Etika Profesi Hukum - Data Dosen UTA45 JAKARTA

advertisement
Bahan Ajar TA 2014/2015
ETIKA PROFESI HUKUM
2 SKS
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2015
BAHAN AJAR
ETIKA PROFESI HUKUM
2 SKS
Oleh
BUDIYANTO
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2015
Pengertian Etika Profesi Hukum
• PENGERTIAN ETIKA
• Etika berasal dari kata Yunani Ethos yaitu adat kebiasaan, adat istiadat,
akhlak yang baik. Dalam Kamus Bahasa Inggris ethos diartikan sebagai jiwa
khas suatu bangsa.
• ETIKA adalah pola pikir dan sikap perilaku yang dinyatakan secara tegas
mana yang baik dan benar, mana yang benar dan salah, mana yang
kontribusi dan korupsi, mana yang sopan dan tidak sopan, mana yang
patut dan tidak patut.
• ETIKA adalah bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang bersifat
universal, dan nilai-nilai yang tercermin dari kepribadian dan budaya
bangsa yang tercakup di dalam Pancasila (etika Indonesia).
Pengertian Etika Profesi Hukum…lanjutan
• Etika dipergunakan Aristoteles (384-322 BC) untuk menunjukkan Filsafat
Moral. Dengan demikian, Ethos yang artinya dorongan dari dalam jiwa
atau semangat untuk menjadi lebih baik atau sebaliknya. Ethos dari
bahasa Yunani artinya adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etiket
diartikan sebagai aturan (pakai), sopan santun, tatakrama.
• Dalam Kamus Bahasa Indonesia etos diartikan sebagai pandangan hidup
yang khas suatu golongan sosial di dalam masyarakat.
• Sedangkan Etika dalam Kamus Bahasa Indonesia (1988) dirumuskan
dengan 3 arti, yaitu
1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak)
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Pengertian Etika Profesi Hukum…lanjutan
• Menurut Bertens tiga arti Etika tersedut di atas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “sistem nilai” dalam hidup manusia
orang Jawa, Etika agama Budha.
2.
Etika dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral.
3.
Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Arti
Etika di sini sama dengan filsafat moral.
Hubungan antara Etika Profesi Hukum
• Dihubungkan dengan Etika Profesi Hukum, Etika dalam arti pertama dan
kedua adalah relevan, karena kedua arti tersebut berkenaan dengan
perilaku seseorang atau kelompok profesi hukum.
• Dihubungkan dengan arti yang kedua, Etika Profesi Hukum berarti Kode
Etik Profesi Hukum.
• Etika Profesi Hukum berlaku terhadap para pihak yang terjun atau
berkecimpung di ranah hukum, tidak terkecuali profesi-profesi yang
berkaitan langsung dengan profesi ilmu hukum.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI HUKUM
• 1. ETIKA adalah pola pikir dan sikap perilaku yang dinyatakan secara tegas
mana yang baik dan benar, mana yang benar dan salah, mana yang
kontribusi dan korupsi, mana yang sopan dan tidak sopan, mana yang
patut dan tidak patut.
• 2. PROFESI adalah suatu pekerjaan tetap yang dilakukan dengan
menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dihayatinya sebagai
panggilan hidup yang terikat, baik pada etika yang umum maupun pada
etika yang khusus (etika profesi).
• 3. HUKUM adalah seperangkat norma/kaidah yang merupakan petunjuk
atau pedoman tentang bagaimana seseorang melakukan kegiatan atau
berbuat dan bertingka laku di dalam pergaulan hidup bersama.
• Etika Profesi Hukum adalah Pola atau Pedoman perilaku yang digunakan
seseorang dalam peranannya di dalam pekerjaannya, bertanggung jawab
membantu mewujudkan nilai-nilai hidup dalam tingkah laku sehari-hari di
dalam masyarakat terutama di lingkungan pekerjaannya.
• URGENSI ETIKA
• Sejak zaman Aristoteles, urgensi etika mendapat tempat dalam
pembahasan utama, terbukti dalam tulisannya tentang “Ethika
Nicomachela”. Beliau berpendapat tentang tata pergaulan dan
penghargaan seorang manusia, yang tidak didasarkan pada egoisme atau
kepentingan individu, akan tetapi didasarkan pada hal-hal yang altruistik,
yaitu memperhatikan orang lain. (Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1994).
• Pandangan Aristoteles jelas bahwa urgensi etika berkaitan dengan
kepedulian dan tuntutan memerhatikan kehidupan orang lain. Dengan
berpegang pada etika, manusia tidak terseret pada pola hidup yang
mementingkan kepentinganpribadinya, ego-ego dan ambisi-ambisinya,
tetapi dapat hidup sebagai “zoon politicon”. Dengan beretika, kehidupan
manusia menjadi bermakna, jauh dari keinginan untuk melakukan
perusakan dan kekacauan-kekacauan. (Abdul Wahid dan Moh. Muhibbin,
Etika Profesi Hukum, Rekonstruksi Citra Peradilan di Indonesia)
URGENSI ETIKA
• URGENSI ETIKA
• Sejak zaman Aristoteles, urgensi etika mendapat tempat dalam
pembahasan
Nicomachela”.
utama,
Beliau
terbukti
dalam
berpendapat
tulisannya
tentang
tata
tentang
“Ethika
pergaulan
dan
penghargaan seorang manusia, yang tidak didasarkan pada egoisme atau
kepentingan individu, akan tetapi didasarkan pada hal-hal yang altruistik,
yaitu memperhatikan orang lain. (Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1994).
URGENSI ETIKA …lanjutan
• Pandangan Aristoteles jelas bahwa urgensi etika berkaitan dengan
kepedulian dan tuntutan memerhatikan kehidupan orang lain. Dengan
berpegang pada etika, manusia tidak terseret pada pola hidup yang
mementingkan kepentinganpribadinya, ego-ego dan ambisi-ambisinya,
tetapi dapat hidup sebagai “zoon politicon”. Dengan beretika, kehidupan
manusia menjadi bermakna, jauh dari keinginan untuk melakukan
perusakan dan kekacauan-kekacauan. (Abdul Wahid dan Moh. Muhibbin,
Etika Profesi Hukum, Rekonstruksi Citra Peradilan di Indonesia)
• Napoleon Bonaparte mengingatkan bahwa di tengah masyarakat yang
serba kacau, hanya kaum bajinganlah yang bisa memperoleh keuntungan
besar. Menurut Paul Scholten: moral (etika) itu pengaturan perbuatan
manusia sebagai manusia, ditinjau dari segi baik buruknya, dipandang dari
hubungannya dengan tujuan akhir hidup manusia berdasrkan hukum
kodrati. (Bambang S., makalah dalam Seminar Regional “Etika Hidup
berbangsa, Sesulit mencari Jarum dalam Lautan”, Malang, 12 Mei 2006,
hal. 2).
HUBUNGAN ANTARA ETIKA DAN HUKUM
• Pendapat Scholten di atas menunjukkan bahwa titik temu antara
etika dan hukum terletak pada muatan substansinya yang mengatur
tentang perilaku manusia. Apa yang dilakukan manusia selalu
mendapat koreksi dari ketentuan hukum dan etika yang
menentukannya. Ada keharusan, perintah dan larangan, serta
sanksinya.
• Von Savigny dalam madzhab sejarah secara tidak langsung
menunjukkan keterkaitan antara hukum dengan etika. Beliau
mengatakan, bahwa hukum itu harus dipandang sebagai suatu
penjelmaan dari jiwa atau rohani suatu bangsa. Selalu ada suatu
hubungan yang erat antara hukum dengan kepribadian suatu
bangsa. Apa yang dinilai dan dijadikan ideologi sauatu bangsa
sebagai pandangan, tata aturan atau kaidah-kaidah kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, maka hal itu dapat disebut sebagai
bagian dari “jiwa bangsa”.
DESKRIPSI ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB PROFESI
• ETIKA adalah pola pikir dan sikap perilaku yang dinyatakan secara tegas
mana yang baik dan benar, mana yang benar dan salah, mana yang
kontribusi dan korupsi, mana yang sopan dan tidak sopan, mana yang
patut dan tidak patut.
• ETIKA adalah bersumber dari nilai-nilai ajaran agama yang bersifat
universal, dan nilai-nilai yang tercermin dari kepribadian dan budaya
bangsa yang tercakup di dalam Pancasila.
• Etika berkaitan erat dengan konsep nurani namun juga berkaitan langsung
dengan nilai-nilai agama yang termaktub dalam konsep kehidupan
manusia yang terikat pada kitab suci serta aturan-aturan yang berasal dari
kitab suci yang dijabarkan melalui perilaku manusianya tersebut.
Menurut Imam Gozali ETIKA adalah dorongan yang bersifat psychologi dari dalam yang
muncul secara spontan tanpa pemikiran lagi.
1.
Profesi adalah suatu vokasi atau suatu pekerjaan tetap yang dilakukan dengan
menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dihayatainya sebagai suatu panggilan
hidup yang terikat baik pada etika yang umum maupun pada etika yang khusus (etika
profesi).
2.
Seorang profesional (pengemban profesi) yang melakukan suatu pekerjaannya
merupakan suatu panggilan hidup yang akan memperlihatkan semangat dan
keberanian mengabdi kepada kepentingan masyarakat dan sesamanya, akan
memancarkan keahlian, tanggung jawab dan kesejawatannya.
3.
Panggilan hidup seseorang pada hakekatnya adalah etika pemenuhan kebutuhan
hidupnya sebagai individu maupun sebagai anggota mayarakat untuk meningkatkan
taraf hidup/martabatnya dan lingkungan masyarkaatnya.
4. Oleh karena itu, hidup setiap manusia selalu menyangkut hubungan antara kebutuhan
dirinya dengan kebutuhan manusia lainnya sebagai bagian integral dari nilai-nilai yang
melekat atas kehadiran dirinya yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah
lakunya. Sehingga nilai-nilai itu berlaku terhadap dirinya dan menuntut dirinya untuk
menghormati nilai-nilai tersebut dan nilai lain yang melekat pada setiap hak yang dapat
memenuhi kebutuhannya.
