Kadar Total Lipid Mikroalga Nannochloropsis oculata

advertisement
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1):35-42
ISSN 0853-7291
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan
Yahya¹*, Happy Nursyam², Yenny Risjani², dan Soemarno²
1Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
Sarjana Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran, Malang, Indonesia 65145
Email: [email protected], HP.0818381301
2Pasca
Abstrak
Bakteri memainkan peran penting dalam ekosistem mangrove terutama dalam mengurai searasah daun.
Keberadaan bakteri ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi dan karakterisasi bakteri dari perairan mangrove dari dengan vegetasi yang berbeda yakni Avicennia
marina, Rhizophora apiculata, Avicennia alba dan Sonneratia alba. Pengambilan sampel dilakukan di perairan
mangrove desa Bulu Kerto Kraton Pasuruan. Proses karakterisasi bakteri dilakukan di laboratorium mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif
sedangkan parameter uji adalah isolasi bakteri dan uji morfologi, biokimia, serta deteksi pertumbuhan bakteri
yang dominan. Hasil penelitian diperoleh 7 isolat bakteri Avicennia marina yaitu Nitrococcus sp., B. subtilis, B.
pumilus, Pseudomonas putida. P.stutzeri, Micrococcus luteus, Vibrio sp, 6 isolat bakteri Rhizophora apiculata
yaitu B. megaterium, Nitrococcus sp, Staphylococcus sp., P.putida, Lactobacillus sp., B. Subtilis, 8 isolat bakteri
Avicennia alba yaitu B.megaterium, B.pumilus, B. subtilis, Nitrococcus sp., Pseudomonas putida, P. stutzeri, B.
mycoides, Micrococcus sp.. dan 6 isolat bakteri di Sonneratia alba yaitu Bacillus megaterium, Nitrococcus sp.,
B.subtilis, Planococcus citreus, B. mycoides, Lactobacillus plantarum. Hasil ini menunjukkan bahwa jenis bakteri
dipengaruhi oleh vegetasi mangrove yang ada di suatu perairan.
Kata kunci: bakteri, perairan mangrove, vegetasi
Abstract
Characterization of Bacteria Isolated from Mangrove Coastal Waters of Kraton, Pasuruan
Bacteria play an important role in the ecosystem, especially in degrading mangrove leaves (litter). The presence
of these bacteria is greatly influenced by various environmental factors. This research aims to isolate and
characterized bacteria from mangrove waters with different vegetaion namely Avicennia marina, Rhizophora
apiculata, Avicennia alba and Sonneratia alba. Characterization of the bacteria were done at microbiological
laboratory in Medical Faculty, Brawijaya University. Several tests were done in this explorative research i.e.
morphological test, biochemistry, and bacteria growth. The results showed there were 7 isolated bacterias found
at Avicennia marina area i.e. Nitrococcus sp, B. subtilis, B. pumilus, Pseudomonas putida. P. stutzeri, Micrococcus
luteus, Vibrio sp.; 6 isolated bacterias found at Rhizophora apiculata area i.e. B. megaterium, Nitrococcus sp,
Staphylococcus sp., P. putida, Lactobacillus sp., B. subtilis; 8 isolaed bacterias from Avicennia alba area i.e. B.
megaterium, B. pumilus, B. subtilis, Nitrococcus sp., Pseudomonas putida, P. stutzeri, B. mycoides, Micrococcus
sp., and 6 isolated bacterias from Sonneratia alba area i.e. Bacillus megaterium, Nitrococcus sp, B. subtilis,
Planococcus citreus, B. mycoides, Lactobacillus plantarum. These results indicate that the type of bacteria is
influenced by the existing mangrove vegetation.
