6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Baby Spa a

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Baby Spa
a. Pengertian Baby Spa
Spa merupakan ungkapan latin dari salus per aquam yang secara
harfiah berarti sehat melalui air. Melalui kegiatan spa, bayi dapat
merasakan relaksasi karena ketika lahir bayi harus beradaptasi dengan
perubahan lingkungan. Bayi yang berada selama sembilan bulan
terlindung di perut ibu yang gelap dan hangat, sedangkan ketika lahir
harus menghadapi suhu yang dingin. Selain itu, relaksasi pada bayi
bukan hanya untuk menghilangkan stres, tetapi merupakan hal yang
penting bagi proses tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, baby spa
dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang diberikan kepada bayi
dengan tujuan untuk memberikan relaksasi pada bayi (Rini, 2014).
Proses perawatan baby spa sebaiknya ditangani oleh terapis yang
berpengalaman. Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan
pilihan yang tidak mengakibatkan alergi pada bayi. Pengaturan
dekorasi ruangan juga harus diperhatikan, beragam mainan untuk bayi
dengan pertimbangan yang cermat dan warna-warna yang cerah untuk
merangsang indra visual bayi (Galenia, 2014).
6
7
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari baby spa, maka
sebaiknya baby spa dilakukan secara rutin yaitu seminggu dilakukan
selama dua kali atau minimal satu minggu sekali (Udin, 2015).
b. Manfaat Baby Spa menurut Galenia (2014)
1) Pola tidur teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta
ketenangan emosi yang lebih baik. Bayi yang dipijat selama
kurang lebih 15 menit akan merasa lebih santai, tidur lebih lelap,
dan lebih lama. Apabila bayi tidur lelap, perkembangan dan
pertumbuhan bayi akan semakin baik.
2) Merangsang dan menyeimbangkan hormon kortisol dan oksitosin.
Hormon kortisol adalah hormon penyebab stres. Penurunan
hormon kortisol akan membuat bayi lebih riang dan tidak suka
menangis. Hormon oksitosin akan meningkat sehingga dapat
menimbulkan rasa nyaman dan kasih sayang.
3) Memperbaiki sistem imunitas bayi sehingga membuat bayi lebih
sehat.
4) Menstimulasi enzim-enzim yang ada di perut sehingga penyerapan
nutrisi dalam tubuhnya lebih optimal.
5) Merangsang hormon yang berpengaruh dalam meningkatkan nafsu
makan bayi yaitu hormon gastrin dan insulin yang berperan
penting dalam proses penyerapan makanan. Bila produksi kedua
8
hormon ini meningkat maka penyerapan makanan dan nafsu
makan juga akan meningkat sehingga berat badannya akan naik.
6) Memperlancar peredaran darah dan membantu menguatkan otototot bayi.
7) Mencegah bayi mengalami kembung dan kolik.
8) Mempengaruhi perkembangan motorik kasar yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh dengan otototot besar, seperti otot lengan atau tungkai. Salah satu stimulasi
motorik kasar yang bisa dilakukan yaitu bayi dalam posisi
mengambang pada saat berenang yang memungkinkan eksplorasi
tubuh sekaligus sehingga otot-otot akan terlatih dan terstimulasi
secara optimal.
9) Mempengaruhi perkembangan motorik halus yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata dan tangan. Stimulasi bisa dilakukan dengan cara
kegiatan bermain secara rutin.
10) Mempengaruhi perkembangan otak secara optimal. Stimulasi bisa
dilakukan dengan cara dipijat. Sentuhan pada pijatan akan
merangsang saraf dan otot untuk disampaikan ke otak sehingga
merangsang tumbuh kembang fisik dan otak yang lebih baik.
Semakin sering bagian otak tersebut mendapat stimulasi maka
sinapsis akan sering diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat.
9
11) Mempengaruhi personal sosial yang dalam hal ini adalah interaksi
sosial.
12) Mempengaruhi
kemampuan
kemampuan
intelektual
berbahasa
atau
yang
kecerdasannya.
mencerminkan
Komunikasi
nonverbal sangat penting karena membantu perkembangan sel
sensorik. Stimulasi bisa dilakukan pada saat memijat, ibu
sebaiknya mengajak bayi berbicara dengan menerangkan kegiatan
yang dilakukan, diiringi dengan ekspresi muka seperti tersenyum
dan tertawa.
