KONSELING DAN PSIKOTERAPI DALAM ISLAM Edy Kusnadi

advertisement
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
KONSELING DAN PSIKOTERAPI DALAM ISLAM
Edy Kusnadi
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Abstrak
Artikel ini hendak mengupas perspektif Islam mengenai
konseling dan psikoterapi. Dalam Islam, konseling dan terapi
dalam Islam merupakan salah satu dari berbagai tugas manusia
dalam membina dan membentuk manusia secara ideal. Bahkan
bisa dikatakan bahwa konseling dan terapi islam merupakan
amanat yang deberikan Allah kepada semua Rasul dan NabiNya. Terdapat beberapa metode konseling dan terapi didalam
islam yakni: metode keteladanan, metode penyadaran, metode
penalaran logis dan dengan menggunakan metode pelajaran
kisah daripada para nabi dan rasul terdahulu. Sehingga dengan
demikian seseorang atau individu yang mengalami gangguan
kejiwaan akan dapat di sembuhkan dan jika keadaannya lebih
parah atau terindikasi mendapat gangguan daripada mahkluk
halus maka penggunaan metode yang tepat adalah terapi ruqyah,
yakni dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Namun
demikian tidak semua orang dapat melakukan konseling dan
terapi terhadap orang lain sebab diperlukan pengetahuan dan
keahlian khusus, sehingga dia bisa dikatakan sebagai seorang
konselor atau terapis.
Kata Kunci: Konseling, Terapi, Islam, Metode Konseling,
Syarat Konselor
A. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk Allah tidak terlepas daripada
ujian dan cobaan atas berbagai masalah yang datang. Masalah
tersebut sangat mempengaruhi mental individu dalam usaha
untuk menyelesaikannya. Sesetengah ada yang menerima
masalah dan tekanan tersebut sebagai ujian dan cobaan daripada
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
439
Edy Kusnadi
Allah, sedangkan ada juga yang menganggapnya sebagai
hukuman Tuhan atau juga ada yang menyalahkan taqdir Tuhan
atas dirinya.
Tekanan dalam menghadapi masalah itu pula bermacammacam. Hal tersebut tergantung pada kekuatan mental individu
tersebut. Antara cara yang dapat digunakan dalam meredam
tekanan tersebut melalui cara konseling. Konseling adalah
merupakan suatu konsep atau cara yang telah diketahui umum,
khususnya dikalangan masyarkat maju. Semakin maju
kehidupan anggota masyarakat maka semakin meningkat pula
masalah-masalah yang harus di tempuh oleh anggota masyarakat
tersebut.
Secara etimologi istilah konseling berasal dari bahasa latin
yaitu : Consilium, yang berarti “dengan atau bersama” yang
dirangkai menerima atau memahami1. Konseling dapat diartikan
sebagai suatu proses untuk membantu seseorang dalam
membuat keputusan dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Proses ini juga akan membantu individu untuk
melaksanakan pilihan yang telah dipilih berdasarkan proses
yang dijalanakan dengan seseorang konselor. Dalam proses ini
juga individu dapat mengetahui akar masalah dan mencari atau
mengetahui cara penyelesaian yang paling tepat. Sekaligus dapat
mengurangkan gangguan dan tekanan jiwa yang dihadapi oleh
individu yang bermasalah.
Konsep atau definisi konseling dalam perspektif Islam
sangatlah luas. Konseling Islam mempunyai skup masalah yang
lebih besar yaitu yang berhubungan dengan keimanan seeorang
seperti aspek ketuhanan, alam akhirat, dosa, pahala, surga,
neraka, hari kiamat, dan sebagainya. Mengikut ajaran Islam,
konsep bimbingan konseling ini adalah suatu kagiatan yang
sangat berguna dalam hubungan sesama manusia. Amalan
nasehat-menasehati dan menjauhi perbuatan yang bertentangan
dengan syariat Islam merupakan pondasi dalam pendidikan
Islam.
1
Lihat. H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimb9ngan dan Konseling (Jakarta:
Depdikbud, 2003), 99-105.
440 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
B. Fungsi Konseling dalam Islam
1. Memberi Informasi
Masalah atau konflik yang sering di hadapi oleh individu
maupun pasien yang datang untuk mendapatkan rawatan
biasanya berkaitan dengan pengetahuan atau pemahamana
mereka tentang permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Misalnya, cara terbaik untuk menangini masalah, sebab masalah
itu timbul, pihak yang seharusnya mereka temui dan sebagainya.
Selain itu, sesi konseling, yang dilakukan juga dapat
memberikan gambaran yang jelas kepada pasien berkaitan
dengan masalah yang mereka hadapi dan memahami bagaimana
pemahaman pasien tentang kondisinya.
2. Memahami Diri Sendiri.
Selalunya pasien yang datang ada yang keliru tentang
permasalahan yang mereka hadapi. Ada antara mereka
menganggap masalah atau konflik yang timbul berasal dari
orang lain atau lingkungannya. Meskipun masalah itu
sebenarnya berasal daripada pasien itu sendiri tanpa mereka
sadari. Sesi konseling yang dijalankan dapat membantu pasien
memahami lebih lanjut mengenai diri (memahami diri dan
lingkungan) dan membantu pasien untuk memahami dirinya
adalah kunci pada masalah yang dihadapinya. Ini menjelaskan
bahwa pasien itu sendiri yang mempunyai kelebihan dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri disampaing bantuan oleh
perawat atau konselor.
3. Memberi Dukungan/Motifasi
Dukungan, kemesraan, dan pujian adalah satu elemen
sampingan yang cukup penting dalam kehidupan manusia, oleh
karena itu dukungan mental dan moral amat penting kepada
pasien yang mempunyai masalah pribadi, kejiwaan dan yang
berkenaan. Dukungan emosi yang menyatu, iklas, kemesraan
dan simpati yang ditunjukan oleh perawat waktu sesi konseling
dapat mengurangkan beban yang dihadapi.
Dalam usaha memberi dukungan kepada pasien seorang
konselor haruslah menerapkan bahwa dukungan sebenarnya
adalah datang daripada Allah SWT, konsep berdo’a, bertawakal,
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
441
Edy Kusnadi
dan berusaha. Sikap yang tidak mudah berputus asa itulah yang
sewajarnya ditekankan.