Keywords: bacteria, mangrove waters,vegetation
Pendahuluan
Keberadaan bakteri di ekosistem mangrove
memiliki arti yang sangat penting dalam
menguraikan serasah daun mangrove menjadi
bahan organik yang digunakan sebagai sumber
*) Corresponding author
© Ilmu Kelautan, UNDIP
nutrisi bagi organisme yang mendiami hutan
mangrove (Zamroni dan Rohyani, 2008; Mahmudi,
2010). Bakteri dan fungi adalah mikroorganisme
yang melakukan proses dekomposisi. Hasil dari
dekomposisi merupakan mineral dan unsur nutrien
yang sangat dibutuhkan bagi ekosistem mangrove
Diterima/Received : 06-12-2013
Disetujui/Accepted : 10-01-2014
ijms.undip.ac.id
h
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
dan pertumbuhan mangrove itu sendiri. Ekosistem
mangrove yang baik akan menghasilkan detritus
yang merupakan makanan bagi invertebrata.
Organisme pemakan detritus yang selanjutnya akan
dimakan oleh ikan dan Crustacea lainnya (Dahuri et
al., 2008).
yang .mempunyai potensi sebagai bioremediasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
karakterisasi bakteri yang ditemukan di perairan
mangrove (Avicennia marina, Rhizophora apiculata,
Avicennia alba dan Sonneratia alba).
Bakteri memainkan peran penting dalam
ekosistem
mangrove.
Keberadaan
dan
keanekaragaman
bakteri
dalam
ekosistem
mangrove dipengaruhi oleh faktor salinitas, pH, fisik,
iklim, vegetasi, nutrisi dan lokasi (Hrenovic et al.,
2003). Diketahui beberapa bakteri fotosintesis
memainkan peranan dalam ekosistem mangrove
melalui proses fotosintesis, fiksasi nitrogen,
metanogenesis, produksi enzim dan penghasil
antibiotik (Lyla dan Ajmal, 2006). Bakteri
merupakan penentu dalam siklus nitrogen pada
lingkungan mangrove. Cyanobacteria laut adalah
komponen mikrobiota penting yang berperan dalam
penyusunan sumber nitrogen pada ekosistem
mangrove (Kathiresan dan Bingham, 2001).
Materi dan Metode
Aktivitas bakteri pada bahan organik adalah
memineralisasi dan juga memisahkan karbon
organik menjadi bentuk biomassa bakteri (Boulton
dan Boon, 1991). Aktivitas bakteri dalam siklus
unsur hara pada sedimen adalah suatu hal yang
tidak bisa dipisahkan. Aktivitas bakteri tersebut
tergantung pada ketersediaan karbon-karbon yang
dioksidasi (Pollard et al., 1993). Daur bahan organik
di laut sama dengan daur organik di lingkungan air
tawar dan di darat. Karbon bersama-sama dengan
unsur lainnya seperti fosfor (P) dan nitrogen (N)
melalui proses fotosintesis menghasilkan jaringan
tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan hewan.
Keduanya menghasilkan zat organik, jika mati dan
membusuk dihasilkan bahan mentah untuk
memulai daur bahan organik (Romimohtarto dan
Juwana, 2001).
Peran aktif bakteri mutlak diperlukan dalam
proses dekomposisi di perairan mangrove. Bakteri
akan menguraikan serasah secara enzimatik melalui
peran aktif dari enzim proteolitik, selulolitik dan
kitinoklastik. Bakteri kelompok proteolitik berperan
dalam proses dekomposisi protein adalah
Pseudomonas, sedangkan Kelompok bakteri yang
berperan dalam proses dekomposisi selulosa adalah
bakteri Cytophaga, Sporacytophaga, kelompok
bakteri yang mendekomposisi kitin meliputi Bacillus,
Pseudomonas dan Vibrio (Lyla dan Ajmal, 2006).
Wilayah perairan pesisir Pasuruan yang
mempunyai hutan mangrove, sering digunakan
untuk membuang limbah industri maupun limbah
pengolahan perikanan sedang hutan mangrove
mempunyai fungsi sebagai penetral limbah karena
didalamnya terdapat kehidupan berbagai mikroba
36
Sampel air dan sedimen diperoleh di
wilayah vegetasi mangrove Avicennia marina,
Rhizophora apiculata, Avicennia alba dan
Sonneratia alba dengan jarak masing-masing
mangrove antara 100-500 m. Isolasi dan
karakterisasi bakteri di Laboratorium Mikrobiologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.
