Modul Bahasa Indonesia [TM15]

advertisement
MODUL BAHASA INDONESIA
EJAAN
Fakultas
Program Studi
Ekonomi
Akuntansi
Modul
14
Kode MK
Disusun Oleh
MK90008
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Abstract
Kompetensi
Materi ejaan mencakupi, antara lain,
penulisan huruf, kata, gabungan kata,
bilangan, singkatan dan akronim, dan
tanda baca.
Mahasiswa diharapkan memahami
pengertian ejaan dan mampu
menggunakannya dalam menulis.
KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA
Pengertian
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan
melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada arti mengeja (kata atau
nama), yaitu menyebutkan huruf demi huruf pada kata atau nama itu. Di dalam
bahasa, sebetulnya, ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Jadi,
pengertian ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dalam bentuk
tulisan dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Pemakaian Huruf
Di dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai
berikut.
Huruf
dibaca
huruf
dibaca
A
a
N
en
B
be
O
O
C
ce
P
pe
D
de
Q
ki
E
e
R
er
F
ef
S
es
G
ge
T
te
H
ha
U
u
I
I
V
fe
J
je
W
we
2016
2
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
K
ka
X
eks
L
el
Y
ye
M
em
Z
zet
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf
dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia.
Singkatan
Dibaca
Bukan dibaca
ABC
a-be-ce
e-bi-ci
AC
a-ce
a-se
BBC
be-be-ce
bi-bi-si
ICCU
i-ce-ce-u
ai-si-si-yu
IUD
i-u-de
ai-yu-di
LCC
el-ce-ce
LPG
el-pe-ge
el-pi-ji
MTQ
em-te-ki
em-te-kiu
TV
te-ve
ti-vi
WC
we-ce
we-se
l-si-si
Pemakaian huruf
A. Pemakaian huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
terdapat tiga belas kaidah penulisan huruf kapital.Berikut ini disajikan
beberapa hal yang masih perlu dipermasalahkan.
2016
3
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal keagaman, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya, Allah, Yang Mahakuasa, Quran, Injil; atas rahmat-Mu (bukan atas
rahmatMu) dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya).
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk
menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, puasa, doa, dan misa.
Misalnya, Saya akan mengikuti misa di gereja itu; dan Ia diangkat menjadi
imam masjid di kampungnya.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya, Haji Dedy Mizwar, Sultan Hasanudin, Nabi Ibrahim, Imam Hanafi.
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya, Ayahnya menunaikan ibadah haji (bukan Ayahnya menunaikan
ibadah Haji; Sebagai seorang sultan ia tidak bertindak sewenang-wenang
(bukan Sebagai seorang Sultan ia tidak bertindak sewenang-wenang).
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya, Gubernur Fauzi Bowo, Laksamana Muda Udayana, Presiden
Barack Obama, Gubernur Sumatra Utara, Rektor Universitas Mercu Buana.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
2016
4
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Misalnya, Ia dikenal sebagai gubernur yang ramah terhadap masyarakat yang
dipimpinnya( bukanIa dikenal sebagai Gubernur yang ramah terhadap
masyarakat yang dipimpinnya)
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya, bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Mandarin.
Perhatikan penulisan yang berikut.
mengindonesiakan
kata-kata
asing;
keinggris-inggrisan;
kebelanda-
belandaan.
Perlu diingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama
bangsa, nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan
bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya, bangsaIndonesia (bukan BangsaIndonesia); suku Jawa (bukan
Suku Jawa); bahasa Mandarin (bukan Bahasa Mandarin).
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya, tahun Masehi (bukan Tahun Masehi); bulan Juni (bukan Bulan
Juni); hariNatal (bukan Hari Natal); Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
(bukan proklamasi kemerdekaan Indonesia).
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya, Teluk Jakarta (bukan teluk Jakarta); Bukit Barisan (bukan bukit
Barisan); Danau Singkarak (bukan danau Singkarak).
