Modul 10Dasar-dasar Pemasaran Marketing Channels and Supply Chain Management TIK dari bab ini, anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan dan mendiskusikan fungsi-fungsi penyelenggaraan saluransaluran marketing (marketing channels). 2. Mendiskusikan bagaimana penyelengara/pelaku saluran/channel berinteraksi dan bagaimana mereka mengatur penyelenggaraan pekerjaan channel. 3. Mengenali alternatif-alternatif saluran/channel (marketing) utama untuk perusahaan. 4. Menjelaskan bagaimana perusahaan memilih, memotivasi, dan mengevaluasi pelaku-pelaku saluran (marketing). 5. Mendiskusikan sifat dasar dan pentingnya logistik marketing dan keterpaduan manajemen rantai suplai (supply chain management). Previewing the Concepts Berikut ini pembahasan mengenai perangkat bauran pemasaran ke tiga – yaitu ditribusi. Perusahaan jarang yang bekerja sendiri dalam penciptaan nilai untuk kustomer dan membangun hubungan kustomer yang menguntungkan. Umumnya ada satu mata rantai tunggal dalam sebuah rantai suplai dan saluran atau channel distribusi yang besar. Sebagaimana lazimnya, keberhasilan perusahaan secara individu tergantung tidak hanya seberapa baik perusahaan menjalankan bisnisnya, tapi juga seberapa baik salura/channel distribusi perusahaan secara keseluruhan bersaing dengan saluran-saluran dari kompetitor. Untuk berhasil di manajemen hubungan kustomer, perusahaan juga harus bagus dalam manajemen hubungan berpatner. Bagian pertama bab ini akan mengeksplorasi ciri dasar saluran-saluran (channels) distribusi, disain saluran marketing dan keputusan-keputusan manajemen. Kemudian pembahasan distribusi fisik atau logistik – suatu area yang tumbuh secara dramatik, penting dan menarik. Pembahasan kita, dimulai dengan melihat kasus Caterpillar. Anda bisa saja mengira bahwa keberhasilan Caterpillar dan kemampuannya untuk menetapkan harga premium terletak pada kualitas peralatan-peralatan konstruksi dan pertambangan yang dihasilkannya. Caterpillar justru melihat hal yang sebaliknya. Dominasi perusahaan di produk ini adalah hasil dari sistem distribusi dan dukungan kustomer – mulai dari kerjasama yang baik dan saling peduli yang dibangun dengan para dealer independen Caterpillar (read on and see why, page 337 -338). Umumnya perusahaan-perusahaan tidak mampu secara sendiri-sendiri membawa nilai/value kepada kustomer-kustomernya. Oleh karenanya, mereka harus bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain dalam suatu jaringan penghantaran nilai yang lebih besar (value delivery network). A. Supply Chain and the Value Delivery Network Menghasilkan suatu produk atau jasa dan membuatnya tersedia bagi para pembeli perlu membangun hubungan-hubungan tidak hanya dengan kustomer, tapi juga dengan suplaier dan reseller penting dalam rantai suplai perusahaan. Rantai suplai ini terdiri dari patner-patner di hulu/upstream dan di hilir/downstream. Di hulu mulai dari sekumpulan perusahaan yang menyediakan bahan-bahan mentah, ‘12 1 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana komponen-komponen, suku cadang, informasi, keuangan, keahlian-keahlian yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Walaupun marketer secara tradisional fokusnya pada bagian hilir dari rantai suplai – yaitu pada saluran-saluran marketing atau saluran-saluran distribusi yang tertuju pada kustomer. Patner-patner saluran marketing hilir, seperti para grosir dan retailer, membentuk satu hubungan penting antara perusahaan dengan para kustomer. Baik patner hulu mapun hilir kemungkinan juga menjadi bagian dari rantai suplai perusahaan lain. Oleh karenanya, keunikan atau kekhasan desain dari setiap rantai suplai perusahaan memungkinkannya untuk mendelivery value yang superior kepada para kustomernya. Keberhasilan perusahaan secara individual tergantung tidak hanya pada seberapa baik dalam mengoperasionalkannya, tapi juga seberapa baik keseluruhan rantai suplai dan saluran marketing perusahaan bersaing dengan kompetitor. Sekarang ini makin banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan “a fullvalue-delivery-network view” untuk perusahaannya. Suatu jaringan delivery value terdiri dari perusahaan, para suplaier, para distributor, dan terakhir para kustomer yang berpatner satu sama lain untuk memperbaiki kinerja keseluruhan sistem. Sebagai contoh, Palm, sebuah pabrikan yang “leading” untuk peralatan “handtools”, mengelola keseluruhan komunitas para suplaier dan assembler untuk komponen-komponen semikonduktor, kotak plastik, LCD displays, dan aksesori-aksesori. Jaringannya juga termasuk reseller offline dan on-line, dan komplementerkomplementer yang telah menghasilkan lebih dari 5000 aplikasiaplikasi untuk sistem operasi Palm. Kesemua patner yang beragam ini harus bekerjasama secara efektif untuk menghasilkan value superior bagi kustomer-kustomer Palm. Bab ini meskipun difokuskan pada saluran-saluran marketing – yaitu dibagian downstream/hilir dari jaringan delivery value (the value delivery network), akan tetapi penting diingat bahwa bagian ini hanyalah bagian dari jaringan keseluruhan value (the full value network). Untuk membawa value ke kustomer, perusahaan perlu patner-patner suplaier di hulu sama seperti perusahaan membutuhkan patnerpatnernya di saluran hilir. Bab ini akan membahas jawaban dari empat pertanyaan penting yang terkait dengan saluran-saluran marketing: 1. What is the nature of marketing channels and why are they important? 2. How do channel firms interact and organize to do the work of the channel? 3. What problems do companies face in designing and managing their channels? 4. What role do physical distribution and supply chain management play in attracting and satisfying customers? A.1.The Nature and Importance of Marketing Channels Ada beberapa dari produser yang menjual secara langsung produk atau barang yang diproduksi kepada para pengguna akhir. Umumnya perusahaan-perusahaan menggunakan perantara untuk mendeliveri produk-produk mereka ke pasar. Perusahaan berusaha untuk membentuk satu saluran marketing atau saluran distribusi — yaitu sekumpulan organisasi independen yang terlibat dalam proses pembuatan satu produk atau tersedianya jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. ‘12 2 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Keputusan-keputusan saluran perusahaan (company’s channel) secara langsung berpengaruh di setiap keputusan marketing lainnya. Perusahaan seringkali kurang memberikan perhatian terhadap saluran-saluran distribusi mereka, sehingga terkadang akibatnya merugikan. Sebaliknya, banyak perusahaan-perusahaan menggunakan sistem distribusi kreatif untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Sistem distribusi yang kreatif dan mengagumkan telah membuat Fedex sebagai pemimpin di industri pengiriman cepat (the express delivery). Computer Dell melakukan perubahan besar-besaran diindustrinya dengan menjual secara langsung PC kepada konsumer daripada melalui tokotoko retail. Amazon.com menjadi pioner penjualan buku-buku dan beragam barang melalui internet. Keputusan-keputusan saluran distribusi seringkali melibatkan komitment jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan lain. a.1.1. How Channel Members Add Value Mengapa produser menyerahkan beberapa kegiatan penjualan kepada patner-patner saluran (to channel patners)? Bagaimanapun juga, melakukan hal tersebut berarti menyerahkan sebagian kendali terhadap bagaimana dan kepada siapa produkproduk tersebut dijual. Penggunaan perantara/intermediaries dikarenakan (kemampuan) efisiensi sehingga dapat membuat atau menjadikan barang-barang tersedia bagi pasar target. Melalui hubungan-hubungan atau kontak, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka, perantara biasanya menawarkan ke perusahaan lebih baik daripada bila dilakukan oleh produser atau perusahaan itu sendiri. Figure 12.1 memperlihatan bagaimana memanfaatkan perantara dapat memberikan penghematan. Figure 12.1A memperlihatkan tiga pabrikan, masing-masing melakukan pemasaran langsung (direct marketing) untuk menjangkau tiga (kelompok) kustomer. Sistem ini memerlukan sembilan kontak berbeda. Figure 12.1B memperlihatkan tiga pabrikan bekerja melalui satu distributor, yang melakukan kontak kepada ke tiga (kelompok) kustomer. Sistem ini hanya memerlukan enam kontak berbeda. Dengan cara ini, perantara mengurangi jumlah pekerjaan yang harus dilakukan baik oleh produser/perusahaan maupun para konsumer. Dari sudut pandang sistem ekonomi, peran perantara marketing ialah untuk mewujudkan beragam produk-produk yang dihasilkan oleh produser menjadi beragam produk yang dibutuhkan atau diinginkan oleh para konsumer. Para ‘12 3 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana produser membuat sedikit ragam dari produk dan memproduksi dalam jumlah besar, tapi konsumer menginginkan beraneka ragam produk dalam jumlah yang sedikit. Saluran-saluran marketing, perantara-perantara membeli dalam jumlah yang besar dari banyak produser dan memilah-milahnya menjadi jumlah yang lebih kecil dan sangat beragam sesuai yang diinginkan konsumer. Oleh karenanya, perantara menjalankan peranan penting dalam menyesuaikan antara suplai dan demand. Dalam menghasilkan produk dan tersedianya jasa-jasa untuk konsumen para pelaku saluran/channels menambahkan nilai/value dengan mempertemukan waktu, tempat dan kekosongan-kekosongan pemilikan yang memisahkan barang-barang dan