171 Profil Kadar Hemoglobin pada Wanita Pre

advertisement
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
Profil Kadar Hemoglobin pada Wanita Pre-Eklampsia Berat Dibandingkan dengan
Wanita Hamil Normal
Azhalia Tiaranissa*, Siti Candra Windu B**, Endang Sriwahyuni***
ABSTRAK
Pre-eklampsia adalah penyakit yang terdiri dari hipertensi dan proteinuria pada wanita hamil yang terjadi
mulai minggu ke-20 kehamilan sampai minggu ke-6 setelah melahirkan. Pada wanita pre-eklampsia ditemui
kelainan hematologis yaitu gangguan degradasi heme dan hemokonsentrasi yang menyebabkan
peningkatan kadar hemoglobin dibandingkan dengan wanita hamil normal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil kadar hemoglobin pada wanita pre-eklampsia berat dibandingkan dengan wanita hamil
normal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan cross sectional di RSSA Malang.
Jumlah sampel yang digunakan yaitu 60 sampel wanita hamil dengan usia kehamilan > 20 minggu, 30 wanita
pre-eklampsia berat dan 30 wanita hamil normal sebagai kontrol. Pengambilan darah dan pengukuran kadar
hemoglobin dilakukan di laboratorium Patologi Klinik RSSA Malang. Hasil uji independent T-test didapatkan
nilai signifikan (p = 0.000) yang menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada kadar hemoglobin antara
wanita pre-eklampsia berat dengan wanita hamil normal. Rata-rata kadar hemoglobin pada wanita hamil
dengan pre-eklampsia berat adalah 13,26 ± 0,95 dan rata-rata kadar hemoglobin pada wanita hamil normal
adalah 10,74 ± 1,07. Penelitian ini juga menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin pada wanita
pre-eklampsia berat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin pada wanita pre-eklampsia berat
lebih tinggi daripada kadar hemoglobin wanita hamil normal.
Kata kunci : Hamil normal, Kadar haemoglobin, Pre-eklampsia berat.
Profile of Hemoglobin Levels in Severe Pre-Eclampsia Women and Normal Pregnant Women
ABSTRACT
Pre-eclampsia is a disease with hypertension and proteinuria symptoms which occurs in women with
approximately 20 weeks pregnancy until six weeks after delivery. There were haematological abnormalities in
pre-eclampsia women compared to normal pregnant women, disruption of heme degradation and
hemoconcentration cause hemoglobin level to increase in severe pre-eclampsia women. The purpose of this
study was to compare the profile of hemoglobin levels in severe pre-eclampsia women and normal pregnant
women. This study used descriptive analytic with cross sectional method. The study was conducted at Saiful
Anwar Hospital Malang from June 2012 to August 2012. Samples were collected from 60 women with > 20
weeks pregnancy, consisted of 30 pregnant women with severe pre-eclampsia and 30 normal pregnant
women as controls. Blood samples were taken and hemoglobin level measured in the Clinical Pathology
Laboratory of RSSA Malang. The result of T-test showed significant value (p = 0000), indicated significant
difference of hemoglobin levels beetween severe pre-eclampsia and normal pregnant women. The average
of hemoglobin levels in pregnant women with severe pre-eclampsia was 13.26 ± 0.95, while in normal
pregnant women the average was 10.74 ± 1.07. This study showed that there were increased hemoglobin
levels in women with severe pre-eclampsia. To conclude, this study proved that the level of hemoglobin in
pregnant women with severe pre-eclampsia was higher compared to normal pregnant women.
Keywords: Hemoglobin, Normal pregnant, Severe Pre-eclampsia.
* Lab Obstetri dan Ginekologi, FKUB
** Lab Ilmu Faal, FKUB
*** Program Studi Kebidanan, FKUB
171
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
sedikit menurun selama kehamilan normal.
Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume
plasma yang lebih besar. Hemokonsentrasi
merupakan tanda utama pre-eklampsia.
