BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Baby Spa a. Pengertian Baby Spa Spa merupakan ungkapan latin dari salus per aquam yang secara harfiah berarti sehat melalui air. Melalui kegiatan spa, bayi dapat merasakan relaksasi karena ketika lahir bayi harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Bayi yang berada selama sembilan bulan terlindung di perut ibu yang gelap dan hangat, sedangkan ketika lahir harus menghadapi suhu yang dingin. Selain itu, relaksasi pada bayi bukan hanya untuk menghilangkan stres, tetapi merupakan hal yang penting bagi proses tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, baby spa dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang diberikan kepada bayi dengan tujuan untuk memberikan relaksasi pada bayi (Rini, 2014). Proses perawatan baby spa sebaiknya ditangani oleh terapis yang berpengalaman. Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan pilihan yang tidak mengakibatkan alergi pada bayi. Pengaturan dekorasi ruangan juga harus diperhatikan, beragam mainan untuk bayi dengan pertimbangan yang cermat dan warna-warna yang cerah untuk merangsang indra visual bayi (Galenia, 2014). 6 7 Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari baby spa, maka sebaiknya baby spa dilakukan secara rutin yaitu seminggu dilakukan selama dua kali atau minimal satu minggu sekali (Udin, 2015). b. Manfaat Baby Spa menurut Galenia (2014) 1) Pola tidur teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan emosi yang lebih baik. Bayi yang dipijat selama kurang lebih 15 menit akan merasa lebih santai, tidur lebih lelap, dan lebih lama. Apabila bayi tidur lelap, perkembangan dan pertumbuhan bayi akan semakin baik. 2) Merangsang dan menyeimbangkan hormon kortisol dan oksitosin. Hormon kortisol adalah hormon penyebab stres. Penurunan hormon kortisol akan membuat bayi lebih riang dan tidak suka menangis. Hormon oksitosin akan meningkat sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan kasih sayang. 3) Memperbaiki sistem imunitas bayi sehingga membuat bayi lebih sehat. 4) Menstimulasi enzim-enzim yang ada di perut sehingga penyerapan nutrisi dalam tubuhnya lebih optimal. 5) Merangsang hormon yang berpengaruh dalam meningkatkan nafsu makan bayi yaitu hormon gastrin dan insulin yang berperan penting dalam proses penyerapan makanan. Bila produksi kedua 8 hormon ini meningkat maka penyerapan makanan dan nafsu makan juga akan meningkat sehingga berat badannya akan naik. 6) Memperlancar peredaran darah dan membantu menguatkan otototot bayi. 7) Mencegah bayi mengalami kembung dan kolik. 8) Mempengaruhi perkembangan motorik kasar yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh dengan otototot besar, seperti otot lengan atau tungkai. Salah satu stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan yaitu bayi dalam posisi mengambang pada saat berenang yang memungkinkan eksplorasi tubuh sekaligus sehingga otot-otot akan terlatih dan terstimulasi secara optimal. 9) Mempengaruhi perkembangan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. Stimulasi bisa dilakukan dengan cara kegiatan bermain secara rutin. 10) Mempengaruhi perkembangan otak secara optimal. Stimulasi bisa dilakukan dengan cara dipijat. Sentuhan pada pijatan akan merangsang saraf dan otot untuk disampaikan ke otak sehingga merangsang tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik. Semakin sering bagian otak tersebut mendapat stimulasi maka sinapsis akan sering diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat. 9 11) Mempengaruhi personal sosial yang dalam hal ini adalah interaksi sosial. 12) Mempengaruhi kemampuan kemampuan intelektual berbahasa atau yang kecerdasannya. mencerminkan Komunikasi nonverbal sangat penting karena membantu perkembangan sel sensorik. Stimulasi bisa dilakukan pada saat memijat, ibu sebaiknya mengajak bayi berbicara dengan menerangkan kegiatan yang dilakukan, diiringi dengan ekspresi muka seperti tersenyum dan tertawa. 13) Menyehatkan organ tubuh dan mengoptimalkan kemampuan organ sensoris, seperti indra peraba, penciuman, penglihatan, pendengaran serta keseimbangan. Berenang dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi karena gravitasi air tidak telalu besar sehingga bisa melatih otot-otot lebih efektif. c. Faktor Internal dan Eksternal Baby Spa menurut Rini (2014) 1) Faktor Internal a) Tingkat pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikan ibu maka ibu akan lebih paham tentang kesehatan bayinya. b) Faktor pengetahuan, dengan pengetahuan ibu yang luas akan berpengaruh pula pada keinginan ibu untuk dapat melakukan baby spa. 10 c) Faktor keyakinan ibu, semakin baik keyakinan ibu terhadap manfaat baby spa maka semakin tinggi keinginan ibu untuk melakukan baby spa. 2) Faktor Eksternal yang memengaruhi baby spa antara lain ketersediaan sumber daya kesehatan, sikap tenaga kesehatan dan sikap keluarga. d. Tahapan Baby Spa 1) Tahap Pijat Bayi Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh (Irianto, 2014). a) Manfaat Pijat Bayi menurut Suranto (2011) (1) Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yang dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya mungkin karena pijatan merangsang produksi hormonhormon pertumbuhan. 