Isolasi dilakukan dengan prosedur total
plate count metode pour plate. Deteksi
pertumbuhan bakteri yang dominan dilakukan
dengan metode Goszczynska et al. (2000).
Karakterisasi bakteri dilakukan berdasarkan
morfologi koloni, sifat gram, motilitas dan uji
oksidase, nitrat, katalase, motilitas, indole dan uji
voges-proskauer (VP) serta pengujian sifat biokimia
(Holt et al., 1994; Engelhard et al., 2001; Joseph et
al., 2007). Pengujian sifat biokimia dilakukan
dengan microbact, dimana pengisian microbact,
pembacaan microbact, dan evaluasi hasil dilakukan
berdasarkan Anonymous (2010).
Hasil dan Pembahasan
Ditemukan 28 isolat bakteri dari perairan
mangrove Avicennia marina (8 isolat), Rhizophora
apiculata (6 isolat), Avicennia alba (8 isolat) dan
Sonneratia alba (6 isolat). Lihat Tabel 1-3 dan
Gambar 1. Sedang 4 isolat bakteri yang mempunyai
pertumbuhan eksponensial yang optimal yaitu
Bacillus megaterium.
Beberapa golongan Bacillus sp. seperti
Bacillus megaterium merupakan bakteri aerob,
gram positif, berbentuk batang dengan ukuran
diameter 1,2-1,5 µm dan panjang 2,0-2,4 µm,
bentuk sel-sel silindris sampai oval atau bentuk
pear, dan motil endospora kebanyakan dibentuk
dalam 48 jam dengan suhu optimum untuk
pertumbuhannya antara 28–35 OC dan suhu
maksimumnya antara 40–45 OC (Holt et al.,1994).
Bacillus pumilus merupakan bakteri aerob,
gram positif, berbentuk batang dengan ukuran
diameter 0.6-0,7 µm dan panjang 2,0-2,4 µm. Suhu
optimum untuk pertumbuhannya 30 oC dan suhu
maksimumnya antara 45OC–50OC. Bacillus subtilis
merupakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif
(beberapa strain khusus) gram positif, berbentuk
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
batang dengan ukuran diameter 0,7–0,8 µm dan
panjang 2,0–23,0 µm, dan motil selnya membentuk
endospora dengan ukuran diameter 0,6-0,9 µm dan
panjangnya 1,0–1,5 µm endospora tersebut di
bentuk dalam waktu 48 jam, endospora terletak di
subterminal,
dan
untuk
strain
tertentu
pembentukannya terjadi selama 15–21 hari (Holt et
al., 1994).
Bentuk sel Bacillus mycoides adalah
batang, dengan ukuran diameter 3,0-4,5 µm,
memiliki sel tunggal, motil, pada selnya memiliki
flagella, tidak ada pembentukan spora, dan
termasuk gram positif (Holt et al.,1994). Bersifat
aerobic, biasanya hidup pada suhu 20-37 OC, dapat
ditemukan di sedimen air laut, tetapi biasanya
sering ditemukan di daerah sedimen muara.
Menurut Bashan dan Gina (2002) bakteri yang
diisolasi dari ekosistem mangrove Avecennia adalah
Bacillus spp, Enterobacter spp sedang Vibrio sp
hidup ekosistem mangrove Rhizophora sp.
Bentuk sel Nitrococcus adalah bulat, sel
tunggal sebelum mengalami pembelahan adalah
batang, setelah mengalami pembelahan menjadi
berpasangan, diameter 1,5 µm atau lebih, gram
negatif, aerob, mesophilik, motil dengan flagella
satu atau dua (Spieck, 2005). Nitrooccus bersifat
obligat kemolitotrofik, mampu mengoksidasi nitriti
menjadi nitrat untuk menghasilkan energy dan
memerlukan CO2 untuk kebutuhan karbonnya.