Mohon dukungan dan perlindungan daripada Allah dengan
berdo’a sewaktu menghadapi kesusahan merupakan ajaran yang
ditekankan sendiri oleh Rasulullah SAW sebagaimana sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:
“Adalah Nabi apabila menghadapi kesusahan akan berkata
“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Besar lagi Maha
Pengasih, Tiada Tuhan melainkan Allah Tuhan Semesta
Alam dan Tuhan Arasy yang Tinggi”.2
Sifat tidak mudah berputus asa haruslah ditekankan dalam
konseling dalam usaha memberi dukungan kepada pasien agar
tetap tabah menghadapi ujian hidup. Perlu juga dijelaskan
bahwa setiap ujian yang terjadi pasti ada hikmah disebaliknya.
Sebagaimana juga dinyatakan dalam firman Allah dalam
Surah al-Baqarah ayat 156-157;
          
        
 
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa suatu
kesusahan”mereka berkata sesungguhnya kami adalah
kepunyaan Allah dan kepada Allah Jualah kami kembali.
Mereka itu adalah orang-orang yang dilimpahi dengan
berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang mendapat petunjuk
hidayah-Nya”3
2
Hadits Riwayat al-Bukhari (Kitab al-Da’awat, no. Hadist 6345) Lihat
al-Bukhari (2000) Sahih al-Bukhari dalam Mawsu’ah al-Hadit as-Sharif alKutub as-Sittah, al-Riyad: Dar-as-Salam li al-Nashr wa al-Tawzi, .534.
3
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Departemen
Agama RI, 1989).
442 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
4. Penyelesaian Konflik/Masalah
Secara umum kita semua telah mendapat gambaran bahwa
konseling berkaitan dengan penyelesaian masalah. Setiap sesi
yang dijalankan seharusnya dapat membantu dalam
permasalahan pasien walaupun tidak secara menyeluruh. Jika
sesi konseling dapat dijalankan dengan baik oleh perawat atau
konselor, ini dapat mengurangkan ketegangan yang terjadi.
Sekaligus sesi konseling ini juga dapat membantu pasien
menerima perbedaan dan mencari jalan untuk mencapai
penyelasaian yang memberikan kesan kembali kepada diri dan
lingkungannya.
Dalam perspektif Islam, seorang konselor juga wajar
menjelaskan kepada pasien bahwa setiap masalah pasti ada jalan
keluarnya. Hal ini telah dinyatakan Allah dalam firman-Nya di
mana orang yang bertaqwa akan diberi petunjuk dan jalan keluar
dari masalah yang dialaminya. Menurut Tafsir Ibnu Katsir,
jalan keluar ini dimasudkan menyelamatkan atau membebaskan
seseorang daripada kesusahan di dunia dan di akhirat
sebagaimana dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surah at-Talaq
ayat 2 :
       
Artinya: Dan siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT
(dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan
larangan-Nya) niscaya Allah akan mengadakan baginya
jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya)”4
5. Membuat Keputusan
Sebagai seorang konselor yang menjalankan sesi konseling
pasien adalah individu yang mempunyai hak sepenuhnya dalam
membuat keputusan bagi menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi. konselor bertindak sebagai medium dalam membatu
pasien mencari alternatif penyelesaian masalah dan boleh
4
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Departemen
Agama RI, 1989).
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014 443
Edy Kusnadi
menyarankan atau membicarakan dengan pasien beberapa cara
penyelesain sebelum sesuatu keputusan itu diambil.
C. Tujuan Konseling dalam Islam
1. Memudahkan Pengobatan Tingkahlaku Pasien
Tujuan utama konseling adalah membatu pasien membuat
suatu perubahan tingkahlaku yang bisa membuat pasien dapat
menjalani kehidupan yang lebih produktif dan memuaskan. Jika
selama ini pasien menyalahkan takdir dan pasrah dengan
masalah yang dihadapinya tanpa berusaha, dengan adanya sesi
konseling pendirian pasien selama ini mampu dirubah.
2. Meningkatkan Keupayaan Pasien Memulai dan
Meneruskan Hubungan dalam Konseling
Banyak dikalangan pasien yang mendapatkan rawatan
menghadapi masalah sekarang, berinteraksi dengan orang lain
dan perawat serta konselor. Terkadang ini terjadi karena pasien
kurang mampu berkomunikasi dan mempunyai imej negatif
pada diri sendiri. Tujuan perawatan ini ialah mencari jalan
supaya dapat meningkatkan mutu serta cara pasien
berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan
sistem yang baik.
3. Membantu Pasien Mengurus Diri Sendiri
Satu lagi tujuan konselor yang penting ialah membantu
pasien yang sedang dirawat, corak kehidupa sejak kecil, masa
remaja, dewasa dan memasuki alam rumah tangga sedikit
banyak mempenguruhi tindakan pasien dalam menghadapi
masalah dan mencari jalan penyelesaiannya. Dalam keadaan
yang demikian, konselor akan membatu pasien mengurus diri
dengan lebih baik terutama dengan keadaan baru terhadap
maslah dan dalam kehidupan kesehariannya.
4. Menggalakkan Proses Membuat Keputusan
Kepada sesetengah pasien membuat suatu keputusan yang
penting amat menyukarkannya, tujuan konseling bagi pasien
tersebut ialah membantunya membuat suatu keputusan yang
penting dalam hidupnya. Keputusan yang diambil pasien amat
mempengaruhi penyelesaian masalahnya. Konselor perlu
memastikan pasien memahami dan mengetahui mengapa serta
444 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
bagaimana keputusan yang diambil dapat menyelesaikan
masalah yang di hadapinya.
Meskipun konselor dan pasien telah membuat keputusan
bersama daripada hasil perbincangan terhadap alternatif yang
akan dilakukan, tindakan diperingkat ini menurut metode Islam,
konselor boleh menyarankan pada pasien supaya shalat
Istikharah dala hal-hal yang memerlukan pasien membuat
pilihan terutamanya kesulitan dalam membuat keputusan dan
menentukan pilihan. Shalat ini dilakukan apabila seseorang itu
kebingungan untuk membuat suatu keputusan atau pilihan
sedangkan dia tidak tau adakah pilihanya itu baik atau tidak
kepada dirinya. Dengan melakukan shalat istikharah, seseorang
itu mengharapkan agar Allah SWT meimberinya petunjuk. Hal
ini seperti yang diriwayatkan
dalam hadits Bukhari
sebagaimana berikut:
Artinya: “Daripada Jabir RA bahwa Rasulullah SAW
mengajar kami melakukan istikharah sebagaimana
diperintahkan dalam Al-Qur’an dan baginda bersabda”
Wahai Tuhanku sesungguhnya aku memohon kebajikan
dari pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan
dengan kekuasaan-Mu, aku meminta kepada-Mu karena
karunia-Mu yang Maha Besar. Sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Berkuasa dan aku tidaklah berkuasa, Engkaulah
yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui
dan Engkaulah yang lebih mengetahui segala perkara
Ghaib. Ya Allah Ya Tuhanku jika Engkau mengetahui
perkara itu baik bagiku, bagi agamaku, duniaku, dan akibat
perkara itu apakah pada masa sekarang atau akan datang
maka anugerahkanlah kapadaku kekuatan dan berkatkanlah
bagiku padanya. Tapi jika Engkau mengetahui perkara itu
buruk bagiku, pada agamaku, duniaku dan akibat perkara
itu apakah pada masa sekarang ataupun yang kan datang,
maka hindarkanlah aku daripada perkara tersebut dan
anugerahkanlah kepadaku kekuatan untuk melakukan
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
445
Edy Kusnadi
kebajikan dimanapun adanya kebajikan kemudian ridhailah
aku”.5
Shalat hajat juga tidak kalah pentingnya dikerjakan sewaktu
qiyamullail, malah shalat ini amat perlu dilaksanakan ketika
seseorang itu mengalami kesusahan dan mengaharapkan
kebaikan pada agama dan dunianya.