jasajasa dari pihak-pihak yang akan menggunakannya. Pelaku-pelaku saluran marketing menjalankan banyak fungsi kunci/penting. Beberapa diantaranya untuk melengkapi transaksi-transaksi: Information: Gathering and distributing marketing reasearch and intelligence information about actors and forces in the marketing environment needed for planning and aiding exchange. Promotion: Developing and spreading persuasive communications about an offer Contact: Finding and communicating with prospective buyers. Matching: Shaping and fitting the offer to the buyers needs, including activities such as manufacturing, Gooding assembling, and packaging. Negotiation: Reaching and agreement on price and other terms of the offer so that ownership or possession can be transferred. Others help to fulfill the completed transaction: Physical distribution: Transporting and storing goods. Financing: Acquiring and using funds to cover the costs of the channel work. Risk taking: Assuming the risk of carrying out the channel work. Pertanyaannya bukan pada apakah fungsi-fungsi ini perlu untuk dilaksanakan --karena fungsi-fungsi tersebut harus --- tapi terlebih pada siapa yang akan menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Untuk tingkat dimana pabrikan menjalankan fungsi-fungsi ini, maka biaya-biaya akan meningkat dan harga-harga menjadi lebih mahal. Bila beberapa fungsi tersebut dialihkan kepada perantara-perantara, biayabiaya dan harga-harga produser mungkin menjadi lebih rendah, meskipun prantara akan membebankan harga lebih untuk menutupi biaya-biaya yang mereka keluarkan. a.1.2. Number of Channel Levels Perusahaan dapat merancang saluran-saluran distribusi mereka untuk membuat produk-produk dan jasa-jasa tersedia bagi kustomer dalam beragam cara. Tiap lapisan atau level perantara marketing yang menyelenggarakan beberapa pekerjaan dalam mendelivery produk dan kepemilikannya agar mendekati pembeli akhir disebut sebagai satu level saluran (a channel level). Jumlah level perantara menunjukkan panjangnya suatu channel. Figure 12.2A, memperlihatkan beberapa channels distribusi kunsumer yang berbeda panjangnya. Channel 1 disebut channel marketing langsung (a direct marketing channel), tidak ada level perantara; perusahaan menjual secara langsung ke konsumer. Sebagai contoh, Avon dan Amway menjual produk-produk mereka “door-to-door”, menjual melalui rumah dan kantor, dan melalui web. L.L Bean menjual pakaian langsung melalui katalog “mail”, dengan telepon dan online. Universitas “menjual“ pendidikan kampusnya melalui “distance learning”. ‘12 4 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Saluran-saluran lainnya di Figure 12.2A, adalah saluran-saluran marketing tidak langsung (inderect marketing channels) terdiri dari satu atau lebih perantara. Figure 12.2B memperlihatkan beberapa saluran distribusi bisnis umumnya. Marketer bisnis bisa menggunakan tenaga penjualnya untuk menjual secara langsung ke kustomer bisnis. Atau menjual ke berbagai tipe perantara, yang pada akhirnya menjualnya ke kustomer. Dari sudut pandang produser, jumlah level yang besar berarti kendali berkurang dan kompleksitas saluran meningkat. B. Channel Behavior and Organization Saluran-saluran distribusi tidak hanya sekedar sekumpulan perusahaan-perusahaan terikat bersama-sama dengan beragam alur/flows. Saluran-saluran distribusi adalah sistem-sistem yang berperilaku kompleks, dimana orang-orang dan perusahaanperusahaan berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan individu, perusahaan, dan perantara. Beberapa sistem saluran terdiri hanya interaksi-interaksi informal dikalangan perusahaan-perusahaan yang tidak terikat. Sementara lainnya terdiri dari interaksi-interaksi formal dikendalikan oleh struktur-struktur organisasi yang kuat. Berikut ini kita membahas perilaku saluran/channel dan bagaimana para pelaku menjalankan peranannya dalam saluran. b.1. Channel Behavior Suatu saluran marketing terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berpatner untuk kepentingan mereka pada umumnya. Setiap pelaku saluran saling tergantung satu sama lain. Sebagai contoh, satu dealer Ford tergantung pada Ford untuk mendesain mobil-mobil yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen. Demikian juga, Ford tergantung pada dealer untuk menarik konsumer, membujuk mereka untuk membeli mobil-mobil Ford, dan me-maintain setelah mobil tersebut dibeli. Setiap dealer tergantung pada dealer-dealer lain untuk mejalankan penjualan dan pelayanan yang baik yang akan memperkuat brand. Sebenarnya, kebehasilan dealer individual Ford tergantung pada seberapa baik keseluruhan saluran marketing bersaing dengan saluran-saluran pabrikan mobil lainnya. Setiap pelaku saluran memainkan peran khusus dalam saluran/channel. Sebagai contoh, peranan Sony ialah memproduksi produk-produk elektronik konsumer yang diinginkan konsumer dan untuk menciptakan demand melalui ads nasional. Peran ‘12 5 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana penjual ialah untuk memamerkan atau memperkenalkan produk-produk Sony ini di lokasi-lokasi yang tepat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pembeli, dan untuk menyempurnakan penjualan. Saluran akan benar-benar efektif bila setiap pelaku menjalankan tugas-tugasnya sebaik mungkin. Idealnya, karena keberhasilan pelaku-pelaku saluran individual (individual channel members) tergantung pada keberhasilan saluran secara keseluruhan, semua saluran perusahaan harus saling bekerjasama dengan baik. Mereka-mereka harus memahami dan menerima peran masing-masing, mengkoordinasikan kegiatankegiatan mereka dan bekerjasama untuk meraih tujuan-tujuan saluran secara keseluruhan. Akan tetapi pelaku-pelaku saluran secara individu jarang yang menjalankan pandangan sejauh itu. Kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan saluran secara bersama-sama berarti mengorbankan tujuan-tujuan perusahaan secara individual. Walaupun pelaku-pelaku saluran saling tergantung pada yang lain, mereka seringkali bertindak sendiri untuk kepentingan terbaik jangka pendek mereka. Pelaku-pelaku ini seringkali tidak sepaham terhadap tujuan dan peran -siapa yang sebaiknya melakukan apa, dan apa rewardnya. Konflik vertikal antara level-level berbeda pada saluran yang sama sering terjadi. Sebagai contoh, pembuat furniture kantor Herman Miller mengakibatkan konflik dengan para dealernya ketika perusahaan ini mebuka toko online – www.hmstore.com – dan mulai menjual produk-produknya secara langsung ke kustomer. Meskipun Herman Miller yakin bahwa “the web site” hanya menjangkau kustomer-kustomer kecil yang tidak terlayani oleh saluran saat ini, para dealer komplain dengan keras. Akibatnya perusahaan menutup operasi penjualan melalui online. Tupperware menghadapi konflik yang sama dengan konsultan penjualan independen, ketika perusahaan memutuskan untuk menjual produk-produk plastik Tupperware melalui toko-toko target. Konflik horizontal terjadi diantara perusahaan-perusahaan pada saluran yang levelnya sama. Sebagai contoh, beberapa dealer Ford di Chicago melakukan komplain ke dealer-dealer lain di kota yang “mencuri” penjualan dari mereka dengan menurunkan harga atau mengiklankan di luar wilayah yang ditetapkan. Contoh lain waralaba Holiday Inn melakukan komplain terhadap operator-operator Holiday Inn lainnya yang membebani biaya lebih mahal kepada tamu-tamu atau memberikan pelayanan yang buruk, sehingga merusak citra Holiday Inn keseluruhan. Beberapa konflik yang terjadi di saluran marketing membawa ke bentuk persaingan yang lebih sehat. Persaingan semacam ini akan berpengaruh baik bagi saluran – tanpa ini, saluran bisa menjadi pasif dan tidak inovatif. Tapi konflik yang hebat atau berkepanjangan dapat mengacaukan keefektivan saluran dan menyebabkan kerusakan yang lama terhadap hubungan-hubungan saluran. Perusahaanperusahaan sebaiknya mengelola konflik saluran untuk menjaga agar tidak lepas kendali. b.2. Vertical Marketing Systems Untuk saluran sebagai satu kesatuan agar terlaksana atau berjalan baik, masingmasing peran pelaku saluran harus ditetapkan dan konflik saluran yang terjadi harus dikelola. Saluran akan berjalan lebih baik jika saluran tersebut melibatkan perusahaan, agensi-agensi atau mekanisme yang memberikan arahan dan mempunyai kekuatan untuk menetapkan peran-peran dalam mengelola konflik. Berdasarkan sejarahnya, saluran-saluran distribusi konvensional memiliki kekurangan seperti leadership dan power, sehingga seringkali mengakibatkan konflik yang merugikan dan kinerja menjadi buruk. Pada akhirnya memunculkan sistem marketing vertikal yang memberikan leadership pada saluran. Figure 12.3 membedakan dua tipe susunan saluran. Pertama, saluran distribusi konvensional (a conventional distribution channel) terdiri dari satu atau lebih ‘12 6 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana produser independen, wholesalers, dan retailers. Masing-masing adalah suatu bisnis terpisah yang mencari keuntungan maksimum, meskipun dari segi sistem pembiayaan sebagai satu kesatuan. Tidak ada pelaku saluran yang memiliki kendali melebihi pelaku-pelaku lainnya, dan tidak ada aturan formal untuk penetapan peran dan pemecahan atau penyelesaian konflik saluran. Berbeda dengan yang kedua, sistem marketing vertikal (a vertical marketing system (VMS)) terdiri dari produser-produser, wholesalers, dan retailers yang bertindak sebagai satu sistem