Media pertumbuhnnya adalah air laut. Nitrococcus
dapat tumbuh pada suhu 15–30 OC dan pH antara
6,8–8,0. Tidak aktif pada suhu 4 0C, pertumbuhan
optimal terjadi pada 70-100% air laut. Oksidasi
amonia menjadi nitrit (nitrifikasi tahap I) dilakukan
oleh Nitrosomonas dan Nitrosococcus. Nitrit yang
terbentuk dioksidasi lebih lanjut (nitrifikasi tahap II)
menjadi nitrat oleh jazad khemoautotrof lain seperti
Nitrobacter dan Nitrococcus .
Bentuk sel Micrococcus sp. adalah bulat,
dengan ukuran diameter 0,1-0,3 µm, non motil,
termasuk gram positif, bersifat aerobic. Bisa hidup
pada suhu 1-60 OC, bentuk koloni bulat, warna
koloni kuning kehijauan, memilki diameter 0,2 µm,
oksidasi negatif, katalase positif, dan uji motilitas
negatif (Holt et al., 1994).
Pseudomonas putida memiliki berbagai ciri
sebagai berikut: Bentuk batang 0,7±1 – 2,0±4,0
µm. Beberapa strain mempunyai bentuk oval,
bersifat motil, karena mempunyai multitrichous
flagella, menghasilkan fluorescent pigmen, egg yolk
reaksi negatif, sifat tumbuh obligate aerob, optimal
tumbuh pada kisaran suhu 25–30 OC, tidak tumbuh
pada suhu 42 OC, beberapa strain mampu tumbuh
pada suhu 4 OC bahkan lebih rendah (Holt et al.,
1994). Menurut David et al. (2009) Pseudomonas
stutzeri bersifat motil dengan flagella monotrichous.
Pada beberapa strain, flagella lateral juga
diproduksi, terutama dalam kultur yang masih baru.
Koloni yang baru berwarna coklat kemerahan tetapi
tidak berwarna kuning. Setelah dikultur ulang,
koloni berwarna pucat. Kebanyakan strain mampu
menghidrolisis pati, hidrolisis Kuning telur negatif.
Bersifat obligat aerobic kecuali dalam media nitrat.
Sebagian besar tumbuh pada 40 OC dan 41 OC,
beberapa di 43 OC. Tidak dapat tumbuh pada suhu 4
OC. Pertumbuhan optimum bakteri pada
35 oC.
Ditemukan di dalam tanah dan air, dari yang dapat
diisolasi setelah pengayaan dalam media dengan
nitrat dalam kondisi anaerobik pada 30 OC, dengan
menggunakan berbagai sumber karbon, misalnya
etanol.
Tabel 1. Jenis Bakteri yang diisolasi dan Identifikasi dari
Perairan Hutan Mangrove di Pasuruan
No.
Jenis Mangrove
1.
Sonneratia alba
2.
Avecennia alba
3.
Rhizopora apiculata
4.
Avicennia marina
Isolat/Jenis Bakteri
Bacillus megaterium
Nitrococcus sp.
Bacillus subtilis
Planococcus citreus
Bacillus mycoides
Lactobacillus plantarum
Bacillus megaterium
Bacillus pumilus
Bacillus subtilis
Nitrococcus sp.
Pseudomonas putida
Pseudomonas stutzeri
Bacillus mycoides
Micrococcus sp.
Bacillus megaterium
Nitrococcus sp.
Staphylococcus sp.
Pseudomonas putida
Lactobacillus sp.
Bacillus subtilis
Nitrococcus sp.
Bacillus subtilis
Bacillus pumilus
Pseudomonas putida
Pseudomonas stutzeri
Micrococcus luteus
Vibrio sp.