• Perilaku menjadi obyek pembahasan etika, karena dalam perilaku manusia
menampakkan berbagai model pilihan atau keputusan yang masuk dalam
standar penilaian atau evaluasi, apakah perilaku itu mengandung
kemanfaatan atau kerugian baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
• Fungsi Etika
• Di era modernisasi dengan segala kecanggihan yang membawa perubahan
dan pengaruh terhadap nilai-nilai moral, adanya berbagai pandangan
ideologi yang menawarkan untuk menjadi penuntun hidup tentang
bagaimana harus hidup dan tentunya kita hidup dalam masyarakat yang
semakin pluralistik, juga dalam bidang moral sehingga bingung harus
mengikuti moralitas yang mana, untuk itu sampailah pada suatu fungsi
utama etika, sebagaimana disebutkan Magnis Suseno (1991 : 15), yaitu
untuk membantu kita mencari orientasi secara kritis dalam berhadapan
dengan moralitas yang membingungkan.
Pengertian Profesi
• Profesi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan
sebagainya) tertentu. jenis profesi yang dikenal antara lain : profesi
hukum, profesi bisnis, profesi kedokteran, profesi pendidikan (guru).
menurut Budi Santoso ciri-ciri profesi adalah :
a. suatu bidang yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus menerus
dan berkembang dan diperluas;
b. suatu teknis intelektual;
c. penerapan praktis dari teknis intelektual pada urusan praktis ;
d. suatu periode panjang untuk suatu pelatihan dan sertifikasi;
e. beberapa standar dan pernyatan tentang etika yang dapat
diselenggarakan;
Pengertian Profesi …lanjutan
f.
g.
h.
i.
j.
kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
asosiasi dari anggota-anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang
akrab dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
pengakuan sebagai profesi;
perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung
jawab dari pekerjaan profesi;
hubungan erat dengan profesi lain.
Etika Profesi
• Etika Profesi
• Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran
kritis rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagia
anggota umat manusia (Magnis Suseno et.al., 1991 : 9). untuk
melaksanakan profesi yang luhur itu secara baik, dituntut moralitas yang
tinggi dari pelakunya ( Magnis Suseno et.al., 1991 : 75). Tiga ciri moralitas
yang tinggi itu adalah :
a. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan
tuntutan profesi.
b. Sadar akan kewajibannya, dan
c. Memiliki idealisme yang tinggi.
Profesi Hukum
• Profesi Hukum
• Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh
aparatur hukum dalam suatu pemerintahan suatu negara (C.S.T. Kansil,
2003 : 8). profesi hukum dari aparatur hukum negara Republik Indonesia
dewasa ini diatur dalam ketetapan MPR II/MPR/1993 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara.
• Pengemban profesi hukum harus bekerja secara profesional dan
fungsional, memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan. kritis, dan
pengabdian yang tinggin karena mereka bertanggung jawab kepada diri
sendiri dan sesama anggota masyarakat, bahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pengemban profesi hukum bekerja sesuai dengan kode etik
profesinya, apabila terjadi penyimpangan atau pelanggaran kode etik,
mereka harus rela mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai dengan
tuntutan kode etik. Biasanya dalam organisasi profesi, ada dewan
kehormatan yang akan mengoreksi pelanggaran kode etik.
Nilai Moral Profesi Hukum
• Nilai Moral Profesi Hukum
• Profesi hukum merupakan salah satu profesi yang menuntut pemenuhan
nilai moral dari pengembannya. Nilai moral itu merupakan kekuatan yang
mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Setiap profesional hukum
dituntut agar memiliki nilai moral yang kuat. Franz Magnis Suseno
mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian profesional hukum.
• 1. Kejujuran
• Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa kejujuran maka profesional hukum
mengingkari misi profesinya, sehingga akan menjadi munafik, licik dan
penuh tipu daya. Sikap yang terdapat dalam kejujuran yaitu :
• a. Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan klien, kerelaan/keikhlasan
melayani atau secara cuma-Cuma.
• b. Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan yang tidak berlebihan,
tidak otoriter, tidak sok kuasa, tidak kasar, tidak menindas, tidak memeras.
Nilai Moral Profesi Hukum…lanjutan
• 2. Otentik
• Otentik artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai dengan
keasliannya, kepribadian yang sebenarnya. Otentiknya pribadi profesional
hukum antara lain :
• a. tidak menyalahgunakan wewenang;
• b. tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (melakukan
perbuatan tercela;
• c. mendahulukan kepentingan klien;
• d. berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak sematamata menunggu atasan;
• e. tidak mengisolasi diri dari pergaulan sosial.
Nilai Moral Profesi Hukum…lanjutan
• . Bertanggung Jawab
• Dalam menjalankan tugasnya, profesioal hukum wajib bertanggung jawab,
artinya :
• a. kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang
termasuk lingkup profesinya ;
• b. bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan
perkara cuma-cuma (prodeo);
• c. kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.
Nilai Moral Profesi Hukum…lanjutan
• 4. Kemandirian Moral
• Kemandirian moral artinya tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah
mengikuti pandangan moral yang terjadi di sekitarnya, melainkan
memebetuk penilaian dan mempunyai pendirian sendiri. mandiri secara
moral berarti tidak dapat dibeli oleh pendapat mayoritas, tidak
terpengaruhi oleh pertimbangan untung rugi (pamrih), penyesuaian diri
dengan
nilai
kesusilaan
dan
agama.
5. Keberanian Moral
• Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati nurani yang
menyatakan kesediaan untuk menanggung resiko konflik. Keberanian
tersebut antara lain :
• a. menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;
• b. menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang
tidak sah.
Etika Profesi Hukum
• Dari hasil uraian diatas dapat kita rumuskan tentang pengertian etika
profesi hukum sebagai berikut : Ilmu tentang kesusilaan, tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam
jabatannya sebagai pelaksana hukum dari hukum yang berlaku dalam
suatu negara. sesuai dengan keperluan hukum bagi masyarakat Indonesi
dewasa ini dikenal beberapa subyek hukum berpredikat profesi hukum
yaitu : Polisi, Jaksa, Penasihat hukum (advokad, pengacara), Notaris, Jaksa,
Polisi.
Etika Profesi Hukum…lanjutan
• Seluruh sektor kehidupan, aktivitas, pola hidup, berpolitik baik dalam
lingkup mikro maupun makro harus selalu berlandaskan nilai-nilai etika.
Urgensi etika adalah,
• pertama, dengan dipakainya etika dalam seluruh sektor kehidupan
manusia baik mikro maupun makro diharapakan dapat terwujud
pengendalian, pengawasan dan penyesuaian sesuai dengan panduan etika
yang wajib dipijaki,
• kedua, terjadinya tertib kehidupan bermasyarakat,
• ketiga, dapat ditegakan nilai-nilai dan advokasi kemanusiaan, kejujuran,
keterbukaan dan keadilan,
• keempat, dapat ditegakkannya (keinginan) hidup manusia, kelima, dapat
dihindarkan terjadinya free fight competition dan abus competition dan
• terakhir yang dapat ditambahkan adalah penjagaan agar tetap berpegang
teguh pada norma-norma moral yang berlaku dalam masyarakat sehingga
tatanan kehidupan dapat berlangsung dengan baik.
• Urgensi atau pentingnya ber'etika sejak jaman Aristoteles menjadi
pembahasan
utama
dengan
tulisannya
yang
berjudul
"
Ethika
Nicomachela".
• Aristoteles berpendapat bahwa tata pegaulan dan penghargaan seorang
manusia, yang tidak didasarkan oleh egoisme atau kepentingan individu,
akan tetapi didasarkan pada hal-hal yang altruistik, yaitu memperhatikan
orang lain.
• Pandangan aristoles ini jelas, bahwa urgensi etika berkaitan dengan
kepedulian dan tuntutan memperhatikan orang lain. Dengan berpegang
pada etika, kehidupan manusia manjadi jauh lebih bermakna, jauh dari
keinginan untuk melakukan pengrusakan dan kekacauan-kekacauan.
• Berlandaskan pada pengertian dan urgensi etika, maka dapat diperoleh
suatu deskripsi umum, bahwa ada titik temu antara etika dan dengan
hukum. Keduanya memiliki kesamaan substansial dan orientasi terhadap
kepentingan dan tata kehidupan manusia. Dalam hal ini etika menekankan
pembicaraannya pada konstitusi soal baik buruknya perilaku manusia.
Perbuatan manusia dapat disebut baik, arif dan bijak bilamana ada
ketentuan secara normatif yang merumuskan bahwa hal itu bertentangan
dengan pesan-pesan etika.
• Begitupun seorang dapat disebut melanggar etika bilamana sebelumnya
dalam kaidah-kaidah etika memeng menyebutkan demikian. Sementara
keterkaitannya dengan hukum, Paul Scholten menyebutkan, baik hukum
maupun etika kedua-duanya mengatur perbuatan-perbuatan manusia
sebagai manusia sebagai manusia, yaitu ada aturan yang mengharuskan
untuk diikuti, sedangkan di sisi lain ada aturan yang melarang seseorang
menjalankan sesuatu kegiatan, misalnya yang merugikan dan melanggar
hak-hak orang lain.
• Pendapat Scholten menunjukan bahwa titik temu antara etika dengan
hukum terletak pada muatan substansinya yang mengatur tentang
perilaku-perilaku manusia. apa yang dilakukan oleh manusia selalu
mendapatkan koreksi dari ketentuan-ketentuan hukum dan etika yang
menentukannya. ada keharusan, perintah dan larangan, serta sanksi-
sanksi.
Teori Hukum Dalam Hubungannya Dengan Etika
• Salah satu teori hukum yang memiliki keterkaitan signifikan dengan etika
adalah "teori hukum sibernetika". Teori ini menurut Winner, hukum itu
merupakan pusat pengendalian komunikasi antar individu yang bertujuan
untuk mewujudkan keadilan. Hukum itu diciptakan oleh pemegang
kekuasaan, yang menurut premis yang mendahuluinya disebut sebagai
central organ.
• Perwujudan tujuan atau pengendalian itu dilakukan dengan cara
mengendalikan perilaku setiap individu, penghindaran sengketa atau
dengan menerapkan sanksi-sanksi hukum terhadap suatu sengketa.
Dengan cara demikian, setiap individu diharapakan berperilaku sesuai
dengan perintah, dan keadilan dapat terwujud.