yang padu: Pelaku saluran yang satu mengakui yang lain; memiliki kontrak atau ikatan dengan mereka atau semua harus bekerja sama. VMS bisa saja didominasi oleh produser, wholesalers, atau retailers. Ada tiga tipe VMS: Corporate VMS Contractual VMS Administered VMS Masing-masing menggunakan aturan berbeda untuk menetapkan leadership dan power di saluran. Corporate VMS A corporate VMS menggabungkan atau mengintegrasikan secara berurutan tahaptahap produksi dan distribusi di bawah kepemilikan tunggal. Manajemen koordinasi dan konflik dicapai melalui saluran organisasi tetap. Sebagai contoh, grosir raksasa Kroger memiliki dan mengoperasikan 42 pabrik yang memproduksi lebih dari 4300 produk makanan dan minuman yang dapat ditemui di gerai tokok-tokonya. Giant Food Stores mengoperasikan fasilitas prosesing balok es, menjalankan pembuatan botol-botol minuman ringan, pabrik es krim, dan pabrik roti yang mensuplai Giant Stores dengan beragam produk mulai dari kue-kue “bagels”hingga kue-kue ulang tahun. Contractual VMS A Contractual VMS terdiri dari perusahaan-perusahaan independen pada berbagai level produksi dan distribusi yang bergabung bersama-sama melalui kontrak untuk ‘12 7 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana memperoleh lebih banyak efisiensi atau pengaruh penjualan dibandingkan bila dilakukan sendiri-sendiri. Manajemen koordinasi dan konflik tertuang dalam kesepakatan kontrak diantara pelaku-pelaku saluran. Organisasi waralaba/franchise adalah tipe paling umum dari hubungan kontrak – pelaku saluran disebut sebagai franchisor yang terlibat dalam beberapa tahapan proses distribusi produksi. Di AS sendiri, diperkirakan terdapat 760.000 outlets franchise, terhitung lebih dari $ 1.5 trilion dalam penjualan tahunan. Para analist industri memperkirakan satu outlet baru, dibuka di salah satu tempat di AS setiap 8 menit dan sekitar satu dari duabelas outlet bisnis retail adalah bisnis “franchised”. Hampir setiap jenis bisnis telah difranchise-kan dari motel dan restoran cepat saji hingga dental centers dan jasa-jasa “dating”, dari konsultan perkawinan dan jasajasa penyedia pembantu hingga pusat-pusat kebugaran dan rumah-rumah duka (funeral). Ada tiga tipe franchises: 1. The manufacturer sponsored retailer franchise system – contohnya, Ford dan jaringan dealer “franchised” independennya. 2. The manufacturer sponsored wholesaler franchise system – Coca-Cola membolehkan wholesaler (bottlers) di beragam pasar yang membeli konsentrat sirup Coca-Cola dan kemudian pengisian botol serta menjual produk jadinya ke retailer-retailer di pasar-pasar lokal. 3. The service firm – sponsored retailer franchise system – contohnya yaitu di bisnis rental mobil (Hertz, Avis), bisnis jasa makanan cepat saji (McD, Burger King), dan bisnis motel (Holiday Inn, Ramada Inn). Fakta bahwa umumnya konsumen tidak bisa menjelaskan perbedaan antara VMS kontraktual dan corporate, memperlihatkan bagaimana berhasilnya organisasiorganisasi kontraktual bersaing dengan rantai-rantai corporate. Administered VMS Administered VMS, menganggap kepemimpinan tidak ditentukan melalui kepemilikan umum atau ikatan kontrak, tapi melalui ukuran dan kekuatan dari satu atau beberapa pelaku saluran yang dominan. Para pabrikan dari suatu brand terkenal bisa mendapatkan kerjasama perdagangan dan dukungan kuat dari para reseller. Contohnya, General Electric, P&G, dan Kraft bisa mengendalikan kerjasama yang tidak umum dari para reseller berkenaan dengan aktivitas pameran promosi dan kebijakan harga. Retailer besar seperti Wal-Mart, Home Depot, dan Barnes & Noble dapat menggunakan pengaruhnya yang kuat terhadap para pabrikan yang mensuplai produk-produk yang mereka jual. b.3. Horizontal Marketing Systems Perkembangan channel yang lainnya ialah sistem marketing horizontal (Horizontal marketing systems), dimana dua atau lebih perusahaan yang sejajar atau selevel bergabung bersama untuk mendapatkan suatu peluang baru (a new marketing opportunity). Dengan bekerjasama perusahaan-perusahaan bisa menggabungkan keuangan, produksi, atau sumberdaya-sumberdaya pemasaran mereka untuk lebih menyempurnakan dibanding masing-masing perusahaan berjalan sendiri-sendiri. Perusahaan-perusahaan mungkin menyatukan kekuatan-kekuatan dengan pesaing-pesaing atau yang bukan pesaing (competitors or non-competitors). Mereka bekerjasama atas dasar sementara atau tetap, atau mereka mungkin membuat satu perusahaan terpisah. Sebagai contoh, The Lamar Savings Bank of Texas memutuskan untuk menempatkan “saving offices and automated teller machines (ATM)-nya di toko-toko Safeway. Lamar dapat masuk ke pasar lebih cepat dengan biaya murah, dan safeway mendapat keuntungan karena mampu menawarkan kenyamanan banking di tokonya kepada para kustomernya. Demikian juga, McD sekarang menempatkan versions “express” dari restaurannya di toko-toko ‘12 8 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Wal-Mart. McD mendapat keuntungan dari ramainya pengunjung Wal-Mart, sementara Wal-Mart dapat mempertahankan para shopper yang lapar untu tidak perlu kemana-mana untuk makan. Penetapan saluran seperti ini juga secara global berjalan baik. Misalnya, karena cakupan pasar-pasar internasionalnya baik sekali. Nestle bersama-sama menjual brands cereal General Mill di 80 negara di luar Amerika Utara. Begitu juga Coca-Cola dan Nestle membentuk suatu “joint venture” untuk pasar kopi dan teh “ready-to-drink” di seluruh dunia. Coke menyediakan pengalaman dalam memasarkan dan mendistribusikan minuman, dan Nestle mengembangkan dua nama terkenal: Nescafe and Nestea. b.4. Multichannel Distribution System Dahulu, banyak perusahaan menggunakan satu saluran tunggal (a single channel) untuk menjual ke satu pasar tunggal atau segmen pasar. Sekarang, dengan berkembangnya segmen-segmen kustomer dan peluang-peluang saluran, makin banyak perusahaan yang menerapkan sistem-sistem distribusi multichannel – sering disebut juga sebagai Hybrid Marketing Channels. Marketing multichannel seperti ini terjadi bila satu perusahaan tunggal (a single firm) mendirikan dua atau lebih saluran-saluran marketing untuk menjangkau satu atau lebih segmen-segmen customer. Penggunaan sistem-sistem multichannel sangat pesat pada tahun-tahun terakhir ini. Figure 12.4 memperlihatkan sebuah saluran hybrid (a hybrid channel). Pada gambar, produser menjual secara langsung ke segmen consumer 1 menggunakan: catalog, “derect mail”, telemarketing, dan Internet. Untuk menjangkau segmen konsumer 2 melalui retailer-retailer. Perusahaan menjual tidak langsung ke segmen bisnis 1 melalui distributor-distributor dan dealer-dealer, dan kepada segmen bisnis 2 melalui sales-force. Akhir-akhir ini, hampir setiap perusahaan besar dan banyak perusahaan kecil mendistribusikan melalui saluran-saluran beragam (multiple). Fidelity Invesments (investasi-investasi berlandaskan kesetiaan atau kepercayaan) menjangkau para customer melalui telepon, Internet, dan melalui kantor-kantor cabangnya. Perusahaan meminta customer untuk “call, click or visit” Fidelity. ‘12 9 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Staples memasarkan melalui outlet-outlet retail tradisionalnya, situs Internet respon langsung virtual malls, dan 30.000 sambungan pada situs-situs yang tergabung. IBM menggunakan multiple channels untuk melayani lusinan segmensegmen dan ceruk (niches), bervariasi dari pembeli-pembeli corporate besar hingga ke bisnis-bisnis kecil dan ke pembeli-pembeli home office. Disamping menjual melalui salesforce terpercayanya, IBM juga menjual melalui satu jaringan distributor dan resellers value-added, yang menjual computer, sistem-sistem dan jasa-jasa IBM ke beragam segmen-segmen bisnis tertentu. Final consumers bisa membeli IBM PC dari toko-toko computer specialty atau salah satu dari beberapa retailer besar. IBM menggunakan telemarketing untuk melayani kebutuhan pebisnis kecil dan sedang. Baik pebisnis dan consumer akhir bisa juga membeli online dari web-site perusahaan (www.ibm.com). Sistem-sistem distribusi multichannel menawarkan banyak keunggulan kepada perusahaan menghadapi pasar-pasar yang kompleks dan besar. Dengan masing-masing saluran baru, perusahaan memperluas cakupan pasar dan penjualannya dan mendapatkan peluang-peluang untuk menyesuaikan produkproduk dan jasa-jasa untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu dari beragam segmen customer. Akan tetapi system-sistem saluran multichannnel lebih sulit dikontrol, dan cara ini menimbulkan konflik ketika banyak saluran-saluran bersaing untuk customerkustomer dan penjualan. Sebagai contoh sewaktu IBM mulai menjual secara langsung kepada para customer melalui telemarketing dan situs webnya, banyak para dealer retailnya berteriak “unfair competition” dan mengancam untuk menghentikan lini IBM atau tidak akan memberikan perhatian lagi. Banyak tenaga penjual di luar (IBM) merasa mereka dijegal (karena konsumen bisa membeli lebih murah dengan cara langsung) oleh “inside channel” baru ini. b.5. Changing Channel Organization Perubahan-perubahan dalam teknologi dan pertumbuhan yang eksplosif di marketing langsung (direct marketing) dan online, menyebabkan pengaruh yang sangat besar pada sifat dan disain saluran-saluran marketing. Salah satu trend besar ialah menuju disintermediation – suatu istilah besar dengan satu pesan yang jelas dan konsekuensi penting: peralihan atau pergantian reseller-reseller