KONSEP PENGEMBANGAN COASTAL ZONE MALANG SELATAN

advertisement
1
KONSEP PENGEMBANGAN COASTAL ZONE MALANG SELATAN
POROS SENDANGBIRU – GONDANGLEGI
(smno.psdl.ppsub)
I.
PENDAHULUAN
Pengembangan wilayah Kabupaten Malang bagian selatan seyogyanya
didasarkan pada keunggulan komparatif wilayah, terutama sektor industri berbasis
maritim dan agrokompleks, sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan daerah
terutama pada kegiatan pertanian, industri kecil dan kerajinan rakyat. Selain itu juga
perlu diupayakan percepatan pemberdayaan ekonomi daerah secara efektif dengan
memberdayakan pelaku ekonomi dan potensi sumberdaya wilayah.
Untuk memenuhi amanat tersebut maka ekonomi daerah
harus
dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah dengan didasarkan pada
keunggulan dan potensi sumberdaya masing-masing daerah, dan percepatan
pertumbuhan Kawasan Tertinggal, daerah perbatasan, terpencil, terisolasi, agar
tercipta keserasian perkembangan antar wilayah.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan pembangunan
yang serasi dan berkeadilan di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan a.l. adalah
:
(1) belum meratanya distribusi faktor produksi dan prasarana transportasi ke
seluruh wilayah yang menyebabkan kesenjangan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi;
(2) masih terdapatnya daerah dan kawasan yang tertinggal akibat
manajemen pembangunan yang cenderung berorientasi pada
sentralisasi dan akibat lebih lanjut adanya konsentrasi pertumbuhan
ekonomi cenderung terjadi di pusat-pusat wilayah;
(3) belum optimalnya pemanfaatan potensi ekonomi wilayah yang bertumpu
pada keunggulan komparatif dalam bidang agraris dan maritim,
(4) belum optimalnya pemanfaatan keunggulan geografis dan sumberdaya
intelektual lokal sebagai basis ekonomi daerah.
Tantangan ke depan dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan antar
wilayah di Kabupaten Malang bagian selatan adalah mengupayakan peningkatan
penyediaan jaringan prasarana transportasi dan komunikasi yang terintegrasi dan
perbaikan iklim usaha dan kelancaran aliran investasi, sehingga tercipta keterkaitan
ekonomi antar wilayah.
Selain itu, tantangan yang dihadapi dalam menyeimbangkan pertumbuhan
antar wilayah adalah bagaimana mendorong perkembangan daerah dan kawasan
tertinggal dengan memanfaatkan sumberdaya wilayah yang belum tergali dan
menciptakan kawasan-kawasan potensi ekonomi baru.
Tantangan lainnya yang dihadapi dalam pengembangan wilayah ini adalah
bagaimana mengupayakan kelangsungan kegiatan usaha ekonomi yang sudah ada
khususnya di daerah lebih maju dengan pengembangan efisiensi manajemen
pemanfaatan teknologi dan dukungan iklim usaha dan jaminan keamanan yang lebih
baik, sehingga tetap terjaga kemampuan meningkatkan produktivitas, memberikan
nilai tambah, dan menyerap tenaga kerja.
2
II.
SEKILAS MALANG SELATAN
2.1. Potensi Produksi Komoditi Perkebunan
A. Tanaman Tebu Rakyat
Sentra produkci tebu pada saat sekarang ialah Kecamatan Gondanglegi,
Bululawang, Bantur dan Pagak (Tabel 1). Tanaman ini telah dikenal dengan baik
hampir oleh seluruh masyarakat, baik petani lahan kering maupun petani sawah.
Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat
tinggi, dan produktivitasnya masih sangat beragam. Diperkirakan upaya intensifikasi
masih mampu meningkatkan produksi.
Tabel 1. Potensi Produksi Tebu Rakyat
Kecamatan
Luas
ha
Total Produksi
Ton / th
2532
Bululawang
173.335
5709
Gondanglegi
405.850
955
Dampit
58.789
1265
Sbmanjing
83.465
2013
Pagak
122.220
1267
Kalipare
79.125
2133
Bantur
128.245
1225
Gedangan
72.735
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2005-2010
Sentra Produksi
BULULAWANG
GONDANGLEGI
PAGAK
BANTUR
B. Tanaman Kapok Randu
Tanaman kapok randu biasanya ditanam di batas lahan tegalan/pekarangan
sebagai tanaman pagar atau tanaman pembatas. Sumbangan penghasilan petani
dari tanaman kapok randu ini cukup memadai mengingat biaya produksinya hampir
tidak ada. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai pohon rambatan bagi aneka
tanaman menjalar. Daerah sentra produksinya Bantur, Kalipare, dan Donomulyo
(Tabel 2).
C. Tanaman Kelapa Rakyat
Tanaman kelapa dapat digunakan sebagai tanaman naungan bagi tanaman
pekarangan. Wilayah kecamatan sentra produksi kelapa rakyat ialah Donomulyo,
Ampelgading, Pagak, Gedangan, Sumbermanjing dan Bantur (Tabel 3).
D. Tanaman Kopi Rakyat
Sentra produkci kopi rakyat pada saat sekarang ialah Kecamatan Tirtoyudo,
Ngajum, Ampelgading, dan Sumbermanjing (Tabel 4). Budidaya tanaman ini telah
dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering.
Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat
tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi
masih mampu meningkatkan produksi. Kendala yang dihadapi oleh petani untuk
menambah populasi tanamannya ialah bibit / tanaman muda yang mati akibat
kemarau panjang.