Teori Hukum Dalam Hubungannya Dengan Etika …
• Teori ini menunjukan tentang peran strategis pemegang kekuasaan yang
memiliki kewenangan untuk membuat (melahirkan) hukum. dari hukum
yang berhasil disusun, diubah, diperbaharui, atau diamandemen ini, lantas
dikosentrasikan orientasinya untuk mengendalikan komunikasi antar
individu dengan tujuan menegakan keadilan.
• Melalui implementasi hukum dengan diikuti ketegasan sanksi-sanksinya,
diharapakan perilaku individu dapat dihindarkan dari sengketa, atau bagi
anggota masyarakat yang terlibat dalam sengketa, konflik atau pertikaian,
lantas dicarikan landasan pemecahannya dengan mengandalakan
kekuatan hukum yang berlaku.
Dampak Penegakan Dan Pelanggaran Etika
• Terdapat syair yang menyebutkan "sesungguhnya bangsa itu jaya selama
mereka masih mempunyai ahklak (moral) yang mulia, maka apabila ahklak
mulianya telah hilang. maka hancurlah bangsa itu". Manusia memang
sering kali bersikap dan berperilaku yang berlawanan dengan norma yang
sudah dipelajari dan dipahaminya.
• Norma moral memang sudah banyak dipahami oleh kalangan komunitas
terdidik (aparatur negara) ini, tetapi mereka masih juga melihat
pertimbangan kepentingan lain yang perlu, dan bahkan harus didahulukan
dengan cara mengalahkan berlakunya norma moral (akhlak).
• contoh-contoh kasus yang merupakan dampak dari pelanggaran etika
banyak di jumpai masyarakat ini. perilaku orang kecil (kalangan miskin)
yang melanggar norma moral sangat berbeda akibatnya jika dibandingkan
dengan perilaku pejabat. Kalau pejabat atau aparatur negara yang
melakukan penyimpangan moral, maka dampaknya bukan hanya sangat
terasa bagi keberlanjutan hidup bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga
terhadap citra institusi yang menjadi pengemban tegaknya moral.
Dampak Penegakan Dan Pelanggaran Etika …
• Masyarakat tanpa akhlak mulia sama seperti masyarakat rimba dimana
pengaruh dan wibawa diraih dari keberhasilan menindas yang lemah,
bukan dari komitmen terhadap integritas akhlak dalam diri. manusia yang
mengabaikan etika kehidupan itulah yang membuat bumi ini sakit parah,
menjadi korban keteraniayaan, atau mengalami kerusakan berat.
kerusakan ini tidak lagi membuat bumi menjadi damai, bahkan sebaliknya
menuntut tumbal yang mengerikan yang barangkali tidak terbayangkan
dalam pikiran manusia.
• Banyaknya kasus yang terjadi dan akibat yang ditimbulkan luar biasa, maka
ini menunjukan bahwa dampak dari pelanggaran etika atau
penyimapangan moral tidaklah main-main. pelanggaran moral telah
terbukti mengakibatkan problem serius di hampir seluruh aspek
kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. Kondisi masyarakat tampak
demikian tidak berdaya, menjauh dari hak kesejahteraan, hak keadilan,
hak pendidikan yang berkualitas, hak jaminan kesehatan dan keselamatan,
adalah akibat pelanggaran moral yang sangat kuat.
Eksistensi Etika Profesi Hukum…lanjutan
• Pameo "ubi societas ibi ius" (dimana ada masyarakat, disana ada hukum)
sebenarnya mengungkapkan bahwa hukum adalah suatu gejala sosial yang
bersifat universal. Dalam setiap masyarakat, mulai dari yang paling
modern sampai pada masyarakat yang primitif, terdapat gejala sosial yang
disebut hukum, apapun namanya. Bentuk dan wujudnya berbeda-beda,
tergantung pada tingkat kemajemukan dan peradapan masyarakat yang
bersangkutan. Istilah-istilah yang bermunculan di masyarakat pun tidak
berbeda dengan apa dengan apa yang dialami dengan istilah hukum, yakni
seiring dengan perkembangan (dinamika) yang terjadi dalam realitas
kehidupan masyarakat. Di tengah masyarakat terdapat pelaku-pelaku
sosial, politik, budaya, agama, ekonomi, dan lainnya, yang bisa saja
melahirkan istilah-istilah atau makna varian sejalan dengan tarik menarik
kepentingan.
• Perkembangan istilah-istilah yang diadaptasikan dengan dinamika sosial
budaya masyarakat kerapkali menyulitkan kalangan ahli-ahli bahasa,
terutama bila dikaitkan dengan penggunaan bahasa yang dilakukan di
lingkungan jurnalistik media cetak. Perkembangan pers yang mengikuti
target-target globalisasi informasi, industrialisasi atau bisnis media, dan
transformasi kultural, politik dan ekonomi yang berlangsung cepat telah
memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap pertumbuhan dan
pergeseran serta pengembangan makna, istilah, atau kosakata. Misalnya
kata profesi cukup gampang diangkat dan dipakai oleh bermacam-macam
pekerjaan, perbuatan, perilaku dan pengambilan keputusan. Kata profesi
mudah digunakan sebagai pembenaran terhadap aktifitas tertentu yang
dilakukan seseorang atau sekumpulan orang
• Kata pekerjaan itu sebagai hak (right) secara yuridis juga dapat ditemukan
dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 sebagai berikut :
• 1. Setiap orang berhak, sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan,
berhak atas pekerjaan yang layak.
• 2. Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya
dan berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan.
• 3. Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama, sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah serta syarat-syarat
perjanjian kerja yang sama.
• 4. Setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan kerja yang
sepandan dengan martabat kemanusiaan berhak atas upah yang adil
sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan
keluarganya.
• Menurut
Liliana
Tedjosaputro,
suatu
lapangan
dikategorikan sebagai profesi diperlukan :
• 1. Pengetahuan
• 2. Penerapan keahlian (competence of application)
• 3. Tanggung jawab sosial (social responsibility)
• 4. self control
• 5. pengakuan oleh masyarakat (social sanction)
kerja
itu
dapat
• Ciri-ciri khas profesi dalam international encyclopedia of education adalah
sebagai berikut :
• 1. Suatu bidang yang terorganisasi dari teori intelektual yang terus
menerus berkembang dan diperluas;
• 2. Suatu teknik intelektual;
• 3. Penerapan praktis dan teknik intelektual pada urusan praktis;
• 4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikatisasi;
• 5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika profesi yang dapat
diselenggarakan;
• 6. Kemampuan memberi kepemimpinan pada profesi sendiri;
• 7. Asosiasi dari anggota-anggota profesi menjadi suatu kelompok yang
akrab dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar anggota;
• 8. Pengakuan sebagai profesi;
• 9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung
jawab dari pekerjaan profesi;
• 10. Hubungan yang erat dengan profesi lain.
•
Profesi hukum memiliki tempat yang istimewa ditengah masyarakat, apalagi
jika dikaitkan dengan eksistensi konstitusional kenegaraan yang telah
mendeklarasikan diri sebagai negara hukum (rechstaat). Profesi hukum pun
berangkat dari suatu proses, yang kemudian melahirkan pelaku hukum yang
andal. Penguasaan terhadap perundang-undangan, hukum yang sedang
berlaku dan diikuti dengan aspek aplikatifnya menjadi substansi profesi
hukum. Tanggung jawab seorang yang profesional, menurut Wawan Setiawan,
paling tidak harus bertanggung jawab kepada :
•
1. Klien dan masyarakat yang dilayaninya;
•
2. Sesama profesi dan kelompok profesinya;
•
3. Pemerintah dan negaranya.
Fungsi Kode Etik Profesi Hukum
• Terjadinya pelanggaran nilai moral dan nilai kebenaran karena kebutuhan
ekonomi yang terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan psikis
yang seharusnya berbanding sama. Usaha penyelesaiannya adalah tidak
lain harus kembali kepada hakikat manusia dan untuk apa manusia itu
hidup.
• Hakikat manusia adalah mahkluk yang menyadari bahwa yang benar, yang
indah dan yang baik adalah keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan
kebutuhan psikis dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia. Etika
sangat diperlukan karena beberapa pertimbangan (alasan) berikut :
Fungsi Kode Etik Profesi Hukum…lanjutan
• 1. kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam
bidang moral, sehingga kita bingung harus mengikuti moralitas yang
mana.
• 2. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur kebutuhan dan
nilai masyarakat yang akibatnya menantang pandangan-pandangan moral
tradisional.
• 3. Adanya pelbagai ideologi yang menawarkan diri sebagai penuntun
hidup yang masing-masing dengan alasannya sendiri mengajarkan
bagaimana manusia harus hidup.
• 4. Etika juga diperlukan oleh kaum beragama yang di satu pihak diperlukan
untuk menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaan mereka,
dilain pihak mau berpastisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak
menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang
berubah itu.
Etika dituangkan dalam Kode Etik Profesi
• 1. Menjelaskan atau menetapkan tanggung jawab kepada klien, institusi
dan masyarakat. ada sasaran konvergensi tanggung jawab yang dituju,
yakni bagaimana hak-hak istimewa klien, kelembagaan dan masyarakat
dapat ditentukan dan diperjuangkan. pengemban profesi mendapatkan
kejelasan informasi dan "buku pedoman" mengenai kewajiban yang harus
dilaksanakan, sementara klien, lembaga dan masyarakat pun secara
terbuka mengetahui hak-haknya.
• 2. Membantu tenaga ahli dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat jika menghadapi problem dalam pekerjaannya. Problem yang
dihadapi seperti munculnya kasus-kasus hukum baru yang penanganannya
membutuhkan kehadiran ahli atau diluar kemampuan spesifikasi adalah
membutuhkan pedoman yang jelas untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kekeliruan, sehingga kalau sampai terjadi seorang ahli itu
misalnya tidak mampu menyelesaikan problem yang dihadapinya tidaklah
lantas dipersalahkan begitu saja.
• 3. Diorientasikan untuk mendukung profesi secara bermoral dan melawan
perilaku melanggar hukum dan indispliner dari anggota-anggota tertentu.
Pengemban profesi (hukum) mendapatkan pijakan yang dapat dijadikan
acuan untuk mengamati perilaku sesama pengemban profesi yang dinilai
melanggar hukum. Dengan keberadaan kode etik, akan lebih muda
ditentukan bentuk, arah dan kemanfaatan penyelenggaraan profesi
hukum.