13) Menyehatkan organ tubuh dan mengoptimalkan kemampuan organ
sensoris,
seperti
indra
peraba,
penciuman,
penglihatan,
pendengaran serta keseimbangan. Berenang dapat meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi karena gravitasi air tidak telalu besar
sehingga bisa melatih otot-otot lebih efektif.
c. Faktor Internal dan Eksternal Baby Spa menurut Rini (2014)
1) Faktor Internal
a) Tingkat pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikan ibu
maka ibu akan lebih paham tentang kesehatan bayinya.
b) Faktor pengetahuan, dengan pengetahuan ibu yang luas akan
berpengaruh pula pada keinginan ibu untuk dapat melakukan
baby spa.
10
c) Faktor keyakinan ibu, semakin baik keyakinan ibu terhadap
manfaat baby spa maka semakin tinggi keinginan ibu untuk
melakukan baby spa.
2) Faktor Eksternal yang memengaruhi baby spa antara lain
ketersediaan sumber daya kesehatan, sikap tenaga kesehatan dan
sikap keluarga.
d. Tahapan Baby Spa
1) Tahap Pijat Bayi
Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot
sehingga peredaran darah lancar yang dilakukan pada seluruh
permukaan tubuh bayi. Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit
dengan menggunakan tangan. Pijat meliputi manipulasi terhadap
jaringan atau organ tubuh dengan tujuan pengobatan serta sebagai
istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi
tertentu dari jaringan lunak tubuh (Irianto, 2014).
a) Manfaat Pijat Bayi menurut Suranto (2011)
(1) Meningkatkan berat badan dan pertumbuhan, bayi yang
dipijat secara teratur sejak lahir sering memperoleh
peningkatan berat badan yang lebih cepat dari bayi lainnya
mungkin karena pijatan merangsang produksi hormonhormon pertumbuhan.
11
(2) Stimulasi sentuh dapat merangsang semua sistem sensorik
dan motorik yang berguna untuk pertumbuhan otak,
membentuk kecerdasan emosi, intrapersonal dan untuk
merangsang kecerdasan-kecerdasan lain.
(3) Meningkatkan
daya
tahan
tubuh,
pemijatan
dapat
meningkatkan kekebalan tubuh, dan dengan pijat dapat
meningkatkan kekebalan sel pertumbuhan alami (natural
killer cells).
(4) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur
lelap. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah
gelombang otak. Umumnya bayi yang dipijat akan tertidur
lebih lelap, meningkatkan kesiagaan (Alertness) dan
konsentrasi. Perubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta
tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG
(Electro Enchephatograp).
(5) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak
(bounding). Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang
tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih
diantara keduannya. Pada perkembangan anak, sentuhan
orangtua adalah dasar perkembangan komunikasi yang
akan memupuk cinta kasih secara timbal balik.
12
(6) Meningkatkan produksi ASI
Teknik pemijatan bayi yang tepat akan meningkatkan
beberapa hormon saluran cerna, oleh sebab itu bayi akan
cepat merasa lapar dan sering minum ASI. Tentu saja itu
memberikan umpan balik kepada ibu. Makin sering ASI
diisap oleh bayi, sehingga merangsang produksi ASI yang
semakin lancar.
b) Manfaat berdasarkan tiap langkah pemijatan bayi menurut
Udin (2015)
(1) Pijat kaki dan tangan, yaitu menguatkan otot dan tulang,
merangsang saraf motorik disamping menghilangkan
ketegangan dan memperlancar peredaran darah.
(2) Pijat perut, yaitu meningkatkan kerja sistem pencernaan
dan mengurangi sembelit serta kolik.
(3) Pijat dada, yaitu menguatkan kerja paru-paru, jantung dan
membantu pernafasan bayi.
(4) Pijat punggung, yaitu membuat otot leher kuat, relaksasi
punggung
dan
menghindari
perkembangan
tulang
punggung bayi tidak sempurna.
(5) Pijat wajah dan rahang yaitu membuat otot wajah rileks
dan rahang merangsang pertumbuhan gigi.