Menurut Holt et al. (1994) bentuk sel
Planococcus citreus adalah bulat, dengan ukuran
diameter 1,0-1,2 µm, memiliki sel tunggal, motil,
setiap sel biasanya memiliki satu atau dua flagella,
tetapi ada juga yang memilki tiga atau empat
flagella, tidak ada pembentukan spora, dan
termasuk gram positif. Bersifat chemoorganotrophs
system metabolisme berhubungan dengan pernafasan tidak pernah berfermentasi, tidak bisa memproduksi asam atau gas dari glukosa, maltose,
laktosa dan sukrosa. Hidup pada suhu 20-37 OC,
dapat ditemukan di air laut, tetapi biasanya sering
ditemukan di daerah muara. Bentuk sel
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
37
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
Lactobacillus plantarum adalah batang, dengan
ukuran diameter 0,5-1,0 µm, motil, termasuk gram
positif, bersifat aerobic (Wood et al., 1995). Bisa
hidup pada suhu 1-60OC, biasanya sering disebut
bakteri asam laktat karena biasanya sering
mendapat energi dari hasil mengkonversi glukosa
menjadi
laktat
melalui
proses
fermentasi
heterolaktat dan homolaktat. Bakteri pengurai
senyawa organik yang dominan di ekosistem
mangrove adalah bakteri heterotrof. Pseudomonas,
Bacillus dan Enterobacter merupakan bakteri yang
berperan dalam penguraian tersebut. Sedangkan
bakteri Bacillus adalah bakteri pengurai fosfat yang
umum terdapat di sedimen. Bakteri pengurai fosfat
berperan dalam penyediaan kembali senyawa fosfat
pada ekosistem lamun melalui penguraian serasah
(Sutiknowati, 2010). Unsur P dalam bentuk PO4
(fosfat) merupakan hasil perombakan dari P organik
pada sel-sel bakteri yang mati, dalam kondisi ini
larutan sel bakteri kaya akan P organik.
Tabel 2. Uji biokimia bakteri yang diisolasi di perairan berbagai jenis mangrove
Isolat
No.
Uji Biokimia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Spora
Oksidase
Motilitas
Nitrat
Lysin
Ornithin
H2S
Glukosa
Manitol
Xylosa
ONPG
Indole
Urease
V-P
Sitrat
TDA
Gelatin
Malonat
Inositol
Rhamnosa
Sukrosa
Lactosa
Arabinosa
Adonitol
Raffinosa
Salicin
Arginin
Katalase
Morfologi Koloni
Bacillus
megaterium
Bacillus
pumilus
Bacillus
subtilis
Nitrococcus
Peudomonas
putida
Peudomonas
stutzeri
+
_
+
_
+
+
_
_
_
_
+
_
_
_
+
_
_
_
_
_
_
+
+
_
+
_
+
+
_
_
+
+
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
+
_
+
_
+
+
_
_
_
_
+
_
_
_
+
_
_
_
_
_
_
+
_
_
+
+
_
_
_
_
_
_
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
_
_
+
+
+
_
_
_
+
_
+
_
_
_
_
+
_
_
+
_
_
_
_
_
_
_
_
+
_
_
+
+
+
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
_
29.
Gram
Positif
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
30
Bentuk Koloni
Bulat
Bulat
Oval
Bulat
Oval
Bulat
31.
Warna
Krem
Bulat
Krem
Kuning
Pucat
Krem
32.
Bentuk Sel
Batang
Batang
Batang
Bulat
Batang
Batang
33.
Diameter (mm)
3
2,2
2,5
1,2
1
1,2
34.
Elevasi
Cembung
Datar
Datar
Datar
Cembung
Cembung
38
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
Tabel 3. Uji biokimia bakteri yang diisolasi di perairan berbagai jenis mangrove
Isolat
No.
Uji Biokimia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Spora
Oksidase
Motilitas
Nitrat
Lysin
Ornithin
H2S
Glukosa
Manitol
Xylosa
ONPG
Indole
Urease
V-P
Sitrat
TDA
Gelatin
Malonat
Inositol
Rhamnosa
Sukrosa
Lactosa
Arabinosa
Adonitol
Raffinosa
Salicin
Arginin
Katalase
Morfologi Koloni
Gram
Bentuk Koloni
Warna
Bentuk Sel
Diameter (mm)
Elevasi
29.
30
31.
32.
33.
34.
B.mycoides
Micrococcus
Lactobacillus
plantarum
Planococus
citreus
Staphylococcus
Vibrio sp.