tradisional dari satu saluran marketing oleh jenis-jenis baru perantara-perantara yang radikal (the displacement of traditional resellers from a marketing channel by radical new types of intermediaries). Disintermediation berarti makin banyak produser produk dan jasa-jasa yang tidak menggunakan intermediaries dan berhubungan secara langsung ke pembeli-pembeli akhir, atau yang secara radikal tipe-tipe baru dari “channel intermediaries” bermunculan menggantikan intermediaries gaya lama. Sehingga, dibanyak industri, intermediaries tradisional telah digantikan. Misalnya, perusahaan-perusahaan seperti Dell dan American Airline menjual secara langsung ke pembeli-pembeli akhir, meniadakan para retailer dari channel-channel marketing mereka. E-commerce bertambah dengan cepat mengambil alih bisnis dari para retailer “brick-and mortar” tradisional. Para consumer bisa membeli beragam bunga dari Flowers.com; buku-buku, video-video, boneka, perhiasan, elektronik consumer, dan barang-barang lain melalui Amazon.com; dan pakaian-pakaian dari LLbean.com atau Gap.com, semuanya tanpa perlu mengunjungi toko. Disintermediation menimbulkan masalah-masalah dan peluang-peluang baik untuk para produser maupun intermediaries. Untuk mencegah terpinggirkannya, intermediaries tradisional harus mencari cara-cara baru untuk menambah nilai dalam rantai suplai (the supply chain). Untuk tetap dapat bersaing produser-produser produk dan jasa harus mengembangkan peluang-peluang saluran / channel baru seperti Internet dan saluran-saluran langsung lainnya. Meskipun, pengembangan saluran baru ini seringkali membawa mereka ke kompetisi langsung dengan saluran- ‘12 10 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana saluran yang sudah terbentuk dan terjalin dengan produser, sehingga mengakibatka konflik. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan seringkali mencari cara-cara untuk mejalankan secara direct/langsung suatu tambahan (channel) untuk kepentingan perusahaan dan patner-patner salurannya. Misalnya, untuk mengurangi biayabiaya dan meningkatkan bisnis, Hewlett-Packard membuka tiga situs web penjualan langsung – Shopping Village (untuk para consumer), H-P Commerce Center (untuk pembelian bisnis dari agen-agen penjual resmi), dan Electronic Solutions Now (untuk customer-kustomer konntrak yang sudah berjalan). Meskipun demikian untuk mencegah konflik dengan saluran-saluran resminya, HP menyampaikan semua order melalui webnya ke para reseller, yang kemudian menuntaskan (transaksi) order-order tersebut, mengirimkan produkproduk, dan menerima komisi-komisi. Dengan cara ini, H-P mendapatkan keuntungan-keuntungan dari penjualan langsung tapi juga membantu bisnis untuk para resellernya. C. Channel Design Decisions Dalam merancang saluran-saluran marketing, para pabrikan berusaha antara apa yang ideal dan apa yang secara praktis memungkinkan. Sebuah perusahaan baru dengan modal terbatas biasanya memulai dengan menjual di suatu area terbatas. Untuk menentukan saluran-saluran terbaik mungkin bukanlah suatu masalah: Masalahnya mungkin sederhana bagaimana, meyakinkan satu atau beberapa dari intermediaries untuk menangani lini (perusahaan). Jika berhasil, perusahaan baru mungkin berkembang ke pasar-pasar baru melalui intermediaries yang ada. Di pasar-pasar yang lebih kecil, perusahaan mungkin menjual secara langsung ke retailer-retailer. Di pasar-pasar yang lebih besar, perusahaan kemungkinan menjual melalui distributor-distributor. Di satu Negara bagian, perusahaan mungkin memberikan franchises ekslusif; di bagian lain perusahaan mungkin menjual melalui semua outlet-outlet yang tersedia. Kemudian perusahaan mungkin menambahkan satu toko web yang menjual secara langsung untuk kustomer-kustomer yang sulit dijangkau. Dalam hal ini, sistem-sistem channel seringkali berkembang untuk memenuhi peluang-peluang dan kondisi-kondisi pasar. Meskipun untuk efektif secara maksimum, analisa channel dan pembuatan keputusan sebaiknya dilakukan dengan cermat. Merancang sebuah sistem channel memerlukan analisa kebutuhan-kebutuhan consumer, penetapan sasaran-sasaran channel, mengidentifikasi alternatif-alternatif channel penting, dan mengevaluasinya secara keseluruhan (system). c.1. Analyzing Consumer Needs “Marketing channel” adalah bagian dari kesatuan jajaran penyampaian nilai kustomer. Setiap anggota channel menambahkan nilai untuk kustomer. Sehingga, merancang saluran atau channel marketing dimulai dengan menemukan apa yang consumer target inginkan dari channel. Apakah para consumer ingin membeli dari lokasi-lokasi terdekat atau apakah mereka bersedia untuk perjalanan sedikit jauh ke lokasi-lokasi terpusat? Apakah mereka lebih menyukai membeli langsung, melalu telepon, melalui surat, atau via Internet? Apakah mereka menghargai (produkproduk) yang sangat beragam atau mereka lebih senang spesialisasi? Apakah konsumer menginginkan pelayanan tambahan (delivery, kredit, repairs, installation), atau akankah mereka memperoleh ini di tempat lain? Makin cepat delivery, makin baik “the assortment” disediakan, dan lebih banyak tambahan jasajasa yang disediakan, makin baik level pelayanan channel. Perusahaan harus menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan consumer bukan saja tidak bertentangan dengan kelayakan dan biaya-biaya untuk memenuhi ‘12 11 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana kebutuhan-kebutuhan tersebut, tapi juga tidak bertentangan dengan keinginan konsumen terhadap harga. Keberhasilan-keberhasilan retailing diskon memperlihatkan bahwa para konsumer seringkali menerima tingkat-tingkat pelayanan yang lebih rendah dengan imbalan mendapatkan harga-harga lebih murah. c.2. Setting Channel Objectives Perusahaan-perusahaan sebaiknya mengungkapkan sasaran-sasaran saluran marketing mereka terkait dengan level-level target pelayanan kustomer. Biasanya, sebuah perusahaan dapat mengidentifikasikan beberapa segmen yang diinginkan pada level-level pelayanan berbeda. Perusahaan harus memutuskan segmensegmen mana untuk dilayani dan saluran-saluran terbaik untuk digunakan agar meminimalkan jumlah biaya channel untuk memenuhi syarat-syarat pelayanan kustomer. Sasaran-sasaran saluran atau channel perusahaan juga dipengaruhi oleh keadaan perusahaan, produk-produknya, intermediaries marketingnya, kompetitorkompetitornya, dan lingkungan. Misalnya, ukuran dan situasi keuangan perusahaan menentukan fungsi-fungsi marketing mana yang dapat ditangani sendiri dan yang mana harus diserahkan ke intermediaries. Perusahaan-perusahaan yang menjual produk-produk cepat rusak mungkin perlu lebih banyak marketing langsung untuk mencegah penundaan-penundaan dan terlalu banyak tangan. Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin menginginkan untuk bersaing di atau dekat outlet yang sama yang dijalankan oleh pesaing. Pada kasus lain, para produser mungkin menghindari saluran-saluran yang digunakan oleh kompetitor-kompetitor. Contohnya, Mary Kay Cosmetics, menjual langsung ke kustomer melalui jajaran lebih dari satu juta konsulan-konsultan kecantikan independen di 34 pasar-pasar di seluruh dunia, daripada berhadap-hadapan dengan para pembuat kosmetik lainnya untuk posisi-posisi jarang ditemui di toko-toko retail. Terakhir, faktor-faktor lingkungan seperti kondisi-kondisi ekonomi dan tekanan-tekanan hukum mungkin mempengaruhi sasaran-sasaran dan disain saluran. Misalnya, dalam suatu depresi ekonomi, para produser menghendaki pendistribusian barang-barang mereka dalam cara yang paling ekonomis, menggunakan saluran-saluran lebih pendek dan menghilangkan pelayananpelayanan yang tidak perlu yang menambah harga akhir dari barang-barang menjadi mahal. c.3. Identifying Major Alternatives Ketika perusahaan telah menetapkan sasaran-sasaran salurannya, perusahaan selanjutnya mengidentifikasi alternatife-alternatif saluran yang penting terkait dengan tipe-tipe intermediaries, jumlahnya, dan tanggung-jawab dari setiap anggota saluran. Type of Intermediaries Sebuah perusahaan sebaiknya mengidentifikasi tipe-tipe anggota saluran yang tersedia untuk menjalankan pekerjaan saluran perusahaan. Misalnya, andaikan sebuah pabrikan penguji peralatan mengembangkan perangkat sebuah audio yang mendetekasi buruknya koneksi-koneksksi mekanikal dalam mesin-mesin dengan bagian-bagian yang bergerak. Eksekutif perusahaan memperkirakan produk ini akan mempunyai pasar di semua industri dimana listrik, pembakaran (combustion), atau mesin-mesin steam dibuat atau digunakan. Kekuatan sales force perusahaan sekarang ini kecil, dan masalahnya adalah bagaimana cara terbaik untuk menjangkau industriindustri yang berbeda ini. Alternatif-alternatif saluran berikut ini mungkin muncul: ‘12 12 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Company salesforce: Meningkatkan tenaga penjual langsung perusahaan. Menugaskan para penjual keluar dan mengharuskan mereka menghubungi semua prospek dalam area, atau mengembangkan tenaga penjual perusahaan terpisah untuk industriindustri berbeda. Atau, menambah operasi telesales ke dalam, dimana para penjual via telepon menangani perusahaan-perusahaan kecil atau menengah. Manufacturer’s agency: Mempekerjakan agen-agen pabrikan – perusahaan-perusahan independent yang menangani tenaga-tenaga penjual terkait produk-produk ke banyak perusahaan – di kawasankawasan berbeda atau industri-industri berbeda untuk menjual peralatan