JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang Sri Handayani *) Sapir *) Abstract Education is important aspect to create development of nation. Related with that statement, education in Indonesian still has lower quality than advanced stations. That problem is more bad with is dominated learning process wich show a knowledge is fact which must memorized. Learning method in class generally still conventional with teacher oriented. For solving this problem with use learning model of Problem Based Learning and Cooperative Learning Jigsaw type. Data analysis use qualitative descriptive method which objective to get illustration clear and riil about phenomenon which show in learning process. Research result shows student learning activities increase from 59,21 in phase I become 70,71 in phase II so that can be seen its increasing is 11,5%. Learning result of cognitive aspect increase average value from 76 in phase I become 86,71 in phase II. Student affective assessment can increase. Beside that student psychomotor assessment can increase 6%. Student learning response increase after using this learning method. Keywords: Problem-Based Learning, Cooperative Learning, Jigsaw, learning activities, learning result, learning response. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan nasional. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] Pendidikan Indonesia memiliki mutu yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Jika suatu negara mempunyai sistem pendidikan yang baik, maka dari sistem itulah akan melahirkan tenaga kerja yang baik. Dari hal ini, maka dapat diketahui bahwa pendidikan memiliki dimensi yang kompleks. Dalam rangka mengembangkan iklim belajar mengajar seperti yang menumbuhkan rasa percaya diri, sikap, dan perilaku yang inovatif dan kreatif, sangat diperlukan adanya keterkaitan antar 38 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 komponen-komponen pendidikan. Komponen-komponen pendidikan yang meliputi guru, siswa, kurikulum, alat (media pembelajaran) dan sumber belajar, materi, metode maupun alat evaluasi saling bekerjasama untuk mewujudkan proses belajar yang kondusif. Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan (knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu, situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber utama pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Salah satunya dengan mengembangkan pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mayoritas proses belajar mengajar di Indonesia masih menggunakan metode konvensional yaitu masih terbatas pada teacher oriented. Seiring dengan perkembangan zaman proses pembelajaran saat ini memerlukan sebuah strategi belajar mengajar baru yang lebih menekankan pada partisipasi siswa (student oriented). Selain itu dalam perjalanan proses perubahan tersebut juga berdampak pada perubahan kurikulum pendidikan saat ini, dengan diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sekolah-sekolah sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi, dkk (2003:11) menyatakan bahwa “belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya”. Pembelajaran kontekstual ini merupakan model pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Nurhadi, dkk (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut. Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara sis-wa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut memang melalui pendekatan kontekstual pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam strategi di dalamnya. Salah satunya dengan menggunkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan model pembelajaran kooperatif (Cooperative leraning). Banyak model yang 39 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning. Misalnya dengan menggunakan tipe Jigsaw. Model pembelajaran ProblemBased Learning ( Pengajaran berbasis masalah) dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dipandang relevan untuk menghadirkan suasana nyata di dalam proses pembelajaran. Secara kontekstual, Permasalahan pembelajaran Ekonomi sangat dekat dengan realitas persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat. Nurhadi, dkk (2004:56) mendefinisikan Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah: Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Slavin (dalam Isjoni, 2007:15) mengemukakan pengertian Cooperative Learning adalah: In Cooperative Learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher. Definisi dari jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif suatu model pembelajaran yang 40 dirancang agar siswa mempelajari informasi-informasi divergen dan tingkat tinggi melalui kerja kelompok. SMA Negeri 2 Malang juga mulai berubah untuk hasil belajar yang lebih bermutu. Pada mata pelajaran ekonomi khususnya mulai dilakukan variasi bentuk model-model pembelajaran, namun dalam pelaksanaannya masih belum maksimal. Hal ini karena modelmodel pembelajaran yang dilakukan sebatas diskusi model konvensional yang rawan dengan menurunnya minat siswa pada saat aktivitas berlangsung. Oleh karena itu perlunya perubahan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa. Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang “Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) Dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Dan Respon Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Malang”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan kondisi yang sebenarnya dari suatu situasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara jelas dan nyata tentang proses pelaksanaan Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 pembelajaran yang diterapkan dalam kelas dan hasil belajar siswa sebagai hasil dari penerapan model pembelajaran yaitu model pemaduan Problem-Based Learning dan Cooperatif Learning tipe Jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau CAR ( Classroom Action Research ). Dalam penelitian ini para siswa dikenai tindakan, yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan model Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan Cooperatif learning (Pembelajaran Kooperatif) tipe Jigsaw. Selama proses pembelajaran berlangsung setiap peristiwa yang terjadi diamati oleh peneliti dan observer untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang diterapkan dalam meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar, dan respon siswa khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti prinsip dasar penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Gambar 1. Gambar alur dalam tindakan PTK Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksnaan Pengamatan Sebagai bahan refleksi untuk siklus berikutnya Sumber Arikunto (2007: 16) Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Malang, Program Ilmu Sosial Kelas Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] Sos 1 yang berjumlah 35 siswa, dengan 19 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa laki-laki. Dengan tema materi untuk penelitian ini adalah Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter. 41 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 Tabel 1. Jenis Data, Indikator Data, Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data. No Data 1. Penerapan model pemaduan PBL dan Cooperative Learning tipe Jigsaw Aktifitas Siswa 2. Pengumpulan Data Teknik Instrumen Pengumpulan Data Lembar Observasi selama panduan kegiatan observasi pembelajaran Indikator data - • Mengumpulkan informasi Lembar panduan observasi • Melakukan pengamatan • Merumuskan hipotesis • Melakukan diskusi • Menganalisis masalah • Tingkat keterampilan berpikir siswa • Keterampilan siswa bertanya • Keterampilan siswa menjawab • Membuat kesimpulan • Mempresentasikan 3. Hasil siswa belajar • Hasil tes belajar kognitif (tes) • Hasil (sikap) 4. afektif Lembar panduan observasi • Hasil belajar psikomotorik Lembar panduan observasi Angket belajar Respon siswa Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah : Lembar Observasi, Tes yang 42 Soal-soal tes • Observasi selama kegiatan pembelajaran • Observasi selama kegiatan pembelajaran • Observasi selama kegiatan pembelajaran • Observasi saat diskusi • Melihat makalah siswa • Observasi selama kegiatan pembelajaran • Observasi saat diskusi • Observasi saat diskusi • Melihat makalah siswa • Observasi saat diskusi • Pemberian soal pilihan ganda pada tiap akhir siklus • Observasi saat diskusi • Observasi diskusi Analisis Data Mengenai teknik analisis data dapat dilihat di lampiran Triangulasi data Hasil Observasi dianalisis secara deskriptif Mengenai teknik analisis data dapat dilihat di lampiran saat Pemberian angket balikan siswa setelah diskusi (siklus) Mengenai teknik analisis data dapat dilihat di lampiran dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa yaitu aspek kognitif pada Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 sikulus I dan II, Angket, Wawancara, Catatan Lapangan, Dokumentasi. Lembar observasi indikator penilaian aktivitas belajar siswa, yang dihitung menggunakan rumus: P = F x 100 % N (Diadopsi dari Arikunto, 2000:246) Tabel 2 Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa No. Persentase (%) 1. 92 – 100 2. 75 – 91 3. 50 – 74 4. 25 – 49 5. 