+
+
_
_
_
_
_
_
_
_
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
_
+
+
+
+
_
_
+
_
_
_
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
+
_
_
_
+
Td
_
_
_
_
_
_
_
+
+
_
Td
_
+
_
+
_
+
_
_
+
+
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
+
+
_
_
_
+
Td
_
_
_
_
_
_
_
+
+
_
Td
_
+
_
+
_
+
+
+
+
+
+
+
+
_
+
_
_
_
_
_
_
_
+
_
_
_
_
-
Positif
Bulat
Putih krem
Batang
0,5
Cembung
Positif
Bulat
Kuning
Bulat
0,6
Cembung
Negatif
Bulat
Kuning
emas
Bulat
Positif
Oval
Kuning
Batang
3
Cembung
Positif
Bulat
Kuning
Bulat
0,2
Cembung
Dalam proses dekomposisi di perairan
mangrove, peran aktif bakteri mutlak diperlukan
(Kamal, 2011; Kurniawan, 2012). Bakteri akan
menguraikan serasah secara enzimatik melalui
peran aktif dari enzim proteolitik, selulolitik dan
kitinoklastik. Bakteri kelompok proteolitik yang
berperan dalam proses dekomposisi protein adalah
Pseudomonas, sedangkan Kelompok bakteri yang
berperan dalam proses dekomposisi selulosa adalah
bakteri Cytophaga dan Sporacytophaga. Kelompok
bakteri yang mendekomposisi kitin meliputi Bacillus,
Pseudomonas dan Vibrio (Lyla dan Ajmal, 2006).
0,6
Cembung
Negatif
Bulat
Hijau
Batang
1
Cembung
Species Planococcus sp adalah genus yang
berlimpah keberadaannya di wilayah ekosistem
mangrove dan lingkungan laut dan genus dapat
mengontrol pencemaran lingkungan khususnya
pencemaran hidrokarbon (Engelhard et al., 2001).
Bakteri Bacillus sp, Pseudomonas sp, Nitrococcus
sp, Micrococcus sp dan Vibrio sp merupakan bakteri
chemoheterof yang tergantung pada nutrien dalam
ekosistem mangrove khususnya Pseudomonas sp,
Nitrococcus sp sebagai bakteri Nitrifikasi.
(Purushothaman et al., 2006). Ada 16 spesies
bakteri yang berhasil diisolasi dari serasah daun
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
39
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
Bacillus megaterium
Bacillus pumilus
Micrococcus luteus
Bacillus mycoides
Nitrococcus
Lactobacillus plantarum
Pseudomonas putida
Pseudomonas stutzeri
Vibrio sp
Staphylococcus sp
Planococcus citreus
Bacillus subtilis
Gambar 1. Koloni isolat bakteri dan bentuk sel bakteri yang ditemukan dalam penelitian ini
A. marina yang mengalami proses dekomposisi
(Gambar 1) yaitu Bacillus (5 spesies), Pseudomonas
(2 spesies), Aeromonas (1 spesies), Listeria (1
spesies), Kurthia (1 spesies), Escherechia (1
spesies), Planococcus (1 spesies), Micrococcus (2
spesies),
Mycobacterium
(1
spesies)
dan
Flavobacterium (1 spesies). Jumlah bakteri yang
paling banyak ditemukan pada tingkat salinitas 1020 ppt yaitu 1.28 x 109 cfu/ml, sementara jumlah
bakteri paling sedikit ditemukan pada tingkat
salinitas >30 ppt yaitu 0.55 x 109 cfu.mL-1. Bakteri
yang mendominasi selama proses dekomposisi
adalah Bacillus subtilis. (Wijiyono, 2009). Isolasi
beberapa bakteri dari tanaman Mangrove Bruguiera
gymnorrhiza yaitu Bacills megaterium, B.subtilis,
Burkholderia
cepacea,
Alcaligenes
faecalis,
Actinobacillus sp, Salmonella sp, S.choleraesuis,
Enterobacter egglomerans, Acinobacter iwoffi,
Hafnia alvei, Pseudomonas fluorescens, Bacillus
subtilis, dan Weeksella zooheleum. Terdapat dua
isolat bakteri endofit yaitu isolat BP1 (Bacills
megaterium) yang mempunyai aktivitas anti bakteri
terhadap Staphylococcus aureus dan isolat DT
(Hafnia alvei) yang anti terhadap bakteri Escherichia
coli (Ulfa, 2008).
