Gambar: indonesia360derajat.wordpress.com Sumber gambar: wikimedia.org ROCKVISION - April 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” 2 NEGERI DIANTARA 3 LEMPENG TEKTONIK, SUMBER GEOHERITAGE Kepulauan Indonesia terletak pada tiga lempeng aktif yang terdiri dari lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Letak ketiga lempeng ini memberikan dampak positif berupa pembentukan warisan geologi Indonesia, seperti bentang alam, bentuk lahan, jenis batuan, mineral serta singkapan batuan dan fosil. Warisan geologi ini mempunyai nilai keilmuan, keindahan dan warisan budaya yang harus di konservasi agar tidak mengalami kerusakan dan tetap terjaga. Indonesia memiliki warisan geologi yang sangat melimpah, baik yang telah terdaftar di UNESCO maupun belum terdaftar. Beberapa warisan geologi di Indonesia diantaranya : Gunung Batur Terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Merupakan gunung berapi stratovolcano masih aktif yang memiliki ketinggian 1.717 mdpl. Keindahan gunung Batur yang tidak di miliki gunung lain di Indonesia berupa kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia (van Bemmelen, 1949). Di dalam kaldera terdapat danau yang terkenal dengan nama danau Batur, berbentuk bulan sabit terletak di bagian tenggara. Gunung Batur merupakan bagian dari rangkaian „Ring of Fire„ Pasifik yang terbentuk oleh subduksi antara lempeng Australia dengan Pasifik. Gunung Batur ini telah meletus sebanyak 26 kali sejak tahun 1804 dan meletus terakhir pada tahun 2000. Letusan yang berkali-kali ini menghasilkan keindahan, keunikan geologi berupa kawah, kaldera, dan danau Batur. Sungai Merangin Salah satu kawasan wisata nan elok dan berkelas dunia yang terletak di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pemberap, Kabupaten Merangin, Jambi. Keunikan dan keindahan warisan geologi yang di miliki sungai Merangin sangat langka dan tidak di miliki di tempat lain, bahkan fosil-fosil yang tersingkap dan tersebar di sepanjang sungai Merangin ini memiliki kekayaan geologis dan umur lebih tua di daripada fosil-fosil yang ada di Tiongkok. Pada sungai Merangin ini terhampar fosil-fosil berumur ratusan juta tahun yang lalu diantaranya fosil pohon raksasa purba yang akarnya menjulur sepanjang 7 meter disebut Araucarioxylon, yang tertimbun endapan vulkanik, para peneliti ROCKVISION - April 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” meyakini fosil ini berusia 300 juta tahun lalu, Zaman Perem. Terdapat fosil hewan Ste- 3 permukaan mengalami proses reochia semireticulatus , berbagai macam fosil moluska jenis kerangk e r a n g a n (brachiopoda ), kerang mutiara purba (nautiloidea) dan bellerophon, sejenis trah moluska yang tersingkap di batuan sepanjang sungai Merangin. Selain itu pada kawasan ini tersingkap batuan granit, lava, lapisan batuan yang menyimpan fosil ratusan juta tahun yang lalu, sehingga daerah Merangin ini menjadi ladang riset utama para geolog dunia dalam mempelajari evolusi bumi. Selain fosil dan jenis batuan, kawasan warisan geologi Merangin memiliki keindahan lain berupa sungai yang memiliki arus sangat deras dan 18 jeram, sehingga cocok untuk wisata arung jeram. Karst Pegunungan Selatan Jawa Warisan geologi Indonesia yang memiliki keindahan eksostisme diatas permukaan maupun di bawah permukaan, terbentang di Selatan pulau jawa dari Gunung Kidul, Wonogiri hingga Pacitan. Merupakan bentang alam Karst dan bentang alam pantai. Secara geologi proses pembentukan morfologi karst dipengaruhi oleh proses tektonik, fisika, kimiawi dan biologi. Batugamping yang telah terendapkan dan terbentuk ratusan juta tahun di bawah pengangkatan oleh tektonik, sehingga tersingkap di permukaan. Pembentukan topografi karst selanjutnya dipengaruhi proses kimiawi berupa pelarutan batugamping oleh air hujan (H2 O) yang berikatan dengan karbondikosida di udara sehingga air mengandung asam (H2 CO3), air asam ini mempengaruhi pelarutan batugamping berlangsung cepat. Secara fisika untuk menghasilkan topografi karst dipengaruhi oleh batugamping yang tebal sehingga tidak habis terlarutkan, selain itu dipengaruhi oleh struktur geologi berupa kekar dan patahan, kekar atau rekahan pada batuan menyebabkan aliran air masuk lebih mudah sehingga mempercepat proses pelarutan, secara biologi dipengaruhi