pengujian baru tersebut. Industrial distributors: Mencari distributor-distributor di kawasan atau industri-industri berbeda yang akan membeli dan menjalankan lini baru. Memberikan kepada mereka distribusi eksklusif, marginmargin yang baik, pelatihan produk, dan dukungan promosi. Number of Marketing Intermediaries Perusahaan-perusahaan juga harus menetapkan jumlah anggota-anggota channel yang digunakan pada tiap level. Tiga strategi yang tersedia: intensive distribution, exclusive distribution, dan selective distribution. Produser-produser dari produk-produk convenience dan bahan-bahan mentah, umumnya mencari distribusi intensif – suatu strategi dimana persediaan produk ditempatkan di sebanyak mungkin outlet-outlet. Produk-produk ini harus tersedia dimana dan kapanpun konsumerkonsumer menginginkannya. Sebagai contoh, pasta gigi, permen atau gula-gula, dan item-item sejenisnya yang dijual di jutaan outlet-outlet yang menyediakan pemaparan brand secara maksimum dan memudahkan consumer. Kraft, Coca-Cola, Kimberly-Clark, dan perusahaan-perusahaan barang consumer lainnya mendistribusikan produk-produk mereka dengan cara ini. Distribusi ekslusif, sebaliknya, dimana produser hanya memberikan ke sejumlah dealer yang terbatas hak ekslusif untuk mendistribusikan produk-produk pabrikan di dalam teritorinya. Distribusi ekslusif sering ditemukan pada distribusi mobil-mobil mewah dan pakaian-pakaian bergengsi wanita. Misalnya, para dealer Bentley yang hanya beberapa dan letaknya jauh satu sama lain – bahkan di kota-kota besar mungkin hanya mempunyai satu dealer. Dengan memberikan distribusi ekslusif, Bentkey mendapatkan dukungan penjualan distributor lebih kuat dan lebih mampu mengandalkan ke dealer: terkait dengan harga, promosi, kredit, dan pelayanan-pelayanan. Distribusi ekslusif juga meningkakan citra mobil dan memungkinkan untuk menaikkan harga lebih tinggi. ‘12 13 Antara distribusi intensif dan ekslusif terdapat distribusi selektif – menggunakan lebih dari satu, tapi beberapa dari intermediaries yang tertarik untuk menjadi distributor terseleksi. Umumnya brandbrand TV, furniture, peralatan rumah-tangga didistribusikan dengan cara ini. Misalnya, Kitchen Aid, Maytag, Whirlpool, dan General Electric menjual produk-produk utama mereka melalui jejaring dealer dan retailer besar yang terseleksi. Dengan menggunakan distribusi selektif mereka dapat mengembangkan hubungan-hubungankerja yang baik dengan anggota-anggota channel terseleksi dan mengharapkan usaha Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana penjualan rata-rata lebih baik. Distribusi selektif memberikan kepada produser cakupan pasar yang baik dengan pengawasan lebih dan biaya-biaya lebih rendah dibandingkan distribusi intensif. Responbilities of Channel Members Produser dan intermediaries perlu menyepakati syarat-syarat dan tanggung-jawab setiap anggota channel. Keduanya sebaiknya sepakat mengenai kebijakan-kebijakan harga, syarat-syarat penjualan, hak-hak territorial, dan pelayanan-pelayanan spesifik untuk menjalankan kewajiban masing-masing. Produser sebaiknya menetapkan suatu daftar harga, penetapan diskon-diskon yang adil untuk intermediaries. Perusahaan harus menetapkan teritori dari masing-masing anggota channel, dan sebaiknya hati-hati ketika menempatkan reseller-reseller baru. Pelayanan-pelayanan dan kewajiban-kewajiban bersama perlu dijabarkan secara terperinci, khususnya di franchise dan saluran-saluran distribusi eksklusif. Sebagai contoh, McD memberikan franchisees dengan dukungan promosi, a record-keeping system, pelatihan di University of Hamburger, dan dukungan manajemen umum. Sebaliknya, franchisees harus memenuhi standar-standar perusahaan untuk fasilitas-fasilitas fisik, bekerjasama dengan program-program promosi baru, menyediakan informasi yang diminta dan membeli produk-produk pangan tertentu. c.4. Evaluating the Major Alternatives Seandainya sebuah perusahaan telah mengidentifikasi beberapa alternatif saluran dan ingin memilih satu yang terbaik untuk memenuhi sasaran-sasaran jangka panjangnya. Setiap alternatif harus dievaluasi terhadap ekonomi, pengendalian, dan kriteria adaptif. Menggunakan kriteria ekonomi, sebuah perusahaan membandingkan dengan kemungkinan penjualan, biaya-biaya, dan profitabilitas dari alternatifalternatif saluran berbeda. Investasi apa yang akan diperlukan untuk setiap alternatif saluran, dan apa hasil-hasil yang diperoleh sebagai imbalannya? Perusahaan juga harus mempertimbangkan isu-isu pengendalian. Menggunakan intermediaries biasanya berarti memberikan mereka sebagian kendali atas marketing produk, dan beberapa dari intermediaries melakukan lebih banyak kendali disbanding yang lain. Untuk hal-hal lainnya agar seimbang, umumnya perusahaan lebih senang mempertahankan sebanyak mungkin kontrol. Terakhir, perusahaan harus memberlakukan criteria adaptif (adaptive criteria). Saluran-saluran seringkali terlibat komitmen-komitmen jangka panjang, meskipun perusahaan ingin menjaga agar saluran tetap fleksibel sehingga bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan. Oleh karenanya, hanya saluran yang superior yang perlu untuk dipertimbangkan dilibatkan komitmen-komitmen jangka panjang dalam hal ekonomi dan dasardasar pengendalian. c.5. Designing International Distribution Channels Para marketer internasional menghadapi banyak kerumitan tambahan dalam mendisain saluran-saluran mereka. Setiap negara memiliki system distribusi yang khas yang berkembang dari waktu ke waktu dan perubahan-perubahan sangatlah lambat. Sistem-sistem saluran ini bisa sangat bervariasi dari negara ke negara. Sehingga, para marketer global biasanya harus menyesuaikan strategi-strategi salurannya dengan struktur-struktur yang ada di tiap negara. ‘12 14 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Di beberapa pasar, sistem distribusinya kompleks dan sulit ditembus, terdiri dari banyak lapisan (layers) dan sejumlah besar intermediaries. Contohnya Jepang: Sistem distribusi di Jepang, berasal dari awal abad ke 17 ketika industriindustri rumahan (cottage) dan populasi urban (tumbuh dengan cepat) telah melahirkan suatu kelas pedagang/saudagar…. Meskipun pencapaian-pencapaian ekonomi Jepang luar biasa, sistem-sistem distribusi yang dimiliki tetap bertahan dengan polanya yang unik atau kuno…. Sistemnya meliputi banyak atau beragam wholesalers dan agen-agen lainnya, broker-broker, dan para retailer, berbeda lebih ke jumlah daripada fungsi dibandingkan rekanan di Amerika. Ada banyak sekali toko-toko retail yang kecil-kecil. Bahkan sejumlah besar wholesaler menyuplai barang-barang ke mereka….Sebagai contoh, sabun mungkin bergerak melalui tiga wholesaler plus satu perusahaan sales, setelah sabun keluar dari pabrikan sebelum sampai ke outletoutlet retail. Sebuah steak sebelum sampai ke consumer berawal dari “rancher” dalam satu proses yang seringkali melibatkan lusinan agenagen menengah….Jaringan distribusi….merefleksikan ikatan tertutup secara tradisional dikalangan perusahaan-perusahaan Jepang…. (dan tempat-tempat) kebanyakan penekanan pada hubungan-hubungan personal dengan pengguna…Meskipun (these channel appear) tidak efisien dan tidak praktis, mereka tampaknya melayani kustomer orangorang Jepang dengan baik… Tak cukup banyak ruang penyimpanan di rumah-rumah mereka yang kecil, umumnya ibu-ibu rumah tangga (homemakers) berbelanja beberapa kali seminggu dan lebih senang ke toko-toko lingkungan terdekat (dan lebih personal). Kebanyak perusahaan-perusahaan Barat mengalami kesulitan besar mendobrak jalinan yang tertutup, jaringan distribusi Jepang “tradition-bound”. Di ekstrim yang lain, sistem-sistem distribusi di negara-negara berkembang mungkin saja tersebar dan tidak efisien, atau tidak memadai sama sekali. Misalnya, Cina dan India akan muncul menjadi pasar-pasar yang sangat besar, masing-masing dengan populasi lebih dari satu milyar. Meskipun begitu, kenyataannya, pasar-pasar ini kebanyakan lebih kecil daripada jumlah populasi yang dikesankan. Karena tidak memadainya sistem-sistem distribusi di kedua negara, umumnya perusahaanperusahaan bisa mengakses secara menguntungkan hanya porsi kecil dari populasi yang ada umumnya di tiap kota-kota yang makmur. Sistem distribusi China begitu terfragmentasi sehingga biaya-biaya logistic sampai mencapai 15 persen dari GDP nasional, jauh lebih tinggi daripada umumnya di negara-negara lain. Setelah 10 tahun berusaha bahkan eksekutif-eksekutif Wal-Mart mengakui bahwa mereka masih belum mampu menyatukan sebuah rantai suplai yang efisien di China. Oleh karenanya, para marketer internasioanl berhadapan beragam alternatifalternatif saluran. Mendisain sistem-sistem saluran yang efisien dan efektif antara dan di dalam beragam pasar-pasar negara merupakan suatu tantangan yang sulit. D. Channel Management Decisions Sewaktu perusahaan meninjau atau mengkaji alternatif-alternatif salurannya dan memutuskan desain-desain saluran yang terbaik, perusahaan harus menjalankan dan mengelola saluran yang dipilih. Manajemen saluran menuntut perusahaan menyeleksi, mengelola, dan memotivasi anggota-anggota saluran individual dan mengealuasi kinerja mereka sepanjang waktu. d.1. Selecting Channel Members Para produser beragam dalam kemampuan mereka untuk menarik intermediaries marketing yang kualifaid. Beberapa produser tidak bermasalah menanda-tangani ‘12 15 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana kontrak-kontrak dengan anggota saluran. Misalnya, ketika Toyota pertamakali mengintroduksikan lini Lexus di US, perusahaan ini tidak mengalami kesulitan menarik dealer-dealer baru. Bahkan faktanya, perusahaan harus menolak karena banyaknya reseller-reseller yang berminat. Di ekstrim yang lain, ialah produser-produser yang harus bekerja keras untuk mendata intermediaries yang cukup kualifaid. Sebagai contoh, sewaktu Polaroid memulai, perusahaan tidak bisa mendapatkan toko-toko photography untuk menerima kamera-kamera barunya, dan Polaroid harus ke outlet-outlet “massmerchandising”. Hal yang sama, ketika “the US, Time Company, pertama kali berusaha menjual jam-jam “Timex” yang mahal melalui toko-toko perhiasan biasa, umumnya toko-toko tersebut menolak untuk menjualkannya. Perusahaan kemudian mengatur untuk menempatkan produk jamnya ke outlet-outlet “mass-merchandise”. Tindakan ini menjadi keputusan yang arif karena pertumbuhan pesat dari mass merchandising. Sewaktu memilih intermediaries, perusahaan sebaiknya menetapkan karakteristik-karakteristik apa yang membedakan terbaik. Apabila intermediaries adalah agen-agen penjualan, perusahaan perlu mengevaluasi jumlah dan sifat dari lini-lini lain yang dijalankan dan ukuran serta kualitas kekuatan penjualan agen-agen tersebut. Jika intermediaries adalah toko-toko retail yang menginginkan distribusi eksklusif dan selektif, perusahaan perlu mengevaluasi kustomer-kustomernya, lokasi, dan potensi pertumbuhannya ke depan. d.2. Managing and Motivating Channel Members Setelah terpilih, anggota-anggota channel atau saluran harus terus menerus dikelola dan dimotivasi agar mereka melakukan yang terbaik. Perusahaan harus menjual tidak hanya melalui intermediaries tapi ke dan dengan mereka. Umumnya perusahaan-perusahaan memandang para intermediaries sebagai kustomerkustomer dan patner-patner lini pertama. Mereka mempraktekkan manajemen hubungan berpatner yang kuat (strong partner relationship management (PRM) untuk membentuk hubungan-hubungan jangka panjang dengan anggota channel. Hal ini menciptakan sistem marketing yang memenuhi kebutuhan baik perusahaan dan patner-patner marketingnya. Dalam mengelola channel-channelnya, setiap perusahaan harus meyakinkan distributor-distributor bahwa mereka bisa berhasil lebih baik dengan bekerjasama sebagai satu bagian dari sistem delivery nilai yang padu. Oleh karenanya P&G dan Wal-Mart bekerjasama untuk menciptakan nilai superior untuk para consumer akhir. Mereka bersama-sama merencanakan strategi-strategi dan tujuan-tujuan barang dagangan, tingkat inventori, dan rencana reklame serta promosi. Demikian juga GE Appliances telah membuat satu system distribusi alternatif yang disebut CustomerNet untuk menyelaraskan, mendukung, dan memotivasi dealer-dealernya. GE CustomerNet menyediakan akses online cepat kepada dealerdealernya untuk distribusi dan system prosesing order GE Appliances, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Dengan mencatatkan (logging) ke Website GE CustomerNet, para dealer bisa memperoleh spesifikasi, photo-photo, daftar fitur-fitur produk, dan perbandingan model produk “side-by-side” untuk ratusan model GE Appliances. Dan banyak lagi manfaat-manfaat yang bisa digunakan oleh para dealernya dengan adanya GE CustomerNet. Kebanyakan perusahaan sekarang ini membuka atau mengoperasikan sistem manajemen hubungan berpatner “high-tech” terpadu untuk mengkoordinasikan upaya-upaya marketing saluran secara keseluruan. Misalnya, mereka menggunakan system piranti lunak manajemen hubungan customer (CRM) untuk membantu mengelola hubungan-hubungan dengan para customer penting. Sekarang ini, perusahaan bisa menggunakan piranti lunak PRM (partner relationship management) untuk membantu perekrutan, pelatihan, ‘12 16 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana pengorganisasian, pengelolaan, memotivasi, dan mengevaluasi hubungan-hubungan dengan partner-partner saluran. d.3. Evaluating Channel Members Produser (perusahaan) harus memeriksa secara teratur kinerja anggota saluran dengan standar-standar seperti kuota-kuota penjualan, tingkat inventory rata-rata, waktu delivery customer, perlakuan terhadap barang-barang rusak dan hilang, kerjasama dalam promosi dan program-program pelatihan perusahaan, dan pelayanan-pelayanan untuk customer. Perusahaan sebaiknya mengenali dan menghargai para intermediaries yang bekerja atau berprestasi baik dan menambahkan nilai bagus kepada para customer. Mereka-mereka yang kinerjanya buruk, sebaiknya dibantu atau sebagai usaha terakhir, diganti. Sebaiknya perusahaan secara periodic mengkualifikasi ulang intermediariesnya dan memangkas yang lemah jika diperlukan. Terakhir, para pabrikan perlu untuk sensitif terhadap para dealernya. Pabrikan yang memperlakukan para dealernya dengan buruk beresiko tidak hanya kehilangan dukungan dealer, tapi juga menimbulkan masalah-masalah legal. Sub bab berikut menjelaskan beragam hak-hak dan kewajiban berkenaan dengan para pabrikan dan anggota-anggota channel mereka. E. Public Policy and Distribution Decisions Umumnya, perusahaan-perusahaan secara legal bebas untuk mengembangkan apapun rencana-rencana channel yang sesuai dengan perusahaan. Faktanya, Undang-Undang mempengaruhi saluran-saluran yang berusaha mencegah caracara “exclusionary” dari beberapa perusahaan yang mungkin mencoba menghalangi perusahaan lainnya menggunakan satu saluran yang diinginkan. (Umumnya “Channel Law” berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban dari anggota channel setelah mereka membangun suatu hubungan). Kebanyakan produser dan wholesalers senang untuk mengembangkan saluran-saluran ekslusif untuk produk-produk mereka. Ketika penjual membolehkan hanya outlet-outlet tertentu untuk menjual produk-produknya, strategi ini disebut distribusi ekslusif (exclusive distribution). Bila produser mensyaratkan bahwa dealer-dealer ini tidak menangani produk-produk competitor, strategi ini disebut “exclusive dealing”. Kedua pihak bisa (memperoleh) manfaat dari kesepakatankesepakatan ekslusif: Penjual (the seller atau produser) mendapatkan banyak outletoutlet yang setia dan dapat diandalkan, dan dealer-dealer memperoleh sebuah sumber pengadaan yang terjamin (steady source of supply) dan dukungan seller yang lebih kuat. Akan tetapi “exclusive arrangement” juga menutup peluang produser-produser lain untuk menjual ke dealer-dealer ini. Situasi ini mengakibatkan kontrak-kontrak kesepakatan ekslusif diatur dalam Undang-Undang atau Keputusan Clayton tahun 1914. Dibenarkan sepanjang mereka tidak menyebabkan mengurangi kompetisi sama sekali atau cenderung mengakibatkan suatu monopoli dan sepanjang kedua pihak mengadakan kesepakatan secara sukarela. Kesepakatan ekslusif seringkali memasukkan perjanjian teritorial esklusif. Produser bisa saja tidak setuju untuk menjual ke dealer-dealer lain dalam suatu area atau wilayah tertentu atau penjual setuju untuk hanya menjual di dalam teritorinya sendiri. Cara yang pertama adalah hal yang umum dibawah suatu system “franchise” sebagai suatu cara untuk meningkatkan antusiasme dan komitmen dealer. Praktek yang kedua – dimana produser mencoba untuk mempertahankan sebuah dealer untuk menjual di luar teritorinya, telah menjadi suatu isu legal penting. Para produser dari suatu brand yang kuat terkadang menjual ke para dealer hanya jika para dealer akan mengambil beberapa atau semua dari lini yang ada. Ini disebut “full-line-forcing.” Ikatan atau perjanjian semacam ini tidak dianggap illegal, ‘12 17 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana tapi melanggar Undang-Undang atau Keputusan Clayton (the Clayton Acts) jika cara tersebut cenderung mengakibatkan berkurangnya kompetisi secara substansial. Terakhir, para produser bebas untuk memilih para dealernya, tapi hak mereka untuk mengakhiri para dealer agak terbatas. Pada umumnya para seller bisa memutus para dealer “for cause”. Akan tetapi, mereka tidak bisa memutus para dealer jika, misalnya, para dealer menolak bekerjasama dalam kesepakatan legal yang meragukan seperti “exclusive dealing” atau “tying agreements.” F. Marketing Logistic and Supply Chain Management Di pasar global sekarang ini, penjualan suatu produk terkadang lebih mudah daripada menyediakannya untuk customer. Perusahaan harus memutuskan cara terbaik untuk menyimpan, menangani, dan memindahkan atau mengirimkan produkproduk dan jasa-jasa mereka sehingga tersedia bagi customer dalam keberagamanan yang tepat pada waktu yang tepat di tempat yang tepat. Distribusi fisik dan keefektifan logistic mempunyai pengaruh besar terhadap kepuasan customer maupun biaya-biaya perusahaan. Berikut ini kita membahas sifat dan pentingnya manajemen logistic dalam rantai suplai, tujuan-tujuan dari system logistic, fungsi-fungsi logistic utama, dan kebutuhan untuk manajemen rantai suplai terpadu. f.1 Nature and Importance of Marketing Logistics Untuk sebagian manajer, logistic marketing bermakna hanya truk-truk (angkutan) dan gudang-gudang. Akan tetapi logistic modern lebih daripada itu. Marketing logistics – juga disebut “physical distribution” – meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian arus fisik barang-barang, jasa-jasa, dan informasi terkait dari titik-titik awal hingga ke titik-titik konsumer untuk memenuhi persyaratanpersyaratan customer atas suatu profit. Singkatnya “marketing logistics” meliputi mendapatkan