perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kemiskinan
a. Pengertian Kemiskinan
Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan,
seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator
maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan
tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan
telah meluas hingga ke dimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan
politik. Menurut Kuncoro (2010) garis kemiskinan adalah semua
ukuran kemiskinan yang dipertimbangkan berdasarkan normanorma tertentu. Pilihan norma tersebut sangat penting terutama
dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan pada
konsumsi. Garis kemiskinan yang didasarkan pada konsumsi
terdiri atas dua elemen yaitu : (1) pengeluaran yang diperlukan
untuk memenuhi standar gizi minimum dan kebutuhan mendasar
lainnya dan (2) jumlah kebutuhan lain yang sangat bervariasi,
yang
mencerminkan biaya partisipasi
commit to user
masyarakat sehari-hari.
12
dalam
kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hall dan Midgley (2004), menyatakan bahwa kemiskinan
dapat didefinisikan sebagai kondisi deprivasi materi dan sosial
yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan
yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi
relative dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Jhingan (2000), mengemukakan
tiga ciri utama negara berkembang yang menjadi penyebab dan
sekaligus akibat yang saling terkait pada kemiskinan. Pertama,
prasarana dan sarana pendidikan yang tidak memadai sehingga
menyebabkan tingginya jumlah penduduk buta huruf dan tidak
memiliki ketrampilan ataupun keahlian. Ciri kedua, sarana
kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga hanya sebagian
kecil penduduk yang bias menjadi tenaga kerja produktif dan
yang ketiga adalah penduduk terkonsentrasi di sector pertanian
dan pertambangan dengan metode produksi yang telah using dan
ketinggalan zaman.
Suryawati
(2005)
berpendapat
bahwa
hidup
dalam
kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan
tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain, seperti
tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan tidak adil
dalam hukum, kerentanan terhadap ancaman tindak kriminal,
ketidak berdayaan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.
Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai
budaya
kemiskinan sendiri yang
commit to user
13
mencakup
karakteristik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
psikologis sosial dan ekonomi. Kaum liberal memandang bahwa
manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Budaya kemiskinan hanyalah semacam realistic
and
situtional
diskriminasi
adaptation
dan
peluang
pada
yang
lingkungan
sempit.
yang
Kaum
penuh
radikal
mengabaikan kebudayaan kemiskinan, mereka menekankan
peranan struktur ekonomi, politik dan social serta memandang
bahwa manusia adalah makhluk yang kooperatif, produktif dan
kreatif (Lewis, 1983).
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara pemahaman,
utamanya mencakup :
1) Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
2) Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan
social,
ketergantungan
dan
ketidakmampuan
untk
berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan
dan informasi. Keterkucilan social biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah
politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3) Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna-makna “memadai” disini sangat berbedacommit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
b. Bentuk dan Jenis Kemiskinan
Berdasarkan kondisi kemiskinan yang dipandang sebagai
bentuk permasalahan multidimensional, kemiskinan memiliki
empat bentuk. Adapun keempat bentuk kemiskinan tersebut
adalah (Suryawati, 2004) :
1) Kemiskinan absolut
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana
seseorang memiiki pendapatan di bawah garis kemiskinan
atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan,
sandang, papan, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang
dibutuhkan untuk bias hidup dan bekerja. Dengan demikian
kemiskinan
diukur
dengan
membandingkan
tingkat
pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan
dasarnya yakni makanan, pakaian dan perumahan agar dapat
menjamin kelangsungan hidupnya. Bentuk kemiskinan
absolut ini paling banyak di[akai sebagai konsep untuk
menentukan atau mendefinisikan criteria seseorang atau
sekelompok orang yang disebut miskin.
2) Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan
yang terjadi karena adanya pengaruh kebijakan pembangunan
yang bbelum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga menyebabkan adanya ketimpangan pendapatan atau
ketimpangan standar kesejahteraan. Daerah-daerah yang
belum terjangkau oleh program-program pembangunan
seperti ini umumnya dikenal dengan istilah daerah tertinggal.
3) Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang
terjadi sebagai akibat adanya sikap dan kebiasaan seseorang
atau masyarakat yang umumnya berasal dari budaya atau adat
istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf hidup
dengan tata cara modern. Kebiasaan seperti ini dapat berupa
sikap malas, pemboros atau tidak pernah hemat, kuramg
kreatif, dan relatif pula bergantung pada pihak lain.
4) Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang
disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya
yang pada umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya
ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya
pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini juga
terkadang memiliki unsur disriminatif.
c. Penyebab Kemiskinan
Sharp, et.al (1996) mencoba mengidentifikasi penyebab
kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama secara mikro,
kemiskinan
kepemilikan
muncul
karena
adanya
sumberdaya yang
commit to user
16
ketidaksamaan
menimbulkan
pola
distribusi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki
sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas
sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah
berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya
rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena
rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya
diskriminasi, atau karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul
akibat perbedaan akses dalam modal.
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori
lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya
keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal
menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas
mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.
Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya
tabungan dan investasi. Rendahnya investasi berakibat pada
keterbelakangan,
dan
seterusnya.
Logika
berpikir
ini
dikemukakan oleh Nurkse (1953) yang mengatakan : “a poor
country is poor because it is poor” (Negara miskin itu miskin
karena dia miskin).
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1
Lingkaran Setan Kemiskinan Versi Nurkse
Ketidaksempurnaan pasar,
Keterbelakangan,
Ketertinggalan
Kekurangan Modal
Investasi Rendah
Produktivitas Rendah
Tabungan Rendah
Pendapatan Rendah
Sumber : Nurkse (1953)
Selama
ini,
banyak
pendapat
yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan ekonomi yang cepat berakibat buruk bagi orang-orang
miskin karena mereka diabaikan dan tersisih oleh perubahan structural
dari pertumbuhan modern. Selain itu, cukup banyak kerisauan di
kalangan para pembuat kebijakan bahwa pengeluaran publik yang
diperlukan untuk mengurangi kemiskinan akan memperlambat laju
pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2011) terdapat lima alasan
mengapa kebijakan yang berfokus pada upaya penurunan tingkat
kemiskinan tidak selalu memperlambat laju pertumbuhan ekonomi,
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Kemiskinan yang meluas akan menciptakan kondisi dimana kaum
commit to user
miskin tidak bias mendapatkan pinjaman, tidak mampu
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membiayai pendidikan anak-anak mereka, dan memiliki banyak
anak sebagai tempat bersandar di usia tua karena tidak adanya
peluang untuk melakukan investasi keuangan atau moneter.
Keseluruhan factor itu menyebabkan pertumbuhan per kapita
tidak akan sebesar yang dimungkinkan jika distribusi pendapatan
lebih merata.
2) Sangat banyak data empiris yang menunjukkan bahwa, tidak
seperti pengalaman sejarah Negara-negara yang sekarang maju,
orang-orang kaya di banyak Negara yang sekarang miskin
umumnya tidak hemat atau kurang suka menabung dan
menginvestasikan bagian substansial dari pendapatan mereka
dalam perekonomian local.
3) Rendahnya pendapatan dan rendahnya standar hidup orang-orang
miskin yang berakibat pada buruknya kesehatan, nutrisi, dan
pendidikan dapat menurunkan produktivitas ekonomi mereka,
sehingga secara langsung dan tidak langsung menimbulkan
perekonomian yang tumbuh lambat. Oleh karena itu, strategi
untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidup orang-orang
miskin tidak hanya akan berkontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan materi mereka tetapi juga terhadap produktivitas
dan pendapatan perekonomian secara keseluruhan.
