Training K2 dan K3 BAHAYA LISTRIK REV 3

advertisement
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
MATERI PELAJARAN NO. 2
BAHAYA LISTRIK
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -12/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
DAFTAR GAMBAR :
Gambar 1
: Denyut Jantung Keadaan Normal
Gambar 2
: Denyut Jantung yang tersengat listrik
Gambar 3 : Medan Listrik pada suatu konduktor yang dialiri Arus
Gambar 4 : Medan Maknit pada suatu konduktor yang dialiri arus
Gambar 5 : Medan Maknit dan Medan Listrik Alam
Gambar 6 : Medan Listrik dan Medan Maknit buatan manusia
Gambar 7 : Spektrum Frekuensi Medan listrik dan Medan Maknit
Gambar 8 : Arus Induksi mengalir diantara Cell dan tidak menembus Cell
Gambar 9 : Tubuh manusia dibawah pengaruh ML dan MM
Gambar 10 : Hasil pengukuran KML dibawah SUTET Krian – Paiton oleh ITS
Gambar 11 : Hasil pengukuran KMM dibawah SUTET Krian – Paiton oleh ITS
Gambar 12 : Hasil pengukuran KMM dibawah SUTT Sawahan – Surabaya Barat oleh
ITS
Gambar 13 : Hasil pengukuran KML dibawah SUTT Sawahan – Surabaya Barat oleh
ITS
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -13/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Medan Listrik pada beberapa peralatan listrik
Tabel 2
: Medan Maknit pada beberapa peralatan listrik
Tabel 3
: Sensitifitas manusia terhadap arus listrik
Tabel 4
: Pengaruh biologis akibat ML dan MM
Tabel 5
: Nilai batas kerapatan arus induksi medan listrik
Tabel 6
: Nilai batas kerapatan arus induksi medan listrik terhadap kepekaan
Organ Biologis
Tabel 7
: Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk batas pajanan medan listrik dan
medan maknit pada frekuensi 50 – 60 Hz
Tabel 8
: Pedoman/standar medan listrik dan medan maknit yang dipakai PLN
Tabel 9
: Hasil pengukuran KML dan KMM dibawah SUTET Paiton – Krian
Tabel 10 : Hasil pengukuran KML dan KMM dibawah SUTT Sawahan – Surabaya
Barat
Tabel 11 : Hasil pengukuran KML dan KMM pada SUTET Suralaya – Krian tahun
1990
Tabel 12 : Hasil Pengukuran KML dan KMM terhadap 301 rumah oleh LPM ITB
tahun1996 disekitar SUTET Cibinong – Bekasi ,Menunjukkan bahwa
KML/KMM dalam rumah tidak dipengaruhi oleh jarak rumah kesumbu
SUTT/SUTET atau jenis atap/dinding rumah,tapi sangat dipengaruhi oleh
pohon/bangunan.
Tabel 13 : Ruang bebas SUTT/SUTET sesuai Per Men PE No: 01.P/47/MPE/1992
Tabel 14 : Besar dan lama tegangan sentuh maksimum
Tabel 15 : Besar arus dan pengaruhnya pada tubuh manusia.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -14/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.BAHAYA LISTRIK
2.1. Pendahuluan
2.1.1
Pengertian Bahaya Listrik
Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kehidupan manusia tidak
dapat lagi dipisahkan dari kebutuhan akan energi listrik. Kebutuhan
manusia akan energi listrik terus meningkat dari waktu kewaktu. Hal ini
menunjukkan bahwa begitu tingginya manfaat listrik bagi kehidupan
manusia. Disisi lain hal yang sering terlupakan adalah tentang bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh listrik. Padahal dari fakta-fakta yang kita jumpai,
disamping manfaatnya yang begitu banyak, ternyata listrik juga dapat
menimbulkan bahaya. Secara umum bahaya listrik adalah sesuatu yang
dapat mendatangkan (menimbulkan) kecelakaan,bencana,kerugian dan
sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus listrik. Selain karena Unsafe
Condition,bahaya listrik juga bisa timbul karena adanya Unsafe Action,
yang salah satunya adalah ketidaktaatan ataupun kelalaian dari manusia
yang menggunakan energi listrik.
2.1.2. Macam-macam Bahaya Listrik Bagi Manusia
Secara umum bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh energi
listrik (tegangan/arus listrik) terhadap manusia yaitu :
- Kejutan/terkejut
- Kematian
- Pingsan
- Terbakar/luka bakar
Selain itu apabila terjadi hubung singkat pada instalasi / peralatan listrik,
maka dapat menimbulkan kebakaran.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan yang ditimbulkan listrik
terhadap manusia adalah :
1. Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.
2. Besarnya arus yang melewati tubuh manusia
3. Jenis arus, searah dan bolak-balik
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -15/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Gambar 1 dan 2 dibawah ini menunjukkkan denyut jantung orang yang tersengat
listrik
Gambar 1 : Keadaan normal
Gambar 2: Terkena
sengatan listrik
Denyut Normal :
80 kali per menit----- ------------------------------------->diperintahkan 100kali per detik
2.2
Medan Listrik ( Ml ) Dan Medan Magnet ( Mm )
2.2.1
Pengertian Medan
Medan adalah pengaruh tertentu di dalam suatu ruang, seperti misalnya
dalam ruangan ini ada Medan Cahaya yang menyebabkan kita dapat
melihat, Medan Grafitasi yang menarik benda ke bumi dan Medan Magnet
Bumi yang mengakibatkan jarum kompas menunjuk arah Utara – Selatan.
2.2.2. Medan Listrik ( ML )
ML adalah pengaruh tertentu di suatu ruang akibat adanya partikel ber muatan listrik (muatan) atau penghantar bertegangan.
Merupakan hukum alam bahwa antara muatan sejenis akan terjadi gaya
tolak – menolak, dan antara muatan tidak sejenis akan terjadi gaya tarik
menarik.
Apabila sumber ML adalah partikel bermuatan negatip, maka muatan
negatip lain disekitarnya akan tertolak dan muatan positip akan tertarik.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -16/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Besar Kuat Medan Listrik ( KML ) di suatu titik berbanding lurus dengan
besar muatan atau tegangan sumber serta berbanding terbalik dengan jarak
dari sumber ke titik tersebut.
2.2.3. Medan Magnet ( MM )
MM adalah pengaruh tertentu di suatu ruang akibat adanya gerakan partikel
bermuatan atau adanya arus listrik pada penghantar bertegangan.
MM juga dibangkitkan oleh benda ( besi atau baja ) yang bersifat magnet.
Besar Kuat Medan Magnet ( KMM ) di suatu titik berbanding lurus dengan
besar arus listrik atau kemagnetan benda serta berbanding terbalik dengan
jarak dari sumber ke titik tersebut.
Gambar 3 dan 4 dibawah ini menunjukkan medan listrik dan medan magnet
pada suatu konduktor yang dialiri arus listrik.
KONDUKTOR
BERTEGANGAN
MEDAN LISTRIK
+
+
MEDAN MAGNET
TANAH/BUMI
Gambar 3
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
TANAH/BUMI
Gambar 4
Hal -17/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.3.Sumber Medan Listrik Dan Medan Magnet
2.3.1. Medan Listrik dan Medan Magnet Alam
ML dan MM telah ada sejak bumi dan alam semesta ini diciptakan seperti
pada Gambar 5.. Atmosfir yang menyelimuti bumi mempunyai lapisan
ionosfir yang menimbulkan ML alam.
ML ini pada cuaca cerah berkisar
antara 0,1 s/d 0,5 kV/m dan pada saat awan mendung berkisar antara 3 s/d
30 kV/m.
Bumi merupakan magnet raksasa yang menimbulkan MM dengan kuat
medan antara 40 s/d 70 T.
MM bumi ini menyebabkan jarum kompas
selalu menunjuk arah Utara – Selatan sebagai kutub - kutub bumi.
Medan Listrik & Medan Magnet Alam (Gambar 5)
IONOSFIR
Medan Listrik IONOSFIR
Cuaca Cerah
0.1 - 0.5 kV / m
Awan
Mendung
3 - 30 kV / m
Medan Magnet BUMI
40-70 µT
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -18/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.3.2. Medan Listrik dan Medan Magnet Buatan Manusia
ML & MM buatan manusia antara lain dapat dilihat seperti pada Gambar 6,