• 4. Sebagai rujukan untuk menjaga prestasi dan reputasi, baik secara
individu maupun kelembagaan.
Fungsi Kode Etik
• Ada beberapa fungsi kode etik :
• 1. Kode etik sebagai sarana kontrol sosial. Kode etik memberikan semacam
kriteria bagi para calon anggota kelompok profesi dan membantu
mempertahankan pandangan para anggota lama terhadap prinsip
profesional yang telah digariskan.
• 2. Kode-kode etik profesi mencegah pengawasan atau campur tangan yang
dilakukan oleh pemerintah atau oleh masyarakat melalui agen atau
pelaksanannya.
• 3. kode etik adalah untuk pengembangan patokan kehendak yang lebih
tinggi. Kode etik ini dasarnya adalah suatu perilaku yang sudah dianggap
benar serta berdasarkan metode prosedur yang benar pula.
• Kode etik profesi dapat dijadikan pedoman untuk memberdayakan,
kemahiran, spesifikasi atau keahlian yang sudah dikuasai oleh pengemban
profesi. Dengan kode etik, pengemban profesi dituntut meningkatkan
karier atau prestasi-prestasinya. Kalau itu merupakan kode etik profesi
hukum, maka pengemban profesi hukum dituntut menyelaraskan tugas-
tugasnya secara benar dan bermoral.
• Kode etik menjadi terasa lebih penting lagi kehadirannya ketika tantangan
yang menghadang profesi hukum makin berat dan kompleks, khususnya
ketika berhadapan dengan tantangan yang bersumber dari komunitas elit
kekuasaan.
sikap
elit
kekuasaan
terkadang
bukan
hanya
tidak
menghiraukan norma moral dan yuridis, tetapi juga mempermainkannya
Profesi Hukum dan Penegakan Hukum
•
Suatu profesi hukum di awali dengan proses pendalaman dan penguasaan
spesifikasi keilmuwan di bidang perundang-undangan (hukum). Orang yang
berniat menjadi penyelenggara atau pengemban profesi hukum haruslah
masuk dalam lingkaran atau komunitas proses. Tanpa melalui jalan ini, sulit
dihasilkan seorang figur penyelenggara hukum yang handall (profesional).
•
Profesionalitas ikut ditentukan oleh peran atau kontribusi yang ditujukan
selama berada dalam komunitas profesi. Ada tahap seseorang baru boleh dan
tepat mempelajari pengertian hukum dan profesi, kemudian dilanjutkan
dengan mempelajari fungsi, orientasi dan manfaat sebuah profesi hukum
ditengah masyarakat. Tahap-tahap yang perlu dilalui ini menjadi pengantar
menuju penegakan, pemberdayaan dan pemuliaan profesi.
Profesi Hukum dan Penegakan Hukum …lanjutan
• Implementasi profesi itu, termasuk profesi hukum sebenarnya tergantung
dari pribadi yang bersangkutan karena mereka secara pribadi mempunyai
tanggung jawab penuh atas mutu pelayanan profesinya dan harus secara
mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat atau diabadikan
untuk kepentingan umum yang memerlukan pelayanan dalam bidang
hukum, untuk itu tentunya memerlukan keahlian yang berkeilmuan serta
dapat dipercaya.
• Dinamika kualitas pelayanan profesi itu terkait dengan tingkat dan macam
problem yang dihadapi masyarakat. Suatu jenis profesi, termasuk profesi
hukum akan bisa dilihat perkembangan dan prospeknya melalui ragam
konflik sosial yang muncul.
Sikap penyelenggara profesi hukum
• Untuk menjadi penyelenggara profesi hukum yang baik dibutuhkan
kehadiran sarjana-sarjana hukum dan praktisi hukum yang memiliki
kualifikasi sikap berikut :
• 1. Sikap kemanusiaan, agar tidak menaggapi (menyikapi) hukum secara
formal belaka, Artinya, sebagai sarjana hukun dituntut sejak dini untuk
gemar melakukan analisis dan interpretasi yuridis yang sesuai dengan
aspirasi dan dinamika masyarakat, sehingga dalam dirinya tidak sampai
kehilangan, apalagi tergusur atau terdegradasi wacana kemanusiaan.
• Tuntutan memiliki sikap kemanusiaan (human attitude) itu tidaklah
muncul seketika, tetapi melalui proses yang menuntut konsentrasi dalam
hal sinergi dan intelektual. Kalau sikap ini bisa dimiliki, maka seorang
sarjana hukum akan mampu menjadi penyelenggara profesi hukum yang
bukan tergolong sebagai "mulut/corong undang-undang" (la bauche de
laloi), tetapi sebagai penyelenggara profesi hukum yang humanis.
Sikap penyelenggara profesi hukum…lanjutan
•
•
2. Sikap keadilan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Ketentuan perundangundangan yang berhasil dipelajari dan mengantarkannya sebagi pihak yang jadi pusat
ketergantungan masyarakat adalah sudah seharusnya kalu sikap-sikap yang ditujukan itu
mencerminkan dan mengartikulasikan tuntutan masyarakat. pemenuhan terhadap
tuntutan masyarakat yang memang sebenarnya merupakan hak-haknya akan
menentukan apakah dirinya pantas disebut sebagai penyelenggara profesi hukum yang
baik atau tidak. Sikap yang ditujukan dalam menangani suatu perkara hukum misalnya
bukan dilatarbelakangi oleh tuntutan memperoleh keuntungan pribadi seperti harta
dan kemapanan posisi, tetapi adalah memenuhi panggilan keadilan.
Menunjukan sikap yang baik bukanlah hal yang mudah bagi penyelenggara hukum. Halhal yang menuju pada kebaikan kerapkali dihadapkan dengan beragam tantangan yang
bertujuan hendak mematikan cahaya kebaikan itu. Kalau ada pihak yang bersemangat
dan kukuh dalam memegang kode etik, maka di sisi lain biasanya terdapat sejumlah
pengganggu yang menjadi pemerdayanya. Sikap adil yang ditujukan oleh penyelenggara
profesi huku dapat dikategorikan sebagai ekspresi nuraniah yang cukup berani dan
mulia, mengingat dengan sikap itu, penyelenggara profesi hukum berarti tidak sampai
kehilangan jati diri dan tetap menjadi pemenang karena mampu mengalahkan beragam
tantangan yang berusaha menjinakan sikap adilnya.
Sikap penyelenggara profesi hukum…lanjutan
•
•
3. Mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai objektif dalam suatu perkara yang
ditangani. Penyelenggara hukum yang dihadapkan dengan kasus seorang klien,
yang perlu dan harus dikedepankan lebih dulu adalah mencermati dan menelaah
secara teliti kronologis kasus tersebut. Ketika klien menyampaikan latar belakang
kejadian munculnya kasus (konflik) itu, maka penyelenggara hukum dituntut bisa
mempertanyakan, mendialogkan dan mengongklusiakn kasus itu sampai muncul
dan apa yang diinginkan setelah kasus itu terjadi, termasuk menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan akhir kasus itu dengan berpijak pada inti persoalan
objektif dan pijakan yuridis yang sudah diketahuinya.
Wacana objektifitas itu sangat penting bagi penyelenggara hukum, mengingat hal
ini selain dapat dijadikan bahan untuk membantu menyelesaikan kasus yang
dihadapinya, ia juga akan tetap mampu memepertahankan konsistensi
keintelektualannya dalam mengembangkan disiplin ilmu hukum. Penyelenggara
seperti ini akan mampu menyeimbangkan antara da sollen dan das sein. Disiplin
ilmu hukum yang berhasil diraihnya tetap percaya dan mampu menerangi
kepentingan masyarakat, dan bukan senaliknya tergeser oleh kepentingankepentingan dan ambisi-ambisi yang melupakan sisi normatif dan referensi
keilmuannya.
Sikap penyelenggara profesi hukum…lanjutan
•
4. Sikap kejujuran. Sikap ini boleh dikata menjadi panduan moral tertinggi bagi
penyelenggara profesi hukum. sebagai suatu panduan tertinggi, tentulah akan
terjadi resiko dan impact yang cukup komplikatif bagi kehidupan masyarakat dan
kenegaraan kalau sampai sikap itu tidak dimiliki oleh penyelenggara hukum.
Sebagai suatu sikap yang harus ditegakkan dalam penyelenggaraan profesi, maka
tanggung jawab yang terkait dengannya akan ditentukan karenannya. Kasus-kasus
hukum akan bisa diatasi dan tidak akan terhindar dari kemungkinan mengundang
timbulnya persoalan sosial-yuridis yang baru bilamana komitmen kejujuran masih
diberlakukan oleh kalangan penyelenggara profesi hukum. kasus-kasus yang
muncul ditengah masyarakat, baik yang diketegorikan sebagai bentuk pelanggaran
hukum maupun moral tidak sedikit di antaranya dikarenakan oleh ketidakjujuran
yang dilakukan seseorang maupun kelompok sosial. Sikap jujur ini menjadi pangkal
atas terlaksana dan tegaknya stabilitas nasional. Masyarakat, terlebih rakyat kecil
akan dapat menikmati kehidupan sejahtera dan harmonis bilamana sikap jujur tak
sampai terkikis dalam diri kalangan orang-orang besar yang diantaranya adalah
penyelenggara profesi hukum yang salah satu tugasnya menjembatani aspirasi
orang-orang kecil.
Profesi Hukum dan Unsur-Unsur Penegakan Hukum
• Pengertian penegakkan hukum dapat dirumuskan sebagai usaha
melaksanakan hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya
agar tidak terjadi pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan
hukum yang dilanggar itu supaya ditegakkan kembali.
• Penegakan hukum dilakukan dengan penindakan hukum menurut urutan
sebagai berikut;
• 1. Teguran peringatan supaya menghentikan pelanggaran dan jangan
berbuat lagi (percobaan);
• 2. Pembebanan kewajiban tertentu (ganti kerugian, denda);
• 3. Penyisihan atau pengucilan (pencabutan hak-hak tertentu);
• 4. Pengenaan sanksi badan (pidana penjara, pidana mati).
