BREM Brem merupakan salah satu jenis penganan yang umum dikonsumsi masyarakat. Brem merupakan salah satu makanan tradisional hasil dari fermentasi yang terbuat dari sari ketan yang mempunyai warna putih, tekstur tidak lembek, kering dan mudah hancur dimulut. Sensasi brem akan muncul ketika makanan tersebut dimasukkan ke dalam mulut, langsung mencair dan lenyap, kemudian meninggalkan rasa sejuk di lidah. Brem terdiri dari dua macam bentuk yaitu padat dan cair. Bahan baku yang umum digunakan untuk pembuatan brem adalah beras ketan (Oryza sativa var glutinosa), baik itu beras ketan putih maupun hitam. Brem padat merupakan suatu produk hasil fermentasi dari ketan oleh khamir yang dikeraskan. Bahan baku yang umum digunakan dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih. Brem padat kaya akan kalori dan merupakan makanan khas yang mudah hancur saat dimakan. Kandungan brem padat terbanyak adalah gula, pati terlarut dan asam laktat. Brem padat dapat dibuat dengan berbagai macam cara. Pada prinsipnya tahapan prosesnya kurang lebih sama. Diawali dengan persiapan bahan baku, pencucian, pengukusan, pemberian ragi, fermentasi, pengepresan, pemasakan, pengadukan, dan pengeringan. Pada fermentasi ketan menjadi tape, berlangsung aktivitas enzim yang diproduksi oleh kapang dan khamir. Enzim ini berfungsi mengubah karbohidrat menjadi gula. Gula yang terbentuk selanjutnya akan diubah menjadi alkohol dan karbondiosida (CO2). Hasil samping dari alkohol diatas adalah asam-asam organik, seperti asam asetat, asam laktat, asam malat, asam piruvat dan asam suksinat. Asam piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi etanol dan dapat diubah menjadi etanol atau asam laktat. Perubahan asam piruvat menjadi asam laktat dikatalisis oleh bakteri Pediococcus pentasaeus. Kombinasi alkohol dengan asam inilah yang memberikan sensasi rasa sejuk saat kita mengonsumsi brem. Tahap terpenting dalam proses pembuatan brem adalah proses fermentasi dimana pada proses ini terjadi empat tahap penguraian. Tahap pertama, molekul-molekul pati akan dipecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana, proses ini disebut juga hidrolisis enzimatis. Tahap kedua yaitu pembentukan alkohol dari gula, enzim yang mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida selama fermentasi adalah enzim zimase yang dihasilkan oleh khamir Saccharomyces cereviseae.Tahap ketiga, alkohol kemudian diubah menjadi asam organik oleh bakteri Pediococcus dan Acetobacter melalui proses oksidasi alkohol. Tahap keempat, sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk cita rasa yang khas, yaitu ester. Zat kimia yang paling banyak terdapat dalam brem padat adalah gula, pati terlarut, dan asam laktat. Selain itu juga terkandung air, asam, lemak dan protein dalam jumlah kecil. Brem padat merupakan sumber gula yang baik. Di dalam 100 gram brem terkandung 65,18 gram gula, sehingga rasanya manis dan sekaligus sebagai sumber energi yang baik. . Sedangkan brem cair merupakan minuman dengan rasa manis agak sedikit asam, berwarna merah, dengan kandungan alkohol 3 – 10 %, gula pereduksi, gas CO2, dan sedikit asam organik. Brem cair dibuat melalui proses fermentasi. Brem cair terbentuk dari reaksi antara zat tepung dengan enzim dan sedikit air, sehingga menghasilkan gula. Kemudian gula yang dihasilkan bereaksi lagi dengan enzim, sehingga menghasilkan alkohol dan gas CO2. Proses pembuatan brem secara umum sebagai berikut : 1. Pencucian dan Perendaman pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran yang terikut pada bahan baku sedangkan perndaman berperan dalam hidrasi molekul pati untuk memudahkan proses gelatinisasi. Perendaman dapat menyebabkan hidrasi pada granula pati sehingga pati dapat tergelatinisasi dengan baik jika dipanaskan, jumlah air yang terserap 30 % . 