yaitu pada kawat penghantar SUTT / SUTET yang bertegangan akan timbul
ML, dan apabila pada kawat penghantar tersebut mengalir arus listrik maka
disamping ML juga akan dibangkitkan MM. Sebagai contoh lain, ML juga
akan timbul pada kabel lampu meja yang tersambung ke stop kontak, dan
pada saat lampu dinyalakan ( ada arus mengalir pada kabel ), maka
disamping ML juga timbul MM.
Gambar 6 :Medan Listrik & Medan Magnet Buatan Manusia
MM (B)
ML (E)
LAMPU MEJA
SUTT / SUTET
Besarnya ML dan MM pada beberapa peralatan listrik ditunjukkan pada Tabel 1 dan
2 dibawah ini.
Medan listrik pada beberapa peralatan listrik (Tabel 1)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -19/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERALATAN
Bahaya Listrik
MEDAN LISTRIK
(VOLT / METER)
SELIMUT LISTRIK
250
STEREO SET
90
LEMARI PENDINGIN
60
SETRIKA LISTRIK
60
PENGERING RAMBUT
40
TV BERWARNA
30
PENYEDOT DEBU
16
LAMPU PIJAR
2
Medan magnet pada beberapa peralatan listrik (Tabel 2)
MEDAN MAGNET ( T)
PERALATAN
3 CM
30 CM
100 CM
PENGERING RAMBUT
6 - 2000
0,01 - 7
0,01 - 0,3
ALAT CUKUR
15 - 1500
0,08 - 5
0,01 - 0,3
BOR LISTRIK
4000 - 800
2 - 3,5
0,08 - 0,2
MIXER
60 - 700
0,6 - 10
0,02 - 0,025
TELEVISI
2,5 - 50
0,04 - 2
0,01 - 0,15
8 - 30
0,12 - 0,3
0,01 - 0,025
0,5 - 1,7
0,01 - 0,25
< 0,01
SETRIKA LISTRIK
LEMARI PENDINGIN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -20/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.4. Frekuensi medan listrik dan medan magnet
2.4.1. Spektrum Frekuensi Medan Listrik & Medan Magnet
Radiasi ML & MM mempunyai spektrum frekuensi yang luas, mulai dari
tingkat frekuensi ekstrim rendah ( ELF electromagnetic ) sampai dengan
tingkat frekuensi yang sangat tinggi.
Di dalam ruang hampa semua gelombang elektromagnet merambat dengan
kecepatan C = 300.000 ( km / detik ), dengan membawa Energi sebesar h
x f, dimana h adalah
Konstanta Plank = 6,673 x 10
- 34
( Joule /
detik ) dan f adalah frekuensi.
Oleh karena besarnya energi berbanding lurus dengan frekuensi, maka
untuk frekuensi
yang sangat tinggi akan membawa energi yang sangat
tinggi pula.
Secara garis besar seperti terlihat pada Gambar 7. Radiasi ML & MM dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu radiasi pengion dan radiasi
bukan pengion.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -21/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Gambar 7.
Spektrum Frekuensi Medan Listrik & Medan Magnet
ELECTROMAGNETIC SPECTRUM
Hz
22
10
SINAR
GAMMA
10
SINAR “X”
10
SEBAGIAN SINAR ULTRA VIOLET
10
CAHAYA
TERLIHAT
MICROWAV
E
10
10
2.450 MHz
HP
( dalam oven )
1234
5678
#90#
10
10
800 - 900
MHz
10
15 - 30
KHz
&
50 - 90 Hz
10
50 Hz
ARUS
SEARAH
10
0
0
20
RADIASI
PENGION
N
18
16
14
12
10
8
RADIASI
BUKAN
PENGION
6
4
2
10
2.4.1.1. Radiasi Pengion
Dari rumus panjang gelombang
gelombang
, terlihat bahwa panjang
berbanding terbalik dengan frekuensi ( f ), sehingga
semakin pendek panjang gelombang maka frekuensinya semakin tinggi dan
tingkat energi yang dibangkitkannya akan semakin besar.
Radiasi pengion adalah radiasi dari gelombang elektromagnet dengan
frekuensi diatas 1016 Hz yang membawa energi sangat tinggi sehingga
dapat menyebabkan ionisasi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -22/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Sinar X, sinar Gamma dan sebagian sinar Ultra Violet mempunyai tingkat
frekuensi sangat tinggi yaitu berkisar antara 1016 Hz sampai dengan 1022
Hz, dan itu adalah termasuk kedalam kelompok radiasi pengion yang dapat
mengakibatkan ionisasi yang menghancurkan ikatan – ikatan molekul dan
merusak material genetik.
2.4.1.2. Radiasi bukan Pengion
Berbeda dengan sinar X, sinar Gamma (
) dan sebagian dari sinar Ultra
Violet yang radiasinya dapat menyebabkan ionisasi, kelompok radiasi bukan
pengion mempunyai tingkat frekuensi yang lebih kecil dari 1016 Hz,
sehingga energi yang dibawanya tidak sampai mengakibatkan ionisasi yang
menghancurkan ikatan – ikatan molekul dan merusak material genetik.
Sebagai contoh radiasi yang dibangkitkan oleh microwave oven dengan
frekuensi
gelombang
f = 2.450 ( Mhz ) atau 2.450.000.000 ( Hz ) dan panjang
12,2 ( Cm ) tidak mengakibatkan ionisasi, namun energi
yang dibangkitkannya cukup untuk menimbulkan pemanasan yang dapat
dimanfaatkan untuk memasak.
2.4.1.3. Radiasi Medan Listrik & Medan Magnet dari SUTT / SUTET
Dengan frekuensi f = 50 (Hz), maka ML & MM dari SUTT / SUTET tidak
termasuk kedalam kelompok Radiasi Pengion, dan gelombang ML & MM
dari SUTT / SUTET pada kecepatan merambat C = 300.000 (Km/detik)
akan
mempunyai panjang gelombang
6.000 (Km). Panjang
gelombang ini relatif sangat besar bila dibandingkan dengan dimensi organ
tubuh sehingga interaksi ML & MM dari SUTT / SUTET terhadap organ
tubuh dapat dianggap sebagai kuasi statis.
Sebagai perbandingan, microwave oven dengan frekuensi f = 2.450 (Mhz)
atau 2.450.000.000 (Hz), energi yang dibangkitkannya cukup untuk
menimbulkan pemanasan. Sedangkan SUTT / SUTET dengan frekuensi f =
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -23/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
50 (Hz) mempunyai tingkat energi yang sangat rendah sehingga tidak
mengakibatkan pemanasan ataupun ionisasi.
2.5. Pengaruh medan listrik dan medan magnet dari SUTT / SUTET
pada tubuh manusia
2.5.1. Arus induksi pada tubuh manusia akibat ML & MM
Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan ML & MM adalah ML & MM yang
dibangkitkan oleh beroperasinya SUTT / SUTET pada frekuensi 50 Hz.
ML & MM menimbulkan arus induksi pada tubuh manusia yang terpajan di
sekitarnya. Arus induksi didalam tubuh manusia akibat pajanan ML & MM
ditentukan oleh besar kuat medan, frekuensi, bentuk dan besar obyek atau
luas bidang permukaan tubuh serta karakteristik materialnya. Besar arus
induksi tersebut sangat lemah mengalir diantara Cell dan tidak menembus
selaput Cell seperti terlihat pada Gambar 8. Arus induksi pada tubuh
manusia akibat pajanan ML & MM besarnya masih lebih kecil daripada arus
listrik alamiah dalam tubuh seperti yang terjadi pada aktifitas otak dan
jantung 1) .
Gambar 8.
Arus Induksi mengalir diantara Cell dan tidak menembus Cell
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -24/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Karena hal tersebut di atas para ahli berpendapat bahwa pajanan ML & MM
dari SUTT/SUTET tidak mungkin mempunyai pengaruh yang merugikan
terhadap tubuh manusia 1).
Pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan besar arus induksi (I)
pada tubuh manusia di bawah pengaruh ML & MM di permukaan tanah yang
tidak terganggu adalah I/E = 15 A per kV/m untuk ML dan I/B = 1 A/T
untuk MM 8) (Gambar 9).
Sebagai contoh arus induksi pada permukaan tubuh manusia dalam kuat
medan listrik (KML) 5 kV/m adalah 75 A, arus induksi ini masih jauh di
bawah ambang terasa (700 A perempuan & 1100 A pria). Ukuran
sensitifitas manusia terhadap arus induksi dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 9
Tubuh Manusia di bawah pengaruh ML & MM
I/E = 15 µA/kV/m
I/B = 1 µA/µT
MM (B)
ML ( E )
Dibawah pengaruh ML
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Dibawah pengaruh MM
Hal -25/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 3
Sensitifitas Manusia Terhadap Arus Listrik
I ( mA )
I ( mA )
DC
50/60 Hz
KATAGORI