Profesi Hukum dan Unsur-Unsur ….. lanjutan
• Kalau sudah menjadi pengemban profesi hukum, maka statusnya sebagai
profesional hukum wajib bertanggung jawab, artinya :
1. Kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa yang termasuk
lingkup profesinya.
2. Bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan
perkara cuma-cuma (prodeo).
3. Kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.
• Seperti disebutkan Frans Magnis Suseno (dkk). bahwa ada tiga ciri
kepribadian moral yang dituntut dari para penyandang atau pemegang
profesi luhur (hukum) ini, yaitu :
1. Berani berbuat dengan tekad untuk memenuhi tuntutan profesi.
2. Sadar akan kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan tugas
profesionalnya.
3. Memiliki idealisme sebagai perwujudan makna "mission statement"
masing-masing organisasi profesionalnya.
Idealisme Negara Hukum
• '' Negara adalah perwujudan sifat-sifat manusianya. Negara adalah apa
yang menjadi perilaku manusianya. Karena itu, kita tidak dapat
mengharapkan keadaan negara menjadi lebih baik, jika manusianya tidak
lebih baik dari perilakunya (Plato). Keadaan negara hukumpun demikian,
ia (negara hukum) bisa gagal menjadi negara berjatidirikan negara hukum,
bilamana pilar-pilar strategisnya tidak menunjukan perilaku yang sejalan
dengan kaidah kebenaran norma hukum.
• Akibat yang sulit dihindari akibat banyaknya perilaku manusia yang
berseberangan dengan norma hukum, adalah lahirnya stigma, kalau
Indonesia bisa menjadi negara tanpa hukum". (Abdul Wahid dan Moh.
Muhibbin).
Idealisme Negara Hukum…lanjutan
•
Ide negara hukum, selain terkait dengan konsep 'rechtstaat' dan 'the rule of law',
juga berkaitan dengan konsep 'nomocracy' yang berasal dari perkataan 'nomos'
dan 'cratos'. Perkataan nomokrasi itu dapat dibandingkan dengan 'demos' dan
'cratos' atau 'kratien' dalam demokrasi. 'Nomos' berarti norma, sedangkan 'cratos'
adalah
kekuasaan.
Yang
dibayangkan
sebagai
faktor
penentu
dalam
penyelenggaraan kekuasaan adalah norma atau hukum.
•
Karena itu, istilah nomokrasi itu berkaitan erat dengan ide kedaulatan hukum atau
prinsip hukum sebagai kekuasaan tertinggi. dalam istilah Inggris yang
dikembangkan oleh A.V. Dicey, hal itu dapat dikaitkan dengan prinsip "the rule of
law" yang berkembang di Amerika Serikat menjadi jargon "the rule of law, and not
of man". Yang sesungguhnya dianggap sebagai pemimpin itu adalah hukum itu
sendiri, bukan orang.
Etika Profesi
Hukum
“Berikan kepada saya jaksa dan
hakim yang baik, maka dengan
peraturan yang buruk sekalipun
saya bisa membuat putusan yang
baik”
Prof. Taverne
.........the quality of justice
depends more on the quality
of the (persons) who
administer the law than on
the content of law they
administer”.
Prof. Roscoe Pound
Harvard legal scholar (1870-1964)
Hukum Progresif
Law in the making, ….
Hukum unt Manusia bkn sebaliknya
manusia unt Hukum,
para Penegak Hukum seperti Polisi,
Jaksa, Penasehat Hukum, dan Hakim
seharusnya memahami Hukum dalam
konteks Moral Reading bukan sekedar
Textual Reading.
Ya Tuhan ….
Atas namaMu hari ini
akan aku baca
putusan
Prof. Bismar Siregar, SH.
WAJAH
PERADILAN
Dimana Keadilan Berdasar Ketuhanan YME ?
Selebriti di Dunia Hukum
Ada kasus saat tangani kasus
Perlu dibangun
ETIKA & TANGGUNGJAWAB
PROFESI
Bobot : 2 SKS
Membekali Mahasiswa sebagai calon Sarjana
Hukum kesadaran akan tanggungjawabnya
menegakkan hukum dan keadilan serta
mendorongnya untuk mampu menegakan nilainilai moral dan etika kebenaran
ONTOLOGI TELAAH EPH
The natural qualities of
a person’s character
(temperament)
PROFESI
DISPOSITIONS
PROFESI
KNOWLEDGE
SMART &
GOOD
The information,
understanding
PROFESI
SKILLS
The ability
to do sth well
(Kuat, 2006)
Pentingnya ilmu
• ILMU  Alat/sarana utama
untuk:
Membuat UU
Mengubah
UU
Menegak
-kan UU
– Membuat sesuatu (produk)
– Meningkatkan kualitas
produk (baru)
– Menggunakan sesuatu
produk (baru)
– Melaksanakan & meningkatkan kualitas tugas/
pengabdian.
TANPA ILMU  RUSAK
Hakikat manusia
• Terdiri atas unsur tubuh dan jiwa
• Mahluk ciptaan Tuhan yg paling
sempurna (dilengkapi dengan akal,
perasaan dan kehendak)
Akal:
Sbg alat berpikir, sumber IPTEK
Perasaan:
Sbg sumber seni, menyatakan keindahan
Kehendak:
Sumber kebaikan, alat unt menyatakan
pilihan
Manusia dan kebutuhan
• Kebutuhan ekonomi
(bersifat material: pakaian, makan,
rumah, dst)
• Kebutuhan psikis
(bersifat imaterial: agama,
pendidikan, hiburan)
• Kebutuhan biologis
(bersifat seksual: perkawinan, rumah
tangga)
• Kebutuhan pekerjaan
(bersifat praktis: profesi)
Manusia dan sistem nilai
• Manusia sebagai mahluk sosial: interaksi sosial;
• Memberi pertimbangan untuk menentukan sesuatu
itu benar atau salah, baik atau buruk, indah atau
jelek, berguna atau tidak
Hasil penilaian disebut NILAI
(sesuatu yg benar, baik dan indah)
ETIKA
• Etika berasal dari kata Yunani (ethos) =
Ethos diartikan sebagai kesusilaan (kata
Indonesia, su=baik) = mos (latin) atau
moral.
• Etika, moral, kesusilaan, akhlak, dan
budi pekerti
definisi Etika dari para filsuf
1.
2.
3.
4.
Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu
tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of
morality, including the science of good and the nature of the
right)
Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan
memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The
rules of conduct, recognize in respect to a particular class of
human actions)
Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral
sebagai individual. (The science of human character in its
ideal state, and moral principles as of an individual)
Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of
duty).
Etika
Sudikno Mertokusumo
• Etika pada hakekatnya
merupakan pandangan
hidup dan pedoman
tentang bagaimana
seyogyanya seseorang itu
bertindak.
Aristoteles
• Etika digunakan untuk
menunjukan filsafat moral
yg menjelaskan fakta
moral tentang nilai dan
norma moral, perintah,
tindakan kebajikan, dan
suara hati
Etika
• Ethics is the science of moral philosophy
concerned not with fact, but with value; not
with the character of, but the ideal of human
conduct” (Adams, 1965: 460).
• Dictionary of Education dikatakan olah carter
V Good (1973: 219) bahwa etika adalah “the
science of human conduct, concerned with
judgment of obligation (rightness or wronged
ought ness) and judgment of value (goodness
and badness)”.
Plato
•
menerangkan studi
mereka tentang dimensi
pribadi dan sosial dari
etika.
a. etika adalah masalah
sifat pribadi untuk
menjadi orang baik, dan
b. aspek sosialnya yaitu
usaha untuk mengerti
tata aturan sosial yang
menentukan dan
membatasi tingkah laku
kita
• Etika yang berasal
dari kesadaran
manusia merupakan
petunjuk tentang
perbuatan mana yang
baik dan mana yang
buruk dan sekaligus
juga merupakan
penilaian atau
kualifikasi
terhadap perbuatan
seseorang.
Etika & Moral
• Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip moral, yaitu
“moral principles”, “system of moral principles”, “study
of moral principles”. (Oxford Learner’s Pocket
Dictionary)
• Etika adl ilmu pengetahuan ttg asas-asas moral;
• Secara etimologis kata etika sama dengan moral
(etika=yunani, moral/mos= latin) yaitu nilai-nilai
dan norma-norma yg menjadi pegangan
seseorang/kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya
kualitas perbuatan manusiawi
Moral
• Moral berarti nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok orang dalam mengatur tingkah
lakunya, menyangkut apa yang baik dan yang
buruk atau apa yang benar dan apa yang
salah. (RF. Atkinson)
• sebagai ”pattern” atau pola kelakuan yang
baik dalam masyarakat.
• Moralitas dalam hal ini adalah sistem nilai
mengenai bagaimana manusia harus hidup
secara baik sebagai manusia.
Moralitas
• Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat atau mengenai
tindakan yang harus dibuat untuk menjadi orang yang baik.
• Bertujuan dan bertugas untuk memberikan kepada
manusia aturan atau petunjuk konkret bagaimana
manusia harus hidup, bagaimana ia harus
bertindak dalam hidup manusia sebagai manusia
yang baik dan bagaimana ia harus menghindari
perilaku-perilaku yang tidak baik.
Etika sendiri sebagai bagian
dari falsafah merupakan
sistim dari prinsip-prinsip
moral termasuk aturanaturan untuk
melaksanakannya.
Etika & Susila
• Etika sama artinya dengan istilah Indonesia
”kesusilaan”, bahasa Sansekerta ”su” berarti
baik dan ”sila” yang berarti norma kehidupan;
• menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip,
aturan hidup (sila) yang lebih baik (su);
• perasaan batin atau kecenderungan hati
seseorang untuk berbuat kebaikan.
Etika & Akhlak (Arab)
etika merupakan bagian dari akhlak;
 akhlak cakupannya menyangkut etos, etis dan
estetika.
 “Etos” menyangkut hubungan seseorang dengan sang
Khaliqnya, “etis” menyangkut sikap seseorang
terhadap dirinya dan terhadap sesamanya dalam
kehidupan sehari-hari, “estetika” rasa keindahan yang
mendorong seseorang untuk berbuat baik dengan
lingkungan alam semesta.

Mardjono Reksodiputro
• Etika (profesi) hukum (sebagai bagian dari
“ilmu akhlak”) mengatur kewajiban para
anggota profesi hukum (hakim, penuntut
umum, advokat dan notaris, dll) berperilaku
yang dapat disetujui oleh orang-orang yang
adil (that merit the approval of just men).
• Akhlak = budipekerti
• Menurut Imam Gazali,
akhlak adalah keadaan yang
bersifat batin
• Sedangkan ilmu akhlak
adalah ilmu yang berbicara
tentang baik dan buruk dari
suatu perbuatan.
• Etika juga berbicara tentang
baik buruk, tetapi konsep baik
buruk dalam ethika bersumber
kepada kebudayaan, sementara
konsep baik buruk dalam ilmu
akhlak
bertumpu
kepada
konsep wahyu.
• Dari segi ini maka dalam
ethica dikenal ada ethica Barat,
ethika Timur dan sebagainya,
sementara al akhlaq al
karimah
tidak
mengenal
konsep regional.
SEBAGAI SISTEM NILAI
Nilai-nilai, Norma moral yang menjadi
Pegangan tingkah laku
• Etika
SEBAGAI KODE ETIK
Asas/nilai moral bagi anggota profesi
tertentu
SEBAGAI FILSAFAT MORAL
Ilmu tentang yang baik atau yg buruk
Urgensi beretika ?
• Etika mengarahkan penggunaan
akal budi untuk menentukan
kebenaran atau kesalahan dan
tingkah laku seseorang terhadap
orang lain;
• etika berkaitan dengan kepedulian
dan tuntutan memperhatikan
kehidupan orang lain;
• etika sebagai tata aturan mengenai
baik buruknya suatu perbuatan
yang dikaitkan dengan tujuan hidup
manusia itu sendiri.
–Sumber pengendalian
diri, dan pengawasan;
–Sumber tertib kehidupan
bermasyarakat;
–Sumber ditegakkanya
nilai-nilai kemanusiaan
yang beradab, dan
berkeadilan;
–Sumber orientasi tujuan
hidup manusia.
Urgensi beretika
• Peran individu sebagai orientasi kontrol agar
terhindar dari perilaku salah;
• Dalam Interaksi sosial, dikawal/dipimpin oleh
kaidah etika shg tdk keluar dari link
kebenaran;
• Kepedulian dan tuntutan untuk memperhatikan
kehidupan orang lain;
• Tujuan hidup: baik buruk perbuatan manusia
berkorelasi dg tujuan kehidupanya.
Etika dan tujuan hidup
• Setiap mns ingin hidup bahagia,
yaitu apabila terpenuhi kebutuhan
jasmani dan ruhani;
• Bersifat relatif;
• Etika mengajarkan kebahagiaan
sempurna
melalui
kebenaran
filosofis (memuaskan mns umunya,
jasmani-rohani, dunia-akherat)
Kriteria orang sukses
(unstoppable success)
HARTA
POPULARITAS
JABATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Modernisme
Kapitalisme
Materialisme
Liberalisme
Permisivisme
Sukses adalah al:
• Keseimbangan hdp;
• Memberi manfaat bg orla;
• Proses mencapai cita” mulia;
• Menikmati kemenangan (pandai
bersyukur);
• Akhir yang baik.
Etika Sesuatu Yg Manusiawi
• Etika sebagai sesuatu yg
dibutuhkan manusia;
• Etika sbg sesuatu yg bisa
dilakukan oleh orang pada
umumnya;
• Martabat seseorang bisa
diukur dari etikanya;
• Etika dari dan untuk manusia.
ETIKA
Mengarahkan
seseorang dlm
kehidupannya
sbg individu &
kesadaran/
TJ nya dlm
hdp bersama
Peranan Etika
Etika
merupakan
sarana
untuk
memperoleh orientasi kritis untuk dapat
mengambil sikap yang wajar dan
bertanggungjawab
dalam
suasana
pluralitas
moral
yang
kadang
membingungkan.
Pluralitas Moral
• pandangan yg berbeda, munculnya pola hdp:
INDIVIDUALIS, MATERIALISTIS, HEDONISTIS,
KONSUMERISME
ETIKA MEMBANTU DALAM MENGAMBIL SIKAP
YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
Titik temu HK & Etika
• Kesamaan substansial dan
orientasi terhadap kepentingan
dan tata kehidupan manusia
(tertib, adil, sejahtera);
• Keduanya mengatur perbuatan
manusia sebagai manusia;
• Hukum adalah implementasi atau
“reinstitusionalisasi “ dari etika;
• Pemahaman hukum tidak sampai
pada memahami etika/moral
akan menjadikan pemikiran
tentang hukum tidah utuh.
Titik temu HK & Etika
• kekaisaran Roma sudah
terdapat pepatah “Quid leges
sine moribus” = apa artinya
UU/Hk kalau tidak disertai
moralitas (Jiwanya hukum
adalah moralitas),
Pattern
Nilai nilai yang hidup dalam masyarakat
membentuk sistem nilai yang berfungsi
sebagai pedoman/ acuhan perilaku, tolok
ukur kebenaran/kebaikan & cita-cita
SISTEM NILAI BERFUNGSI SBG
KERANGKA ACUHAN UNT MENATA KEHIDUPAN
PRIBADI DAN/ATAU MASYARAKAT
NORMA HUKUM MERUPAKAN CERMINAN
DARI NILAI TADI
Etika/moral & Hukum
• Ilmu hk = (Scholten)
“normatieve maatschappij wetenschap”.
• Brian Z Tamanaha,, 2006, A General Jurisprudence of Law
and Society:
a. law is that reflection a mirror of society;
b. every legal system stands in a close relationship to the ideas,
aims and purposes of society;
c. law is the expression of the principle of order to which men
must conform in their conduct and relation as members of
society.
Hk & Etika/Moral
• Hukum lebih dikodifikasi dari
pada moralitas, karena itu norma
yuridis mempunyai kepastian
lebih besar dan bersifat lebih
obyektif
• Baik hukum maupun moral
mengatur tingkah laku manusia,
namun hukum membatasi diri
pada tingkah laku lahiriah saja.
• Sanksinya dapat dipaksakan.
• Hukum didasarkan atas
kehendak masyarakat/negara.
• Etika/moral Bersifat lebih
subyektif
• Menyangkut juga sikap batin
seseorang
• Sanksinya tidak dapat
dipaksakan;
• Norma etis/moral didasarkan
pada norma-norma yang
melebihi para individu &
masyarakat. Masalah etika tidak
dapat diputuskan dengan suara
terbanyak.
Pemahaman terhadap etika
pada akhirnya membantu kita
untuk mengambil keputusan,
diperlukan untuk membuat
pemahaman terhadap hukum
secara benar.
PROFESI
Apa itu profesi ?
•Webster Dictionary :
“Profession is: a vocation or occupation requiring
advanced education and training, and involving
intellectual skills,”.
•Oxford Dictionary :
“Profession is: type of job that needs special
knowledge, as medicine or law”.
Profesi
• "highly specialized
intellectual".
• manfaat positif bagi
masyarakat.
• Altruistik
(officium nobile).
• Kemandirian.
Dictionary
Myer
“officium nobile”
•
•
1.
2.
3.
4.
Keluhuran profesi sangat
terkait dengan implementasi
nilai-nilai profesional dari
profesi tersebut kepada
masyarakat.
Nilai-nilai/ciri profesional:
Disinterestedness
Rasionalitas
Spesifitas fungsional
Universalisme
CIRI PROFESI
1. Disinterestedness : tdk
berorientasi pada pamrih unt
keuntungan diri sendiri;
2. Rasionalitas : dg menerapkan
ilmu tertentu, mencari yg
terbaik, efisien & bertumpu pd
pertimbangan ilmiah;
3. Spesifitas fungsional : memiliki
otoritas profesional yg ditandai
dg spesifikasi fungsi;
4. Universalisme : pengambilan
keputusan didasarkan pd apa yg
menjadi masalahnya bkn siapa
atau keuntungan apa
Moral Teacher
• Thomas L. Shaffer: ”The Profession as a
Moral Teacher”.
• di pundaknya terpikul beban tanggungjawab
penegakan moral (reinforcing social values/
reaffirmation of morality, concern with the truth).
• Boleh dikatakan bahwa kerja profesi adalah penjaga
peradaban.
----------------------------Tomas L. Shaffer dalam James E. Moliterno, 1993, Ethics of the Lawyer’s
Work, from Mary’s Law Journal 195. West Group, pg. 45.
Ciri Profesi
Brandeis
a. Intelectual character;
b. Altruistik;
c. Keberhasilannya tidak
didasarkan pd
keuntungan finansial;
d. Adanya organisasi/
asosiasi profesi,
termasuk kode etik
profesi;
e. Adanya standar
kualifikasi profesi.
• mengutamakan
panggilan
kemanusiaan
• anggota belajar
secara kontinyu
• TJ Moral
• Concern with the truth
pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan
1.
2.
3.
Pekerjaan dlm arti umum: pekerjaan
apa
saja
yang
mengutamakan
kemampuan fisik baik sementara/tetap
unt memperoleh upah;
Pekerjaan
dalam
arti
tertentu,
mengutamakan
kemampuan
fisik/
intelektual, dengan tujuan pengabdian;
Pekerjaan
dalam
arti
khusus,
mengutamakan kemampuan fisik dan
intelektual, bersifat tetap dg tujuan
memperoleh pendapatan.
Nilai moral profesi
(kekuatan yg mendasari/
mengarahkan perbuatan luhur)
ADIL
MANUSIAWI
PATUT
JUJUR
• Berani berbuat unt
memenuhi tuntutan
profesi;
• Menyadari kewajiban yg
harus dipenuhi selama
menjalankan profesi;
• Idealisme;
• Obyektif.
Profesi & Bisnis
1. Bisnis memusatkan perhatiannya pd
pencapaian tujuan yaitu keuntungan,
sedang cita-cita profesi menitik beratkan pd
kesediaan melakukan kegiatan yg bermotif
pelayanan;
2. Bisnis berkecimpung dlm bidang komoditi
untuk mendatangkan keuntungan
(kuantitatif), profesi memberikan pelayanan
yg terbaik (kualitatif).
Profesi & Bisnis
PROFESI
1. Motif pelayanan
2. Kualitatif.
3. Concern with
BISNIS
the truth
1. Profit motif
2. Kuantitatif
3. Crime and misconduct
Are endemic in business
3 dimensi Profesi (Hukum)
Untuk apa Profesi Hukum ?
