BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan sektor industri di Indonesia mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi. Menurut Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, ada 3 industri yang pertumbuhannya cukup tinggi tahun ini yaitu industri besi baja dengan pertumbuhan 9.8%-10.3%. Selanjutnya industri alat angkutan, mesin dan peralatannya dengan pertumbuhan 9.7%-10.2% dan industri pupuk, kimia dan barang dari karet dengan pertumbuhan 5.9%-6.1%. Untuk industri pupuk, kimia, dan barang dari karet meningkat cukup tinggi. Tahun 2013 lalu pertumbuhan hanya 3.66%. (http://m.bisnis.com) Melihat meningkat cukup tingginya pertumbuhan industri pupuk di Indonesia, perusahaan di bidang pupuk akan banyak memiliki tantangan dan harus bekerja lebih eksrta, terutama sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Karena tugas dan pekerjaan yang meningkat seiring pertumbuhan industri, perusahaan membutuhkan sistem pengaturan sumber daya manusia yang disebut manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia menurut Gary Dessler (2011) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan penilaian. Oleh karena itu, jika manajemen sumber daya manusia buruk, akan berakibat kepada organizational citizenship behaviour (OCB) yang tidak maksimal dilakukan oleh karyawan. Ini terjadi karena karyawan akan merasa seperti dieksploitasi oleh perusahaan. Hal inilah yang terjadi pada PT. Petrokimia Gresik. PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan milik negara dan produsen pupuk terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai macam pupuk seperti Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska, DAP, NPK Kebomas, ZK, Petro Biofertil, Rock Phosphate, KCL dan pupuk organik yaitu Petroganik. Dari total pabrik yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik, kapasitas produksi yang dimiliki sebesar 6.177.600 ton per tahun. Produk pupuk dan nonpupuk PT. Petrokimia Gresik adalah yang terlengkap di Indonesia. Ini sesuai dengan 1 2 tujuan perusahaan yang mendukung program pemerintah meningkatkan produksi pertanian nasional. Permasalahan yang ditemukan pada PT. Petrokimia Gresik adalah buruknya sistem OCB di perusahaan. Menurut wawancara awal dengan bapak Irwansyah selaku Direksi SDM dan Umum di PT. Petrokimia Gresik, dari segi sumber daya manusia, banyak pegawai yang tidak mau membantu rekan kerja yang ada di perusahaan. Selanjutnya terdapat indikasi permasalahan OCB di perusahaan yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1. Keluharan Karyawan Departmen SDM & Umum PT. Petrokimia Gresik (November 2013 - Februari 2014) Bulan Jumlah Keluhan November 14 Desember 14 Januari 17 Februari 19 Sumber: Data sekunder, PT Petrokima Gresik Dari tabel diatas, mayoritas keluhan yang disampaikan oleh karyawan departmen SDM & Umum adalah mereka sering tidak mendapatkan bantuan dari rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Sikap tidak saling membantu ini diindikasikan dari tidak berjalannya OCB di perusahaan. OCB menurut Organ et. al. (2006) adalah sikap perilaku karyawan yang dilakukan dengan sukarela, tulus, senang hati tanpa harus diperintah dan dikendalikan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan dengan baik. OCB yang buruk di perusahaan diduga terjadi karena komitmen afektif di perusahaan yang juga buruk. Ini dibuktikan dengan data sebagai berikut: 3 Tabel 1.2. Work Outcome PT. Petrokimia Gresik (November 2013 Februari 2014) Bulan Project On-Time Terlambat November 20 10 10 Desember 16 7 9 Januari 25 11 14 Februari 26 12 14 Sumber: Data sekunder, PT Petrokima Gresik Komitmen afektif menurut Allen & Meyer dalam Tjun Han et. al. (2012) adalah ikatan secara emosional yang melekat pada seorang karyawan untuk mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya dalam organisasi. Menurut Meyer & Allen dalam Biswas (2010) konteks dari komitmen seseorang di lingkungan kerja, bisa diungkapkan dari berbagai perilaku seperti tanggung jawab kepada organisasi, kelompok kerja, atau terhadap individu lain di perusahaan. Buruknya komitmen afektif di perusahaan juga diduga karena iklim psikologis di perusahaan yang tidak berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan Direksi SDM & Umum PT. Petrokimia Gresik bahwa kebanyakan karyawan di perusahaan tidak banyak mendapatkan pekerjaan yang menantang. Menurut Kahn dalam (Carudin 2011) iklim psikologis adalah iklim yang ada di perusahaan yang menyebabkan karyawan dengan sepenuh hati menyukai pekerjaan mereka atau justru pekerjaan menjadi hambatan secara psikologis bagi mereka. Menurut Kataria et. al. (2013), perusahaan tidak cukup hanya menciptakan energi fisik dan kognitif di lingkungan kerja, tetapi juga hubungan psikologis karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan.. Persepsi karyawan terhadap hubungan tersebut memberikan lingkungan kerja yang positif dan kondusif terhadap pekerjaan yang secara signifikan membuat karyawan berimprovisasi serta membantu perusahaan untuk terus berkembang (Kataria et. al., 2013). Dari uraian di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna mengetahui pengaruh iklim psikologis terhadap komitmen afektif serta dampaknya pada OCB dan akan diberi judul "Analisis Pengaruh Iklim Psikologis terhadap 4 Organizational Citizenship Behaviour dengan Komitmen Afektif sebagai mediator pada PT. PETROKIMIA GRESIK". 