Tidak Terasa

Ambang Batas Terasa

Kejut yang tidak menyakitkan
tidakkehilangan kontrol otot

Pria
Wanita
Pria
Wanita
1
0,6
0,4
0,3
5,2
3,5
1,1
0,7
9
6
1,8
1,2
64
41
9
6
76
51
16
10,5
90
60
23
15
1300
1300
1000
1000
500
500
100
100
1375
1375
275
275
Kejut yang menyakitkan tetapi
tidak
kehilangan kontrol otot

Kejut yang menyakitkan dan
ambang
batas kehilangan kontrol otot

Kejut yang keras dan
menyakitkan,
konstraksi otot dan susah
bernafas

Kemungkinan fibrilasi jantung
pada
kegiatan yang singkat
 Waktu kejut 0,03 detik
 Waktu kejut 3,0 detik
 Fibrilasi jantung
Referensi : “Working Group on Electrostatic Effects of Transmission Lines,”
Electrostatics Effects of verhead Transmission Lines, Part I :
Hazards & Effects”, IEEE Transaction on Power Apparaturus
System, Vol. PAS-91 No.2, March/April 1972, page 424.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -26/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.5.2. Pengaruh Biologis
Kerapatan arus induksi didalam tubuh akibat pajanan ML & MM dapat
ditentukan secara pendekatan, yaitu
mengandaikan tubuh manusia
berbentuk spheroid.
ML yang tidak terganggu dengan kuat medan 10 kV/m akan menginduksi
rapat arus (S) efektif kurang dari 4 mA/m 2 (S = 0,4 mA/m2/kV/m) dengan
rata – rata pengaliran arus di daerah kepala atau tubuh manusia (Bernhardt
1985, Kaune & Forsythe 1985).
Berdasarkan perkiraan pada suatu loop jaringan tubuh dengan jari – jari 10
cm, kuat Medan Magnet sebesar 0,5 mT akan menginduksikan rapat arus
(S) sekitar 1 mA/m2 6) (S = 2 mA/m2/mT atau S = 2 µA/m2/µT )
Konduktivitas obyek secara praktis tidak banyak berpengaruh pada besar
arus induksi, dimana suatu obyek metalik aliran arusnya secara esensial
melalui elektron bebas dan pada jaringan biologis seperti pada manusia
terjadi dengan mekanisme transportasi ion - ion.The United Nations
Environmental Programme (UNEP), The World Health Organization (WHO)
dan The International Radiation Protection Association (IRPA) pada tahun
1987 mengeluarkan pernyataan tentang kerapatan arus induksi yang
menimbulkan pengaruh biologis pada pajanan Medan Magnet 50/60 Hz
seperti pada Tabel 4.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -27/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 4
Pengaruh Biologis Akibat ML & MM
No.
1
2
KERAPATAN
KUAT MEDAN
ARUS
YANG
( S)
MENGINDUKSI
1 - 10 mA/m2
0,5 - 5 mT
EFEK BIOLOGIS

Efek biologis yang bersifat tidak jelas.