oleh aktivitas akar tumbuhan, maupun bakteri anaerob dalam humus tanaman. Proses-proses pelarutan tersebut menghasilkan topografi karst, relief berupa bukitbukit terjal kerucut karst, menara karst dan drainase khas berupa sungai bawah tanah, goa stalagtit dan stalagmit pada bentang alam karst. Selain bentang alam karst yang bagus, terdapat pantai yang menampilkan keunikan dan keindahan diantaranya pantai Klayar, Sundak, Drini, Indrayanti dll. [Kurnia Dewi Mulyani | sumber pustaka: wisatabali2010.wordpress.com ; mongabay.co.id] ROCKVISION - April 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” 4 CILETUH GEOPARK: Eksotisme Amfiteater Batuan Tertua di Jawa Barat Bagaimana Pulau Jawa itu terbentuk? Bagian mana yang mula-mula muncul ke permukaan? Pertanyaan itu memang terasa menggelitik bagi sebagian orang-orang menyenangi geologi atau geopark. Di Pulau Jawa ini terdapat batuan tua yang dulunya berada di dalam laut kemudian terangkat ke permukaan. Batuan tua yang disebut mélange ini kini dapat ditemui di Karangsambung Kebumen, Jawa Tengah, Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, dan Pegunungan Jiwo di Bayat, Klaten. Dan memang, hanya di tiga daerah itulah batuan tua Pulau Jawa tersingkap ke permukaan dan dapat diamati dari dekat. Dahulu, atau lebih dari 60 juta tahun silam, Teluk Ciletuh merupakan bagian laut dalam, hasil tumbukan Lempeng Eurasia (Lempeng Benua) yang berkomposisi granit (asam), dan Lempeng IndoAustralia (Lempeng Samudera) yang berkomposisi basal (basa). Seiring dengan pergerakan lempeng Australia yang terus menghujam lempeng Eurasia maka terangkatlah salah satu palung laut terdalam yang kini mewujud sebagai lembah raksasa di Sukabumi bagian selatan. Batuan yang terangkat itu menyingkapkan batuan dasar/ basement berupa batuan kerak samudera dan sebagian mantel bagian atas Bumi bernama ofiolit yang tercampur dengan sedimen laut dalam dan batuan campur aduk di lereng bawah palung yang terkenal bernama melange. Karena memuat batuan-batuan yang berat (bukan batuan sedimen) dan terbuka ke Teluk Pelabuhanratu yang dalam, maka Blok Ciletuh ini runtuh bagian utara-baratlautnya ke dalam Teluk Pelabuhanratu, menyisakan bagian selatan- tenggaranya dalam morfologi terbuka setengah lingkaran mirip tapal kuda, sementara bagian dekat lautnyabarat laut tenggelam ke dalam Teluk Pelabuhanratu yang dalam. Tak heran kawasan ini sering disebut sebagai amfiteater raksasa, merujuk pada literasi tempat pertunjukkan kuno yang mirip konstruksi lembah di zaman Romawi. Jika Anda melihat Google Earth, akan nampak jelas pola tapal kuda raksasa yang sangat unik dan tidak ditemukan di bagian lain Pulau Jawa. Berdasarkan waktu geologi pembentukan Sundaland, yang paling awal muncul ke permukaan adalah Pulau Jawa barat dan sebagian Jawa Tengah sekitar 90 juta tahun lalu. Baru kemudian pada 45 juta kemudian, Pulau Jawa benar-benar terbentuk sempurna. Dasar laut yang terangkat dan menjadi salah satu singkapan dapat merepresentasikan asal usul Pulau Jawa ini, akhirnya harus mengalami pengikisan atau erosi karena lemahnya bebatuan ROCKVISION - April 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” tersebut, sehingga patahan-patahan ini melebur kembali ke dalam laut. Morfologi Ciletuh berupa lembah yang dibatasi dataran tinggi dengan kemiringan lereng yang sangat terjal hingga mendekati vertikal. Melihat formasinya secara langsung, Teluk Ciletuh ternyata benar-benar unik. Di atas dataran tinggi seperti di Panenjoan, kita dapat menikmati perpaduan lembah, bukti tinggi dengan latar belakang Samudra Hindia dengan pulau-pulau kecil di sekitar pantainya. Di dalam lembah Ciletuh akan tampak rangkaian bukit-bukit kecil dan bukit soliter yang batuannya disusun oleh batuan Pra-Tersier dan sedimen Paleogen. Di sejumlah tebingtebingnya terdapat sejumlah air terjun atau Curug dengan ketinggian sedang dan sangat tinggi yang akan mendebarkan dada yang melihatnya seperti Curung Awang, Curug Cimarinjung, Curug Puncak Manik, Curug Cikanteh dan lain-lain. Di sini, beragam jenis batuan yang bercampur di dalam palung tua ini dinamakan batuan bancuh (batuan campur aduk) atau dikenal sebagai melange yang merupakan kelompok batuan tertua (Pra Tersier) yang tersingkap di permukaan daratan Pu- 5 lau Jawa, dengan umur