0 – 24 Sumber: Arikunto (2000) Hasil Belajar Aspek Kognitif Hasil belajar aspek kognitif dilakukan dengan langkah-langkah: Memberikan pos tes; Menilai hasil tes siswa dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang digunakan di SMA Negeri 2 Malang yaitu 75; Membandingkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada siklus I dengan siklus II untuk mengetahui peningkatan aspek kognitif; Mendeskripsikan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar aspek kognitif dari siklus I dan siklus II. Hasil Belajar Aspek Afektif dilakukan dengan langkah-langkah: Memberikan penilaian untuk masingmasing aspek yang diamati; Mencari rata-rata aspek afektif yang diamati tiap siklus; Mempersentase skor dengan menggunakan rumus : P = F x100 % N (Diadopsi dari Arikunto, 2000:246) selanjutnya membandingkan persentase aspek afektif pada siklus I dengan siklus II; Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar aspek afektif dari siklus I dan siklus II. Untuk hasil belajar aspek psikomotorik, analisis data dilakukan Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] Klasifikasi Baik sekali Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik dengan langkah-langkah: Memberikan penilaian terhadap masing-masing aspek psikomotorik; Mencari rata-rata aspek psikomotorik yang diamati tiap siklus; Memberikan skor; Membandingkan skor aspek psikomotorik pada siklus I dengan siklus II; Mendeskripsikan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar aspek psikomotorik dari siklus I dan siklus II. HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Tindakan dan Observasi I Pada pelaksanaan tindakan siklus I di pertemuan I terdapat rangkaian kegiatan awal (pembukaan), inti, dan penutup. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan tes awal (pre test) kepada siswa selama 20 menit. Selama proses pembelejaran berlangsung dilakukan pengamatan yang meliputi aktivitas siswa yang terdiri dari 10 aspek yaitu: mengumpulkan informasi, melakukan pengamatan, merumuskan hipotesis, melakukan diskusi, menganalisis masalah, Tingkat keterampilan berpikir siswa , keterampilan bertanya siswa, keterampilan menjawab siswa, 43 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 membuat kesimpulan, mempresentasikan hasil diskusi. Pelaksanaan Tindakan II dan Observasi II Pelaksanaan tindakan II didasarkan pada tahap perencanaan tindakan II yang telah disusun dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Berikut ini merupakan hasil penelitian silus I dan II pada masingmasing aspek Tabel 3 Data Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Indikator Mengumpulkan informasi Melakukan pengamatan Merumuskan hipotesis Melakukan diskusi Menganalisis masalah Tingkat keterampilan berpikir siswa Keterampilan siswa bertanya Keterampilan siswa menjawab Membuat kesimpulan Mempresentasikan hasil diskusi Persentase rerata Prosentase Siklus I Tiap I II 65,71 66,43 55 55,71 55,71 56,43 57,86 58,57 60 60,71 59,21 82,14 70,71 67,14 72,14 66,43 68,57 72,86 68,57 65,71 72,86 70,71 Persentase Peningkatan Tiap-Tiap Indikator 16,43 4,28 12,14 16,43 10,72 12,14 15 10 5,71 12,15 11,5 Tabel 4 Data Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 44 Urutan Siswa berdasarkan Nomor Urut Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Jenis Kelamin P L L P L P P L P L P L L P P L P L L P P P Nilai Tes Siklus I 70 75 80 70 85 70 75 75 65 85 80 50 80 85 80 80 70 80 85 65 85 80 Nilai Tes Siklus II 85 80 90 80 95 85 80 95 80 95 95 80 95 90 80 90 90 80 85 80 80 95 Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32 Siswa 33 Siswa 34 Siswa 35 Rata-rata P P P L L L L P P L L P P 85 55 85 80 80 75 75 85 75 80 75 60 80 76 95 75 80 85 95 95 85 80 90 95 95 80 80 86,71 Tabel 5 Data Penilaian Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II Prosentase Siklus I Indikator Kehadiran siswa Keaktifan dalam kelas Keseriusan/motivasi/perhatian Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas Kerjasama dan tanggung jawab Menghargai orang lain Tidak menganggu teman lain Persentase rerata Tiap I II 92,86 80 68,58 75 79,28 72,86 72,86 79,92 96,43 87,86 87,86 87,86 91,43 82,86 82,14 88,06 Persentase Peningkata n Tiap-Tiap Indikator 3,57 7,86 19,28 12,86 12,15 10 9,28 8,14 Tabel 6 Data Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I dan Siklus II Indikator Kualitas isi Kelengkapan laporan Kerapian laporan Ketepatan waktu Persentase rerata Prosentase Siklus I Tiap I II 78,4 80 88 76,8 80,8 80 100 88 79,2 86,8 Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] Persentase Peningkatan Tiap-Tiap Indikator 1,6 20 0 2,4 6 45 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 Tabel 7 No 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 46 Sebaran