Efek pada sistem penglihatan dan
2,5 - 25 kV/m
10 - 100
5 - 50 mT
mA/m2
25 - 250
kV/m
syaraf

Percepatan
penyembuhan
patah
tulang
50 - 500 mT
3
100 - 1000
mA/m2

terangsang
250 - 2500
kV/m
Diatas 1000
> 500 mT
mA/m2
> 2500 kV/m
4
Stimulus pada jaringan yang mudah

Mungkin berbahaya bagi kesehatan

Ekstra
sistole
(percepatan
detak
jantung)

Fibrilasi ventrikel (getaran serambi
jantung)

Gangguan kesehatan yang bersifat
akut
Referensi : IRPA/INIRC (International Radiation Protection / International Non Ionizing Radiation Commitee) 1990 “Health Physics Volume 58, January 1990”
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -28/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Hasil penelitian terhadap nilai batas efek rangsangan pada organ biologis
akibat pengaruh Medan Listrik dapart dilihat pada Tabel 5. dan Medan
Magnet pada Tabel 6. Dari berbagai hasil penelitian yang dihimpun WHO
tahun 1987, secara umum dapat disimpulkan bahwa berbagai bukti
eksperimen menunjukkan bahwa beberapa fungsi biologis tidak dipengaruhi
secara bermakna oleh Medan Magnet statis yang berkekuatan sampai
dengan 2 mT, walaupun berbagai fenomena efek biologis muncul pada Kuat
Medan Magnet (KMM) 0,5 - 5 mT (rapat arus 1 - 10 mA/m2) , namun efek
nyata pada kesehatan masih belum dapat ditentukan 4).
Atas dasar hal tersebut di atas, batas pajanan ML & MM yang
direkomendasikan WHO didasarkan kepada pemikiran bahwa kerapatan
arus induksi pada organ biologis harus kurang lebih sama dengan kerapatan
arus yang normal terjadi dalam tubuh manusia yaitu 10 mA/m2 (besar kuat
Medan Magnet yang menginduksikannya kira – kira 5 mT)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -29/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 5.
Nilai Batas Kerapatan Arus Induksi Medan Listrik
Terhadap Kepekaan Organ Biologis
Kerapatan arus induksi Medan Listrik :

Otak = 2,5 nA/cm2/kV/m

Jantung = 130 nA/cm2/kV/m
EFFEK ARUS
INDUKSI
KUAT MM YANG
NILAI BATAS
MENGINDUKSI
• Kerapatan
arus otak pada
keadaan tak
+ 0,1 µA/Cm2
aktip
> 10 µA/Cm2
Batas
Kepekaan
• Effek
rangsangan
> 100 µA/Cm2
40 kV/m
77 kV/m
770 kV/m
Terhadap
Rangsangan
• Bahaya Biologis
4000 kV/m
> 500
µA/Cm2
• Fibrillasi jantung
Rekomendasi IRPA/INIRC/WHO untuk waktu tak terbatas < 5 kV/m ( 12,5% )
( Dapat disimpulkan bahwa Rekomendasi WHO tersebut sangat aman )
Referensi : Anderson, L. : “Biological effects of 50/60 Hz field” 2nd International Non
Ionazing Radiation Workshop, Vancouver BC - Canada, May 10-14, 1992
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -30/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 6.
Nilai Batas Kerapatan Arus Induksi Medan Listrik
Terhadap Kepekaan Organ Biologis
Kerapatan arus induksi Medan Magnet :