Volume darah yang secara normal
bertambah selama kehamilan hampir tidak
terjadi sama sekali pada wanita preeklampsia.7 Penelitian Ustun et al (2007)
mendapatkan kadar hemoglobin pada wanita
pre-eklampsia tidak berbeda signifikan
antara kelompok pre-eklampsia berat dan
pre-eklampsia ringan. Sedangkan pada
penelitian Centlow et al (2009) didapatkan
peningkatan aktivitas hematopoietik dalam
plasenta pre-eklampsia yang menunjukkan
adannya peningkatan kadar mRNA
hemoglobin.5,7,13,23
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui profil kadar hemoglobin pada
wanita pre-eklampsia berat dibandingkan
dengan wanita hamil normal. Hasil penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan dalam hal kadar hemoglobin
pada wanita pre-eklampsia berat.
PENDAHULUAN
Pre-eklampsia merupakan penyebab
utama kematian ibu di seluruh dunia yang
mempengaruhi sekitar 10 % dari seluruh
kelahiran manusia. Pre-eklampsia dan
eklampsia menyumbang hampir lebih dari
50.000 kematian ibu di seluruh dunia setiap
tahun. Pre-eklampsia terjadi 3-8 % dari
seluruh kehamilan di Amerika. Di negara
berkembang,
kejadian
pre-eklampsia
berkisar antara 4-18 %. Kejadian penyakit
pre-eklampsia ringan adalah 75 % dan preeklampsia berat adalah 25 %.1,14,15,17,18,24
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2001, menyebutkan angka kematian
ibu di Indonesia adalah 396 jiwa per 100.000
kelahiran hidup. Dari jumlah kematian ibu,
prevalensi paling besar adalah preeklampsia terutama pre-eklampsia berat dan
eklampsia yaitu, sebesar 12,9 % dari
keseluruhan kematian ibu. Kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar
Malang sekitar 7-12 %.4,8,19
Sejak
dahulu
pre-eklampsia
didefinisikan sebagai trias klasik yang terdiri
dari hipertensi, proteinuria, dan edema pada
wanita hamil. Tetapi sekarang, preeklampsia merupakan suatu gangguan
multisistem yang
manifestasi klinisnya
adalah hipertensi dan proteinuria dengan
atau tanpa gejala yang menyertainya. Preeklampsia biasanya terjadi sejak minggu ke20 kehamilan sampai minggu ke-6 setelah
melahirkan.
Hemokonsentrasi,
trombositopenia, dan hemolisis intravaskular
merupakan salah satu tanda adanya
keterlibatan hematologis yang sering
ditemukan dalam pre-eklampsia.3,9,21
Kadar hemoglobin pada wanita hamil
normal, awal dan menjelang aterm
kehamilan normal adalah 11 g/dL atau lebih.
Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada
pertengahan kehamilan yaitu kurang dari
10,5 g/dL. Meskipun terjadi eritropoiesis,
konsentrasi hemoglobin dan hematokrit
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik dengan penelitian cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui
kadar hemoglobin pada wanita preeklampsia
berat dibandingkan dengan
wanita hamil normal. Estimasi besar sampel
dalam penelitian menggunakan sistem quota
sampling yaitu mulai bulan Juni 2012 sampai
dengan bulan Agustus 2012. Sampel yang
diperoleh sebanyak 30 orang wanita hamil
dengan pre-eklampsia berat dan 30 orang
wanita hamil normal. Maka total sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 60 orang.
Pengambilan Sampel Darah
Sampel darah diambil dari wanita hamil
penderita pre-eklampsia berat yang
menjalani rawat inap di RSSA Malang, dan
172
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
wanita hamil normal yaitu wanita hamil yang
tidak mengalami komplikasi kehamilan
(normotensive). Sampel darah diambil
sesuai dengan kriteria sampel yang
ditentukan oleh SMF Obstetri Ginekologi
RSSA Malang. Kemudian sampel darah
dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik
RSSA Malang untuk dilakukan pengukuran
kadar hemoglobin dengan spektrofotometer
menggunakan metode sianmethmoglobin.