Respon Belajar Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw. Respon terhadap mata pelajaran ekonomi Saya selalu mengikuti pelajaran ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya merasa pelajaran ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter penting Saya berusaha mengerjakan tugas ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya berusaha memahami pelajaran ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya bertanya pada guru bila ada materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang belum jelas Saya mengerjakan soal-soal latihan ekonomi materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya mendiskusikan materi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dengan teman-teman Saya berusaha memiliki buku pelajaran ekonomi Saya merasa senang mengikuti pelajaran ekonomi secara berkelompok dengan teman sekelas saya Saya selalu menerapkan apa yang saya peroleh selama belajar kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya selalu berusaha mencari buku tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter Saya kurang suka mendengar guru memberi pelajaran dengan berceramah Saya menjadi suka terhadap pelajaran ekonomi setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Saya lebih berani menyampaikan pendapat setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Saya ingin model pembelajaran dengan Pilihan Jawaban SS S R TS STS 8 18 6 3 - 10 19 6 - - 10 19 6 - - 9 21 3 2 - 9 26 - - - 9 25 1 8 19 8 19 8 - - 10 15 6 4 - 5 21 8 1 - 10 20 2 2 1 6 16 10 3 - 5 16 9 4 1 5 20 3 4 3 6 2 3 4 1 8 20 5 2 - 6 17 9 3 - Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diulang lagi pada bahasan-bahasan yang lain 17 Saya ingin model pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan juga pada mata pelajaran yang lain 18 Dengan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran ekonomi jadi lebih mudah dikerjakan dan diterapkan 19 Dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw saya lebih semangat dalam belajar 20 Saya merasa belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan keinginan saya. Jumlah Persentase (%) PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw Selama observasi siklus I, ditemukan bahwa semua aspek yang tercantum dalam lembar observasi tahapan pembelajaran teramati selama proses pembelajaran. Beberapa aspek dalam tahapan pembelajaran masih kurang optimal dilakukan oleh guru, seperti pada tahap mengorientasi siswa pada masalah guru tdalam mejelaskan tujuan pembelajaran masih belum optimal. Pada tahap tersebut, guru hanya mengulang dan mengingatkan siswa pada materi sebelumnya. Selain itu guru juga kurang menjelaskan prosedur pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara rinci dan menyeluruh kepada siswa, sehingga banyak siswa yang Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] 6 15 9 4 1 6 18 6 4 1 7 16 8 3 1 5 16 8 5 1 21,15 54 16,57 6,85 1,45 masih belum mengerti langkahlangkah yang harus dikerjakan dalam pembelajaran berbasis masalah dan banyak siswa yang kurang mengerti mengenai tugas yang harus dikerjakan terutama dalam membuat rumusan masalah serta hipotesis dalam pembuatan laporan kelompok. Selain itu yang tampak dalam siklus I adalah kerjasama siswa yang belum optimal. Hal ini karena siswa belum terbiasa melakukan metode pembelajaran kooperatif. Kondisi tersebut diperparah dengan kesulitan siswa untuk menguhubungkan kasus permasalah oleh guru dengan meteri yang dipelajari. Selain itu guru merasa kesulitan dalam membimbing siswa karena siswa sudah mengenal dan dekat dengan peneliti, sehingga siswa tidak terlalu serius. Hal lain yang belum dilakukan guru pada siklus I adalah kurang memberdayakan pertanyaan provokatif dan komunikatif untuk melihat kemampuan siswa dalam aspek 47 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik serta memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas. Hasil pengamatan yang dilakukan juga belum maksimal karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan siklus I tersebut bertepatan dengan kegiatan tengah semester (KTS) yang dilakukan oleh siswa, selain itu siswa juga dibebani tugas oleh guru kelas. Pada rencana pembelajaran peneliti merencanakan untuk pelaksanaan tindakan dilakukan 4 kali pertemuan, selain penjelasan tentang prosedur. Pada siklus II, ditemukan bahwa aspek-aspek yang tercantum dalam lembar observasi pembelajaran berbasis masalah dan pemebelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dilakukan oleh guru, karena pada siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Oleh karena itu, pembelajaran pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. Pada siklus I permasalahan yang diberikan berhubungan dengan kebijakan fiskal dan pada siklus II permasalahannya berhubungan dengan kebijakan moneter. Sedangkan untuk pembelajaran kooperatif siswa membahas materimateri yang sudah ditentukan guru (peneliti) tentang kebijakan fiskal dan kebijkan moneter. Proses pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II sudah mengalami peningkatan, siswa sudah mulai bisa membagi tugas dengan teman kelompoknya sehingga masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri. 48 Tujuan dari penerapan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Melalui kegiatan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang ada, maka pada akhirnya siswa terbiasa memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri dan nantinyan tanggung jawab kepada masyarakat. Aktivitas Belajar Siswa Secara keseluruhan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Malang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya faktor-faktor yang meliputi: (1) penjelasan lebih rinci dari peneliti mengenai prosedur pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) siswa lebih banyak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, (3) siswa sudah memahami tentang sebuah permasalahn dan dapat merumuskan hipotesis sendiri, (4) siswa sudah mulai senang dan terbiasa dengan berdiskusi, (5) siswa sudah mengerti tentang tanggung jawabnya, (6) siswa sudah mulai terlatih dengan kegiatan-kegiatan pemecahan kasus, (7) siswa sudah mulai mau mengemukakan pendapat melalui pertanyaan, (8) siswa sudah mulai senang dengan model pembelajaran ini sehingga siswa mau menjawab sebuah permasalahan, (9) adanya hand out dan LKS yang membantu siswa, serta motivasi dan pendampingan dari peneliti tentang mebyimpulkan sebuah Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 permasalahan, (10) siswa sudah mulai mau berbicara di depan. Hal ini dapat dilihat bahwa semua aspek dalam kriteria aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup. Aktivitas belajar siswa secara berkelanjutan berkaitan dengan hasil belajar. Aktivitas belajar siswa merupakan suatu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang umumnya terdiri dari perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, catatan tugas, keseriusan dalam keikutsertaan pembelajaran, tingkatan kesalahan yang dilakukan, dan tanggapan siswa dalam merespon pembelajaran yang dilakukan. C. Hasil Belajar Siswa Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diamati terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif merupakan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hasil belajar aspek kognitif diukur dari nilai pos-test siswa tiap akhir siklus. Hasil pos-test tiap akhir siklus dibuat rerata dan dilihat jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas, kemudian dibandingkan tiap siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar aspek kognitif. Tingkat ketuntasan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 25,72%. Hasil belajar aspek afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil belajar aspek afektif yang diamati dalam penelitian ini meliputi: kehadiran siswa, keaktifan dalam kelas, keseriusan/motivasi/perhatian, Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas, kerjasama dan tanggung jawab, menghargai orang lain, dan tidak mengganggu teman lain. Untuk mendapatkan data aspek afektif ini dilakukan observasi selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh para observer. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi berupa rubrik penilaian aspek afektif (sikap) siswa. Hasil belajar aspek yang ketiga adalah psikomotorik. Keterampilan psikomotorik siswa merupakan tugas yang diberikan siswa untuk dikerjakan dirumah. Tugas tersebut adalah mencari berita baik dari media massa ataupun media cetak atau artikel yang sesuai dengan pokok bahasan yaitu pada siklus I tentang kebijakan fiskal dan siklus II tentang kebijakan moneter, kemudian kasus tersebut diberi tanggapan atau opini dan disimpulkan. Hasil belajar aspek psikomotorik yang diamati dalam penelitian ini meliputi: kualitas isi, kelengkapan laporan, kerapian laporan, dan ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas. Secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Malang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw. Hal ini dapat dilihat bahwa ketiga aspek dalam hasil belajar mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif antara lain: (1) siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran 49 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 kooperatif tipe jigsaw, (2) peneliti lebih memotivasi