Otak = 0,25 nA/cm2 /µT
Jantung = 0,25 nA/cm2 /µT
EFFEK ARUS
INDUKSI


KUAT MM YANG
NILAI BATAS
MENGINDUKSI
Jantung = 130 nA/cm2/kV/m
• Kerapatan arus
otak pada
keadaan tak aktip
Batas
Kepekaan
Terhadap
Rangsangan
+ 0,1
µA/Cm2
• Effek rangsangan
> 10 µA/Cm2
• Bahaya Biologis
> 100 µA/Cm2
• Fibrillasi jantung
> 500 µA/Cm2
400 µT
40 mT
400 mT
2T
Reomendasi IRPA/INIRC/WHO untuk waktu tak terbatas < 100 µT ( 25% )
( Dapat disimpulkan bahwa Rekomendasi WHO tersebut sangat aman )
Referensi : Anderson, L. : “Biological effects of 50/60 Hz field” 2nd International Non
Ionazing Radiation Workshop, Vancouver BC - Canada, May 10-14, 1992
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -31/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.5.3. Ambang Batas Kuat Medan Listrik dan Kuat Medan Maknit
2.5.3.1. Rekomendasi IRPA 1990
Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk ambang batas pajanan medan listrik
dan medan magnet pada frekuensi 50 - 60 Hz dapat dilihat pada Tabel 7.
Rekomendasi IRPA ini dipakai pula sebagai Standar Nasional Indonesia
(SNI 04 – 6950 –2003 ) tahun 2003.
2.5.3.2. Pedoman / standar PLN 1996
Pedoman / standar untuk nilai ambang batas kuat medan listrik dan kuat
medan magnet yang dipakai oleh PLN seperti terdapat dalam PLN’s General
Policy The Establishment of Overhead Transmission Lines, January 26,
1996
adalah mengacu kepada apa yang direkomendasikan oleh INIRC
guidelines limits of exposure to 50 / 60 Hz electric and magnetic field / WHO
recommendation - IRPA 1990 dapat dilihat pada Tabel 8.
han, (1992) ; WHO (World Helth Organization), 1987.
Tabel 7.
Rekomendasi IRPA tahun 1990 untuk batas pajanan
Medan Listrik dan Medan Magnet pada Frekuensi 50 - 60 Hz
KLASIFIKASI
ML
MM
(Kv/m)
(mT)
10
0,5
a) Lama pajanan untuk kuat medan
30 a)
5 b)
antara 10 s/d 30 kV/m dapat
KETERANGAN
1. Lingkungan kerja :
 Sepanjang hari
kerja
dihitung dengan rumus t < 80/E
 Waktu singkat
 Anggota tubuh
-
(limbs)
25
(t = lama pajanan jam; E = kuat
medan listrik kV/m)
b) Lama pajanan maksimum / hari 2
jam
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -32/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. Lingkungan umum :
5
Bahaya Listrik
0,1
c) Untuk
ruang
rekreasi,
 Sampai 24 jam/hari
10
terbuka,
tempat
lapangan
dan
sebagainya
1
c)
d) Batas pajanan dapat dilampaui
 Beberapa jam/hari
beberapa menit / hari dengan
d)
syarat dicegah effek gandeng tak
langsung
Diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI 04 – 6950 –2003 ) Tahun 2003
Tabel 8.
Pedoman / standar Medan listrik dan Medan Magnet yang dipakai PLN
PEDOMAN / STANDAR
MEDAN
MEDAN MAGNET
LISTRIK
PLN Standar ( SPLN No. 112/1994 )
Working hour
Working hour
E (max) : 10 B (max) : 0,5 mT
kV/m
INIRC guidelines limits of exposure to
50/60 hZ electric and magnetic field .
Continuously
Continuously
B (max) : 0,1 mT
E (max) : 5 kV/m
WHO recommendation 1987
IRPA 1990
PLN’s
General
Policy
Concerning
The
Establishment
of
Overhead
Transmission Lines, january 26,1996.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -33/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.5.4. Pengukuran Kuat Medan Listrik (KML) dan Kuat Medan
Magnet (KMM) dibawah SUTT / SUTET.
Untuk mengetahui besar KML dan KMM yang sebenarnya terjadi di lapangan guna
dibandingkan dengan ambang batas sesuai rekomendasi IRPA dan WHO, dilakukan
pengukuran KML dan KMM di sekitar SUTT/SUTET. Pengukuran antara lain
dilakukan oleh ITS tanggal 3 Juli 1997 di bawah SUTET 500 kV Paiton - Krian Tabel
9, Gambar 10 dan Gambar 11., serta SUTT 150 kV Sawahan - Surabaya Barat Tabel
10. Gambar 12. dan Gambar 13. Hasil pengukuran KML dan KMM di bawah SUTT
500 kV Suralaya - Krian oleh PLN Sektor TET tahun 1999 dapat dilihat pada Tabel
11. Hasil pengukuran KML/KMM terhadap 301 rumah oleh LPM ITB th.1996 di
sekitar SUTET Cibinong - Bekasi menunjukan bahwa KML/KMM di dalam rumah
tidak dipengaruhi oleh jarak rumah ke sumbu SUTT/SUTET atau jenis atap/dinding
rumah tapi sangat dipengaruhi oleh pohon I bangunan Tabe/ 12.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -34/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 9 : Hasil Pengukuran KML dan KMM dibawah SUTET Paiton - Krian
Jarak mendatar
Medan Listrik
Medan Magnet
(m)
(kV/m)
(mG)
-25
0.108
2.525
-15
0.614
3.525
-12
0.995
4.175
-9
0.676
3.812
-7.5
0.345
3.175
-6
-3
0.144
0.117
2.575
1.904
0
0.241
1.534
3
0.425
2.588
6
0.901
2.725
7.5
0.986
3.0625
9
1.023
3.875
12
0.805
3.9375
15
0.493
2.3125
25
0.26
1.8025
Referensi : Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng. ITS Surabaya '''Aspek Teknik
Medan
Elektromagnetik
pada
Seminar
nasional
Pengaruh
Medan
E/ektromagnet Terhadap Kesehatan, Mutamar IDI ke XXIII di Padang 10 Des.
1997.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -35/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 10 : Hasil Pengukuran KML dan KMM dibawah SUTT Sawahan – Surabaya
oleh ITS.
Jarak mendatar
Medan Listrik
Medan Magnet
(m)
(kV/m)
(mG)
-15
0.17
3.0875
-12
0.675
3.5125
-9
1.72
4.3875
-7.5
1.846
4.925
-6
1.88
5.5
-3
1.72
7.4625
0
1.373
8.4
3
1.72
8.025
6
1.853
6.85
7.5
1.877
6.175
9
1.922
5.6375
12
1.347
3.95
15
0.695
2.875
15
0.493
2.3125
25
0.26
1.8025
Referensi : Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng. ITS Surabaya '''Aspek Teknik
Medan
Elektromagnetik
pada
Seminar
nasional
Pengaruh
Medan
E/ektromagnet Terhadap Kesehatan, Mutamar IDI ke XXIII di Padang 10 Des.
1997.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -36/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Tabel 11.
HASIL PENGUKURAN KML DAN KMM PADA SUTET 500 KV SURALAYA KRIAN TAHUN 1999
NO
LOKASI
KML
KMM
(kV/m)
(mG)
1
Pht. Suralaya - Gandul
3,4
20
2
Pht.Gandul- Kembangan
1,8
3
3
Pht. Saguling - Bandung Sit I
2,2
9
4
Pht. Saguling - Bandung Sit II
1,5
17
5
Pht. Bandung Sit - Cirebon
2,0
14
6
Pht. Gandul - Cibinong
0,2
20
7
Pht. Ungran - Krian
2,9
36
Referensi:
Hasil
pengukuran
oleh
PT
PLN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
(Persero)
Sektor
TET,
tahun
1999
Hal -37/218
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
TabeI 12.
HASIL PENGUKURAN KML DAN KMM TERHADAP 301 RUMAH OLEH LPM