Tabel 1. Kejadian pre-eklampsia berat dan
hamil normal berdasarkan usia
Usia
(tahun)
< 20
20-35
>35
Jumlah
Pre-eklampsia
Berat
Hamil Normal
Jumlah
%
Jumlah
%
2
23
5
30
6,7
76,7
16,7
100
3
20
7
30
10
66,7
23,3
100
Kelompok Usia Kehamilan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
wanita yang mengalami pre-eklampsia berat
terbanyak pada usia kehamilan 28-36
minggu (53,3 %), sedangkan pada wanita
hamil normal terbanyak pada usia kehamilan
20-27 minggu (46,7 %). Kejadian preeklampsia berat menurut usia kehamilan
cenderung lebih banyak didapat pada usia
kehamilan aterm.
Analisis Data
Data hasil penelitian diolah secara
statistik menggunakan uji T (independent
sample T test). Uji T berguna untuk
membandingkan rata-rata dari dua kelompok
yang tidak berhubungan satu dengan yang
lain. Hipotesis ditentukan berdasarkan nilai
signifikansi yang diperoleh. Jika nilai
signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada
perbedaan kadar hemoglobin pada wanita
pre-eklampsia berat dengan wanita hamil
normal, tetapi bila nilai signifikansi < 0,05
maka hipotesis ditolak, maka terdapat
perbedaan kadar hemoglobin pada wanita
pre-eklampsia berat dengan wanita hamil
normal.
Tabel 2. Kejadian pre-eklampsia berat
berdasarkan usia kehamilan
Usia
Kehamilan
(minggu)
20-27
28-36
37-42
>42
Jumlah
HASIL
Kelompok Usia
Pada Tabel 1 dapat dilihat kejadian
wanita pre-eklampsia berat maupun wanita
hamil normal terbanyak pada usia 20-35
tahun masing-masing 76,7 % dan 66,7 %.
Dengan demikian, angka kejadian preeklampsia berat dan hamil normal
berdasarkan usia adalah sama.
Pre-eklampsia
Berat
Hamil Normal
Jumlah
14
16
30
Jumlah
14
13
3
30
%
46,7
53,3
100
%
46,7
43,3
10
100
Kadar Hemoglobin
Pada Tabel 3 dapat diketahui kadar
hemoglobin wanita pre-eklampsia berat
adalah ≥ 13,2 g/dl (53,3 %), sedangkan
kadar hemoglobin pada wanita hamil normal
<11 g/dl (53,3 %).
173
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
Tabel 3. Kadar hemoglobin pada wanita preeklampsia berat dan wanita hamil normal
Kadar Hemoglobin
(g/dl)
Pre-eklampsia
Berat
Jumlah
< 11
11 ≤ Hb < 13,2
≥ 13,2
Jumlah
14
16
30
berat dan wanita hamil normal. `mean HB:
rata-rata kadar hemoglobin, count: jumlah
sampel atau responden
Hamil
Normal
% Jumlah
Rata-rata kadar hemoglobin pada
wanita hamil dengan pre-eklampsia berat
adalah 13,26 ± 0,952 dan rata-rata kadar
hemoglobin pada wanita hamil normal
adalah 10,74 ± 1,071. Berdasarkan Gambar
2 dapat disimpulkan bahwa kadar
hemoglobin pada wanita pre-eklampsia berat
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
hemoglobin wanita hamil normal.
%
46,7
53,3
16
14
-
53,3
46,7
-
100
30
100
PEMBAHASAN
Kejadian
Pre-Eklampsia
Berat
Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini, kejadian preeklampsia berat berdasarkan usia dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu usia kurang dari
20 tahun, usia 20-35 tahun, dan usia lebih
dari 35 tahun. Kejadian pre-eklampsia berat
maupun wanita hamil normal paling banyak
terdapat pada kelompok usia 20-35 tahun.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Prasetyawan
(2002), bahwa
kejadian pada kelompok wanita preeklampsia berat lebih banyak pada usia 2529 tahun dan kelompok hamil normal pada
usia 30-34 tahun. Tetapi, Cunningham
(2005) menyebutkan bahwa salah satu
faktor terjadinya pre-eklampsia berat adalah
wanita hamil yang berusia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun. Keadaan ini
mungkin karena wanita mengalami proses
kehamilan lebih sering terjadi pada usia
reproduksi yaitu, 20-35 tahun.7,16
Usia kehamilan pada wanita preeklampsia berat terbanyak pada kelompok
usia kehamilan aterm (37-42 minggu),
sedangkan wanita hamil normal yang
terbanyak pada kelompok usia kehamilan
immature (20-27 minggu). Keadaan ini
mungkin karena sampel yang diambil pada
wanita pre-eklampsia adalah wanita yang
hendak bersalin pada umur kehamilan yang
Gambar 1. Kadar hemoglobin wanita preeklampsia berat dan wanita hamil normal
Data hasil penelitian dianalisis dengan
program SPSS 20 for windows dengan
menggunakan uji T (independent t-test).