3
Tabel 2. Produksi Kapok Randu
Kecamatan
Luas
(ha)
Jumlah
Produksi
(ton)
Sbmanjing
Kalipare
Donomulyo
Bantur
152
338
197
378
82.80
175.70
94.20
208.00
Sentra Produksi
KALIPARE
DONOMULYO
BANTUR
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2005-2010
Tabel 3. Potensi Produksi Kelapa Rakyat
Kecamatan
LUAS
Jumlah produksi
Daerah Sentra
AREAL
(ton)
Produksi
(HA)
306
Gondanglegi
264.95
166
Turen
128.60
301
Dampit
231.60
722
Ampelgading
574.55
AMPELGADING
307
Tirtoyudo
249.75
956
Sbmanjing
769.65
SB.MANJING
258
Kepanjen
215.65
559
Pagak
434.15
PAGAK
374
Kalipare
173.76
2934
Donomulyo
2331.87
DONOMULYO
809
Bantur
630.45
BANTUR
2718
Gedangan
2163.90
GEDANGAN
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2005 - 2010
Tabel 4. Potensi Produksi Kopi Rakyat
Kecamatan
Dampit
Ampelgading
Tirtoyudo
Sbmanjing
Ngajum
Luas areal
(ha)
Jumlah Produksi
(ton)
455
1372
2278
1138
1814
148.15
616.70
1301.70
598.20
1012.20
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka, 2005-2010
E. Tanaman Cengkeh Rakyat
Daerah Sentra
Produksi
AMPELGADING
TIRTOYUDO
SB.MANJING
NGAJUM
4
Sentra produkci cengkeh rakyat pada saat sekarang ialah Kecamatan
Tirtoyudo, Ampelgading, Sumbermanjing (Tabel 5). Budidaya tanaman ini telah
dikenal dengan baik hampir oleh seluruh masyarakat, terutama petani lahan kering.
Namun demikian masih tampak bahwa keragaman sistem produksinya masih sangat
tinggi, dan produktivitasnya masih relatif rendah. Diperkirakan upaya intensifikasi
masih mampu meningkatkan produksi.
Tabel 5. Potensi Produksi Cengkeh Rakyat
Kecamatan
Luas
areal
(ha)
Dampit
Ampelgading
Tirtoyudo
Sbmanjing
Donomulyo
Gedangan
97
651
520
1035
108
86
Jumlah Produksi
(ton)
Daerah Sentra
Produksi
21.15
132.60
169.17
281.80
11.65
13.70
AMPELGADING
TIRTOYUDO
SB.MANJING
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka, 2005 - 2010
2.2. Potensi Produksi Tanaman Pangan
A. Komoditas Padi
Tanaman padi sawah dan padi ladang (gogo) mempunyai prospek yang
snagat baik untuk dikembangkan di beberapa wilayah kecamatan. Jenis-jenis
tanaman padi ladang sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun
sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen
disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Produksi Tanaman Padi sawah dan Padi Ladang
Kecamatan
Padi sawah
Produksi (ton)
Sentra
Produksi
(>20.000 ton)
Gondanglegi
23.530
GDG.LEGI
Turen
22.497
TUREN
Dampit
10.478
Sb.manjing
6.829
Kepanjen
24.938
KEPANJEN
Pagak
2.170
Kalipare
3.538
Donomulyo
12.435
Bantur
10.765
Gedangan
5.670
Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2005-2010
Padi ladang
Produksi
Sentra
(ton)
Produksi
355
803
2.500
1.835
1.200
595
Kalipare
5
B. Komoditi Palawija
Tanaman pangan di lahan kering yang menonjol produksinya di wilayah ini
ialah jagung, ubikayu, kacangtanah, kacang hijau dan kedelai. Jenis-jenis tanaman
palawija ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun
sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen
tanaman palawija ini disajikan dalam Tabel 7. Wilayah Kecamatan Kepanjen, Turen,
Gondanglegi, Pakis, dan Singosari merupakan sentra produksi padi.
C. Hortikultura Sayuran
Tanaman hortikultura sayuran ini yang menonjol produksinya di wilayah ini
meliputi sayuran dataran tinggi dan dataran rendah. Jenis-jenis tanaman palawija ini
sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun sebagai
tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen tanaman
ini disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 7. Total Produksi Jagung, Ubikayu
Kecamatan
Total
produksi
Gondanglegi
Turen
Dampit
Ampelgading
Tirtoyudo
Sbmanjing
Pagak
Kalipare
Donomulyo
Bantur
Gedangan
5.079
6.696
9.589
4.190
2.207
2.976
8.048
7.468
7.206
12.875
13.890
Jagung
Sentra produksi
(>10000 ton)
BANTUR
GEDANGAN
Total produksi
Ubikayu
Sentra produksi
(> 20.000 ton)
404
92.215
65.007
65.286
16.055
15.197
25.956
36.890
32.598
57.620
DAMPIT
APGADING
TIRYUDO
Kalipare
DMULYO
BANTUR
GDANGAN
Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2005 - 2010
Tabel 8. Total Produksi Kacangtanah, dan Kedelai
Kecamatan
Gondanglegi
Dampit
Tirtoyudo
Pagak
Kalipare
Donomulyo
Bantur
Gedangan
Total
produksi
17
34
22
159
434
229
295
12
Kacangtanah
Sentra produksi
Kedelai
Total produksi Sentra produksi
PAGAK
KALIPARE
DONOMULYO
BANTUR
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2005 - 2010
D. Buah-buahan
238
258
118
147
93
PAGAK
KALIPARE
DONOMULYO
BANTUR
6
Tanaman hortikultura buah-buahan ini yang menonjol produksinya di
wilayah ini meliputi buah dataran tinggi dan buah dataran rendah. Jenis-jenis
tanaman ini sangat sesuai untuk diusahakan sebagai tanaman monokultur maupun
sebagai tanaman sela dalam sistem tumpangsari . Potensi produksi dan luas panen
tanaman ini disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 9. Potensi Produksi Cabe dan Tomat
Kecamatan
Cabe
Total
produks
i
Gondanglegi
Turen
Dampit
Ampelgading
Kromengan
Ngajum
Bantur
Gedangan
Kacang-panjang
Sentra
produksi
Total
produks
i
326.5
147.5
330.0
Sentra
produksi
Turen
224.4
163.0
280.7
531.1
Bantur
304.5
188.4
Tomat
Total
produks
i
Sentra
produks
i
154.3
213.7
414.0
219.8
Bantur
Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2005 -2010
