BAB 6 Kedewasaan Iman: Hikmat dan Iman A. Iman Menurut Ibrani 11:1, iman adalah dasar dan segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dan segala sesuatu yang tidak kita lihat. Dan ayat tersebut paling tidak ada dua kata kunci yaitu dasar-harapan dan bukti. Ini menunjukkan bahwa iman merupakan pijakan dari setiap harapan kita sekaligus bukti dan “keberadaan sesuatu” yang tak terjangkau oleh akal budi manusia. Dengan demikian, iman melampaui segala akal pikiran manusia. Jawaban atas pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh pikiran manusia dapat dijawab dengan iman. Misalnya tentang Tuhan. Dengan menggunakan pikirannya, manusia sulit mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Iman muncul dan hati nurani manusia. Itu sudah ada sejak manusia tercipta. Dengan demikian iman tidak dapat dipaksakan kepada atau untuk seseorang. Iman seseorang muncul dan kesadarannya terhadap kuasa di luar manusia yang kekuatannya melebihi kekuatan manusia (baca iman luar biasa milik seorang perempuan yang sakit pendarahan dalam Matius 9:20). Kesadaran tersebut kemudian memunculkan kepercayaan tentang keberadaan yang sifatnya melebihi manusia. Masing-masing memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Iman dalam konteks kekristenan, berdasarkan Ensikiopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, adalah sikap seseorang yang melepaskan andalan pada segala usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan, entah itu kebajikan, kebaikan, atau apa saja. Kemudian sepenuhnya mengandalkan Tuhan Yesus Kristus dan mengakui bahwa segala sesuatu hanya dari Dia. Intinya iman Kristen adalah iman yang berpusat pada Tuhan Yesus Kristus. Lebih lanjut dikatakan dalam Ibrani 12:2, Yesus memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita menuju kesempurnaan. Pemahaman ini menunjukkan bahwa kesempurnaan iman berdasarkan pemahaman iman Kristen hanya terletak dalam diri Yesus. Yakobus 2:14-26, berbicara tentang iman yang hidup dan yang mati. Iman yang hidup menurut Yakobus adalah iman yang disertai perbuatan. Perbuatan dalam kehidupan nyata manusia merupakan perwujudan dari iman yang baik. Sebaliknya, iman yang mati adalah iman yang tidak disertai perbuatan. Sudah banyak saksi iman yang mempunyai iman yang hidup. Ibrani menyebutkan beberapa saksi iman tersebut. Di antaranya adalah Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Sara, Ishak, Yakub, Musa dan Rahab serta Musa. B. Hikmat Hal yang tidak dapat dipisahkan dari iman adalah hikmat. Kata “hikmat” dalam bahasa Yunani adalah Sophia yang artinya kebijaksanaan. Pemahaman ini cenderung mengarah pada sikap hidup atau perbuatan. Menurut Eugenia Price, hikmat adalah sesuatu yang aktif dan bergerak bukan saja sejajar dengan kehendak Allah, tetapi sejajar dengan tuntutan keadaan, baik yang sudah lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang’. Dengan demikian hikmat berkaitan dengan sikap aktif yang terjadi dalam waktu tertentu. Raja Israel yang tidak asing kita kenal dengan raja yang penuh dengan hikmat adalah Raja Salomo. Hikmatnya tampak ketika ia memberi keputusan dalam perkara bayi yang 1 diperebutkan oleh 2 orang ibu. Dalam hal ini, ia tahu bahwa ibu kandungnya tidak akan merelakan anaknya mati terbunuh. Raja Salomo berpura-pura menyuruh salah satu ibu untuk memotong bayi menjadi 2. Ibu kandungnya tidak tega melihat anaknya mati terbunuh. Kemudian ibu kandungnya mencoba mengalah. Ibu yang mengalah inilah ibu kandung yang sebenamya (1 Raja-raja 3:16-28). Hikmat mempunyai nilai penting bagi kehidupan manusia. Amsal menjelaskan hal ini. Dalam Amsal dikatakan bahwa hikmat lebih berharga dan permata (Amsal 8:11), jauh melebihi emas (Amsal 16:16). Amsal juga menyatakan bahwa permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Amsal 9:10). Hikmat yang dimiliki manusia akan menjadikan hidupnya lebth baik karena dalam kalimat tersebut terkandung kekayaan budi yang tak ternilai harganya. Melalui kekayaan budi, manusia pada akhirnya menjadi berguna bagi orang lain. Hikmat akan