leptospirosis

advertisement
LEPTOSPIROSIS
Suharyo
1
Pendahuluan
Leptospirosis adl infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira
= weil disease, canicola fever, hemorrhagic jaundice, mud fever atau
swineherd disease
Penemu adolf weil 1886
1915 Inada menemukan penyebab leptospirosis: Spirochaeta
icterohemorrhagiae
2
Epidemiologi
►
Kosmopolit
►
31% anak kota & 10% anak desa terpapar leptospira
►
Di Indonesia tersebar luas di P. Jawa, Sumsel, Riau,
Sumbar, Sumut, Bali, NTB, Sulsel, kaltim, dan Kalbar.
►
KLB pernah di Riau(1986), Jakarta (2002), Bekasi (2002),
Semarang (2003)
3
 Leptospira dapat menyerang semua jenis mamalia seperti tikus,
anjing, kucing, landak, sapi, burung, dan ikan.
 Amerika melaporkan 15-40% anjing terinfeksi, & penelitian lain
90% tikus.
 Manusia yang berisiko tertular adl yg pekerjaannya berhub. dg
hewan liar dan peternakan.
 Orang hobi berenang juga risiko tinggi
 Angka kematian relatif rendah, mencapai 20% jika disertai ikterus
dan kerusakan ginjal
 Usia 51 tahun mortalitas mencapai 56%.
4
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
epidemiologi leptospirosis (Faine dkk.,1999)
Concentration of
carriers
Environmental
Leptospira load
Contact with carriers
Social cultural factor
Direct transmission
Geographical climatic
factor
Indirect transmission
5
Tiga pola epidemiologi leptospira menurut Faine, dkk.(1999).
Pola Pertama
Ditemukan dalam iklim sedang, sejumlah kecil serovar terlibat dalam penularan
pada manusia hampir selalu terjadi akibat kontak langsung dengan binatang
yang terinfeksi ; di peternakan sapi atau babi. Imunisasi kemungkinan dapat
mengendalikan penularan pada hewan dan manusia
Pola ke dua
Ditemukan dalam daerah tropis, banyak serovar terlibat dalam penularan pada
manusia dan binatang. Manusia terpapar tidak terbatas pada pekerjaan, tetapi
terjadinya kontaminasi lingkungan dari binatang terinfeksi terutama musim hujan
Pola ke ketiga
Infeksi oleh binatang pengerat pada lingkungan perkotaan/urban yang
menyebabkan wabah di daerah kumuh (terutama di negara berkembang)
6
7
Jml. kasus leptospirosis
Peta kasus leptospirosis dan stratifikasi leptospirosis di P. Jawa dan Bali, tahun 2003-2005
Jawa Barat
40
35
30
25
20
2003
2004
10
5
0
Kt. Smg
Demak
Pw r
Klaten
Jawa
Tengah
Banten
Jawa
Timur
Jml. kasus leptospirosis
2005
15
Bali
6
2004
4
2005
2
0
Kt. Tangerang
Tengerang
Grafik Kasus leptospirosis tahun
2003-2005 di P. Jawa dan Bali;
Grafik 1. Kasus leptospirosis di Prop.Banten
Grafik 2. Kasus leptospirosis di Prop. Jawa
Tengah
8
Daerah Leptospirosis di Indonesia
(Pedoman penanggulangan Leptospirosis di Indonesia, 2005)
9
Sumber : Din. Kes. Prop, Jawa Tengah. 2005
Daerah leptospirosis di Jawa Tengah, 2005
10
Etiologi
Penyebab: bakteri Leptospira ordo Spirochaeta
famili Trepanometaceae
► Bakteri berbentuk benang panjang 6-12
mikrom.
► Spesies L. Interrogans dpt menginfeksi manusia
► Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
► Berbentuk spiral dan ujungnya seperti pengait
► Aktif bergerak maju, mundur, berbelok.