2. Pengukusan Proses pengukusan dapat mensterilkan bahan baku sehingga dapat mengontrol tahap fermentasi lebih baik. Beras yang masak atau tanak dapat diperoleh dari pengukusan selam 30- 60 menit dihitung saat uap air mulai terpenetrasi ke dalam bahan. Selam pengukusan beras akan menyerap air 7 – 12% dari berat awal pengukusan. Total penyerapan air sebanyak 35 – 40% dapat menghasilkan beras tanak yang baik untuk difermentasikan. Gelatinisasi pati adalah proses pembengkakan granula pati yang bersifat irreversibble. Apabila suspensi pati dalam air dipanaskan akan terjadi tiga tahapan pengembangan granula. Tahap pertama terjadi di air dingin, garnula pati akan menyerap air sebanyak 25-30% dari beratnya. Tahap ini bersifat reversibble. Tahap kedua terjadi pemanasan sampai suhu 650C. Pada tahap ini mulai terjadi pembengkakan granula yang bersifat irreversibble. Selama fase ini terlihat perubahan granula dan sebagian besar molekul pati terlarut terlepas keluar dari granula. Tahap ketiga terjadi pada pemanasan di atas 650C. Pada fase ini terjadi pembengkakan garnula pati yang luar biasa dan pada akhirnya granula pati akan pecah. 3. Peragian dan Fermentasi Ragi diberikan setelah bahan yang dikukus dingin. Ragi terlebih dahulu dihaluskan untuk memudahkan inokulasi. Brem padat dapat diperoleh penggunaan ragi 0,5% dengan waktu fermentasi yang cukup panjang. Proses utama pada fermentasi tape terbagi dua tahap yaitu, tahap pertama merupakan pemecahan pati menjadi gula sederhana yang menimbulkan rasa manis dan membentuk cairan dimana konversi pati menjadi gula sederhana dilakukan oleh kapang dengan enzim amilase. Tahap berikutnya fermentasi sebagian gula menjadi asam organik, alkohol dan senyawa- senyawa cita rasa. Konversi gula menjadi alkohol dilakukan oleh khamir. Pemecahan gula menjadi alkohol ini melalui proses yang disebut glikolisis dimana gula diubah menjadi etil alkohol. Proses glikolisis ini cenderung terjadi pada kondisi anaerob. Proses esterifikasi pada fermentasi tape antara asam dan alkohol menghasilkan ester yang membentuk cita rasa khas tape. 4. Pengepresan dan Pemekatan Pengepresan dimaksudkan untuk mendapatkan air/ sari tape. Pengepresan dilakukan secara perlahan- lahan sehingga filtrat yang keluar akan lebih banyak. Ekstraksi cairan tape dengan cara pengepresan ditujukan untuk mendapatkan cairan tape sebanyak-banyaknya. Pemekatan bertujuan untuk mengurangi sebagian air yang ada. Pemekatan dilakukan dengan pemanasan sampai didapatkan konsentrasi tertentu. Selama proses pemekatan terjadi maillard (reaksi antara gula reduksi dan asam-asam amino yang distimulasi dengan pemanasan) sehingga semakin lama pemekatan, maka pembentukkan warna coklat semakin sempurna. Proses tersebut menimbulkan flavor khas pada brem. Proses pemekatan dilakukan dengan pemanasan pada suhu 90 0C selama tiga jam. 5. Pengadukan Proses pengadukan bertujuan untuk memperoleh kristal-kristal yang baik, pengadukan yang kuat pada larutan pekat akan menimbulkan kristal-kristal kecil dengan tekstur halus. Apabila larutan tersebut mencapai titik jenuh maka kristal akan terbentuk karena adanya tenaga yang menyebabkan bergabungya komponen-komponen terlarut membentuk inti kristal. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembuatan brem antara lain : Pengkaramelan ( berpengaruh terhadap warna dan aroma brem ) Suhu fermentasi ( suhu yang baik untuk fermentasi adalah suhu normal 28 – 30 oC ) Lama fementasi Oksigen ( fermentasi harus dalam keadaan aerob ) Kadar air ( kadar air yang terlalu tinggi akan menyebabkan fermentasi menjadi lambat )