berkisar 60 juta tahun. Selain disusun oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan beku basa (gabro) hingga ultra basa (peridotit), konon Ciletuh juga disusun oleh batuan sedimen berumur lebih muda, Paleogen, terdiri atas batupasir greywacke, tuf, batupasir kuarsa dan konglomerat. Menuju Pengakuan Unesco Untuk mencapai Ciletuh yang eksotis itu perjalanan akan memakan waktu sekitar 8 jam dari Jakarta, sedangkan dari Bandung sekitar 7 jam. Selama di sini, imajinasi Anda akan dibawa pada situasi jutaan tahun lalu saat Ciletuh terendam di dasar laut. Hijaunya pemandangan di kanan-kiri jalan dan juga hamparan pantai yang menghubungkan Pantai Palabuhanratu dan Pantai Ujung Genteng, sungguh merupakan karya Tuhan yang luar biasa. Keragaman bentukan bumi dengan kehidupan yang terdapat di atasnya berupa flora, fauna dan manusia dengan budayanya menjadikan kawasan Ciletuh sebagai tempat pembelajaran tentang ilmu kebumian. Kondisi saat ini kawasan Ciletuh telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi flora dan fauna sebagaimana telah ditetapkannya daerah ini menjadi ”Suaka Margasatwa Cikepuh-Citireum” dan “Cagar Alam Cibanteng” sejak tahun 1973. Akan tetapi sebagian dari kawasan tersebut telah berubah fungsi menjadi kawasan latihan militer (bagian selatan Gunung Badak) dan tambak udang serta per- ROCKVISION - April 2015 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” 6 tanian rakyat sekitar. Sehingga kegiatan tersebut akan dapat merusak kondisi batuan, khususnya yang tersingkap dipermukaan, yang akan mengalami perubahan fisik. Sehingga lama kelamaan batuan yang tersingkapan tersebut akan hilang atau habis. Untuk itu secara hukum kawasan ini perlu ditingkatkan, tidak saja sebagai kawasan konservasi flora dan fauna, tetapi juga sebagai kawasan konservasi geologi. Usaha untuk penetapan ini akan dapat memberikan gambaran pentingnya pengelolaan aspek lingkungan geologi yang khas dalam konsep “Ciletuh sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi” bagi upaya konservasi lingkungan fisik dan ekosistem . Selain itu, juga dapat dikembangkan untuk menjadi pengembangan ilmu pengetahuan (geoscience), khususnya Ilmu Kebumian dan memberikan nilai manfaat secara ekomoni dalam upaya pengembangan potensi kepariwisataan (geoturism). Hal tersebut akan sangat penting dan berguna karena akan memberikan dampak pada terciptanya kebijakan yang selaras dengan mempertimbangkan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan geologi. Dari hasil pengkajian sementara ini, kawasan Teluk Ciletuh adalah satu dari tiga kawasan yang dicanangkan menjadi bagian Geopark Nasional (GN) dan selanjutnya GN ini sedang diupayakan untuk mendapatkan pengakuan dari Unesco (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization ) sebagai salah satu Jaringan Taman Bumi Global atau Global Geoparks Network (GGN) pada 2016. Geopark berawal dari adanya keragaman geologi yang unik sehingga perlu diwariskan dari generasi ke generasi (geoheritage). Program ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan ekonomi masyarakat berasaskan perlindungan (konservasi). Dengan kata lain, geopark menjadikan sumber daya sebagai sumber pertumbuhan. Geopark mendorong atau menantang orang awam untuk menelusuri kawasan yang disuguhkan. Semua kalangan masyarakat dapat berpartisipasi. Masyarakat harus diberdayakan untuk menjadi salah satu mitra yang berkontribusi dan tetap diuntungkan misalnya dengan penyediaan homestay, cindera mata, atau bahkan menjadi pemandu geowisata dari wilayah mereka sendiri. Interpretator geowisata perlu disiapkan. Demikian pula panel-panel penjelasan situs geologi, peta rinci geotrek, panduan lapangan bagi wisatawan, dan lainnya. Kesemuanya dipadukan dalam suatu inovasi kreatif yang baru dan menarik. Indonesia pun perlu berkaca pada Tiongkok yang sudah memiliki 28 Global Geoparks Network (GGN) dan memiliki sekitar 140 Geopark Nasional. Perkembangan geoprak di Tiongkok terbilang luar biasa. Geopark Yuntaishan, misalnya, pada tahun 2000, sebelum menjadi GGN, dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan dengan perolehan devisa US$3 juta. Setelah menjadi GGN Unesco pada tahun 2004, kunjungan wisatawan melonjak jadi 1,25 juta orang dengan perolehan devisa US$90 juta. Pertumbuhnya