5. Membantu Perkembangan dan Pencapaian Potensi Pasien
Membantu mengembangkan potensi yang ada pada pasien.
Tujuanya adalah memberi peluang kepada pasien mempelajari
cara-cara menggunakan pikiran dan keupayaannya ketahap yang
paling maksimum untuk mencari jalan penyelasain terhadap
masalah yang di hadapi. Tujuan konseling ialah mengurangkan
atau mengatasi apa saja yang menghalang perkembangan
potensi diri sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.
Jadi secara keseluruhannya fungsi konseling dalam Islam
ada tiga fungsi6, yakni:
a. Fungsi remedial atau rehabilitatif.
Adapun peranan rehabilititif berfokus pada masalah
penyesuaian
diri,
penyembuhan
masalah
psikologi,
mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan
emosional.
b. Funsi educatif/Pengembangan
Adapun fungsi pengembangan ini menfokuskan pada
masalah: 1. Membantu meningkatka keterampilan-keterampilan
dalam kehidupan, 2. Mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan. 3. Membantu meningkatkan
kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, 4. Pada
kebutuhan jangka pendek konseling membantu individu
menjelaskan nilai-nilai menjadi lebih tegas mengendalikan
kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar
pribadi, memutuskan arah hidup dan sebagainya.
5
Hadits Riwayat al-Bukhari (Kitab al-Da’awat, (dalam bab istikharah)
no. Hadist 6382) Lihat al-Bukhari (2000) Sahih al-Bukhari dalam Mawsu’ah
al-Hadit, 536.
6
Hamdan Bakran Adz-Zaky, Konseling dan Psikoterapi Islam
(Jogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2004), 217.
446 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
c. Fungsi Prefentif/ Pencegahan
Fungsi pencegahan ini adalah sangat membantu individu
agar dapat melakukan pencegahan sebelum mengalami masalahmasalah kejiwaan. Upaya ini juga membantu untuk mengurangi
atau mengelakkan resiko-resiko yang dapat menyebabkan
gangguan kejiwaan. Fungsi ini adalah memberi bimbingan
terhadap individu-individu agar dapat kembali kepada
buimbingan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
D. Metode Konseling dalam Islam
Dalam Islam terdapat banyak metode konseling dilakukan
antaranya yang di kemukakan oleh Musfir Bin Said Az-Zahrani7
sebagai berikut:
1. Metode Keteladanan, metode keteladanan ini adalah
ditandai dengan menggambarkan suri teladan yang baik
sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ahzab ayat 21:
           
     
Atinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.8
2. Metode Penyadaran, metode ini adalah banyak
menggunakan ungkapan-ungkapan nasehat dan juga at-Targhib
wat-Targhib (janji dan ancaman) sebagai mana halnya dengan
firman Allah dalam surah al-Hajj ayat 1-2 yaitu:
7
Lihat Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi (Jakarta: Gema
Insani, 2005), 26-28.
8
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014 447
Edy Kusnadi
         
       

        
     
Artinya
: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu;
Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu
kejadian yang sangat besar (dahsyat). 2. (ingatlah) pada hari
(ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua
wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan
kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu
sangat kerasnya.9
3. Metode Penalaran Logis, adalah berkisar dialog dengan
akal dan perasaan individu sebagaimana firman Allah dalam
surat Al Hujarat 12 yaitu:
         
          
            
 
9
448
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.10
4. Metode Kisah, adalah dengan menggunakan cerita-cerita
baik yang termuat di dalam Al-Qur’an maupun Hadist seprti
kejadian-kejadian yang terjadi atau dialog antara para nabi
dan kaumnya. Oleh karenanya kisah-kisah ini dapat dijadikan
contoh dan model yang mampu menjadi penjelas bagi
perilaku yang diharapkan, hingga dapat di biasakan dan
menghindari perilaku yang tercela.
E. Jenis-Jenis
Penyakit
yang
Memerlukan
Konseling/Terapi
Dalam rawatan Islam, anatar penyakit-penyakit yang
disarankan untuk mendapatkan rawatan konseling antaranya:
1. Penyakit Kejiwaan (Mental)
Penyakit ini sudah sinonim dengaan masyarakat dunia hari
ini. Semakin maju sebuah peradaban maka semakin ramai yang
akan menghadapi penyakit mental. Ini menunjukkan bahwa
penyakit mental amat dipengaruhi oleh zaman disamping faktorfaktor lainya. Penyakit mental ini dapat dikaitkan dengan
tekanan ataupun stres dan penyakit gila. Pesakit yang mengidap
penyakit ini memerlukan waktu yang agak lama untuk
disembuhkan dengan rawatan modern, tradisonal, Islam dan sesi
konseling yang berkesinambungan.
2. Penyakit Kritis
Penyakit ini boleh juga diartikan sebagai penyakit yang
sukar untuk diubati dan tiada penawar untuk penyembuhannya
dalam dunia perubatan canggih sekarang ini. Sebagai contoh
10
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
449
Edy Kusnadi
penyakit kanker, HIV dan AID. Pasien yang menderita penyakit
ini akan sangat tertekan karena sudah mengetahui bahwa
peluang untuk sembuh sangat tipis. Hanya dengaan kuasa Allah
saja penyakit ini bisa sembuh. Olek karena itu konseling sangat
penting memberikan semangat dan dorongan kepada pasien
untuk meneruskan hidup dengan sempurna sehingga keakhir
hayatnya.