Hasil uji T menunjukkan p < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang bermakna pada kadar hemoglobin
antara wanita pre-eklampsia berat dengan
wanita hamil normal.
13,26 ± 0,95
10,74 ± 1,07
Gambar 2. Perbandingan rata-rata kadar
hemoglobin antara wanita pre- eklampsia
174
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
sudah menginjak aterm, sedangkan sampel
wanita hamil normal yang diambil adalah
selain wanita yang hendak bersalin pada
umur kehamilan aterm, juga pada wanita
hamil yang berkunjung ke Poli Hamil RSSA
Malang.
pula menurut Walker (2000), bahwa
penurunan
volume
intravaskular
menyebabkan
peningkatan
kadar
hemoglobin maternal. Penelitian Heiman et
al (1981) pada 155 wanita hamil normal dan
55 wanita hamil dengan pre-eklampsia
didapatkan hasil adanya peningkatan
agregasi eritrosit pada wanita pre-eklampsia.
Hasil penelitian Steer (2000) menyimpulkan
bahwa kadar hemoglobin > 12 g/dl pada
akhir trimester kedua berhubungan dengan
pre-eklampsia dan IUGR.6,10,11,12,22,25
Pada penelitian Centlow et al (2009),
menemukan 800 cDNA-clon yang unik dan
tampaknya berbeda antara sampel plasenta
dari wanita pre-eklampsia dan wanita hamil
normal. Perubahan yang menarik tersebut
terlihat pada gen hemoglobin. Ekspresi
hemoglobin pada plasenta wanita preeklampsia meningkat sebagai respon
terhadap kadar oksigen yang rendah karena
adanya gangguan perfusi plasenta dan
hipoksia. Dengan demikian, peningkatan
aktivitas hematopoietik dalam plasenta preeklampsia dapat menjelaskan peningkatan
kadar mRNA hemoglobin. Free heme adalah
agen redoks potensial yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan melalui
pembentukan ROS. Heme mengoksidasi
LDL, mengubahnya menjadi peroksida
sitotoksik yang menyebabkan kerusakan
endotel. Free heme biasanya terdegradasi
oleh heme oxygenase (HO). Pada preeklampsia terdapat penurunan ekspresi HO2 dan mengurangi aktivitas HO. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan degradasi heme
dan berkontribusi untuk penumpukan heme.
Free heme bersama dengan berkurangnya
aliran darah plasenta menginduksi respon
inflamasi, yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel endotel lebih lanjut.5
Berbeda dengan kesimpulan penelitian
Simon (2009), yaitu kadar hemoglobin pada
wanita pre-eklampsia dan pada wanita hamil
normal memiliki perbedaan yang tidak
bermakna. Pada penelitian Yaprak et al
Kadar Hemoglobin dan Pre-Eklampsia
Pada penelitian ini didapatkan wanita
hamil dengan pre-eklampsia berat memiliki
kadar hemoglobin ≥ 13,2 g/dl, sedangkan
pada wanita hamil normal memiliki kadar
hemoglobin yang lebih rendah yaitu < 11
g/dl. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Aghamohammadi et al (2011), bahwa wanita
pre-eklampsia cenderung memiliki kadar
hemoglobin ≥ 13,2 g/dl. Beberapa penelitian
juga menyimpulkan bahwa ada hubungan
kadar hemoglobin maternal yang tinggi yaitu
≥ 13,2 g/dl dengan kejadian pre-eklampsia.2
Hasil pengolahan data yang diperoleh
menunjukkan ada perbedaan yang
bermakna pada kadar hemoglobin wanita
hamil dengan pre-eklampsia berat dan
wanita hamil normal. Rata-rata kadar
hemoglobin pada wanita hamil dengan preeklampsia berat lebih tinggi dibandingkan
rata-rata kadar hemoglobin wanita hamil
normal. Hal ini diduga disebabkan oleh
adanya kelainan hematologis dan gangguan
degradasi heme. Adanya kerusakan endotel
menyebabkan kelainan hematologis melalui
kebocoran di antara celah-celah sel endotel,
kemudian mengakibatkan penurunan volume
plasma
pada
intravascular
yang
menyebabkan hemokonsentrasi. Hasil
tersebut sesuai dengan Chappell et al (1998)
dan Jennifer et al (2011) yang
mengungkapkan bahwa pada pre-eklampsia,
kehilangan sejumlah protein serum dan
peningkatan permeabilitas endotel kapiler
menyebabkan
penurunan
volume
intravaskular.