4) Meningkatkan tingkat pendapatan orang-orang miskin akan
merangsang peningkatan permintaan akan produk local untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan pakaian
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara menyeluruh, sedangkan orang-orang kaya cenderung
mengeluarkan bagian lebih banyak dari pendapatan tambahan
mereka
untuk
Meningkatkan
membeli
permintaan
barang-barang
terhadap
mewah
barang
impor.
local
akan
memperbesar rangsangan produksi, kesempatan kerja, dam
investasi local. Dengan demikian, permintaan seperti itu akan
menciptakan kondisi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
partisipasi asyarakat yang lebih luas dalam pertumbuhan itu.
5) Pengurangan kemiskinan massal dapat mendorong perluasan
perekonomian yang sehat karena berfungsi sebagai insentif materi
dan psikologis untuk memperluas partisipasi public dalam proses
pembangunan. Sebaliknya, kesenjangan pendapatan yang lebar
dan kemiskinan absolute yang substansial dapat menimbulkan
insentif materi dan psikologis yang negative terhadap kemajuan
ekonomi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upaya
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan bukanlah tujuan yang saling bertentangan.
d. Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat sangat
relevan
sebagai
paradigm
kebijakan
desentralisasi
dalam
penanganan masalah social termasuk masalah kemiskinan.
Pendekatan ini menyadari tentang betapa pentingnya kapasitas
masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
internal melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal
atas sumber daya materi dan non material.
Korten (dalam Hikmat, 2004) menyatakan bahwa ada tiga
dasar untuk melakukan perubahan-perubahan struktural dan
normatif dalam pembangunan yang berpusat pada rakyat :
1) Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijakan pemerintah
pada penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan
mendukung usaha-usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhankebutuhan mereka sendiri, dan untuk memecahkan masalahmasalah mereka sendiri di tingkat ndividual, keluarga dan
komunitas.
2) Mengembangkan struktur-struktur dan proses organisasiorganisasi yang berfungsi menurut kaidah-kaidah system
organisasi.
3) Mengembangkan system-sistem produksi konsumsi yang
diorganisasi secara territorial yang berlandaskan pada kaidahkaidah pemilikan dan pengendalian lokal.
Kendati demikian, model pembangunan yang berpusat
kepada
rakyat
lebih
menekankan
pada
pemberdayaan
(empowerment). Model ini memandang inisiatif-kreatif rakyat
sebagai sumber daya pembangunan yang paling utama dan
memandang kesejahteraan material spiritual rakyat sebagai tujuan
yang harus dicapai oleh proses pembangunan. Kajian strategis
pemberdayaan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya maupun
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
politik menjadi penting sebagai reformulasi pembangunan yang
berpusat pada rakyat.
Sedangkan
pembangunan
menurut
masyarakat
Hikmat
(2004)
hendaknya
bahwa
proses
diasumsikan
sebagai
berikut :
1) Arah pertumbuhan masyarakat selalu bertumpu pada semakin
membesarnya partisipatif dalam struktur social.
2) Terjadinya berbagai kondisi ketidakpuasan yang dirasakan
oleh warga masyarakat dewasa ini harus dijadikan sebagai
titik tolak bagi program pembangunan masyarakat.
3) Ketidakpuasan yang dirasakan dan dialami oleh warga
masyarakat harus disalurkan ke dalam perencanaan dan
tindakan pemecahan masalah bersama.
4) Pelaksanaan program-program pembangunan masyarakat
harus
mengikutsertakan
pemimpin-pemimpin
yang
diidentifikasikan dan diterima oleh berbagai kelompok sosial
utama dalam masyarakat .
5) Organisasi pelaksanaan program pembangunan masyarakat
harus mengembangkan jalur komunikasi yang efektif efisien
dalam berbagai kelompok sosial utama masyarakat, serta
memperkuat
kemampuan
kelompok
itu
untuk
saling
bekerjasama melaksanakan prosedur kerja yang fleksibel,
tanpa merusak pola pengambilan keputusan (decision
making) secara teratur.