13
2) Tahap Senam Bayi
Senam bayi merupakan latihan untuk membantu stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf dan motorik bayi
secara optimal. Melalui senam bayi, kedekatan (bounding) antara
ibu dan bayi akan semakin kuat. Dengan senam bayi juga bisa
mengetahui perkembangan yang salah pada bayi secara dini
sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi yang tepat agar bayi
tumbuh normal. Senam bayi sangat penting untuk menguatkan
otot-otot dan juga sendi-sendi pada bayi sebagai persiapan bayi
untuk duduk, berdiri, dan berjalan. Senam bayi dilakukan
berdasarkan pola perkembangan bayi (Aulia, 2015).
a)
Manfaat Senam Bayi menurut Irawati (2009).
(1) Menguatkan otot-otot dan persendian.
(2) Meningkatkan perkembangan motorik.
(3) Meningkatkan fleksibilitas atau daya kelenturan tubuh.
(4) Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan.
(5) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan fungsi
tubuh.
(6) Memperkuat interaksi antara orang tua dan anaknya.
(7) Memperlancar peredaran darah dan memperkuat jantung.
(8) Memudahkan orang tua mendeteksi secara dini adanya
gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan.
14
(9) Meningkatkan kemampuan bayi merespon rangsang dari
lingkungan.
(10) Memberi kesempatan kepada bayi untuk bereksplorasi
dengan bagian tubuhnya sendiri.
3)
Tahap Renang Bayi
a) Manfaat Renang Bayi menurut Suwignyo (2010)
(1) Berenang sejak lahir sangat baik untuk kesehatan dan
pengembangan bayi serta pengenalan awal akan mencegah
bayi mengalami ketakutan air yang dapat berkembang di
kemudian hari dalam masa kanak-kanak.
(2) Air membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan
(sensitivitas vestibular).
(3) Mengembangkan kemampuan motorik, keterampilan sosial
dan kecerdasan.
(4) Memperkuat jantung, paru-paru, sistem pernapasan dan
membantu perkembangan otak.
(5) Belajar untuk merespon perintah dapat membuat bayi lebih
tajam secara mental dan meningkatkan tingkat pemahaman.
(6) Berenang secara teratur dalam air hangat baik relaks bayi
Anda dan merangsang nafsu makan, menyebabkan tidur
meningkat dan pola makan baik.
15
(7) Mencegah fobia air di kemudian hari. Orangtua sebaiknya
melakukan intervensi berenang pada bayi sejak dini pada
anaknya agar tidak fobia terhadap air.
2. Perkembangan
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara, bahasa,
sosialisasi
dan kemandirian (Hidayat,
2008).
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Lingkungan meliputi tempat tinggal, lingkungan sekitar, pergaulan,
pola asuh orangtua, dan status gizi (Widyastuti, 2010).
b. Ciri-Ciri Perkembangan menurut Kementerian Kesehatan RI (2011)
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan.
Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Sebagai
contoh, perkembangan intelegensi akan menyertai pertumbuhan
otak dan serabut saraf.
2) Tahap awal perkembangan menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum
melewati tahap perkembangan sebelumnya. Sebagai contoh, anak
tidak bisa berjalan sebelum bisa berdiri. Anak tidak bisa berdiri jika
16
mengalami hambatan pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang
terkait dengan fungsi berdiri.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik
maupun perkembangan fungsi organ, juga perkembangan pada
masing-masing anak.
4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung dengan cepat, perkembangan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan sebagainya juga
berlangsung dengan cepat. Anak yang sehat, bertambah umur,
bertambah berat, bertambah tinggi, serta bertambah pandai.
5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap perkembangan mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak terjadi secara terbalik, misalnya anak
mampu menggambar lingkaran terlebih dahulu, barulah mampu
menggambar persegi. Anak harus mampu berdiri terlebih dahulu,
barulah mampu berjalan.
17
c. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau menurut Widyastuti (2010)
1) Gerak kasar (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar,
seperti duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya. Suranto (2011)
menjelaskan saat bayi mengalami perkembangan otak yang pesat
tentu berpengaruh terhadap motorik kasar dan motorik halus
karena stimulasi sentuhan yang bertahap dan terus menerus
merangsang homunculus serebri yaitu bagian otak yang berperan
sebagai pusat gerakan otot-otot dan keseimbangan tubuh sehingga
dapat mengoptimalkan perkembangan.
