Analisis Risiko Saham, Risiko bisnis dan Analisis Portfolio Bisnis Perusahaan Ciputra Development, Tbk BAB I PROFIL PERUSAHAAN Berawal dengan nama PT Citra Habitat Indonesia, PT Ciputra Development pertama kali didirikan pada tanggal 22 Oktober 1981 oleh Dr Hc. Ir. Ciputra dan keluarga dengan keahlian dan bisnis inti dalam pengembangan properti perumahan dan komersial skala besar. Kemudian, sejak tanggal 28 Desember 1990, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Ciputra Development yang digunakan sampai sekarang. PT Ciputra Development merupakan perusahaan yang bergerak dibidang properti dan real estate. Pada tahun 1994, perusahaan kemudian menjual sahamnya kepada publik, sehingga nama perusahaan menjadi PT Ciputra Development, Tbk. Dengan kode CTRA, perusahaan yang berada pada properti, real estate, dan konstruksi bangunan, dengan sub sektor properti dan real estate ini listing di IDX pada tanggal 28 Maret 1994. Saham perusahaan terbagi menjadi beberapa kepemilikan dengan komposisi kepemilikan saham Ciputra Related Co 42% dan sisanya 58% dimiliki publik. PT Ciputra Development merupakan induk perusahaan yang memiliki tujuh anak perusahaan. Dari ketujuh anak perusahan yang ada, dua diantaranya telah go public, yaitu PT Ciputra Surya Tbk dengan kode CTRS dan PT Ciputra Property Tbk dengan kode CTRP. PT Ciputra Surya Tbk terdaftar pada tahun 1999 sementara PT Ciputra Property Tbk pada tahun 2007. Lima anak perusahaan lainnya yaitu International City Development Pte. Ltd, PT Ciputra Raya Sejahtera, PT Ciputra Residence, PT Ciputra Graha Mitra, dan PT Ciputra Indah. Selama 30 tahun terakhir, PT Ciputra Development telah mengembangkan dan mengelola 33 properti perumahan dan komersial yang tersebar di 23 kota besar di seluruh Indonesia. Properti komersial yang telah dikembangkan meliputi pusat perbelanjaan, hotel, apartemen servis, kompleks pergudangan dan lapangan golf. Dengan adanya jajaran produk yang luas serta jaringan yang kuat mempromosikan perusahaan untuk menjadi salah satu yang terbesar dan paling terdiversifikasi perusahaan properti di Indonesia dalam hal produk dan konsumen berbagai serta penyebaran proyek. Perusahaan ini juga memiliki reputasi yang sangat baik sebagai hasil dari nilai yang besar menambahkan strategi dan tim manajemen yang berpengalaman untuk mendukung ekspansi bisnis. Visi “Untuk mengembangkan kelompok bisnis properti yang berusaha pada keunggulan dan inovasi dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat serta membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi stakeholder” Misi “Untuk menjadi yang terdepan di bisnis properti dengan berusaha untuk melakukan yang terbaik, untuk menjadi profesional dan menguntungkan, sehingga untuk menjadi pilihan pertama, karyawan tempat kerja konsumen yang paling menarik dan menantang, investasi pemegang saham paling menguntungkan dan membuat kontribusi yang signifikan terhadap Bangsa” BAB II Analisis Resiko A. Analisis Risiko Bisnis PT Ciputra Development Tbk Ada dua jenis risiko bisnis, yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Risiko kuantitatif dapat diukur dengan melakukan perhitungan terhadap rasio keuangan. Sementara untuk risiko kualitatif dapat dilihat dari tipe risiko yang dihadapi. Berikut beberapa risiko kualitatif yang dihadapi perusahaan, yaitu: Risiko Murni PT Ciputra Development, Tbk memiliki banyak proyek anak perusahaan yang tersebar di 23 kota besar di seluruh Indonesia. Seperti yang kita ketahui, letak geografis dan kondisi alam di Indonesia memungkinkan berbagai risiko bencana alam terjadi sewaktu-waktu. Misalnya proyek Citra Sun Garden yang berlokasi di Yogyakarta sewaktu-waktu bisa mengalami risiko bencana gempa bumi atau gunung berapi. Risiko Kredit Terjadinya kredit macet pada proyek properti baik perumahan maupun apartement. Ketika proyek dibangun, kemudian mulai untu dijual, perusahaan menggunakan sistem kredit. Apabila terjadi krredit macet, maka akan menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan menurun. Hal ini