hotel, restoran, dan proyek-proyek besar yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 5.000 orang terjadi. [Mathias Andika | sumber pustaka:geomagz.com] ROCKVISION - April 2015 7 “Jiwa Muda, Semangat Merdeka” Tim Kajian Pengelolaan Sumber Daya Alam Papua Dibentuk Pemerintah membentuk tim kajian pengelolaan sumber daya alam Papua. Tim yang terdiri dari sejumlah menteri, jaksa agung, serta gubernur Papua dan Papua Barat ini bertugas untuk membuat sebuah cetak biru pembangunan ekonomi di Papua dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago menjelaskan, tim ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) nomor 16 tahun 2015 tentang Tim Kajian Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam Bagi Pembangunan Ekonomi Papua. Tim ini nantinya berkewajiban untuk menyerahkan laporan kajian kepada Presiden Joko Widodo sekali setiap bulannya. Andrinof menyebutkan, tim ini akan bertugas hingga 31 Desember 2015 atau 6 bulan masa kerja. Kajian yang dilakukan sendiri mencakup seluruh aspek lingkungan serta pemanfaatannya di Papua, termasuk pemanfaatan mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, kehutanan, serta kelautan. Adapun anggota Tim, adalah: Menteri ESDM; Keuangan ; Dalam Negeri; Hukum dan HAM; Lingkungan Hidup dan Kehutanan; BUMN; Perindustrian; Perdagangan; Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN; Jaksa Agung; Kepala BKPM; Gubernur Papua; Gubernur Papua Barat; Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi Kantor Staf Presiden. “Tim sebagaimana dimaksud bertugas untuk melakukan evaluasi dan kajian terhadap kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Papua dalam rangka pembangunan ekonomi Papua,” bunyi Keppres tersebut. [republika.co.id] NEWsFLASH Lapangan Migas Bukit Tua yang berlokasi di Ketapang, Jawa Timur yang dikelola oleh Petronas Carigali telah mulai produksi migas. Pada tahap awal, lapangan tersebut mampu menghasilkan 3.700 barel minyak per hari dan 2 juta kaki kubik gas bumi per hari. Sinyal penguatan permintaan Tiongkok angkat harga Nikel. Jim Lennon, Chairman Macquarie Securities, mengatakan pasar nikel fisik sudah kembali bergairah, kemungkinan pada semester II/2015 bisa menjadi momentum kenaikan harga komoditas logam industri tersebut. KEN (Komite Eksplorasi Nasional) : Eksplorasi migas terganjal perizinan di daerah. “Kami sedang mengusulkan mana perizinan yang penting, mana yang tidak penting. Ternyata 26 persen dari perizinan itu dibuat dalam peraturan daerah setempat, sisanya diamanatkan oleh undang-undang,” ujar Ketua KEN Andang Bachtiar. SM-IAGI Universitas Diponegoro adalah salah satu organisasi mahasiswa di Program Studi Teknik Geologi Undip yang memiliki visi sebagai wadah generasi muda di kalangan mahasiswa kebumian untuk mengajukan, mengusahakan dan menjalankan perannya demi kedaulatan dan kesejahteraan Bangsadan Tanah Air Indonesia. Serta menjadi SDM yang memiliki kapabilitas untuk dapat bersaing di dunia global SM IAGI Undip Buletin SM-IAGI Universitas Diponegoro ini memiliki nama ROCKVISION. Penamaan ROCKVISION buletin ini terinspirasi oleh nama ketua IAGI saat ini yaitu bapak Rovicky. ROCKVISION ini merupakan kata yang diperoleh dari pemlesetan kata Rovicky. ROCKVISION secara harafiah terdiri dari dua kata yaitu Rock dan Vision. Rock memiliki arti batuan, yang merupakan objek studi utama dari ilmu geologi. Sedangkan kata Vision disini dapat diartikan sebagai impian ataupun bayangan tentang masa depan. Dari kata Vision ini maka diharapkan SM-IAGI Undip - dapat memiliki masa depan yang cerah baik bagi organisasinya sendiri, maupun bagi para anggota-anggotanya. Image of The Month Earth Observatory—Image of The Month ini berisi citra satelit yang bersumber dari situs resmi NASA dan bisa diakses melalui alamat internet http:// earthobservatory.nasa.gov/. Image of the month yang Rockvision pilih kali ini adalah foto yang diambil oleh astronot dari ISS. Foto tersebut memperlihatkan kenampakan yang kontras antara bagian kiri Cascade Mountais dengan bagian kannanya. Kiri: hijau, kanan: coklat gersang. Kegersangan ini alami akibat barisan pe ngunungan yang menghalangi uap air dari samudera pasifik untuk menuju Columbia basin yang berwarna coklat itu. “Panorama of the Pacific Northwest” Jiwa Muda Semangat Merdeka