ITB TH 1996 DISEKITAR SUTET CIBINONG – BEKASI, MENUNJUKKAN
BAHWA KML / KMM DALAM RUMAH TIDAK DIPENGARUHI OLEH JARAK
RUMAH KE SUMBU SUTT/SUTET ATAU JENIS ATAP/DINDING RUMAH TAPI
SANGAT DIPENGARUHI OLEH POHON/BANGUNAN
KML (V/m)
No
LOKASI
Maks.
Dalam rumah
1
dengan lampu
nyala
2
tanpa lampu
(1,6%)
sekitar
530
(10,6%)
Di lapangan
2770
terbuka
(55,4%)
Rekomendasi
5
(1 ,6 %)
80
rumah/pohon
4
80
Dalam rumah
Di halaman
3
KMM (mG)
IRPA/INIRC/WHO
1990
Rata2
Min.
18,63
2,23
12,63
1,15
121,6
2,83
-
-
Maks.
10
(1%)
5,06
(0,5%)
1,94
(0,19%)
2,7
(0,27%)
Rata2
Min.
1,66
-
1,57
-
1,37
-
1,68
-
5000 VIm
1000 mC
Dalam kurung = % WHO
Dalam kurung = % WHO
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -38/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Gambar 10 sampai dengan 13 dibawah ini menunjukkan Hasil Pengukuran Medan
Listrik pada SUTET dan SUTT.
Gambar 10 : Hasil pengukuran Kuat Medan Listrik di bawah SUTET 500 kV
Krian- Paiton oleh ITS :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -39/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Gambar 11 :
Hasil pengukuran Kuat Medan Magnet di bawah SUTET 500 kV Krian- Paiton oleh
ITS:
_______ Medan Magnet
Jarak Mendatar (m)
Obyek Pengukuran : SUTT 500 kV
Lokasi Desa Semambung Krian
Tgl. 13 Juli 1997
waktu : Pkl. 15.30-16.30
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -40/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Gambar 12 : Hasil pengukuran Kuat Medan Magnet di bawah SUTT 150 kV
Sawahan- Surabaya Barat oleh ITS :
Gambar 13 :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -41/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.5.5. Ruang Bebas SUTT / SUTET
Ruang Bebas SUTT / SUTET diatur oleh Peraturan Menteri Pertambangan dan
Energi nomor 01.P/47/MPE/1992 tentang Ruang Bebas SUTT dan SUTET untuk
Penyaluran
Tenaga
listrik.
Peraturan
ini
dipakai
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan pembangunan SUTT / SUTET khususnya untuk jarak bebas
minimum antara penghantar bertegangan dengan tanah dan benda lain seperti
dapat dilihat pada Tabel
13. Jiwa dari peraturan ini adalah sebagai kompromi
antara kebutuhan masyarakat untuk membangun perumahan / kegiatan di sekitar
SUTT / SUTET dengan Pemerintah untuk membangun jaringan transmisi tenaga
listrik. Peraturan tersebut diperlukan sebagai rambu – rambu disamping untuk
mengamankan masyarakat akibat beroperasinya SUTT / SUTET tetapi juga untuk
mengamankan pengoperasian SUTT / SUTET itu sendiri.
Tabel 13
Ruang Bebas SUTT & SUTET
Sesuai PERMEN PE No. 01.P/47/MPE/1992
JARAK BEBAS MINIMUM
LOKASI
66 KV
500 KV
SUTT/SUTET
150 KV
GANDA
( DALAM METER )
1
Lapangan Terbuka / Daerah Terbuka
6.5
7.5
10
11
Bangunan Tidak Tahan Api
12.5
13.5
14
15
Bangunan Tahan Api
3.5
4.5
8.5
8.5
Lalu Lintas Jalan / Jalan Raya
8
9
15
15
Pohon-Pohon Pada Umumnya,
Hutan, Perkebunan
3.5
3.5
3.5
3.5
Lapangan Olah Raga
12.5
13.5
14
15
3
4
8.5
8.5
8
9
15
15
3
4
8.5
8.5
3
4
8.5
8.5
TerbukaTerTerbuka
2
Daerah
dengan
keadaan
tertentu
TUNGGAL
SUTT Lainnya, Penghantar Udara
Tegangan Rendah, Jaringan
Telekomunikasi, Antena Radio,
Antena Televisi dan Kereta
Gantung
Rel Kereta Biasa
Jembatan Besi, Rangka Besi
Penahan Penghantar, Kereta
Listrik Terdekat dan sebagainya
Titik Tertinggi Tiang Kapal Pada
Kedudukan Air Pasang / Tertinggi
Pada Lalu Lintas Air
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -42/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.5.6. Kesimpulan
Dari uraian ML & MM di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. ML & MM telah ada di alam sejak alam itu sendiri diciptakan.
2. Radiasi ML dan MM dari SUTT / SUTET dengan frekuensi 50 Hz adalah bukan
termasuk ke dalam kelompok radiasi pengion yang dapat menghancurkan
ikatan molekul dan merusak sel genetik. Energi yang dibawanya saat merambat
sangat kecil sehingga tidak menimbulkan pemanasan seperti halnya pada
microwave apalagi menimbulkan ionisasi seperti halnya pada sebagian sinar
Ultra Violet.
3. Aliran arus induksi dalam tubuh akibat terpajan ML & MM dari SUTT / UTET
adalah sangat lemah, dan menurut IRPA/INIRC/WHO tahun 1990 rapat arus
induksi tersebut bahkan lebih kecil dari yang normal terjadi secara alamiah di
dalam tubuh manusia yaitu 10 mA/m 2 , sehingga tidak menimbulkan pengaruh
yang merugikan terhadap kesehatan tubuh manusia.
4. Atas
pertimbangan
–
pertimbangan
tersebut
pada
butir
3
di
atas,
IRPA/INIRC/WHO tahun 1990 telah merekomendasikan besar KML & KMM
yang diperkenankan untuk selama waktu tidak terbatas ( 5 kV/m & 0,1 mT )
serta jam kerja ( 10 kV/m & 0,5 mT ) yang aman terhadap tubuh manusia.
5. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pajanan ML & MM dari SUTT / SUTET
tidak menimbulkan gangguan / masalah kesehatan. Adapun adanya studi yang
menyatakan korelasi antara pajanan medan listrik dan medan magnet terhadap
kesehatan manusia, adalah merupakan kesimpulan yang tidak significant
karena studi - studi yang lain menunjukkan hasil yang saling bertentangan satu
sama lain.
6. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa ML & MM di bawah / di sekitar SUTT /
SUTET masih di bawah ambang batas yang direkomendasikan oleh
IRPA/INIRC/WHO.
7. Kekhawatiran masyarakat terhadap pengaruh SUTT / SUTET bagi kesehatan
adalah lebih menyangkut kepada aspek psikologis dan dampak jaringan SUTT /
SUTET yang dipersepsikannya. Hal ini berkaitan dengan mitos masyarakat
mengenai listrik yang umumnya berupa gambaran fatalistik, perasaan takut,
kekhawatiran, pada bayangan - bayangan kejadian fatal seperti kabel putus,
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -43/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
sambaran petir yang mengenai jaringan dan pemukiman di bawahnya, suara
gemuruh dari aliran, dari terpaan angin (apalagi bila saat hujan besar). Selain itu
juga ada alasan ekonomis tertentu berupa kemungkinan mendapat uang ganti
rugi / konpensasi.
2.6. Tegangan yang timbul pada saat gangguan hubung singkat
2.6.1. Gangguan Hubung Singkat pada Peralatan Listrik
Pada umumnya peralatan listrik yang dipergunakan oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari adalah peralatan tenaga listrik yang bertegangan