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6) Penentuan
program
pembangunan
masyarakat
harus
bertumpu pada keputusan bersama warga masyarakat itu
sendiri,
dengan
memperhatikan
kecepatan
langkah
masyarakat dan melibatkan warga masyarakat secara penuh
dalam proses perencanaan pembangunan.
e. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi
dalam
meningkatkan
masyarakat
kemakmuran
bertambah
masyarakat
sehingga
(Sukirno,
akan
1994).
Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dqiartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan
ekonomi
merupakan
indikasi
keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith (dalam Sukirno,
2000) adalah proses pertumbuhan yang akan terjadi secara
simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu dengan yang
lain. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sector akan
meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong
kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas
pasar.
Menurut pandangan ekonomi klasik mengemukakan bahwa
pada
dasarnya
ada empat faktor
commit to user
23
yang
mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah
stok barang dan modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, (4)
tingkat tekhnologi yang digunakan (Kuncoro, 2004).
Menurut Todaro (2003), pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja
Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah
angkatan kerja yang bekerja yang notabenya merupakan salah
satu faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Kemampuan
pertumbuhan
penduduk
ini
dipengaruhi
seberapa besar perekonomian dapat menyerap angkatan kerja
yang bekerja produktif.
2) Akumulasi modal
Akumulasi modal merupakan gabungan dari investasi
baru yang di dalamnya mencakup lahan, peralatan fiskal dan
sumber daya manusia yang digabung dengan pendapatan
sekarang untuk dipergunakan memperbesar output pada masa
datang.
3) Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi menurut para ekonom merupakan
faktor terpenting dalam terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi memberikan
dampak besar karena dapat memberikan cara-cara baru dan
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyempurnakan
cara
lama
dalam
melakukan
suatu
pekerjaan.
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi
merupakan dua aspek
yang tidak dapat
dipisahkan.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB
menurut harga konstan. Pertumbuhan ekonomi di daerah
dapat dilihat menggunakan PDRB per kapita sehingga
diketahui apakah kesejahteraan masyarakat sudah tercapai
atau belum.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB dapat didefinisikan sebagai nilai bersih barang dan
jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di
suatu daerah dalam periode (Susana, 2006). Sedangkan menurut
Badan Pusat Statistik (2004) yaitu jumlah nilai tambah yang
dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah atau
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan
dua metode yaitu langsung dan tidak langsung (alokasi).
1) Metode Langsung
Perhitungan metode langsung ini dapat dilakukan
melalui
tiga
pendekatan
pendekatan
yaitu
pendapatan, dam
commit to user
25
pendekatan
pendekatan
produksi,
pengeluaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Walaupun mempunyai tiga pendekatan yang berbeda namun
akan memberikan hasil perhitungan yang sama (BPS, 2004).
Perhitungan PDRB secara langsung dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan sebagai berikut :
a) Pendekatan Produksi
Pendekatan ini menghitung nilai tambah dari barang
dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan ekonomi di
daerah tersebut dikurangi biaya antar masing-masing
total produksi bruto tiap kegiatan subsector atau sector
dalam jangka waktu tertentu. Nilai tambah merupakan
selisih antara nilai produksi dan nilai biaya antara bahan
baku/penolong dari luar yang dipakai dalam proses
produksi
Pendekatan produksi banyak digunakan untuk
memperkirakan
nilai
tambah
dari
sector
yang
produksinya berbentuk fisik/barang. PDRB menurut
pendekatan produksi terbagi atas 9 lapangan usaha
(sektor) yaitu : pertanian, pertambangan dan penggalian,
industry pengolahan; listrik, gas dan air minum,
bangunan dan konstruksi, perdagangan, hotel dan
restoran, angkutan dan komunikasi, bank dan lembaga
keuangan lainnya, jasa-jasa. Oleh karena itu penelitian
ini menggunakan PDRB menurut pendekatan produksi
(Suryana, 2000:10).
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima
oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses
produksi dalam suatu wilayah dalam jngka waktu
tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang
dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga
modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya
(BPS, 2004).