Tabel 10. Potensi Produksi Alpokad, Duku dan Durian
Kecamatan
Gondanglegi
Turen
Dampit
Tirtoyudo
Pakisaji
Ngajum
Donomulyo
Bantur
Alpokad
Total
Sentra
produ produksi
ksi
(>400
(ton)
ton)
169.20
821.60
461.80
Duku
Durian
Total
Sentra
Total
Sentra
produksi produksi
produk produksi
(>
100 si
(>
100
ton)
ton)
605.38
187.23
38.24
Gd.legi
Turen
T.yudo
Pakisaji
187.86
158.46
81.20
128.15
336.90
Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2005-2010
Gd.legi
Turen
26.58
Ngajum
7
Tabel 11. Potensi Produksi Jambu, Jeruk dan Mangga
Kecamatan
Total
produ
ksi
Jambu
Sentra
produksi
(>100
ton)
Gondanglegi 205.60
Turen
48.36
Dampit
Tirtoyudo
52.80
Sbermanjing
Kepanjen
Pagak
69.57
Kalipare
Donomulyo
Bantur
Gedangan
Jeruk
Total
Sentra
produksi produksi
(>300 ton)
Gd.legi
1208.60
438.60
90.43
Mangga
Total
Sentra
produk produksi
si
(>200
ton)
Gd.legi
Turen
59.54
99.05
48.10
68.70
179.42
196.00
212.60
81.60
136.64
267.80
117.00
123.68
120.12
Kalipare
Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2005-2010
Tabel 12. Potensi Produksi Nangka, Pepaya dan Pisang
Kecamatan
Pepaya
Total
Sentra
produksi
produksi
(>10.000
ton)
Gondanglegi
Turen
Dampit
Tirtoyudo
Sbermanjing
Kepanjen
Pagak
Kalipare
Donomulyo
Bantur
Gedangan
12092.90
1613.43
22341.35
609.68
105.20
Nangka
Total
Sentra
produksi
produksi
(>200 ton)
Pisang
Total
Sentra
produksi produksi
(>500
ton)
Gd.legi
DAMPIT
248.60
186.30
Dampit
508.60
K.panjen
318.60
208.80
201.50
Dn.mulyo
Bantur
Gedangan
275.60
164.56
2968.25
T.yudo
401.68
146.65
10586.20
1549.00
Bantur
Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2005 - 2010
150.10
642.35
1658.10
211.20
Dnmulyo
Bantur
8
Tabel 13. Potensi Produksi Rambutan, Salak dan Apel
Kecamatan
Rambutan
Total
Sentra
produksi
produksi
(ton
(>200 ton)
Total
produksi
Salak
Sentra produksi
(>200 ton)
Gondanglegi
429.10
Gd.legi
9218.20
Turen
Dampit
Ampelgading
Tirtoyudo
Sbermanjing
Kepanjen
Kromengan
Kalipare
Donomulyo
Bantur
260.09
315.60
148.20
135.20
10.05
259.75
209.10
141.71
280.40
101.17
Turen
Dampit
58.22
468.20
TIRTOYUDO
K.panjen
Krmengan
1051.20
11.00
32.78
42.00
243.50
120.00
Donomulyo
Dn.mulyo
Gd.LEGI/
Pagelaran
Dampit
Sumber: DIPERTA Kabupaten Dati II Malang, 2005-2010
Tabel 14. Produksi tanaman hias
No
Nama tanaman
1
2
3
Heliconia
Mawar
Melati (kg)
4
Sedap malam
Luas
panen
(m2)
47.908
128.168
233
Produksi
21.855
21.805
(tangkai)
91.652
647.348
1.083
Sentra produksi
Donomulyo, Pakis
Ngajum, Wonosari
Donomulyo,
Jabung,
Tirtoyudo
Pakis, Tirtoyudo
Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2005 - 2010
9
Tabel
15. Produksi tanaman Empon-empon
No
Nama
tanaman
Luas panen
Produksi
1
2
3
Jahe
Laos
Kencur
(m2)
602.805
55.183
44.374
(kg)
632.440
168.991
95.404
4
Kunyit
180.019
267.597
5
6
Lempuyang
Temulawak
3.534
3.904
12.929
24.125
7
Temuireng
2.937
9.434
8
Kejibeling
301
6.352
Sentra produksi
Bululawang, Bantur
Bantur, Bululawang, Tajinan
Bantur,
Bululawang,
Kalipare
Bululawang,
Tirtoyudo,
Bantur
Tajinan, Tirtoyudo
Tajinan,
Donomulyo,
Tirtoyudo,
Tajinan,
Bululawang,
Tirtoyudo
Tajinan
Sumber: DIPERTA Kabupaten Malang, 2005-2010
III.
KONSEP
OPTIMALISASI
PENGEMBANGAN
KABUPATEN MALANG BAGIAN SELATAN
WILAYAH
5.1. LATAR BELAKANG
Perencanaan dan penataaan kawasan sentra pembangunan yang komprehensif
untuk pengembangan sektor-sektor strategis dan wilayah potensial sangat
diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan yang optimal di wilayah
selatan Kabupaten Malang. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah
seringkali perencanaan tata ruang yang ada belum mampu mewadahi dan
mengimbangi perkembangan dan potensi sektor pembangunan strategis dan
wilayah potensial yang pengembangannya tidak terlepas dari sektor-sektor lain.
Oleh karena itu tujuan dari konsep pengembangan kawasan industri milik
masyarakat (KIMAS) berbasis agrokompleks di wilayah Malang selatan ini, adalah
memadukan penggunaan ruang dan segenap sumberdayanya secara fungsional
antar berbagai sektor untuk mendorong sektor strategis-potensial agar tercapai
pertumbuhan wilayah yang seimbang secara internal dan eksternal.
Rancang-bangun Kawasan Industri Masyarakat berbasis agrokompleks ini
merupakan salah satu bentuk optimalisasi potensi sumberdaya wilayah secara
terpadu melalui perencanaan dan penataan ruang untuk sektor strategis dan
potensial yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai tambah
yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari sektor-sektor
agrokompleks yang didukung oleh fasilitas, sarana dan prasarana fisik, termasuk
jalan lintas Jawa Timur Selatan dan Pelabuhan Samudera Sendang Biru, yang
dapat diandalkan.
Konsep Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS) berbasis agrokompleks
ini menyatu dengan Pelabuhan Samudera dan kawasan hinterland-nya lebih luas
(beberapa bagian wilayah kecamatan di Malang selatan), tergantung dari potensi
sentra produksi (fungsi kawasan) serta faktor jarak geograffs dan faktor jarak
aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat berperan di dalam menentukan
10
orientasi suatu kawasan, terutama kawasan potensial yang jauh dari pusat
pengembangannya. Sehingga penentuan kawasan sentra produksi tidak lagi
dipengaruhi oleh batas administratif.
Oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan di
daerah Malang Selatan, dipandang perlu adanya penyusunan rencana
pengembangan Kawasan Industri Milik Masyarakat guna pengembangan komoditas
dan jasa-jasa unggulan, yaitu subsektor pertanian tanaman pangan, kehutanan,
perkebunan, perikanan, peternakan, wisata, dan sumberdaya mineral-unggulan
yang didukung oleh ketersediaan sumber energi listrik dan air bersih yang memadai,
serta fasilitas transportasi dan komunikasi yang tangguh. Kawasan-kawasan ini
sebagai Sentra Pengembangan Produksi mulai dari berskala kecil (mikro) hingga
bersekala besar (makro) dan ekonomis. Ini dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah Malang selatan, serta pemerataan
pembangunan ekonomi masyarakat. Dalam jangka pendek upaya ini diharapkan
dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya wilayah dalam arti luas dan
pengembangan infrastruktur penunjangnya secara optimal.
Kajian tentang pengembangan KIMAS berbasis agrokompleks di wilayah
Malang Selatan ini, mempunyai peran penting sebagai arahan dan peluang lokasi
investasi bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat dalam mencapai
efisiensi, efektifitas dan nilai tambah dari produk-produk yang dihasilkan sentrasentra produksi dari sektor agrokompleks. Kajian ini akan mencakup tentang rencana
induk, rencana aksi dan rencana implementasi sentra produksi tersebut.
5.2. Tujuan dan Sasaran
5.2.1. Tujuan Umum
Memberdayakan ekonomi daerah dan ekonomi masyarakat Kabupaten
Malang bagian selatan bertumpu kepada keunggulan sumberdaya wilayah secara
terpadu.
5.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi dan merancang Kawasan Industri Agrokompleks Milik
Masyarakat di wilayah Malang Selatan, yang mampu mengintegrasikan potensi
wilayah Sendangbiru hingga Gondanglegi-Kepanjen.
2. Menyusun dan merekayasa konsep keterkaitan sinergis antar cluster /kawasan
yang ada dalam sistem ekonomi daerah Malang Selatan
3. Merekayasa strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Kawasan
Industri Komoditas Unggulan sehingga mempunyai posisi tawar yang memadai
dalam bernegosiasi dengan investor bisnis.
4. Menghimpun teknologi pendukung pengembangan Kawasan industri milik
masyarakat berbasis agrokomplek di Malang Selatan, utamanya:
a. Eksploitasi sumberdaya alam yang berkelanjutan
b. Pengelolaan lingkungan yang dapat diakses masyarakat
c. Eco-labelling
d. Teknologi produksi yang berorientasi nilai-tambah
e. Teknologi yang berbasis sumberdaya lokal.
5.2.2. Sasaran
Sasaran Pengembangan Potensi Wilayah Malang bagian Selatan ini adalah:
11
1.
2.
3.
4.
5.
Tertatanya Kawasan Industri Masyarakat dengan Komoditi unggulannya melalui
pendekatan ruang dan pengisian ruang melalui skenario pengembangan
prioritas kawasan (berjenjang) maupun jenis komoditas yang dikembangkan
dalam masing-masing kawasan industri tersebut.
Pemanfaatan ruang dan segenap sumberdayanya sesuai dengan
pengembangan subsektor kelautan, wisata-alam, kehutanan, Hortikultura,
peternakan, perikanan, perkebunan, sumberdaya mineral, dan lainnya
Tertatanya sarana jasa pelayanan perbankan/permodalan dan sistem
informasinya mengenai kendala dan persoalan dalam upaya pemberdayaan
kegiatan usaha produktif masyarakat.
Tertatanya fasilitas-sarana-prasarana penunjang Kawasan Industri , seperti
tersedianya jaringan irigasi, listrik, air bersih, transportasi dan telekomunikasi di
setiap Kawasan Sentra Produksi dalam upaya pengembangan komoditi
unggulan wilayah, menyatu dengan jalan lintas Jawa Timur Selatan.
Tertatanya sistem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke
penyimpanan sementara/gudang, ke tempat distribusi barang hingga sampai ke
tempat tujuan tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar eksternal melalui
jalan lintas Jawa Timur bagian selatan.
5.3. Ruang Lingkup
5.3.1. Ruang Lingkup Kawasan
Penentuan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIM) , beserta Kawasan
Sentra Produksi pendukungnya di wilayah Malang Selatan, diarahkan pada wilayahwilayah kecamatan yang memiliki potensi pengembangan agrokompleks, yaitu
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan-kelautan, peternakan , wisataalam, dan sumberdaya mineral; serta harus ditunjang dengan ketersediaan sarana
dan prasarana di wilayah itu termasuk pasar dan jalan Lintas Jawa Timur Selatan.
Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif, tetapi ditentukan
oleh fungsinya. Dengan demikian, maka lingkup kawaan bisa relatif luas dapat terdiri
dari bagian-bagian wilayah kecamatan, bisa juga relatif kecil dapat terdiri dari satu
atau lebih dari dua bagian wilayah kecamatan dan atau antar kabupaten kota.
Besar kecilnya Kawasan Industri Masyarakat sebagai Sentra Produksi
komoditi unggulan tidak terlepas dari pada faktor potensi dan fungsi kawasan jarak
geografis. Adanya perbedaan jarak yang panjang memungkinkan perlunya
pemisahan kawasan, sedangkan jarak terpendek antar kawasan potensial
cenderung membentuk satu kesatuan Kawasan Sentra Produksi.
Dalam kaitannya antara batas administratif dengan faktor jarak geografis
terhadap
kemungkinan
terbentuknya
kawasan,
ada
kemungkinan
ditemukannyapemisahan dari suatu wilayah kabupaten dan masuk membentuk
kawasan baru di suatu wilayah kabupaten lain. Kemungkinan ini dapat saja terjadi di
seluruh wilayah kabupaten dan kota, terutama wilayah-wilayah yang berbatasan
langsung secara fisik. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
12
Wilayah MAKRO
KIM Berbasis Agrokompleks
Malang Selatan
KIMIKAN
Kawasan Industri Masyarakat
Komoditi Unggulan
MARKET
AREA I
OUTLETOUTLET
di
Jawa Timur
KIMHUT
KIMBUN
EXPORT
(MARKET AREA ll)
Gambar 1. Konsep ruang pengembangan KIMAS Berbasis
Agrokompleks
5.3.2. Lingkup Materi
Ruang lingkup materi kegiatan optimalisasi pengembangan wilayah ini:
1. Kebijakan pengembangan tata ruang. Kebijaksanaan ketata-ruangan berkaitan
dengan struktur pengembangan wilayah dan pengembangan sektoral.