►
11
►
►
Peka terhadap asam
Tahan 1 bulan di air
► Tdk
tahan air pekat spt selokan, air laut/selokan
► Lingkungan yang cocok adl tanah panas dan
lembab
► Dpt hidup sampai 43 hr
► Masa inkubasi 7-12 hr rata-rata 10 hr
12
Gejala & tanda
► Setelah
infeksi beredar di seluruh tubuh dan
menimbulkan kerusakan organ jantung, otak, &
ginjal
► Bersifat
ikterik
subklinis kecuali kasus berat, 90% tdk
Pemeriksaan leptospirosis
13
Manfestasi klinis
► Fase Pertama (leptospiramia)
ditandai demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot,
ikterus, sakit kepala, nyeri perut, gangguan ginjal, hati,
meningitis, berlangsung 4-9 hari
► Fase
kedua (imun)
titer IgM meningkat dengan cepat, gangguan klinis
memuncak, terjadi leptopiura, 1 mg-1 bl
► Fase
ketiga (konvalesen)
gejala klinis berkurang, dapat timbul lagi, 2- 4 mg
14
Gejala klinis
Sindroma,fase
Gejala klinis
Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik
Fase leptospiremia (3-7 hari)
Demam tinggi, nyeri kepala,
myalgia, nyeri perut, mual,
muntah conjuctival suffusion
Darah, LCS (liquor cerebro
spinalis)
Fase imune
(3-30 hari)
Demam ringan, nyeri kepala,
muntah meningitis aseptic
Urine
Leptospirosis ikterik
Fase leptospiremia dan immun
overlaping)
Demam, nyeri kepala,
myalgia, ikterik, gagal ginjal,
hipotensi, manifestasi
pendarahan, pneumonitis
hemorrhagic, leucositosis
Darah, LCS (minggu 1),
urine (minggu 2)
Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis;
1.
2.
3.
4.
5.
Demam (100%)
Injeksi siller (59%)
Ikterik (40%)
Nyeri tekan oto (45%
Nyeri otot/seluruh tubuh (31%)
6.
7.
8.
9.
10.
Gejala ganguan perut (29%)
Sakit kepala (25%)
Proteinuria (25%)
Menggigil (22%)
Azotemia (20%)
10.
11.
12.
13.
Hepatomegali (18%)
Speinomegali (6%)
Perdarahan (5%)
Batuk (4%)
15
Patogenitas
1.Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel
kapiler), nephritis interstisial (radang ginjal), nekrosis
tubuler (kematian sel atau jaringan tubulus pada ginjal),
renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler,
paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi
pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
2.Fase imun
Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul
antibodi. Leptospira menetap di dalam tubulus proksimal
ginjal dan dapat keluar melalui air seni setelah
berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap
di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan
uveitis kronis atau uveitis berulang.
Warna mata penderita
leptospirosis
3.Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence
terjadi perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula
yang terjadi pada minggu ke 2-4, patogenesis belum
diketahui dengan pasti.
Kerusakan ginjal
penderita leptospirosis
16
Penularan
Cara:
► Kontak dengan air, tanah, atau lumpur yg
tercemar
► Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan
terinfeksi
► Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
► Infeksi yang tersering adalah melalui cara yang
pertama, melalui luka, lecet, mukosa, kulit intak
tp lama di air
17
Faktor Resiko terpapar leptospirosis
1. Kebiasaan penduduk
Wawancara
•Tingkat pendidikan bukan
faktor resiko paparan
leptospirosis (RR = 0,61<1 :
0,25<RR<1,86), p>0,05) .
