Tugas Iklan Media Cetak B 4.1 Dokumen

advertisement
MATA KULIAH IKLAN MEDIA CETAK
TUGAS IKLAN MEDIA CETAK MINGGU PERTAMA
RADITYA PRADANA (F1C013008)
AKHMAD ZUHRI (F1C013022)
RIZKI ANAS SAPUTRA (F1C013067)
GURUH JUNIATMA S. (F1C013085)
GHANY MAHENDRA P. (F1C013067)
UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
2015
IKLAN MEDIA CETAK
IKLAN DAN SURAT KABAR
Dimulai ketika pada tahun 1400an, Johannes Gutenberg dari Mainz Jerman
menemukan mesin cetak. Pada abad ke – 17, tepatnya sekitar tahun 1622 dengan
terbitnya surat kabar pertama di Inggris yaitu The Weekly News oleh Nicholas Bourne
dan Thomas Archer, semakin memberikan dorongan luar biasa atas perkembangan
periklanan dalam bentuk iklan surat kabar. Pertumbuhan periklanan sebagai industri
komunikasi komersial yang sangat besar terjadi di Amerika Serikat. Benjamin Franklin
yang dijuluki sebagai Bapak periklanan Amerika pada tahun 1729 menerbitkan surat
kabar periklanan yang diberi nama Pennsylvania Gazette.
Surat kabar ini menjadi surat kabar terpenting dalam jumlah oplah paling besar
serta volume pendapatan iklan terbesar di seluruh Amerika. Beberapa faktor kondusif
yang mendukung pesatnya pertumbuhan industri periklanan di Amerika Serikat
diantaranya pertama, industri yang tumbuh di amerika pada masa itu mengarah kepada
mekanisasi produksi yang menggunakan teknologi modern.
DIGUNAKANNYA ISTILAH IKLAN DI INDONESIA
Iklan pertama kali diperkenalkan di nusantara oleh Gubernur Jenderal HindiaBelanda periode 1619 – 1629 Jan Pieterzoon Coen. J.P. Coen juga adalah orang
menerbitkan Bataviasche Nouvelle, surat kabar pertama di Indonesia yang terbit tahun
1744.
Istilah iklan di indonesia pertama kali diperkenalkan olej Soedardjo
Tjokrosisworo, seorang tokoh pers nasional indonesia pada tahun 1951, untuk
menggantikan istilah advertentie (bahasa belanda) atau Advertising (bahasa inggris) agar
sesuai dengan semangat penggunaan bahasa indonesia.
TOKOH KHARISMATIK YANG PERTAMA KALI TERLIBAT DALAM IKLAN
Kreativitas iklan yang terus maju dan persaingan yang keras dari masing-masing
produsen yang mengiklankan dagangannya. Hal ini membuat produsen harus memutar
otak agar produknya mampu diminati oleh calon konsumen dan menyita perhatian
mereka. Salah satunya adalah produk Adijsiroop yang mengemas iklan dengan cara unik
yakni melibatkan tokoh penting yang kharismatik pada era itu yakni Bupati Banjarnegara,
Raden Toemeggoeng Ario Djojomiseno.
Dalam iklan tersebut beliau digunakan sebagai tokoh yang memberikan testimoni
dalam produk Adijsiroop. Dimana kala itu iklan tersebut diterbitkan pada suratkabar De
Nieuwe Vorstenlanden edisi 17 Desember 1913.
Berikut cupikan ilustrasi iklan tersebut:
“Saya Raden toemenggoeng Ario Djojomiseno, bupati Banjarnegara, menderita
sakit dada sesak saat bernapas yang luar biasa. Tiada satupun obat yang dapat menolong
saya. Lalu, saya membeli obat ABDIJSIROOP di Banjarnegarasche Commissiehuis.
Sewaktu saya minum habis, telah keluar dahak-dahak yang telah menggumpal sehingga
saya dapat bernafas dengan lega. Setelah saya menghabiskan 6 (enam) flacons (tabung)
ABDIJSIROOP, saya sembuh sama sekali dan sejak itu sehat walafiat. ABDIJSIROOP
Klooster Sancta Paulo adalah obat yang manjur untuk asma, malaria, influensa, bronkitis,
pleuris, dan semua gangguan sesak dada, paru-paru, dan tenggorokan. ABDIJSIROOP
memperkuat
dada
dan
paru-paru,
menghancurkan
bibit
penyakit
dan
dapat
menyembuhkan obat-obat lain yang gagal. Harga setiap flacons f. 1,75 dan kapsul besar
(dalam tabung yang dibungkus) f. 3,25.”
IKLAN PADA SURAT KABAR PERTAMA KALI
Pada abad ke-17, tepatnya sekitar tahun 1622 dengan terbitnya surat kabar
pertama di inggris yaitu The Weekly News oleh Nicholas Bourne dan Thomas Archer.
Perkembangan iklan di surat kabar menjadi favorit para pengiklan karena biayanya yang
murah dan jangkauannya yang luas. Terlebih ketika terjadi revolusi industri di tahun
1712, membuat kebutuhan akan informasi meningkatkan, hal ini pula yang bergaris lurus
dengan penjualan surat kabar waktu itu.
FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI KREATIVITAS IKLAN
Pada akhir abad ke-19 kreativitas iklan sudah mulai menunjukkan “taji-nya”.
Dimana iklan sudah mulai sangat menarik dibanding abad sebelumnya yang terkesan
seperti artikel. Di abad ini, iklan sudah diperkaya dengan tampilan. Faktor yang
mempengaruhi hal ini adalah dari eksternal adalah, dibolehkannya iklan dengan
menyertakan gambar oleh kebijakan surat kabar tersebut. Setelah sebelumnya tidak
diperbolehkan namun akhirnya berhasil di-lobi oleh salah satu perusahaan obat kala itu.
Faktor internal yang mempengaruhi kreativitas adalah dimana sekitar tahun 1870,
para pengiklan sudah merancang tampilan iklannya agar lebih menarik dengan kaidah
yang dinamakan “typografi”. Ini adalah kaidah desain yang memadukan antara teks
dengan gambar secara sangat menarik dan sangat pas (padan). Dimana iklan tersebut
sudah diperkaya dengan berbagai ilustrasi. Namun ilustrasi tersebut sangat kaya akan arti
terlebih arti tersebut juga kaya akan hal komunikasi kepada para pembacanya (calon
pembeli).
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Bedjo. 2000. Iklan Surat Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa Masa
Kolonial (1870-1915). Yogyakarta: Tarawang Press

PPPI. Reka Reklame Sejarah Periklanan Indonesia 1774-1984. Jakarta: PPPI &
GalangPress
Download