Khusus D4 Akuntansi Manajerial 52 BAB VII PERENCANAAN LABA DANANALISIS LEVERAGE Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Di dalam bab akan diperkenalkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa Polnes Jurusan Akuntansi. Dalam pembahasan akan memperkenalkan perencanaan laba, break even point, operating leverage, dan financial leverage yang terdapat dalam ilmu manajemen keuangan, sehingga mahasiswa dapat memahami dengan baik. Pendekatan Untuk Pencapaian Tujuan Pembelajaran (Isi) Setelah mempelajari materi ini diharapkan pada mahasiswa akan dapat : 1. menjelaskan pengertian Perencanaan Laba dan Analisa Leverage; 2. menjelaskan pengertian Break Even Point; 3. menjelaskan pengertian Operating Leverage; 4. menjelaskan pengertian Financial Leverage; 5. menjelaskan pengertian Kombinasi Operating dan Financial Leverage; 6. mampu mengerjakan soal ltihan bab 7. 1. Perencanaan Laba dan Analisa Leverage Perencanaan laba merupakan suatu proses perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan perencanaan ini manajer keuangan dapat menentukan aktivitas perusahaan untuk mencapai target laba yang ditentukan. Untuk analisis ini, maka pertama, teknis analisis bereak even akan dibahas. Teknik bereak even ini akan memberikan dasar hubungan antara berbagai variabel dalam analisis berikutnya. Kedua konsep operating leverage akan dibahas selanjutnya. Ketiga, konsep financial leverage. Sedangkan pengaruh kombinasi operating leverage dan financial leverage terhadap laba perusahaan akan menutup pembahasan dalam bab ini. Untuk analisis perencanaan laba dan leverage ini perlu diketahui terlebih dahulu tentang konsep komponen laba. Laba perusahaan diperoleh dari penjualan dikurangi semua biaya operasional. Sedang biaya operasional dapat dikelompokkan sebagai biaya operasional tetap dan biaya operasional varibel. Biaya operasional tetap dapat berfluktuasi dengan tingkat produksi atau penjualan. Analisis tentang hubungan berbagai biaya ini terhadap tingkat penjualan dan laba akan diberikan berikut ini. 2. Break Even Point Analisis break even point disebut juga dengan analisis cost-volume-profit. BEP merupakan analisis yang menunjukkan hubungan antara investasi dan volume produksi atau penjualan untuk mendapatkan suatu tingkat profitabilitas, karena analisis BEP merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada suatu hubungan antara penjualan dan biaya. Tingkat penjualan dimana perusahaan tidak Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes 52 La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 53 memperoleh laba atau penjualan sama dengan biayanya disebut sebagai titik pulang pokok atau break even point. Biaya dalam analisis BEP, dipisahkan dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam batas tingkat produksi jumlahnya tetap atau tidak berubah jika tingkat produksi berubah secara langsung dengan tingkat produksi. Termasuk dalam kelompok biaya tetap adalah antara lain: gaji pimpinan manajemen, gaji staf kantor, biaya penyusutan gedung, dan mesinmesin. Sedangkan yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya bahan, upah langsung, dan komisi penjualan. Beberapa biaya lainnya merupakan biaya yang bersifat semi variabel. Biaya tetap dan bagian biaya variabel. Analisis BEP dilakukan karena terdapat suatu kenyataan bahwa biaya tetap dan biaya variabel, maka masalah volume yang break event tidak akan timbul. Tetapi karena terdapatnya biaya tetap, maka biaya tetap ini akan menyebabkan perusahaan dalam kerugian jika volume penjualan tidak cukup besar. Formulasi BEP secara sederhana dapat disusun dari persamaan berikut: Pendapatan dari penjualan = total biaya Dari persamaan ini, kemudian dijabarkan sebagai berikut: Harga Jual x Kuantitas = Biaya Tetap + Biaya Variabel PxQ = BT + (V x Q) PQ – VQ = BT Q (P – V) = BT Q BT Fc atau Q P V S Vc Dimana: Q = Kuantitas produk yang dijual untuk break even BT/Fc = Total biaya tetap P = Harga jual produk per unit V/Vc = Biaya variabel per unit P - V = Kontribusi marjinal per unit Sebagai ilustrasi tentang analisa break even point ini, misalkan suatu perusahaan, PT Kaltim mempunyai data sebagai berikut: Biaya tetap Rp2.000.000,00 Biaya variabel per unit 60,00 Harga jual per unit 100,00 Dengan mempergunakan formula BEP di atas, jumlah produk pada tingkat BEP adalah. Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 54 BT P V 2.000.000 Q 100 600 Q 50.000 Unit Perhitungan BEP untuk tingkat penjualan dalam rupiah adalah: Q BEP ( Rp ) BT V 1 P atau BEP ( Rp ) Fc Vc 1 S 2.000.000 60 1 100 BEP Rp 5.000.000,00 BEP Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 50.000 unit atau Rp5.000.000,00 perusahaan berada pada titik pulang pokok atau break even point. Jika diinginkan perusahaan mendapat laba, maka jumlah satuan produk yang dijual harus lebih besar dari 50.000.000 unit atau hasil penjualan harus lebih besar dari RP5.000.000,00. misalkan perusahaan di atas ingin memperoleh laba sebesar Rp200.000,00, maka jumlah produk yang diproduksi dan dijual adalah: BT Laba Q P V 2.000.000 200.000 Q 100 60 Q 55.000 Unit Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 55.000 unit, perusahaan akan memperoleh laba sebesar Rp200.000,00. Ilustrasi analisis break even ini dapat digambarkan secara grafik. Gambar 7.1 di bawah ini menunjukkan analisis BEP secara grafik dengan data dari PT Kaltim. Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 55 Gambar 7.1 Grafik Analisis Break Even Point 7,000,000 6,000,000 Penjualan dan Biaya BEP 5,000,000 4,000,000 CM 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Volume Penjualan Fc Vc Fc + Vc Penjualan Dari gambar ini terlihat bahwa biaya tetap Rp2.000.000,00 ditunjukkan dengan garis horisontal karena biaya tetap jumlahnya tetap sama untuk barbagai volume produksi tertentu. Pada tingkat volume penjualan 0 unit biaya variabel juga Rp0,00. Kemudian dengan bertambahnya tingkat volume produksi atau penjualan, biaya variabel bertambah dengan kelipatan Rp60,00 per unit. Total biaya ditunjang dengan dengan garis yang merupakan penambahan dari biaya tetap dan total biaya variabel untuk setiap tingkat volume produksi atau penjualan. Break even point terjadi pada perpotongan antara garis penjualan dan garis total biaya atau titik BEP pada gambar di atas. Keuntungan dari analisis break even dengan grafik adalah pengaruh perubahan tingkat penjualan terhadap laba dapat ditunjukkan dalam gambar. Dengan informasi ini manajer keuangan dapat mengantisipasi kemungkinan volume produksi atau penjualan di bawah titik break even. Di samping keuntungan ini analisis break even point juga subyek kepada beberapa kelemahan. Formula break even disusun dengan asumsi bahwa biaya variabel kontribusi marjinal juga konstan untuk tingkat penjualan dianalisis. Ketidakefisienan operasi mungkin akan menyebabkan biaya operasional meningkat, dan akhirnya akan mengurangi kontribusi marjinal. Demikian suatu asumsi yang sukar dipertahankan. Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 56 3. Operating Leverage Salah satu pertanyaan dalam perencanaan laba adalah bagaimana pengaruh biaya tetap dan biaya variabel terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel suatu perusahaan dapat terjadi karena tingkat teknologi yang dipergunakan. Perusahaan yang mempergunakan tecnologi tinges atau capital intensive, umumnya mempunyai karakteristik biaya operasional tetap yang tinggi dan biaya variabel yang rendah. Sebaliknya untuk perusahaan yang padat karya atau labor intervensi, mempunyai karakteristik biaya operasional tetap yang rendah dan biaya variabel yang relatif tinges. Karakteristik struktur biaya yang berbeda ini mempunyai pengaruh terhadap kontribusi marjinal yang berbeda pula. Pada tingkat harga jual yang konstan, biaya variabel per unit relatif rendah menyebabkan kontribusi marjinal relatif besar. Sebaliknya pada tingkat harga jual yang konstan, tetapi biaya variabel per unit yang relatif tinggi menyebabkan kontribusi marjinal yang relatif rendah. Operating leverage merupakan tingkat kepekaan pendapatan sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes) karena perubahan dari volume penjualan. Sebagai ilustrasi tentang konsep operating leverage ini, misalkan PT Kaltim mempunyai data yang berhubungan dengan penjualan sebagai berikut. 2012 2013 Perubahan Penjualan Rp510.000,00 Rp561.000,00 Rp51.000,00 Total biaya variabel 306.000,00 336.000,00 Laba sebelum biaya tetap 204.000,00 224.400,00 Total biaya tetap 170.000,00 170.000,00 Laba sebelum bunga dan pajak Rp34.000,00 Rp54.400,00 Rp20.400,00 Dengan struktur biaya dan penjualan ini, tingkat kepekaan perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap penjualan adalah: 54.400 34.000 34.000 60% 561.000 510.000 Perubahan dalam penjualan 510.000 10% Dengan demikian Degree of oprating leverage (DOL) pada tingkat penjualan Rp510.000,00 dapat dihitung sebagai berikut: % Perubahan dalam EBIT DOL % Perubahan dalam Penjualan 60% 6 kali 10% Dari data penjualan pada tahu 2012 dan tahun 2013, tampak bahwa kenaikan penjualan sebesar 10% akan menghasilkan laba sebesar Rp20.400,00. kenaikan ini adalah sebesar 60% dibandingkan dengan kenaikan penjualan yang hanya Perubahan Dalam Ebit Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 57 sebesar 10%. Suatu cara lain untuk menghitung DOL dengan cara yang lebih sederahana dengan mempergunakan data unit biaya adalah: DOL P Penjualan Total biaya Variabel Penjualan Totalbiaya Variabel Total Biaya Tetap DOL P Q( P V ) Q( P V ) Fc Dimana: DOL P Q P V Fc = = = = = Degree of operating leverage pada tingkat penjualan tertentu Kuantitas atau volume penjualan Harga jual per unit Biaya variabel per unit Total biaya tetap Untuk ilustrasi perhitungan DOL dengan rumus di atas,misalkan bahwa volume penjualan adalah 30.000 unit dengan harga jual Rp17,00 per unit. Biaya variabel per unit adalah Rp10,20 dan total biaya tetap Rp170.000,00. Degree of operating leverage dengan formula di atas adalah: 30.000(17 10,20) 30.000(17 10,20) 170.000 204.000 DOL 510.000 6 kali 34.000 pada tingkat volume penjualan yang berbeda, Degree of operating leverage juga berbeda. Semakin meningkat volume penjualan, semakin kecil tingkat Degree of operating leverage. Keadaan ini dapat ditunjukkan dari tabel 1. Tabel 1 DOL pada Berbagai Volume Penjualan Penjualan DOL Rp510.000,00 6 kali 561.000,00 4,125 kali 663.000,00 2,75 kali dari data ini terlihat bahwa pada volume penjualan yang semakin bertambah, Degree of operating leverage semakin menurun. Degree of operating leverage sama dengan 6 menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan penjualan dengan 10% EBIT akan meningkat dengan 60%. DOL 510.000 Pengetahuan tentang konsep Degree of operating leverage berguna bagi manajer keuangan dalam mengambil keputusan yang menyangkut tentang investasi dalam aktiva tetap. Keputusan untuk melakukan investasi baru dalam aktiva tetap akan meningkatkan biaya tetap dan mungkin menurunkan biaya variabel. Jika prospek penjualan masa depan baik, penurunan kontribusi marjinal akan meningkatkan Degree of operating leverage. Demikian pula sebaliknya. Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 58 4. Financial Leverage Financial leverage timbul jika suatu perusahaan mempergunakan utang jangka panjang dengan bunga tetap untuk membiayai investasinya. Karena bunga yang sifatnya tetap ini, perusahaan tetap menanggung beban bunga terlepas apakah perusahaan memperoleh laba atau tidak. Pada saat laba perusahaan kecil, beban bunga tetap akan menurunkan hasil kepada pemegang saham. Sebaliknya biaya bunga adalah biaya yang dapat dikenakan pajak. Karenanya perusahaan mendapat subsidi atas beban bunga. Dalam kondisi ini, subsidi atas bunga akan meningkatkan hasil kepada pemegang saham. Dengan demikian Financial leverage mengukur tingkat kepekaan return untuk setiap saham (EPS) karena perubahan dari pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Untuk ilustrasi tentang Financial leverage ini diambil contoh sebagai berikut PT Kaltim, suatu perusahaan yang baru didirikan, merencanakan investasi untuk usahanya sebesar Rp10.000.000,00 untuk pembiayaan bisnis ini, terdapat empat alternatif cara pengumpulan dana. alternatif tersebut adalah: 1. Pembiayaan A dengan pengeluaran saham sebanyak 10.000 lembar dengan harga Rp1.000,00 per lembar. 2. Pembiayaan B dengan pengeluaran saham sebanyak 7.500 lembar, dan 25% dengan 15% obligasi. 3. Pembiayaan C dengan pengeluaran saham sebanyak 10.000 lembar dan 40% dengan 15% obligasi. 4. Pembiayaan A dengan pengeluaran saham sebanyak 10.000 lembar, dan 75% dengan 15% obligasi. Untuk mengetahui pengaruh Financial leverage terhadap EBIT dari Rp 4.000.000,00 menjadi Rp6.000.000,00 menyebabkan EPS naik 50%. Dengan alternatif pembayaran B, kenaikan EBIT yang sama menyebabkan EPS naik 55%. Sedang dengan alternatif C dan D kenaikan EBIT yang sama, EPS naik masingmasing sebesar 59% dan 70%. Dengan demikian penggunaan financial leverage dapat meningkatkan return kepada pemegang kepada pemegang saham. Tetapi pada tingkat EBIT yang demikian rendah, penggunaan financial leverage akan membebani return kepada pemegang saham. Tabel 2. Analisis Financial Leverage EBIT Interset 15% EBT Tax 40% I. Pembayaran A. Modal Saham Rp10.000.000,00 Rp Rp Rp Rp 0 0 0 0 2.000.000,0 2.000.000,80.000,4.000.000,0 4.000.000,1.600.000,6.000.000,0 6.000.000,2.400.000,8.000.000,0 8.000.000,3.200.000,10.000.000,0 10.000.000,4.000.000,- Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes EAT EPS Rp 0 1.200.000,2.400.000,3.600.000,4.800.000,6.000.000,- Rp 0 120,240,360,480,600,- La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 59 II. Pembiayaan B: modal saham Rp7.500.000,00 dan obligasi Rp2.500.000,00 Rp 0,2.000.000,4.000.000,6.000.000,8.000.000,10.000.000,- Rp 375.000,375.000,375.000,375.000,375.000,375.000,- Rp (375.000,-) 1.625.000,3.625.000,5.625.000,7.625.000,9.625.000,- Rp (150.000,-) 650.000,1.600.000,2.400.000,3.200.000,4.000.000,- Rp (225.000,-) 975.000,2.175.000,3.375.000,4.575.000,5.775.000,- Rp 0 130,290,450,610,770,- Hal ini terlihat dari semakin bertambahnya hasil negatif kepada pemegang saham dengan bertambahnya leverage pada saat EBIT sama dengan 0. Pengukuran financial leverage dapat pula dilakukan dengan mempergunakan suatu formula yaitu degree of financial leverage (DFL). Degree of financial leverage ini mengukur tingkat kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Formula degree of financial leverage tersebut adalah: DFL Pr esentase Perubahan dalam EPS Pr esentase Perubahan dalam EBIT Dengan menggunakan data di atas, pengukuran degree of financial leverage untuk suatu level EBIT Rp 4.000.000,00 adalah Pembayaran A: 50% 1 kali DFL = (4.000.000) = 50% Pembiayaan B: 55% 1,1 kali DFL = (4.000.000) = 50% Interpretasi dari DFL ini adalah jika pembiayaan A dipilih dan EBIT naik 10% dari Rp4.000.000,00, maka EPS juga naik dengan 10%. Sedangkan jika EBIT turun 10% dari Rp4.000.000,00 maka EPS juga akan turun sebesar 10%. 5. Kombinasi Operating dan Financial Leverage Dari analisa operating leverage diketahui bahwa perubahan pada tingkat penjualan akan mempengaruhi besarnya EBIT. Sedangkan dari analisis financial leverage diketahui pula bahwa perubahan pada tingkat EBIT akan mempengaruhi besarnya EPS. Dengan demikian kombinasi dari operating laeverage dan financial leverage akan menyebabkan semakin besarnya variasi perubahan dalam EPS. Sebagai ilustrasi penggunaan kombinasi operating leverage dan financial leverage ini diambil contoh PT Kaltim yang lalu. Data penjualan pada tahun 2012 dan tahun 2013 tampak pada tabel 3 berikut. Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 60 Tabel 3. Perhitungan Kombinasi Leverage PT Kaltim 2012 2013 Perubahan Penjualan Rp510.000,Rp561.000,Rp51.000,Total Biaya Variabel 306.000,336.600,Laba Sebelum Biaya Tetap Rp204.000,Rp224.400,Total Biaya Tetap 170.000,170.000,EBIT Rp34.000,Rp54.400,20.400,Bunga 8.500,8.500,EBT Rp25.500,Rp45.900,Pajak 40% 10.200,18.360,EAT Rp15.300,Rp27.540,12.240,Jumlah Saham 1.000 1.000 Earning per Share (EPS) 15,30 27,54 12,24 % 10 60 80 80 Perhitungan degree of combine leverage adalah sebagai berikut. DOL (Rp510.000,00) = 60%/10% = 6 kali DFL (Rp34.000,00) = 80%/60% = 4/3 kali DCL = DOL x DFL = 6 x 4/3 = 8 kali Dari tabel ini terlihat bahwa suatu kenaikan penjualan sebesar 10% melalui operating leverage telah meningkat EBIT sebanyak 6 kali. Sedangkan kenaikan dalam EBIT sebesar 6% melalui financial leverage telah menyebabkan kenaikan EPS dengan 4/3 kali menjadi 80%. Dengan kata lain, perubahan penjualan sebesar 10% telah meningkat EPS sebanyak 80% dengan kombinasi operating leverage dan financial leverage. Formulasi kombinasi operating leverage dan financial leverage dapat pula dinyatakan dalam hubungan langsung antara perubahan penjualan dan perubahan EPS. Formula kombinasi leverage (DCL) tersebut adalah: DCL Pr esentase Perubahan Dalam EPS Pr esentase Perubahan Dalam Penjualan Suatu alternatif untuk menyatakan degree of combined leverage adalah dengan mengganti formula di atas yaitu: Penjualan Total Biaya Variabel DCL Penjualan Total Biaya Variabel Bunga Biaya Tetap Q( P V ) DCL P Q( P V ) I FC Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 61 Dimana DCL P = Degree of combined Leverage untuk tingkat penjualan tertentu. Q = Kuantitas atau volume penjualan. P = Harga jual per unit. V = Biaya variabel per unit. FC = Total biaya tetap. Dengan mempergunakan formula ini, degree of combined leverage untuk tingkat penjualan Rp510.000,00 adalah sebagai berikut: 30.000(17 10,2) DCL (510.000) 30.000(17 10,2) 8.500 170.000 204.000 DCL (510.000) 