MODUL BAHASA INDONESIA EJAAN Fakultas Program Studi Ekonomi Akuntansi Modul 14 Kode MK Disusun Oleh MK90008 Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Abstract Kompetensi Materi ejaan mencakupi, antara lain, penulisan huruf, kata, gabungan kata, bilangan, singkatan dan akronim, dan tanda baca. Mahasiswa diharapkan memahami pengertian ejaan dan mampu menggunakannya dalam menulis. KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA Pengertian Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada arti mengeja (kata atau nama), yaitu menyebutkan huruf demi huruf pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya, ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Jadi, pengertian ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dalam bentuk tulisan dengan menggunakan huruf dan tanda baca. Pemakaian Huruf Di dalam abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut. Huruf dibaca huruf dibaca A a N en B be O O C ce P pe D de Q ki E e R er F ef S es G ge T te H ha U u I I V fe J je W we 2016 2 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id K ka X eks L el Y ye M em Z zet Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia. Singkatan Dibaca Bukan dibaca ABC a-be-ce e-bi-ci AC a-ce a-se BBC be-be-ce bi-bi-si ICCU i-ce-ce-u ai-si-si-yu IUD i-u-de ai-yu-di LCC el-ce-ce LPG el-pe-ge el-pi-ji MTQ em-te-ki em-te-kiu TV te-ve ti-vi WC we-ce we-se l-si-si Pemakaian huruf A. Pemakaian huruf Besar atau Huruf Kapital Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas kaidah penulisan huruf kapital.Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu dipermasalahkan. 2016 3 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagaman, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya, Allah, Yang Mahakuasa, Quran, Injil; atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu) dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya). Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, puasa, doa, dan misa. Misalnya, Saya akan mengikuti misa di gereja itu; dan Ia diangkat menjadi imam masjid di kampungnya. 2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya, Haji Dedy Mizwar, Sultan Hasanudin, Nabi Ibrahim, Imam Hanafi. Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya, Ayahnya menunaikan ibadah haji (bukan Ayahnya menunaikan ibadah Haji; Sebagai seorang sultan ia tidak bertindak sewenang-wenang (bukan Sebagai seorang Sultan ia tidak bertindak sewenang-wenang). 3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya, Gubernur Fauzi Bowo, Laksamana Muda Udayana, Presiden Barack Obama, Gubernur Sumatra Utara, Rektor Universitas Mercu Buana. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. 2016 4 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya, Ia dikenal sebagai gubernur yang ramah terhadap masyarakat yang dipimpinnya( bukanIa dikenal sebagai Gubernur yang ramah terhadap masyarakat yang dipimpinnya) 4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya, bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Mandarin. Perhatikan penulisan yang berikut. mengindonesiakan kata-kata asing; keinggris-inggrisan; kebelanda- belandaan. Perlu diingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, bangsaIndonesia (bukan BangsaIndonesia); suku Jawa (bukan Suku Jawa); bahasa Mandarin (bukan Bahasa Mandarin). 5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya, tahun Masehi (bukan Tahun Masehi); bulan Juni (bukan Bulan Juni); hariNatal (bukan Hari Natal); Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (bukan proklamasi kemerdekaan Indonesia). 6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Misalnya, Teluk Jakarta (bukan teluk Jakarta); Bukit Barisan (bukan bukit Barisan); Danau Singkarak (bukan danau Singkarak). Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut. 2016 5 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berlayar sampai ke teluk; Lihatlah danau itu kotor sekali; Banyak bukit di sepanjang perjalanan antara Balikpapan—Samarinda. 7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Misalnya, Departemen Pendidikan Nasional; Undang-Undang Dasar 1945; Dewan Perwakilan Rakyat. Perhatikan penulisan berikut. Ia menjadi pegawai di salah satu departemen (bukan Ia menjadi pegawai di salah satu Departemen). 8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya, Kapan Bapak pulang?, Apa itu, Bu?, Surat Saudara sudah saya terima. Perhatikan penulisan berikut. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita; Ia mengantar saudara kembarnya. 9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya, Tahukah Anda gaji pegawai negeri dinaikkan hanya 5%? (bukan Tahukah anda gaji pegawai negeri dinaikkan 5%). B. Pemakaian Huruf Miring 2016 6 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dalam tanda garis bawah, dipakai untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya, Majalah Kartini sangat digemari kaum wanita. Sudahkah Anda membaca buku Quantum Learning? Tabloid Nova dapat merebut hati pembaca. Penulisan Kata Mengenai penulisan kata, yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut. 1) Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: dikelola (bukan di kelola ) ketujuh (bukan ke tujuh) 2) Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai. Misalnya: saptakrida (bukan sapta krida) subbagian (bukan sub bagian) 2016 7 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id nonaktif (bukan non aktif) 3) Bentuk dasar merupakan gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu. Misalnya: Bertolak belakang (bukan bertolakbelakang atau bertolak-belakang) Tanda tangani (bukan tandatangani bukan tanda-tangani) Mendarah daging (bukan mendarahdaging atau mendarah-daging) 4) Bentuk dasar yang berupa gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran ditulis serangkai. Misalnya: Melatarbelakangi (bukan melatar belakangi atau