• drama Cade’s Rebellion, Shakespeare mengatakan
“Let’s kill all the lawyers”. Bunuhlah semua
pengacara (profesi hukum) kalau ingin mengubah
negara demokratis menjadi negara totaliter (absolut).
• Lawyer atau pengacara merupakan officium nobile,
pembela kebenaran dan keadilan. Pembela
kebenaran dan keadilan harus mempunyai integritas
dan kapabilitas serta kapasitas sebagai pembela
kebenaran dan keadilan.
Profesi hukum
• Profesi hukum bekerja berdasar hukum
sebagai legalisasi kekuasaannya,
• profesi yang memiliki kekuasaan yang
dibenarkan untuk bersikap dan berperilaku
tertentu menurut hukum.
Sudikno
profesi hukum: suatu kegiatan pelayanan dalam bidang hukum
melalui pendidikan tinggi hukum berdasarkan moral/etik
Profesi hukum
•
•
1.
2.
3.
4.
Suatu kegiatan aplikatif fungsional hukum;
Ciri yang melekat:
Didahului persiapan memperdalam pemahaman ttg hukum;
Menunjuk pada keanggotaan yg tetap yang membedakan
dg keanggotaan yg lain (ada spesifikasi keilmuan);
Adanya sikap kesediaan menerima (aseptabilitas) atas
pekerjaan yg dilakoninya (tdk menuntut berlebihan atas
kliennya);
Orientasi pelayanan melalui penegakan hukum dan
keadilan.
PH = “iudex mediator”
•
Hol dan Loth Seorang profesional hukum adalah “iudex
mediator”
1. penghubung antara dua pihak yang bertikai,
2. dia juga harus dapat menjadi jembatan antara pihakpihak tersebut dengan masyarakat,
3. serta dapat menimbang beragam kepentingan, norma,
dan nilai yang ada di dalam masyarakat.
Termasuk “iudex mediator”
•
fungsi menjembatani antara hukum dalam
peraturan
dengan
hukum
dalam
pelaksanaan/penerapannya.
a. Koherensi ant “rechtsidee” dg praktik;
b. Hukum sering bersifat samar-samar shg perlu
penafsiran dengan melihat “the spirit of the
law”;
c. Progresif in caracter.
Dewi Themis
• Themis (yang berarti keadilan)
digambarkan
sebagai
sosok
bersenjatakan pedang di satu tangan
dan dacin (timbangan) di tangan
lainnya.
Dacin melambang’n
keadilan,
sementara
pedang
melambangkan ketegasan dalam
menegakan kebenaran. Mata sang
dewipun
senantiasa
tertutup,
menunjukkan sikapnya untuk tidak
pilih kasih dalam mengambil
keputusan.
Kompetensi PH
1. Memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan
(recognised as having a special skill and learning);
2. Kemauan untuk memberikan pelayanan masyarakat (willing
to serve the public);
3. Menyadari tugasnya untuk fungsi perlindungan masyarakat
(public protection);
4. Pemelihara kepercayaan masyarakat (maintaining public
confidence and trust);
5. Menerima dengan sukarela standar etik dalam bekerja
(voluntarily submitting themselves to standards of ethical
conduct).
• Profesi hukum itu
dirumuskan sebagai
suatu kegiatan
pelayanan dalam
bidang hukum
melalui pendidikan
tinggi hukum
berdasarkan
moral/etik.
Prof. Dr. RM. Sudikno Mertokusumo, S.H
ASPEK PH
TECHNICAL
ASPECT
ETHICAL ASPECT
Masalah profesi Hukum
PENGETAHUAN HK
YANG RENDAH
PENYALAHGUNAAN
PROFESI
KONTINUASI
SISTEM
KECENDERUNGAN
MJD. BISNIS
KEPEDULIAN
SOSIAL
Tanggungjawab Profesi Hk
1. PEKERJAAN
(Bisa menyelesaikan pekerjaan hukum)
2. HASIL
(Kualitas/mutu pekerjaan)
3. DAMPAK
(Akibat dari pekerjaan thd orang lain)
KODE ETIK PROFESI
• Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah
laku
dan
perbuatan
dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.
• dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri.
• menjadi hasil “self regulation” dari profesi.
Kode etik profesi
• Adalah code of conduct yaitu suatu
pedoman disiplin yang wajib ditaati oleh
anggota profesi dalam menjalankan
profesinya;
• Bersifat selfimposed (mengikat ke dalam);
• Berisi asas-asas moralitas dalam mendasari
profesi
Kode Etik Mengandung Bbrp Kewajiban.
 Kewajiban bagi diri sendiri;
 Kewajiban bagi umum;
 Kewajiban bagi yang dilayani;
 Kewajiban bagi profesinya.
Rule
of the game
Kode etik itu bukan
hukum, melainkan nilai
dan norma sebagai
tolok
ukur
bagi
profesional
hukum
dalam
menegakkan
kewibawaan
hukum
yang
berperikemanusiaan
dan berkeadilan
Tujuan ?
a.
b.
c.
d.
Tuntutan untuk menjalankan profesi
secara profesional atas nilai-nilai
manusia yang luhur;
Menjadi landasan perlunya kesadaran
akan tanggungjawab;
Agar pribadi anggota profesi tetap
bermartabat dalam profesinya;
Profesionalisme tanpa etika menjadi
bebas sayap
Orientasi kode etik profesi
– Dapat menjamin keadilan (“ensuring justice”),
– Dapat menumbuhkan kepercayaan dan respek
masyarakat (“public trust and respect”),
– Menjamin
kelangsungan
pembangunan
dan
masyarakat (sustainable development & sustainable
society).
– Merupakan bagian dari konsep pemerintahan yang
baik (is part of the concept of good governance”)
– Menjamin keamanan warga masyarakat (“the savety
of citizens”)
Arti penting
• Serve to increase the
prestige of the profession;
• Provide some guidelines for
right or wrong behavior of
members of the
organization;
• They help in controlling
internal
Renungan !!
• Rasulullah bersabda: "Jika Allah swt.
ingin menghancurkan sebuah kaum,
dicabutlah dari mereka rasa malu. Bila
rasa malu telah hilang maka yang
muncul adalah sikap keras hati. Bila
sikap keras hati membudaya, Allah
mencabut dari mereka sikap amanah
(kejujuran dan tangung jawab). Bila
sikap amanah telah hilang maka yang
muncul adalah para pengkhianat. Bila
para mengkhianat merajalela Allah
mencabut rahmatNya. Bila rahmat
Allah telah hilang maka yang muncul
adalah manusia laknat. Bila manusia
laknat merajalela Allah akan mencabut
dari
mereka
tali-tali
Agama".
Pasal 18 (2) UUD’45
Neg. mengakui
Masy. hukum adat
& hak-hak tradisionalnya;
Pasal 24 (1) UUD’45
Kekuasaan kehakiman : menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan
hukum dan keadilan.
Pasal 28D UUD’45 :
Tiap orang berhak
atas kepastian hkm
yg adil & persamaan di hadapan
hukum.
Psl. 3 (2) UU:4/2004 :
Peradilan negara menegakkan hkm dan keadilan
berdasarkan PS.
PENEGAKAN
SISTEM
HKM. NASIONAL
PENEGAKAN
HUKUM
RAMBU-RAMBU
(National Legal Framework)
Psl. 4 (1) UU:4/2004 :
Peradilan dilakukan
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan YME”
Psl. 25 (1) UU:4/2004 :
Putusan pengadilan hrs
memuat pasal tertentu
per-UU-an atau sumber
hukum tak tertulis.
Pasal 28 (1) UU:4/2004 :
Hakim wajib menggali &
memahami nilai-nilai hk
dan rasa keadilan yang
hidup dalam masyarakat.
Psl. 28 (2) :Dalam mempertimbangkan berat
ringannya pidana, hakim
wajib memperhatikan pula
sifat yang baik dan jahat
dari terdakwa
NILAI-NILAI PANCASILA
NILAI KETUHANAN
(Moral-religius)
Asas Keadilan berdaSarkan Ketuhanan YME
1.
2.
3.
4.
Indiskriminatif
Objektif
Non-favoritisme
Impartial/fairness
NILAI KEMANUSIAAN
(Humanistik)
NILAI
KEMASYARAKATAN :
 nasionalistik
 demokratik
 keadilan sosial
Asas Personal
(individual liability)
Asas Culpabilitas
Asas Humanism
Asas Keadilan (justice)
Asas demokrasi
Asas persamaan
(equality before the law)
ASAS-ASAS DI ATAS HARUS MUNCUL//DIPERJUANGKAN
DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
BGMN. MEMBANGUN
ILMU HK INDONESIA ?
Yang Bertolak/Berorientasi
IDE DASAR PANCASILA
NILAI KESEIMBANGAN
NILAI KETUHANAN
(Moral-religius)
NILAI KEMANUSIAAN
(Humanistik)
NILAI
KEMASYARAKATAN :
 nasionalistik
 demokratik
 keadilan sosial
Asas-asas apa yang dimunculkan?
Apakah cukup dgn. asas Legalitas?
NILAI-NILAI PANCASILA
NILAI KETUHANAN
(Moral-religius)
NILAI KEMANUSIAAN
(Humanistik)
NILAI
KEMASYARAKATAN :
 nasionalistik
 demokratik
 keadilan sosial
Asas Keadilan berdaSarkan Ketuhanan YME
ASAS-ASAS APA YANG SEHARUSNYA DIMUNCULKAN ?
Mafia peradilan
sudah berurat berakar (Kompas)
Diskusi jual beli keadilan, Jakarta, 15-10-2005
•
Sekarang ini sulit mencari penegak hukum yang bersih dari
praktik suap, apalagi punya peluang (Adi Andoyo)
•
Tommi Sihotang & Trimedya Panjaitan mengaku:
a. Tanpa uang pelicin, mustahil setiap kasus yang ditanganinya
akan menang.
b. Ngak pakai suap mana mungkin kita menang, dan kalau kalah,
mana ada yang mau pakai kita lagi
• Dunia hukum kita sedang sakit, bagaimana tidak praktik suap
sudah dianggap wajar. Orang berpikir keadilan harus dibeli
(Tommi S.)