produk yang tepat untuk customer yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Di masa lalu, distribusi fisik umumnya dimulai dengan produk-produk di pabrik dan kemudian berupaya untuk menemukan solusi-solusi biaya rendah agar bisa sampai ke consumer. Akan tetapi, marketer-marketer sekarang ini lebih suka memikirkan logistic-logistik yang berorientasi customer (customer centered logistics thinking) yang dimulai dengan pasar dan pekerjaan ditarik mundur ke pabrik (works backward to the factory) atau bahkan ke sumber-sumber penyediaan. Logistik marketing melibatkan tidak hanya distribusi “outbound” (pergerakan produk-produk dari pabrik ke reseller dan akhirnya ke customer) tapi juga distribusi “inbound” (pergerakan produk-produk dan bahan-bahan dari suplaier ke pabrik) dan distribusi “reverse” (pergerakan produk-produk yang rusak, tidak diinginkan, atau berlebih dikembalikan oleh para consumer atau reseller). Logistic marketing meliputi keseluruhan manajemen rantai suplai – arus nilai tambah dari hulu ke hilir mulai dari bahan bahan baku, barang-barang akhir, dan informasi terkait dengan suplaier, perusahaan, reseller, dan konsumer akhir, seperti yang diperlihatkan pada Figure 12.5. ‘12 18 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Jadi, tugas manajer logistic ialah untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas para suplaier, agen-agen pembelian, para marketer, anggota-anggota saluran dan kustomer-kustomer. Aktivitas-aktivitas ini termasuk peramalan, sistem-sistem informasi, pembelian, perencanaan produksi, order prosesing, inventory, pergudangan, dan perencanaan transportasi. Perusahaan-perusahaan sekarang ini menempatkan tekanan terbesar pada logistik-logistik untuk beberapa alasan. Pertama, perusahaan-perusahaan bisa mendapatkan suatu keunggulan bersaing yang kuat dengan memanfaatkan logistiklogistik yang dibenahi untuk memberikan ke kustomer pelayanan lebih baik atau harga-harga lebih rendah. Kedua, logistik-logistik yang dibenahi bisa menghasilkan penghematan biaya luarbiasa, baik untuk perusahaan dan juga kustomernya. Sebanyak 20 persen dari harga rata-rata suatu produk adalah (untuk pengeluaran) karena pengapalan dan angkutan semata. Tahun lalu, perusahaan-perusahaan Amerika menghabiskan lebih dari $ 930 milyar – sekitar 8.5 persen dari produk domestic bruto – untuk pengemas, pengikat, loading, unload, mensortir, memuat ulang, dan barang-barang transport/angkutan. Untuk bisnisnya, Ford memiliki lebih dari 500 juta ton kendaraan (mobil) jadi, sukucadang produksi, dan sukucadang purnajual dalam setiap transit waktu pengiriman, besarnya tagihan logistik tahunan sekitar $ 4 milyar. Memangkas meski sekecil apapun dari biaya-biaya ini dapat berarti penghematan yang substansial. Ketiga, ledakan dalam keberagaman produk telah menciptakan suatu kebutuhan untuk perbaikan manajemen logistik. Sebagai contoh, pada tahun 1911, toko grosir khusus A&P menjalankan hanya 270 item. Manajer toko dapat menyimpan data inventory ini dalam sekitar 10 halaman kertas notebook ke dalam kantong kemeja. Sekarang, rata-rata A&P mengelola stock lebih dari 16.700 item. Sebuah toko supercenter Wal-Mart memiliki lebih dari 100.000 produk, 30.000 daripadanya ialah produk-produk grosir. Ordering, shipping, stocking dan controlling keberagaman produk tersebut menghadirkan tantangan logistic yang besar. Terakhir, perbaikan-perbaikan dalam teknologi informasi telah menciptakan peluang-peluang untuk tambahan besar (pemasukan) dalam efisiensi distribusi. Perusahaan sekarang ini menggunakan piranti lunak manajemen rantai suplai yang canggih. Sistem-sistem logistik berbasis web, scanner “point-of-sale”, kode-kode produk seragam, “satellite tracking”, dan transfer order serta data pembayaran elektronik. Teknologi ini memungkinkan mereka dengan cepat dan efisien mengelola arus barang-barang, informasi, dan keuangan melalui rantai suplai. f.2 Goals of the Logistics System Beberapa perusahaan menyatakan sasaran logistic mereka dengan menyediakan pelayanan customer maksimum dan meminimumkan biaya-biaya distribusi. Pelayanan customer maksimum menuntut delivery yang cepat, inventories yang besar, keberagaman yang fleksibel, kebijakan-kebijakan keuntungan yang liberal, dan pelayanan-pelayanan lain – semuanya menambah biaya-biaya distribusi. Sebaliknya, biaya-biaya distribusi minimum mensyaratkan delivery yang lambat, inventories yang lebih kecil, dan lot atau banyaknya pengiriman yang lebih besar – yang mencerminkan tingkat pelayanan customer secara keseluruhan lebih rendah. Tujuan dari logistic marketing seharusnya memberikan suatu level pelayanan customer dengan target biaya terendah. Pertama-tama, perusahaan harus meriset pentingnya beragam pelayanan distribusi untuk customer dan kemudian menetapkan level-level pelayanan yang diinginkan untuk masing-masing segmen. Sasaran ialah untuk memaksimumkan profit, bukan penjualan. Oleh karenanya, perusahaan harus menghitung manfaat-manfaat dengan menyediakan level-level pelayanan lebih tinggi terhadap biaya-biaya. Beberapa perusahaan menawarkan pelayanan yang kurang dibandingkan competitor, dan menetapkan suatu harga lebih rendah. Sementara ‘12 19 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana perusahaan-perusahaan lain yang menawarkan lebih banyak pelayanan akan menuntut harga-harga lebih tinggi untuk menutupi biaya-biaya yang juga lebih tinggi. f.3 Major Logistic Functions Menetapkan serangkaian sasaran-sasaran logistic, perusahaan siap untuk mendisain satu system logistic yang akan meminimalkan biaya-biaya untuk mencapai sasaran-sasaran ini. Fungsi-fungsi logistic penting termasuk pergudangan, manajemen inventory, dan manajemen informasi logistic. Warehousing Siklus produksi dan konsumsi jarang sekali cocok, sehingga umumnya perusahaan harus menyimpan barang-barang “tangible” mereka, sementara menunggu barang-barang untuk dijual. Sebagai contoh, Snapper, Toro, dan pabrikan-pabrikan mesin pemotong rumput lain menjalankan pabrik-pabrik mereka sepanjang tahun, dan menyimpan produk-produknya untuk musimmusim pembelian puncak di musim semi dan musim panas. Fungsi storage untuk mengatasi perbedaan-perbedaan berdasarkan jumlah kebutuhan dan waktu dibutuhkan, memastikan bahwa oroduk-produk akan tersedia bila customer siap untuk membelinya. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak dan tipe-tipe apa pergudangan yang diperlukan dan dimana akan ditempatkan atau dimana lokasinya. Perusahaan mungkin menggunakan gudang-gudang penyimpanan atau pusat-pusat distribusi. Gudang-gudang barang-barang toko untuk periode sedang, atau panjang. Pusat-pusat distribusi adalah gudang-gudang yang dirancang untuk menerima barang-barang dari beragam pabrik dan suplaiaer, pesan ambil, mengisinya secara efisien, dan pengiriman barang-barang untuk customer secepat mungkin. Sebagai contoh, Wal-Mart mengoperasikan sebuah jaringan terdiri dari 78 pusat-pusat distribusi raksasa di U.S dan 37 lainnya di seluruh dunia. Satu pusat tunggal, yang mungkin melayani kebutuhan harian dari 165 toko-toko Wal-Mart, umumnya berukuran luas lebih dari satu juta kaki persegi (sekitar 24 lapangan sepak bola) di bawah satu atap tunggal.Satu pusat berukuran raksasa dekat Williamsburg, Virginia berukuran luas 3 juta kaki persegi. Pada salah satu pusatnya, scanner laser digunakan sebanyak 190.000 pindaian barang-barang perhari sepanjang 11 mil ban berjalan, dan 1000 pekerja memuat dan bongkar muat dari sekitar 500 truk sehari. Sekarang ini, gudang-gudang telah berubah secara dramatis dalam hal teknologi khususnya pada tahun-tahun terakhir. Gudang-gudang tua “multi storied” dengan metoda-metoda penanganan material yang sudah ketinggalan, siap digantikan dengan yang lebih baru, gudang-gudang serba otomatis ”single-storied” dengan system penanganan material yang terkontrol computer dan hanya membutuhkan beberapa karyawan. Iventory management Manajemen Inventory juga berpengaruh terhadap kepuasan customer. Dalam hal ini para manajer harus menjaga keseimbangan yang sulit antara menjalankan inventory yang terlalu sedikit dan terlalu banyak. Dengan stok yang terlalu sedikit, perusahaan beresiko tidak mempunyai barang ketika ada yang membutuhkan/membeli. Untuk memperbaiki ini, perusahaan mungkin perlu pengiriman atau produksi emerjensi yang mahal. Melakukan inventoy terlalu banyak mengakibatkan biaya-biaya menjalankan inventory yang lebih tinggi daripada yang dibutuhkan dan stok bisa saja rusak atau usang. Sehingga, dalam menangani inventory, perusahaan-perusahaan harus ‘12 20 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana menyeimbangkan biaya-biaya dengan menjalankan inventories lebih besar terhadap hasil penjualan dan profit. Kebanyakan perusahaan telah banyak mengurangi inventories mereka dan biaya-biaya terkait dengan cara system logistic “Just-in-time.” Dengan system ini, para produsen dan peritel menjalankan hanya inventories kecil barangbarang dagangannya, seringkali hanya cukup untuk beberapa hari operasi. Sebagai contoh, Dell, sebagai pakar produser “just-in-time” berlangsung hanya 3 sampai 5 hari inventory, dimana para competitor mungkin menyiapkan untuk 40 hari atau bahkan 60 hari. Stok baru tiba tepat waktu ketika dibutuhkan daripada disimpan diinventory sampai saat dibutuhkan. Sistem “just-in-time” memerlukan kecermatan peramalan delivery yang tepat, sering, dan fleksibel. Sehingga