2. Identifikasi Sumberdaya wilayah dan sumberdaya agrokompleks komoditi
unggulan wilayah
3. Kondisi kawasan dan kecenderungan perkembangannya, dapat diidentifikasi
potensi yang meliputi a.l.:
13
a. Potensi yang terkandung, baik yang sudah dimanfaatkan, belum dimanfaatkan
dan diperkirakan ada, termasuk di dalamnya identifikasi komoditas unggulan
kawasan.
b. Prospek dan kemungkinan pengembangan komoditas pertanian di masa
mendatang, baik menyangkut produksi peningkatan nilai tambah maupun
pemasarannya, menuntut perlunya kawasan pengembangan sentra produksi.
Karena peluang di masa mendatang menghadapi era globalisasi paling tidak
dapat meng-antisipasi kemampuan daya saing produksi , pemasaran dan
pangsa pasar yang dapat diraih.
4. Penyusunan Skenario Pengembangan Kawasan Industri Masyarakat berbasis
agrokompleks di Malang Selatan. Skenario pengembangan kawasan ditempuh
melalui skala prioritas pemanfaatan ruang dan segenap sumberdaya wilayahnya
dnegan skala priontas kegiatan pengembangan komoditas unggulan. Skenario
pengembangan berisi pola pemanfaatan ruang dan struktur ruang, yaitu
pengembangan komoditas tanaman pangan dan perikanan serta sistem
prasarana penunjangnya dan meru-pakan acuan pengembangan kawasan.
5. Perumusan program pengembangan sektor, komoditas unggulan dan sistem
prasarana. Rumusan program pengembangan berisi program-program
pengembangan sektor, komoditas dan sistem sarana dan prasarana pertanian
tanaman pangan dan perikanan. Program-program dirumuskan dalam
mendukung pencapaian skenario-skenario tersebut.
6. Perumusan program-program pengembangan yang terpilih. program ini
merupakan interaktif antara kondisi, kemampuan pembiayaan dan kelembagaan
dengan pengembangan kawasan serta kebu-tuhan sarana dan prasarana
pendukungnya, di mana proses ini dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan, sehingga meng-hasilkan suatu tatanan program yang terarah.
Rumusan program ini berisi rencana program pengembangan kawasan yang
meliputi: besaran penyediaan, lokasi spesifiknya, aspek pembiayaan dan
pelaksanaannya serta tahapan pengembangan.
7.
Perumusan strategi peningkatan sistem pemasaran hasil produksi yang
terintegrasi dengan Jalan Lintas Jawa Timur bagian Selatan. Sebagai upaya
untuk menarik minat dunia usaha dan dapat melakukan investasi di kawasan
sentra produksi, informasi mengenai peluang pengembangannya perlu
disebarluaskan. Media informasi yang digunakan berupa peta dan leaflet yang
berisi potensi pengembangan kawasan, dukungan yang ada dan rencanarencana investasi.
5.3.3. Rentang Waktu Perencanaan
Rentang waktu pelaksanaan Master Plan Kawasan Sentra Produksi (KSP),
rencana tindak (Action Plan), dan rencana implementasi (Implementation Plan)
adalah 5 tahun, setelah mempertimbangkan bahwa:
a. Rentang waktu pelaksanaan Master Plan KIM harus lebih kecil dari RTRW
Kabupaten Malang (Undang-Undang Republik Indonesia No 24 tahun 1992
Tentang Penataan Ruang), karena RTRW ini dianggap merupakan induk dari
segala perencanaan yang ada.
b. Rentang waktu rencana penyusunan dan pelaksanaan Rencana Tindak (Action
Plan) dan rencana implementasi (Implementation Plan) berkaitan dengan
pelaksanaan rencana tahunan dan rencana program lima tahunan dan program
tahunan dari Pemerintah kabupaten Malang.
14
15
5.4. Kerangka Konsep KIMAS
Skenario master plan KIMAS disusun melalui penyusunan program-program
secara terarah dan benar ke dalam tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui
(identifikasi, skenario, program pengembangan dan program terpilih). Setiap tahapan
program / kegiatan harus dapat mencerminkan alur proses input dan output yang
dapat dikendalikan dari acuan dan atau parameter kinerja sehingga program yang
dikembangkan sebagai program terpilih mengikuti kerangka pemikiran Master Plan
KIMAS. (Bagan Gambar 2 dan Gambar 3)
Skenario rencana tindak dan rencana implementasi yang merupakan
pengembangan lanjutan dari program Master Plan yaitu berupa program terpilih,
selanjutnya disusun secara sistematis untuk memahami muatan-muatan apa saja
yang dapat dijabarkan / diimplementasikan (dalam satuan; volume, biaya, waktu,
sumber pembiayaan dan pengelolaannya) dalam setiap program berdasarkan
sasaran. Dalam hal ini, program-program yang dimaksud adalah program-program
yang memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Setiap program dilengkapi dengan pola-pola pengembangan pelaksanaan
yang mengacu dan memperhatikan seberapa besar dukungan yang ada untuk
mengetahui kemudahan-kemudahan maupun kendala-kendala pengembangan
usaha di suatu kawasan pengembangan.
Kepentingan tersebut di atas dimaksudkan untuk memberikan informasi awal
bagi masyarakat dan investor, misalnya adanya aspek pembiayaan dan mekanisme
insentif dan dis-insentif. Di dalam program-program terpilih dari satuan program, ada
program yang dapat langsung dilaksanakan (action) tanpa melalui tahapan profil
investasi, misalnya program peningkatan sumberdaya manusia melalui sistem
pelatihan. Profil investasi dalam hal ini adalah suatu tahapan program yang masih
perlu diperkenalkan kepada para pengusaha / investor melalui kegiatan promosi
yang dapat diadakan oleh Sekertariat Kawasan Sentra Produksi untuk
disosialisasikan kepada segenap lapisan masyarakat.
16
KAWASAN YANG ADA
Kawasan yang telah berfungsi sebagai sentra produksi
Kawasan yang telah memperoleh berbagai program
pembangunan, yang hasilnya dapat dioptimalkan untuk
pengembangan produksi pangan dalam jangka pendek
Kawasan potensi dan strategis untuk dikembangkan dan
telah memperoleh berbagai program pembangunan dari
sektor.
PROSES IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI
PENETAPAN KIMAS PRIORITAS
MASTER PLAN KIMAS Agrokompleks
ACTION PLAN KIMAS Komoditi Unggulan
IMPLEMENTATION PLAN KAWASAN INDUSTRI MILIK MASYARAKAT
Gambar 2. Diagram alir penyusunan rencana induk, rencana aksi dan
rencana implementasi KIMAS
17
RANCANGAN KIMAS
(KAWASAN INDUSTRI MILIK MASYARAKAT)
MANAJEMEN PENDANAAN DAN TEKNOLOGI
DANA INVESTASI
LITBANG
Teknol
dana
Kebun
Teknologi &
SIM-Pasar
Koperasi KIMAS Komoditi Unggulan
KIMAS
Mini-Plant
Industri Komoditi Unggulan
Industri
Pengolahan Limbah
Industri
Pengolahan
Hasil
18
KETERKAITAN ANTAR CLUSTER DALAM KIMAS
Cluster
ALSINTAN
KSP
Komoditi
INDUSTRI
Komoditi
Unggulan
Hasil
PRIMER
Cluster
produk
Unggulan
Primer
PASAR
GLOBAL
Limbah
Produksi
- Pupuk
- Pestisida
- Agrokimia
Bahan kimia
penolong
Cluster
Pemasaran &
Transportasi
Cluster
Agrokimia
Industri
Olahan
Pangan
Agroindustri
Cluster
Pupuk &
Pakan
Industri
Pupuk
Organik
Cluster
Kemas &
Packaging
Pasar
Nasional
SISTEM PERBANKAN DAN ASURANSI
DASAR PERTIMBANGAN
19
1. Pengembangan potensi sumberdaya wilayah, khususnya Malang Selatan,
melalui Kawasan Industri Milik Masyarakat yang mengelola Komoditi Unggulan,
yang diintegrasikan dengan Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan Pelabuhan
Samudera Sendang Biru
2. Antisipasi pasar hasil-hasil agrokompleks, akibat melimpahnya permintaan
hasil-hasil agrokompleks di pasar global dan nasional
3. Sistem Produksi dan Distribusi produk-produk agrokompleks di Jawa Timur dan
di Indonesia:
- Lemahnya posisi tawar petani /masyarakat produsen
- Industri agrokompleks menghadapi kendala aksesibilitas pasar global
- Produksi agrokompleks mengalami tekanan berat dari komoditi daerah lain
- Sistem kemitraan petani - industri “kurang adil”
- Potensi wisata bahari yang didukung oleh wana wisata dan agrowisata
belum dapat dioptimalkan
- Biaya produksi terbebani oleh biaya transportasi yang relatif tinggi, akibat
keterbatasan akses transportasi
4. Industri hilir masih terbatas pada produksi olahan sederhana
TUJUAN:
Memberdayakan ekonomi daerah dan masyarakat pedesaan Malang Selatan
melalui pengembangan KIM berbasis agrokompleks guna peningkatan daya saing
produk-produk unggulan agrokompleks Kabupaten Malang dan sekitarnya
1. Menginisiasi berkembangnya KIM Berbasis Agrokompleks-Terpadu yang
didukung oleh adanya Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan Pusat Pendaratan
Ikan Sendang-Biru
2. Menginisiasi berkembangnya KIM Komoditi Unggulan yang didukung oleh
techno-industrial cluster yang efektif dan relevan
3. Pengembangan teknologi Produksi, Konservasi dan pengolahan diversivikasi
produk-agrokompleks, termasuk jasa Wisata-alam dan sumberdaya mineralmulia.
4. Pengembangan kelembagaan pengelola kawasan industri.
Kelayakan Pengembangan KIMAS di Malang Selatan:
1. KEKUATAN:
a. Ketersediaan bahan baku yang didukung oleh keunggulan komparatif
kondisi agroekologi
b. Sifat unggul agrokompleks Jawa Timur untuk pasar regional dan nasional
c. Ketersediaan SDM dan masyarakat agrokompleks yang unggul
d. Sarana /prasarana dan kelembagaan penunjang yang komitmennya
tinggi terhadap pengembangan agrokompleks
e. Potensi pasar yang sangat besar
2. KELEMAHAN
a. Kesenjangan hasil-hasil LITBANG ke aplikasi komersial
b. Industri Pengolahan Agroindustri bertindak juga sebagai “lembaga
pemasaran”
20
c. Belum terbentuknya keterkaitan-kemitraan yang adil antar pelaku
(cluster) produksi - industri & distribusi Agrokompleks
d. Produk hilir masih terbatas pada olahan sederhana
e. Tingginya komponen biaya transportasi dalam struktur biaya produksi,
dan belum adanya pelabuhan yang memadai di Malang Selatan
3. PELUANG
a. Pasar domestik (lokal, regional dan nasional) sangat terbuka, demikian
juga pasar global
b. Diversifikasi produk-produk agroindustri sangat potensial
c. Kebutuhan pengembangan keterkaitan antar cluster agribisnis dalam
kelembagaan KIM Berbasis Agrokompleks terpadu
d. Kebutuhan Pemberdayaan sistem kelembagaan agrokompleks
e. Pembangunan Jalan Lintas Jawa Timur Selatan dan jaringan
transportasinya
5. ANCAMAN
a.
b.
c.
d.
Hambatan-hambatan sistem distribusi komoditi domestik dan ekspor
Persaingan dengan produk-produk pertanian negara lain
Persaingan dalam penggunaan lahan
Hambatan-hambatan sistem industri agrokompleks, pola kemitraan dan
partisipasi masyarakat lokal.
PROGRAM KEGIATAN
1. Pemberdayaan Masyarakat Pengelola KIM Berbasis Agrokompleks Terpadu
2. Pengembangan KIMAS Berbasis Agrokompleks Terpadu dengan komponen
utamanya:
a. Kawasan sentra produksi primer
b. Kawasan industri pengolahan (Mini Plant)
c. Sistem Informasi Pasar
d. Penguatan Kelembagaan
3. Kajian Keunggulan produk-produk hilir agroindustri
4. Sosialisasi dan Komersialisasi hasil-hasil kajian
5. Implementasi sistem Quality Assurance (QA)
OUTCOME
1. Berkembangnya KIMAS Berbasis Agrokompleks-terpadu dengan keterkaitan
yang adil di antara cluster-cluster yang ada
2. Terbentuknya pengelola KIMAS Berbasis Agrokompleks yang mampu
mengkoordinasikan sistem produksi dan sistem distribusi produk-produknya
3. Berkembangnya industri pengolahan sekala mikro / mini
4. Meningkatnya citra dan keunggulan produk domestik
DAMPAK
1. Sinergi kelembagaan dan industri dalam “CLUSTER”
2.
