Prosiding Pertemuan danPresenta~;i IImiah ~ P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15,Juli 1999 Buku II 215 .s /1 PENGARUH TEKANAN PELARUfAN TERHADAP PEMBENTUKAN GAS NO2 PELET VOl Budi Sulistyo, Dwireltnani, Sunardjo P3TM-Batan.J/. BabarsariKotak Pos1008. Yogyakarta55010 ABSTRAK PENGARUH TEKA~'AN OKS/DAS/ PADA PELARUTAN PELET UOz TERHADAP PEMBENTUKAN GAS: NOz. Tujuan Pe/arutan pe/et UO2 dengan cara menambah gas oksigen sebagai oksidator; ada/ah untuk mengurangi terbentuknya gas NO2 dan NO seka/igus juga untuk mengurangi kebutuhan asam nitrat sebagai pe/arut. Penambahan oksigen sebagai oksidator di/akukan se,cara /angsung diinjeksikan keda/am /arutan. Variabe/ yang dite/iti ada/ah pengaruh tekanan pe/arutan dan pengaruh kecepatan a/if gas oksigen terhadap terbentuknya gas NO2 dan konve~;i pe/arutan. Dari pene/itian dipero/eh hasi/ sebagai berikut: tekanan pe/arutan yang baik 960 mmHg, kecepatan a/if gas oksigen 0,125 //jam, gas NOz yang terbentuk sebesar 0,146 % per berat pe/et terlarut dan konversi pe/arutan mencapai 98,29 %. ABSTRACT THE INFLUENCE OF OXIDA TION PRESSURE ON THE DISSOLUTION OF UOz PELLET TO NOz GAS FORMED. The aim of U02 pellet dissolution, by addition used oxygen gas as oxidant, is to reduce N02 and I/O gas formed and to decrease nitric acid as a solvent. The addition of oxygen gas was done JJYdirectly injecting to the solution. Identified variable were the influence of dissolution pressure and the oxygen gas velocity on the N02 gas formed and the dissolved conversion. The optimum results of research were dissolution pressure 960 mmHg, velocity oxygen gas 0.125 //hour. The N02 gas formed 0.146 % per weight U02 pellet dissolution and dissolution conversion ~18.29%. PENDAHULUAN U ranium dioksida U02 dalam bentuk pelet basil dari reaktor nuklir, maupun basil dari atkiran dari suatu produksi, perlu diproses bila akan digunakan lagi. Proses basah adalah salah satu cara untuk memprosesnya. Salah satu langkah dalam proses basah pada pembuatan 1J02 adalah pelarutan, yaitu melarutkan pelet U02 dengan suatu pelarut. Asam nitrat merupakan salah satu pelarut yang digunakan dalam proses pelarlJltanpelet U02, reaksi pelarutannya adalab sebagaiberikut : (1,2) UO2+4HNO3~ UO2(NO3)2+2NO2!-2 H2O (1) UO2+ 3HNO3~ UO2(NO3)2 + YoNO1-Y2NO2 + 1YoH20 (2) Dari reaksi (I) te:rbentuk gas N02, sedangkan pada reaksi (2) selain terbentuk gas N02 juga terbentuk gas NO, bal ini tergantung konsentrasi dari asam nitrat, untuk konsentrasi diatas 8 N, akan banyak terbentuk gas N02, yang ditandai terbentuknya asap coklat. Kedua gas tersebut sangat beracun. Gas NO lebih beracun dari Budi Sulistyo, dkk Teknologi pada gas NOz. Kedua gas tersebutselain beracun, juga akanmenambahbesarpenggunakanasamnitrat sebagaipelarut,hila dibandingkantidak terbentuk keduagastersebut.Karena itu perlu dilakukan cara supayapemakaianpelarut lebih sedikit daD tidak terbentukgas.Salahsatucarayangdilakukanadalah dengan menambahkanoksidator kedalam proses pelarutan.Gas oksigensalah satu bahan oksidator yang bisa digunakan dalam pelarutan tersebut. Penambahangas oksigendalam pelarutanada dua cara yaitu secara langsung daD secara tidak langsung. Penambahangas oksigen secara tidak langsung, yaitu denganmereaksikangas NO daD NOz yang terbentuk dengan gas oksigen diluar reaktorpelarutan,reaksinyaadalahsebagaiberikut: 2NO+ 