Pabrik Susu PT Yango Milk - Blog UB

advertisement
BAB I
PROFIL PT.YANGO MILK
Profil Pabrik Pengolahan Susu PT. YANGO MILK
Gambaran Umum PT. Yango Milk
Pabrik pengolahan susu PT. Yango Milk terletak di Jl. Pasuruan – Malang Km. 9.5 Desa
Tanggulangin, Pasuruan.
Sejarah Berdiri Perusahaan
Pabrik Pengolahan Susu PT. Yango Milk merupakan perusahaan swasta yang bergerak di
bidang agrobisnis peternakan. Pabrik pengolahan susu PT. Yango Milk didirikan oleh 7
pengusaha YANGO pada tanggal 1 Januari 2012. Luas areal pabrik pengolahan susu PT.
Yango Milk adalah 50.000 Ha.
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.
Visi Pabrik Pengolahan Susu PT. Yango Milk
“Menjadi perusahaan industri pengolahan susu yang terbaik di indonesia dan di dunia,
dengan mengutamakan kepuasan konsumen dan menjunjung tinggi kepercayaan mitra kerja
perusahaan.”
Misi Pabrik Pengolahan Susu PT. Yango Milk
“Untuk meningkatkan karyawan kami dan teknologi kami, menghasilkan kualitas tinggi,
inovatif, dan terjangkau produk yang terjangkau oleh pelanggan, serta untuk memenuhi
kebutuhan indonesia dan internasional akan produk pengolahan susu.”
Tujuan Pabrik Pengolahan Susu PT. Yango Milk
1. Untuk menjadi perusahaan yang profit dan berkelanjutan, agar dapat mengurangi
angka pengangguran serta memajukan pembangunan daerah maupun nasional.
2. Untuk memanfaatkan produksi susu lokal menjadi produk pengolahan yang berkulitas
internasional.
3. Untuk mensejahterakan daerah produksi susu agar menjadi daerah yang maju dan
memberi stimulasi agar berusaha meningkatkan produksi susu segar.
Struktur Organisasi Perusahaan
RUPS
Board of
Director
Managing
Director
Marketing
and Sales
Manager
Suply Chain
Manager
Technical
Manager
Plant
Manager
Corporate
Manager
Finance
Control
Manager
Distribution
Service
Corporate HR
Manager
Distribution
Service
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi
Susunan Dewan Komisaris PT. YANGO Milk adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
: Didik Widianto
Komisaris Anggota
: Ardiman Azis D.
Rhamdani Widyo U.
Agustran Nagara R.
Agung Wiyogo
Muhammad Idham W.
Rifki Mustofa R.
Susunan Direksi PT. YANGO Milk adalah sebagai berikut :
Managing Director
: Infandra Irfak
Marketing and Sales Manager
: Hendri Cahya
Technical Manager
: Mahmud Nasapi
Suply Chain Manager
: M. Lutfi Almer
Finance Control Manager
: Nindya Nur F.
Corporate HR Manager
: Bella Kusuma W.
Quality Assurance Manager
: Nyimas Eki N.
Quality
Assurance
Manager
Demand and
Supply
Planning
BAB II
JADWAL INDUK PRODUKSI
Jadwal Induk Produksi adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas
dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu).
Jadwal Induk Produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts
pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan
memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Jadwal induk produksi
(JIP) juga merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk
peramalan, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjika
tersedia (available to promise). Jadwal induk produksi (JIP) disusun berdasarkan perencanaan
produksi agregat (Herjanto, 2007).
Penjadwalan produksi indukpada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan
empatfungsi utama sebagai berikut :
1. Menyediakan atau memberi input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan
material dan kapasitas (materials and capacity requirements planning ).
2. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and purchase
orders ) untuk item MPS.
3. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.
4. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentangpenyerahan produk (delivery
promises ) kepadapelanggan.Adapun beberapa yang menjadi tujuan penjadwalan produksi
induk yaitu, memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen, efisiensi dalam
penggunaan sumber daya produksi, dan mencapai target tingkat produksi.
t
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dt (unit)
1000
900
1200
1100
800
750
1100
900
1200
Dimana dalam 9 periode data forecast demand pada tugas besar sebelumnya ini, PT
Yango Milk memiliki persediaan awal 1000 unit dan memilik lot size produksi sebesar 2000
unit. Dan PT Yango Milk memiliki Jadwal induk produksi sebagai berikut:
Persediaan Awal =
1000
Lot Produksi = 2000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Forecast Demand
1000
900
1200
1100
800
750
1100
900
1200
Pesanan Dari Antar
-
500
-
500
-
1000
-
500
-
-
-
-
-
250
-
-
-
250
Total
1000
1400
1200
1600
1050
1750
1100
1400
1450
Persediaan Awal =
1000
Lot Produksi =
2000
Permintaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1000
1000
-
1400
2000
1200
600
2000
1600
1400
2000
1050
1800
-
1750
750
2000
1100
1000
2000
1400
1900
-
1450
500
2000
-
600
1400
1800
750
1000
1900
500
1050
4
700
2000
Week
5
-
6
2000
7
2000
8
1000
-
9
2000
Pabrik
Pesanan Dari
Pelanggan
Persediaan awal
Produksi
Dibutuhkan (MPS)
Persediaan Akhir
MPS A
MPS B
1
1500
-
2
2000
3
500
2000
Hours per unit on machine A
0,01
0,05
MPS A
MPS B
MPS A
MPS B
Total Machine
1 Load
1
15
15
2
100
100
3
5
100
105
4
7
100
107
Week
5
-
6
100
100
7
100
100
8
10
10
9
100
100
Asusmsi Rough-Cut Capacity Planning:
ο‚·
Perusahaan Beroperasi selama 9 hari sekali produksi, 2 hari selanjutnya libur dan
kemudian beroperasi lagi
ο‚·
Setiap hari terbagi menjadi 2 shift, masing-masing selama 6,5 jam
ο‚·
Total setiap hari mesin beroperasi selama 13 jam
ο‚·
Selama 9 hari beroperasi selama 117 jam
RCCP
120
Weekly Capacity limit for machine 1
100
80
60
40
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dengan uji kelayakan menggunakan Rought-Cut Capacity Planning maka jadwal
produksi ini dinyatakan layak dan sesuai dengan peralatan produksi yang tersedia.
BAB III
MANAJEMEN PERSEDIAAN
Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan baik itu
perusahaan jasa, industri maupun dagang, karena persediaan (Inventory) digunakan untuk
mengindikasikan 1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi
bisnis perusahaan, dan 2) bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan
untuk tujuan itu. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan atau meminta barang/jasa. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengelola
persediaan dengan baik karena jumlah persediaan yang tinggi dapat membuat perusahaan
mampu memenuhi kebutuhan konsumenya, namun persediaan yang tinggi dapat menghambat
kegiatan perusahaan, karena sebagian besar dana perusahaan tertanam di persediaan dan tidak
dapat diputarkan lagi. Untuk itu, jumlah optimum persediaan yang dimiliki perusahaan dapat
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan
kompetatif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih,
kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
Perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi daripada pesaing cenderung berada
dalam posisi kompetitif yang lemah. Kebijaksanaan manajemen persediaan telah menjadi
sebuah senjata untuk memenangkan kompetitif.
Pada perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, barang
dalam proses dan persediaan barang jadi. Manajemen persediaan yang akan dibahas disini
lebih difokuskan pada manajemen persediaan bahan baku. Manajemen persediaan bahan
baku bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku cukup, tidak terlalu banyak tetapi tidak
terlalu sedikit, sehingga biaya bahan baku ekonomis dan perusahaan tidak kehilangan
kesempatan untuk melayani penjualan karena kurangnya persediaan bahan baku.
Jenis-jenis persediaan yang diterapkan oleh PT Yango Milk :
1. Persediaan barang mentah berupa barang yang diperoleh atau dibeli dari pihak
lain dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi produk jadi.