melatar-belakangi) Menghancurleburkan (bukan menghancur leburkan atau menghancurleburkan) Pertanggungjawaban (bukan pertanggung jawaban atau pertanggungjawaban) Dibumihanguskan (dibumi hanguskan atau dibumi-hanguskan) 5) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya capital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung. Misalnya: Non-AC (bukan nonAC) 2016 8 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Nonblok atau non-Blok (bukan non blok) 6) Kata ulang yang ditulis menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya. Misalnya: Anak-anak (bukan anak anak) Terus-menerus (bukan terus menerus) 7) Kata depan di dan ke ditulis teripsah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Di kampus (bukan dikampus) Ke mana (bukan kemana) 8) Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: Si pengirim (bukan sipengirim) 9) Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: Satu per satu masuk ke dalam kelas (bukan satu persatu masuk ke dalam kelas) Dua pertiga (bukan dua per tiga) Partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan, ditulis terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh. Misalnya: 2016 9 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Apa pun (bukan apapun); mereka pun (bukan merekapun); ke mana pun (bukan kemanapun). 10) Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam masyarakat muncul singkata Dr. untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkata Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolaholah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar). 11) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik. Misalnya: PT (bukan P.T) 12) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti tanda titik. Misalnya: sda (bukan s.d.a) ttd (bukan t.t.d) 13) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Rp (bukan Rp.) Km (bukan km.) 2016 10 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 14) Akronim nama diri, yang berupa ganbungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kcapital. Misalnya: Bappenas (bukan BAPPENAS) Polri (bukan POLRI) 15) Kata ganti dalam bahasa Indonesia ada bermacam-macam, seperti saya, aku, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka. Penulisan kata ganti seperti itu tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekkan, yakni aku menjadi ku, engkau menjadi kau, atau dia menjadi nyakadangkadang menimbulkan keraguan dalam penulisannya, serangkaikah atau terpisahkah, terutama ku dank au yang diletakkan sebelum kata berikutnya. Di dalam ejaan secara tegas dinyatakan bahwa kata gant ku dank kau dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: kutulis (bukan ku tulis) kaubantu (bukan kau bantu) 16) Angka dan lambang bilangan dalam pedoman ejaan dapat ditulis dengan dua cara, yaitu (1) dengan angka Arab (angka Romawi) dan (2) dengan huruf. Ketentuannya sebagai berikut. a. Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan ukuran (panjang, luas, isi, berat) satuan waktu, nilai uang, atau yang 2016 11 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi. Misalnya: 5 sentimeter (bukan lima sentimeter) 25 liter (bukan dua puluh lima liter) Rp5.000,00 (bukan lima ribu rupiah) No. 14 (bukan nomor empat belas) b. Bilangan dalam rincian juga dituliskan dengan angka. c. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituliskan dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan dengan lebih dari dua kata dituliskan dengan angka. Misalnya: tiga ribu orang (bukan 3000 orang) dua belas bus (bukan 12 bus) 24 kambing (bukan dua puluh empat kambing) 17) Pemakaian tanda baca yang serin ditulis secara salah adalah sebagai berikut. a. tanda titik dan tanda koma pada singkatan nama orang dan gelar akademik. Misalnya, Harun, S.H. (bukan Harun SH) Sulastri, M.Sc. (bukan Sulastri MSc) M.O. Suryana (bukan MO. Suryana) 2016 12 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id M. Mawardi, S.E., M.A. b. tanda koma digunakan untuk mengiringi kata seru Misalnya, Wah, (bukan Wah!) Ah, (bukan Ah!) c. tanda hubung dan tanda pisah sering dikacaukan penggunaannya. Misalnya, alat pandang- dengar (bukan alat pandang –dengar) PresidenRI—Susilo Bambang Yudoyono—sedang melawat ke Jepang (bukan Presiden RI-Susilo Bambang Yudoyono-sedang melawat ke Jepang. Penulisan Unsur Serapan Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsure dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal 2016 13 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi. Berikut ini contoh unsur serapan itu. Baku Tidak Baku apotek apotik atlet atlit atmosfer atmosfir aktif aktip aktivitas aktifitas advokat adpokat asasi azazi analisis analisa definisi divinisi diferensial differensial ekspor eksport esai esei formal formil foto photo frekuensi frekwensi hakikat hakekat hierarki hirarki hipotesis hipotesa istri isteri 2016 14 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ijazah ijasah izin ijin jenderal jendral jadwal jadual komedi komidi konkret konkrit karier karir kongres konggres kompleks komplek katalisis katalisa kuantum kwantum; quantum konsekuensi konsekwensi kualifikasi kwalifikasi kualitas kwalitas kuitansi kwitansi konfrontasi konfrontir koordinasi koordinir konduite kondite likuidasi likwidasi metode metoda mantra mantera misi missi nasihat nasehat 2016 15 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id objek obyek putra;putrid putera;puteri rasional rasionil rezeki rejeki;rizki sistem sistim sintesis sintesa subjek subyek sah syah saraf syaraf sutera sutra standar standard standardisasi standarisasi survai survey teoretis teoritis telepon tilpon;telpon tradisional tradisionil teknik tehnik terampil trampil tim team wujud ujud zaman jaman 2016 16 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2016 17 Bahasa Indonesia Dra. Hj. Ekawati, M. Pd. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id