2) Gerak halus (motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat, seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan lainlain.
3) Kemampuan bicara dan bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, bicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya. Martha (2009) menambahkan, komunikasi
nonverbal sangat penting karena membantu perkembangan sel
18
sensorik. Otak bayi diibaratkan seperti sirkuit-sirkuit yang berdiri
sendiri namun, dengan adanya rangsangan nonverval akan
membantu
otak
membentuk
sinapsis
atau
serabut
yang
menghubungkan sel-sel otak. Jika semakin banyak sel yang
terhubung, anak akan semakin pintar.
4) Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri dan membereskan mainan setelah selesai
digunakan), berpisah dengan ibu atau pengasuh, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya. Desmita
(2008) menambahkan perkembangan personal sosial berkaitan
dengan kemampuan berinteraksi, kemampuan mandiri dan
berinteraksi dengan lingkungan. Perhatian dan kasih sayang juga
merupakan stimulasi yang diperlukan bayi, yang akan membuat
anak menjadi lebih ekspresif dan riang. Pemberian stimulasi visual
pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya, bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan
menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Pada tahun pertama bayi
hanya
mengamati
objek
disekitarnya
kemudian
di
tahun
selanjutnya barulah anak akan mengembangkan dan memperluas
sosialisasi, belajar mengatasi persoalan yang timbul, mengenal
19
nilai noral dan etika, hal salah dan benar, dan bertanggung jawab
terhadap hal yang telah dilakukan.
d. Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Menurut Soetjiningsih (2012), faktor yang mempengaruhi
perkembangan antara lain:
1) Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran
dalam mencapai hasil perkembangan anak.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan pascanatal yang mempengaruhi perkembangan
anak antara lain:
a) Lingkungan biologis yang meliputi: ras/suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis (TBC, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan
retardasi
pertumbuhan
jasmani),
fungsi
metabolisme, hormon.
b) Faktor fisik (lingkungan rumah) meliputi: cuaca, musim, keadaan
geografis, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
c) Faktor psikososial meliputi: stimulasi, motivasi belajar, hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih
sayang, kualitas interaksi anak dan orang tua.
d) Faktor
keluarga
meliputi:
pekerjaan/pendapatan
keluarga,
20
pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas keluarga, kepribadian ibu atau ayah, pola
pengasuhan, adat-istiadat, agama, urbanisasi, dan kehidupan
politik dalam masyarakat.
e. Stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan bayi
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh
orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara,
pendengaran, dan perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak
yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi
visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil
(sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak (Rini, 2011).
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memerhatikan
kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada
tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori motorik.
Pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan
perhatian anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira dengan
tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh tubuhnya. Namun, bila
21
rangsangan itu terlalu banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian
anak akan berkurang dan anak akan menangis (Suranto, 2011).
Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan
anak merupakan stimulasi awal
menimbulkan
sifat-sifat
ekspresif,
yang penting karena dapat
misalnya
mengangkat
alis,
membuka mulut, dan mata seperti ekspresi keheranan. Selain itu anak
juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat
menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan
anak, misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, dan
bermain. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya
diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif terhadap
lingkungannya dan lebih berkembang (Desmita, 2008).