02/udara-+ N204 N204 + H2O+ 0,502-+ 2 HN03 {3} {4} 2 N02 + H2O-+ HN03 + HN02 (5) + 1,55NO+O,85N02 + 1,37502+ 1,2H20-+ 2,4HN03 {6} Persamaanreaksi (6) merupakanjumlah persamaan reaksi(3), (4) daD(5). Dari persamaanreaksinomer (6) tersebutterbentukasamnitrat, sehinggaasamini Proses ISSN O.!16-3128 lL.. ProsidingPertemuandan PresentasiI/miah P3TM-BATAN,Yogyakarta14-15 Juli 1999 BukuII 216 bisa digunakan lagi sebagaipelarut pada proses pelarutan. dilengkapi pemanasdaD pengadukmagnit. Selain itu digunakangelasukur, alat ukur tekanan,pompa untuk sirkulasi air penyerap gas, alat analisis keasaman air penyerap menggunakan potensiometer. Penambahan oksigen secara langsung adalah dengan menginjeksikan gas oksigen ke dalam larutan, yang reaksinya adalah sebagai berikut: U02+2 HN03+0,502 ~ UO2(N03)2+H20 ~ 1. Pa'lgu~ralirangas 2.L~u pelarulan 3. P~anasdan pergadukrrBgni! 4. Pa'ldingin baik S.Pa'lang~pcaran..!se~rator) 6. Pa'lya-ap gas 7. Pcm~~l!9Jla~INan pa'lya-apgas 8. Pa'la~unglarulanpen"jerap )~ (7) Dari reaksi Domer (7) tidak terbentuk gas NO maupun NO2 sehingga lebih aman terhadap lingkungan. Persamaan reaksi Domer (7) terlihat bahwa secara tioritis penggunakan asam nitrat sebagai pelarut lebih sedikit dibanding dengan reaksi yang menirnbulkan gas-gas. Karena reaksi pelarutan dengan menambah oksidator gas oksigen, acta tiga rasa yang berperan yaitu padat, cair daD gas, maka pengaruh tekanan sangat besar sekali terhadap kesempurnaan reaksi daD waktu reaksi. Kecepatan pelarutan sangat dipengaruhi oleh tekanan partiel gas oksigen sebagai oksidator yang ditambahkan. Tekanan partiel gas oksigen diatur sekitar 0,5 -13,5 atmosflf, daD kecepatan pelarutan pelet UO2 sekitar 0 -16 mg/Vmenit.(l,2) Untuk penyerapan gas NO2 yang terbentuk digunakan air "'~ -9 ~ . yang dialirkan dalam kolom penyerapgas yang Gambar 1.Alat pelarutan pelet VO] disirkulasi menggunakan pompa secara terns menerus. Reaksi penyerapan gas NO2 dengan air adalah sebagaiberikut: Pelaksanakan 3N02+ H2O~ 2 HN03+NO (8) Dalam penelitian dilakukan oksidasi secara langsung, daD penyerapan gas menggunakan air sebagai penyerap. Tekanan pelarutan yang dibutuhkan antara 1,0 -2,0 atmosflf, disebabkan alat pelarut terbuat dari bahan kaca. Suhu pelarutan sekitar 90 °C' Dalam penelitian disini dipelajari pengaruh waktu pelarutan terhadap pembentukan gas NO2 daD konversi pelarutan pacta berbagai tekanan daD kecepatan alir gas oksigen. TATA KERJA Bahan Kimia PeletUO2produksibagianmetalurgiPPTN Bandung, yang telah disintering, mempunyai ukuran, diameter 10 mm, tinggi 10 mm, kadar elemen 88,14 %, Asam nitrat pekat 14,4 N dari Merck, Gas oksigen teknis, Bahan analisis untuk alatspektometer, Alat-alat Satu set alat pelarut terdiri Percobaan Asam nitrat 7 N, sebanyak 50 ml dimasukkandalam labu leber tiga. Ditimbang dua buah pelet kira-kira 18 gram kemudian dimasukan dalam labu lebertiga. Sebagaibahan penyerapgas digunakanair. Jumlahair yang diperlukan 2000 ml yang ditampung dalam botol penampung yang disirkulasi, kemudian pemanasdijalankan sampai suhu didih larutan kira-kira 100 DC,waktu mulai dicatat, air sebagaipendingin dialirkan masuk ke alatpendingin.Pompaair penyerapgasdihidupkan. Kran gas O2 sebagai oksidator dibuka, dengan kecepatanalir 0,555 Vjam dan kran keluaran dari reaktor diatur sedemikian rupa sampai tekanan pelarutan mencapai 200 mmHg. Gas N02 