PDRB dengan pendekatan pendapatan dapat juga
diartikan
sebagai
penjumlahan
semua
komponen
permintaan akhir, antara lain :
1)) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga
swasta yang tidak mencari untung
2)) Konsumsi pemerintah
3)) Pembentukan modal tetap domestik bruto
4)) Perubahan stok
5)) Ekspor neto
c) Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran untuk
konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak
mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan
modal tetapp domestic bruto, perubahan stok dan ekspor
netto di suatu wilayah. Perhitungan PDRB melalui
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendekatan ini dilakukan dengan bertitik tolak dari
penggunaan akhir barang dan jasa yang dihasilkan di
wilayah domestik (BPD, 2004)
2) Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung adalah menghitung PDRB
Provinsi dengan cara mengalokir angka PDRB Indonesia
untuk setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu,
alokator yang digunakan dapat berupa (1) nilai produk bruto
atau neto setiap sektor, (2) jumlah produksi fisik, (3) tenaga
keja, (4) penduduk dan alokator lainnya yang sesuai. Dengan
menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa
alokator tersebut dapat diperhitungkan presentase/bagian
masing-masing provinsi untuk nilai tambah suatu sector atau
sub sektor.
Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :
a) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga
yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada
saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada
penilaian komponen PDRB. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang
besar, begitu juga sebaliknya.
b) PDRB Atas Dasar Harga Konstan
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga
tetap, maka perkembangan agregat pendapatan
dari
tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan
produksi riil bukan karena kenaikan harga atau inflasi.
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap
sektor dari tahun ke tahun. Secara konsep nilai atas dasar
harga konstan dapat mencerminkan kuantum produksi
pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga
pada tahun dasar.
b. Hubungan PDRB terhadap Kemiskinan
Menurut Kuznet (2001), pertumbuhan ekonomi mempunyai
korelasi yang sangat kuat. Pada tahap awal dari proses
pembangunan, tingkat kemiskinan cenderung meningkat dan pada
saat mendekati tahap akhir dari pembangunan jumlah orang
miskin berangsur-angsur berkurang. Pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan
dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi
pengurangan tingkat kemiskinan. Adanya syarat kecukupannya
dalah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam
mengurangi tingkat kemiskinan.
Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil.
Selanjutnya pembangunan ekonomi tidak semata-mata diukur
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto
(PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh
mana distribusi
pendapatan telah menyebar ke lapisana
masyarakat serta siapa yang telah menikmati hasil-hasilnya.
Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak pada
kualitas konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan
penduduk sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa
merubah pola makanan pokoknya ke barang paling murah dengan
jumlah barang yang berkurang (Sadono, 2000).
Wongdesmiwati (2009) juga menyebutkan bahwa penurunan
kemiskinan di Indonesia dapat dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil dan
faktor-faktor pendukung lainnya, seperti investasi melalui
penyerapan tenaga kerja yang dilakukan oleh swasta dan
pemerintah, perkembangan teknologi yang semakin inovatif dan
produktif, serta pertumbuhan penduduk melalui peningkatan
modal manusia. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang
maka akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk
membayar berbagai pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hal ini berarti juga semakin tinggi PDRB per kapita semakin
sejahtera penduduk suatu wilayah. Dengan kata lain jumlah
penduduk miskin akan berkurang.
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
a. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Keberhasilan
pembangunan
khususnya
pembangunan
manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa
besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut
dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya
adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan,
dan penegakan demokrasi.
Secara
khusus,
indeks
pembangunan
manusia
(IPM)
mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah
komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data
yang dapat menggambarkan keempat komponen, yaitu angka
harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan; angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah yang mengukur capaian
pembangunan di bidang pendidikan; serta kemampuan daya beli
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari
rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan
pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup
layak (BPS, 2008).
Menurut BPS (2006) sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi
tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan dan
kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan
hidup. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan
digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak
digunakan indicator kemampuan daya beli.
Perhitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia
memiliki tujuan penting, diantaranya :
1) Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar
pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih.
2) Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran
tersebut sederhana.
