BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perkembangan bentuk tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH). Hormon ini melalui aliran darah akan merangsang hipofise anterior untuk mensekresi hormon gonadotropin berupa Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang bersifat episodik dan pulsatif. Hormon gonadotropin akan merangsang gonad untuk memproduksi hormon testosteron pada laki-laki dan hormon estrogen pada perempuan. Pada keadaan prapubertas kadar hormon ini sangat rendah, sedangkan saat mulainya puberitas amplitudo dan frekuensi keluarnya hormon GnRH meningkat pesat sehingga hormon gonadotropin dan seks steroid juga meningkat untuk merangsang pertumbuhan tanda-tanda seks sekunder serta menyiapkan proses fertilisasi (Suryawan, 2010). Masa pubertas remaja putri ditandai dengan munculnya menstruasi. Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh secara periodik dari vagina yang berasal dari dinding rahim (Gunawan, 2002). Dampak dari menstruasi adalah timbulnya resiko anemia terdapat pada remaja, pada ibu hamil, dan pada wanita yang sedang mengalami menstruasi. Hal ini disebabkan karena secara fisiologis jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kehilangan darah. Khusus untuk wanita menstruasi disebabkan karena kehilangan darah. Timbulnya anemia selama menstruasi 1 2 dapat memberikan efek yang negatif bagi pertumbuhan remaja putri seperti menurunnya kemampuan konsentrasi belajar, menganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak optimal, menurunkan kemampuan fisik, dan mengakibatkan muka pucat (Gunawan, 2002). Sutejdo (2009) mengemukakan bahwa hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari atas empat kandungan haem (berisi zat besi) dan empat rantai globin (alfa, beta, gamma dan delta) berada di dalam eritosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Sel – sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gm/dl sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat lebih dari nilai tersebut, karena ini merupakan batas metabolik dari mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya pada orang normal, presentase hemoglobin hampir selalu mendekati maksimum dalam setiap sel. Namun bila pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka presentase hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi sel kurang. Bila hematrokit (persentase sel dalam darah normalnya 40 sampai 45 persen ) dan jumlah hemoglobin dalam masing – masing sel nilainya normal, maka seluruh darah seorang pria rata – rata mengandung 16 gram/dl hemoglobin, dan pada wanita rata- rata 14 gram/dl. Haid mengakibatkan kehilangan sejumlah darah dari tubuh yang ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin. Hal ini akan menyebabkan gejala anemia. Dari hasil observasi sebagian mahasiswa mengeluh sakit saat menstruasi, menjadi malas beraktivitas, dan mereka belum begitu paham 3 tentang perbedaan kadar hemoglobin saat menstruasi dan setelah menstruasi. Oleh sebab itu penulis mengambil judul “ Perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi “ B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi ?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah Menstruasi pada mahasiswa DIII Keperawatan Universtas Muhamadiyah Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kadar Hemoglobin sebelum menstruasi pada mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Muhamadiyah Surakarta. b. Mengetahui kadar Hemoglobin sesudah menstruasi pada mahasiswa DIII Keperawatan Universitas Muhamadiyah Surakarta. c. Mengetahui perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi pada mahasiswa Muhamadiyah Surakarta DIII Keperawatan Universitas 4 D. Manfaat Penelitiian 1. Manfaat teoritis a. Dapat menambah wawasan tentang perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah menstruasi. b. Dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan masalah dalam penelitiaan ini. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan penelitian. b. Bagi tempat penelitian Dapat menambah bahan masukan dan evaluasi tentang kadar HB sebelum dan sesudah menstruasi. c. Bagi institusi pendidikan Dapat menambah referensi, ilmu, acuan, untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian tentang perbedaan kadar HB belum pernah dilakukan. Adapun yang mirip dengan ini adalah : 1. Yerna (2011), tentang “Hubungan Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin Remaja Putri (Studi Kasus di SMA 1 Panarukan Situbondo”. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 49 siswi, teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling. Pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode sahli. Analisis data 5 menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,8% responden memiliki lama menstruasi normal 3-7 hari. Responden dengan siklus menstruasi lebih dari sebulan sekali sebanuak 24 responden (49%) dan responden yang menderita anemia sebanyak 17 responden (34,7%). Secara statistika didapat nilai p-value = 0,855 (p>0,05) ini berarti tidak ada hubungan lama menstruasi dengan kadar hemoglobin. 2. Muliaty (2012) tentang “ Hubungan Lama Haid dengan Kadar Hemoglobin Remaja (Studi pada siswi SMP Negeri I Lasusua Kabupaten Kolaka Utara)”. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik dengan desain studi Cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara faktor penyebab dan akibat dalam waktu yang bersamaan. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik Chi square dengan tingkat kemaknaan a = 0,05. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SMP Negeri I Lasusua Kabupaten Kolaka Utara, dengan sampel sebanyak 68 responden dengan tehnik purposive sampling. Setelah dilakukan uji regresi diketahui bahwa lama haid memiliki hubungan yang dengan kadar hemoglobin, yaitu semakin lama haid yang dialami remaja, maka kadar hemoglobinnya semakin rendah.