dan mendampingi siswa, dan (3) peneliti selalu mengingatkan tentang adanya pos tes pada akhir pertemuan setiap kali memulai pelajaran. Untuk hasil belajar aspek afektif meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor-faktor antara lain: (1) siswa suda senang terhadap model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) siswa mulai senang tentang materi kebijakan moneter sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa aspek psikomotorik juga mengalami peningkatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: (1) siswa mulai sadar akan tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas, (2) materi pada siklus II tentang kebijakan moneter sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudak memahami. Pada dasarnya ketiga hasil belajar diatas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berhubungan satu sama lain. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah juga mengalami perubahan pada sikap dan perilakunya. Agar masing-masing anggota kelompok dapat meningkat hasil belajarnya, maka pada saat proses pembelajaran berlangsung semua anggota kelompok harus hadir, agar mereka dapat memperoleh pengetahuan pada saat pembelajaran berlangsung karena hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa dari pengalaman-pengalaman 50 dan latihan-latihan selama pembelajaran. yang diikuti Respon Belajar Siswa Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw secara umum baik. Peningkatan respon siswa tersebut karena banyaknya siswa yang berpendapat bahwa metode ceramah adalah membosankan, selain itu melalui penerapan metode ini siswa lebih suka berdiskusi tentang materi yang sedang dipelari dengan teman sekelas. Hal ini menyebabkan siswa lebih bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Secara keseluruhan respon siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. PENUTUP Kesimpulan Penerapan pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Malang. Penerapan pembelajaran Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Malang. Penerapan Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected] JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran ekonomi di kelas. Siswa yang menyatakan sangat setuju (SS) dengan penerapan model ini yaitu sebesar 21,15 %. Siswa yang menyatakan setuju (S) sebesar 54 %. Saran Perlu adanya pengkondisian bagi masing-masing tingkat satuan pendidikan dan guru mata pelajaran ekonomi khususnya dalam penggunaan model pembelajaran Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw agar dapat menghasilkan hasil optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Penerapan pembelajaran Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan dan lingkungan belajar siswa serta ketersediaan waktu yang cukup. Disarankan bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dapat mendiskusikan metode-metode pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran ekonomi, sehingga dapat merekomendasikannya kepada guru mata pelajaran, salah satunya yaitu penerapan model Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan tindakan lebih dari dua siklus dan adanya konsep pengukuran tentang tujuan pembelajaran dalam mengukur keefektifan metode Problem-Based Learning dan Cooperative Learning tipe Jigsaw. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2001. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto. Suharsimi.dkk. Penelitian Tindakan Jakarta: Bumi Aksara 2007. Kelas. Djatmika, E.T. 2004. Pendekatan Pembelajaran Ekonomi SMA/MAN Atas Dasar Kurikulum Baru dan Kecakapan Hidup, Ilmu Pengetahuan Sosial, 37 (3). November 2003 Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. E-mail: [email protected] Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Nurhadi & Senduk, A.G. 2003 Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan penerapannya dalam KBK. 51 JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009 Malang: Malang. Universitas Negeri Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sukardi, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Sinar grafika Offset. Tim Abdi Guru. 2004. Ekonomi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga Universitas Negeri Malng. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan penelitian. Edisi keempat. Malang: Biro Administrasi Perencanaan, dan Sistem Informasi bekerjasama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang. Wiriaatmaja, Rochiati. 2007 Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT remaja Rosdakarya 52 Alamat korespondensi: Sri Handayani: Fakultas Ekonomi_UM Email: [email protected] Sapir. Jurusan Ekonomi Pembangunan, E-mail: [email protected]