dapat menyebabkan saham perusahaan menurun secara bertahan. Jika harga saham jatuh secara terus-menerus maka akan menyebabkan hilangnya investor. Risiko Operasional Dapat terjadi ketika perusahaan gagal melakukan lobbying terhadap perusahaan yang hendak diakuisisi atau di merger oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak dapat melakukan ekspansi pasar lebih luas. Resiko Eksternal Resiko ini terjadi karena nilai rupiah yang terus melemah, membuat inflasi di Indonesia meningkat tajam. Kebijakan yang keluarkan oleh BI rate dengan menaikan suku bunga membuat perusahaan menjadi kesuliatan pendanaan. Meningkat bunga pinjaman bank membuat perusahaan harus berpikir dua kali, dan secara tidak langsung dampaknya akan dirasakan oleh konsumen dengan naiknya harga apartemen atau perumahan. Beban yang ditanggu oleh perusahaan menjadi berat akibat kebijakan ini, membuat masyarakat lebih mendepositokan uang dibank daripada membeli rumah atau apartemen. Hal ini dapat membuat penjualan rumah dan apartemen menurun secara tidak langsung. Dalam menjalankan bisnis, setiap perusahaan perlu mengetahui risiko keuangan yang dapat dialami perusahaan. Dengan memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan laba-rugi), rasio keuangan tersebut dapat dihitung dan dapat menjadi bahan menganalisis keadaan keuangan PT. Ciputra Development. Terdapat beberapa jenis rasio keuangan yang dapat digunakan, 1. Leverange ratio, yang akan memperlihatkan berapa rasio hutang perusahaan, Debt ratio yang mengukur proporsi dana dari hutang yang dialami perusahaan, apabila tingkat ratio semakin rendah, maka perusahaan tersebut semakin likuid. Time interest earning ratio, adalah ratio yang mengukur kemampuan EBIT (earning before interest and tax) terhadap pembayaran bunga Cash coverange ratio, dimana kemampuan EBIT ditambah dana dari depresiasi untuk membayar bunga. 1. Liquidity ratio, adalah ratio yang megukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Current ratio, mengukur kemampuan aktiva lancer dalam membayar hutang lancar. Quick ratio atau disebut acid test ratio, dimana mengukur kemampuan aktiva lancar namun persediaan tidak diperhitungkan karena dianggap tidak liquid, dalam membayar hutang lancar. Cash ratio, adalah kemampuan kas dan surat berharga dalam menutuh hutang lancer. 1. Efficiency ratio,atau disebut turnover asset manajemen ratio, adalah ratio keuangan yang mengukur seberapa efektive perusahaan dalam mengelola aktivanya. Inventory turnover ratio, yang mengukur perputaran persediaan di suatu perusahaan. Fixed asset turnover, dimana terdapat ratio dalam mengukur efektifitasan penggunaan aktiva tetap. Total asset turnover, yang mengukur efektifitas penggunaan dari keseluruhan eaktiva. 1. Profitabilitas ratio, adalah rasio keuanagan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Asset (ROA), digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk emnghasilkan keuntungan bersih. Return On Equity, (ROE) Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Net profit margin atau yang disebut profit margin on sale, Basic earning power (BEP), Analisis Rasio Keuangan terhadap PT Ciputra Development, Tbk 1. 1. Rasio Likuiditas Current ratio 2005 = 100,78% 2006 = 367,77% 2007 = 548,47% 2008 = 550,22% 2009 = 321,30% 2010 = 269,06% 2011 = 236,56% 2012 = 155,98% Current rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 mengalami kenaikan dan penurunan.Hal ini berarti kinerja perusahaan cukup karena angka rasio sesuai dari ketentuan, tetapi aktiva lancar belum dapat menjamin kewajiban lancar. Quick ratio 2005 = 37,87% 2006 = 142,95% 2007 = 377,25% 2008 = 411,24% 2009 = 179,92% 2010 = 152,23% 2011 = 122% 2012 = 82% Quick Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 dan 2012 mengalami kenaikan dan penurunan, ini berarti kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena aktiva lancar berupa kas,piutang belum bisa menjamin hutang lancar. Pada tahun 2012 mengalami penurunan kembal sehingga kondisi perusahaan kurang baik. Cash ratio 2005 = 9,28% 2006 = 69,84% 2007 = 207,17% 2008 = 185,05% 2009 = 136,88% 2010 = 121,25% Cash Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva lancar berupa kas. 1. 