Sinergi
antar pelaku agribisnis/agroindustri
dalam KIMAS Berbasis
Agrokompleks terpadu
21
3. Tumbuh-kembangnya semangat masyarakat untuk memproduksi
unggulan wilayah
4. Tumbuh-kembangnya pasar produk-produk olahan agrokompleks
produk
5.5. RENCANA STRATEGIS
Pendekatan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS) memandang kawasan
sebagai suatu sistem produksi, yakni input , proses dan output. Dari sudut
pandang ini KIMAS harus mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pro-ses produksi bidang pertanian tanaman pangan dan perikanan.
Dengan demikian kajian yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam
KIMAS,
pengolahan sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu
dilakukan, sehingga dapat ditentukan besaran komoditas yang akan
dikembangkan. Mengenali permasalahan yang dihadapi dalam rangka
pengembangan komoditas tersebut.
Kawasan sentra produksi di Malang Selatan lebih difokuskan kepada
kegiatan kelautan khususnya perikanan laut dengan Pusat Pendaratan Ikan (PPI),
dan komoditas agroklompleks yang telah ditetapkan sebagai sektor unggulan,
termasuk Wisata-alam dan Sumberdaya Mineral-mulia. Sektor unggulan ini
selanjutnya dikembangkan sebagai sektor penggerak utama dalam KIMAS.
Dalam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini merupakan
upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang mengacu pada
rencana tersebut, sekaligus secara interaktif memberikan umpan balik bagi
penyempurnaan rencana itu sendiri. Sedangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk
meningkatkan per-tumbuhan ekonomi nasional dan daerah, serta sekaligus mengoptimalkan pemerataan pembangunan ekonomi wilayah.
Keberadaan KIMAS ini menjadi penting sebagai acuan lokasi investasi bagi
pemerintah dan swasta, khususnya dalam upaya untuk mencapai efisiensi, efektifitas
dan nilai tambah. Pendekatan ini diha-rapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk
mengoptimalkan pemberdayaan tata ruang dan sumberdaya wilayah yang ada dan
dapat mempermudah perumusan dukungan pembangunan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pertanian dalam arti luas.
5.5.1. Pengembangan Sistem Informasi Potensi Wilayah
Survei lapangan dilakukan di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan,
antara lain dimaksudkan untuk memantapkan kondisi eksisting dan potensi
pengembangan komoditas yang berada pada wilayah tersebut.
Hasil kajian data eksisting, baik dari hasil survei instansional maupun survei
lapangan, dianalisis menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat kebutuhan dalam
pembuatan master plan pengembangan Kawasan Industri Milik Masyarakat (KIMAS).
Sementara itu, metoda analisis yang di-lakukan dengan Sistem Informasi Geografis
adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil analisis data struktural (dengan
menggunakan cluster analysis), sehingga secara terintegrasi dapat disajikan
deskripsi menyeluruh tentang rencana pengembangan Kawasan yang diunggulkan di
Malang bagian selatan.
Kontribusi Sistem Informasi Geografis pada tahap pembuatan master plan
dalam hal ini berfungsi sebagai alat bantu (tools) analisis terhadap aspek
keterkaitan spasial dengan data non-spasial . Sistem Informasi Geografis juga
merupakan alat bantu untuk menghasilkan output (master plan).
22
Metoda pendekatan Sistem Informasi Geografis ini diharapkan dapat
mempermudah dan mempercepat analisa terhadap aspek keruangan dan non
keruangan dibandingkan dengan cara manual. Adapun sasaran yang ingin dicapai
dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis adalah:
a. Kemudahan dalam penyajian Informasi peta-peta
b. Efisiensi analisa spasial dan Sinkronisasi data spasial dan non spasial
c. Validasi dan keakuratan data
d. Kemudahan dalam menentukan letak (posisi geografis), jarak dan luasan.
5.5.2. Kegiatan Pengembangan KIMAS
Penentuan Kawasan Sentra Produksi dikembangkan dari pengertian fungsi
pertanian dalam arti luas. Semua wilayah kecamatan memiliki potensi yang sama
untuk diseleksi berdasarkan potensi pertanian tanaman, perikanan, peternakan dan
perkebunan berikut sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di setiap wilayah
kecamatan.
Skenario pengembangan KSP terpilih ditempuh melalui skala pengembangan
kawasan. Pertama,
pemilihan KSP prioritas, ditujukan untuk memudahkan
pengarahan pemanfaatan ruang yang bergulir / bertahap, terarah guna
mengantisipasi kemampuan pembangunan terbatas. Ke dua, pengisian ruang
sejalan dengan kemampuan pem-bangunan yang terbatas, sehingga diperlukan
adanya sekala prioritas. Dengan skenario tersebut, maka program sektor prioritas
pengembangan utama KIM melalui pengisian ruang kawasan terbangun tersebut
dapat disajikan secara terintegrasi dan menyeluruh.
23
(1).
Cluster Pelabuhan Samudera Sendang Biru yang didukung oleh fasilitas dan
jasa-jasa bisnis, serta sarana-prasarana transportasi yang tangguh, di wilayah
Kota Pantai Sendang Biru, Kec. Sumbermanjing wetan
Cluster
Kota Pantai Sendang Biru
PELABUHAN SAMUDERA
Pusat
Pendaratan
Ikan
Jalan lintas
Jawa Timur
Bagian selatan
Fasilitas
Air bersih
Fasilitas
Energi Listrik
Terminal
Agribisnis
KAWASAN WISATA
24
(2).
Kawasan Industri Masyarakat Wisata (KIMSATA) , yang terdiri atas: Wisata
bahari-pantai, Wana-Wisata, dan Agro-Wisata: Salak, Kopi, Kakao, Pisang, Pepaya.