2. Persediaan barang dalam proses berupa barang-barang yang masih dalam
pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses, biasanya
dinilai berdasarkan harga jumlah pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, biaya produksi tidak langsung lainnya yang telah
dikeluarkan atau telah terjadi sampai tanggal tertentu.
3. Persediaan barang jadi berupa produk yang telah diselesaikan melalui proses
produksi. Produk jadi ini dinilai berdasarkan harga pokok bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead yang digunakan untuk menghasilkan
produk tersebut.
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen
persediaan, model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang
dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. Economic Order
Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang
minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal.
Rumus EOQ yang diterapkan:
Dimana:
S
= Biaya pemesanan ( persiapan pesanan dan penyiapan mesin ) per pesanan
D
= penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu.
H
= Biaya penyimpanan per unit per tahun
1. EOQ SETIAP ITEM BARANG YANG HARUS DIPESAN UNTUK MEMBUAT
PRODUK
Barang yang dibutuhkan:
1. Kemasan kaleng 1000 unit/hari
2. Kardus 200 unit/ hari
3. Susu 100kg/hari
4. Gula 50kg/hari
EOQ tiap item barang
1. EOQ untuk Kemasan Kaleng
Demand
: 1000unit/hari
Biaya pemesanan
Biaya simpan
= 385.000unit/tahun
: Rp.5.000/pesan
: Rp.100/unit/tahun
2𝑆𝐷
𝑄∗ = √
𝐻
2(5000)(385000)
𝑄∗ = √
100
𝑸∗ = πŸ”πŸπŸŽπŸ’ π’–π’π’Šπ’•
2. EOQ untuk Kardus
Demand
Biaya pemesanan
Biaya simpan
: 200 unit/hari = 67000unit/tahun
: Rp.1000/pesan
: Rp. 50/unit/tahun
2𝑆𝐷
𝑄∗ = √
𝐻
2(1000)(67000)
𝑄∗ = √
50
𝑸∗ = πŸπŸ”πŸ‘πŸ• π’–π’π’Šπ’•
3. EOQ untuk Susu
Demand
: 100kg/ hari = 100000/tahun
Biaya pemesanan
:Rp.10000/pesan
Biaya simpan
:Rp.5000/kg/tahun
2𝑆𝐷
𝑄∗ = √
𝐻
2(10000)(100000)
𝑄∗ = √
5000
𝑸∗ = πŸ”πŸ‘πŸ π’Œπ’ˆ
4. EOQ untuk Gula
Demand
: 50kg/hari = 18000kg/tahun
Biaya pemesanan
: Rp.5000/pesan
Biaya simpan
: Rp. 1000/kg/tahun
2𝑆𝐷
𝑄∗ = √
𝐻
2(5000)(18000)
𝑄∗ = √
1000
𝑸∗ = πŸ’πŸπŸ’, πŸπŸ” π’Œπ’ˆ
BAB IV
ABC INVENTORY CLASSIFICATION
ABC analysis membagi persediaan yang dimiliki menjadi 3 golongan berdasarkan
pada volume dolar tahunan. Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan dari prinsip pareto.
Prinsip pareto menyatakan bahwa terdapat sedikit hal yang penting dan banyak hal yang
sepele. Tujuaannya adalah membuat kebijakan persediaan yang memusatkan sumber daya
pada komponen persediaan penting yang sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele.
Tidaklah realistic untuk memonitor persediaan yang murah dengan intensitas yang sama
sebagaimana dengan persediaan yang sangat mahal.
Untuk menentukan volume dollar tahunan analisi ABC, permintaan tahunan dari
setiap persediaan barang dihitung dan dikalikan dengan harga per unit. Barang kelas A adalah
barang dengan volume dollar tahunan tertinggi. Walaupun barang ini hanya mewakili 15%
dari total persediaan barang, mereka merepresentasikan 70% - 80% dari total pemakaian
dollar. Kelas B memiliki total volume dollar tahunan menengah. Barang ini
merepresentasikan sekitar 30% barang persediaan dan 15% - 25% dari nilai total. Untuk
kelas C memiliki total volume dollar tahunan terendah, yang merepresentasikan 5% dari nilai
dollar tahunan tetapi sekitar 55% dr total barang persediaan.