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
2016
5
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berlayar sampai ke teluk; Lihatlah danau itu kotor sekali; Banyak bukit di
sepanjang perjalanan antara Balikpapan—Samarinda.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya, Departemen Pendidikan Nasional; Undang-Undang Dasar 1945;
Dewan Perwakilan Rakyat.
Perhatikan penulisan berikut.
Ia menjadi pegawai di salah satu departemen (bukan Ia menjadi pegawai di
salah satu Departemen).
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman yang dipakai
sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya, Kapan Bapak pulang?, Apa itu, Bu?, Surat Saudara sudah saya
terima.
Perhatikan penulisan berikut.
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita; Ia mengantar saudara
kembarnya.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya, Tahukah Anda gaji pegawai negeri dinaikkan hanya 5%? (bukan
Tahukah anda gaji pegawai negeri dinaikkan 5%).
B. Pemakaian Huruf Miring
2016
6
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan
dinyatakan dalam tanda garis bawah, dipakai untuk (1) menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan (3)
menuliskan nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali kata yang telah
disesuaikan ejaannya.
Misalnya,
Majalah Kartini sangat digemari kaum wanita.
Sudahkah Anda membaca buku Quantum Learning?
Tabloid Nova dapat merebut hati pembaca.
Penulisan Kata
Mengenai penulisan kata, yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1) Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
dikelola (bukan di kelola )
ketujuh (bukan ke tujuh)
2) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis
serangkai.
Misalnya:
saptakrida (bukan sapta krida)
subbagian (bukan sub bagian)
2016
7
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
nonaktif (bukan non aktif)
3) Bentuk dasar merupakan gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran
ditulis serangkai atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara
unsur gabungan kata itu.
Misalnya:
Bertolak belakang (bukan bertolakbelakang atau bertolak-belakang)
Tanda tangani (bukan tandatangani bukan tanda-tangani)
Mendarah daging (bukan mendarahdaging atau mendarah-daging)
4) Bentuk dasar yang berupa gabungan kata yang mendapat awalan dan
akhiran ditulis serangkai.
Misalnya:
Melatarbelakangi (bukan melatar belakangi atau melatar-belakangi)
Menghancurleburkan (bukan menghancur leburkan atau menghancurleburkan)
Pertanggungjawaban (bukan pertanggung jawaban atau pertanggungjawaban)
Dibumihanguskan (dibumi hanguskan atau dibumi-hanguskan)
5) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya capital, di antara
kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung.
Misalnya:
Non-AC (bukan nonAC)
2016
8
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Nonblok atau non-Blok (bukan non blok)
6) Kata ulang yang ditulis menggunakan tanda hubung di antara kedua
unsurnya.
Misalnya:
Anak-anak (bukan anak anak)
Terus-menerus (bukan terus menerus)
7) Kata depan di dan ke ditulis teripsah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Di kampus (bukan dikampus)
Ke mana (bukan kemana)
8) Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Si pengirim (bukan sipengirim)
9) Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Satu per satu masuk ke dalam kelas (bukan satu persatu masuk ke dalam
kelas)
Dua pertiga (bukan dua per tiga)
Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan,
ditulis terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang
mempunyai makna penuh.
Misalnya:
2016
9
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Apa pun (bukan apapun); mereka pun (bukan merekapun); ke mana pun
(bukan kemanapun).
10) Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan.
Di dalam masyarakat muncul singkata Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR
untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah
karena singkata Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolaholah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT
(perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
11) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah ketatanegaraan, badan atau
organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti
tanda titik.
Misalnya: PT (bukan P.T)
12) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik.
Misalnya:
sda (bukan s.d.a)
ttd (bukan t.t.d)
13) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Misalnya:
Rp (bukan Rp.)
Km (bukan km.)
2016
10
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
14) Akronim nama diri, yang berupa ganbungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kcapital.
Misalnya:
Bappenas (bukan BAPPENAS)
Polri (bukan POLRI)
15) Kata ganti dalam bahasa Indonesia ada bermacam-macam, seperti saya,
aku, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka. Penulisan kata ganti seperti
itu tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekkan,
yakni aku menjadi ku, engkau menjadi kau, atau dia menjadi nyakadangkadang menimbulkan keraguan dalam penulisannya, serangkaikah atau
terpisahkah, terutama ku dank au yang diletakkan sebelum kata berikutnya.