3. Pecandu Narkoba
Narkoba merupakan bahan yang telah merusakan jutaan
manusia di muka bumi ini. Narkoba juga telah berhasil menjerat
para anak muda dan remaja sekarang kearah kehidupan yang
negatif. Banyak pecandu narkoba yang berada di penjara
maupun di rumah sakit. Bigitu juga ditempat-tempat pemulihan
para pecandu narkoba. Bagi mereka yang mau mangubah corak
kehidupan mereka kearah yang lebih baik maka konseling
sangat penting dalam membantu penyembuhan mereka
disamping perawatan secara medis. Pada umumnya penggunaan
perawatan medis lebih ditekankan pada para pecandu narkoba.11
4. Penyakit Hati
Penyakit hati boleh dikaitkan dengan hasrat dengki, iri hati,
riak, sombong, angkuh dan sebagainya. Penyakit ini adalah
penyakit yang cukup serius dan mempunyai pesakit yang cukup
banyak karena terkadang sulit untuk mengidentifikasi
individunya. Penyakit ini biasanya menghinggapi individu yang
kurang pendidikan agamanya. Oleh karena itu rawatan Islam
sangat membantu dalam merawat pasien ini dengan bacaan do’a
dan sesi terapi.
F. Persyaratan Konselor/Terapis
1. Beriman dan Bertaqwa terhadap Allah SWT
Bagi seorang konselor Islam beriman dan bertaqwa adalah
merupakan syarat utama yang harus di penuhi, sebab siapa saja
yang mendalami profesi ini maka ia harus memiliki keimanan,
kemakrifatan, dan ketauhidan yang berkualitas. Karena ia
banyak menggunakan metode-metode yang sangat erat
kaitannya dengan Allah, seperti metode kenabian seperti
11
Lihat Farida Kusuma Wati dan Ydi Hartono. Buku ajar Keperawatan
Jiwa (Jakarta: Salemba Medika, 2011), 90-96.
450 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
metode melalui mimpi, ilhham dan kasysyaf.maka syarat utama
yang harus dimiliki adalah ia dapat bermakrifat kepada Allah
SWT.12
2. Berakhlak Mulia
Aspek inipun sangat penting dimiliki oleh seorang konselor
atau terapis, yaitu aspek moralitas atau akhlak. Aspek ini adalah
memperhatikan sopan santun, adab etika dan tatakerama
ketuhanan yang dengan moralitas ini proses kerja konseling
maupun terapi dilakukan. Berbicara mengenai akhlak tentunya
umat Islam selalu akan berpedoman pada Ahklaknya Rasulullah
Saw, dengan kata lain Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa
kebagusan ahklaknya adalah Iman, dan keburukan ahklak itu
ialah nifaq (sifat Orang Munafiq).13
Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky aspek moralitas itu
terdiri dari: Niat, Iktikad (keyakinan), Siddiq (Kejujuran dan
kebenaran), amanah, Tablig, Sabar, Ikhtiar dan Tawakal,
Mendo’akan, memelihara kerahasiaan, memelihara pandangan
mata dan menggunakan kata-kata yang baik dan terpuji.14
3. Mempunyai Skill (pengetahuan) tentang konseling
Sebagai seorang konselor, haruslah menguasai ilmu dalam
perubatan Islam. Hal ini jenis penyakit yang dialami oleh pasien
antara yang satu dengan lainnya adalah berbeda, pun juga cara
penanganannya juga berbeda. Apabila seorang konselor
menguasai ilmu dalam rawatan Islam dan mampu untuk
mengkonseling pasien, ini memberikan keyakinan kepada pasien
untuk mendapatkan rawatan dan konseling sekaligus
memperkenalkan konsep rawatan Islami. Oleh karena itu
seorang konselor harus menguasai ilmu rawatan jiwa secara
Islami dengan lebih mendalam atau profesional. Denga
menguasai
keahlian
dalam
konseling
supaya
sesi
pengkonselingan dapat dicapai dengan sebaik mungkin. Jika
seorang konselor tidak menguasai ilmu konseling maka, sesi
12
Hamdan Bakran Adz-Zaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, 300.
Lihat H. Ismail Ya’kub, Ihya’ Al Ghazali (Jakarta: CV. Faisan, 1986),
Cet VII. 182-199.
14
Lihat Hamdan Bakran Adz-Zaky. Konseling dan Psikoterapi Islam.
2004, 302-322
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014 451
13
Edy Kusnadi
konseling tidak akan berhasil dan masalah yang dihadapi pasien
tidak dapat diselesaiakan dengan baik. Keahlian itu bukan saja
menguasai dari segi teori malah dalam prakteknyalah yang amat
penting. Jadi kemampuan yang dimiliki oleh konselor itu sangat
menentukan keberhasilan konseling tersebut.
4. Bersedia Mendengar dan Bersifat Terbuka
Dalam proses konseling, konselor lebih banyak
menggunakan keahlian mendengar dalam menyelami masalah
yang dihadapi oleh pasien. Konselor haruslah bersedia untuk
mendengar segala keluhan pasien dan menjadi pendengar yang
taat dan simpatik. Dengan cara ini pasien yang mendapat
rawatan dan konseling akan lebih bersedia dan ikhlas dalam
meluahkan masalah yang dihadapinya.
Konselor juga harus bersikap terbuka dalam menerima
luahan keluhan pasien yang datang mengadu tentang masalah
mereka. Konselor tidak boleh sama sekali membuat andaian
yang belum pasti maupun anggapan yang negatif terhadap
keluhan pasien pada tingkat awal sesi dilakukan. Konselor harus
besikap terbuka dalam membantu pasien untuk menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi.
Ada beberapa hal yanag cukup dipertimbangkan dalam
konseling antaranya:
a. Tidak seperti pelayanan yang dilakukan oleh seorang
dokter, pada umumnya seorang dokter langsung saja
menanyakan keluhan-keluhan terhadap pasiennya. Akan tetapi
pada sesi konseling biasanya seorang konselor
harus
memperkenalkan diri dulu dan kemudian memulai pembicaraan
mengenai diri pasien.
b. Seorang konselor biasanya banyak menanyakan
pertanyaan terhadap pasien mengenai hal-hal yang menjadi
keluhannya hal ini seakan menunjukan kesungguhan dan minat
terhadap masalah tersebut.
c. Kemudian dengan perlahan barulah menawarkan
bantuan terhadap pasien yang diikuti dengan sikap simpatik.
d. Dalam sesi ini seorang konselor harus bisa membuat
suasana seakan bertukar fikiran sehingga tidak terlalu
452 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
menekankan pada apa yang harus dilakukan oleh pasien, pasien
diberi ruang untuk berfikir.
e. Suasana akan lebih kondusif jika antara konselor dan
pasien saling bertentangan mata, hal ini terlihat seakan-akan
ada kesungguhan dari konselor tersebut untuk membantu pasien.
f. Intonansi dan gaya berbicara perlu juga di tekankan pada
sesi ini sebab hal ini akan berpengaruh pada persepsi pasien.
g. Kemudian memberikan kesempatan pada pasien untuk
lebih aktif menceritakan hal-hal yang ingin di kemukakannya,
sehingga konselor dapat menarik kesimpulan terhadap
permasalahan pasien tersebut.