• 80 hingga 90 persen kasus yg menang di pengadilan terjadi
karena ada deal, sebab tidak ada yang gratis. Perputaran uang
panas di lembaga peradilan luar biasa.
INDIKATOR ILMU AMPLOP
Transaksi hukum/
perkara
Jual-beli putusan
MAFIA
PERADILAN
Markus
(Makelar Kasus)
Calo perkara
pemerasan
APA AKIBAT PENEGAKAN HUKUM TANPA ILMU (HUKUM) ?
Merusak “sustainable
development”
merusak (mengeksploitasi)
sumber daya non-fisik
MAFIA
PERADILAN
Merusak kepercayaan
& respek masyarakat
Merusak Kualitas
Kehidupan
VIRUS TERHADAP
SPP YG SEHAT
Hakikat bahayanya :
Sama dgn.
“akibat/bahaya KORUPSI”
(Sbr.: Kongres PBB
ke-9 & 10)
dapat menjamin keadilan
(“ensuring justice”),
dapat menumbuhkan
kepercayaan dan
respek masyarakat
(“public trust and
respect”),
SPP YG
SEHAT/IDEAL
menjamin keamanan
warga masyarakat
(“the savety of citizens”)
Peradilan yang jujur,
bertanggung jawab,
etis, dan effisien
(“a fair, responsible,
ethical and efficient
criminal justice system”).
Pengaruh uang
Pengaruh politik
MAFIA
PERADILAN
(permainan kotor)
Pengaruh berbagai
“power” lainnya
Nepotisme
(favoritisme)
VIRUS
Yg dapat masuk ke
Seluruh jaringan SPP
Penyidikan
Penuntutan
Administrasi
Pengadilan
Seluruh bidang
pembangunan
Pelaksanaan/
Eksekusi
LEGAL
SYSTEM
Lawrence M.
Friedman
Komponen sistem
hukum:
Struktur
Substansi
Kultur
1.Kultur Hukum (pemikiran) menjembatani antara peraturan dg tingkahlaku yg
diharapkan;
2.Pemikiran hukum yg salah dapat mempengaruhi keberhasilan penegakan Hk;
3.Di dlm menjalankan fungsi HK,
hukum kadang berhadapan dgn nilainilai /pola perilaku/pemikiran yg telah
mapan dlm masyarakat; sehingga dpt
muncul ketidaksesuaian antara apa yg
seharusnya (das sollen) & apa yg
senyatanya (das sein), ada perbedaan
antara law in the books & law in action.
Kultur Hukum : ide-ide, sikapsikap, harapan & pendapat ttg
hukum, whan kind of training
& habbits do the judge have
Pemikiran hk
Kesadaran Hukum
Kepatuhan Hukum
SPP YG
SEHAT/IDEAL
“resources” (non-fisik)
yang perlu untuk
kelangsungan generasi
berikut.
Perlu untuk
“sustainable development”
& “sustainable society”.
merupakan bagian dari
konsep pemerintahan
yang baik
(criminal justice system
is part of the concept of
good governance”)
bagian dari kebijakan
pembangunan
sumber daya yang
berkelanjutan
(“a policy of sustainable
development of
resources”),
Aliran yg Baik & Buruk
Religiosisme:
sesuai dengan kehendak tuhan;
Utilitarisme:
baik-buruk diletakkan pada nilai guna atau kemanfaatan
Humanisme:
dikatakan baik apbl sesuai dg derajat kemanusiaan
Hedonisme:
kenikmatan & kebahagiaan hdp duniawi merupakan
puncak tujuan hdp mns;
Machiavelisme:
apa saja boleh dilakukan asalkan tujuan bisa dicapai
Kapitalisme:
orientasinya pada pemenuhan kepentingan ekonomi
PENSTUDI HUKUM
PARTISIPAN
1.Penstudi Hukum
2.Pengemban Hukum
(Fungsionaris Hk) 
Penyandang profesi tertentu
yang membuat Hk itu berfungsi
(praktisi teoritisi/akademisi)
PENGEMBAN HK
Kegiatan berkenaan dengan
berlakunya hk di masyarakat
Pengemban
Hk Praktis
Pengemban
Hk Teoritis
PENGAMAT
1. Penstudi Hukum
2. Bukan Pengemban
Hk
Kelompok ilmu lain di luar
hukum
namun
obyek
telaahnya
adalah
hukum
(sejarah hk, perbandingan hk,
sosiologi hk, antropologi hk,
psikologi hk, logika hk, politik
hk)
IH & Ilmu Ketuhanan
PERLU DIGALI ILMU HK YG BERSUMBER DARI ILMU KETUHANAN :
PROF. MOELJATNO :
• Dalam negara kita yang berdasarkan Pancasila, dengan adanya sila Ketuhanannya,
maka tiap ilmu pengetahuan (termasuk hukum pidana) yang tidak dibarengi
dengan ilmu ketuhanan adalah tidak lengkap.
PROF. DR. NOTOHAMIDJOJO :
• Tanggung jawab jurist : “merohaniahkan hukum”
• Penilaian “Scientia yuridis” harus mendalam dan mendasar pada “Conscientia”.
• Norma-norma ethis-religius harus merupakan aspek normatif atau imperatif dari
negara hukum.
PROF. VAN HAMEL :
• Kalau Tuhan tampak pada saya, di tangan kanan memegang “kebenaran” dan di
tangan kiri memegang “usaha untuk mencari kebenaran”, dan menyuruh saya
untuk memilih, maka saya akan berseru : “O, Tuhan, berilah saya yang di tangan
kanan!”.
Perlu tertulis
a. Sebagai sarana kontrol sosial;
b. Mencegah campur tangan dari luar;
c. Untuk pengembangan patokan kehendak yang
lebih tinggi
APAKAH ILMU HUKUM ?
"normatieve maatschappij wetenschap"
ILMU
NORMATIF
(das Sollen)
ttg. HUBUNGAN KEMASYARAKATAN
(das Sein)
Konsep
Fakta/masalah sosial
Wawasan
a.l. mslh Kejahatan
Ide Dasar
Berubah/dinamis
Ilmu Hkm :
Ilmu Keadilan
(Scholten)
ILMU HK : bukan ilmu pasti > ilmu ttg. Perubahan.
2 aksioma ttg hakikat semesta
ARISTOTELIAN
Towards Normativism
A perfect
pre-established harmonious
teleological and final order
Normative and
moralistic in character
(on what ought to be)
--> Humaniora (Ilmu!)
GALILEAN
Towards Nomotism
A chaotic
causal random order
continuously in progess
Factual and empirical incharacter
(on what it is)
--> Science (Ilmu Pengetahuan, Sains)
2 Aksioma
ARISTOTELIAN
•Berpikir normatif;
•Baik/buruk (keteraturan atas
dasar ide);
•Ide yang tertib/final (given);
•Apriori (sdh sempurna
sbl ditindakan/ seharusnya);
•Sdh diatur yg kuasa
dg sempurna (selaras);
•Invisible hand
GALILEAN
• Toward
nomotism
(keteraturan yg didasrkan dr
indrawi);
• A chaotic causal random
order continously in progress
(Tertib yg bergerak terus,
acak/kocokan mengarah ke
tertib lagi);
• Factual & empirical in
character.
Dua Model Tertib
Aristotelian
Pre-established
Perfect Harmony
Teleologik
Finalistik

Galilean
Random
Mechanistic
Chaostic
Causalistic

Nilai moral profesi hukum
•
Kekuatan yang mengarahkan & mendasari
perbuatan luhur, yaitu :
1. Kejujuran
tanpa kejujuran profesional hk mengingkari misi
profesinya (munafik, licik). Sikap yg ada yaitu sikap
terbuka & wajar (tdk berlebihan, tdk otoriter, tdk
menindas, tdk memeras, tdk sok kuasa)
2. Otentik (kepribadian yg sebenarnya)
a. tdk menyalahgunakan wwnang;
b. tdk mel. Perbuatan tercela;
c. mendahulukan kep. Klien;
d. berani bersikap dg bijak;
e. tdk mengisolasi dari perg. sosial
3. Bertanggungjawab
a. kesadaran melakukan tugas dg sebaik
mungkin
b. Profesional, proporsional.
4. Kemandirian moral (tdk dpt dibeli
oleh
pendapat mayoritas, tdk
terpengaruh ol
pertimbangan untung rugi, affirmation with local
values)
5. Keberanian moral (setia pada suara hati)
 Menolak segala bentuk korupsi, suap, kolusi
dan pungli;
 Menolak sgl cara penyelesaian melalui jalan
yg tdk sah
Keharusan seorang profesi Hk
•
Setap pemegang profesi
dituntut dua jenis keharusan
yaitu :
1. Keharusan untuk
menjalankan profesinya
secara bertanggungjawab;
2. Keharusan untuk tidak
melanggar hak-hak orang
lain.
RI peringkat 6 negara terkorup
dari 159 negara
Peran profesi Hukum ?
Profesi Hukum & Manajeman Hukum
 Hukum mengandung ide atau konsep-konsep yang
abstrak (teoritik);
 Manajemen hukum yaitu pada problem bagaimana
suatu per UU itu bisa diwujudkan, bagaiman
pengorgani- sasiannya sehingga rumusan ide-ide itu
bisa diterima dan diberlakukan oleh masyarakat
(menjadi kekuatan praktis di tengah masyarakat)
Profesi Hukum & Manajeman
Hukum
• Manajemen hukum berarti pembicaraan menganai
perwujudan ide-ide yang abstrak menjadi kenyataan;
• Persoalan itu menunjuk pada pelaku hukum (yg
diberi wewenang untuk memberlakukan Hk) dan
lembaga hukum.
• Dihadapkan pada ujian kepatuhan, integritas moral &
kemampuan intelektual
(Profesi hukum )
Sarat manajemen Hk yang baik
• Produk per UU yang apresiatif;
• Kebijakan kelembagaan yg dpt
menterjemahkan
tuntutan
produk hukum;
• Iklim struktural yang inklusif
(terbuka & demokratis);
• Mengutamakan layanan thd
kepentingan masyarakat.
Isi Presentasi Mata Kuliah ini Diadopsi dari slide Dosen
Dr. H. Kuat Puji Prayitno, SH.,MHum., dengan perubahan dan
penambahan seperlunya.
SELESAI
Download