semakin sempurna apabila dimiliki oleh orang-orang yang rendah hati (Amsal 11:2). C. Beriman dan Berhikmat Iman dan hikmat harus dimiliki secara seimbang oleh manusia. Hikmat dapat memperkaya iman dan iman dapat menjadi dasar untuk mengarahkan hikmat. Iman tanpa hikmat akan menjadi iman yang dangkal. Sedangkan hikmat tanpa iman akan menjadi hikmat yang tidak mempunyai titik akhir yang jelas. Pada dasamya ada 4 tipe orang dalam kehidupan manusia, yaitu (1) orang beriman tapi tak berhikmat; (2) orang berhikmat tapi tak beriman; (3) orang tak beriman dan juga tak berhikmat; (4) orang beriman sekaligus orang yang berhikmat. Tipe yang keempat adalah tipe yang sungguh ideal. Namun, sulit sekali menemui orang bertipe tersebut. Karena sering kali iman dan hikmat yang kita miliki tidak sejalan. Itu terjadi karena iman kita tidak mampu dihayati dalam kehidupan nyata. Artinya iman kita terlalu eksklusif sehingga tidak mampu dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Sedangkan hikmat yang kita miliki tidak bersumber pada Tuhan. Keseimbangan iman dan hikmat dapat terjadi apabila ada kesadaran spiritualitas yang berpijak pada dunia. Artinya, adanya kesadaran keagamaan yang dibangun di tengah-tengah kehidupan nyata. UJI KOMPETENSI TesTertulis 1. Apa kata kunci dan Ibrani 11:1? 2. Sejak kapan dan apa yang mendasari munculnya iman Kristen? 3. Apakah yang dimaksud dengan iman dalam konteks kekristenan? 4. Apa kaitannya antara iman dan hikmat? 5. Apa saja 4 tipe manusia dalam kehidupan beriman? 2 BAB 7 Kedewasaan Iman: Teladan dalam Kebenaran dan Tanggung Jawab A. Kebenaran Dalam Alkitab ada beberapa kata yang dapat diterjemahkan dengan kata kebenaran di antaranya Misypat, Tsedaqa, Emeth (Ibrani) dan Aletheza (Yunani). Berdasarkan Ensikiopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Misypat bermakna sebagai cara yang benar bagi seseorang dalam membawa diri, memperlakukan orang lain dan memiiki pengertian yang tepat mengenai masalah-masalah yang sukar. Secara harfiah arti kata Tsedaqa adalah kelurusan. Dalam waktu-waktu tertentu sering kali kata mi dikaitkan dengan keadilan. Emeth mempunyai dua pengertian yang berbeda. Pertama, membicarakan kejadian-kejadian entahkah itu benar atau bohong. Kedua, membicarakan kesetiaan. Kata Aletheia diterjemahkan menjadi “kebenaran”, tetapi sebenarnya lebih mengarah pada kebenaran secara budi. Lebih dalam lagi, kata sifat dari Aletheia yaitu Alethinis kadang-kadang mengandung pengertian sejati. Berdasarkan beberapa makna di atas kita dapat menemukan beberapa kata kunci yang dapat dipakai untuk memahami kebenaran. Beberapa kata tersebut adalah: 1. Sikap Seseorang Kebenaran erat kaitannya dengan sikap seseorang dalam menegakkan atau tidak menegakkan kebenaran. Masyarakat mampu membuat seseorang dapat atau tidak dapat melakukan kebenaran. inii disebabkan oleh sikap seseorang yang dipengaruhi dan diatur oleh patokan-patokan hukum dalam nilai dan norma yang sudah ada dalam masyarakat. 2. Akal budi Sikap seseorang tidak dapat dilepaskan dan akal budi. Sikap yang menunjukkan kompetensinya melakukan kebenaran timbul dari budinya yang baik. Tanpa akal budi yang baik, manusia tidak mampu menunjukkan sikap yang benar. Sebab, akal budi merupakan pusat tindakan manusia secara manusiawi. 3. Kelurusan Kelurusan mempunyai makna tidak menyimpang atau berbelok. Artinya kebenaran dalam masyarakat sudah dibatasi dengan nilai dan norma hukum. Manusia seringkali akan diperhadapkan antara berkata benar atau berbohong. Apabila manusia dituntut untuk memutuskan maka keadilan akan berperan tentunya dengan patokan yang sudah ada. B. Tanggung jawab Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kata tanggung jawab? Pada umumnya kita memahami adanya dampak dan kegiatan atau tindakan yang kita lakukan. Misalnya, ketika berpacaran dengan Indi, Andi melakukan hal-hal di luar batas norma-norma berpacaran sehingga akhirnya Indi hamil. Andi harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Andi harus menanggung akibat perbuatannya. 