yang terbentuk mengalir keatas melalui pendingin kemudian masuk dalam alat penyerap. Setiap 30 menitcuplikan air penyerapdiambil sebagaisampel. Setelahpelarutanmencapaiwaktu 6 jam, percobaan dihentikan. Larutan uranil nitrat basil pelarutan diambil dan diukur volumenya. Pelet V02 yang tidak larut dicuci lalu dikeringkanselama15 menit, kemudian ditimbang. Jumlah air penyerap gas diukur volumenya. Jumlah larutan uranil nitrat diukur volumenya. Air penyerapdianalisis kadar asamnyamenggunakanalatpotensiometer. dari labu leher tiga 250 ml, pendingin spiral, tabung penyerap gas dengan bahan isian dari kaca berbentuk silinder dengan diameter 10 mm, tinggi 10 mm. Alat pelarut ISSN 0216-3128 Teknologi Proses Budi Sulistyo, dkk ~ HASIL DAN Dari gambar3, kecepatanpembentukangas NOz pacta kecepatanalir 0,555 l/jam, mencapai 3,916 % gas NOz/berat pelet terlarut. Pacta kecepatanalir gasoksigenditurunkanmenjadi0,266 l/jam kecepatanpembentukangas NOz menurun menjadi 1,32 % NOz / berat pelet terlarut. Pacta kecepatanalir gas oksigen 0,125 l/jam, tekanan pelarutan 960 mmHg, tidak acta gas keluar daTi reaktor. PEMJBAHASAN Variasi kecepatan alir O2 terhadap N02 yang terbentuk daD konversi pelarutan pada tekanan pelarutan 960 mmHg daD waktu pelarutan 6 jam. 100 Variasi tekanan pelarutan terhadap terbentuknya gas NO2 daD konversi pelarutan pacta kecepatan alir gas oksigen O,555l/jam daD waktu pelarutan 6 jam. Dari gambar4, pactatekananpelarutan760 mmHg, gas NOzyang terbentukmencapai10,525% per berat pelet terlarut daD konversi pelarutan mencapai 87,43 %. Apabila tekanan dinaikan menjadi860 mmHg, gas N02 yang terbentukturun menjadi 5,996 % per berat pelet terlarut daD konversi pelarutan mencapai 100 %. Apabila tekananditambahlagi menjadi960 mmHg,gas N02 yang terbentukturun lagi menjadi3,913 % per herat pelet terlarut, konversi pelarutantetap 100 %. Jadi tekanan pelarutan semakin tinggi, gas NOz yang terbentuk semakinsedikit. Pelarutanpactatekanan tinggi distribusi gas oksigen kedalam larutan semakin baik. Pacta percobaan hanya sampai tekanan960mmHg dianggapcukupkarenagas N02 yang terbentuk sudah relatif sangat kecil bila dibandingkandengantanpapenambahanoksidator. Secara teoritis, pelarutan tanpa penambahan oksidator akan menghasilkan perbandingan terbentunyagas N02 denganpelet VOz adalah34,5 .. 87 ~ :r~ 0 D.' 0,2 0,3 os 0,4 0," Kec. alir gas oksig.,l. It/jam Gambar 2. Hubungan kecepatan alir gas 0] terhadap terbentu'knya gas NO] don konversi pelarutan pada tekanan pelarutan 960 mmHg don waktu pelarutan 6 jam. Dari gambar 2 terlihat, pada kecepatan alir gas oksigen 0,555 Vjam, gas NOz yang terbentuk 3,11 % per berat pelet YaJlg terlarut. Apabila kecepatan alir gas oksigen diturunkan menjadi 0,125 Vjam, gas NOz yang terbentuk turun menjadi 0,146 % per berat pelet terlarut. Apabila kecepatan diturunkan lagi menjadi 0,0156 Vjam, maka gas NOz yang terbentuk tidak bisa terdeteksi. Jadi pada kecepatan alir gas oksigen semakin pelan, gas NOz yang terbentuk semakin sedikit. Bila gas NOz yang terbentuk semakin sedikit berarti reaksi pelarutan dengan menggunakan oksidator gas oksigen semakin baik. Pada tekanan pelarutan 960 mmHg, kecepatan alir gas oksigen 0,0156 adalah yang terbaik, artinya tidak berlebihan. Pada kecepatan alir ini , konversi pelarutan mencapai 98,29 %. %. 