•Mandi di sungai/
genangan air beresiko
terpapar leptospirosis
Mandi di genangan
(RR = 1,86>1 : 0,58<RR<5,95),
p>0,05)
18
•Cuci di sungai/genangan air
beresiko terpapar leptospirosis
(RR = 1,63>1 :0,58<RR<4,56;
p>0,05)
Cuci dan mandi di sungai
•Memancing ikan bukan
faktor resiko terpapar
leptospirosis (RR = 0,25<1 :
0,06 – 1,05) p>0,05)
Mancing di sungai
19
•Mencari belut,ikan/katak di
sawah bukan faktor resiko
terpapar leptospirosis (RR =
0,48<1 : 0,07 – 3,41; p>0,05)
Mencari katak/belut di sawah
•Berenang faktor resiko terpapar
leptospirosis (RR = 2,22>1 :
0,71<RR<6,96; p>0,050
Berenang
20
•Peliharaan kucing dan kandang
ternak di dalam rumah, kambing
dan unggas beresiko terpapar
leptospirosis (RR = 1,22>1 :
0,41<RR<3,63; p>0,05)
Memelihara unggas, kucing dan kambing.
Kandang dalam rumah
2. Pekerjaan
Petani sawah
•Petani sawah tidak beresiko
terpapar leptospirosis (RR =
0,41<1 : 0,06<RR<2,96),
p>0,05)
21
•Nelayan tidak beresiko
terpapar leptospirosis
Nelayan
•(RR = 1,00 : 0,14-6,53), p>0,05)
•Pedagang pasar tidak
beresiko terpapar
leptospirosis (RR = 0,63 < 1,00
Pedagang Pasar
: 0,09-4,34)
Pembantu Rumah tangga
beresiko terpapar
leptospirosis
(RR = 2,72>1,00 :
0,50<RR<14,69; p<0,05)
22
3. Lingkungan fisik
Rumah bukan tembok
Sampah di depan rumah
• Rumah berdinding bukan
tembok tidak berisiko
terpapar leptospirosis (RR
= 1,00 : 0,42-3,20; p>0,05
• Kebersihan luar rumah belum
dikelola berisiko terpapar
leptospirosis (RR = 3,61>1 :
1,26<RR<10,16, p<0,05)
23
• Kebersihan dapur
belum dikelola baik.
‘Becek’
Sisa makanan
Dapur belum terkelola baik
,
• Rumah bertikus (di luar (A)
dan dalam rumah (B))
berisiko terpapar
leptospirosis (RR = 5,53>1;
1,62<RR<8,83; p<0,05)
Rumah
Sampahbertikus
di depan rumah
24
2500
10
Jml. Curah hujan
2000
9
8
7
6
1500
5
1000
658.8
554.2
3
617.6
352
1
45.819.4
181 149.8
42 68.8
0 7
4
2
387.4
196
0
4
3
538.4
500
6
5
5
345
237.8
1
203.6
1.4 11.2 0.4 3.6 19.2
J P M A M J J A S O N D J P M A M J J A S O N D
Bulan
Curah hujan
2
1
0
Jml. Kasus Leptospirosis
9
2205.6
Fluktuasi jumlah Curah
hujan (mm) dan kasus
leptospirosis
Musim hujan dan kemarau
leptospirosis ditemukan di
Kab. Demak
Kasus Leptospirosis
,
Gulma di
sungai
Gulma di halaman
rumah
Gulma di halaman
sawah
Gulma di hal. rumah, sawah, dan sungai berpotensi sebagi sarang tikus
25
Pengobatan
►
Penyakit sedang atau berat: penisilin 4 x 1,5 IU atau
amoksosolin 4 x 1 gr selama 7 hr
►
Penyakit ringan: ampisilin 4 x 500 mg, amoksisilin 4 x
500 mg, atau eritomisin 4 x 500mg
26
Pencegahan
1. sanitasi lingkungan harus diperhatikan
2. kampanye rumah anti tikus
3. pemakaian APD pada pekerja
4. kewaspadaan pasca banjir
27
Evaluasi
1.
2.
3.
4.
Bagaimana tingkat bahaya penyakit
leptospirosis?
Bagaimana cara penularan leptospirosis?
Bagaimana pengobatan leptospirosis?
Bagamana cara pencegahan Leptospirosis?
28
Download