Melalui sentuhan, bayi akan merasakan perhatian dan kasih
sayang yang akan membuat otak akan berkembang sehat dan
pertumbuhannya menjadi lebih baik. Hal ini terjadi karena ketika kulit
disentuh, sebuah sinyal dikirim ke otak memerintahkan sel-sel saraf di
otak untuk membuat hubungan antar sel sehingga merangsang tumbuh
kembang fisik dan otak yang lebih baik. Semakin sering bagian otak
tersebut mendapat stimulasi maka sinapsis pada bagian otak tersebut
akan semakin sering diaktifkan sehingga menjadi semakin kuat
(Galenia,2014)
22
f. Tahap Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan
Menurut Galenia (2014) tahapan perkembangan bayi usia 3-12
bulan antara lain:
1) Usia 3-6 Bulan
a) Berbalik dari telungkup ke telentang
b)
Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
c)
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
d)
Menggenggam pensil
e)
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
f)
Memegang tangannya sendiri
g)
Berusaha memperluas pandangan
h)
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
i)
Mengeluarkan suara gembira nada tinggi atau memekik
j)
Tersenyum ketika melihat mainan atau gambar yang menarik
saat bermain sendiri
2) Usia 6-9 Bulan
a) Duduk
b) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan
c) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
d) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
23
e) Memungut dua benda, masing-masing tangan pegang satu
benda pada saat yang bersamaan
f) Mengambil benda sebesar kacang
g) Bersuara tanpa arti, seperti ma-ma-ma, ba-ba-ba-ba, da-da-dada, ta-ta-ta-ta
h) Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan
i) Bermain tepuk tangan atau ciluk ba
j) Bergembira dengan melempar bola
k) Makan kue sendiri
3) Usia 9-12 Bulan
a) Mengangkat badannya ke posisi tegak
b) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
c) Dapat berjalan dengan dituntun
d) Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang
diinginkan
e) Menggenggam erat pensil
f) Memasukkan benda ke mulut
g) Mengulang menirukan bunyi yang didengar
h) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
i) Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
j) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
k) Senang diajak bermain "CILUK BA"
24
l) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum
dikenal
g. Alat Ukur Perkembangan
Perangkat skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat
salah satunya adalah Denver Development Screening Test (DDST).
DDST sekarang telah direvisi menjadi DDST II. Test ini mudah dan
cepat (15-20 menit) secara individual dengan partisipasi aktif dari
orangtua dan pemeriksa. Test ini bukanlah test diagnostic atau test IQ
melainkan tes pemantauan dan pemeriksaan pekembangan anak yang
dilakukan secara berkala dan teratur sejak anak lahir sampai usia 6
tahun (Dewi, 2011).
Menurut Susilaningrum (2013), sektor perkembangan yang
dinilai dalam Denver II meliputi personal sosial (bersosialisasi dan
berinterkasi dengan lingkungan), gerakan motorik halus (memegang
suatu benda atau menggambar), bahasa (respon suara, mengikuti
perintah,
dan
bicara
spontan),
dan
gerakan
motorik
kasar
(berhubungan dengan sikap tubuh).
Prosedur pelaksanaan Denver II dilakukan sebagai berikut:
1) Menetapkan umur sebagai patokan
2) Menarik garis vertikal saat test dilakukan pada lembar DDST
3) Memperlihatkan tanda atau kode pada ujung kotak sebelah kiri.
4) Menyimpulkan DDST
25
Penilaian tiap poin pada pemeriksaan DDST mempunyai skor,
yaitu :
1) “P” (Pass)
Lulus : anak melakukan tes dengan baik atau pengasuh anak
member laporan bahwa anak dapat melakukannya.
2) “F” (Fail)
Gagal : anak tidak dapat melakukan tes dengan baik atau
pengasuh anak dapat memberi laporan bahwa anak tidak
melakukan dengan baik.
3) “NO” (No Opportunity)
Tidak ada kesempatan : anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan tes karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh
dipakai pada tes dengan tanda “L”
4) “ R” (Refusal) / menolak : anak menolak untuk melakukan tes.
Penilaian individual tiap anak diberikan sesuai dengan skor
item yang diperoleh anak ketika melaksanakan tugas dari setiap item
pada masing-masing sektor perkembangan. Penilaian individual tiap
anak diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Lebih (advanced)
Apabila lulus atau lewat pada item tes perkembangan yang
terletak di sebelah kanan garis umur.
26
2) Normal
a) Bila gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan di
sebelah kanan garis umur.
b) Lulus, gagal, atau menolak tugas perkembangan pada garis
umur terletak antara persentil 25-75.
3) Peringatan (caution)
Gagal atau menolak tugas perkembangan pada persentil 75-90
4) Keterlambatan (delayed)
Gagal atau menolak melakukan tes pada item yang terletak di
sebelah kiri garis umur, ditandai dengan memberi warna pada
bagian akhir kotak segi panjang.
5) Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Anak tidak ada kesempatan untuk melakukan atau mencoba.
Hasil interpretasi keseluruhan tes semua sektor tugas
perkembangan dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1) Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu
caution. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
2) Suspect/ Suspek
Bila
didapatkan
2
atau
lebih
caution
dan/atau
satu
keterlambatan pada satu sektor atau lebih. Lakukan uji ulang
27
dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat seperti rasa
takut, keadaan sakit atau kelelahan.