rendah. Semakin seringnya peralatan listrik tersebut digunakan,maka pada
suatu saat kemungkinan akan terjadi kerusakan / kegagalan isolasi pada
peralatan dimaksud,dengan kata lain
akan terjadi hubung singkat pada
peralatan listrik tersebut. Keadaan hubung singkat ini akan menimbulkan
arus gangguan ke tanah sehingga akan menimbulkan bahaya jika tersentuh
oleh bagian tubuh manusia.
2.6.2 Gradient Tegangan
Pada tegangan tinggi sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan manusia,
dalam hal kontak langsung atau dalam hal manusia berada di dalam suatu
medan listrik. Dalam hal ini yang membahayakan adalah gradient tegangan
yang terjadi atau kuat medan listrik. Tetapi sebenarnya yang menyebabkan
bahaya tersebut adalah besarnya arus yang mengalir dalam tubuh manusia.
Pada instalasi tenaga listrik bahaya yang mungkin terjadi terutama
diakibatkan karena terjadinya gangguan / kesalahan yang menimbulkan arus
gangguan (Arus kesalahan ) yang mengalir ke tanah. Arus kesalahan ini
akan mengalir pada bagian-bagian peralatan yang terbuat dari metal dan
juga mengalir dalam tanah di sekitar instalasi tenaga listrik. Arus kesalahan
tersebut menimbulkan gradient tegangan diantara peralatan dengan
peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradient tegangan pada
permukaan tanah itu sendiri.
Untuk menganalisa lebih lanjut akan ditinjau beberapa kemungkinan
terjadinya tegangan terhadap kondisi orang yang sedang berada di dalam
dan di sekitar instalasi tenaga listrik tersebut.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -44/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.6.3. Macam-macam Tegangan yang Timbul
Sulit untuk menentukan secara tepat mengenai perhitungan tegangan yang
mungkin timbul akibat kesalahan ke tanah, terhadap orang yang berada di
dalam atau di sekitar instalasi tenaga listrik, karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi dan tidak diketahui. Untuk menganalisa keadaan ini maka
diambil beberapa pendekatan sesuai dengan kondisi orang yang sedang
berada di dalam atau di sekitar instalasi tenaga listrik tersebut pada waktu
terjadi kesalahan ke tanah. Pendekatan yang diambil berdasarkan dengan
kemungkinan timbulnya tegangan adalah sebagai berikut :
1. Timbulnya tegangan sentuh.
2. Timbulnya tegangan langkah.
3. Timbulnya tegangan pindah.
2.6.4. Tegangan Sentuh
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara peralatan yang
dipegang dengan elektrode pentanahan yang ditanam di bawah telapak kaki
orang yang sedang berdiri. Arus kesalahan tersebut dibatasi oleh tahanan
orang dan tahanan kontak ke tanah dari kaki orang tersebut.
Tabel 14,dibawah ini menunjukkan Besar dan Lama Tegangan Sentuh
maksimum.
Tabel 14:
TABEL : BESAR DAN LAMA TEGANGAN SENTUH MAKSIMUM
BESAR TEGANGAN SENTUH (V)
LAMA SENTUHAN
MAKSIMUM (DETIK)
AC (RMS)
DC
< 50
< 120
-
50
120
5,0
75
140
1,0
90
160
0,5
110
175
0,2
150
200
0,1
220
250
0,05
280
310
0,03
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -45/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
Aturan umum :
Seseorang Tidak Boleh Menyentuh Walau Sekejappun Peralatan Dengan Tegangan Di
Atas 100 Volt
2.6.5. Tegangan Langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul diantara dua kaki orang
yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan
ke tanah.
2.6.6. Tegangan Pindah
Tegangan pindah adalah hal khusus dari tegangan sentuh, dimana
tegangan ini terjadi pada saat terjadi kesalahan orang berdiri di dalam
instalasi tenaga listrik, dan memegang suatu peralatan yang ditanahkan
pada titik yang jauh sedangkan alat tersebut dialiri arus kesalahan ke
tanah.
2.7. Arus melalui tubuh manusia
Karena kemampuan tubuh manusia terbatas terhadap besarnya arus yang
mengalir didalamnya. Tetapi ketentuan yang pasti mengenai berapa besar dan
lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang
belum membahayakan sukar untuk ditetapkan. Dalam hal ini telah banyak
diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan baik dengan tubuh
manusia sendiri maupun dengan menggunakan binatang tertentu. Dalam batasbatas tertentu dimana besarnya arus belum berbahaya terhadap organ tubuh
manusia telah diadakan berbagai percobaan terhadap orang sukarelawan yang
menghasilkan batas-batas besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia
yang berbadan sehat. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai berikut :
1. Arus mulai terasa (Perception current).
2. Arus mempengaruhi otot (Let go current).
3. Arus mengakibatkan pingsan atau mati (Fibrillating current).
4. Arus reaksi (Reaction current).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -46/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
2.7.1. Arus Persepsi (Perception Current)
Bila orang memegang penghantar yang diberi tegangan yang mempunyai
harga dari nol dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh
orang tersebut akan memberi pengaruh, mula-mula akan merangsang
syaraf sehingga akan terasa suatu geratan yang tidak berbahaya, bila
dengan arus bolak-balik. Tetapi bila dengan arus searah akan terasa
sedikit panas pada telapak tangan. Pada Electrical Testing Laboratory New
York tahun 1933 telah dilakukan pengetesan terhadap 40 orang baik lakilaki maupun perempuan didapat arus rata-rata yang disebut “threshold of
perception current” sebagai berikut :
Untuk laki-laki : 1,1 mA.
Untuk perempuan
: 0,7 mA.
2.7.2. Arus Mempengaruhi Otot (Let Go Current)
Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya level arus perception
dinaikkan lagi maka orang akan merasakan sakit dan kalau terus dinaikkan
lagi maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak akan berdaya
lagi untuk melepaskan konduktor yang dipegangnya itu.
Di University of California Medical School telah dilakukan penyelidikan
terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan diperoleh angka
rata-rata untuk let go current sebagai berikut
- Untuk laki-laki
: 9 mA
- Untuk perempuan : 6 mA
2.7.3. Arus Fibrilasi (Fibrillating Current)
Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari let go current
dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati. Hal ini
disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung yang disebut
“Ventricular Fibrillation” yang menyebabkan jantung berhenti bekerja dan
peredaran darah tidak jalan dan orang segera akan mati. Untuk menyelidiki
keadaan
ini
tidak
mungkin
dilakukan
terhadap
manusia.
Untuk
mendapatkan nilai pendekatan salah satu percobaan telah dilakukan pada
University
of
California
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
oleh
Dalzile
pada
tahun
1986
dengan
Hal -47/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
menggunakan binatang yang mempunyai berat badan dan jantung yang
kira-kira sama dengan manusia.
Dari percobaan tersebut Dalzile menarik kesimpulan bahwa 99% dari
semua orang masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu yang
ditentukan oleh persamaan sebagai berikut :
Ik2. t
= 0,027
0,165
Ik =
----------------√t
Dimana : Ik = besarnya arus lewat tubuh manusia (dalam Ampere)
t
= waktu arus lewat tubuh manusia (dalam detik)
2.7.4. Arus Reaksi (Reaction Current)
Reaction current adalah arus yang terkecil yang dapat mengakibatkan
orang menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat
mengakibatkan kecelakaan sampingan. Karena terkejut orang dapat
jatuh dari tangga, melemparkan peralatan yang sedang dipegang yang
dapat mengenai bagian-bagian instalasi bertegangan tinggi sehingga
terjadi kecelakaan yang lebih fatal.
Penyelidikan terperinci telah dikemukakan oleh DR. Hans Frinz dimana
batasan-batasan arus tersebut disusun menurut tabel di bawah ini :
Tabel 15,dibawah ini menunjukkan besarnya Arus dan Pengaruhnya
pada tubuh manusia.
Tabel 15
Besarnya Arus
Pengaruh pada Tubuh Manusia
0 - - - - 0,9 mA
Belum dirasakan pengaruhnya.
0,9 - - - - 1,2 mA
Baru terasa adanya arus listrik.
1,2 - - - - 1,6 mA
Mulai terasa seakan-akan ada yang
merayap di dalam tangan.
1,6 - - - - 6,0 mA
Tangan sampai ke siku merasa
kesemutan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -48/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
6,0 - - - - 8,0 mA
Tangan mulai kaku, rasa kesemutan
makin bertambah.
13 - - - - 15,0 mA
Rasa sakit tidak tertahankan,
penghantar masih dapat dilepaskan
dengan gaya yang besar sekali.
15 - - - - 20,0 mA
Otot tidak sanggup lagi melepaskan
penghantar.
20 - - - - 50,0 mA
Dapat mengakibatkan kerusakan pada
tubuh manusia.
50 - - - - 100,0 mA
Batas arus yang dapat menyebabkan
kematian.
2.7.5.
Tahanan Tubuh Manusia
Tahanan tubuh manusia berkisar diantara 500 Ohm sampai 1000 Ohm
tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat kontak dan
jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk
mempunyai tahanan tinggi, tetapi terhadap tegangan tinggi kulit yang
menyentuh konduktor langsung luka terbakar, jadi tahanan kulit ini tidak
berarti apa-apa. Jadi hanya tahanan tubuh yang dapat membatasi arus.
Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh manusia yang diperoleh
beberapa orang ahli adalah sebagai berikut :
Diselidiki Oleh
Tahanan
Keterangan
(Ohm)
Dalzile
500
Dengan tegangan 60 cps.
AIEE Comite
2.330
Dengan tegangan 21 V tegangan
Report 1958
Laurent
ke tangan Ik = 9 mA
1.130
Tangan ke kaki
1.680
Tangan ke tangan dengan arus
800
searah
3.000
Tangan ke tangan dengan arus
searah.
Berdasarkan hasil penyelidikan di atas untuk pendekatan diambil harga
tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -49/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
DAFTAR PUSTAKA
1. National Institute of Environmental Health Sciences and US. Departement of
Energy – Electric and Magnetic Field Associated with The Use of Electric Power
“Questions and Answers about EMF” (1995 ).
2. Department of Engineering and Public Policy Carnegie Mellon University, Canadian
Electrical Association “Measuring Power Frequency Field”
3. Ontario Hydro “Electric and Magnetic Fields (EMF )”.
4. World Health Organization – Enviromental Health Criteria 35, “Extremely Low
Frequency (ELF ) Fields” Geneva 1984.
5. World Health Organization – Enviromental Health Criteria 69, “Magnetic Fields”
Geneva 1987.
6. IRPA / INIRC ( International Radiation Protection / International Non Lonizing
Radiation Committee ), Volume 58, In Cooperation with the Enviromental Health
Division of the World Health Organization (WHO ) “Health Physics” Januari 1990.
7. Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng. pada Seminar
Nasional Pengaruh Medan
Elektromagnit Terhadap Kesehatan. Muktamar Ikatan Dokter Indonesia ke XXIII di
Padang tanggal 10 Desember 1997. “Aspek Teknik Medan Elektromagnetik.”
8. Prof. Dr.Ing. K.T. Sirait, Dr. Ir. Parouli M. Pakpahan, Ir. Bambang Anggoro, MT.
“Medan Listrik dan Medan Magnetik yang dibangkitkan oleh Sistem Tenaga Listrik”,
Lokakarya Penelitian Dampak Medan Elektromagnit Pad Kesehatan Badan –
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Ciloto, 6 – 8 Januari 1997.
9. The Institution of Electrical Engineers, “The Possible Biological Effects of Low
Frequency Electromagnetic Fields” – Public Affairs Board Report No. 10, July 1991.
10. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat ITB, April 1996 – Penelitian Pengaruh
Medan Listrik dan Medan Magnet SUTT / SUTET Terhadap Tubuh Manusia.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -50/218
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bahaya Listrik
11. Kerjasama Pusat Penelitian Kesehatan – Universitas Indonesia dan Pusat
Penyelidikan Masalah Kelistrikan PT PLN (Persero), 17 Mei 1996 – Profil
Kesehatan Penduduk di Daerah Medan Listrik dan Medan Magnet.
12. TS Hutauruk, Pentanahan Netral Sistem-sistem Tegangan Tinggi
13.
TS Hutauruk,Pengetanahan Gardu Induk dan Pengetanahan Peralatan.
14. Oce Setiawan,PLN P3B Jawa Bali, Radiasi Elektro Magnetik.
15. Oce Setiawan,PLN P3B Jawa Bali,Medan Listrik dan Medan Maknit pada
SUTT/SUTET
16. Mengenal Medan Listrik dan Medan Magnet Departemen Pertambangan dan
Energi Tim Penyuluh PERMEN Pertambangan dan Energi No. 01P/47/MPE/1992.
17. Pedoman Penyuluhan Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01 P/47
/MPE/1992 Tentang Ruang Bebas SUTT dan SUTET.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Hal -51/218
Download