3 Pada dasarnya, tanggung jawab dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tanggung jawab secara langsung dan tanggung jawab secara tidak langsung. Tanggung jawab Andi kepada Indi adalah tanggung jawab langsung. Artinya, Andi sebagai pthak penanggung jawab langsung harus bertanggung jawab kepada Indi. Lain halnya apabila ayam Andi masuk ke pekarangan tetangganya dan merusak tanaman. Tentu yang bertanggung jawab bukan ayam si Andi, melainkan Andi, sebagai pemiliknya. Ini disebut tanggungjawab tidak langsung. Di samping itu tanggung jawab juga dapat dibedakan berdasarkan pelaku tanggung jawab. Tanggung jawab secara individu atau tanggung jawab secara kolektif. Dalam kasus Andi, Andi sebagai pelaku tunggal harus bertanggung jawab kepada Indi. Dalam hal organisasi juga diperlukan tanggung jawab. Misalnya, kamu selaku pengurus panitia Pentas Seni (PENSI) di sekolahmu, setelah selesai acara, perlu membuat laporan pertanggungjawaban sebagai bentuk tanggung jawab panitia atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Apabila hasil pelaksanaan PENSI ditemukan beberapa permasalahan, misalnya kekurangan dana sebesar 1 juta, kekurangan ini tentu menjadi tanggung jawab panitia. Menentukan kadar tanggung jawab seseorang atau sekelompok orang bukan hal yang mudah. Karena itu perlu dibuat patokan yang dapat dijadikan ukuran. Misalnya saja nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum, dan Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga (AD-ART). Semua tergantung jenis organisasi yang berjalan. C. Kebenaran yang Bertanggung Jawab Kebenaran dan tanggung jawab tidak däpat dilepaskan hubungannya. Sebagai manusia dewasa kebenaran harus dilaksanakan secara bertanggung jawab. Artinya kebenaran dilakukan dengan sikap yang tepat untuk keadilan dan kebaikan bersama tanpa menuntut. Kompetensi menjalankan kebenaran yang bertanggung jawab dilakukan dengan menaati patokan-patokan yang sudah ada berdasarkan nilai agama, masyarakat, dan hukum dalam sebuah negara atau organisasi. Keadilan adalah hal yang sangat penting untuk mendukung upaya menjadi orang yang mampu menegakkan kebenaran yang bertanggung jawab. Di samping itu, orang-orang yang memiliki kesadaran bahwa hidup berasal dan Tuhan, akan hidup untuk kemuliaan Tuhan melalui sikap yang bermanfaat bagi kebaikan manusia. Kesadaran ini mendorong tindakan yang benar dan bertanggung jawab (Roma 12:17). Makna kebenaran yang bertanggung jawab bukan berarti ada sikap kebenaran yang tidak bertangggung jawab. Kebenaran yang sesungguhnya berhubungan dengan tanggung jawab dan tidak bisa dihubungkan dengan sikap yang tidak bertanggung jawab, kecuali kebenaran yang dilakukan hanya berdasarkan pendapatnya sendiri. Dengan kata lain, kebenaran menurut pemikirannya sendiri. Tentu kebenaran yang dimaksud bukanlah kebenaran yang demikian. Sering kali ada beberapa orang yang merasa apa yang dilakukannya itu benar. Namun, ia tidak dapat menunjukkan dasar-dasar yang kuat atas kebenarannya itu karena hanya menurut dirinya sendiri. Menjadi orang yang melakukan kebenaran yang bertanggung jawab bukan hal yang mudah. Ada suatu konsekuensi bahwa dirinya bisa saja terancam oleh orang-orang yang tidak suka kebenaran. Karena di dunia ini mungkin banyak orang yang menyukai kebohongan, manipulasi, penipuan dan kebenaran. Buktinya di negara kita ada koruptor yang sudah dijatuhi vonis sehingga muncullah istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) Sebenarnya itu menjadi tantangan bagi orang Kristen untuk tidak melakukan KKN dengan melakukan kebenaran yang bertanggung jawab melalui keteladanan yang sudah diberikan 4 Yesus kepada kita. Yesus mampu meluruskan ajaran-ajaran yang salah dan kaum Yahudi karena keberanianNya menegakkan kebenaran. Dia mati di kayu salib. UJI KOMPETENSI 1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat kata kunci tentang kebenaran! 2. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab? 3. Apa saja yang membedakan keduanya? 4. Apa saja patokan dasar dan tanggung jawab? 5. Apa kaitan antara kebenaran dan tanggung jawab? 5