G. Hal-Hal yang dibenarkan dalam Konseling
Antara hal hal yang dibenarkan dalam konseling adalah
sebagai berikut:
1. Penerapan unsur Humor
Dalam sesi konseling, penerapan unsur humor boleh
dilakukan oleh konselor dalam menjalankan sesi konseling
terhadap pasien. Ini dapat dijadikan sesi yang tidak terlalu
formal dan dapat menceriakan suasana pada waktu sesi
konseling. Tetapi unsur humor tersebut tidak melampaui batas,
tidak menyentuh sensitifitas pasien dan tidak menyalahi batas
agama.
2. Penggunaan Bahan Tambahan
Dalam sesi konseling penggunaan bahan dukungan boleh
dilakukan seperti menggunakan unsur suara seperti musik yang
santai untuk memberikan ketenangan dalam terapi kepada
pasien, selain itu majalah, koran dan gambar-gambar atau bahan
bacaan lain yang sederhana boleh juga digunakan, secara tidak
langsung dapat membantu suasana yang kondusif. Namun
penggunaan bahan tambahan ini tidak seharusnya digunakan
dalam seluruh proses konseling, tetapi diminimumkan
penggunaanya dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
3. Penggunaan Tempat
Tempat juga sangat mendukung dalam sesi konseling.
Sebab suasana tempat kalau dalam keadaan yang nyaman,
teratur dan kondusif dapat membuat suasana sesi konseling yang
baik sebab akan menimbulkan kenyamanan kepada pasien yang
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
453
Edy Kusnadi
mendapatkan konseling dan tidak menimbulkan fitnah
dikalangan masyarakat. Misalkan jika seorang pasien
perempuan datang bertemu dengan konselor laki-laki tentunya
tentunya tidak di tempat yang tertutup dan hanya berdua saja,
begitu juga sebaliknya jika pasien laki-laki dan konselor
perempuan.
H. Hal-Hal yang dihindari Waktu Konseling
Antara yang dilarang waktu konseling adalah:
1. Mencatat
Konselor tidak digalakkan untuk mencatat untuk semua
keterangan sepanjang sesi konseling berjalan. Sebaliknya
konselor perlu menggunakan keahlian mendengar yang baik
untuk mengingat dan memahami segala luahan perasaan dan
informasi yang disampaikan oleh pasien. Karena dikhawatirkan
mencatat dapat menunjukkan kurang keprihatinan konselor
terhadap diri pasien sawaktu sesi konseling dijalankan.
2. Tiada objek penghalang saat sesikonseling dijalankan
Saat sesi dijalankan, keadaan tempat atau lingkungan yang
digunakan haruslah nyaman dan sesuai untuk menjalankan sesi
konseling. Halangan yang dimaksud disini adalah penggunaan
kain penghalang atau lemari sebagai batas antara pasien dan
konselor. Karena penggunaan alat tersebut dapat mengurangi
rasa kedekatan antara pasien dan konselor jadi lebih baik
berhadapan langsung waktu duduk di kursi atau lagi duduk
santai di tempat tertentu. Konseling yang di jalankan haruslah
bertentangan mata dan tidak boleh membelakangi pasien.
3. Gerak Tubuh
Segala gerak tubuh konselor yang diekspresikan pada sesi
konseling menjadi perhatian dan tumpuan pasien. Oleh karena
itu konselor harus meminimumkan pergerakan yang dapat
mengganggu konsentrasi pasien. Misalnya konselor tidak boleh
menunjukan gerak tubuh sperti menggrui, menggoyangkan
kaki, menyilangkan kaki, berpeluk tubuh, dan gerakan tubuh
lain yang dianggap tidak sesuai terhadap sepanjang sesi
konseling dijalankan. Gerakan seperti ini dapat menganggu
jalanya sesi konseling.
454 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
I.
Tahap-Tahap dalam Konseling Islam
1. Tahap Pra Sesi
Tahap pra sesi adalah tahap permulaan yang mana sebelum
tahap konseling dilakukan oleh konselor. Pada tahap ini
biasanya kalau di rumah sakit biasanya konselor terlebih dahulu
mengumpulkan data-data dan keterangan tentang pasien tersebut
agar sesi konseling nantinya sedikit banyak oleh konselor sudah
tau bentuk dan jenis penyakit yang diderita oleh pasien secara
umumnya. Biasanya konselor mencari keterangan pada pasien
itu sendiri atau melalui dokter yang merawat atau orang terdekat
pasien tersebut.
Kalau konseling tersebut dilakukan pada klinik swasta atau
RSU atau RSJ sebagai pesakit luar biasanya sebelum itu akan
dilakukan melalui beberapa tahap seperti sesi pendaftaran,
pemberian kartu pasien, pencatatan data pribadi pasien dan
dimasukan dalam buku rekod atau rekam medis.
Lain halnya jika pasien tersebut di RSJ maka untuk
melakukan konseling, biasanya pasien yang akan melakukan
konseling telah terlebih dahulu di klasifikasikan oleh konselor
bahwa pasien tersebut sudah bisa dan layak mendapatkan
layanan konseling. Hal ini dikarenakan jika keadaan pasien
tersebut belum layak maka konselor atau pskiater belum
mengirimkan pasien tersebut kedalam rawatan konseling, sebab
masih di kategorikan sebagai rawatan medis kondusif.