2. Ratio Laverage Debt ratio 2005 = 84,59% 2006 = 25,29% 2007 = 17,06% 2008 = 18,59% 2009 = 18,62% 2010 = 22,67% 2011 = 34% 2012 = 44% Debt Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak signifikan,hal ini menandakan kinerja perusahaan cukup baik karena perusahaan mampu meminimalkan asset perusahaan yang dibiayai dari hutang. Namun pada tahun 2011 perubahan signifikan kea rah yang kurang baik pada penggunaan hutang yang meningkat. Debt to quick ratio 2005 = -4655,34% 2006 = 45,81% 2007 = 33,71% 2008 = 37,71% 2009 = 34,28% 2010 = 43,35% Debt to quick rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu meminimalkan hutang dibanding modal sendiri. Equity Ratio 2005 = -1,82% 2006 = 55,21% 2007 = 50,61% 2008 = 49,30% 2009 = 54,33% 2010 = 52,30% 2011 = 51% 2012 = 77% Equity Rasio PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan,hal ini menandakan kinerja perusahaan sangat baik karena perusahaan mampu memaksimalkan modal sendiri untuk mendanai asset. Pada tahun 2012 kinerja perusahaan menjadi semakin baik dan meningkat 1. 3. Aspek Efisiensi Inventory Turnover 2005 = 21,31% 2006 = 25,62% 2007 = 39,78% 2008 = 36,82% 2009 = 35,32% 2010 = 44,46% 2011 = 19% 2012 = 22% Inventory Turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 smengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan cukup baik,tetapi belum menjamin efisiensi perusahaan. Account Receivables turnover 2005 = 22,26 2006 = 16,97 2007 = 13,16 2008 = 7,24 2009 = 9,95 2010=8,5 Account Recivable turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik dalam tingkat pertukaran piutang. Total assets turn over 2005 : 19,78% o 2006 : 23,01% o 2007 : 18,01% o 2008 : 16,07% o 2009 : 15,58% o 2010 : 18,05% o 2011 : 19% o 2012 : 22% Total assets turnover PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik dalam memaksimalkan penggunaan aset. Fixed asset turn over 2005 : 1,01 o 2006 : 1,06 o 2007 : 3,01 o 2008 : 3,00 o 2009 :0,37 o 2010 : 0,41 o 2011 : 0,35 o 2012 : 0,42 Fixed asset turn over PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan dan penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan belum mampu memaksimalkan efesiensi aktiva tetap. Namun pada perkembangannya tahun 2012 mengalami peningkatan efektifitas aktiva tetap. 1. 4. aspek profitabilitas Gross profit margin 2005 : 46,31% o 2006 : 47,15% o 2007 : 44,18% o 2008 : 47,70% o 2009 : 44,98% o 2010 : 43,40% o 2011 : 48% o 2012 : 50% Gross profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami kenaikan dan penurunan walaupun tidak terlalu signifikan, hal ini menunjukan kekonsistenan perusahaan dalam memperoleh laba. Kekonsistenan itu mulai memilki kenaikan positif sampai tahun 2012 yang semakin membaik. Operating profit margin 2005 : 22,43% o 2006 : 24,20% o 2007 : 24,94% o 2008 : 22,33% o 2009 : 21,30% o 2010 : 20,19% Operating profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami kenaikan dan penurunan walaupun tidak signifikan, hal ini menunjukan bahwa perusahaan konsisten dalam memperoleh laba operasi. Nett profit margin 2005 : 7,55% o 2006 : 48,25% o 2007 : 12,46% o 2008 : 15,52% o 2009 : -0,27% o 2010 : 0,17% o 2011 : 23% o 2012 : 26% Nett profit margin PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 selalu mengalami penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba bersih kurang baik. Walaupun pada tahun 2011 mengalami kenaikan kembali dan memiliki kemungkinan untuk kinerja kerja yang terus membaik. Operating income return on invesment -2005 : 4,44% o -2006 : 5,57% o -2007 : 4,49% o -2008 : 3,59% o -2009 : 3,32% o -2010 : 3,64% Operating income return o investment PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 mulai mengalami penurunan,hal ini menandakan kemampuan perusahaan kurang baik dalam meminimalkan biaya operasional. Return on assets -2005 : 1,49% o -2006 : 11,10% o -2007 : 2,24% o -2008 : 2,49% o -2009 : 