10 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini

advertisement
BAB 4
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat
akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat. Reaksi
akrilamida dengan anilin sulfat akan menghasilkan derivat akrilamida yang memiliki lebih
banyak gugus kromofor. Reaksi dilakukan dalam suasana asam untuk mengkatalisis
pembentukan derivat akrilamida. Suasana asam mengaktifkan karbonil agar terbentuk
karbokation (Becker, 1999) dan membuat gugus amin pada anilin menjadi ion sehingga
reaksi adisi dapat terjadi. Sintesis dilakukan pada suhu 40°C untuk mempercepat reaksi
dan menjaga agar reaktan tidak terurai.
Reaksi adisi akrilamida, memiliki gugus karbonil terkonjugasi ikatan rangkap, dengan
amin diperkirakan menghasilkan senyawa bergugus kromofor yang lebih banyak daripada
senyawa akrilamida. Terjadi penambahan gugus kromofor benzena pada akrilamida
sehingga hasil reaksi akan memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang lebih
besar daripada panjang gelombang serapan maksimum akrilamida induk.
O
+
NH2
NH2
Anilin
Akrilamida
NH2
NH
O
Gambar 4.1 Perkiraan hasil reaksi akrilamida dengan anilin
10
11
Keberhasilan sintesis dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam
pelat silika gel GF254 dan pengembang diklorometan-metanol (7:1) dengan pembanding
anilin sulfat. Akrilamida tidak dijadikan pembanding dalam pemantauan produk sintesis
karena tidak memiliki gugus kromofor yang cukup sehingga tidak menyerap sinar
ultraviolet (UV) dengan kuat. Kromatogram hasil sintesis (Gambar 4.2) menunjukkan telah
terbentuk senyawa baru yang lebih non polar daripada reaktan. Produk sintesis memiliki
lebih banyak kromofor dibandingkan dengan akrilamida sehingga dapat menyerap UV
pada panjang gelombang 254 nm.
1
Gambar 4.2
2
Kromatogram Kromatografi Lapis Tipis (KLT) hasil reaksi akrilamidaanilin dengan fase diam silika gel GF254, pengembang diklorometanmetanol (7:1) di bawah lampu UV-254 nm. 1. anilin sulfat 2. hasil reaksi
akrilamida dengan anilin sulfat.
Pada kromatogram terlihat reaktan masih terdapat pada hasil reaksi sehingga perlu diisolasi
untuk mendapatkan senyawa murni. Berdasarkan kromatogram KLT, hasil sintesis
memiliki Rf yang lebih tinggi atau lebih non polar dibandingkan dengan reaktan.
Pemisahan produk sintesis dengan reaktan yang masih tersisa dapat dilakukan berdasarkan
perbedaan
kepolaran
tersebut.
Pemisahan
dilakukan
dengan
ekstraksi
cair-cair
menggunakan ekstraktan diklorometan.
Produk sintesis yang lebih non polar berada pada fase diklorometan sedangkan akrilamida
dan anilin sulfat yang tersisa berada pada fase air. Selanjutnya fase diklorometan diambil
dan dikeringkan. Pemantauan pengaruh ekstraksi cair-cair dilakukan secara kromatografi
lapis tipis menggunakan pengembang diklorometan-metanol (7:1) dan dibandingkan
dengan anilin sulfat dan hasil sintesis sebelum diekstraksi.
12
1 2 3
Gambar 4.3
Kromatogram KLT hasil ekstraksi cair-cair dengan fase diam silika gel
GF254, pengembang diklorometan-metanol (7:1), penampak bercak lampu
UV-254 nm. 1. anilin sulfat 2. hasil sintesis 3. Hasil sintesis yang telah
diekstraksi.
Pada kromatogram hasil ekstraksi cair-cair terdapat dua bercak utama, diduga anilin basa
dan derivat akrilamida. Bercak paling atas diperkirakan merupakan anilin basa yang
bersifat lebih nonpolar daripada derivat akrilamida. Pemisahan selanjutnya secara
kromatografi kolom klasik (KK) dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak kloroformmetanol (9:1). Fraksi-fraksi KK dipantau secara KLT dengan pengembang diklorometanmetanol (7:1) dan dibandingkan dengan hasil sintesis. Fraksi 49-88, memberikan bercak
yang sama pada kromatogram KLT, mengandung hasil sintesis yaitu derivat akrilamida
dengan nilai Rf lebih kecil daripada anilin. Pemantauan fraksi lebih lanjut menunjukkan
fraksi 50-88 memberikan satu bercak yang sama. Berdasarkan hal tersebut fraksi 50-88
digabungkan, dikeringkan, dan diuji kemurniannya.
Gambar 4.4
Kromatogram KLT fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom klasik (KK)
dengan fase diam silika gel GF254, pengembang diklorometan-metanol
(7:1) di bawah lampu UV-254 nm.
13
Gabungan fraksi KK yang memberikan satu bercak yang sama pada kromatogram
digabungkan dan diuji kemurniannya. Uji kemurnian dilakukan dengan kromatografi lapis
tipis dua dimensi dengan pengembang diklorometan-metanol (7:1) dan etilasetat-metanol
(7:1). Hasil pengembangan disemprot dengan penyemprot bercak universal asam sulfat
10%. Uji kemurnian memberikan satu bercak di bawah lampu UV-254 dan menunjukkan
gabungan fraksi merupakan senyawa murni. Penyemprotan dengan asam sulfat 10% tidak
memunculkan bercak karena konsentrasi senyawa yang ditotolkan rendah.