Menurut Newton et al. (2011) mangrove
Rhizophora spp didiami bakteri Vibrio spp,
Rhizobiales, Campylobacterales, Methylococcales.
Menurut Gina et al. (1992) pada ekosistem
40
mangrove Rhizophora banyak ditemukan bakteri
Staphylococcus
spp. dan Vibrio spp. Menurut
Kumar et al. (2006) keberadaan bakteri genus
gram
positive
Bacillus
dan
genus
lain
Staphylococcus, Micrococcus, Listeria dan Vibrio
menambah jumlah biodiversitas pada ekosistem
mangrove. Maria et al. (2006) telah menemukan
strain Bacillus spp. pada mangrove Rhizopora spp.
Kesimpulan
Hasil karakteristik bakteri di perairan
mangrove (Avicennia marina, Rhizophora Apiculata,
Avicennia alba dan Sonneratia alba) ditemukan 28
isolat bakteri dan satu dengan lainnya mempunyai
kemiripan. Bakteri dominan yang mempunyai
pertumbuhan cepat adalah Planococcus citreus,
Bacillus megaterium, Bacillus subtilis dan Nitrococcus
sp. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah isolat bakteri
tergantung jenis vegetasi mangrove.
Ucapan Terima Kasih
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil
penelitian disertasi di Program Pasca Sarjana
Lingkungan Pesisir & Lautan, Prodi. Ilmu Pertanian
Fak. Pertanian Univ. Brawijaya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada BPPS sebagai
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
Penyandang dana dan para reviewer yang telah
membantu pelaksanaan penelitian dan terwujudnya
tulisan ini.
Joseph, I.A & P. Raj. 2007. Isolation and
characterization of phytase producing Bacillus
strains from mangrove ecosystem. J. Mar. Biol.
Assoc. India. 49(2):177-182.
Daftar Pustaka
Kamal, E. 2011. Keragaman dan Kelimpahan
Sumberdaya Ikan di Perairan Hutan Mangrove
Pulau Unggas Air Bangis Pasaman Barat. Biota.
16(2):187−192.
Anonymous. 2010. Microbact. Gram-Negative
Identification system 12 A (12E). OXOID. 37-41
Bashan, Y. & H, Gina. 2002. Plant growth-promoting
bacteria: a potential tool for arid mangrove
reforestation. Environ. Microbiol. CIB. 16:159166.
Boulton, A.J. & P.I. Boon. 1991. A Review of
Methodology Used to Measure Leaf Litter
Decomposition on Lotic Environment: Time to
Turn Over an Old Leaf. Aust. J. Mar. Freshwater
Res. 42:1–43.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P. & Sitepu. 2008.
Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya
Paramita.Jakarta.
Engelhard, M.A., K. Daly, R.P.J. Swannell & I.M.
Head. 2001. Isolation and characterization of a
novel hydrocarbon-degrading, Gram-positive
bacterium, isolated from intertidal beach
sediment, and descriptionof Planococcus
alkanoclasticus sp. nov. J. Appl. Microbiol.
90:237-247.
Gina, H., M.G. Antonia & Y. Bashan, 1992. Two new
nitrogen-fixing bacteria from the rhizophere of
mangrove trees: Their isolation, identification
and in vitro interaction with rhizophere
Stapyloccus sp. FEMS Microbiol. Ecol. 101:207216.
Goszczyanskam, S.J.J & Serfontein. 2000.
Introduction to practical phytobacteriology. A
Safrinet manual of phytobacteriology. The Swiss
Agency for Development and Cooperation
(SDC)., Switzerland. Page 8-18.
Holt, J.G., N.R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T. Staley & S.T.
Williams, 1994. Gram negative aerobic
microaerophili rods and cocci. Group 4, In:
"Bergey's
Manual
of
Determinative
Bacteriology, 9th ed.", pp: 93-153. Williams &
Wilkins, Baltimore, USA. 217-549 p.