760 610 660 T ekanan pel«UI«l 910 960 i mm H g Gambar4. Hubungan tekananpelarutan terhadap terbentuknya gas NO] don konversi pelarutan pada kecepatanalir gas 0] , 0,555//jam, waktupelarutan 6jam. 012 3 ~ 5 7. wektU~..(jom) Gambar3. Hubungan waktu pelarutan terhadap terbentuknya gas N02 pada berbagai kecepatan alir gas O2 pada tekanan pelarutan 960 mmHg. Budi Sulistyo, dkk Teknologi Pada gambar5, pada tekanan 760 mmHg pembentukangas NO2 mencapai10,53 % per berat pelet terlarut. Bila tekanan dinaikan menjadi 810 mmHg, pembentukangas NO2turun manjadi 7,412 % NO2/berat pelet terlarut. Kemudian apabila tekanandinaikan lagi menjadi960 mmHg, gas NO2 yang terbentuk turun lagi menjadi 3,916 % Proses ISSN 0216-3128 218 Prosiding Perlemuan danPresentasi llmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli 1999 BukuII NO2/beratpeletterlarut. Jadipadakecepatanalir gas oksigen dibuat tetap 0,555 Vjarn,tekananpelarutan sernakin besar, gas NO2 yang terbentuk sernakin sedikit. 4. CARCCIOLO,V.P., "Dissolver for Natural Uranium Fuel Elements," E.L.du Pont de NevrnoursandCo,. Savanah,River,(1958). 5. JOHN. F. FLAGG, " Chemical Processingof ReactorFuels",Nuclear Scinceand Technology, AcademicPress,New York -London ,(1961). 6. GRESHY, A.T.,"Recovery of Nitrogen Oxide and RareGas FissionProductsfrom The Nitride acid Dissolutionof IrradiatedUranium ", ORNL -1208, (1952). 7. BLANCO, R.E.,"Dissolution And Feed Adjusment,In SymposiumOn The Reprocessing of Irradiated Fuels", Hold in Brussel,Belgium, USA EC, ReportTill: 7534 ( BK-l), pp 22-24. May 20 -25 (1957) TANYA JAW.AB KESIMPULAN Dengan menambahkan oksidator gas oksigenkedalampelarutanpelet 002, gasN02 yang terbentuk menjadi berkurang.Penggunaanoksigen sebagaioksidator,harusbertekanan,karenasemakin tinggi tekanangas O2 semakinsedikit terbentuknya gas N02 konversi pelarutannya semakin besar, waktu pelarutannyasemakinsingkat. Kecepatanalir gas oksigen sebagaioksidator selambatmungkin, bila terlalu cepat, sebagian asam nitrat sebagai pelarutjuga ikut terdorongkeluar reaktor. Dari hasil penelitian diperolehtekanan yang baik adalah 960 mmHg, kecepatanalir gas oksigen0,125 Vjam,gas N02 yang terbentuk0,146 % per berat pelet terlarut .konversi pelarutan98,29%. DAFTAR PUSTAKA Budi sulistyo 4- Tekananoksidasi bisa dicapai dengan cara kran gas masukdan kran gas keluar diatur sedemikianrupa. Tekananoksidasi gas O2 dalam tabung sangat besar hampir 40 kali lebih besar dari tekanan oksidasi. Jadi formula PV = nR7: mudahdidekati. Meniek Rachmawati ~ Apa tujuan daTipenelitianini? Budi Sulistyo 4- Untuk mencari konversi pelarutan yang maksimum serta waktu pelarutan yang singkat,tanpaterbentukgasNO atau NO]. Djokowidodo 1. LONG, J.T., "Engineering for Nuclear Fuel Reprocessing", ed II , American Nuclear Sosiety,USA, (1978). 2. ARIFIN, E.A.H., "Proses Pelarutan", Kursus Operasi Teknik dan ProsesPengolahanBahan Nuklir, PPBMI- Batan,Yogyakarta,(1983) 3. WIDODO, P.S., "Pelarutan Pelet UO2 dan Perancanagan Alat Pelarut" PPNY-Batan, Yogyakarta(1983). ISSN 0216-3128 Sugondo ~ Apakah korelasi tekanan oksidasi tersebut mendekati formula PV = nRT, bagaimana pendapatSaudara? ~ Judul PengaruhTekanan Oksidasi Pada ", apakahbukan"PengaruhTekananOksidator..." Budi Sulistyo 4- Maksudnya adalah tekanan pelarutan, sehingga judulnya diganti Pengaruh Tekanan Pelarutan Pe/et UO] Terhadap PembentukanGasNO]. Teknologi Proses Budi Sulistyo, dkk