Item
Permintaan (unit)
Biaya per unit
Kemasan Kaleng
1000
100
Kardus
200
50
Susu
100
5000
Gula
50
1000
Item
Demand
Price
Dollar
Percent Of Cumulative
Volume
$ volume
Of $ vol
Category
Susu
100
5000
500.000
75,76%
75,76%
A
Kemasan Kaleng
1000
100
100.000
15,16%
90,92%
B
Gula
50
1000
50.000
7,58%
98,5%
C
Kardus
200
50
10.000
1,5%
100%
C
Total
660.000
1. Item yang termasuk dalam kategori A dengan presentase ± 70% adalah Susu
2. Item yang termasuk dalam kategori B dengan presentase ± 15% adalah Kemasan
Kaleng
3. Item yang termasuk dalam kategori c dengan presentase ± 10% adalah Gula dan
Kardus
BAB V
DISKON KUANTITAS
Banyak penjual melakukan strategi penjualan dengan memberikan harga yang
bervariasi sesuai dengan jumlah yang dibeli, semakin besar volume pembelian semakin
rendah harga barang per unit. Strategi ini disebut penjualan dengan diskon kuantitas. Untuk
menentukan pesanan yang optimal dapat digunakan model persediaan dengan diskon
kuantitas.
Biaya total persediaan dalam model ini merupakan jumlah dari biaya pemesanan,
biaya penyimpanan, dan biaya pembelian barang. Hal ini berbeda dengan biaya total
pembelian dan nilainya selalu sama. Pada kasus ini, harga barang bervariasi tergantung dari
jumlah setiap pesanan, sehingga biaya pembelian barangpun bervariasi.
Untuk meningkatkan penjualan, PT. Yango Milk menawarkan diskon kuantitas bagi
pelanggannya. Diskon kuantitas berarti pengurangan harga untuk sebuah barang jika dibeli
dalam kuantitas besar. Berikut perhitungan daftar diskon kuantitas yang terdapat dalam PT.
Yango Milk yang diambil dari klasifikasi ABC pada kelas A menggunakan persediaan data :
Angka Diskon
1
2
3
4
Kuantitas Diskon
0-49999
50000-99999
100000-149999
150000-lebih
Diskon (%)
Tidak ada diskon
4
5
6
Harga Diskon (p)
$7
$6
$5
$4,5
Diketahui Pada perusahaan PT Yango Milk permintaan tahunannya sebesar 100.000
unit, biaya pemesanan sebesar 10.000/pesanan. Biaya penyimpanan per unit per tahun sebesar
5.000. Ongkos membawa persediaan sebagai persen dari biaya I adalah 15% atau 0,15.
Perhitungan Q* untuk setiap diskon :
2𝐷𝑆
Q*1 = √ 𝐼𝑃 = √
2𝐷𝑆
Q*2= √ 𝐼𝑃 = √
2 (100000)(10000)
0,15 (7)
= 43.643,57
2 (100000)(10000)
0,15 (6)
= 47.140,45
2𝐷𝑆
2 (100000)(10000)
0,15 (5)
= 51.639,78
2𝐷𝑆
2 (100000)(10000)
0,15 (4,5)
= 54.433,10
Q*3= √ 𝐼𝑃 =√
Q*4= √ 𝐼𝑃 =√
Angka
Diskon
Harga
Satuan
Kuantitas
Pesanan
1
2
3
4
7
6
5
4,5
43.643,57
50.000
100.000
150.000
Biaya
Produk
Tahunan
700.000
600.000
500.000
450.000
Biaya
Pemesanan
Tahunan
22912,88
21213,2
19369,91
18371,17
Biaya
Penyimpanan
Tahunan
109108,92
117851,12
129099,45
136082,75
Total
832.021,8
739064,32
648469,36
604453,92
Dari ketiga angka diskon kuantitas maka dipilih kuantitas pesanan dengan biaya total paling rendah
yakni 150.000 produk gula yang akan meminimalkan biaya totalnya.