3) Membentuk satu indeks komposit dari pada menggunakan
sejumlah indeks dasar.
4) Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan
ekonomi.
Indeks tersebut merupakan indeks dasar yang tersusun dari
dimensi berikut ini:
1) Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indicator
angka harapan hidup;
2) Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf dan
kombinasi dari angka partisipasi sekolah untuk tingkat dasar,
menengah dan tinggi;
3) Standar hidup yang layak, dengan indicator PDRB per kapita
dalam bentuk Purchasing Power Parity (PPP)
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Hubungan IPM terhadap kemiskinan
Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan
pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal
manusia (human capital) dan mendorong
penelitian dan
pengembangan untuk meningkatkan produktivitas manusia.
Kenyataannya
dapat
dilihat
dengan
melakukan
investasi
pendidikan dan kesehatan akan mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang diperlihatkan dengan meningkatnya
pengetahuan dan ketrampilams seseorang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian juga akan
meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas
kerjanya.
Napitupulu (2007) mengatakan bahwa Indeks Pembangunan
Manusia
mempunyai
pengaruh
dalam
penurunan
jumlah
penduduk miskin. Indeks Pembangunan Manusia memiliki
indikator komposit dalam penghitungannya antara lain angka
harapan hidup, angka melek huruf, dan konsumsi per kapita.
Peningkatan pada sektor kesehatan dan pendidikan serta
pendapatan per kapita memberikan kontribusi bagi pembangunan
manusia, sehingga semakin tinggi kualitas manusia pada suatu
daerah akan mengurangi jumlah penduduk miskin di daerah.
Dimensi penting dalam pembangunan manusia tersebut sangat
berpengaruh terhadap kemiskinan.
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lanjouw, dkk (2001) juga menyatakan bahwa pembangunan
manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan
kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan akan
lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak
miskin, karena bagi penduduk miskin asset utama adalah tenaga
kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah
akan sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas, dan
pada gilirannya meningkatkan pendapatan.
4. Pengangguran
a. Pengertian Pengangguran
Menurut
Mankiw
(2000)
pengangguran
adalah
masalah
makroekonomi yang mempengaruhi manusia secara tidak langsung
dan paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti
menurunnya standar kehidupan dan tekanan psikologis. Sedangkan
menurut Sukirno (1999) pengangguran merupakan seseorang yang
sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang
mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat
memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Jenis-jenis pengangguran
berdasarkan penyebabnya yaitu:
1) Pengangguran friksional adalah pengangguran normal yang
terjadi jika ada 2-3% maka dianggap sudah mencapai kesempatan
kerja penuh.
2) Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang terjadi karena
merosotnya harga komoditas dari naik turunnya siklus ekonomi
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada
penawaran tenaga kerja.
3) Pengangguran struktural adalah pengangguran karena merosotnya
beberapa factor produksi sehingga kegiatan produksi menurun
dan pekerja diberhentikan.
4) Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi karena
tenaga manusia digantikan oleh mesin industry.
Pengangguran dibedakan menjadi empat tipe atas dasar
sumbernya (McEachern, 2000) yaitu :
1) Pengangguran Friksional
Pemberi kerja tidak langsung menerima pengirim lamaran
yang pertama, dan pencari kerja juga tidak langsung menerima
tawaran pekerjaan yang pertama kali. Pemberi dan pencari kerja
juga memerlukan waktu untuk berinteraksi dengan pasar tenaga
kerja. Pemberi dan pencari kerja juga memerlukan waktu untuk
berinteraksi
dengan
pasar
tenaga
kerja.
Pemberi
kerja
memerlukan waktu untuk mempelajari kemampuan pelamar dan
pencari kerja perlu waktu untuk mempelajari kemampuan
pemberi kerja. Meskipun pengangguran sering kali menciptakan
masalah psikologis dan ekonomis, tidak semua pengangguran itu
buruk.