Gambar 4.5 Kromatogram uji kemurnian secara KLT 2 dimensi menggunakan fase diam
silika gel GF254, pengembang diklorometan-metanol (7:1) di bawah lampu
UV-254 nm.
Salah satu produk sintesis murni dikarakterisasi secara spektrofotometri ultraviolet dan
spektrofotometri inframerah. Spektrum isolat dibandingkan dengan spektrum akrilamida
dan spektrum anilin sulfat. Akrilamida memberikan serapan maksimum pada panjang
gelombang 196 nm, sesuai dengan pustaka (Harahap, 2006). Anilin sulfat memberikan
puncak pada dua panjang gelombang, puncak tertinggi pada 229 nm dan puncak lainnya
pada 280 nm sesuai dengan pustaka (Creswell, 1982). Isolat memberikan puncak pada
panjang gelombang 253 nm, lebih besar daripada panjang gelombang serapan maksimum
akrilamida. Pada spektrum ultraviolet isolat terdapat dua puncak pada panjang gelombang
253 nm dan 295 nm. Analisis di daerah ultraviolet jauh, sulit dilakukan karena adanya
puncak-puncak pelarut ataupun senyawa organik lain. Oleh karena itu analisis akrilamida,
dengan puncak 196 nm di daerah ultraviolet jauh, akan memberikan hasil yang lebih baik
bila dilakukan berdasarkan puncak derivatnya, yaitu pada panjang gelombang yang lebih
besar atau di daerah ultraviolet dekat.
14
Akrilamida
196 nm
.
Gambar 4.6 Spektrum ultraviolet akrilamida dalam pelarut air.
Anilin Sulfat
229 nm
280 nm
Gambar 4.7 Spektrum ultraviolet anilin sulfat dalam pelarut air.
Isolat
produk sintesis
253 nm
295 nm
Gambar 4.8 Spektrum ultraviolet isolat dalam pelarut etanol.
Spektrum inframerah memberikan informasi keberadaan gugus dalam senyawa. Spektrum
inframerah akrilamida pada Gambar 4.1 menunjukkan adanya gugus N-H, C-H, C=O, C=C
alifatik, dan C-N. Spektrum inframerah anilin sulfat pada Gambar 4.2 menunjukkan
adanya gugus N-H, C-H, C=C aromatik, dan C-N. Spektrum inframerah isolat pada
Gambar 4.3 menunjukkan adanya gugus N-H, C-H, C=O, C=C alifatik dan aromatik, dan
C-N.
15
Akrilamida
O
NH2
C-H
2811
N-H
3347
C-N
C=O
1349
1670 C=C
1612
Gambar 4.9 Spektrum inframerah akrilamida dalam cakram KBr.
NH2
Anilin Sulfat
.1/2 H2SO4
Aromatik
1562
N-H
3397
C-N
1122
C-H
2923
Gambar 4.10 Spektrum inframerah anilin sulfat. dalam cakram KBr
NH2
Isolat
NH
O
C=O
1730
N-H
3405
C-N
1168
Aromatik
1504
C-H
2923
Gambar 4.11 Spektrum inframerah isolat dalam cakram KBr.
16
Berdasarkan struktur, akrilamida dan isolat memiliki persamaan yaitu adanya gugus amida,
ditandai dengan adanya puncak pada daerah gugus N-H, C=O, dan C-N.. Akrilamida
memberikan puncak pada bilangan gelombang 3397 cm-1, 1670 cm-1, dan 1349 cm-1, dan
isolat memberikan puncak pada bilangan gelombang 3405 cm-1, 1730 cm-1, dan 1168 cm-1
yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki gugus amida. Perbedaan isolat dengan
akrilamida adalah keberadaan cincin benzena aromatik dan ikatan rangkap alifatik. Isolat
memiliki gugus aromatik, sedangkan akrilamida memiliki gugus ikatan rangkap karbon
alifatik. Perbedaan dibuktikan dengan adanya puncak pada bilangan gelombang 1504 cm-1
pada spektrum isolat, sedangkan akrilamida tidak memberikan puncak pada daerah gugus
aromatik. Akrilamida memberikan puncak pada daerah gugus karbon ikatan rangkap
alifatik, yaitu pada bilangan gelombang 1670 cm-1 sedangkan isolat tidak memberikan
puncak.
Struktur anilin sulfat dan isolat sama-sama memiliki gugus aromatik, tetapi isolat memiliki
gugus karbonil sedangkan anilin sulfat tidak. Hal ini terlihat pada spektrum keduanya.
Puncak gugus aromatik ditunjukkan isolat pada bilangan gelombang 1504 cm-1 dan anilin
sulfat pada bilangan gelombang 1562 cm-1. Puncak gugus karbonil ditunjukkan isolat pada
bilangan gelombang 1730 cm-1, sedangkan anilin sulfat tidak memberikan puncak pada
daerah gugus karbonil yaitu pada bilangan gelombang 1690-1760 cm-1. Spektrum
inframerah isolat sesuai dengan struktur yang diperkirakan yaitu memiliki gugus amida
dan aromatik.
Download