BAB VI
PERSEDIAAN PROBABILISTIK
Model persediaan probabilistik adalah suatu mekanisme dalam pembuatan
serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan
pengaman, kapan persediaan harus diisi, dan kuantitas pemesanan. Dalam kenyataan,
kebijakan-kebijakan tersebut dipengaruhi oleh berberapa kendala antara lain kapasitas
gudang dan modal, adanya unsur ketidakpastian (probabilistik) dalam permintaan (demand)
atau waktu tunggu (lead time), serta akibat barang pesanan konsumen yang tersedia (out of
stock) yaitu terjadinya kasus backorder dan lost sales (Khoiroh, 2008).
ROP biasanya disebut juga dengan batas/titik jumlah pemesanan kembali termasuk
permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa tenggang, misalnya suatu
tambahan/ekstra stok. Selain masa tenggang ada juga faktor lain yang menentukan ROP yaitu
safety stock. Safety stock adalah cadangan inventory yang harus tersedia untuk menghindari
terjadinya kekurangan barang/item, terutama pada saat menunggu barang yang sedang
dipesan. Tujuan dari safety stock adalah untuk menentukan berapa besar stock yang
dibutuhkan selama masa tenggang untuk memenuhi besarnya permintaan/pemesanan.
Semakin besar jumlah yang kita alokasikan untuk safety stock akan semakin besar
biaya yang dibutuhkan, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, seorang manajer yang
bertanggung jawab dalam inventory ini harus mempertimbangkan secara hati-hati dan cermat
apakah biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan sebanding dengan resiko kehilangan
akibat kehabisan persediaan. Hal ini juga berkaitan dengan forecasting inventory.
Untuk menentukan probabilistic ada beberapa macam model yakni :
1. Permintaan variabel dan waktu tunggu konstan
2. Waktu tunggu variabel dan permintaan konstan
3. Permintaan dan waktu tunggu variabel
Pada model pertama PT Yango Milk menggunakan model permintaan variable dan waktu
tunggu konstan. Dimana pada perusahaan ini permintaan tahunan susu sebesar 100.000 liter
maka permintaan hariannya sebesar 150 liter per hari. Waktu tunggu untuk pendistribusian
susu terdistribusi normal dengan waktu 5 hari dan standar deviasi 2 hari serta tingkat
pelayanannya 96%. Maka penentuan ROP (titik pemesanan ulang) dapat dihitung dengan
Solusinya :
Nilai Z adalah 1,75
ROP = ( 150 liter x 5 hari) + 1,75 ( 150 liter ) ( 2 )
= 750 + 525
= 1275 liter
ROP = d x L + SS
1275 = 150 unit x 5 hari + SS
SS = 1275 – 750
= 525 unit
Maka ROP nya 1275 liter susu yang digunakan sebagai persediaan disaat permintaan akan
produk tidak diketahui dengan jumlah safety stock (persediaan pengaman) 525 liter.
Selanjutnya PT Yango Milk menggunakan model permintaan variabel dan waktu tunggu
konstan. PT Yango Milk memiliki permintaan tahunan yang kedua sebesar 120.000 liter
dengan permintaan hariannya sebesar 160 liter per hari. Waktu tunggu konstan sekitar 6 hari
dengan standar deviasi 4 hari dan tingkat pelayanan 98%. Maka penentuan ROP (titik
pemesanan ulang) dapat dihitung dengan
Solusinya sehingga,
Nilai Z adalah 2,055
ROP = ( 160 unit x 6 hari ) + 2,055 (4) √6
= 960 + 20,13
= 980,13 setara dengan 980 unit
ROP = d x L + SS
980 = 160 x 6 hari + SS
SS = 980 - 960 = 20 unit
Maka ROP nya 980 unit produk susu yang digunakan sebagai persediaan disaat permintaan
akan produk tidak diketahui dengan jumlah safety stock (persediaan pengaman) 20 unit.