2. Menyiapkan Ruang Konseling.
Ruangan konseling juga perlu menjadi perhatian bagi sesi
konseling. Suasana ruangan yang cukup Islami, seperti adanya
poster atau gambar-gambar dan ayat-ayat yang menghiasi
ruangan akan tetapi tidaklah terlalu banyak. Letak ruangan yang
cukup nyaman dan tidak bising, serta jauh dari bau yang
menyengat seperti bau wc, sampah dan lainnya. Tentunya
keadaan ruangan yang tenang untuk berkonsultasi secara bebas
dan tertutup terhadap pendengaran umum.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
455
Edy Kusnadi
3. Menyelaraskan Hubungan dengan Pasien
Konsep “ramah terhadap pelanggan” adalah konselor harus
mengutamakan dan menciptakan suasana ramah dalam
konseling. Ini karena konselor yang ramah membuat pasien
akan lebih terbuka dalam sesi konseling dijalankan. Kondisi ini
juga dapat mengukur kepercayaan pasien kepada konselor dalam
merahasiakan informasi ataupun masalah yang diluahkan oleh
pasien tersebut.
Dengan demikian, konselor harus merahasiakan segala
informasi tentang pasien tersebut, konselor hanya dapat
menginformasikan ini kepada seseorang yang berhubungan saja
sebagai rekomendasi dan pandangan serta tidak boleh
diceritakan kepada individu yang tidak ada hubungannya dengan
kepentingan pasien tersebut.
Persoalan kerahasiaan adalah merupakan hal yang sangat
penting bagi pasien untuk menjaga keyakinan pasien terhadap
kerahasiaan informasi tentang dirinya. Etika kerahasiaan bukan
saja merupakan etika dalam sesi konseling juga merupakan
suatu ajaran yang terdapat dalam ajaran Islam. sudah tentu
dalam menganalisis masalah tersebut banyak informasi dan
sesuatu yang sangat rahasia tentang diri pasien tersebut.
Dalam hal ini pasien harus rela dan transparan untuk
memceritakan masalahnya secara jujur, jika ia menganggab
konselor tersebut dapat dipercaya mengenai kerahasiaan pasien.
Siafat yang amanah dan menyimpan rahasia sangat penting bagi
setiap konselor dalam membangun hubungan dengan pasien.
Hal ini sesuai denga hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Jabir RA; “Apabila seseorang itu bercerita sesuatu perkara
kemudian dia pergi, maka itu adalah amanah.”15
Mengungkapkan rasia orang lain merupakan suatu
penghianatan dan bisa mengakibatkan keburukan. Sikap untuk
menyimpan rahasia orang lain dan menutup aib pasien adalah
merupakan suatu yang dianjurkan oleh Rsulullah sebagaimana
yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah Ra yaitu;
15
Hadist Riwayat al-Tirmidhi.. Sunan al-Tirmidhi dalam Mawsu’ah alhadist, 2000.1848.
456 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
Atinya : Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang
muslim dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan
menghilangkan baginya satu kesusahan dari pada
kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang
memudahkan orang yang mengalami kepayahan di dunia
niscaya Allah akan memudahkan baginya urusan dunia dan
akhiratnya. Barang siapa yang menutup keaiban seorang
muslim di dunia maka Allah akan menutup keaibannya di
dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama hamba-Nya
berusaha
16
menolong saudaranya.
Membina hubungan dapat ditunjukkan dengan tingkah
laku secara verbal dengan pasien. Secara verbal hubungan dapat
dilakukan dengan nada yang lemah lembut, suara yang jelas,
serta komunikasi yang baik. Bagi komunikasi non verbal pula
dapat berbentuk senyuman, mimik muka yang menyenangkan,
dan gerakan tubuh yang menunjukan kesopanan antara konselor
dan pasien.
4. Mencari dan Menganalisis Masalah
Dalam tahap ini, konselor harus mengetahui masalah yang
dialami oleh pasien. Konselor perlu mencari dan mendiagnosa
masalah yang sedang dihadapi oleh pasien. Mungkin masalah
yang sedang di hadapi pasien adalah disebabkan oleh depresi,
pemikiran yang tidak rasional, tertekan perasaan, ancaman,
putus asa, tidak terima kenyataan, mungkin juga pengalaman
yang pahit yang mengganggu pemikiran pasien.
5. Memastikan Pokok Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap manusia tidak akan
dapat lari dari masalah. Masalah yang sering datang pastinya
berasal dari sesuatu yang disadari ataupun yang tidak di sadari.
Dalam hal ini setelah melakukan pendiagnosaan terhadap pasien
tentunya sorang konselor dapat menentukan akar dari masalah
tersebut. Biasanya masalah tersebut timbul disebabkan oleh
16
Hadist Riwayat Muslim. Sahih Muslim. Dalam Mawsu’ al-Hadisth,
ibid. 2000. 1147.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014 457
Edy Kusnadi
beberapa faktor, antaranya; faktor diri sendiri, keluarga, orang
lain, lingkungan dan taqdir. Oleh karena itu konselor harus
bijaksana dalam menentukan pokok masalah tersebut.
6. Melakukan Tindakan
Setelah mengetahui pokok masalah tersebut tindakan perlu
dilakukan dalam menyelesaikan masalah yang timbul. Sebelum
tindakan diambil, konselor dan pasien perlu membicarakan dan
memaparkan langkah yang perlu diambil dalam menyelesaikan
masalah dan waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan
tindakan yang telah dipilih tersebut. Konselor harus memastikan
keputusan pasien untuk melakukan tindakan sesuai dengaan
tuntunan agama dan kemauan pasien tanpa ada dipaksa oleh
konselor tersebut.
7. Mengakhiri Sesi Konseling
Pada tahap ini, semua keputusan sudah dicapai dan pasien
telah mengalami kemajuan dengan sesi konseling yang
dilakukan. Ini artinya bahwa sesi konseling di akhiri dan untuk
selanjutnya pasien tersebutlah melakukan uasha terapinya
sendiri baik itu di rumah maupuh di mana saja. Jika pasien
masih mengalami masalah yang cukup serius, konselor dapat
meminta pasien untuk terus melakukan konseling sampai kepada
sembuh total dimana konselor sudah merasa pasti akan
kesembuhan pasien tersebut. Dan jika di perlukan maka pasien
dapat berkunjung kepada konselor untuk meminta bimbingan
dan konseling kembali. Maka sesi konseling ini perlu di
tamatkan dalam keadaan sama-sama senang dan ikhlas.
J. Paradikma Psikoterapi Islam
Paradikma adalah sistem atau model konseptual yang
menggambarkan suatu aspek kenyataan dimana nantinya dapat
ditarik kesimpulan-kesimpulan tentang bagaimana atau apa
langkah-langkah yang harus diambil untuk menjalankan suatu
kegiatan atau pengkaian.