0,04% o -2010 : 0,03% o 2011 : 4% o 2012 : 6% Return on assets PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2010 selalu mengalami penurunan,hal ini menandakan perusahaan tidak efisien dalam memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasinya. Return on equity -2005 : -82,17% o -2006 : 20,11% o -2007 : 4,43% o -2008 : 5,06% o -2009 : -0,08% o -2010 : 0,06% o 2011 : 6% o 2012 : 10% Return on equity PT.CIPUTRA DEVELOPMENT TBK dari tahun 2005 sampai dengan 2012 mengalami penurunan,hal ini menandakan kinerja perusahaan untuk memakmurkan para pemegang saham kurang maksimal. Dalam kurun waktu 1 tahun, harga saham PT. Ciputra Development Tbk terus meningkat. Karena perusahaan terus memperluas usaha diberbagai sektor dengan mengakuisisi perusahaan secara internal. Pada bulan Mei 2011, harga saham perusahaan mencapai titik tertinggi dalam kurun waktu 1 tahun yaitu pada level volume 43.618.250 , tetapi peristiwa ini mengganggu pergerakan harga saham pada hari-hari berikutnya, karena pada hari-hari berikutnya harga saham terus menurun. Harga saham perusahaan mencapai titik terendah pada bulanOktober yaitu pada level volumen 6.929.000 Grafik pergerakan harga saham PT.Ciputra Development Tbk Makmur juga menunjukkan pola reversal uptrend, dimana kemungkinan peningkatan harga saham akan masih terjadi. Untuk itu, sebaiknya para investor untuk tetap mempertahankan (hold) sahamnya untuk jangka pendek dan membeli saham PT Ciputra Development Tbk untuk jangka menengah maupun jangka panjang, dikarenakan harga saham PT Ciputra Development Tbk diproyeksikan akan meningkat. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Bisnis Ada beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis perusahaan, antara lain: I. Variabilitas Perusahaan Variabilitas perusahaan menunjukkan bahwa semakin pasti permintaan suatu produk maka semakin rendah risiko bisnisnya, sebaliknya semakin tidak pastinya permintaan akan suatu produk maka risiko bisnisnya akan semakin tinggi II. Variabilitas harga jual Jika harga cenderung terus berubah, maka risiko bisnisnya akan semakin besar. Akan lebih baik jika perusahaan menetapkan suatu harga agar risiko bisnis menjadi lebih kecil III. Variabilitas biaya input Perubahan biaya input yang tidak menentu membuat perusahaan mengalami risiko bisnis yang lebih besar IV. V. Kemampuan menyesuaikan harga output untuk menyesuaikan biaya input Kemampuan mengembangkan produk baru Dengan waktu yang tepat dan biaya yang efektif, perusahaan dapat terus mengembangkan produk baru. Semakin cepat produk menjadi using, semakin tinggi risiko perusahaan VI. Komposisi biaya tetap Apabila sebagian besar biaya perusahaan adalah biaya tetap, maka perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih tinggi 1. Eksposur oleh biaya asing Apabila perusahaan beroperasi di wilayah yang secara politis tidak stabil maka perusahaan akan menghadapi risiko politik yang akan memperbesar risiko bisnis BAB III ANALISIS PORTFOLIO BISNIS Boston Consulting group (BCG) Matrix adalah metode yang digunakan dalam menyusun strategic bisinees unit (SBU) dengan melakakukan klasifikasi terhadap potensi keuntungan perusahaan. Boston Consulting Group (BCG) dikemukakakn pertam kali oleh Bruce Henderson dari Boston Consulting Group pada tahu 1970an. BCG Matrix dikenal juga dengan istilah BCG Growth Share Matrix. BCG matrix dibagi menjadi empat bagian, yaitu : - Star Potensi pasar yang telah telah dimanfaatkan secara maksimal sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi ini disebut cah cows karena menghasilakn kas lebih dari yang dibutuhkan dan pendapatan kasnya sering digunakan untuk membiaya sector usaha yang lain. - Dogs Perusahaan sedang mengalami situasi yang silit, dimana pasar yang kecil, artinya perusahaan tidak memiliki jumlah konsumen yang cukup banyak dan perusahaan berada dalam posisi dimana pertumbuhan pasarnya rendah. Pada posisi ini perusahaan perlu melakukan perbaikan seperti inovasi produk hingga startegi dalam promosi agar dapat merebut pangsa pasar. Jika