Di dalam ejaan secara tegas dinyatakan bahwa kata gant ku dank kau
dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
kutulis (bukan ku tulis)
kaubantu (bukan kau bantu)
16) Angka dan lambang bilangan dalam pedoman ejaan dapat ditulis dengan dua
cara, yaitu (1) dengan angka Arab (angka Romawi) dan (2) dengan huruf.
Ketentuannya sebagai berikut.
a. Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan
ukuran (panjang, luas, isi, berat) satuan waktu, nilai uang, atau yang
2016
11
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang
bukan pada dokumen resmi. Misalnya:
5 sentimeter (bukan lima sentimeter)
25 liter (bukan dua puluh lima liter)
Rp5.000,00 (bukan lima ribu rupiah)
No. 14 (bukan nomor empat belas)
b. Bilangan dalam rincian juga dituliskan dengan angka.
c. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
dituliskan dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan dengan lebih dari
dua kata dituliskan dengan angka. Misalnya:
tiga ribu orang (bukan 3000 orang)
dua belas bus (bukan 12 bus)
24 kambing (bukan dua puluh empat kambing)
17)
Pemakaian tanda baca yang serin ditulis secara salah adalah sebagai
berikut.
a.
tanda titik dan tanda koma pada singkatan nama orang dan gelar
akademik.
Misalnya,
Harun, S.H. (bukan Harun SH)
Sulastri, M.Sc. (bukan Sulastri MSc)
M.O. Suryana (bukan MO. Suryana)
2016
12
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
M. Mawardi, S.E., M.A.
b. tanda koma digunakan untuk mengiringi kata seru
Misalnya,
Wah, (bukan Wah!)
Ah, (bukan Ah!)
c. tanda hubung dan tanda pisah sering dikacaukan penggunaannya.
Misalnya,
alat pandang- dengar (bukan alat pandang –dengar)
PresidenRI—Susilo Bambang Yudoyono—sedang melawat ke Jepang
(bukan Presiden RI-Susilo Bambang Yudoyono-sedang melawat ke
Jepang.
Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsure dari bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan
Inggris.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi
menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan
ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dicantumkan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal
2016
13
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa
Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti
aturan penyesuaian tadi. Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku
Tidak Baku
apotek
apotik
atlet
atlit
atmosfer
atmosfir
aktif
aktip
aktivitas
aktifitas
advokat
adpokat
asasi
azazi
analisis
analisa
definisi
divinisi
diferensial
differensial
ekspor
eksport
esai
esei
formal
formil
foto
photo
frekuensi
frekwensi
hakikat
hakekat
hierarki
hirarki
hipotesis
hipotesa
istri
isteri
2016
14
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ijazah
ijasah
izin
ijin
jenderal
jendral
jadwal
jadual
komedi
komidi
konkret
konkrit
karier
karir
kongres
konggres
kompleks
komplek
katalisis
katalisa
kuantum
kwantum; quantum
konsekuensi
konsekwensi
kualifikasi
kwalifikasi
kualitas
kwalitas
kuitansi
kwitansi
konfrontasi
konfrontir
koordinasi
koordinir
konduite
kondite
likuidasi
likwidasi
metode
metoda
mantra
mantera
misi
missi
nasihat
nasehat
2016
15
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
objek
obyek
putra;putrid
putera;puteri
rasional
rasionil
rezeki
rejeki;rizki
sistem
sistim
sintesis
sintesa
subjek
subyek
sah
syah
saraf
syaraf
sutera
sutra
standar
standard
standardisasi
standarisasi
survai
survey
teoretis
teoritis
telepon
tilpon;telpon
tradisional
tradisionil
teknik
tehnik
terampil
trampil
tim
team
wujud
ujud
zaman
jaman
2016
16
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2016
17
Bahasa Indonesia
Dra. Hj. Ekawati, M. Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download