Paradikma psikoterapi islam adalah bersumber pada AlQur’an dan As sunnah, Empiris (pengalaman) dan Science (ilmu
pengetahuan)17, unsur ini dapat diuraikan yakni:
17
458
Lihat Hamdan Bakran Adz-Dzaky, 279-295.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
1. Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah wahyu Allah Ta’ala yang telah diturunkan
oleh Allah SWT kepada Rsul-Nya Muhammad Saw. Melalui
perantara malaikat-Nya. Dan atas bimbingan-Nya pula nabi
Muhammad Saw dapat menjelaskan tafsir dan ta’wil wahyu-Nya
itu sebagai pesan-pesan yang tersurat maupun tersurat.
Adapun arti penyembuhan/obat (syifa’) yang terdapat dalam
Al-Qur’an itulah akal dan penyembuhan bagi siapa saja yang
meyakininya.
2. As-Sunnah (Al-Hadits)
Bayak dari hadits-hadits rasulullah yang menerangkan
tentang bagaimana baginda
melakukan penyembuhan
psikoterapi terhadap para sahabatnya dan kaumnya. Sebagai
contohnya; dari Aisya ra., beliau mengatakan bahwasanya
apabila ada yang sakit diantara kami beliau mengusap kedua
tangannya (ditempat yang sakit) sambil berdo’a:
“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini dan
sembuhkanlah, karena Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak
ada kesembuhan selain kesembuhan –Mu, yaitu
penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR.
Muslim).
Jadi nyatalah bahwa rasulullah pun telah melakukan
penyembuhan terhadap para kerabat, sahabat atau kaumnya
dengan menggunakan terapi.
3. Empirik (pengalaman) orang-orang shaleh
Cara ini juga merupakan model yang dilakukan oleh para
sahabat terhadap masyarakat perkampungan pada masa dahulu.
K. Terapi dalam Islam
Berbeda halnya dengan terapi dalam pandangan barat yang
benyak menggunakan alat bantu baik secara medis maupun non
medis, tetapi di dalam islam terapi dilakukan dengan lebih
bayak menggunakan atau berpedoman pada ayat-ayat Al-Qur’an
dan hadist Rasul. Terutama terhadap orang yang tidak merasa
tenang, aman, serta tentram dalam hatinya adalah orang yang
sakit rohani atau mentalnya. Usaha penanggulangan kekusutan
atau penyakit rohani ini dapat dilakukan sedini mungkin oleh
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
459
Edy Kusnadi
orang yang bersangkutan. Dengan mencari cara yang tepat untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma moral maka kekusutan
mental atau penyakit mental ini dapat di sembuhkan.
Penyelesaian dengan memilih penyesuaian diri dengan
memilih norma-norma moral yang luhur seperti bekerja dengan
jujur, dan bertanggung jawab, maka dalam konteks ini akan
terlihat adanya hubungan agama sebagai terapi penyakit mental.
Sebab nilai-nilai luhur termuat dalam ajaran agama, dan
bagaimanapun hal ini dapat di gunakan untuk penyesuaian dan
pengendalian
diri hingga terhindar dari konflik
batin.Pendekatan terapi keagamaan dapat di rujuk melalui
informasi dari Al-Quran itu sendiri sebagai kitab suci umat
Islam. Di antara tentang gangguan mental Firman Allah swt
dalam Al-Quran, Q.S. Yunus:57:.
         
   
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu Al-Quran yang mengandung pelajaran, penawar
bagi penyakit batin (jiwa), tuntunan serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman (Q.S. Yunus:57)18
Kemudian dalam ayat lain Allah SWT juga menegaskan
dalam Q.S. Israa’:82 :
          
   
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
18
460
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, .
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.(Q.S. Israa’:82)19
Selain itu ada banyak ayat dalam Al-Quran yang
mengisyaratkan tentang pengobatan, karena Al-Quran itu sendiri
di turunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang mukmin.
Segala bentuk terapi yang menggunakan media atau digali dari
Al-Quran di antaranya:
1. Terapi Ruqyah
Kata Ruqyah berasal dari kata bahasa Arab. Terapi Ruqyah
adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit
apakah mental, spritual, dan moral maupun fisik dengan melalui
bimbingan Al-Quran dan sunnah Nabi Saw. Dengan kata lain
terapi Ruqyah adalah suatu terapi penyembuhan dari penyakit
fisik maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan
konseling islam dengan menggunakan bacaan ayat-ayat AlQuran dan doa-doa.
Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dam Hamdani Bakran
terapi Ruqyah merupakan terapi dengan melafazkan do’a, baik
dari Al-Qur’an maupun sunnah untuk menyembuhkan suatu
penyakit tidak hanya terbatas penyakit gangguan jiwa tetapi juga
termasuk terapi fisik dan gangguan kejiwaan.20 Ada 3 cara
dalam melakukan terapi Ruqyah yaitu:
a. Menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis tanpa
mengubah susunan kalimatnya.
b. Menggunakan bahasa Arab yang fasih, di baca dengan
jelas sehingga tidak merubah dari makna aslinya.
c. Menyakini bahwa bacaan dari ayat-ayat Al-quran
merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan.
Sedangkan yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah
Allah SWT.
Jadi jelaslah bahwa dasar terapi Ruqyah adalah, firman
Allah dalam surah Al-Israa’:81-82 seperti yang telah di
kemukakan di atas, yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah
obat dari segalanya.
19
20
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Hamdan Bakran Adz-Dzaky.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
461
Edy Kusnadi
2. Terapi Zikir
Secara harfiah dzikir berarti ingat , dalam hal ini yang di
maksud adalah ingat kepada Allah SWT. Ada banyak bentuk
amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat suci AlQur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang dan terhindar dari
kecemasan. Hal ini di terangkan dalam firman Allah SWT
dalam Q.S. Ar-Ra’d:28, seperti yang telah di kemukakan di atas.
3. Terapi Do’a
Do’a memilki kekuatan
spritual yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimis. Dan yang
kedua merupakan hal mendasar bagi penyembuhan suatu
penyakit. Banyak terdapat do’a-do’a di dalam Al-Qur’an
maupuh hadist.
4. Terapi Shalat
Shalat adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dan
raga manusia. Shalat adalah ibadah yang menuntut gerakan
fisik. Di dalamnya ada tiga tindakan yaitu pikiran, perkataan
dan tindakan.