2) Pengangguran Struktural
Alasan kedua adanya lowongan dan pengangguran pada saat
yang sama adalah bahwa penganggur tidak mempunyai
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keterampilan yang diminta pemberi kerja, atau tidak tinggal di
daerah
yang
diminta.
Pengangguran
muncul
akibat
ketidaksesuaian keterampilan atau lokasi geografis disebut
pengangguran structural.
3) Pengangguran Musiman
Pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musiman atas
permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam satu tahun disebut
dengan pengangguran musiman. Beberapa orang mungkin
sengaja memilih pekerjaan musiman agar sesuai dengan gaya
hidupnya atau jadwal akademisnya.
4) Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah fluktuasi pengangguran yang
disebabkan oeh siklus bisnis. Pengangguran siklikal meningkat
selama masa resesi dan menurun pada masa ekspan.
b. Hubungan Pengangguran Terhadap Kemiskinan
Menurut Sukirno (2004), efek buruk dari pengangguran adalah
mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi
tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Semakin turunnya
kesejahteraan
masyarakat
karena
menganggur
tentunya
akan
meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena
tidak memiliki pendapatan. Apabila pengangguran di suatu Negara
sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu berlaku dan
menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat
dan prospektif pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
digilib.uns.ac.id
Oktaviani
(2001)
mengatakan
bahwa
jumlah
pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan di Indonesia yang
penduduknya memiliki ketergantungan yang sangat besar atas
pendapatan gaji atau upah yang diperoleh saat ini. Hilangnya lapangan
pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan
yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Yang artinya
bahwa semakin tinggi pengangguran maka akan meningkatkan
kemiskinan.
Arsyad (1997) juga menyatakan bahwan ada hubungan yang erat
sekali antara tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan. Bagi
sebagian besar masyarakat, yang tidak mempunyai pekerjaa tetap atau
hanya part-time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang
sangat miskin. Masyarakar yang bekerja dengan bayaran tetap di
sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok
masyarakat kelas menengah atas. Setiap orang yang tidak mrmpunyai
pekerjaan adalah miskin, sedangkan yang bekerja secara penuh adalah
orang kaya.
B. Penelitian Terdahulu
Peneliti
No
Judul
Nama Publikasi
Variabel Analisis
Kesimpulan
(Tahun)
1.
Analisis
Wiguna
Skripsi
Variabel
Variabel PDRB
Pengaruh
(2013)
Universitas
dependen:
berpengaruh negatif
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
PDRB,
digilib.uns.ac.id
Brawijaya
Kemiskinan
Pendidikan
Variabel
dan
independen :
Pengangguran
PDRB,
Terhadap
Pendidikan dan
Tingkat
Pengangguran
Kemiskinan di
dan signifikan
terhadap kemiskinan,
variabel Pendidikan
berpengaruh negatif
dan signifikan,
variabel
Pengangguran
Alat Analisis :
Jawa Tengah
Regresi Data
Panel
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kemiskinan
di Jawa Tengah
2.
Pengaruh
Muhammad
Jurnal Ekonomi
Variabel
Variabel PDRB dan
PDRB dan
Suiswanti
Pembangunan
dependen:
IPM
IPM Terhadap
(2010)
Vol. 8 No. 2
Kemiskinan
negatif dan signifikan
Kemiskinan di
Variabel
Indonesia
independen :
PDRB dan IPM
Alat Analisis:
Regresi data panel
commit to user
38
berpengaruh
terhadap kemiskinan
di Indonesia
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Analisis
Prima
Skripsi
Variabel
Variabel IPM
Pengaruh
Sukmaraga
Universitas
Dependen :
berpengaruh negatif
IPM, PDRB
(2011)
Diponegoro
Kemiskinan
dan signifikan
Pe Kapita dan
Variabel
Jumlah
independen: IPM,
Pengangguran
PDRB Per Kapita
Terhadap
dan Pengangguran
Jumlah
terhadap kemiskinan,
variabel PDRB per
kapita berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap kemiskinan,
Alat Analisis:
Penduduk
Regresi Data
Miskin di
Panel
Jawa Tengah
variabel
Pengangguran
berpengaruh positif
dan signfiikan
terhadap kemiskinan
4.