3) Abnormal
Apabila terdapat dua atau lebih keterlambatan pada satu sektor
atau lebih sehingga perlu rujukan untuk evaluasi diagnostik.
4) Untestable/ Tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada lebih dari 1 tes terletak disebelah
kiri garis umur atau menolak lebih dari 1 tes yang ditembus garis
umur
pada daerah
75-90%. Lakukan uji ulang dalam 1 -2
minggu.
3. Hubungan Baby Spa dengan Perkembangan Bayi
Baby spa merupakan salah satu stimulus pada bayi yang dapat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta baik untuk
kesehatan bayi. Baby spa dipengaruhi oleh faktor internal dasn eksternal.
Faktor internal terdiri dari pendidikan dan pengetahuan orangtua serta
keyakinan terhadap manfaat baby spa. Faktor eksternal yaitu ketersediaan
sumber daya kesehatan yang telah menguasai baby spa, sikap tenaga
kesehatan terhadap adanya baby spa dan juga sikap keluarga (Galenia,
2014). Baby spa adalah rangkaian dari pijat bayi, senam dan renang bayi.
Pemijatan pada tubuh bayi memberikan stimulasi pada kulit sehingga
dapar
mempercepat
proses
perbaikan
sistem
saraf.
Merangsang
28
homunculus serebri sehingga dapat meningkatkan proses perkembangan
otak yang sangat penting pada masa awal bayi (Udin, 2015).
Senam bayi bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas tubuh dan
koordinasi keseimbangan tubuh. Gerakan pada senam bayi memberikan
rangsangan pada otot, saraf dan tulang yang memicu perkembangan lebih
baik (Aulia, 2015). Renang bayi menggunakan media air yang membantu
meningkatkan koordinasi dan keseimbangan karena melatih otot-otot
bayi bergerak sehingga kemampuan motoriknya berkembang. Bayi yang
berenang terbiasa mengikuti instruksi atau mendengarkan perkataan
orrang lain yang dapat melatih kemampuan personal sosial dan bahasa
(Irianto, 2014).
Stimulasi yang diberikan secara rutin melalui rangkaian baby spa
akan merangsang kemampuan bayi dan mendorong perkembangan bayi
optimal. Selain dengan stimulasi, perkembangan bayi juga dipengaruhi
oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Susilaningrum, 2013).
29
B. Kerangka Konsep
Bayi usia 3-12 bulan
Baby Spa
- Pijat bayi
- Senam bayi
- Renang bayi
Pijat kaki dan tangan
Menguatkan
otot
tulang,
merangsang
saraf motorik dan
memperlancar
peredaran darah
Pijat perut
Meningkatkan kerja
sistem pencernaan dan
mengurangi sembelit
serta kolik
Senam Bayi
- Menguatkan otot
dan persendian
- Meningkatkan
koodinasi dan
keseimbangan
- Meningkatkan
fleksibilitas dan
kelenturan tubuh
Pijat dada
Menguatkan
kerja
paru-paru, jantung dan
pernafasan bayi
Pijat punggung
Membuat otot leher
kuat dan relaksasi
punggung
Renang Bayi
- Meningkatkan
koordinasi dan
keseimbangan
- Mengembangkan
kemampuan
motorik,
keterampilan sosial
dan kecerdasan
- Memperkuat
jantung, paru-paru
dan sistem
pernapasan, serta
membantu
perkembangan otak
- Merangsang nafsu
makan,
menyebabkan tidur
meningkat dan pola
makan baik
Faktor Internal
- Pendidikan
- Pengetahuan
- Keyakinan
Faktor Eksternal
- Ketersediaan
sumber daya
kesehatan
- Sikap tenaga
kesehatan
- Sikap keluarga
Pijat wajah
Otot wajah rileks
Faktor Genetik
Faktor Lingkungan
Perkembangan optimal
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Baby Spa dengan
Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan
Keterangan :
= variabel bebas
= variabel terikat
= variabel luar
30
C. Hipotesis
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ada hubungan Baby Spa dengan
Perkembangan Bayi pada bayi Usia 3-12 Bulan.
Download