Jadi, hikmah dari gerakan shalat adalah untuk kesehatan
jasmani dan akan membawa efek bagi kesehatan rohani atau
kesehatan mental. Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan
utama di akhirat nanti, tetapi selain itu gerakan-gerakan shalat
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia, bahkan dari
sudut medis adalah gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
5. Terapi Mental dengan Zakat dan Sedekah
Allah telah memerintahkan Rasul-Nya untuk mengambil
dan mengumpulkan sedekah dari harta orang kaya dari kaum
muslimin, baik yang bersifat sedekah wajib maupun sedekah
yang disunnahkan, karena sedekah mampun membersihkan dan
menyucikan jiwa sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an
surah at-Taubah : 103:
          
       
462 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.21
Dalam ayat diatas tampak bagaimana zakat dapat
membersihkan dan menyucikan jiwa dengan cara
meningkatkan posisinya karena kebaikan dan keberkahan
hartanya sehingga ia berhak untuk mendapatkan kebahagiaan
baik di dunia dan akhirat.
6. Terapi Mental dengan Puasa
Puasa adalah salah satu latihan dan didikan bagi jiwa dan
banyak mengandung terapi penyakit kejiwaan dan penyakit
fisik. Disaat berpuasa inilah seorang muslim selalu berusaha
untuk berperilaku baik dengan mendengarkan kata hatinya tanpa
harus ada seseorang yang mengawasi gerak gerik tingkah
lakunya. Dengan berpuasa pula maka seorang muslimpun akan
terlatih untuk bersabar atas lapar dan haus serta dalam menahan
syahwatnya. Kemudian puasa juga salah satu terapi bagi yang
efesien dalam melepaskan diri dari perasaan bersalah dan
berdosa dari perasaan deprisi ataupun dari penyakit kejiwaan
lainnya.22
7. Terapi Mental dengan Haji
Haji merupakan pusat pelatihan dari segalanya bagi muslim,
dalam haji seorang muslim akan selalu mengingat Allah selalu
berdo’a kepada-Nya setiap waktu mengerjakan shalat dengan
kekhusyuan. Maka dengan haji, manusia bisa melepaskan
dirinya dari kebencian dan iri dengki kepada manusia dengan
memperkuat hubungan cinta kasih dan persaudaraan islami
diantara orang-orang yang melaksanakan ibadah haji khususnya
dan seluruh manusia pada umumnya haji merupakan terapi atas
perasaan berdosa dan bersalah karena dengan hajilah semua
dosa dan kesalahan dapat diampuni.23
21
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, 2007, 490.
23
Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, 2007, 493.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
22
463
Edy Kusnadi
8. Terapi Mental dengan Kesabaran
Sabar adalah salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh
seorang mukmin yang berkaitan erat dengan kuatnya keinginan.
Seorang mukmin yang sabar dan memiliki keinginan yang kuat
akan bersabar ketika ia menghadapi rintangan dan cobaan dan
hal itu tidak akan melemahkan keinginan tersebut. Dengan
keinginan yang kuatlah manusia dapat merealisasikan tugas
besarnya dan mewujudkan tujuannya yang tertinggi disertai
dengan taufik dari Allah, percaya diri dan tawakal padaNya
setelah selesai melaksanakan semua tugasnya tersebut.
9. Terapi Mental dengan Istiqhfar dan Tobat
Manusia didalam menjalani kehidupan ini tidak terlepas
dari kesalahan dan kekhilafan, namun hendaknya jika kita telah
melakukan dosa-dosa yang besar hendaknya kita meminta
ampun kepada Allah dan betobat dengan sepenuh hati dan jiwa.
Bertobat diwajibkan bagi sesipapun yang mengerjakan
dosa. Setiap muslim pastinya pernah mengerjakan dosa dan
melakukan sebahagian maksiat baik yang mecil maupun yang
besar. Namun sesungguhnya Allah telah menjanjikan
pengampunan dari semua dosa bagi orang-orang yang ingin
bertobat sehingga ia akan merasakan ketenangan dalam dirinya
dengan terlepasnya dosa yang meresahkannya, bahkan
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat.
Sebagaimana firman Allah
dalam surah al-Baqarah : 222
menyatakan :
        
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.24
Jadi seorang mukmin hendaknya selalu memilki fikiran
yang positif kepada Tuhannya dan memiliki harapan yang
besar bahwa Allah SWT akan menerima tobatnya.
24
464
Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahannya.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Konseling dan Psikoterapi dalam Islam
L. Kesimpulan
Konseling dan terapi Islami merupakan suatu cara atau
metode yang dilakukan untuk membantu individu yang
mengalami gangguan psikis atau kejiwaan
dengan
menggunakan cara-cara yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan
Hadits Rasulullah. Konseling terapi islami merupakan salah satu
unsur kehidupan yang saling melengkapi, dengan proses
pendidikan yang berkesinambungan dan juga pengajaran yang
urgen dalam kehidupan setiap individu.
Konseling dan terapi islami merupakan suatu profesi yang
dilakukan oleh seorang konselor yang memiliki kompetensi atau
pengetahuan dibidangnya sehingga tidak salah
dalam
memberikan bantuan, terdapat setidaknya empat persyaratan
sebagai seorang konselor islami yakni: ia beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berpengetahuan di bidangnya (menpunyai
Skill), berahklak mulia dan bersifat terbuka.
Adapun model atau metode konseling Islami terdiri dari
empat cara yakni:
dengan cara keteladanan, penyadaran,
penalaran logis dan dengan metode mengambil kisah-kisah para
nabi dan Rasul terdahulu. Sehingga dengan demikian
diharapkan dengan model dan metode tersebut maka tercapailah
matlamat daripada proses konseling terapi Islami.
M. Daftar Pustaka
Anonim. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Departemen
Agama RI.1989.
Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail al- al-ja’fi. Sahih alBukhari dalam Mawsu’ah al-Hadit as-Sharif al-Kutub asSittah, al-Riyad: Dar-as-Salam li al-Nashr wa al-Tawzi,
2000.
H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimb9ngan dan Konseling, Jakarta :
Depdikbud, 2003
Musfir bin Said Az-Zahrani.. Konseling Terapi, Terj. Sari
Narulita & Miftahhul Jannah, Jakarta: Pen.Gema Insani.
2007.
Aunur Rahim Faqi. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,
Pen. UUI Press, Yogyakarta. 2001.
TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
465
Edy Kusnadi
Farida Kusumawati. Buka Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika. 2011.
Hamdani Bakran. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yokyakaarta: Fajar Pustaka. 2004. Cet ke-3.
HM Arifin.. Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan
Penyuluhan Agama, Bulan Bintang, Jakarta. 1967.
H. Ismail Ya’kup. Ihya’ Al Ghazali. Jakarta : C.V. Faisan. 1986
Cet VII. 182-199.
466 TAJDID Vol. XIII, No. 2, Juli-Desember 2014
Download