25.500 DCL (510.000) 8 kali Penggunaan Leverage bagi perusahaan mempunyai pengaruh ganda. Pada tingkat penjualan yang rendah tertentu, penggunaan leverage akan menambah resiko bagi pemegang saham. Sebaliknya pada tingkat penjualan yang cukup tinges, penggunaan leverage akan meningkatkan hasil pada pemegang saham. Dengan adanya trade of ini, pengetahuan leverage dapat digunakan oleh manajer keuangan untuk menentukan tingkat resiko yang diambil dan EPS yang diharapkan. Latihan Bab 7 Soal 1 1. Jelaskan hubungan variabel-variabel dalam analisis break even point! 2. Manfaat apakah yang dapat diambil dari alaisis break even point bagi seorang financial manager? Dan apakah kekurangan dari analisis ini? 3. Jelaskan konsep dari degree of operating leverage! 4. Apakah arti dari DOL bernilai 7? 5. Jelaskan konsep dari degree of financial leverage! 6. Apakah arti dari DFL bernilai 2? 7. Jelaskan pengertian dari degree of combined leverage! 8. Mengapa suatu perusahaan yang mempunyai DOL biasanya mempunyai DFL rendah? Jelaskan pendapat saudara! 9. Suatu perusahaan yang memproduksi jam dinding mempunyai data sebagai berikut: biaya tetap satu tahun Rp30.000.000,00, Biaya produksi variabel per unit jam Rp4.000,00, dan harga jual per unitnya Rp10.000,00. Berapa unitkah yang harus dijual agar perusahaan break even? Jika diinginkan untuk memperoleh laba 10% dari penjualan, berapa unit jam yang harus dijual? Jika pada tahun depan penjualan naik 12% berapakah ………? Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara Khusus D4 Akuntansi Manajerial 62 10. Jika perusahaan pada Nomor. 9 menjual jam dinding sebanyak 10.000 unit sedangkan bunga yang dibayarkan perusahaan adalah Rp2.000.000,00, hitunglah DOL, DFL, dan DCL! Jika penjualan naik dengan 10%, hitunglah kenaikan EPS yang diharapkan perusahaan. Soal 2 Perusahaan sedang memiliki dua alternatif mesin yang akan dibeli untuk mendukung proses produksinya. Mesin X mempunyai karakteristik biaya tetap yang tinggi, tetapi biaya variabelnya rendah, sedangkan Mesin Y mempunyai biaya tetap rendah, tetapi biaya variabelnya tinggi. Berikut data kedua mesin tersebut. Mesin X Mesin Y Harga per unit Rp10.000,Rp10.000,Biaya variabel Rp 4.000,Rp 6.000,Biaya tetap Rp 800,- juta Rp 200 juta Volume penjualan diperkirakan sebesar 200.000 unit pertahun Bunga yang dibayarkan untuk Mesin X sebesar Rp400.000.000,- dan Mesin Y sebesar Rp200.000.000,Diminta a. Menghitung Degree of Operating Leverage dan efeknya terhadap EBIT bila ada kenaikan penjualan sebesar 30 % b. Menghitung Degree of Financial Leverage dan efeknya terhadap EAT bila ada kenaikan EBIT sebesar 50 %. c. Degree of Combine leverage, dan efeknya bila ada kenaikan penjualan sebesar 30 %. Soal 3 Perusahaan Bahagia Bersama saat ini beroperasi dengan total aktiva sebesar Rp800.000.000,-dengan komposisi modal saham senilai Rp600.000.000,-@ Rp20.000,-perlembar, dan utang sebesar Rp.200.000.000,- dengan bunga 15 % pertahun. Namun pada tahun berikutnya perusahaan akan menambah modalnya sebesar Rp200.000.000,- dengan harapan dapat meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp180.000.000,Tambahan dana sebesar Rp200.000.000,- tersebut bisa dipenuhi dengan dua alternatif sumber dana, yaitu. a. Modal saham dengan mengeluarkan 10.000 lembar saham b. Obligasi dengan bunga 16 % pertahun. Diminta a. Tentukan mana alternatif seharusnya yang harus dipilih, serta b. Hitung indiferentt pointnya dan buktikan Bab vii. Perencanaan laba dan analisis leverage (akuntansi polnes La Ode Hasiara