Analisis
Fatkhul
Jurnal Fakultas
Variabel
Variabel PDRB
Pengaruh
Mufid
Ekonomi dan
dependen:
berpengaruh positif
Pengangguran, (2014)
Bisnis Universitas
Kemiskinan
tetapi tidak signifikan
PDRB dan
Brawijaya
Variabel
IPM Terhadap
independen:
Kemiskinan di
Pengangguran,
33 Provinsi di
PDRB dan IPM
, variabel IPM
berpengaruh negatif
dan signifikan,
variabel
Pengangguran
Indonesia
Alat Analisis:
Regresi Data
commit to user
39
berpengaruh positif
dan signifikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Panel
5.
Pendidikan
Harry,
Jurnal Ilmu
Variabel
Variabel tingkat
dan
Budiono
Ekonomi
dependen:
pendidikan
Kemiskinan
dan Fahmi
Universitas
(2012)
Padjajaran
Sstudi
Kasus
Kemiskinan
berpengaruh negatif
dan signifikan
Variabel
Maluku Utara
independen:
terhadap kemiskinan
di Maluku Utara
Pendidikan
Alat Analisis :
Regresi Data
Panel
6.
On
Dynamics
Poverty
Income
The Nicolas
Of Apergas,
And Oguzhan
American
Variabel
Variabel ketimpangan
International
dependen:
pendapatan dan
Journal
Kemiskinan
tingkat pengangguran
Dincer dan
Inquality
in James E.
US States
Payne
Variabel
independen:
ketimpangan
pendapatan,
pendapatan per
kapita, tingkat
pengangguran,
commit to user
40
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan, variabel
pendapatan per kapita
dan tingkat
pendidikan
berpengaruh negatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat pendidikan dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka serta mengacu pada penelitianpenelitian terdahulu yang relevan, maka kerangka pemikiran dari
penelitian ini adalah :
PDRB
IPM
KEMISKINA
N
PENGANGGURAN
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa PDRB adalah
indikator yang digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah atau Negara. Penurunan kemiskinan di daerah dapat dipengaruhi
oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal tersebut menunjukkan
apabila PDRB suatu daerah meningkat maka tingkat kemiskinan akan
semakin menurun.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator
dalam penentuan kesejahteraan dalam masyarakat. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merupakan tujuan pembangunan itu sendiri, yang mana
pembangunan manusia memainkan peranan kunci dalam membentuk
kemampuan sebuah Negara dalam menyerap teknologi modern dan untuk
mengembangkan
kapasitasnya
agar
tercipta
pertumbuhan
serta
pembangunan yang berkelanjutan, (Todaro 2003).
Tingkat pengangguran yang tinggi akan menimbulkan berbagai
masalah ekonomi dan social. Pengangguran mempunyai hubungan positif
terhadap kemiskinan, semakin banyak tingkat pengangguran, akan
semakin tinggi angka kemiskinan. Efek buruk dari pengangguran adalah
mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi
tingkat
kemakmuran
kesejahteraan
yang dicapai
masyarakat
karena
seseorang.
menganggur
Semakin
turunnya
tentunya
akan
meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak
memiliki pendapatan (Sukirno, 2004).
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
Berdasarkan pemikiran teoritis dan juga studi empiris yang pernah
dilakukan terkait dengan penelitian ini maka diajukan hipotesis sebagai
berikut :
Diduga PDRB, IPM dan pengangguran berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan.
Secara rinci pengaruh masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Diduga variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan di Kabupaten Purbalingga, Kebumen, Wonosobo,
Banyumas dan Rembang.
2. Diduga variabel IPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kemiskinan di Kabupaten Purbalingga, Kebumen, Wonosobo,
Banyumas dan Rembang.
3. Diduga variabel Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Purbalingga, Kebumen,
Wonosobo, Banyumas dan Rembang.
commit to user
43
Download