11 (2) Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak, membentuk kecerdasan emosi, intrapersonal dan untuk merangsang kecerdasan-kecerdasan lain. (3) Meningkatkan daya tahan tubuh, pemijatan dapat meningkatkan kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat meningkatkan kekebalan sel pertumbuhan alami (natural killer cells). (4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lelap. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Umumnya bayi yang dipijat akan tertidur lebih lelap, meningkatkan kesiagaan (Alertness) dan konsentrasi. Perubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (Electro Enchephatograp). (5) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding). Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduannya. Pada perkembangan anak, sentuhan orangtua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara timbal balik. 12 (6) Meningkatkan produksi ASI Teknik pemijatan bayi yang tepat akan meningkatkan beberapa hormon saluran cerna, oleh sebab itu bayi akan cepat merasa lapar dan sering minum ASI. Tentu saja itu memberikan umpan balik kepada ibu. Makin sering ASI diisap oleh bayi, sehingga merangsang produksi ASI yang semakin lancar. b) Manfaat berdasarkan tiap langkah pemijatan bayi menurut Udin (2015) (1) Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot dan tulang, merangsang saraf motorik disamping menghilangkan ketegangan dan memperlancar peredaran darah. (2) Pijat perut, yaitu meningkatkan kerja sistem pencernaan dan mengurangi sembelit serta kolik. (3) Pijat dada, yaitu menguatkan kerja paru-paru, jantung dan membantu pernafasan bayi. (4) Pijat punggung, yaitu membuat otot leher kuat, relaksasi punggung dan menghindari perkembangan tulang punggung bayi tidak sempurna. (5) Pijat wajah dan rahang yaitu membuat otot wajah rileks dan rahang merangsang pertumbuhan gigi. 13 2) Tahap Senam Bayi Senam bayi merupakan latihan untuk membantu stimulasi pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan motorik bayi secara optimal. Melalui senam bayi, kedekatan (bounding) antara ibu dan bayi akan semakin kuat. Dengan senam bayi juga bisa mengetahui perkembangan yang salah pada bayi secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi yang tepat agar bayi tumbuh normal. Senam bayi sangat penting untuk menguatkan otot-otot dan juga sendi-sendi pada bayi sebagai persiapan bayi untuk duduk, berdiri, dan berjalan. Senam bayi dilakukan berdasarkan pola perkembangan bayi (Aulia, 2015). a) Manfaat Senam Bayi menurut Irawati (2009). (1) Menguatkan otot-otot dan persendian. (2) Meningkatkan perkembangan motorik. (3) Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh. (4) Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan. (5) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan fungsi tubuh. (6) Memperkuat interaksi antara orang tua dan anaknya. (7) Memperlancar peredaran darah dan memperkuat jantung. (8) Memudahkan orang tua mendeteksi secara dini adanya gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan. 14 (9) Meningkatkan kemampuan bayi merespon rangsang dari lingkungan. (10) Memberi kesempatan kepada bayi untuk bereksplorasi dengan bagian tubuhnya sendiri. 3) Tahap Renang Bayi a) Manfaat Renang Bayi menurut Suwignyo (2010) (1) Berenang sejak lahir sangat baik untuk kesehatan dan pengembangan bayi serta pengenalan awal akan mencegah bayi mengalami ketakutan air yang dapat berkembang di kemudian hari dalam masa kanak-kanak. (2) Air membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan (sensitivitas vestibular). (3) Mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan sosial dan kecerdasan. (4) Memperkuat jantung, paru-paru, sistem pernapasan dan membantu perkembangan otak. (5) Belajar untuk merespon perintah dapat membuat bayi lebih tajam secara mental dan meningkatkan tingkat pemahaman. (6) Berenang secara teratur dalam air hangat baik relaks bayi Anda dan merangsang nafsu makan, menyebabkan tidur meningkat dan pola makan baik. 15 (7) Mencegah fobia air di kemudian hari. Orangtua sebaiknya melakukan intervensi berenang pada bayi sejak dini pada anaknya agar tidak fobia terhadap air. 2. Perkembangan a. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian (Hidayat, 2008). Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Lingkungan meliputi tempat tinggal, lingkungan sekitar, pergaulan, pola asuh orangtua, dan status gizi (Widyastuti, 2010). b. Ciri-Ciri Perkembangan menurut Kementerian Kesehatan RI (2011) 1) Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Sebagai contoh, perkembangan intelegensi akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. 2) Tahap awal perkembangan menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati tahap perkembangan sebelumnya. Sebagai contoh, anak tidak bisa berjalan sebelum bisa berdiri. Anak tidak bisa berdiri jika 16 mengalami hambatan pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri. 3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ, juga perkembangan pada masing-masing anak. 4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan Pada saat pertumbuhan berlangsung dengan cepat, perkembangan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan sebagainya juga berlangsung dengan cepat. Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi, serta bertambah pandai. 5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan Tahap perkembangan mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak terjadi secara terbalik, misalnya anak mampu menggambar lingkaran terlebih dahulu, barulah mampu menggambar persegi. Anak harus mampu berdiri terlebih dahulu, barulah mampu berjalan. 17 c. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau menurut Widyastuti (2010) 1) Gerak kasar (motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya. Suranto (2011) menjelaskan saat bayi mengalami perkembangan otak yang pesat tentu berpengaruh terhadap motorik kasar dan motorik halus karena stimulasi sentuhan yang bertahap dan terus menerus merangsang homunculus serebri yaitu bagian otak yang berperan sebagai pusat gerakan otot-otot dan keseimbangan tubuh sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan. 2) Gerak halus (motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan lainlain. 3) Kemampuan bicara dan bahasa Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya. Martha (2009) menambahkan, komunikasi nonverbal sangat penting karena membantu perkembangan sel 18 sensorik. Otak bayi diibaratkan seperti sirkuit-sirkuit yang berdiri sendiri namun, dengan adanya rangsangan nonverval akan membantu otak membentuk sinapsis atau serabut yang menghubungkan sel-sel otak. Jika semakin banyak sel yang terhubung, anak akan semakin pintar. 4) Sosialisasi dan kemandirian Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri dan membereskan mainan setelah selesai digunakan), berpisah dengan ibu atau pengasuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya. Desmita (2008) menambahkan perkembangan personal sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi, kemampuan mandiri dan berinteraksi dengan lingkungan. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan bayi, yang akan membuat anak menjadi lebih ekspresif dan riang. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Pada tahun pertama bayi hanya mengamati objek disekitarnya kemudian di tahun selanjutnya barulah anak akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar mengatasi persoalan yang timbul, mengenal 19 nilai noral dan etika, hal salah dan benar, dan bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan. d. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Menurut Soetjiningsih (2012), faktor yang mempengaruhi perkembangan antara lain: 1) Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran dalam mencapai hasil perkembangan anak. 2) Faktor lingkungan Faktor lingkungan pascanatal yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain: a) Lingkungan biologis yang meliputi: ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis (TBC, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani), fungsi metabolisme, hormon. b) Faktor fisik (lingkungan rumah) meliputi: cuaca, musim, keadaan geografis, sanitasi, keadaan rumah, radiasi. c) Faktor psikososial meliputi: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak dan orang tua. d) Faktor keluarga meliputi: pekerjaan/pendapatan keluarga, 20 pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas keluarga, kepribadian ibu atau ayah, pola pengasuhan, adat-istiadat, agama, urbanisasi, dan kehidupan politik dalam masyarakat. e. Stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan bayi Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, dan perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak (Rini, 2011). Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memerhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Namun, bila 21 rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak akan berkurang dan anak akan menangis (Suranto, 2011). Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal menimbulkan sifat-sifat ekspresif, yang penting karena dapat misalnya mengangkat alis, membuka mulut, dan mata seperti ekspresi keheranan. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik. Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, dan bermain. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang (Desmita, 2008). Melalui sentuhan, bayi akan merasakan perhatian dan kasih sayang yang akan membuat otak akan berkembang sehat dan pertumbuhannya menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena ketika kulit disentuh, sebuah sinyal dikirim ke otak memerintahkan sel-sel saraf di otak untuk membuat hubungan antar sel sehingga merangsang tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik. Semakin sering bagian otak tersebut mendapat stimulasi maka sinapsis pada bagian otak tersebut akan semakin sering diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat (Galenia,2014) 22 f. Tahap Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan Menurut Galenia (2014) tahapan perkembangan bayi usia 3-12 bulan antara lain: 1) Usia 3-6 Bulan a) Berbalik dari telungkup ke telentang b) Mengangkat kepala setinggi 90 derajat c) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil d) Menggenggam pensil e) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya f) Memegang tangannya sendiri g) Berusaha memperluas pandangan h) Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil i) Mengeluarkan suara gembira nada tinggi atau memekik j) Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik saat bermain sendiri 2) Usia 6-9 Bulan a) Duduk b) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan c) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang d) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya 23 e) Memungut dua benda, masing-masing tangan pegang satu benda pada saat yang bersamaan f) Mengambil benda sebesar kacang g) Bersuara tanpa arti, seperti ma-ma-ma, ba-ba-ba-ba, da-da-dada, ta-ta-ta-ta h) Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan i) Bermain tepuk tangan atau ciluk ba j) Bergembira dengan melempar bola k) Makan kue sendiri 3) Usia 9-12 Bulan a) Mengangkat badannya ke posisi tegak b) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi c) Dapat berjalan dengan dituntun d) Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diinginkan e) Menggenggam erat pensil f) Memasukkan benda ke mulut g) Mengulang menirukan bunyi yang didengar h) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti i) Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja j) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan k) Senang diajak bermain "CILUK BA" 24 l) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal g. Alat Ukur Perkembangan Perangkat skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat salah satunya adalah Denver Development Screening Test (DDST). DDST sekarang telah direvisi menjadi DDST II. Test ini mudah dan cepat (15-20 menit) secara individual dengan partisipasi aktif dari orangtua dan pemeriksa. Test ini bukanlah test diagnostic atau test IQ melainkan tes pemantauan dan pemeriksaan pekembangan anak yang dilakukan secara berkala dan teratur sejak anak lahir sampai usia 6 tahun (Dewi, 2011). Menurut Susilaningrum (2013), sektor perkembangan yang dinilai dalam Denver II meliputi personal sosial (bersosialisasi dan berinterkasi dengan lingkungan), gerakan motorik halus (memegang suatu benda atau menggambar), bahasa (respon suara, mengikuti perintah, dan bicara spontan), dan gerakan motorik kasar (berhubungan dengan sikap tubuh). Prosedur pelaksanaan Denver II dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan umur sebagai patokan 2) Menarik garis vertikal saat test dilakukan pada lembar DDST 3) Memperlihatkan tanda atau kode pada ujung kotak sebelah kiri. 4) Menyimpulkan DDST 25 Penilaian tiap poin pada pemeriksaan DDST mempunyai skor, yaitu : 1) “P” (Pass) Lulus : anak melakukan tes dengan baik atau pengasuh anak member laporan bahwa anak dapat melakukannya. 2) “F” (Fail) Gagal : anak tidak dapat melakukan tes dengan baik atau pengasuh anak dapat memberi laporan bahwa anak tidak melakukan dengan baik. 3) “NO” (No Opportunity) Tidak ada kesempatan : anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan tes karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada tes dengan tanda “L” 4) “ R” (Refusal) / menolak : anak menolak untuk melakukan tes. Penilaian individual tiap anak diberikan sesuai dengan skor item yang diperoleh anak ketika melaksanakan tugas dari setiap item pada masing-masing sektor perkembangan. Penilaian individual tiap anak diinterpretasikan sebagai berikut: 1) Lebih (advanced) Apabila lulus atau lewat pada item tes perkembangan yang terletak di sebelah kanan garis umur. 26 2) Normal a) Bila gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan di sebelah kanan garis umur. b) Lulus, gagal, atau menolak tugas perkembangan pada garis umur terletak antara persentil 25-75. 