Kajian kesesuaian mutu produk produk formula

advertisement
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian
pangan
yang
memadai bagi
bayi
bertujuan
untuk
memberikan peningkatan pertumbuhan yang normal, perkembangan otak
yang
optimum,
dan
pencegahan
penyakit
selama
tahun
pertama
kehidupannya. Pemberian pangan terhadap bayi dibagi menjadi pemberian
Air Susu Ibu (ASI) dan formula bayi.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan yang paling baik dan
tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi. Program
pemberian ASI eksklusif sampai usia bayi 6 (enam) bulan dan dianjurkan
untuk dilanjutkan sampai usia 2 (dua) tahun merupakan yang terbaik bagi
bayi. Jika kemudian seorang ibu tidak dapat memberikan ASI bagi bayinya,
maka sebagai pengganti ASI dapat diberikan formula bayi.
Formula bayi umumnya berbasis susu sapi yang dimodifikasi sehingga
diperoleh sejumlah zat gizi (protein, lemak, laktosa, vitamin, mineral) yang
sesuai dengan ASI.
Untuk bayi yang memiliki kondisi medis khusus
disediakan formula untuk keperluan medis khusus untuk bayi yang memiliki
kelainan atau menderita penyakit tertentu. Formula ini diolah secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan diet bayi dan diberikan atas pengawasan tenaga
medis.
Berbagai negara termasuk Indonesia, telah menetapkan standar
mutu bagi produk formula bayi.
Indonesia telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang
Pengganti Air Susu Ibu sejak tahun 1995. SNI ini adalah referensi yang
bersifat sukarela (voluntary). Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan
POM) RI menetapkan regulasi teknis terkait mutu produk formula bayi yang
wajib dipenuhi oleh produk dalam rangka memperoleh izin edar. Regulasi
teknis ini berupa Keputusan Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan
Makanan.
Dalam
proses
penyusunan
SNI
produk
pangan,
pemerintah
memperhatikan berbagai ketentuan internasional, diantaranya adalah
standar yang disusun oleh Codex Alimentarius Commission (CAC). Standar
Codex merupakan referensi dunia internasional.
Proses penyusunannya
melibatkan diskusi panjang yang diikuti oleh perwakilan dari berbagai negara
dan berdasarkan kajian ilmiah. Standar Codex merupakan acuan yang
1
dipakai oleh World Trade Organization (WTO) dalam menyelesaikan
perdebatan antar negara untuk perdagangan pangan.
Fungsi standar adalah untuk memberikan memberikan perlindungan
kepada konsumen, pelaku usaha, dan masyarakat lainnya; membantu
kelancaran perdagangan; dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat.
Standar produk pangan umumnya terdiri dari persyaratan teknis yang terkait
dengan keamanan dan gizi produk.
Produk formula bayi adalah salah satu contoh produk pangan beresiko
tinggi karena ditujukan untuk bayi.
Indonesia telah menetapkan Standar
Nasional Indonesia untuk produk formula bayi sejak tahun 1995.
Codex
Alimentarius Commission pada tahun 2008 menetapkan revisi Standar
Codex untuk produk formula bayi.
Kajian kesesuaian mutu produk formula bayi beredar terhadap
persyaratan SNI dan Standar Codex akan memperlihatkan kemampuan
pemenuhan produk untuk setiap persyaratan.
dibandingkan terhadap persyaratan
Pemetaan mutu produk
standar akan
memberikan
data
mengenai karakteristik yang dapat dipenuhi oleh seluruh produk beredar dan
yang hanya dapat dipenuhi oleh sebagian produk. Sehingga dihasilkan data
yang dapat digunakan dalam revisi standar atau penetapan berbagai
kebijakan dalam rangka pengendalian mutu produk beredar.
Proses penyusunan standar yang berdasarkan analisis risiko adalah
proses yang didukung dengan data yang diperoleh melalui kajian risiko,
pengambilan keputusan dengan manajemen risiko, dan komunikasi risiko
sepanjang prosesnya.
Kajian risiko dengan data kuantitatif akan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kajian dengan data kualitatif.
Suatu pemetaan atau profil mutu produk pangan yang beredar merupakan
salah satu contoh dari data kuantitatif. Dengan mengetahui profil produk
pangan, maka penyusunan standar pangan akan lebih terukur yang pada
akhirnya membuat standar tersebut benar-benar mencerminkan mutu produk
yang beredar.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh peta kesesuaian setiap
karakteristik mutu produk formula bayi dan mengevaluasi kesesuaian produk
formula bayi terhadap persyaratan SNI dan Standar Codex.
2
C. Kegunaan
Penelitian ini memiliki kegunaan tersendiri bagi pemerintah, industri
pangan, dan konsumen produk formula bayi.
Bagi pemerintah, peta
kesesuaian produk terhadap standar dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kebijakan peningkatan mutu formula bayi yang beredar.
Bagi industri
pangan, peta kesesuaian produk tersebut dapat pula digunakan untuk
melihat sebaran mutu produk beredar, dan membantu mereka dalam
menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Bagi konsumen, peta kesesuaian
ini dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai produk formula bayi
yang beredar dan pedoman bagi mereka untuk memilih produk yang sesuai
dengan kebutuhannya.
3
Download