Terakhir menggunakan model permintaan dan waktu tunggu variabel. Dimana
perusahaan PT. My Sugar memiliki permintaan tahunan yang ketiga sebesar 150.000 liter
dengan permintaan hariannya sebesar 170 liter per hari, mengikuti distribusi normal dengan
standar deviasi 10 liter. Waktu tunggu terdistribusi normal sekitar 5 hari dengan standar
deviasi 2 hari dan tingkat pelayanan 95%. Maka penentuan ROP (titik pemesanan ulang)
dapat dihitung dengan
Solusinya sehingga,
Nilai Z adalah 1,65
ROP = ( 170 unit x 5 hari ) + 1,65 √(5 hari) (10)
= 850 + 36,89
= 850 + 37
= 887
ROP = d x L + SS
887 = 170 unit x 5 hari + SS
SS = 887 - 850
= 37 unit
Maka ROP nya 887 unit produk gula yang digunakan sebagai persediaan disaat permintaan
akan produk tidak diketahui dengan jumlah safety stock (persediaan pengaman) 37 unit.
BAB VII
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
Perencanaan kebutuhan material (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased
planned orders dan manufactured planned orders. Planned manufacturing orders kemudian
diajukan untuk analisis lanjutan berkenaan dengan ketersediaan kapasitas dan keseimbangan
menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas. Metode MRP merupakan metode
perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventory untuk item-item dependent demand,
dimana permintaan cenderung discontinuous and lumpty. Item-item yang termasuk dalam
dependent demand adalah bahan baku (raw material), parts, subassemblies, dan assemblies,
yang kesemuanya disebut manufacturing inventories. Teknik-teknik MRP dan GRP paling
cocok diterapkan dalam lingkungan job shop manufacturing, meskipun MRP dapat pula
diadopsi dalam lingkungan repetitive manufacturing.
Untuk perhitungan MRP ini PT Yango Milk akan memproduksi susu bubuk yang
terdiri dari 2 bahan material penting yakni susu segar, kemasan kaleng, kardus, dan gula. PT
Yango Milk memiliki permintaan 8950 unit yang akan diselesaikan dengan 9 hari. Asumsi
yang digunakan tiap 1 unit susu bubuk membutuhkan 2 unit susu segar(A), 1 unit kemasan
kaleng (B), 1 unit kardus (C), dan 2 unit gula (D).
Bill Of Material Susu Bubuk PT Yango Milk.
Susu Bubuk (1 unit)
Susu Segar (2 unit)
Bahan
Susu Bubuk
Susu Segar
Kemasan Kaleng
Kardus
Gula
Kemasan Kaleng (1 unit)
Kardus ( 1 unit )
Lead Time (waktu tunggu)
4
5
4
2
3
Gula (2 unit)
Persediaan Ditangan
1000
500
1000
800
500
Susu Segar
Kemasan Kaleng
Susu Bubuk
Kardus
Gula
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kebutuhan Bruto
1
Susu
Bubuk
Susu
Segar
Kemasan
Kaleng
Kardus
2
3
4
Hari
5
6
7
8
9
3000
Waktu
tunggu
3
3000
1200
5
1000
4
600
2
700
3
1200
1000
600
Gula
700
Kebutuhan Netto
Ukuran
Lot
L4L
Waktu
Tunggu
3
On
Hand
1000
Level
Item
1
0
Susu
Bubuk
2
3
4
Hari
5
On Hand
5
500
1
Susu
Bubuk
Kebutuhan
Bruto
Susu
Bubuk
Kebutuhan
Netto
Penerimaan
Perencanaan
Terencana
Pengiriman
Pesanan
Terencana
Kebutuhan
Bruto
Susu
Bubuk
Kebutuhan
Netto
Penerimaan
Perencanaan
Terencana
Pengiriman
Pesanan
Terencana
Kebutuhan
Bruto
Susu
Bubuk
Kebutuhan
Netto
Penerimaan
Perencanaan
Terencana
Pengiriman
Pesanan
Terencana
Kebutuhan
Bruto
On Hand
L4L
4
1000
1
On Hand
L4L
2
800
1
On Hand
L4L
3
500
1
7
8
On Hand
Kebutuhan
Netto
Penerimaan
Perencanaan
Terencana
Pengiriman
Pesanan
Terencana
9
