E- learning Legislasi Produk Pangan 30 Oktober 2014 Sertifikat Penyuluhan (SP) Permenkes 382/Menkes/Per/VI/89 1. Diberlakukan bagi perusahaan makanan industri rumah tangga (nilai investasi mesin) Data yang diperlukan: 2. – SPIK • • • – IMB HO (izin gangguan tetangga) Surat izin usaha perdagangan (SIUP) Data industri • • • • Nama perusahaan Nama pemilik No. SPIK Alamat Lanjutan……. – Data karyawan • Jumlah • Pendidikan • Pemeriksaan kesehatan – Data sarana produksi • • • • Ruang pengolahan(lantai, dinding, langit-langit) Air Saluran limbah alat Lanjutan…… – Data produk makanan • • • • • • • • Nama makanan Nama merk dagang Bahan baku Bahan tambahan Bahan pengemas Cara pengolahan Umur simpan label Cara mendapatkan SP • Syarat2, mendaftarkan ke Dinas Kesehatan Dati II/Kodya setempat • Mengikuti penyuluhan • Peninjauan oleh Tim (Dinkes, Diperindag) ke lokasi pengrajin • Keputusan – Diberi SP – Ditangguhkan • Bagi yang ditangguhkan, bila memenuhi syarat baru diberi sertifikat Cara penomoran SP • SP No.01-12.02-1991 • Artinya : kolom 1 nomor urut peserta penyuluhan kolom 2 kode wilayah Dati I (DIY 12 dan Bantul 02) kolom 3 tahun dikeluarkannya SP SPP-IRT kep. BPOM RI No. HK 00.05.5.1640 tgl 30 April 2003 • Tujuan – Meningkatkan penget. Pengolahan dan keamanan pangan – Menumbuhkan kesadaran dan motivasi prosedur dan karyawan tg CPMB dan keselamatan konsumen – Meningkatkan daya saing dan kepercayaan konsumen thd produk IRT • Pengajuan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota Persyaratan • SIUP dari Deperindag • SP keamanan pangan dari Din Kes • Minimal 1 orang memiliki sert. Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) • Bila tidak ada PKP, penyuluhan • Sarana produksi cukup (dinilai Din Kes) PKP • • • 1. Din kes Penyuluh punya sertifikat dari BPOM ( 2 hari) Materi Materi utama : 1. 2. 3. 4. 2. Jenis bahan berbahaya (biologis,kemis, fisik) Higiene dan sarana PP-IRT Perpu tg Keamanan Pangan Penggunaan BTP, label dan iklan pangan Materi pelengkap (pengemasan/penyimpanan, etika bisnis) Pembatalan /pencabutan • Pemilik atau penanggungajawab perush. Melakukan pelanggaran thd peraturan yang berlaku di bidang pangan • Pemilik tidak sesuai dg yang tertera dalam SPP-IRT • Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan MD/ML • Diberlakukan bagi : – Produsen makanan steril komersial – Industri kecil,menengah, dan besar – Produk makanan sendiri atau impor • Materi yang diperlukan – – – – – Formulir A (tg perusahaan) Formulir B (komposisi, mutu dan kemasan) Formulir C (cara produksi dan pembersihan wadah Formulir D (pengawasan mutu, pengujian produk ) Formulir E (kelengkapan lain : produk, label, kemas ulang, lisensi, produk impor : sertifikat kesehatan, bebas radiasi), (tanda pendaft.merk, sertifikat BTP, wadah dan tutup, fotocopi standar mutu, ingredient) Cara mendapatkan MD/ML • Syarat-syarat, daftar ke Dirjen POM mll Dinas Kesehatan provinsi • Pengecekan dan peninjauan materi dalam formulir, jika perlu ke lokasi • Memenuhi syarat : sertifikat MD/ML • Ditangguhkan : memenuhi persyaratan terlebih dahulu • Tidak memenuhi : ditolak Standar Nasional Indonesia • Umum – Perumusan SNI • Konsensus nasional oleh pihak terkait • Memperhatikan syarat kesehatan, keselamatan dan perkembangan iptek • Bermanfaat bagi semua pihak – Perumusan pragmatis : bila sudah ada standar lain /internasional yg sesuai, diadopsi seluruhnya atau sebagian – Dasar : PP 15/1991, menetapkan adanya SNI, mulai berlaku April 1994, BSN Mekanisme kerja BSN • Instansi teknis memasukkan ranc. SNI yg sdh mendapatkan konsensus nasional ke BSN • Pembahasan oleh pelaksana harian BSN • Dibawa ke pleno BSN • Persetujuan ranc. SNI, ke instansi teknis, ditetapkan dan dilaksanakan Ruang lingkup instansi teknis • Deptan : gula pasir, ekstraksi kelapa sawit, penggilingan beras, pengolahan ikan laut, the hitam dan hijau, bahan mentah, olahan, ikutan dr hasil perkebunan, peternakan, tan. Pangan dan perikanan • Deperindag : hasil tembakau/rokok, pangan dan minuman hsl industri pertanian • Komoditi/jasa yang diperdagangkan dio DN/LN • Depkes : BTP, makanan dan minuman, serta persyaratan keselamatan (keamanan), kesehatan, mutu, dll Sistematika penomoran SNI • SNI 01 1254 1991 atau 1 2 3 4 SNI 01-1254-1999 – 1 : SNI – 2 : makanan (01) – 3 : nomor dr BSN tidak mencirikan instansi teknis/urutan – 4 : tahun pengesahan PENGELOMPOKAN PANGAN DALAM SNI • • • • • • • • Tepung dan pati Bijian dan serealia Kacang-kacangan Buah-buahan Sayur-sayuran Gula, sirup dan permen Bumbu Umbi-umbian, dst Codex Alimentarius (CODEX) A. Arti • Codex (bhs Latin) artinya CODE atau food law • Kumpulan standar internasional dalam bidang pangan yang telah disepakati oleh CAC dan dituliskan secara seragam • CAC (Codex Alimentarius Commissions) : Badan internasional yang bertg jwb untuk melaks. Program kerjasama dlm standarisasi pangan dg FAO dan WHO • Anggota CAC : Negara anggota PBB (FAO dan WHO) • Didirikan tahun 1962 Tujuan Codex • Melindungi kesehatan konsumen pangan • Memberikan fasilitas perdagangan int’nasional • Koordinasi standar mutu pangan secara internasional yang dianut pemerintah/swasta • Menentukan skala prioritas dan memberi pedoman dalam menyiapkan standar mutu • Finalisasi standar, setelah diterima oleh pemerintah ybs, publikasi dalam Codex Alimentarius Isi Codex (14 volume) • • • • • 1 volume : metode sampling dan analisis 9 volume : kumpulan codex berdasar komoditas 2 volume : residu pestisida dan obat-obatan hewan 1 volume : acceptances dari standard 1 volume : general requirement Prosedur penerimaan Codex commodity std • Negara pengusul mengajukan rencana codex • Rencana standar diedarkan ke seluruh anggota CAC • Negara yang dapat menerima (setuju) : mengirim “statements of acceptance” dg acceptance form ke secretary of CAC, joint FAO/WHO Food Standard Programme, FAO-00100 Rome, Italy