3) Peringatan (caution) Gagal atau menolak tugas perkembangan pada persentil 75-90 4) Keterlambatan (delayed) Gagal atau menolak melakukan tes pada item yang terletak di sebelah kiri garis umur, ditandai dengan memberi warna pada bagian akhir kotak segi panjang. 5) Tidak ada kesempatan (no opportunity) Anak tidak ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba. Hasil interpretasi keseluruhan tes semua sektor tugas perkembangan dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1) Normal Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya. 2) Suspect/ Suspek Bila didapatkan 2 atau lebih caution dan/atau satu keterlambatan pada satu sektor atau lebih. Lakukan uji ulang 27 dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan. 3) Abnormal Apabila terdapat dua atau lebih keterlambatan pada satu sektor atau lebih sehingga perlu rujukan untuk evaluasi diagnostik. 4) Untestable/ Tidak dapat diuji Bila ada skor menolak pada lebih dari 1 tes terletak disebelah kiri garis umur atau menolak lebih dari 1 tes yang ditembus garis umur pada daerah 75-90%. Lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu. 3. Hubungan Baby Spa dengan Perkembangan Bayi Baby spa merupakan salah satu stimulus pada bayi yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta baik untuk kesehatan bayi. Baby spa dipengaruhi oleh faktor internal dasn eksternal. Faktor internal terdiri dari pendidikan dan pengetahuan orangtua serta keyakinan terhadap manfaat baby spa. Faktor eksternal yaitu ketersediaan sumber daya kesehatan yang telah menguasai baby spa, sikap tenaga kesehatan terhadap adanya baby spa dan juga sikap keluarga (Galenia, 2014). Baby spa adalah rangkaian dari pijat bayi, senam dan renang bayi. Pemijatan pada tubuh bayi memberikan stimulasi pada kulit sehingga dapar mempercepat proses perbaikan sistem saraf. Merangsang 28 homunculus serebri sehingga dapat meningkatkan proses perkembangan otak yang sangat penting pada masa awal bayi (Udin, 2015). Senam bayi bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh dan koordinasi keseimbangan tubuh. Gerakan pada senam bayi memberikan rangsangan pada otot, saraf dan tulang yang memicu perkembangan lebih baik (Aulia, 2015). Renang bayi menggunakan media air yang membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan karena melatih otot-otot bayi bergerak sehingga kemampuan motoriknya berkembang. Bayi yang berenang terbiasa mengikuti instruksi atau mendengarkan perkataan orrang lain yang dapat melatih kemampuan personal sosial dan bahasa (Irianto, 2014). Stimulasi yang diberikan secara rutin melalui rangkaian baby spa akan merangsang kemampuan bayi dan mendorong perkembangan bayi optimal. Selain dengan stimulasi, perkembangan bayi juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Susilaningrum, 2013). 29 B. Kerangka Konsep Bayi usia 3-12 bulan Baby Spa - Pijat bayi - Senam bayi - Renang bayi Pijat kaki dan tangan Menguatkan otot tulang, merangsang saraf motorik dan memperlancar peredaran darah Pijat perut Meningkatkan kerja sistem pencernaan dan mengurangi sembelit serta kolik Senam Bayi - Menguatkan otot dan persendian - Meningkatkan koodinasi dan keseimbangan - Meningkatkan fleksibilitas dan kelenturan tubuh Pijat dada Menguatkan kerja paru-paru, jantung dan pernafasan bayi Pijat punggung Membuat otot leher kuat dan relaksasi punggung Renang Bayi - Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan - Mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan sosial dan kecerdasan - Memperkuat jantung, paru-paru dan sistem pernapasan, serta membantu perkembangan otak - Merangsang nafsu makan, menyebabkan tidur meningkat dan pola makan baik Faktor Internal - Pendidikan - Pengetahuan - Keyakinan Faktor Eksternal - Ketersediaan sumber daya kesehatan - Sikap tenaga kesehatan - Sikap keluarga Pijat wajah Otot wajah rileks Faktor Genetik Faktor Lingkungan Perkembangan optimal Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Baby Spa dengan Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan Keterangan : = variabel bebas = variabel terikat = variabel luar 30 C. Hipotesis Adapun Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ada hubungan Baby Spa dengan Perkembangan Bayi pada bayi Usia 3-12 Bulan.