Hrenovic, J., Damir, V., & Bozidar, S. 2003. Influence
of Nutrients and Salinity on Heterotrophic and
Coliform Bacteria in the Shallow, Karstic
Zrmanja Estuary (Eastern Adriatic Sea). Cevre
Dergisi. 46:29-37.
Kathiresan, K. & B.L. Bingham. 2001. Biology of
Mangrove and Mangrove Ecosystems. Centre of
advanced Study in Marine Biology, Annamalai
University. Huxley College of Environmental
Studies, Western Washington University.
Annamalai, India.
Kurniawan, F. 2012. Keanekaragaman Jenis Fungi
Pada Serasah Daun Avicennia marina yang
Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat
Salinitas. Edu-Bio. 3:99-114.
Lyla, P.S. & K.S. Ajmal. 2006. Marine Microbial
Diversity and Ecology: Importance and Future
Perspectives. Current Science. 90:1325-1335.
Mahmudi, M. 2010. Estimasi Produksi Ikan Melalui
Nutrien Serasah Daun Mangrove di Kawasan
Reboisasi Rhizophora, Nguling, Pasuruan, Jawa
Timur. Ilmu Kelautan. 15(4):231-235.
Maria .D.C.M., M. Andrew, G.T.V. Antonia, S.F.
Patricia & C.M.H. Leda. 2006. Chemical and
microbiological characterization of mangrove
sediment after a large oil-spill Guanabara BayRj-Brazil. Brazillan J. Microbiol. 37:262-266.
Newton, G.C.M,. F.R.C. Daniel, C. Ricardo & C.
Rodrigo. 2011. Mangrove bacterial richness.
Commucative & Integerative Biol. 44:419-423.
Purushothaman & Jayalakshmi, 2006. Biodiversity in
Mangrove Ecosystems Floral diversity: Bacteria
and Fungi. Centre of Advanced Study in Marine
Biology, Annamalai University
Pollard, P.C. & K. Kogure. 1993. Bacterial
Decomposition of Detritus in a Tropical
Seagrass (Syringodium isoetifolium) Ecosystem,
Measured with Methil-3H) Thymidinne. Aust. J.
Mar. Freshwater Res. 44:155-172.
Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2001. Biologi Laut:
Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut.
Penerbit Djambatan. Jakarta.
Kumar, S., A.A.M. Hatha & K.S. Christi 2007.
Diversity and effectiveness of tropical
mangrove soil microflora on the degradation of
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
41
ILMU KELAUTAN Maret 2014 Vol. 19(1 ):35–42
poly thene carry bags. Rev Biol Trop. 55(34):777-786.
Spieck, E & E. Bock. 2005. The Lithoautotrophic
Nitrite-Oxidizing Bacteria. Bergeys manual of
systematic bacteriology. The Proteobacteria,
part a introductory essays. 2:304 p.
Sutiknowati, L.I. 2010. Kelimpahan Bakteri Fosfat di
Padang Lamun Teluk Banten. Oseanol. Limnol.
Indonesia. 36(1):21-35.
Ulfa. 2008. Isolasi,identifikasi dan seleksi bakteri
Endofit penghasil senyawa antibakteri dari
tanaman mangrove Bruguira gymnorrhiza.
Disertasi di program studi Ilmu Pertanian Pasca
sarjana Universitas Brawijaya, Malang.
42
Wijiyono. 2009. Keanekaragaman bakteri serasah
daun Avicennia marina yang mengalami
dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas di
teluk Tapian Nauli. Thesis. Program Studi
Biologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan. Hal. 5.
Wood B.J.B & W.H. Hotzapfel. 1995. The genera of
Lactic Acid Bacteria. Blackie Academic &
Professional. London. 19-49 p.
Zamroni, Y. & I.S. Rohyani. 2008. Produksi Serasah
Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi,
Lombok Barat. Biodiversitas. 9(4):284-287.
Karakteristik Bakteri di Perairan Mangrove Pesisir Kraton Pasuruan (Yahya, et al.)
Download