suplai-suplai baru akan tersedia bila diperlukan. Oleh karenanya, system-sistem ini mengakibatkan penghematan yang subtansial dalam menjalankan inventory dan biaya-biaya andling. Para marketer selalu mencari cara-cara baru untuk membuat manajemen inventory lebih efisien. Kedepan, tidak lama lagi, penanganan inventory mungkin benar-benar akan serba otomatis. Sebagai contoh, di Bab 3, kita telah mendiskusikan RFID (radiofrequency identification) atau teh“smart-tag” technology, dengan chip-chip transmitter kecil yang melekat pada produk dan kemasan apapun, mulai dari bunga dan pisau cukur hingga ke ban-ban. Produk-produk “smart” bisa membuat seluruh rantai suplai – yang diperkirakan hampir 75 persen dari biaya produk – cerdas dan terotomatisasi. Perusahaanperusahaan akan mengetahui kapanpun, tepatnya dimana suatu produk secara fisik berada dalam rantai suplai. Transportation Pilihan tranportasi akan berakibat terhadap harga produk, kemampuan delivery dan kondisi dari barang-barang ketika mereka diterima atau saat tiba – semuanya ini akan mempengaruhi kepuasan customer. Dalam pengiriman barang-barang (pengapalan = shipping) menuju ke gudang-gudang, dealerdealer, dan para customer, perusahaan bisa memilih diantara lima mode/alat transportasi utama: truk, kereta-api, air, pipeline, dan udara, bersama satu mode alternatif untuk produk-produk digital: “the Internet.” Dalam memilih sebuah mode transportasi untuk suatu produk, pengirim harus menyeimbangkan banyak pertimbangan: kecepatan, bisa dindalkan, ketersediaan biaya, dan lain-lain. Sehingga, jika pengirim butuh kecepatan, maka udara dan truk adalah pilihan utama. Jika tujuan adalah biaya rendah, maka air atau pipeline mungkin terbaik. Logistics Information Management Perusahaan-perusahaan mengelola rantai suplai mereka melalui informasi. Patner-patner saluran seringkali berhubungan untuk berbagi informasi dan untuk membuat keputusan-keputusan logistic berssama, menjadi lebih baik. Dari perspektif suatu logistic, alur-alur informasi seperti: order-order, billing, level-level inventory, dan bahkan data customer adalah hasil (kerja) saluran yang terhubung dengan baik. Informasi bisa dibagi dan dikelola dalam berbagai cara – melalui surat atau telepon, melalui salespeople, via Internet, atau melalui pertukaran data elektronik (electronics data interchange (EDI),, pertukaran data yang terkomputerisasi antara organisasi-organisasi. Sebagai contoh, Wal-Mart, memanfaatkan EDI yang terhubung dengan 20 persen dari 91000 suplaiersuplaiernya. Dan dalam tiap satu bulannya, JC Penny mengandalkan EDI untuk berbagi lebih dari 5.5 juta dokumen dengan para patnernya. Perusahaan ‘12 21 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana menginginkan suatu disain sederhana, bisa diakses, cepat, dan proses yang akurat untuk mendapatkan, memproses dan berbagi informasi saluran. Dalam beberapa kasus, para suplaier mungkin diminta untuk menghasilkan order-order dan mengatur delivery untuk para kustomernya. Kebanyakan peritel besar – seperti Wal-Mart dan Home Depot – bekerja sama dengan suplaiersuplaier penting seperti Procter &Gamble atau Black & Decker untuk mengadakan “vendor- managed inventory” (VMI) systems,” atau sistem-sistem perlengkapan inventory yang berkesinambungan. Menggunakan VMI, kustomer berbagi data “real time” atas penjualan dan level-level inventory mutakhir dengan suplaier. Sistem ini membutuhkan kerjasama yang erat antara pembeli dan penjual. f.4 Integrated Logistics Management Sekarang ini makin banyak perusahaan yang mengadopsi konsep manajemen logistic terpadu. Konsep ini mengakui atau menghargai, bahwa memberikan pelayanan kustomer lebih baik dan pengurangan biaya-biaya distribusi menuntut kerja tim, baik di dalam perusahaan maupun di kalangan oranisasi saluran marketing. Ke dalam, beragam departemen harus bekerjasama dengan baik untuk memaksimumkan kinerja logistik milik perusahaan. Keluar, perusahaan harus mengintegrasikan sistem-sistem logistiknya dengan para suplaier dan kustomernya untuk melaksanakan kinerja dari system distribusi secara keseluruhan. Cross Functional Teamwork Inside the Company Pada umumnya perusahaan-perusahaan, bertanggung-jawab atas beragam aktivitas-aktivitas logistik yang dibebankan pada unit-unit fungsional berbeda – yaitu: marketing, sales, finance, operations, purchasing, dan lain-lain. Terlalu sering, masing-masing fungsi berupaya untuk mengoptimalkan kinerja logistik unitnya tanpa memperhatikan aktivitas-aktivitas dari fungsi-fungsi lain. Levellevel inventory yang rendah mengurangi biaya-biaya “inventory-carrying”. Tapi cara-cara tersebut mungkin juga mengurangi pelayanan customer dan meningkatkan biaya-biaya karena kehabisan stok, pemesanan-pemesanan ulang, melakukan produksi khusus, dan pengiriman tambahan yang mahal (costly fast-freight shipments). Karena aktivitas-aktivitas distribusi melibatkan “trade-offs” yang kuat, keputusan-keputusan oleh fungsi-fungsi berbeda harus terkoordinasi untuk mencapai kinerja logistic secara keseluruhan lebih baik. Tujuan dari manajemen rantai suplai terpadu ialah menyelaraskan semua keputusan-keputusan logistic perusahaan. Kerjasama yang baik diantara fungsi-fungsi bisa dicapai dalam berbagai cara. Sebagian perusahaan membentuk komite logistic permanent, terdiri dari manajer-manajer yang bertanggung jawab untuk kegiatan-kegiatan distribusi fisik berbeda. Perusahaan bisa juga menetapkan posisi-posisi manajemen yang terkait dengan kegiatan-kegiatan logistic untuk bidang-bidang fungsional. Misalnya, P&G mengangkat manajer pengadaan, yang mengelola semua akltivitasaktivitas rantai suplai untuk setiap kategori-kategori produknya. Banyak perusahaan mempunyai wakil direktur atau wakil presiden logistic dengan wewenang lintas fungsi. Terakhir, perusahaan-perusahaan bisa memberdayakan kecanggihan perangkat lunak system manajemen rantai suplai. Hal terpenting ialah perusahaan harus mengkoordinasikan aktivitasaktivitas logistic dan marketingnya untuk menghasilkan kepuasan pasar yang tinggi dengan biaya yang masuk akal. Building Logistics Partnerships Perusahaan-perusahaan harus melakukan banyak hal tidak hanya memperbaiki logistik miliknya. Mereka harus bekerja dengan patner-patner ‘12 22 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana channel/saluran lainnya untuk memperbaiki keseluruhan distribusi channel. Anggota-anggota channel distribusi harus berhubungan baik dalam menciptakan nilai kustomer dan membangun hubungan-hubungan kustomer. Satu system distribusi perusahaan adalah system suplai bagi perusahaan lainnya. Keberhasilan dari tiap anggota channel tergantung pada kinerja dari keseluruhan rantai suplai. Sebagai contoh, Wal-Mart bisa menetapkan hargaharga terendah di ritel hanya jika keseluruhan rantai suplainya – yang terdiri dari ribuan suplaier-suplaier barang-barang dagangan, perusahaanperusahaan: transportasi, gudang-gudang, dan penyedia jasa atau pelayanan lainnya – beroperasi dengan efisiensi maksimum. Perusahaan-perusahaan yang cerdas mengkoordinasikan strategi-strategi logistic mereka dan membentuk persekutuan yang kuat dengan para suplaier dan customer untuk memperbaiki pelayanan customer dan mengurangi biayabiaya channel. Banyak perusahaan yang membentuk tim-tim lintas fungsi, lintas perusahaan. Misalnya, Procter & Gamble mempunyai satu tim yang terdiri dari 100 orang bekerja di Bentoville, Arkansas, pusatnya Wal-Mart. Orang-orang P&G bekerjasama dengan rekan bisnis Wal-Mart untuk mendapatkan cara-cara mengurangi biaya-biaya dari system distribusi mereka. Manfaat-manfaat bekerjasama tidak hanya untuk P&G dan Wal-Mart, tapi juga untuk konsumerkonsumer akhir mereka. Perusahaan-peruahaan lain berpatner melalui “shared projects”. Misalnya, pelaku-pelaku ritel besar bekerja “closely” dengan para suplaier pada programprogram “in-store.” Home Depot membolehkan suplaier-suplaier penting untuk memanfaatkan toko-toko Home Depot, melihat bagaimana produk-produk mereka dijual dan bagaimana kustomer-kustomer berhubungan dengan mereka (para suplaier). Mereka kemudian menciptakan program-program khusus yang diperuntukkan bagi Home Depot dan para kustomernya. Jadi jelas, baik suplaier maupun customer mendapatkan manfaat dari hubungan persekutuan atau kerjasama ini. Intinya ialah bahwa semua anggota-anggota rantai suplai harus bekerjasama dalam melayani konsumer-konsumer akhir. Third Party Logistics Umumnya pebisnis menjalankan fungsi-fungsi logistinya sendiri. Akan tetapi, dengan berumbuhnya jumlah perusahaan-perusahaan yang mempercayakan (outsource) sebagian atau semua logistic mereka kepada penyedia-penyedia logistic piha ketiga (third –party logistics (3PL) providers). Misalnya UPS Supply Chain Servies, Ryder Systems, Fed-Ex Logistics, Roadway Logisics Services, atau Emory Global logistics (see Real Marketing 12.2 pages 364-365). Perusahaan-perusahaan logistic terpadu ini menjalankan sebagian atau semua fubgsi-fubgsi yang dibutuhkan untuk membawa produk-produk klien-klien mereka ke pasar. Sebagai contoh, UPS’s Supply Chain Services Unit menyediakan klien-klien dengan beragam jasa-jasa logistik, mulai dari kontrol inventory, pergudangan, dan manajemen transportasi hingga ke pelayanan dan pemenuhan konsumer. …….Met belajar…. ‘12 23 Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Ir. Eddy S. Tumenggung MM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana