. Ingelman-Sundberg, M., 2005. Genetic polymorphisms of cytochrome P450 2D6 (CYP2D6): clinical consequences, evolutionary aspects journal, 5: 6-13. and firnctional diversity. The pharmaeogenomics Ismail, R., Teh, L.K., Amir, J., Alwi, 2., dan Lopez, C.G., 2003. Genetic polymorphism of CYP2D6 in Chinese subjects in Malaysia. Journal af clinical pharmacy and therapeutics, 28:279-284. Pybus, B.S., Marcsisin, S.R., Jin, X., Deye, G., Sousa, J.C., Li, Q., dk., 2013. The metabolism of primaquine to its active metabolite is dependent on CYP 2D6. Malaria journal,12: 212. Teh, L.K., Ismail, R., Yusoff, R., Hussein, A., of the CYP2D6 gene among Malays Therapeutics 26: 205-211. Is4 M.N., dan Rahman, A.R., }A01. Heterogeneity in Malaysia. Journal of Clinical Pharmaqt and Zanger, U.M., Fischer, J., Raimundoo S., Sttiven, T., Evert, 8.O., Schwab, M., dkk., 2001. Comprehensive analysis of the genetic factors determining expression and function of hepatic CYP2D6. Pharmacogenetics, 11 : 573-585. bio.unsoed.ac.id