KIMSATA
Kawasan Industri Masyarakat Wisata
Kawasan Wisata
Bahari
SENDANGBIRU
KAWASAN Wisata
Pantai
Balekambang
Wana-Wisata
Djolotundo
Agro-Wisata
Salak
Suwaru Bantur
Agro-Wisata
Kopi & Kakao
Dampit-Tirtoyudo
KAWASAN Wisata
Pantai
Kondang-merak
Wana-Wisata
Karangkates
Agro-Wisata
Pisang & Pepaya
Gedangan
25
(3). Kawasan Industri Masyarakat Perikanan (KIMIKAN), di wilayah pantai Sendang
Biru, dengan komoditi unggulannya penangkapan tuna dan olahan hasil
perikanan:
1. Cluster Penangkapan dan Pusat Pendaratan Ikan
2. Cluster Rantai dingin/ Pabrik Es / Cold storage
3. Cluster Industri Pengolahan Ikan
4. Cluster Pusat Pendaratan dan Perdagangan Ikan
KIMIKAN
Kawasan Industri Masyarakat Perikanan :
Sendang Biru
Komoditi unggulannya penangkapan tuna
dan olahannya:
Cluster
Penangkapan
Cluster
Rantai dingin/Pabrik es
Cold storage
Cluster Industri
Pengolahan Ikan
Cluster Pusat Pendaratan
dan
Perdagangan Ikan
26
(4). Kawasan Industri Masyarakat Perhutanan (KIMHUT), di wilayah
Karangkates, Donomulyo, Kalipare, Pagak, yang terdiri atas kawasan
Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan (HPKM)
KIMHUT
Kawasan Industri Masyarakat
Peternakan - Perhutanan
di wilayah Karangkates, Kalipare, Pagak, Donomulyo
Hutan Pendidikan-Kemasyarakatan
(HPKM)
Breed center
sapi potong
Mini-plant
pakan
ternak
Breed center
lebah madu
Breed center
Jati-emas,
Kopi, Kakao
Salak, Pisang
Pepaya
Mini plant
pengolahan
ppk organik
KSP
Penggemukan
PHBM
(Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat)
KSP
Lebah
Madu
27
(5).
Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN), di wilayah
Ampelgading, Tirtoyudo dan Dampit, dengan komoditi unggulannya kopi
dan kakao dengan sistem empat strata
1. Strata 1: Tanaman Pelindung (Tegakan hutan, Jati emas)
2. Strata 2: Tanaman kopi atau kakao
3. Strata 3: Tanaman Pakan
4. Strata 4: Sapi Kereman
KIMBUN
Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan
Ampelgading-Tirtoyudo – Dampit
Komoditi unggulannya kopi dan kakao
KSP
Sistem empat strata
Strata 1: Tanaman Pelindung
(Jati emas)
Strata 2: Tanaman kopi / kakao
Strata 3: Tanaman Pakan
Strata 4: Sapi Kereman
MINI PLANT
OLAHAN
PAKAN
MINI PLANT
Pengolahan
Kopi/ Kakao
MINI PLANT
OLAHAN
LIMBAH
CLUSTER TATANIAGA
PUSAT INFORMASI PASAR
SHOW-ROOM
28
(6). Kawasan Industri Gula Mini Milik Masyarakat (KIGUMAS), di wilayah
Gondanglergi dan sekitarnya, terdiri atas:
1. Cluster Pabrik Gula Mini (PGM, 100-150 TCD)
2. Kelompok tani tebu lahan kering dan Koperasinya
3. Cluster ALSINTAN
4. Cluster Sekolah Lapang Agribisnis Tebu
KIGUMAS
Kawasan Industri Gula Mini Milik Masyarakat: Gondanglegi:
Cluster Pabrik Gula Mini
(PGM, setara 150 ton tebu sehari)
KSP
Tebu
lahan kering
CLUSTER
POKTANI –
Koperasi
Cluster
ALSINTAN
Cluster
Tataniaga
CLUSTER
PENGOLAHAN
PUPUK
ORGANIK
29
(7).
Kawasan Pertanian Terpadu (KAPET)
Pagelaran-Gedangan-Bantur.
KAPET
Kawasan Pertanian Terpadu
Pagelaran-Gedangan-Bantur
Komoditi unggulannya Salak Suwaru (SS1)
KSP
Sistem empat strata
Strata 1: Tanaman Pelindung
(Jati emas)
Strata 2: Tanaman Salak /
Pisang / Pepaya
Strata 3: Jagung –
Tanaman Pakan
Strata 4: Sapi Kereman
CLUSTER
PASAR BUAH
SHOWROOM
CLUSTER
PENANGKAR
BIBIT
Cluster
MINI-PLANT
Pengolahan
Pakan &
Limbah
CLUSTER
PKMT
(Pusat Kreasi
Makanan Tradisional)
SUPERMARKET
PASAR INDUK BUAH
30
(8).
Kawasan Industri Perlebahan Milik Masyarakat (KILEMAS), di wilayah
Bantur dan sekitarnya, dengan komponen utamanya:
1. Pusat Pembibitan / Produksi RATU-Lebah
2. Kawasan Tanaman Pakan Lebah
3. Kawasan Budidaya Lebah
4. Mini-Plant Pengolahan Madu
KAWASAN INDUSTRI PERLEBAHAN MILIK MASYARAKAT
(KILEMAS)
KECAMATAN BANTUR DAN SEKITARNYA
Pusat Pembibitan /
Produksi RATU-Lebah
Kawasan
Tanaman
Pakan Lebah
Kawasan
Budidaya
Lebah
Mini-Plant
Pengolahan
Madu
31
(9).
Kawasan Industri Pengolahan Bahan Mineral Milik Masyarakat
(KIPBERMAS), dengan komoditi unggulannya aneka sumberdaya mineral mulia.
KIPBERMAS:
Kawasan Industri Pengolahan Bahan Mineral Milik Masyarakat
Produk unggulannya
aneka sumberdaya mineral – mulia:
BATU-GAMPING
KAOLINIT
PASIR BESI
ZEOLIT
Dll.
(10). Kawasan Industri Pengolahan Tapioka Milik Masyarakat (KITAPMAS),
dengan produk unggulannya olahan ubikayu: seperti Tepung, chips, dan
gula sirup
KITAPMAS
(Kawasan Industri Pengolahan Tapioka Milik Masyarakat)
Produk unggulan olahan ubikayu:
Tepung Tapioka
Gaplek & derivasinya
Gula sirup
Pakan Ternak
Pupuk organik
32
(11). Cluster Fasilitas Air bersih yang mengolah air hujan, air permukaan dan air
bumi, yang menyatu dengan Bangunan Serbaguna Karangkates dan
Sengguruh.
CLUSTER FASILITAS AIR BERSIH
Air
hujan
Air
permukaan
Air
bumi
Bangunan Serbaguna
Karangkates dan
Sengguruh,
Dampit
Download