tidak berhasil makan dapat dipastikan produk akan ditarik dari pasar - Question Marks Bagi perusahaan hal ini adalah kondisi buruk karena kebutuhna kasnya tinggi sementara pendatannya rendah. Dalam posisi ini perusahaan atau produk berada pada posisi dimana memiliki pangsa pasar yang kecil tetapi masih berada dalam kondisi pasar dimana pertumbuhan cukup besar sehingga masih terdapat potensi untuk menjadi star. Dalam analisis BCG Matrix, terdapat dua faktor yang paling mempengaruhi dalam pengklasifikasian produk yaitu: - Faktor pangsa pasar (Market share) Market Share menunjukkan besarnya pangsa pasar dari volume penjualan suatu produk dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam hal ini, dapat dilihat jumlah pasar yang dikuasai oleh perusahaan dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. - Faktor pertumbuhan pasar (Market growth) Market growth adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan peningkatan persentase dalam nilai atau volume penjualan. Analisis Tingkat Pertumbuhan Pasar Pada PT Ciputra Development Tbk Tingkat pertumbuhan pasar (market growth) adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan tingkat penjulana dua tahun terakhir. Dan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar PT Ciputra Development TBk data yang dibutuhkan adalag data penjualan PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012. Berikut dibawah ini adalah data Dan dibawah ini adalah data penjualan PT.Agung Podomoro Land Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012 sebagai berikut : Berdasarkan table diatas, maka perhitungan matriks BCG untuk mengetahui tigkat pertumbuhan pasar (market growth rate) pada PT Ciputra Development Tbk adalah sebagai berikut Tingkat Pertumbuhan Pasar tahun = Penjualan PT Ciputra Development Tbk tahun 2012 – Penjualan PT Ciputra Developmet Tbk tahun 2011 / Penjualan PT Ciputra Development Tbk tahun 2011 X 100% = 3,322.70 – 2,178.30 / 2,178.30 X 100% = 52,5 % Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan matriks BCG diatas, maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan pasar PT Ciputra Development Tbk adalah sebesar 52,5% yang bearti bahwa PT Ciputra Development Tbk memiliki pertumbuhan asar yang cukup tinggi. Analisis PangsaPasar Pada PT Ciputra Development Tbk Analisis pangsa pasar relative menunjukan besarnya pangsa pasar dari penjualan PT Ciputra Development Tbk dibandingkan dengan pesaingnya PT Agung Podomoro Land Tbk. Pangsa pasar relative itu sendiri adalah bagian penjualan total sebuah perusahaan disebuah pasar tertentu Dan data yang digunakan adalah data penjualan PT Ciputa Development Tbk tahun 2011 dan tahun 2012 dan data penjualan competitor yaituj PT Agung Podomoro Lad Tbk pada tahun 2011 dan tahun 2012 diguakan sebagai pembagi dari total pejualan PT Ciputra Development tahun 2011 dan tahun 2012. Berdasarkan table penjualan diatas, maka perhitungan matroiks BCG untuk kmengetahui pangsa pasar relative (relative market share) pada PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut : Pangsa pasar Relatif tahun 2011 = Volume Penjualan PT Ciputra Development Tbk 2011/ Velome penjualan PT Agung Podomoro Land Tbk 2011 x = 2.178.300.000.000 / 3.824.099.116.000 = 0.57 < 1 Dan pangsa pasar relative PT Ciputra Development Tbk tahun 2012 adalah sebagai berikut : = 3.322.700.000.000 / 4.689.429.510.000 = 0.71 < 1 Pangsa pasar relative tahun 2011 PT Ciputra Developmet Tbk dibandingkan dengan PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,57, itu menunjukan bahwa PT Ciputra Development Tbk memiliki pangsa pasar yang lebih rendah dibandingkan PT Agung Podomoro Land Tbk karena nilai pangsa pasarnya kurang dari satu. Pangsa pasar relative tahun 2012 PT Ciputra Development Tbk dibandingkan dengan PT Agung Podomoro Land Tbk adalah 0,71, itu menunjukan bahwa PT Ciputra development memiliki pangsa pasar yang lebih rendah dibandingkan PT agung Podomoro Land Tbk. Namun terdapat peningkatan pangsa pasar PT Ciputra Development Tbk pada tahun 2012 dengan