Hemokonsentrasi
akan
menimbulkan keadaan trombositopenia dan
peningkatan produksi eritrosit, sehingga
kadar hemoglobin juga ikut tinggi. Begitu
175
Majalah Kesehatan FKUB
Volume 1 Nomer 3, September 2014
(2007) juga mendapatkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang bermakna pada
kadar hemoglobin antara wanita preeklampsia ringan, sedang, berat, dan wanita
hamil normal. Adanya perbedaan hasil bisa
disebabkan
karena
metode
dalam
pengukuran kadar hemoglobin berbeda dan
waktu pengambilan darah yang berbeda.20,23
Dari
beberapa
penelitian
yang
dikemukakan di atas, diketahui belum ada
kepastian
hubungan
antara
kadar
hemoglobin dengan pre-eklampsia berat,
apakah kadar hemoglobin tinggi yang
menyebakan terjadinya pre-eklampsia berat
atau pre-eklampsia berat menyebabkan
kadar hemoglobin tinggi. Hasil analisis data
pada penelitian ini belum dapat
menyimpulkan apakah peningkatan kadar
hemoglobin merupakan faktor resiko
terjadinya pre-eklampsia berat atau
sebaliknya. Hal ini karena desain penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional yang memiliki kelemahan
sehingga sulit untuk menentukan sebab dan
akibat karena pengambilan data resiko dan
efek dilakukan pada saat yang bersamaan.
Jadi peneliti sulit menentukan waktu
peningkatan kadar hemoglobin, apakah
terjadi sebelum atau sesudah pre-eklampsia.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan
yaitu usia kehamilan pada wanita hamil
normal yaitu 20-27 minggu. Pada penelitian
berikutnya diharapkan dengan objek wanita
hamil yang mempunyai usia kehamilan yang
sama. Penelitian ini juga hanya melihat
bahwa kadar hemoglobin pada wanita preeklampsia berat lebih tinggi daripada wanita
hamil normal, tetapi belum diketahui secara
pasti tahapan peningkatan kadar hemoglobin
dari mulai terdiagnosa pre-eklampsia hingga
menjadi pre-eklampsia berat.
hemoglobin wanita pre-eklampsia berat
dengan wanita hamil normal. Kadar
hemoglobin pada pre-eklampsia berat lebih
tinggi daripada kadar hemoglobin wanita
hamil normal.
DAFTAR PUSTAKA
1. ACOG Committee on Practice BulletinsObstetrics. Diagnosis and Management
of Preeclampsia and Eclampsia. Obstet
Gynecol. 2002; 99(1):159-167.
2. Aghamohammadi et al. High Maternal
Hemoglobin Concentration in First
Trimester as Risk Factor for Pregnancy
Induced Hypertension. Casp J Intern
Med. 2011; 2(1):194-197.
3. Benson et al. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Susiani Wijaya, Srie Sisca
P, Titiek Resmisari (Penerjemah). Edisi
ke-9. Jakarta: EGC. 2008. Hal 365-370.
Terjemahan: Benson & Pernoll’s
Handbook
of
Obstetrics
and
Gynecology.
4. Candra S. Kadar H2O2 dan Rasio
GSH/GSS Pada Kultur Sel Endothel
(HUVECs) yang dipapar dengan 2 %
Plasma Kehamilan Normal, PEB 2 %
dan eklampsia 2 %. Jogja: Pertemuan
Fetomaternal. 2007.