3000
1000
1000
1000
1000
1000
Kebutuhan
Netto
Penerimaan
Perencanaan
Terencana
Pengiriman
Pesanan
Terencana
L4L
6
Kebutuhan
Bruto
1000
1000
1000
1000
2000
2000
2000
1200
500
500
500
500
500
500
500
500
500
700
700
700
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
-
-
600
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
-
-
700
1000
1000
1000
1000
1000
1000
-
-
1000
1000
1000
BAB VIII
JUST IN TIME
Just in Time merupakan suatu filosofi yang lahir dari ide sederhana, yaitu
memproduksi hanya apa yang dibutuhkan, dengan jumlah yang dibutuhkan, dan tepat pada
waktu yang dibutuhkan. Saat ini JIT dikenal sebagai salah satu operasi produksi yang paling
efisien di dunia. JIT adalah suatu konsep produksi, namun sangat berkaitan dengan
manajemen inventory, karena penerapan JIT yang berhasil mengakibatkan inventory level
yang rendah (lean inventory) dan hal ini berarti pula inventory cost yang rendah. Dari sisi
laporan keuandan, hal ini mengakibatkan nilai inventory dalam balanced sheet (neraca)
menurun. JIT ini sangat berkaitan erat dengan “sistem kanban”.
Dalam PT. Yango Milk terdapat penggunaan Just In Time yang diperuntukkan
agar jalannya permintaan persediaan berjalan dengan lancar dan tidak ada delay atau
penundaan saat ada permintaan yang mendadak dan barang langsung tiba disaat dibutuhkan.
Dan agar PT. Yango Milk dapat mengurangi pemborosan dengan menghasilkan produk yang
baik dalam ukuran lot kecil. Berikut perhitungan dalam penentuan JIT :
Pada perusahaan, susu segar permintaan tahunannya sebesar 100000 unit, permintaan harian
sebanyak 100000 maka 150 unit per hari. Laju produksi harian sebanyak 500 unit per hari.
Q* atau EOQ yang diharapkan 632 dengan biaya penyimpanan per unit per tahun sebesar
$10. Maka JIT dapat dihitung sebagai berikut :
Q= √
2𝐷𝑆
𝑑
𝑝
𝐻(1− )
Q2 =
2𝐷𝑆
𝑑
𝑝
𝐻(1− )
𝑑
𝑝
𝑄∗.𝑄∗.𝐻.(1− )
S=
2𝐷
=
(632)(632)(10)(1−
2 (100000)
150
)
500
=
27959768
200000
= $ 13,9798
Waktu pemesanan atau penyetelan = $ 13,9798 / $ 20 per jam = 0,7 jam atau 42 menit
Untuk membuat ukuran lot terkecil digunakan kanban dimana merupakan adalah sistem
pengendalian produksi dengan menggunakan sistem kartu yang ditujukan untuk
mengendalikan sistem produksi just in time. Tujuan utama sistem kanban adalah,
ο‚·
ο‚·
mengurangi over-production, dimana pemborosan yang paling berbahaya diantara
beberapa pemborosan di pabrik.
Dengan kanban, produksi akan disesuaikan dengan yang jumlah yang dipesan dan
tidak berlebih.
ο‚·
Dengan menerapkan kanban, inventory barang jadi, work in process dan bahan baku
dapat ditekan secara signifikan.
Fungsi Kanban :
•
•
•
•
•
•
Memberikan informasi pengambilan dan pengangkatan
Memberikan informasi produksi
Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang
Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat
Mengungkap masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian persediaan
Perbaikan proses dan operasi manual
TUGAS BESAR
PPIC
PT YANGO MILK
Nama Kelompok
Rhamdani Widyo Utomo
105100301111067
Didik Widianto
105100303111003
Ardiman Azis D
105100301111069
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKLUTAS TEKNOLO PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Anggota Kelompok
Dosen Pengampu
IkaAtsariDewi, STP,MP
820208 10 1 2 0158
Download