nilai 0,71 , dimana pada tahun 2011 pangsa pasar hanya 0,57. Jadi PT Ciputra Development Tbk memiliki tingkat pertumbuhan pasar sebesar 52,5% dan pangsa pasar relative sebesar 0,71. Maka posisi PT Ciputra Development Tbk dalam matroiks BCG adalah : PT Ciputra Development Tbk berada dalam posisi question Mark dalam matrik BCG yang bearti Perusahaan memiliki posisi pangsa pasar yang rendah, tetapi dapat bersaing salam industry yang bertumbuh pesat. Bisnis ini disebut tanda Tanya karena organisasi harus memutuskan apakan akan memperkuat divisi dengan menjalanan strategi ntensif (penetrasi pasar, Pengembangan pastar, atau pengembangan produk) atau menjualnya. BAB IV KESIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dilakukan, kita dapat melihat bahwa return saham maupun return pasar PT Ciputra Development, Tbk berfluktuatif positif dari waktu ke waktu. Selain itu CTRA merupakan jenis saham yang agresiv karena nilai beta saham CTRA lebih dari 1. Akan tetapi semakin tinggi tingkat return, maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Memang perusahaan ini sangat menguntungkan karena pergerakan sahamnya menunjukan sisi positif akan tetapi jika dilihat dari kondisi ekonomi saat ini tingkat resikonya sangat tinggi. Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi pergerakan return saham dan eturn pasar. Yang pertama adalah pergerakan suku bunga, hal ini cukup memperngaruhi karena investor akan menjal sahamnya dan memindahkan uanganya ke deposito karena tingkat bunganya naik. Lalu yang kedua kinerja perusahaan, semakin tinggi penjualan serta laba perusahaan dan semakin bagus kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah akan membuat sentimen positif yang membuat harga saham akan naik. Selain itu sentimen lain seperti politik, sosial, dan keamanan juga mempengaruhi pergerakan return saham dan return pasar Dilihat dari resiko bisnis, ada 2 sifat yaitu kuantitatif dan kualitatif. Resiko kualitatif berupa resiko murni, resiko kredit dan resiko operasional. Resiko murni berupa bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Banyaknya anak perusahaan dari PT Ciputra Developmen Tbk di daerah-daerah membuat resiko terhadap bencana alam meningkat karena faktor geografis. Yang kedua adalah resiko kredit, banyak perumahan dan apartemen yang perusahaan jual beresiko kredit macet. Hal ini dapat merugikan perusahaan karena dapat membuat citra perusahaan dimata masyarakat buruk yang menyebabkan saham perusahaan menurun. Dan yang ketiga adalah resiko opersional, ketika perusahaan gagal melakukan lobbying terhadap perusahan yang hendak di merger atau diakusisi. Sedangkan yang kualitatif dilihat dari rasio keuangannya, PT Ciputra Development Tbk mengalami penurunan yang menandakan kinerja perusahaan kurang memuaskan. Pada bulan mei 2011 harga saham perusahaan mencapai nilai tertinggi akan tetapi karena kurangnya sentimen positif yang dikeluarkan oleh perusahaan membuat pergerakan saham menunjukan trend penurunan walaupun ada titik dimana saham mengalami tren penguatan. Hasil dari analisis Portofolio bisnis PT Ciputra Development Tbk mempunyai pangsa pasar yang lebih rendah daripada perusahaan sainganya, akan tetapi dilihat dari pertumbuhan pasarnya cukup bagus. Perusahaan dalam analisis menggunakn BCG matrix menunjukan posisi question mark. Posisi ini merupakan kondisi dimana perusahaan memilki posisi pangsa pasar yang rendah akan tetapi tingkat pertumbuhan pasarnya tinggi. PErusahaan ini walaupun harus lebih memaksimalkan penetrasi terhadap pasar agar posisinya dapat berpindah di Star. Perusahaan ini sudah cukup baik sebenarnya karena memiliki anak perusahaan yang mengembangkan usahanya sampai ke daerah- daerah, akan tetapi resiko yang dihasilkan perusahaan ini cukup tinggi, mulai dari kredit macet bahkan bencana alam http://keuntungandanrisikopasarmodal.blogspot.com/2012/02/keuntungan-return-dipasar-modal.html http://esarina.blogspot.com/2013/04/menghitung-rasio-likuiditas.html http://jarcomsys.wordpress.com/2009/10/28/analisis-rasio-keuangan/