1.2. Identifikasi Masalah 1) Bagaimana pengaruh Iklim Psikologis terhadap Komitmen Afektif pada PT. Petrokimia Gresik ? 2) Bagaimana pengaruh Komitmen Afektif terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Petrokimia Gresik ? 3) Bagaimana pengaruh Iklim Psikologis terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Petrokimia Gresik ? 4) Bagaimana pengaruh Iklim Psikologis terhadap Organizational Citizenship Behaviour dengan Komitmen Afektif sebagai mediator pada PT. Petrokimia Gresik ? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui pengaruh Iklim Psikologis terhadap Komitmen Afektif pada PT. Petrokimia Gresik 2) Untuk mengetahui pengaruh Komitmen Afektif terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Petrokimia Gresik 3) Untuk mengetahui pengaruh Iklim Psikologis terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Petrokimia Gresik 4) Untuk mengetahui pengaruh Iklim Psikologis terhadap Organizational Citizenship Behaviour dengan Komitmen Afektif sebagai mediator pada PT. Petrokimia Gresik 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1) Bagi peneliti: 5 a) Mendapatkan pengetahuan mengenai cara menganalisis peningkatan perilaku Organizational Citizenship Behaviour melalui persepsi Iklim Psikologis yang dimoderasi oleh Komitmen Afektif. b) Sebagai upaya mendalami ilmu manajemen SDM 2) Bagi perusahaan : a) Memberikan informasi serta masukan dari hasil analisis pengaruh Iklim Psikologis terhadap Organizational Citizenship Behaviour yang mengenai cara dimoderasi oleh Komitmen Afektif. b) Dapat digunakan sebagai landasan pemahaman peningkatan perilaku Organizational Citizenship Behaviour melalui persepsi Iklim Psikologis yang dimoderasi oleh Komitmen Afektif. 3) Bagi pihak lain: a) Memberikan wawasan dan informasi agar lebih memahami tentang Iklim Psikologis dan Komitmen Afektif. b) Sebagai pedoman bagi pihak tertentu untuk melakukan penelitian dan mampu mengembangkan ide - ide baru. c) Sebagai masukan demi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Sumber Daya Manusia khususnya pemahaman Organizational Citizenship Behaviour dan sumbangan untuk peneliti lain yang tertarik meneliti Iklim Psikologis, Komitmen Afektif, dan Organizational Citizenship Behaviour. 1.5. Penelitian Terdahulu Tabel 1.3. Penelitian Terdahulu No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Soumendu Biswas (2010) Commitment as a Hasil penelitian ini menunjukkan Mediator between hubungan iklim psikologis sebagai Psychological penyebab organizational Climate & citizenship behaviour yang Citizenship dimediasi oleh komitmen afektif Behaviour (β = 0.64, p < 0.01). 6 2 3 Soemandu Biswas (2011) Psychological Hasil penelitian ini menunjukkan Climate And Affective bahwa iklim psikologi dan Commitment As komitmen afektif memiliki Antecedents Of hubungan yang positif terhadap job Salesperson's Job involvement (β = 0.43, C.R. = 5.70) Involvement dan (β = 0.31, C.R. = 3.91). Anthony G. Balogun, Gabriel A. Job Conditiions, Hasil penelitian ini menunjukkan Adetula, Stella A. Olowodunoye Psychological bahwa job demand dan job control (2013) Climate, and adalah faktor niat karyawan di Affective bank - bank Nigeria untuk keluar Commitment as (Mean = 83.34, SD = 2.53) Predictors of Intention to Quit among Two Groups of Bank Employees in Nigeria 4 Aakanksha Kataria, Pooja Garg, Psychological Hasil penelitian ini menunjukkan Renu Rastogi (2013) Climate and bahwa lingkungan kerja yang aman Organizational dan berarti secara positif Effectiveness: Role of mempengaruhi work engagement Work Engagement (r = 0.53, p<0.001) yang secara positif juga mempengaruhi efektifitas perusahaanr= 0.47, ρ <0.01) 5 M Sheik Mohamed, H Anisa Relationship Between Hasil penelitian ini menunjukkan (2012) Organizational bahwa komitmen normatif dan commitment and komitmen berkelanjutan memiliki Organizational pengaruh signifikan terhadap OCB, Citizenship Behavior sedangkan komitmen afektif tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap OCB (Goodness of fit = 0.554)