5. Centlow M et al. Placental Expression
Profiling in Preeclampsia: Local
Overproduction of Hemoglobin May
Drive Pathological Changes. Fertil Steril.
2008; 90(5):1834-1843.
6. Chappell et al. Effect of Antioxidants on
the Occurrence of Pre-eclampsia in
Women at Increased Risk: A
Randomised Trial. Lancet. 1999;
354:810-816.
7. Cunningham F. Hypertensive disorders
in pregnancy: William Obstetrics. 22nd
Edition. New York: McGraw Hill. 2005.
p 567-618.
8. [DEPKES RI] Departemen Kesehatan
RI. Profil Kesehatan Indonesia 2007.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
ada perbedaan yang bermakna pada kadar
176
Majalah Kesehatan FKUB
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Volume 1 Nomer 3, September 2014
Jakarta:
Departemen
Kesehatan
Republik Indonesia. 2008.
Heffner LJ. The Reproductive System at
A Glance. 3rd Edition. UK: WileyBlockwell. 2008. p 50-51, 84.
Heilmann et al. Hemoconcentration and
Preeclampsia. Arch Gynecology. 1981;
(231):7-21.
Jennifer
et
al.
Pre-eclampsia:
Pathophysiology,
Diagnosis,
and
Management. Vasc Health Risk Manag.
2011; 7:467-474.
Kowalak et al. Buku Pegangan Uji
Diagnostik Jaya DP, Lydia I.
Penerjemah. Muttaqin H, Ramadhani D,
Editor. Edisi ke-3. Jakarta: EGC. 2009.
Hlm 124-128. Terjemahan: Handbook of
Diagnostic Test.
Ling et al. Hemoglobin pada Pasien
Hipertensi dengan Stroke Iskemik
Kerusakan Organ Perifer . Chinesse
Journal of Hypertension. 2006;14 (5).
Lim K. Preeclampsia. Harvard Medical
School.
2009.
(online).
http://emedicine.medscape.com/article/1
476919-overview. Diakses 20 Desember
2011, Pukul 19.35.
Lopez et al. Preeclampsia: from
Epidemiological
Observations
to
Molecular Mechanisms. Braz J Med Biol
Res Pub Med. 2001; 34(10):1227-1235.
Prasetyawan. Perbandingan Kadar
Kalsium Darah pada Preeklampsia
Berat dan Kehamilan Normotensi. Tesis.
Semarang: SMF Obstetri Ginekologi FK
Universitas Dipenogoro. 2002.
Roberts et al. Summary of the NHLBI
Working
Group
in
Research
Hypertension
During
Pregnancy.
Hypertension. 2003; 41:437-445.
Robilland et al. Preeclampsia and
Human Reproduction: an Essay of
Long-term Refelction. J Reprod
Immunol. 2003; 59:93-100.
Saifuddin. Hipertensi dalam Kehamilan.
Di dalam: Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
177
Hanifa W, Abdul Bari S, Trijatmo R,
Editor. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
2008. hlm 54, 531-550.
Saing PS. Perbandingan Kadar Feritin
Serum pada Pre-eklampsia dan
Kehamilan Normal. Tesis. Medan: USU
Repository. 2009. Hlm 48-60.
Sibai. Evaluation and Management of
Severe Preeclampsia Before 34 Weeks’
Gestation. American Journal of
Obstetric and Gynecology. 2011; 191197.
Steer PJ. Maternal Hemoglobin
Concentration and Birth Weight. The
American Journal of Clinical Nutrition.
2000; 71: 12858-12878.
Ustun et al. Evaluation of Hemoglobin
and Platelet Levels in Mild, Moderate
and Severe Preeclampsia. Perinatal
Journal. 2007;15(3):93-98.
Vanderjagt et al. High Density
Lipoprotein and Homocysteine Levels
Correlate Inversely in Preeclamptic
Women in Northern Nigeria. Acta Obstet
Gynecol. 2004; 83(6):536-542.
Walker JJ. Preeclampsia. Lancet. 2000;
356:1260-1265.
Download